SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Sabtu, 27 Agustus 2011
Pengadukan dan Pencampuran
Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang diaduk seperti
molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya menyebar (terdispersi).
gambar 1. (Dimensi sebuah Tangki Berpengaduk)
dimana :
C = tinggi pengaduk dari dasar tangki
D = diameter pengaduk
Dt = diameter tangki
H = tinggi fluida dalam tangki
J = lebar baffle
W = lebar pengaduk
Gambar 2. (Seperangkat Alat Tangki Berpengaduk)
Tujuan Pengadukan :
1. Mencampur dua cairan yang saling melarut
2. Melarutkan padatan dalam cairan
3. Mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk gelembung
4. untuk mempercepat perpindahan panas antara fluida dengan koil pemanas dan jacket pada
dinding bejana.
Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara acak suatu bahan ke bahan yang
lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua fasa atau lebih.
Proses pencampuran bisa dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk. Hal ini dikarenakan faktor-faktor
penting yang berkaitan dengan proses ini, dalam aplikasi nyata bisa dipelajari dengan seksama dalam
alat ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan dan pencampuran diantaranya adalah
perbandingan antara geometri tangki dengan geometri pengaduk, bentuk dan jumlah pengaduk, posisi
sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan juga properti fisik
fluida yang diaduk yaitu densitas dan viskositas. Oleh karena itu, perlu tersedia seperangkat alat tangki
berpengaduk yang bisa digunakan untuk mempelajari operasi dari pengadukan dan pencampuran
tersebut.
Pencampuran terjadi pada tiga tingkatan yang berbeda yaitu :
1. Mekanisme konvektif : pencampuran yang disebabkan aliran cairan secara keseluruhan (bulk
flow).
2. Eddy diffusion : pencampuran karena adanya gumpalan - gumpalan fluida yang terbentuk dan
tercampakan dalam medan aliran.
3. Diffusion : pencampuran karena gerakan molekuler.
Ketiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan adalah eddy diffusion.
Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam keadaan turbulen dengan pencampuran dalam
medan aliran laminer. Sifat fisik fluida yang berpengaruh pada proses pengadukan
adalah densitas dan viskositas.
Secara khusus, proses pengadukan dan pencampuran digunakan untuk mengatasi tiga jenis
permasalahan utama, yaitu :
1. Untuk menghasilkan keseragaman statis ataupun dinamis pada sistem multifase
multikomponen.
2. Untuk memfasilitasi perpindahan massa atau energi diantara bagian-bagian dari sistem yang
tidak seragam.
3. Untuk menunjukkan perubahan fase pada sistem multikomponen dengan atau tanpa perubahan
komposisi.
Aplikasi pengadukan dan pencampuran bisa ditemukan dalam rentang yang luas, diantaranya dalam
proses suspensi padatan, dispersi gas-cair, cair-cair maupun padat-cair, kristalisasi, perpindahan panas
dan reaksi kimia.
Dimensi dan Geometri Tangki
Kapasitas tangki yang dibutuhkan untuk menampung fluida menjadi salah satu pertimbangan dasar
dalam perancangan dimensi tangki. Fluida dalam kapasitas tertentu ditempatkan pada sebuah wadah
dengan besarnya diameter tangki sama dengan ketinggian fluida. Rancangan ini ditujukan untuk
mengoptimalkan kemampuan pengaduk untuk menggerakkan dan membuat pola aliran fluida yang
melingkupi seluruh bagian fluida dalam tangki.
Persamaan (1) merupakan rumus dari volume sebuah tangki silinder. Sehingga salh satu pertimbangan
awal untuk merancang alat ini adalah dengan mencari nilai dari diameter yang sama dengan tangki
untuk kapasitas fluida yang diinginkan dalam pengadukan dan pencampuran. Diameter tangki
ditentukan dengan persamaan (2). Tangki dengan diamter yang lebih kecil dibandingkan ketinggiannya
memiliki kecendrungan menambah jumlah pengaduk yang digunakan.
dengan D = t
Rancangan dasar dimensi dari sebuah tangki berpengaduk dengan perbandingan terhadap komponen-
komponen yang menyusunnya ditunjukkan pada gambar 1.
