1. Sejarah Dilihat dari asal usul kata, sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu Syajaratun yang
artinya pohon, Pada umumnya sejarah dikenal sebagai informasi mengenai kejadian yang sudah
lampau. Sejarah memiliki dua dimensi yaitu dimensi (ruang) dan dimensi waktu. Kebudayaan /
Peradaban Kata Peradaban seringkali diberi arti yang sama dengan kebudayaan. Peradaban adalah
kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan
ilmu pengetahuan.Adapun kebudayaan dalam arti sempit adalah serangkaian cara hidup dari
komunitas masyarakat. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu
masyarakat, sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan kemajuan mekanis dan teknologis lebih
berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih direfleksikan dalam seni, sastra, religi
(agama), dan moral, peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi dan teknologi. Menurut
Koenjraningrat, kebudayaan mempunyai tiga wujud :
1. Wujud Ideal,
2. Wujud kelakuan,
3. Wujud benda.
Untuk memudahkan hubungan antara kebudayaan dan peradaban menurut pendapat Speengler yang
dikutip oleh Samuel P. Huntington, bahwa kebudayaan adalah untuk menunjuk upaya-upaya manusia
yang masih terus berlanjut, sedangkan peradaban untuk menunjukkan titik akhir dari kegiatan
mereka.
Peradaban Islam dan Kebudayaan Sejarah Peradaban Islam memiliki tiga pengertian
yang berbeda. Pertama, kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam suatu periode
kekuasaan Islam mulai dari periode Nabi Muhammad Saw. sampai perkembangan kekuasaan
sekarang, kedua, hasil-hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam lapangan kesasteraan, ilmu
pengetahuan dan kesenian, ketiga, kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan
melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah,
penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup kemasyarakatan.
Secara umum sejarah peradaban Islam, terbagi menjadi sepuluh periodisasi antara lain:
1) Periode Nabi Muhammad dan kebangkitan Islam (571-632 M)
2) Periode Khulafa al-Rosyidin (632-661 M)
3) Zaman Bani Ummayyah (661-749 M)
4) Zaman Abbasiyah I (750-847 M)
5) Zaman Abbasiyah II (847-1055 M)
6) Zaman Abbasiyah terakhir (1055-1258 M)
2. 7) Timur tengah setelah baghdad jatuh (1258-1520 M)
8) Timur tengah sampai abad -18 (1520-1800 M)
9) Timur tengah pada abad -19 dan ke-20 sampai perang dunia 1 (1798-1914 M)
10) Dunia islam sejak perang dunia 1 (1914-1968 M)
Peradaban Dunia Sebelum Islam (600 SM-610 M) Dimulai dengan Arabiya Pra-Islam,
Tradisi menulis dan Pendidikan Bangsa Arab Pra-Islam, Pusat Kegiatan Intelektual di Luar Arabia
Pra-Islam. Lalu Peradaban Islam masa Nabi Muhammad (610-632 M) Dimulai dengan Periode
Makiyah dan Periode Madaniah. Lalu Peradaban Islam masa Khulafa’ al-Rasyidin (632-661 M)
dimulai dengan :
1. Periode Abu Bakar Al-Siddiq (11/632-13/634)
Abu Bakar merupakan orang yang pertama kali masuk Islam ketika Islam mulai didakwakan.
Baginya, tidaklah sulit untuk mempercayai ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW,
dikarenakan sejak kecil, ia telah mengenal keagungan Muhammad. Setelah masuk Islam, ia tidak
segan untuk menumpahkan segenap jiwa dan harta bendanya untuk Islam. Selain itu, peradaban
Islam terjadi pada praktik pemerintahan Abu Bakar terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu sebagai
berikut :
1) Dalam bidang pranata social ekonomi adalah mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial
rakyat.
2) Mengenai suksesi kepemimpinan atas inisiatifnya sendiri dengan menunjuk Umar bin Khattab
untuk menggantikannya.
2. Periode Umar bin Khattab (13/23-634/644)
Umar Ibn Al-Khattab dilahirkan di Mekah dari keturunan suku Quraisy yang terpandang dan
terhormat. Ia lahir empat tahun sebelum terjadinya perang fijar. Tiga belas tahun lebih muda dari
Nabi Muhammad SAW.
Selama sepuluh tahun pemerintahan Umar (13 H./634 M.-23 H./644 M.), sebagian besar ditandai
oleh penaklukan-penaklukan untuk melebarkan pengaruh Islam ke luar Arab.
Peradaban yang paling signifikan pada masa Umar, selain pola administratif pemerintahan,
peperangan, dan sebagainya adalah pedoman dalam peradilan.
3. Periode Usman bin Affan (23/36-644/656)
Ustman lahir pada tahun 576, enam tahun setelah kelahiran Rasulullah SAW. Ia dijuluki dzun-
nurain, karena menikahi dua putrid Rasulullah, secara berurutan setelah yang satu meninggal, yakni
Ruqayyah dan Ummu Kulsum. Beliau diangkat menjadi Khalifah berdasarkan pemilihan yang
dilakukan dewan formatur yang dibentuk Umar yaitu Ali, Ustman, Sa’ad bin Abi Waqash,
Aburrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidilah.
