Khutbah Jumat membahas pentingnya meningkatkan ketaqwaan kepada Allah dan mematuhi protokol kesehatan dalam masa pandemi. Khatib mengajak untuk selalu berdoa, mendekatkan diri kepada Allah, dan berbuat baik agar terlindungi dari virus.
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
Khutbah Sholat Jumat Oleh Prof.Dr. H. Maksum Radji (26/06/2020)
1. Khutbah Jum’at
Disampaikan di Masjid Ash-Shofa, Depok
Tanggal: 26 Juni 2020
(Khatib: Ustadz Prof. H. Maksum Radji)
KHUTBAH PERTAMA
ّورُُرش ْنّم ّهللاّب ُذوُعَنَو ،ُهُرّفْغَتْسَنَو ُهُنْيّعَتْسَنَو ُهُدَمْـحَن ّ ه ّلِل َدْمَحالـ َّإناَنّسُفْنَأ
،ُهَل َّيداَه ََلَف ْلّلْضُي ْنَمَو ،ُهَل َّل ّضُم ََلَف ُهللا ّهّدْهَي ْنَم ،اَنّلاَمْعَأ ّتاَئهّيَس ْنّمَو
ُهَل َكْي َّرش َال ُهَدْحَو هللا َّالّإ َهَلّإ َّال نَأ ُدَهْشَأَوهُلوُسَرَو ُهُدْبَع ًادَّمَحـُم َّنَأ ُدَهْشَأَو
َسو ّيهلَص َّمُهَّلالٍدَّمَحُم اَنّدّهيَس ََلىع ُمّهل،وااله ومن وصحبه آله وعلى
َالَو ّهّتاَقُت َّقَح َ ََّّللا واُقَّتا واُنَمآ َّينذَّلا اَهُّيَأ اَي ،الكريم كتابه فى تعالى هللا قال
َونُمّلْسُم ْمُتْنَأَو َّالّإ َّنُتوُمَت
،تعالى وقالواُقَّتا واُنَمآ َّينذَّلا اَهُّيَأ اَيًادّيدَس ًال ْوَق واُلوُقَو َ ََّّللا
اًز ْوَف َازَف ْدَقَف ُهَلوُسَرَو َ ََّّللا ّعّطُي ْنَمَو ْمُكَبوُنُذ ْمُكَل ْرّفْغَيَو ْمُكَلاَمْعَأ ْمُكَل ْحّلْصُي
اًميَّظع
Maasyiral Muslimin Jama’ah Shalat Jum’ah Masjid Ash Shofa yang
dimuliakan Allah,
Pertama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang
telah melimpahkan untaian nikmat-Nya kepada kita semua, terutama
nikmat Iman, Islam, dan kesehatan pada kita semua, sehingga Allah Ta’ala
2. meringankan langkah-langkah kaki kita untuk menunaikan ibadah sholat
jum’at berjama’ah di masjid yang mulia ini.
Shalawat beserta salam semoga terlimpahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, kepada para keluarganya, para sahabatnya, serta para
pengikutnya yang istiqomah hingga akhir zaman, yang Insyaa Allah
termasuk kita semua, seraya mengharap dengan izin Allah supaya kita
kelak mendapat syafa’at-Nya di yaumil qiyamah.
Amin yaa Rabbal Aalamiin.
Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib mengajak para jamaah Shalat
Jum’at pada umumnya, khususnya pada diri khatib pribadi, untuk
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Ta’ala, dengan sebenar-benarnya
taqwa, yaitu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan larangan-
Nya.
Taqwa merupakan bekal yang terbaik bagi kita untuk menghadap Allah
SWT. Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 197,
ىَوْقَّتال ّداَّالز َرْيَخ َّنّإَف ُوادَّوَزَتَو,اَبْلَألْا يّل ْوُأاَي ّونُقَّتاَو
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan
bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal”.
Oleh sebab itu marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita
dengan sebenar-benarnya taqwa, karena taqwa merupakan bekal yang
yang terbaik untuk menghadap-Nya.
Maasyiral muslimin rahimakumullah,
Dewasa ini kita telah memasuki masa, di mana wabah pandemi Covid-
19 telah menyebar dengan cepat ke berbagai negara di seluruh dunia.
Sampai hari ini, angka kesakitan covid-19 di seluruh dunia telah
mencapai hampir 10 juta orang, dan telah menyebabkan hampir 500
ribu orang meninggal dunia.
3. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa persebaran
Covid-19 saat ini semakin cepat dan dunia terancam memasuki fase
penularan gelombang baru yang lebih berbahaya, terutama setelah
masa transisi memasuki tatanan kenormalan baru mulai dibuka,
termasuk di Indonesia.
Maasyiral muslimin rahimakumullah,
Dalam memasuki tatanan kehidupan baru ini, hampir seluruh pusat
perekonomian telah mulai dibuka kembali, termasuk rumah ibadah
dam Masjid. Dalam mengantisipasi hal ini MUI telah mengeluarkan
fatwanya yaitu Fatwa No. 31 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan
Shalat Jumat dan Jemaah untuk Mencegah Penularan Wabah Covid-
19, di lingkungan Masjid.
Adapun butir-butir yang penting dalam Fatwa MUI tersebut, antara
lain adalah,
1). Jemaah harus mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai
masker, membawa sajadah sendiri, berwudhu dari rumah, dan
menjaga jarak aman satu sama lain. Sementara itu jemaah yang sakit
dianjurkan shalat zuhur di kediamannya.