Hubungan dari dimensi pada gamba 1 adalah :
Geometri dari tangki dirancang untuk menghindari terjadinya dead zone yaitu daerah dimana fluida bisa
digerakkan oleh aliran pengaduk. Geometri dimana terjadinya dead zone biasanya berbentuk sudut
ataupun lipatan dari dinding-dindingnya.
Posisi Sumbu Pengaduk
Pada umumnya proses pengadukan dan pencampuran dilakukan dengan menempatkan pengaduk pada
pusat diameter tangki (Center). Posisi ini memiliki pola aliran yang khas. Pada tangki tidak bersekat
dengan pengaduk yang berputar ditengah, energi sentrifugal yang bekerja pada fluida meningkatkan
ketinggian fluidapada dinding dan memperendah ketinggian fluida pada pusat putaran. Pola ini biasa
disebut dengan pusaran (vortex) dengan pusat pada sumbu pengaduk. Pusaran ini akan menjadi
semakin besar seiring dengan peningkatan kecepatan putaran yang juga meningkatkan turbulensi dari
fluida yang diaduk. Pada sebuah proses dispersi gas-cair, terbentuknya pusaran tidak diinginkan. Hal ini
disebabkan pusaran tersebut bisa menghasilkan dispersi udara yang menghambat dispersi gas ke cairan
dan sebaliknya.
Gambar 3. (Posisi Center dari sebuah Pengaduk yang menghasilkan Vortex
Salah satu upaya untuk menghilangkan pusaran ini adalah dengan merubah posisi sumbu pengaduk.
Posisi tersebut berupa posisi sumbu pengaduk tetap tegak lurus namun berjarak dekat dengan dinding
tangki (off center) dan posisi sumbu berada pada arah diagonal (incline). Perubahan posisi ini menjadi
salah satu variasi dalam penelitian yang dilakukan.
Sekat dalam Tangki
Sekat (Baffle) adalah lembaran vertikal datar yang ditempelkan pada dinding tangki. Tujuan utama
menggunakan sekat dalam tangki adalah memecah terjadinya pusaran saat terjadinya pengadukan dan
pencampuran. Oleh karena itu, posisi sumbu pengaduk pada tangki bersekat berada di tengah. Namun,
pada umumnya pemakaian sekat akan menambah beban pengadukan yang berakibat pada
bertambahnya kebutuhan daya pengadukan. Sekat pada tangki juga membentuk distribusi konsentrasi
yang lebih baik di dalam tangki, karena pola aliran yang terjadi terpecah menjadi empat bagian.
Penggunaan ukuran sekat yang lebih besar mampu menghasilkan pencampuran yang lebih baik.
Gambar 4. (Pemasangan Baffle diharapkan mampu meningkatkan kualitas pencampuran)
Pada saat menggunakan empat sekat vertikal seperti pada gambar 4 biasa menghasilkan pola putaran
yang sama dalam tangki. Lebar sekat yang digunakan sebaiknya berukuran 1/12 diameter tangki.
Pengaduk
Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam menghasilkan proses dan
pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis baling-baling (propeller) dengan aliran aksial dan pengaduk
jenis turbin dengan aliran radial menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan pencampuran.
Jenis-jenis Pengaduk
Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan secara umum, yaitu pengaduk baling –
baling (propeller), pengaduk turbin (turbine), pengaduk dayung (paddle) dan pengaduk helical ribbon.
Pengaduk jenis baling-baling (propeller)
Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah baling-baling berdaun tiga.
Gambar 5. Pengaduk jenis Baling-baling (a), Daun Dipertajam (b), Baling-baling kapal (c)
Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm (revolutions per
minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.
Pengaduk Dayung (Paddle)
Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kesepatan rendah diantaranya 20 hingga 200
rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat biasa digunakan dalam sebuah proses pengadukan. Panjang
total dari pengadukan dayung biasanya 60 - 80% dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10
dari panjangnya.
Gambar 6. Pengaduk Jenis Dayung (Paddle) berdaun dua
Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran radial bisa terbentuk
namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah dayung jangkar atau pagar, yang terlihat pada
gambar 6 biasa digunakan dalam pengadukan. Jenis ini menyapu dan mengeruk dinding tangki dan
kadang-kadang bagian bawah tangki. Jenis ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada
dinding dapat terbentuk dan juga digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari dan ke dinding
tangki. Bagaimanapun jenis ini adalah pencampuran yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan
untuk proses pembuatan pasn kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik.
Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun pengaduk dan berukuran lebih
pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas.
Diameter dari sebuah turbin biasanya antara 30 - 50% dari diamter tangki. Turbin biasanya memiliki
empat atau enam daun pengaduk. Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis
ini juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah pengadukdan akan
menuju ke bagian daun pengaduk lalu tepotong-potong menjadi gelembung gas.
Gambar 7. Pengaduk Turbin pada bagian variasi.
Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o
, seperti yang terlihat pada gambar 8, beberapa
aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari aliran aksial dan radial akan terbentuk.
Jenis ini berguna dalam suspensi padatan kerena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan
ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya empat daun miring digunakan dalam suspensi padat.
Pengaduk dengan aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran per
satuan daya dan sangat berguna dalam suspensi padatan.
Gambar 8. Pengaduk Turbin Baling-baling.
Pengaduk Helical-Ribbon
Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan pada kekentalan yang tinggi dan beroperasi pada rpm yang
rendah pada bagian laminer. Ribbon (bentuk seperti pita) dibentuk dalam sebuah bagian helical
(bentuknya seperti baling-balling helicopter dan ditempelkan ke pusat sumbu pengaduk). Cairan
bergerak dalam sebuah bagian aliran berliku-liku pada bagiam bawah dan naik ke bagian atas pengaduk.
Gambar 9. Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical-Ribbon, (d) Semi-Spiral
Kecepatan Pengaduk
Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah kecepatan putaran
pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk bisa memberikan gambaran mengenai
pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dan
pencampuran. Secara umum klasifikasi kecepatan putaran pengaduk dibagi tiga, yaitu : kecepatan
putaran rendah, sedang dan tinggi.
Kecepatan putaran rendah
Kecepatan rendan yang digunakan berkisar pada kecepatan 400 rpm. Pengadukan dengan kecepatan ini
umumnya digunakan untuk minyak kental, lumpur dimana terdapat serat atau pada cairan yang dapat
menimbulkan busa.
Jenis pengaduk ini meghasilkan pergerakan batch yang empurna dengan sebuah permukaan fluida yang
datar untuk menjaga temperatur atau mencampur larutan dengan viskositas dan gravitasi spesifik yang
sama.
Kecepatan putaran sedang
Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm. Pengaduk dengan kecepatan ini
umumnya digunakan untuk larutan sirup kental dan minyak pernis.
Jenis ini paling sering digunakan untuk meriakkan permukaan pada viskositas yang rendah, mengurangi
waktu pencampuan, mencampuran larutan dengan viskositas yang berbeda dan bertujuan untuk
memanaskan atau mendinginkan.
Kecepatan putaran tinggi
Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm. Pengaduk dengan kecepatan ini
umumnya digunakan untuk fluida dengan viskositas rendah misalnya air.
Tingkat pengadukan ini menghasilkan permukaan yang cekung pada viskositas yang rendah dan
dibutuhkan ketika waktu pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositas sangat besar.
Jumlah Pengaduk
Penambahan jumlah pengaduk yang digunakan pada dasarnya untuk tetap menjaga efektifitas
pengadukan pada kondisi yang berubah. Ketinggian fluida yang lebih besar dari diameter tangki, disertai
dengan viskositas fluida yang lebih besar dann diameter pengaduk yang lebih kecil dari dimensi yang
biasa digunakan, merupakan kondisi dimana pengaduk yang digunakan lebih dari satu buah, dengan
jarak antar pengaduk sama dengan jarak pengaduk paling bawah ke dasar tangki. Penjelasan mengenai
kondisi pengadukan dimana lebih dari satu pengaduk yang digunakan dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Kondisi untuk Pemilihan Pengaduk
Pemilihan Pengaduk
Viskositas dari cairan adalah salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis
pengaduk. Indikasi dari rentang viskositas pada setiap jenis pengaduk adalah :
1. Pengaduk jenis baling-baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah Pa.s (3000 cP)
2. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s (100.000 cp)
3. Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa digunakan untuk
viskositas antara 50 - 500 Pa.s (500.000 cP)
4. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas 1000 Pa.s dan telah
digunakan hingga viskositas 25.000 Pa.s. Untuk viskositas lebih dari 2,5 - 5 Pa.s (5000 cP) dan
diatasnya, sekat tidak diperlukan karena hanya terjadi pusaran kecil.