3. Peradaban pada masa Ustman bin Affan adalah karya besar monumental yaitu membukukan Al-
Qur’an.
4. Periode Ali bin Abi Thalib (36/41-656/661)
Ali adalah putra Abi Thalib ibn Abdul Muthalib. Ia adalah sepupu Nabi Muhammad yang kemudian
menjadi menantunya karena menikahi putri Rasulullah. Peprangan antar umat Islam terjadi lagi
yaitu antara khalifah Ali bersama pasukannya dan Muawiyah sebagai gubernur Suriah bersama
pasukannya. Peperangan ini terjadi di kota Shiffin pada tahun 37 yang hamper saja dimenangkan
oleh khalifah Ali. Namun, atas kecerdikan Muawiyah, yang mengacungkan Al-Qur’an dengan
tombaknya, yang mempunyai arti bahwa mereka mengajak berdamai. Khalifah Ali mengetahui
bahwa hal tersebut adalah tipu muslihat, namun karena didesak pasukannya, khalifah Ali menerima
tawaran tersebut. Akhirnya terjadi peristiwa tahkim yang secara politis khalifah Ali mengalami
kekalahan.
Peradaban Islam pada masa Dinasti Umayyah (661-1031 M)
a. Sejarah berdirinya Dinasti Umayyah
Nama dinasti umayyah dinisbatkan kepada umayyah bin abd syam bin abdu manaf. Ia
adalah salah seorang tokoh penting di tengah qurays pada masa jahiliyah. Ia adalah pamannya
hasyim bin abdu manaf selalu bertarung dalam memperebutkan kekuasaan dan kedudukan.
b. Para Khalifah Dinasti Umayyah
Dinasti bani umayah berkuasa hampir satu abad, tepatnya 90tahun dengan 14 khalifah.
Dimulai oleh muawiyah dan ditutup oleh marwan ibn muhamad, diantara mereka ada pemimpin-
pemimpin besar yang berjasa didalam berbagai bidang sesuai dengan kehendak zamannya.
Sebaliknya ada pula khalifah yang tidak patut dan lemah. Adapun urutan khalifah ummayah sebagai
berikut :
1) 41H/661M Muawiyah 1 (ibn abu sufyan)
2) 60H/680M Yazid1 (ibn muawiyah)
3) 64H/683M Muawiyah2 (ibn yazid)
4) 65H/685M Marwan1(ibn hakam)
5) 65H/685M Abdul Malik Ibn Marwan
6) 86H/705M AL Walid1 (Ibn Abdul Malik)
7) 96H/715M Sulayman Ibn Abdul Malik
8) 99H/717M Umar Ibn Abdul Aziz
9) 101H/720M Yazid II Ibn Abdul Malik)
10) 105H/724M Hisyam Ibn Abdul Malik
4. 11) 125H/743M Al-Walid II 9IN Yazid II)
12) 126H/744M Ibrahim Ibn Al-Walid II
13) 127-132H/744-750M Marwan II ibn Muhamad
Masa Kemajuan Dinasti Umayyah
Pada masa pemerintahan Muawiyyah terkenal sebagai era yang agresif karena perhatian
terpusat kepada perluasan wilayah, dan kemajuan besarpun hadir dengan berhasilnya perluasan
wilayah. Kemajuan Dinasti Umayyah terdapat di masa Muawiyyah bin abi Sofyan sampai
pemerintahannya Hiyam bin Abdul Malik 661 M/ 41 H – 743 sedangkan pemerintahan setelahnya
hanya menuju kepada kehancuran Muawiyywh. Dinasti Umayyah telah mampu membentuk
perdaban yang kontemporer dimasanya, baik dalam tatanan sosial, politik, ekonomi dan teknologi.
Berikut Prestasi bagi peradaban Islam dimasa kekuasaan Bani Umayah didalam pembangunan
berbagai bidang antara lain:
1) Masa kepemimpinan Muawiyah telah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat dengan
menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan.
2) Menertibkan angkatan bersenjata.
3) Pencetakan mata uang oleh Abdul Malik, mengubah mata uang Byzantium dengan Persia
yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Mencetak mata uang sendiri tahun 659
M dengan memakai kata dan tulisan Arab.
4) Jabatan khusus bagi seorang Hakim ( Qodli) menjadi profesi sendiri .
5) Keberhasilan kholifah Abdul Malik melakukan pembenahan-pembenahan administrasi
pemerintahan Islam dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi
pemerintahan Islam.
6) Membangun panti-panti untuk orang cacat. Dan semua personil yang terlibat dalam
kegiatan humanis di gaji tetap oleh Negara.
7) Membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya.
8) Membangun pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan masjid-masjid yang
megah.
9) Hadirnya Ilmu Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, Balaghah, bayan, badi’, Isti’arah dan
sebagainya.
10) Pengembangan ilmu-ilmu yang berkembang yakni tafsir, hadis, fiqih, Ushul fiqih, Ilmu
Kalam dan Sirah/Tarikh.
Peradaban Islam Dinasti Umayyah di Siria (661-680 M)
Perintisan Dinasti Umayah dilakukan oleh Muawiyah dengan cara menolak membaiat Ali,
berperang melawan Ali, dan melakukan perdamaian (tahkim) dengan pihak Ali yang secara politik
5. sangat menguntungkan Muawiyah. Peradaban pada masa Umayah timur adalalah penyempurnaan
tulisan Al-Qur’an. Al-Qur’an yang telah di kodifikasi pada zaman Abu Bakar dan Ustman bin
Affan ditulis tanpa titik.
