Dokumen tersebut membahas tentang peradaban Islam pada masa Bani Umayyah di Damaskus. Isi ringkasannya adalah sebagai berikut: Bani Umayyah merupakan kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang berpusat di Damaskus dari tahun 661-750 M. Mereka berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam dan mengembangkan ilmu pengetahuan, administrasi, serta infrastruktur pada masanya. Namun dinast
1. Peradaban Islam Pada Masa
BANI UMAYYAH
Di Damaskus
XI IPS 3
Kelompok : 3
Anggota :
Trias Widiyanti
Iffana Azna Salsabilla
Lita Rahma Utami
Hani Marya Ufa
Galih Pamungkas
Triwijayanto
Firman Mustofa
Ikhsannudin Wibowo
2. Sejarah Berdirinya
BANI UMAYYAH
Bani Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah adalah kekhalifahan Islam
pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari tahun 661 M
sampai 750 M dengan Damaskus sebagai pusat pemerintahannya.
Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin 'Abd asy-Syams, kakek
buyut dari Muawiyah bin Abu Sufyan. Sistem pemerintahannya monarkhi
berbentuk Kekhalifahan.
3. Perkembangan Pada Masa
BANI UMAYYAH
Dinasti Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb
bin Umayyah. Muawiyah dapat menduduki kursi kekuasaan dengan berbagai
cara,siasat, dan tipu muslihat yang licik, bukan atas dasar demokrasi yang
berdasarkanatas hasil pilihan umat Islam.
Dengan demikian, berdirinya dinasti ini bukan berdasarkan hukum
musyawarah. Dinasti Bani Umayyah berdiri selama ± 90 tahun (40 – 132 H / 661–
750 M),dengan Damaskus sebagai pusat pemerintahannya. Pada masa
pemerintahan dinasti ini banyak kemajuan, perkembangan, dan perluasan
daerah yang dicapai, terlebih pada masa pemerintahan Khalifah Walid bin
Abdul Malik (86 – 96 H / 705 – 715 M)
4. Kemajuan-Kemajuan yang Dicapai
BANI UMAYYAH
1. Bani Umayyah berhasil memperluas daerah kekuasaan Islam ke berbagai
penjuru dunia, seperti Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina, Semenanjung Arabia,
Irak, sebagian kecil Asia, Persia, Afghanistan, Pakistan, Rukhmenia, Uzbekistan dan
Kirgis.
2. Islam memberikan pengaruh bagi kehidupan masyarakat luas. Sikap fanatik
Arab sangat efektif dalam membangun bangsa Arab yang besar sekaligus
menjadi kaum muslimin atau bangsa Islam. Setelah pada saat itu bangsa Arab
merupakan prototipikal dari bangsa Islam sendiri.
5. 3. Telah berkembang ilmu pengetahuan secara tersendiri dengan masing-masing tokoh
spesialisnya. Antara lain, dalam Ilmu Qiro’at (7 qiro’at) yang terkenal yaitu Ibnu Katsir (120H),
Ashim (127H), dan Ibnu Amr (118H).
Ilmu Tafsir tokohnya ialah Ibnu Abbas (68H) dan muridnya Mujahid yang
pertama kali menghimpun tafsir dalam sebuah suhuf, Ilmu Hadits dikumpulkan oleh Ibnu
Syihab Az-Zuhri atas perintah Umar bin Abdul Aziz, tokohnya ialah Hasan Al-Basri(110H),
Sa’id bin Musayyad, Rabi’ah Ar-Ra’iy guru dari Imam Malik, Ibnu AbiMalikah, Sya’bi Abu Amir
bin Syurahbil. Kemudian Ilmu Kimia dan Kedokteran,Ilmu Sejarah, Ilmu Nahwu, dan
sebagainya.
4. Perkembangan dalam hal administrasi ketatanegaraan, seperti
adanyaLembaga Peradilan (Qadha), Kitabat, Hajib, Barid dan sebagainya.
6. Sejarah Runtuhnya
BANI UMAYYAH
Ada juga beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayah lemah dan
membawanya pada kehancuran. Faktor-faktor itu ialah:
1. System penggantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru
bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengatutrannya tidak
jelas. Ketidakjelasan system enggantian khalifah ini menyebabkan terjadinya
persaingan yang tidak sehat dikalangan anggota keluarga istana.
2. Latar belakang terbentuknya dinasti Umayah tidak bias dipisahkan dari konflik-
konflik politik yang terjadi dimasa Ali.
3. Pada masa bani Umayah, pertentangan etnis antara suku Arabia (Bani Qays)
dan Arabia selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum islam
makin meruncing.
7. 4. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayah juga disebabkan oleh sikap
hidup mewah dilingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggu
memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan.
5. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayah adalah
munculnya kekuatan yang di pelopori oleh keturunan Al-Abbas ibn Abd Al-
Muthalib.