Gambar 10. Pola aliran yang dihasilkan oleh jenis-jenis pengaduk yang berbeda, (a) Impeller,
(b) Propeller, (c) Paddle dan (d) Helical ribbon
Kebutuhan Daya Pengaduk
Parameter Hidrodinamika dalam Tangki Berpengaduk
Bilangan Reynold
Bilangan tak berdimensi yang menyatakan perbandingan antara gaya inersia dan gaya viskos yang terjadi
pada fluida. Sistem pengadukan yang terjadi bisa diketahui bilangan Reynold-nya dengan menggunakan
persamaan 3.
dimana :
Re = Bilangan Reynold
ρ = dnsitas fluida
µ = viskositas fluida
Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminer, transisi dan turbulen. Bentuk
aliran laminer terjadi pada bilangan Reynold hingga 10, sedangkan turbulen terjadi pada bilangan
Reynold 10 hingga 104
dan transisi berada diantara keduanya.
Bilangan Fraude
Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dengan gaya gravitasi.
Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut :
dimana :
Fr = Bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan grafitasi
Bilangan Fraude bukan merupakan variabel yang signifikan. Bilangan ini hanya diperhitungkan pada
sistem pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada sistem ini permukaan cairan dalam tangki akan
dipengaruhi gravitasi, sehingga membentuk pusaran (vortex). Vorteks menunjukkan keseimbangan
antara gaya gravitasi dengan gaya inersia.
Laju dan Waktu Pencampuran
Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga diperoleh keadaan yang
homogen untuk menghasilkan campuran atau produk dengan kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan
laju pencampuran (rate of mixing) adalah laju dimana proses pencampuran berlangsung hingga
mencapai kondisi akhir.
Pada operasi pencampuran dalam tangki berpengaduk, waktu pencampuran ini dipengaruhi oleh
beberapa hal :
1. Yang berkaitan dengan alat, seperti :
· Ada tidaknya baffle atau cruciform vaffle
· Bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propele, padel)
· Ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
· Laju putaran pengaduk
· Ledudukan pengaduk pada tangki, seperti :
a. Jarak pengaduk terhadap dasar tangki
b. Pola pemasangan :
- Center, vertikal
- Off center, vertical
- Miring (inclined) dari atas
- Horisontal
· Jumlah daun pengaduk
· Jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk :
· Perbandingan kerapatan atau densitas cairan yang diaduk
· Perbandingan viskositas cairan yang diaduk
· Jumlah kedua cairan yang diaduk
. Jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)
Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat dimanipulasi untuk mengamati pengaruh
setiap faktor terhadap karakteristik pengadukan, terutama tehadap waktu pencampuran.
Diposkan oleh Rahmat Kurniawan di 16.57 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Selasa, 09 Agustus 2011
Pompa Sentrifugal
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke
tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada cairan yang
dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus.
Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction) dengan
bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu
sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk
mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.
Salah satu jenis pompa pemindah non positip adalah pompa sentrifugal yang prinsip kerjanya mengubah
energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang
berputar dalam casing. Pompa Sentrifugal digunakan untuk memberikan atau menambah kecepatan
pada cairan dan merubahnya menjadi tinggi tekan (head).
Pompa Sentrifugal terdiri dari :
• Baling - baling (blade)
• Rumah (casing), tempat baling - baling bekerja
• Stuffing box, yang merupakan penghubung casing dengan motor.
Duah buah pipa baja dengan diameter nominal sama tetapi schedule number berbeda
artinya : diameter luar sama.
Klasifikasi Pompa Sentrifugal
Pompa Sentrifugal dapat diklasifikasikan, berdasarkan :
Kapasitas
- Kapasitas rendah < 20 m3
/jam
- Kapasitas menengah 20 - 60 m3
/jam
- Kapasitas tinggi > 60 m3
/jam
Tekanan Discharge
- Tekanan Rendah < 5 Kg/cm2
- Tekanan menengah 5 - 50 Kg/cm2
- Tekanan tinggi > 50 Kg/cm2
Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat :
- Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing
- Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu casing.
- Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel dalam satu casing.
- Multi Impeller Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage.
Posisi Poros :
- Poros tegak
- Poros mendatar
Jumlah Suction :
- Single Suction
- Double Suction
Arah aliran keluar impeller :
- Radial flow
- Axial flow
- Mixed fllow
Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal
Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat sepert gambar berikut :
A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa menembus casing.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui poros. Biasanya
terbuat dari asbes atau teflon.