Peradaban Islam Dinasti Umayyah di Andalusia (705-1031 M).
Masuknya Islam di Spayol, Sebelum menaklukkan Spanyol, umat Islam terlebih dahulu
menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Bani Umayah. .
Perkembangan Islam di Spayol,
a) Periode ke-1 [711-755 M] dibawah pemerintahan para wali yang diangkat Khalifah Bani
Umayah.
b) Periode ke-2 [755-912M] dibawah pemerintahan seorang Amir pertama adalah Abdur rahman 1.
c) Periode ke-3 [912-1013 M] berlangsung dari pemerintahan Abd Al-Rahman 3.
d) Periode ke-4 [1013-1086 M] spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil,dibawah
pemerintahan Al-Mulukuth Thawaif.
e) Periode ke-5 [1086-1248 M] kekuatan yang dominant yaitu dinasti Murabithun [1086-1143 M]
yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin dan Muwahhidun [1146-1235 M] didirikan oleh Muhammad
ibn Tumart.
f) Periode ke-6 [1248-1492 M] islam hanya berkuasa di daerah Granada dibawah Dinasti Bani
Ahmar [1232-1492 M].
Kemajuan Peradaban Islam di Spayol, maju dalam bidang filsafat, sains, bahasa sastra
dan musik, sejarah dan geografi, fiqh serta kemajuan dalam pembangunan fisik. Pengaruh
Peradaban Islam Spanyol di Eropa Berawal dari gerakan Averroeisme di Eropa kemudian lahir
reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M. Gerakan-gerakan itu adalah
kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula di
Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, pencerahan
(aufklaerung) pada abad ke-18 M.
Transmisi Ilmu-ilmu Keislaman Eropa. Dalam bidang kedokteran misalnya, dikenal seorang
dokter Islam yang disebut al-Kindi (809-873 M) yang telah menulis buku Ilmu Mata dan telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin menjadi Optics. Selain al-Kindi, orang juga mengenal ar-Rozi
(865-925 M) yang juga merupakan seorang dokter Islam dan mengarang buku kedokteran berjudul
Al-Hawi dan juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh perintah Raja Charles I. Masa
Kemundurun dan Berakhirnya Dinasti Ummayah. Beberapa faktor kemunduran yang akhirnya
membawa kehancuran Islam di Spanyol adalah sebagai berikut :
1) Munculnya khalifah-khalifah yang lemah
2) Konflik antara Islam dan Kristen
6. 3) Munculnya dinasti-dinasti kecil
4) Kemerosotan ekonomi
5) System peralihan kekuasaan yag tidak jelas.
6. Peradaban Islam masa Dinas Abbasiyyah (750-1258 M)
Sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyyah Para sejarahwan mengklarifikasi peride
Abbasiyah berbeda-beda. Al-Khudri, Guru Besar Ilmu Sejarah dari Universitas Mesir membagi ke
dalam 5 masa :
1) Masa kuat-kuasa dan bekerja membangun, berjalan 100 tahun lamanya, dari 132 sampai 232H.
2) Masa berkuasanya panglima-panglima Turki, berjalan 100 tahun lamanya dari 232 sampai 334
H.
3) Masa berkuasanya Bani Buyah (Buwayhid), berjalan 100 tahun lamanya, dari 334 sampai 447 H.
4) Masa berkuasanya Bani Saljuk (Seljuqiyak), berjalan 100 tahun lamanya, dari 447 sampai 530 H.
5) Masa gerak balik kekuasaan politik khalifah-khalifah Abbasiyah dengan merajalelanya para
panglima perang, selama 125 tahun, dari 530 H. sampai musnahnya Abbasiyah dibawah serbuan
Jengis Khan dan putranya Hulagu Khan dari Tartar pada tahun 656 H.
Para Khalifah Dinasti Abbasiyyah Periode Pertama (750-847 M)
Pada periode ini, seluruh kerajaan Islam berada di dibawah kekuasaan para Khalifah kecuali
di Andalusia. Adapun para Khalifah yang memimpin pada ini sebagai berikut:
a) Abul Abbas as-saffah (750-754 M)
b) Abu Ja’far al mansyur (754-775 M)
c) Abu Abdullah M. Al-Mahdi bin Al Mansyur (775-785 M)
d) Abu Musa Al-Hadi (785-786 M)
e) Abu Ja’far Harun Ar-Rasyid (786-809 M)
f) Abu Musa Muh. Al Amin (809-813 M)
g) Abu Ja’far Abdullah Al Ma’mun (813-833 M)
h) Abu Ishak M. Al Muta’shim (833-842 M)
i) Abu Ja’far Harun Al Watsiq (842-847 M)
j) Abul Fadhl Ja’far Al Mutawakkil (847-861 M)
Periode kedua (232-590 H / 847-1194 M) Pada periode ini, kekuasaan bergeser dari sistem
sentralistik pada sistem desentralisasi,yaitu ke dalam tiga negara otonom:
a) Kaum Turki (232-590 H)
b) Golongan Kaum Bani Buwaih (334-447 H)
c) Golongan Bani Saljuq (447-590 H)
7. Periode ketiga (590-656 H / 1194-1258 M) Pada periode ini, kekuasaan berada kembali ditangan
Khalifah, tetapi hanya di Baghdad dan kawasan-kawasan sekitarnya. Masa Kejayaan Dinasti
Abbasiyyah Masa kejayaan Abbasiyah terletak pada khalifah setelah As-Saffh. Penulis Philip K.
