Dokumen tersebut membahas gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, termasuk defisit dan kelebihan volume cairan ekstraseluler, hipo dan hipernatremia, hipo dan hiperkalemia, penyebab, gejala klinis, dan penatalaksanaannya.
2. KETIDAKSEIMBANGAN VOLUME CAIRAN
TUBUH
Defisit volume ECF adalah berkurangnya
cairan isotonik plasma (serta hilangnya ion Na
dan air yang relatif seimbang) → disebut
dehidrasi
Penurunan 2% : dehidrasi ringan
Penurunan 5% : dehidrasi sedang
Penurunan 8% : dehidrasi berat
3. CAUSA DEHIDRASI
Ekstrarenal:
Gastrointestinal: muntah, diare, ileostomi, fistula
biliaris, perdarahan
Kulit: diaforesis, luka bakar
Ruang ketiga ( cairan diruang non ECF & non ICF, cairan
terperangkap & tdk dipakai o/ tubuh): obstruksi usus (tjd
penimbunan cairan 5-10L), peritonitis (penimbunan cairan 4-
6L di rongga peritoneal), ascites, pankreatitis, efusi
pleura, hipoalbuminuria, fraktur paha
Renal:
Penyakit ginjal: nefritis, GGA, diuretik, DM, defisiensi
aldosteron, penyakit Addison
5. PENATALAKSANAAN DEHIDRASI
Ketentuan Umum:
Berikan maintenance cairan dan ganti cairan yang hilang
Ganti kehilangan cairan yang masih berlangsung, volume per
volume
Pemberian cairan dibagi rata dalam 24 jam, kecuali keadaan
khusus
Kebutuhan volume 24 jam/m2
Maintenance: 1500 ml/m2 BSA (Body Surface Area)
Kekurangan volume cairan sedang + maintenance (penurunan
BB mendadak <5%) 2400 ml/m2 BSA Kekurangan volume
cairan yang berat + maintenance (penurunan BB mendadak
>5%) 3000 ml/m2 BSA
6. KELEBIHAN VOLUME ECF
Edema: penumpukan cairan interstisial yang
berlebihan
Edema disebabkan oleh 4 mekanisme:
Peningkatan tekanan hidrostatis kapiler (gagal
gantung kongestif)
COP (colloid osmotic presure) yang menurun
(hipoalbumin pd sirosis)
Peningkatan permiabilitas kapiler pada peradangan
Obstruksi aliran limfe (post mastektomi)
7. GAMBARAN KLINIS OVERLOAD CAIRAN ECF
Distensi vena jugularis
Peningkatan tekanan vena sentral (>11 cm H2O)
Peningkatan tekanan darah
Denyut nadi penuh, kuat
Melambatnya waktu pengosongan vena tangan (>
3-5 detik)
Edeme perifer dan periorbita
Asites, efusi pleura
Edema Paru akut : Dispnea, takipnea, ronki
basah diseluruh lapang paru
8. PERUBAHAN LABORATORIUM
Penurunan hematokrit
Protein serum rendah
Ion Na serum normal, ion Na urine rendah
(<10 mEq/24jam)
Penambahan BB 2% = kelebihan ringan
Penambahan BB 5% = kelebihan sedang
Penambahan BB 8% = kelebihan berat
9. PENATALAKSANAAN
Tergantung penyebabnya → prinsip
pembatasan asupan ion Na dan cairan Edema
paru → perlu tindakan cepat, untuk
menghindari preload yang besar (beban yang
masuk jantung) → dengan cara: Posisi
fowler, Pemberian diuretik kuat, Pemberian
oksigen
10. KETIDAK SEIMBANGAN OSMOLALITAS
Ketidakseimbangan osmolalitas adalah
ketidakseimbangan konsentrasi zat yang
terlarut (mineral) dalam cairan tubuh Karena
ion Na merupakan partikel utama ECF →
hipo/hiperosmolalitas → mencerminkan
hipo/hipernatremia Hiperglikemia → kejadian
khusus pada kasus DM, akibat defisiensi H.