C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan tempat
kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing box. Pada
pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar,
tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran
dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada cairan
yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk
mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan impeller
maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing dengan impeller.
J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat berputar, baik
berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar
dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar,
tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran
dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
Sistem Proteksi Pompa Sentrifugal
Agar pompa dapat beroperasi dengan baik, terdapat prosedur proteksi standar yang diterapkan pada
pompa sentrifugal. Beberapa standar minimum terdiri dari :
1. Proteksi terhadap aliran balik. Aliran keluar pompa dilengkapi dengan check valve yang
membuat aliran hanya bisa berjalan satu arah, searah dengan arah aliran keluar pompa.
2. Proteksi terhadap overload. Beberapa alat seperti pressure switch low, flow switch dan overload
relay pada motor pompa dipasang pada sistem pompa untuk menghindari overload.
3. Proteksi terhadap vibrasi. Vibrasi yang berlebihan akan mengganggu kinerja dan
berkemungkinan merusak pompa. Beberapa alat yang ditambahkan untuk menghindari vibrasi
berlebihan adalah vibration switch dan vibration monitor.
4. Proteksi terhadap minimum flow. Peralatan seperti pressure switch high (PSH), flow switch low
(FSL) dan return line yang dilengkapi dengan control valve dipasang pada sistem pompa untuk
melindungi pompa dari kerusakan akibat tidak terpenuhinya minimum flow.
5. Proteksi terhadap low NPSH available. Apabila pompa tidak memiliki NPSH yang cukup, aliran
keluar pompa tidak akan mengalir dan fluida terakumulasi dalam pompa. Beberapa
peralatan safety yang ditambahkan pada sistem pompa adalah level switch low (LSL)
dan pressure switch low (PSL).
Penggunaan Pompa Sentrifugal
Dalam kehidupan sehari-hari pompa sentrifugal banyak memberikan berbagai manfaat besar bagi
manusia, terutama pada bidang industri. Secara umum pompa sentrifugal digunakan untuk kepentingan
pemindahan fluida dari satu tempat ke tempat yang lainnnya. Berikut ini beberapa contoh lain
pemanfaatan pompa sentrifugal, diantaranya :
• Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan dalam fasilitas gathering
station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi sebelum diolah dan dipasarkan, adalah
pompa bertipe sentrifugal.
• Pada industri perkapalan pompa sentrifugal banyak digunakan untuk memperlancar proses
kerja di kapal.
• Pompa sentrifugal WARMAN dirancang khusus untuk memompakan lumpur, bahan kimia dan
semua larutan cair yang bercampur dengan partikel padat.
• Pompa sentrifugal dan reciprocating RUHRUMPEN untuk berbagai jenis aplikasi, seperti :
industri proses, perkapalan, dock dan lepas pantai, oil dan gas dan aplikasi umum lainnya.
Keunggulan dan Kelemahan Pompa Sentrifugal
Pada beberapa kasus pemanfaatan pompa sentrifugal, pompa ini memberikan efisiensi yang lebih baik
dibandingkan pompa jenis displacement. Hal ini dikarenakan pompa ini memiliki keunggulan dari pompa
lainnya.
Keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya :
• Principe kerjanya sederhana.
• Mempunyai banyak jenis.
• Konstruksinya kuat.
• Tersedia berbagai jenis pilihan kapasitas output debit air.
• Poros motor penggerak dapat langsung disambungkan ke pompa.
• Pada umumnya untuk volume yang sama dengan pompa displacement, harga pembelian pompa
sentrifugal lebih rendah.
• Tidak banyak bagian-bagian yang bergerak (tidak ada katup dan sebagainya), sehingga
pemeliharaannya mudah.
• Lebih sedikit memerlukan tempat.
• Jumlah putaram tinggi, sehingga memberi kemungkinan untuk pergerakan langsung oleh sebuah
elektromotor atau turbin.
• Jalannya tenang, sehingga pondasi dapat dibuat ringan.
• Bila konstruksinya disesuaikan, memberi kemungkinan untuk mengerjakan zat cair yang
mengandung kotoran.
• Aliran zat cair tidak terputus-putus.