Hitty mengatakan bahwa masa keemasan Abbasiyah terletak pada 10 khalifah, kesepuluh khalifah
tersebut adalah As-Saffh (750), Al-Mansur (754), Al-Mahdi (775), Al-Hadi (785), Ar-Rasyid (786),
Al-Amin (809), Al-Ma’mun (813), Al-Mu’tashim (833), Al-Watsiq (842), dan Al-Mutawakkil
(847). Masa ini adalah masa kejayaan umat Islam sebagai pusat dunia dalam berbagai aspek
peradaban. Kemajuan itu hampir mencakup semua aspek kehidupan yaitu :
1) Administratif pemerintahan dengan biro-bironya
2) Sistem organisasi militer
3) Administrasi wilayah pemerintahan
4) Pertanian, perdagangan dan industry
5) Kajian dalam bidang kedokteran, astronomi, matematika, geografi, historiografi, filsafat Islam,
teologi, hokum (fiqh) dan etika Islam, sastra, seni, dan penerjemahan
6) Pendidikan, kesenian, arsitektur, meliputi pendidikan mendasar (kuttab), menengah, dan
perguruan tinggi, perpustakaan, dan toko buku, media tulis, seni rupa, seni musik dan arsitek.
Dinasti-Dinasti yang memardekaan diri Dinasti Abbasiyah Dilakukan oleh bangsa
Persia dan Turki.Faktor-faktor penyebab kemunduran Dinasti Abbasiyyah
1) Faktor intern, Kemewahan hidup di kalangan penguasa , Perebutan kekuasaan antara keluarga
Bani Abbasiyah, Konflik keagamaan
2) Faktor ekstern, Banyaknya pemberontakan, Dominasi bangsa Turki, Dominasi bangsa Persia
Akhir kekuasaan Dinasti Abbasiyyah Akhir dari kekuasaan dinasti abbasiyah ialah ketika
baghdad dihancurkan oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulahu khan, 656 Hijriyah/1258
M. Hulahu khan adalah seorang saudara Kubulay Khan yang berkuasa di China hingga ke Asia
Negara dan saudara Mongke Khan yang menugaskannya untuk mengembalikan wilayah-wilayah
sebelah barat dari China ke pangkuannya.
Perang Salib (1095-1293) Timbulnya Perang Salib Perang salib (1096-1291) terjadi sebagai reaksi
dunia Kristen di Eropa terhadap dunia Islam di Asia, yang sejak 632 M., dianggap sebagai pihak
“penyerang”, bukan saja di Siria dan Asia Kecil, tetapi juga di Spanyol dan Sisilia. Disebut perang
salib, karena ekspedisi militer Kristen mempergunakan salib sebagai simbol pemersatu untuk
menunjukkan bahwa peperangan yang mereka lakukan adalah perang suci dan bertujuan untuk
membebaskan kota suci Baitulmakdis (Yerussalem) dari tangan orang-orang Islam.Sebab-Sebab
Perang Salib Penyebab langsung terjadinya Perang Salib adalah permintaan Kaisar Alexius
Connenus pada tahun 1095 kepada Paus Urbanus II. Kaisar dari Bizantium meminta bantuan dari
8. Romawi karena daerah-daerah yang tersebar sampai ke pesisir laut Marmora “dibinasakan” oleh
Bani Saljuk. Bahkan, kota Konstantinopel diancamnya pula. Adanya permintaan ini, Paus melihat
kemungkinan untuk mempersatukan kembali (gereja Yunani dengan Romawi yang telah terpecah
tahun 1095-1054).
Penyebab lain perang salib adalah faktor sosial ekonomi Jalannya Perang Salib
Perang salib yang berlangsung dalam kurun waktu hampir dua abad, yakni antara tahun 1095 –
1291 M., terjadi dalam serangkaian peperangan.
1) Perang Salib 1, Pada tahun 490 H/1096 M.
2) Perang Salib 2, Dengan jatuhnya kembali kota Edesa oleh pasukan muslim, tokoh-tokoh Kristen
Eropa dilanda rasa cemas. St Bernard segera menyerukan kembali perang salib melawan kekuatan
muslim. Seruan tersebut membuka gerakan perang salib kedua dalam sejarah Eropa.
3) Perang Salib 3, Jatuhnya Yerusalem dalam kekuasaan Salahuddin menimbulkan keprihatinan
besar kalangan tokoh-tokoh Kristen.
4) Perang Salib 4, Dua tahun setelah kematian Salahuddin berkobar perang salib keempat atas
inisiatif Paus Celestine III.
5) Perang Salib 5, Belum genap mencapai tiga tahun, Kaisar Innocent III menyatakan secara tegas
berkobarnya perang salib ke lima setelah berhasil rnenyusun kekuatan miliier.
