Kajian peradaban Islam pada masa Bani Umayyah dan Abbasiyah mencapai puncak kejayaannya dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, seni, dan ekonomi. Faktor pendukungnya antara lain komitmen umat Islam untuk menuntut ilmu, keterbukaan terhadap peradaban luar, dan dukungan khalifah. Namun kemunduran terjadi setelah invasi Mongol tahun 1258 karena berkurangnya semangat ilmiah dan konflik internal
3. Sejarah Perkembangan Islam Masa
Bani Umayyah
•
•
•
Pendiri Kerajaan Bani Umayyah adalah Muawiyah bin Abi
Sufyan bin Harb bin Umaiyah, memerintah tahun 661 – 680
M. Setelah beliau “mengalahkan” Khalifah Ali dan menerima
penyerahan kekuasaan dari Hasan bin Ali.
Pengganti beliau adalah putranya, Yazid bin Muawiyah,
sehingga bentuk pemerintahan tidak lagi Kekhalifahan
tetapi Kerajaan / Dinasti. Yazid seorang yang fasik, sehingga
banyak melakukan penindasan, termasuk terlibat dalam
pembantaian cucu Nabi dan keluarganya, Husain bin Ali di
Padang Karbala (680 M).
Para Khalifah Bani Umayyah yang terbesar adalah :
Muawiyah bin Abu Sufyan (661 – 680 M), Abdul Malik bin
Marwan (685 – 705 M), dan Umar bin Abdul Aziz (717 -720
M).
4. Sejarah Perkembangan Islam
Masa Bani Umayyah
(lanjutan)
•
•
•
•
Muawiyah adalah pendiri dinasti dan pembangun besar
Bani Umayyah.
Abdul Malik adalah pendiri kedua Bani Umayyah karena
berhasil menyatukan kembali wilayah kekuasaan yang
terkoyak-koyak oleh banyaknya pemberontakan (al. dari
Abdullah bin Zubair, kaum Syiah dan Khawarij).
Umar bin Abdul Aziz adalah Khalifah Bani Umayyah yang
paling saleh dan adil dalam memerintah. Ia mengadakan
perdamaian antara Bani Umayyah dengan kaum Syiah dan
Khawarij. Menghentikan caci maki terhadap Ali dan
keluarganya (ahlul bayt Nabi).
Wilayah kekuasaan Bani Umayyah membentang dari Afrika
Utara (Maroko) hingga Asia Tengah dan India.
5. Sejarah Perkembangan Islam Masa
Bani Abbasiyah
•
Pendiri Kekhalifahan Bani Abbasiyah adalah Abul Abbas
As-Saffah (750 – 754 M), yang dilanjutkan oleh saudaranya
Ja’far Al Mansur (754 – 775 M) sebagai pembangun ibukota
Abbasiyah, Baghdad.
• Masa Khilafah Abbasiyah yang lama (750 – 1258 M), para
Khalifah terbesarnya berada pada awal perkembangan Bani
Abbasiyah, antara lain: Khalifah Harun Al Rasyid (786 – 809
M) dan Al Makmun (813 – 833 M). Pada masa kedua
Khalifah inilah Bani Abbasiyah mencapai puncak
kejayaannya.
• Pada masa Harun Al Rasyid, negara dalam keadaan
makmur, kekayaan melimpah, keamanan terjamin sehingga
peradaban berkembang dalam berbagai aspeknya. Beliau
mendirikan Perpustakaan Baytul Hikmah. Ilmu pengetahuan
berkembang pesat, baik ilmu agama (Al Quran, Qiraat,
Hadits, Fiqh, Kalam) maupun ilmu umum (bahasa, sastra,
filsafat, sejarah, sains alam seperti geografi, matematika,
6. Sejarah Perkembangan Islam
Masa Bani Abbasiyahlanjutan
•
Khalifah Al Makmun seorang yang haus ilmu pengetahuan,
sehingga pengetahuan umum semakin berkembang. Beliau
mendirikan Perpustakaan Darul Hikmah, membayar mahal para
penterjemah. Aliran Muktazilah yang rasional ditetapkan sebagai
mazhab resmi negara.
•
Masa Khilafah Bani Abbasiyah di Baghdad, Bani Fatmiyah di Kairo, dan
Bani Umayyah di Andalusia (Spanyol) dikenal sebagai gelombang III
Transformasi masyarakat Islam dengan berkembangnya peradaban
Islam mencapai masa puncaknya.
Gelombang I Transformasi masyarakat Islam adalah kelahiran Islam
yang dibawa oleh Nabi Muhammad (610 – 632 M) sebagai kekuatan yang
mencerahkan dan mengeluarkan bangsa Arab dari keadaan jahiliyah
menuju nilai-nilai Islam, khususnya ukhuwah Islamiyah.
Gelombang II Transformasi masyarakat Islam adalah masa
Khulafaurrasyidin dan Bani Umayyah yang telah membawa Islam
sebagai kekuatan pembebas bangsa-bangsa di kawasan Timur Tengah
dari penindasan Kerajaan Byzantium dan Persia
•
•
7. Sejarah Perkembangan Islam Masa
Bani Abbasiyah lanjutan
• Enam data sejarah kunci kejayaan Islam fase
gelombang III pada masa Bani Abbasiyah, Bani
Fathimiyah dan Bani Umayyah di Andalusia. Pertama,
gerakan penterjemahan buku-buku ilmu pengetahuan
(sains), sastra dan filsafat dari beberapa bahasa seperti
Yunani, Mesir, Persia dan India ke dalam bahasa Arab.