Namun disamping memiliki keunggulan, pompa sentrifugal ini juga tidak luput dari kelemahan. Adapun
kelemahan dari pompa sentrifugal adalah :
• Dalam keadaan normal pompa sentrifugal tidak dapat menghisap sendiri (tidak dapat
memompakan udara).
• Kurang cocok untuk mengerjakan zat cair kental, terutama pada aliran volume yang kecil.
Diposkan oleh Rahmat Kurniawan di 15.40 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Jumat, 05 Agustus 2011
Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalami perubahan bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser
walaupun relatif kecil. Gaya geser adalah komponen gaya yang menyinggung permukaan dan jika dibagi
dengan luas permukaan tersebut menjadi tegangan geser rata-rata pada permukaan itu. Atau zat yang
secara permanen tidak dapat menahan gaya geser yang dikenakan terhadap zat tersebut.
Dalam keadaan diam atau dalam keadaan keseimbangan, fluida tidak mampu menahan gaya geser yang
bekerja padanya, dan oleh sebab itu fluida mudah berubah bentuk tanpa pemisahan massa.
Fluida dapat terbagi menjadi dua macam, yaitu gas dan cairan yang mempunyai perbedaan sifat, yaitu :
Gas tidak mempunyai permukaan bebas dan massanya selalu berkembang mengisi seluruh ruangan,
serta mampu dimampatkan (compressible).
Cairan mempunyai permukaan bebas, massanya akan mengisi volume ruangan tertentu sesuai dengan
volumenya, serta tidak mampu dimampatkan (incompressibel).
Sifat - sifat Fisik Fluida :
1. Densitas ρ = m/v
2. Specific Grafity sg = densitas / densitas air pada T dan P tertentu
3. Viskositas yaitu ketahanan suatu fluida untuk mengalir atau berubah bentuk. F/A = -µ ((dυ/∆y))
4. Viskositas Kinematis (Centistoke) V = µ/ρ
Statika Fluida
Tekanan rata - rata (P) = gaya F yang bekerja pada permukaan / luas pemukaan
dimana : F = m . a
Tekanan hidrostatik kolom cairan setinggi h dengan rapat massa ρ adalah P = ρ . g. h
Tegangan Permukaan
Penyebab timbulnya tegangan permukaan adalah gaya tarik antar molekul dalam zat cair. Tegangan
permukaan untuk suatu permukaan air-udara adalah 0,073 N/m pada temperatur ruangan. Adanya
tegangan permukaan tersebut menaikkan tekanan di dalam suatu tetesan cairan. Untuk suatu tetesan
cairan dengan diameter D, tekanan interbal p diperlukan untuk mengimbangi gaya tarik karena
tegangan permukaan σ, dihitung berdasarkan gaya yang bekerja pada suatu belahan tetesan cairan.
Kemampatan
cairan merupakan zat yang tidak termampatkan (incompressible). Namun perlu diperhatikan bahwa
cairan dapat berubah bentuk karena tegangan geser atau termampatkan oleh tekanan pada suatu
volume cairan tersebut. Dengan demikian maka untuk kondisi-kondisi dimana terjadi perubahan tiba-
tiba atau perubahan besar dalam tekanan maka kemampatan cairan menjadi penting. Kemampatan
dinyatakan dengan harga K.
Harga K untuk air pada temperatur 20o
C adalah sekitar 2,18 x 109
N/m2
pada tekanan atmosfer dan
bertambah secara linier sampai sekitar 2,86 x 109
N/m3
pada suatu tekanan 1000 atmosfer jadi dalam
kondisi pada temperatur 20o
C.
K = (2,18 x 109
+ 6,7 P) N/m2
dimana P adalah tekanan terukur (gage pressure) dalam N/m2
. Untuk keperluan praktis air dapat
dipertimbangkan sebagai cairan tak termampatkan (incompressible fluid). Namun ada pengecualiannya,
yaitu fenomena water hammer yang terjadi di dalam saluran tertutup apabila terjadi penutupan katub
turbin secara tiba-tiba.
dimana :
K = modulus elastisitas
dp = penambahan tekanan
dV = pengurangan volume
V = volume awal
Tanda (-) di dalam persamaan tersebut menunjukkan bahwa pertambahan tekanan mengurangi volume.