6) Perang Salib 6, Pada tahun 613 H/1216M, Innocent III mengobarkan propaganda perang salib ke
enam. 250.000 pasukan salib, mayoritas Jerman, mendarat di Syria.
7) Perang Salib 7, Untuk mengatasi konflik politik internal, Sultan Kamil mengadakan perundingan
kerja sarna dengan seorang jenderal Jerman yang bernarna Frederick.
8) Perang Salib 8, Dengan direbutnya kota Yerusalern oleh Malik al- Shalih, pasukan salib kembali
menyusun penyerangan terhadap wilayah lslam.
Peradaban Islam Masa Kerajaan Usmani di Turki (1300-1922 M)
Latar Belakang berdirinya Kerajaan Usmani Nama kerajaan Turki Ustmani diambil dan
dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Ustmani Ibnu Sauji Ibnu Orthogol
Ibnu Sulaiman Syah Ibnu Kia Alp, kepala kabilah kab di Asia Tengah. Raja pertama Turki Ustmani
adalah Ustman dengan gelar Padisya Alu Ustman. Berbeda dengan kerajaan-kerajaan sebelumnya,
kerajaan Turki Ustmani pada abad ke 17, banyak mengalami kemunduran. Pada abad ke 17 hingga
ke 18, terdapat perubahan penting dalam sejarah Turki Ustmani. Berakhirnya ekspansi kerajaan
Turki Ustmani, lembaga-lembaga pemerintahan seringkali kehilangan kemampuan militer dan
administrasinya, dan kerajaan dalam posisi tertekan dengan regresi ekonomi, pemberontakan
rakyat, dan kekalahan militer serta perseteruan pemerintahan pusat dengan elit lokal.
9. Perkembangan Kerajaan Usmani Walaupun di bidang politik dan ekonomin banyak
kemubduran, namun pada abad ke 17, kerajaan Turki Ustmani masih mengalami kemajuan dalam
bidang budaya dan seni. Di bidang syair yang menonjol pada abad ke 17 adalah Nefi dan Syekh
Al-Islam Zekeria Zade Yahyat Efend. Dan pada abad ini subur dengan karya populer yang
berbentuk puisi dan cerita.
Sebab-Sebab mundurnya Kerajaan Usmani
1) Wilayah kekuasaan yang sangat luas.
2) Heterogenitas penduduk.
3) Kelemahan para penguasa.
4) Budaya pungli
5) Pemberontakan tentara Jenissari.
6) Merosotnya ekonomi.
7) Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi.
Peradaban Islam Masa Kerajaan Safawi di Persia (1501-1732 M)
Kerajaan Syafawi berdiri sejak tahun 1503-1722 M. kerajaan ini berngkat dari sebuah gerakan
tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan. Tarekat ini diberi nama tarekat
syafawiyah.
Kondisi keagamaan pada masa kerajaan Syafawi tidak memaksakan rakyatnya agar Syi’ah menjadi
agama Negara, tetapi ia menanamkan sikap toleransi. Stabilitas politik kerajaan Syafawi pada masa
Abbas I ternyata telah memacu perkembangan perekonomian Syafawi, terlebih setelah kepulauan
Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandar Abbas. Disamping sector
perdagangan, kerajaan Syafawi juga mengalami kemajuan di sector pertanian terutama di daerah
bulan tsabit subur. Dalam sejarah Islam, bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang berperadaban
tinggi dan berjasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan
apabila pada masa kerajaan Syafawi, khususnya ketika masa Abbas I, tradisi keilmuwan terus
berkembang.
Peradaban Islam Masa Kerajaan Mughal di India (1526-1857)
Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan Syafawi. Jadi,
diantara tiga kerajaan besar Islam tersebut, kerajaan inilah yang termuda. Kerajaan Mughal
didirikan oleh Zahirudin Babur, salah satu dari cucu Timur Lenk. Kerajaan Mughal mulai berkuasa
sejak tahun 1526 sampai tahun 1707. Kerajaan ini mempunyai sultan-sultan yang besar dan terkenal
pada abad ke 17, yaitu Akbar (1556-1606), Jengahir (1605-1627) dengan permaisurinya Nurjannah,
Syah Jehan (1628-1658), dan Aurangzeb (1659-1707).
10. Peradaban Islam di Nusantara
Sejarah masuknya Islam di Nusantara Pada tahun 173 H., sebuah kapal layer dengan pemimpin
“Makhada Khalifah” dari Teluk Kambay Gujarat berlabuh di Bandar Perlak dengan membawa kira-
kira 100 orang anggota dakwah yang terdiri atas orang Arab, Persia dan Hindia. Mereka menyamar
sebagai awak kapal dagang, dan khalifah menyamar sebagai kaptennya. Mahkad Khalifah adalah
seorang yang bijak dalam dakwahnya sehingga dalam waktu kurang dari sxetengah abad, Meurah
(raja) dan seluruh rakyat kemeurahan Perlak yang beragama Hindu-Budha dengan sukarela masuk
agama Islam. Kerajaan pertama Islam berdiri pada awal abad ke 3 H./ 9 M. berlokasi di Perlak.