Insulin
11. HIPONATREMIA
Disebabkan air yang berlebihan atau ion Na
yang berkurang (Na+ serum < 135 mEq/L)
Menyebabkan pembengkakan sel (karena
perpindahan air dari ECF ke ICF) →
mengancam jiwa → jika edem terjadi di sel
otak (peningkatan TIK)
Terapi → membuang air yang berlebihan atau
menganti ion Na
12. HIPERNATREMIA
Hipernatremia: kadar Na serum >145 mEq/L →
menyebabkan hiperosmolalitas (ECF) →
dehidrasi ICF dan pengerutan sel
Penyebab utamanya:
Kehilangan air (mengandung Na)
Penambahan ion Na dengan kekurangan air
13. PENATALAKSANAAN HIPERNATREMIA
Menurunkan ion Na serum, sebelum mencapai
kadar kritis (>160 mEq/L)
Hipernatremia dengan normovolemia → D5
per oral atau IV
Hipernatremia dengan hipervolemik → D5 dan
diuretik
Diabetes insipidus → desmopresin
14. HIPOKALEMIA
Hipokalemia → kadar ion K serum <3,5mEq/L
( K ion utama ICF) Hipokalemia berkaitan
dengan alkalosis (karena alkalosis
menyebabkan ion K berpindah dari ECF ke
ICF) Etiologi: asupan K ↓, kehilangan K lewat:
saluran cerna, ginjal, luka bakar
15. EFEK HIPOKALEMIA
Perlu diingat: diuretik, digitalis, hipokalemia
merupakan kombinasi yang
mematikan, karena diuretik → hipokalemia →
meningkatkan efek digitalis → disritmia
jantung → mati
16. PENATALAKSANAAN HIPOKALEMIA
Prinsip: memulihkan ke normovolemia
Hipokalemia → peningkatan asupan ion K per
oral atau IV (tidak boleh >20mEq/L), bolus
KCl tidak boleh IV → dapat menyebabkan
henti jantung
17. HIPERKALEMIA
Hiperkalemia: peningkatan kadar ion K
serum >5,5mEq/L
Hiperkalemia → keadaan darurat medis
yang perlu segera dikenali dan ditangani
untuk menghindari disritmia dan henti
jantung (cardiac arrest)
18. ETIOLOGI HIPERKALEMIA
1. Pengambilan darah vena yang buruk → lisis sel darah → ion K
keluar sel
2. Ekskresi tidak memadai:
GGA dan GGK
Insufisiensi adrenal
Hipoaldosteronisme
Penyakit Addison
Diuretik hemat kalium (spironolakton)
3. Berpindahnya ion K dari ICF ke ECF
Asidosis metabolik (pada gagal ginjal)
Kerusakan jaringan (luka bakar luas, cedera remuk berat,
perdarahan internal)
4. Asupan yang berlebihan:
Pemberian cepat larutan infus IV yang mengandung ion K
Pemberian cepat transfusi darah yang disimpan
Makan pengganti garam pada pasien gagal ginjal
19. GAMBARAN KLINIS HIPERKALEMIA
Neuromaskuler:
kelemahan otot → paralisis flasid pd tungkai
bawah lalu ke badan dan lengan,
Parestesia wajah, lidah, kaki, dan tangan
Saluran cerna:
Mual, diare, kolik usus
Ginjal:
Oliguria → anuria
20. PENATALAKSANAAN HIPERKALEMIA
Pada ion K sangat tinggi (7-8mEq/L) atau ada
perubahan EKG sangat mencolok →
menunjukan adanya ancaman henti jantung
→ ion K harus diturunkan dalam waktu 5
menit →
10 ml kalsium glukonat 10% IV secara
perlahan, dengan pemantauan EKG
500 ml glukose 10% dengan insulin dalam
waktu 30 menit
21. PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan secara umum pada pasien dengan
gangguan atau resiko gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit meliputi
• Kaji riwayat kesehatan dan kepearawatan untuk identifikasi
penyebab gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
• Kaji manifestasi klinik melalui :Timbang berat badan klien
setiap hari, Monitor vital sign, Kaji intake output
• Lakukan pemeriksaan fisik meliputi : Kaji turgor
kulit, hydration, temperatur tubuh dan neuromuskuler
irritability, Auskultasi bunyi /suara nafas, Kaji prilaku, tingkat
energi, dan tingkat kesadaran
• Review nilai pemeriksaan laboratorium : Berat jenis urine, PH
serum, Analisa Gas Darah, Elektrolit
serum, Hematokrit, BUN, Kreatinin Urine
22. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, gangguan
mekanisme pernafasan, abnormalitas nilai darah ar teri
2. Penurunan kardiak output berhubungan dengan dysritmia
kardio, ketidakseimbangan elektrolit
3. Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan diare, kehilangan cairan
lambung, diaphoresis, polyuria.
4. Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih berhubungan
dengan anuria, penurunan kardiak output, gangguan proses
keseimbangan, Penumpukan cairan di ekstraseluler
5. Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan kekurangan
volume cairan
6. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan atau
edema
7. Gangguan per fusi jaringan berhubungan dengan edema
23. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
a. Atur intake cairan dan elektrolit
b. Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan
intruksi dokter dengan memperhatikan : jenis
cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi dari tindakan
c. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti
:diuretik, kayexalate
d. Provide care seperti : perawatan kulit, safe environment.
24. EVALUASI/KRITERIA HASIL
Kriteria hasil meliputi :
• Intake dan output dalam batas keseimbangan
• Elektrolit serum dalam batas normal
• Vital sign dalam batas normal.