Kedua, kemajuan di bidang filsafat yang ditandai oleh
lahirnya para filsuf Muslim seperti Al Farabi (870-950
M), Ibnu Sina (980-1037 M), dan Imam Al Ghazali (wafat
111 M). Ketiga, lahirnya pusat-pusat keilmuan Islam
seperti Baghdad (Irak), Kairo (Mesir), dan Cordova
(Andalusia / Spanyol).
8. Sejarah Perkembangan Islam Masa
Bani Abbasiyah lanjutan
•
Keempat, berkembangnya disiplin-disiplin keilmuan baik ilmuilmu kealaman (sains), kemasyarakatan (sosial dan
humaniora), maupun ilmu-ilmu keagamaan. Kelima,
berkembangnya seni bangunan (arsitektur) yang indah dan
megah. Keenam, aktivitas perekonomian berkembang pesat
baik pertanian, perdagangan maupun industri.
• Pasca runtuhnya Baghdad (1258 M), dawlah Islamiyah
mengalami kemunduran. Hal ini terutama disebabkan oleh
merosotnya gairah/semangat dan komitmen umat Islam untuk
belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan, taqlid
terhadap ulama, ketidakberanian ulama untuk melakukan
ijtihad setelah mapannya mazhab fiqih yang ada di kalangan
Sunni (Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hanbali); juga perpecahan
umat Islam dengan banyaknya sekte dan aliran serta konflik
internal umat Islam sendiri.
9. Faktor-faktor Pendorong
Kejayaan Peradaban Islam
1. Ajaran Islam yang mendorong umat Islam belajar
dan menuntut ilmu (contoh: QS Ali Imran: 190-191,
QS Al-Mujadalah: 11).
2. Komitmen umat Islam terhadap ajaran Islam
berkenaan dengan ilmu (menuntut ilmu bagian dari
jihad).
3. Keterbukaan umat Islam untuk menerima budaya
dan peradaban dari luar sebagai dampak perluasan
wilayah dawlah Islamiyah.
4. Adanya apresiasi terhadap kegiatan-kegiatan dan
prestasi-prestasi keilmuan (contoh: Khalifah AlMakmun membayar kitab-kitab yang diterjemahkan oleh Hunain bin Ishaq dengan emas sebesar
kitab yang diterjemahkan.
10. Faktor-faktor Pendorong
Kejayaan Peradaban Islam
lanjutan
5. Tersedianya dana untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan karena umat Islam hidup dalam
kemakmuran.
6. Banyaknya cendekiawan yang diangkat sebagai
pegawai pemerintah (contoh: keluarga Barmak
yang diberi jabatan Wazir pada masa Abbasiyah).
7. Diakuinya aliran Mu’tazilah sebagai mazhab resmi
negara pada masa Khalifah Al-Makmun.
8. Banyak Khalifah Bani Abbasiyah adalah pecinta
ilmu seperti: Ja’far Al-Mansur, Harun Al-Rasyid, AlMakmun dan Al-Mu’tasim.
11. Faktor-faktor Pendorong
Kemunduran Peradaban Islam
1. Matinya tradisi keilmuan di kalangan umat Islam,
terutama setelah bangkitnya aliran Asy’ariyah.
2. Sikap ulama yang tertutup, tidak lagi mau berijtihad
dan munculnya fatwa-fatwa kolot (seperti:
mencetak Quran dengan mesin cetak haram,
belajar di sekolah/PT Barat haram).
3. Tidak adanya apresiasi terhadap kegiatan-kegiatan
dan prestasi-prestasi keilmuan (contoh: Ibnu Hazm
di Sevilla terpaksa harus membakar buku
karangannya sendiri karena tidak sesuai dengan
mazhab resmi (Maliki).
4. Hancurnya ketahanan moral umat Islam akibat
terlalu cinta dunia dan takut mati (al-wahn).
12. Faktor-faktor Pendorong
Kemunduran Peradaban Islam
lanjutan
5. Agresi militer dari bangsa Mongol yang telah
menghancurkan kota Baghdad (1258 M).
6. Konflik-konflik keagamaan di kalangan umat Islam
berlatar belakang politik, dalam bentuk banyaknya
sekte/aliran (seperti: Syiah, Khawarij, Murjiah,
Mu’tazilah, Zindik, dll.).
7. Terjadinya perebutan kekuasaan di kalangan
istana.
8. Kelemahan pemerintahan pusat karena wilayah
kekuasaan yang luas dan konflik-konflik internal.
13. Sikap Islam terhadap
peradaban lainnya
1. Mengembangkan unsur-unsur pemikiran dan peradaban yang mendukung
misi Islam, misalnya Islam mengambil dan mengembangkan seni
bangunan, filsafat isyraq, pemerintahan dan sebagainya. Dari peradaban
Yunani, umat Islam mengambil dan mengembangkan logika, filsafat, ilmu
kedokteran dan sebagainya.
2. Menolak peradaban dan pemikiran yang bertentangan dengan misi Islam
sebagai pemulia ras manusia. Misalnya, Islam menolak perbudakan.
3. Mendiamkan atau menerima pemikiran dan peradaban dengan misi Islam.
Misalnya masyarakat Arab wilayah gurun mempunyai adat yang berbeda
dengan yang tinggal menetap. Mereka pada umumnya menghindari
persentuhan bahan kecuali berjabat tangan. Juga dianjurkan supaya
seseoarang terlibat dalam pengusungan jenazah dalam proses
pemakaman, mengunjungi orang sakit, menolong orang lain yang sedang
kesulitan.