Selanjutnya Islam masuk ke pulau Jawa diperkirakan pada abad ke 11 M., dengan ditemukannya
makam Fatimah binti Maemun di lereng Gresik yang berangkat pada tahun 475 H. data sejarah
lainnya menyebutkan bahwa Islam masuk ke pulau Jawa pada abad ke 12/13 M., ke Maluku sekitar
abad ke-14 M. Islam yang disebar di kawasan Asia Tenggara telah lengkap dengan berbagai aliran
kalam, fiqh, tasawuf dan tarekat yang dikembangkan oleh Ulama sebelumnya. Oleh karena itu
terdapat dua kecenderungan umat Islam ketika itu. Pertama, golongan tradisional yang mengikatkan
diri pada madzhab atau aliran tertentu, kedua, golongan modernis yang menganggap bahwa
kemunduran Islam karena pelaksanaan ajaran yang sudah tidak murni lagi. Pembaharuan yang
terjadi di dunia Islam yang dipelopori oleh ulama modernis di berbagai Negara, yaitu Muhammad
Ibn Al-wahab di Saudi Arabia, Jamaludin Al-Afgani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridho di
Mesir, bedampak ke Indonesia bersamaan dengan kembalinya Haji Miskin (1802) setelah
melakukan ibadah haji dari Mekah.
Pembaharuan pemahaman agama Islam ditunjukkan untuk :
1) Menyucikan Islam dari pengaruh bid’ah
2) Pendidikan yang lebih tinggi bagi umat Islam
3) Pembaharuan rumusan ajaran Islam terhadap pengaruh Barat dan Kristen.
Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara
1) Samudra Pasai, Kerajaan islam pertama di indonesia adalah samudra Pasai.
2) Aceh Darussalam, Kerajaan Aceh terletak di Kabupaten Aceh Besar.
3) Demak. Di bawah pimpinan Sunan Ampel Denta
4) Pajang, Kesultanan Pajang adalah penerus kerajaan Islam Demak. Dipimpin oleh Jaka Tingkir
yang sebelumnya diangkat oleh Sultan Trenggono untuk memimin Pajang dan setelah dinikahkan
dengan anak dari Sultan trenggono.
5) Mataram, Awal dari kerajaan Maatarm adalah ketika Sultan Adiwijaya meminta bantuan Ki
Pamanahan yang berasal dari daerah pedalaman untuk menghadapi dan menumpas pemberontak
11. Aria Panangsang.
6) Cirebon, Kesultanan Cirebon didirikan oleh Sunan Gunug Jati.
7) Banten, Pada tahun 1524 M, Sunan Gunung Jati Cirebon meletakan dasar bagi
pengembangan agama dan Kerajaan islam.
8) Kerajaan banjar Di Kalimantan
9) Kutai di Kalimantan Timur
10) Maluku, Raja pertama di maluku yang benar-benar muslim adalah Zayn Al-‘Abidin (1486-
1500M).
11) Sulawesi (Gowa-Tallo, Bone, Wajo, Soppeng dan Luwu)
Penyebaran Islam di Nusantara (kaitannya dengan tasawuf) Tasawuf
merupakan salah satu saluran yang penting dalam proses Islamisasi. Tasawuf termasuk kategori
yang berfungsi dan membentuk kehidupan sosial bangsa Indonesia yang meninggalkan bukti-
buktimyang jelas pada tulisantulisan antara abad ke-13 dan ke-18. Dalam hal ini para ahli tasawuf
hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha menghayati kehidupan masyarakatnya dan
hidup bersama di tengah-tengah masyarakatnya. Dengan tasawuf bentuk Islam yang di ajarkan
kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya
menganut agama Hindu, sehingga agama baru tersebut mudah dimengerti dan diterima. Ajaran
mistik ini masih berkembang di abad ke- 19 bahkan di abad ke-20 M ini.Tasawuf dan Tarekat,
sudah diterangkan pula bahwa bersamaan dengan pedagang, datang pula para ulama, da’I, dan sufi
pengembara. Kemudian mereka diangkat menjadi penasihat dan atau pejabat agama di kerajaan.
Seperti di Aceh ada Syaikh Hamzah Fansuri, Syamsuddin Sumatrani, Nurudin ar-Raniri, Abd. Rauf
Singkel. Demikian pula kerajaan-kerajaan di Jawa mempunyai penasuhat yang mempunyai gelar
wali, yang terkenal adalah Wali Songo. Para sufi menyebarkan Islam dengan dua cara:
1) Dengan membentuk kader Mubalig, agar mampu mengajarkan serta menyebarkan agama Islam
didaerah asalnya
2) Melalui karya-karya tulis tersebar dan dan dibaca berbagai tempat. Di abad ke-17, Aceh adalah
pusat perkembangan karya-karya keagamaan yang ditulis para ulama dan para sufi.
Munculnya Renaisence dan Kolonialisasi atas Dunia Islam Munculnya Renaisence di
Eropa Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat. Terutama kerajaan usmani yang perpusat di
Turki. Mereka melakukan berbagai penelitian tentang rahasia alam, berusaha menaklukkan lautan,
dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi oleh kegelapan. Setelah christoper colombus
menemukan benua amerika (1492 M) dan vasco da gama menemukan jalan ke timur melalui
12. tanjung harapan (1498 M), benua amerika dan kepulauan hindia segera jatuh ke bawah kekuasaan
eropa.