2). Perlu memperpendek pelaksanaan khutbah Jum’at dan memilih
bacaan surat al-Quran yang pendek saat shalat.
Maasyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita cermati dengan baik anjuran untuk mematuhi protokol
kesehatan ini, agar jangan sampai kita tergelincir pada pemahaman
yang keliru. Jangan sampai kita mempercayakan perlindungan kita
hanya pada masker semata. Jangan sekali-kali kita tidak sholat
berjamaah di Masjid hanya karena takut pada virus Covid-19. Namun
dikarenakan memang adanya uzur Syar’i yang diperbolehkan dalam
tuntunan Islam. Bagi anak-anak dan para lansia yang rentan terhadap
penularan wabah penyakit, dianjurkan untuk shalat berjamaah di
4. rumah bersama keluarga. Kita wajib hati-hati dengan kemurnian
aqidah kita. Jangan jadikan protokol kesehatan, masker, virus Covid-
19 menjadi Thorut atau sebagai dewa baru, akibat pemahaman kita
yang keliru.
Protokol kesehatan, hanyalah satu sisi dari bagian ikhtiar manusia.
Jangan lupa bahwa sebagai umat Islam, ada protokol yang harus juga
kita ikuti yaitu Protokol Syar'i.
Dalam panduan protokol Syar’i, ada beberapa langkah penting guna
melengkapi protokol kesehatan yang telah kita laksanakan, antara lain
adalah:
Pertama,
Senantiasa berdoa, mohon perlidungan Allah Ta’ala.
Setiap kita akan keluar rumah, lakukan protokol kesehatan dengan
baik, namun panjatkan doa agar kita selamat dan terlindung dari
wabah penyakit dan dari keburukan dunia dan keburukan akhirat.
InsyaaAlah kita akan selamat karena lindungan Allah semata.
Kedua,
Senantiasa taqorrub pada Allah, InsyaaAllah kita semakin memahami
bahwa hanya Allah Yang Maha Pelindung.
Ingatlah bahwa jasad dan hidup kita adalah amanah dari Allah Ta’ala,
dan oleh karenanya kita wajib menjaganya dengan sebaik-baiknya,
agar terhindar dari wabah Covid-19 ini.
Ketiga,
Berbuat baik kepada sesama, berinfaq dan bersedekah. Amal ibadah
ini menjauhkan kita dari berbagai keburukan, termasuk terhindar dari
wabah.
5. Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Sedekah itu dapat menolak 70 macam bencana dan yang paling
ringan (di antara bencana itu) adalah wabah penyakit kusta dan
lepra," (HR. Thabrani).
Rasulullah juga bersabda :
“Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa
mendahului sedekah” (HR. Imam Baihaqi).
Dengan demikian bersedekah dan berbuat kebaikan merupakan
perisai Syar'i bagi kita dalam menghadapi wabah penyakit.
Bukankah menyingkirkan duri dari jalan yang kita lalui adalah amal
sholeh, karena kita khawatir akan saudara kita yang akan melewati
jalan tersebut tertusuk durinya?
Demikian pula dengan ketika kita menggunakan masker, juga
merupakan amal sholeh, karena kita saling melindungi dan berharap
agar orang lain tidak tertular dan terhindar dari wabah penyakit
menular, termasuk virus Covid-19.
Empat,
Tawakkal kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan
mengadakan baginya jalan ke luar”. [Ath-Thalaq/65: 2]
ُهُبْسَح َوُهَف ّ ََّّللا ىَلَع ْلَّكَوَتَي ْنَمَو
Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya”. [Ath-Thalaq/65 : 3]
6. Maasyiral muslimin rahimakumullah,
Dengan demikian, marilah berikhtiar dengan cara mematuhi protokol
kesehatan yang dipadu dengan protokol Syar’i, seraya kita berdoa
dan bertawakal, serta berserah diri pada takdir Allah Ta’ala.
Allah berfirman,
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali
dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah
niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu”. (QS. At-Taghabun Ayat 11).
Semoga dengan kita berikhtiar, berdoa, dan bertawakkal kepada
Allah, serta beristighfar, bertaubat, dan mengakui segala kesalahan
kita, dan mengakui segala kemahabesaran-Nya, dalam menghadapi
ujian ini, InsyaaAllah dengan adanya wabah ini, Allah sedang
menyiapkan kita ke tempat yang mulia di sisi-Nya.
Semoga Allah senantiasa menolong dan melindungi kita semua,
agar kita terhindar dari wabah Covid-19 dan wabah penyakit
lainnya.
Demikianlah khutbah singkat ini, semoga bermanfaat.
Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.
ّرْكّذَو ّتاَيَألا َنّم ّهْيّف اَمّب ْمُكاَّيّإَو يّنَعَفَن َو ّمْي َّركال ّآنْرُقال يّف ْمُكَلَو يّل ُهللا َكَارَب
َقَتَو ،ّمْيّكَحال.ُمْي ّحَالر ُورُفَغال هو ُهَّنّإ ُهوُرّفْغَتْساَف ،ُهَتََلوّت ْمُكْنّمَو يّهنّم َلَّب
KHUTBAH KEDUA
و محمد نبينا ،هللا رسول على والسَلم والصَلة هلل الحمدعلىوصحبه آله
،وااله ومن،له شريك ال وحده هللا إال إله ال أن وأشهدًادهممح َّأن وأشهد
ُهورسول عبده
:بعد أما