Pembaruan dalam Dunia Islam Benturan-benturan antara Islam dan kekuatan Eropa telah
menyadarkan umat Islam bahwa, mereka memang jauh tertinggal dari Eropa. Hal ini dirasakan dan
disadari pertama kali oleh Turki, karena kerajaan inilah yang pertama dan utama dalam usaha
menghadapi kekuatan Eropa. Kesadaran itu memaksa penguasa dan pejuang-pejuang Turki untuk
banya belajar dari Eropa. Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam pada umumnya
didorong oleh dua faktor, yakni pertama: permurnian ajaran Islam dari unsur-unsur asing yang
dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam, seperti gerakan Wahhabiyah yang dipelopori oleh
Muhammad bin Abd al-Wahhab di Saudi Arabia, Syah Waliyullah di India dan gerakan Sanusiyah
di Afrika Utara yang dipimpin oleh Said Muhammad Sanusi dari Aljazair. Kedua: Menimba
gagasan-gagasan pembaruan dan ilmu pengetahuan dari Barat. Hal ini tercermin dalam pengiriman
para pelajar muslim oleh penguasa Turki dan Mesir ke negara-negara Eropa untuk menimba ilmu
pengetahuan dan dilanjutkan dengan gerakan penerjemahan karya-karya Barat ke dalam bahasa
mereka. Pelajar-pelajar India juga banyak yang menuntut ilmu ke Inggris.
Kolonialisasi atas dunia Islam Invasi Eropa terhadap dunia Islam tidak pernah sama, tetapi
selalu secara menyeluruh dan efektif. Penetrasi Barat terhadap dunia Islam di Timur Tengah
pertama-tama dilakukan oleh dua bangsa Eropa terkemuka, Inggris dan Perancis. Inggris terlebih
dahulu mencoba menguasai kerajaan Mughal India. Selama pertengahan terakhir abad ke-18, para
pedagang Inggris telah memantapkan diri di Benggali. Alasan lain Perancis menaklukkan Mesir
adalah untuk memasarkan hasil-hasil industrinya. Mesir, di samping mudah dicapai dari Perancis
juga dapat menjadi sentral aktivitas untuk mendistribusikan barang-barang ke Turki, Syiria hingga
ke timur jauh. Faktor utama yang menarik kehadiran kekuatan-kekuatan Eropa ke negara-negara
muslim adalah ekonomi dan politik. kemajuan Eropa dalam bidang industri menyebabkannya
membutuhkan bahan-bahan baku, di samping rempah-rempah. Mereka juga membutuhkan negeri-
negeri tempat memasarkan hasil industri mereka. Untuk menunjang perekonomian tersebut,
kekuatan politik diperlukan sekali.
Kolonialisasi atas Nusantara Kerajaan Islam Malaka yang berdiri pada awal abad ke-15 M
di Semenanjung Malaya yang strategis merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara setelah
Samudera Pasai, ditaklukkan Portugis pada tahun 1511 M. Sejak itu peperangan-peperangan antara
Portugis melawan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seringkali berkobar. Pedagang-pedagang
Portugis berupaya menguasai Maluku yang sangat kaya akan rempah-rempah.
13. Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang. Spanyol berhasil menguasai
Filipina, termasuk di dalamnya beberapa kerajaan Islam, seperti Kesultanan Maguindanao, Buayan
dan Kesultanan Sulu. Akhir abad ke-16 M, giliran Belanda, Inggris, Denmark dan Perancis, datang
ke Asia Tenggara. Namun, Perancis dan Denmark tidak berhasil menguasai negeri di Asia Tenggara
dan hanya datang untuk berdagang. Kekuasaan politik negara-negara Eropa di negara-negara Asia
berlanjut terus hingga pertengahan abad ke-20.
Pembaharuan di Nusantara Latar Belakang Pemikiran pembaharuan atau modernisasi
dalam Islam timbul terutama sebagai hasil kontak yang terjadi antara dunia Islam dan
Barat.Pembaharuan yang diusahakan pemuka-pemuka Usmani abad kedelapan belas tidak ada
artinya. Usaha dilanjutkan di abad kesembilan belas dan inilah kemudian yang membawa kepada
perubahan besar di Turki. Seoarang terpelajar Islam memberikan gambaran pada abad kesembilan
belas, Ia mengatakan betapa terbelakangnya umat Islam ketika itu.Kontak dengan kebudayaan Barat
yang lebih tinggi ini ditambah dengan cepatnya kekuatan Mesir dapat dipatahkan oleh Napoleon,
membuka mata pemuka-pemuka Islam Mesir untuk mengadakan pembaharuan. Dimana usaha
pembaharuan dimulai oleh Muhammad Ali Pasya (1765-1848 M) seorang perwira Turki. Dengan
demikian, maka pembaharuan islam mengandung maksud mengembalikan sikap dan pandangan
hidup umat agar sejalan dengan petunjuk Al-Qur’an & Al-Sunnah.
Masuk dan perkembangan Pembaruan di Nusantara
Pada awal abad ke-20, ide-ide pembaharuan terlihat telah turut mewarnai arus pemikiran dan
gerakan Islam di Indonesia. Menilik latar belakang kehidupan sebagian tokoh-tokohnya, sangat
mungkin diasumsikan bahwa perkembangan baru Islam di Indonesia sedikit banyak dipengaruhi
oleh ide-ide yang berasal dari luar Indonesia. Seperti misalnya Ahmad Dahlan (Muhammadiyah),
Ahmad Surkati (Al-Irshad), Zamzam (Persis), yang ketiganya sempat menimba ilmu di Mekkah dan
melalui media publikasi dan korespondensi mereka berkesempatan untuk dapat berinteraksi dengan
arus pemikiran baru Islam dari Mesir. Tokoh lainnya seperti Tjokroaminoto (Sarekat Islam) juga
dikenal menggali inspirasi gerakannya dari ide-ide pembaharuan Islam di anak benua India.
Gerakan pembaharuan Islam di Indonesia tidaklah muncul dalam satu pola dan bentuk yang sama,
melainkan memiliki karakter dan orientasi yang beragam. Dengan kian massifnya kiprah gerakan
pembaharuan Islam di Indonesia di tengah-tengah masyarakat, secara umum pada awal abad ke-20
M tersebut, corak gerakan keagamaan Islam di Indonesia dapat dipetakan dengan meminjam
sebagai berikut:
(1) Tradisionalis-konservatis
(2) Reformis-modernis
14. (3) Radikal-puritan
Pusat-Pusat Pembaruan di Nusantara
Gerakan yang lahir di Timur Tengah kebangkitan islam semakin berkembang membentuk
organisasi-organisasi sosial keagamaan, seperti Sarekat Dagang Islam (SDI) di Bogor (1909) dan
Solo (1911), Persyarikatan Ulama di Majalengka, Jawa Barat (1911), Muhammadiyah di
Yogyakarta (1912), Persatuan Islam (Persis) di Bandung (1920-an), Nahdatul Ulama (NU) di
Surabaya (1926), dan Persatuan Tarbiyah Islamiah (Perti) di Candung, Bukittinggi (1930), dan
Partai-partai Politik, seperti Sarekat Islam (SI) yang merupakan kelanjutan dari SDI, Persatuan
Muslimin Indonesia (Permi) di Padang Panjang (1932) yang merupakan kelanjutan, dan perluasan
dari organisasi pendidikan Thawalib, dan Partai Islam Indonesia (PII) pada tahun 1938. Organisasi-
organisasi sosial keagamaan Islam dan organisasi-organisasi yang didirikan kaum terpelajar,
menandakan tumbuhnya benih-benih nasionalisme dalam pengertian modern. Jalur-Jalur
Pembaruan di Nusantara
Ide-ide pembaharuan Islam dari luar yang masuk ke Indonesia dengan demikian dapat dibaca
berlangsung secara berproses setidaknya melalui 3 (tiga) jalur:
1) Jalur haji dan mukim
2) Jalur publikasi
3) Peran mahasiswa yang sempat menimba ilmu di Timur-Tengah.
Tokoh-Tokoh Pembaruan di Nusantara
1) Tokoh-tokoh dekade 60-an ,Harun Nasution, Mukti Ali Ide-ide mukti Ali
2) Tokoh-tokoh dekade 80-an, Munawir Sjadzali Munawir, Abdurrahman
Hasil dari Pembaruan di Aceh Abd Al-Rauf Al-Sinkili adalah tokoh legendaris yang
hidup pada masa puncak kejayaan kerajaan Aceh pada waktu itu kekuasaan kerajaan Aceh dipegang
oleh Sultan Iskandar Muda. Sinkel (singkel) adalah nama suatu tempat dimana disitulah ia
dilahirkan, disamping nama Al-Sinkili yang sering ditempelkan pada namanya ia pula sering
diberikan nama Laqob (julukan) Syekh Kuala, alasannya karena ia mengajarkan beberapa
pengetahuan agama di Kuala dan meninggal dunia di sana pula. Kebesaran nama Abd Al-Rauf Al-
Sinkili dapat membedah pada gelapan diskursus para pemikir (ulama) saat itu, khususnya pada abad
ke-17 yang banyak memberikan sumbangsih variasi karya tulis yang cukup gemilang, lebih khusus
lagi dalam ilmu-ilmu batiniah (spiritual Islam dan tasawuf), kendati dalam ilmu-ilmu yang lainnya
yaitu ilmu dhahir seperti ilmu fiqih dan ilmu hadist, ilmu tafsir ia juga sebagai tokoh yang tidak
dapat dilihat sebelah mata. Dalam kacamata para ulama saat itu ia lebih dikenal sebagai tokoh ilmu
16. REFERENSI
A.Hasymy , Sejarah Kebudayaan Islam
Abd. Ramadhan AL Buthi, Sirah Nabawiyah
Ahmad Abdul Hamid Ghurab, Menyingkap Tabir Orientalisme, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1993,
Ahmad Shalabi, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Pustakan al-Husna, 1988)
Akbar S.Ahmad, Rekontruksi sejarah Islam
Al-Husaini, H.M.H Al-Hamid, Membangun Peradaban Sejarah Muhammad Saw Sejak Sebelum
Diutus Menjadi Nabi:
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003)
Bassam Tibi, Islam dan Perubahan Kebudayaan
Budi M.Rahman, Islam Peradaban dan Historisitas
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, 2000)
Berbagai Sumber Referensi Lainnya