Karena dV/V tidak berdimensi maka : K dinyatakan dalam satuan dari tekanan p atau gaya tiap satuan
luas. Apabila yang dipertimbangkan adalah satuan massa cairan, maka modulus elastisitas K dapat
dinyatakan dalam persamaan :
Karena ρV = tetap dan d(ρV) = 0 atau dV/V = -dρ/ρ
Kapilaritas
Kapilaritas terjadi disebabkan oleh tegangan permukaan oleh gaya kohesi dan adhesi. hal ini dapat
dilihat dari suatu pipa vertikal diameter kecil (pipa kapiler) yang dimasukkan ke dalam suatu cairan.
Keseimbangan tercapai apabila :
Sehingga kenaikan kapilaritas dapat dihitung yaitu :
(Persamaan diatas berlaku untuk d < 3 mm)
dimana :
h = tinggi kenaikan kapilaritas (m)
σ = tegangan permukaan (N/m2
)
ρ = kerapatan cairan (kg/m3
)
g = gaya grafitasi (m/s2
)
d = diameter pipa kapiler (m)
Ѳ = sudut antara tegangan permukaan dan dinding pipa vertikal
Tekanan
Tekanan fluida yaitu gaya fluida yang bekerja pada arah tegak lurus pada satuan luas permukaan P =
F/A
Tekanan Uap
Salah satu cara untuk menjelaskan besarnya tekanan uap, diambil suatu pipa diamter kecil berisi cairan
yang ditutup di salah satu ujungnya (tube). Ujung yang satu lagi terbuka dan dibenamkan di dalam suatu
bak berisi cairan yang sama dengan cairan di dalam pipa, seperti pada gambar di bawah ini.
Tekanan atmosfer menahan menahan kolom cairan di dalam pipa, tetapi apabila pipa ditarik lebih tinggi,
tekanan di ujung atas pipa menurun sampai di bawah tekanan uap. Dalam hal ini cairan akan
melepaskan diri dari ujung pipa. Dengan tekanan pada permukaan dasar pipa sama dengan tekanan
atmosfer, Keseimbangan gaya dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan antara tekanan
uap, tekanan atmosfer dan panjang dari kolom cairan :
Pu A = Patm Aγ(hA)
dimana :
Pu = tekanan uap dalam Pa (Pascal)
Patm = tekanan atmosfer
A = luas penampang pipa
γ = berat jenis cairan
Gaya, Massa dan Berat
Gaya adalah dorongan / pendorong yang dapat menyebabkan benda bergerak dari suatu tempat
ketempat lainnya.
Massa adalah ukuran jumlah suatu materi.
Berat adalah gaya yang disebabkan oleh gaya grafitasi
dimana :
Percepata Grafitasi = gc = 32,174 lbm . ft/lbf . s2
(faktor konversi)
digunakan untuk mengganti lbm menjadi lbm
jadi percepatan grafitasi = g = 32,174 ft/s2
Contoh :
Sebuah benda dengan berat 200 lbf berada disuatu tempat dibumi yang mempunyai percepatan
grafitasi sebesar 32,2 ft/s2
. Berapakah berat benda tersebut dipermukaan bulan yang memiliki
percepatan grafitasi 5,47 ft/s2
Jawab :
F = (m. g)/gc
m = (F . gc)/g = (200 x 32,174)/32,2 = 199,84 lb
F = (m . g)/gc = (199,84 x 5,47)/32,174 = 33,97 lbf
Tekanan Relatif (Gage/Gaoge)
Tekanan Relatif adalah tekanan didalam sistem tersebut, dengan tidak menyertakan besarnya tekanan
atmosfer.
P absolut = P gage + P atmosfer
Aliran Fluida
Aliran terbagi menjadi dua yaitu aliran laminer (aliran berlapis) dan aliran turbulen (aliran bergolak)
Aliran laminer : aliran lambat, ρ rendah, viskositas tinggi dan profil aliran berbentuk parabola.
Aliran turbulen : terjadi pencampuran fluida dalam suatu penampang akibat adanya pusaran dalam
aliran, hal ini menyebabkan profil aliran menjadi datar.
Bilangan Renold (NRe)
Jenis aliran yang merupakan fungsi dari :
• Kecepatan alir fluida (υ)
• Viskositas (µ)
• Rapat Massa (ρ)
• Diameter pipa (D)
NRe = (ρ . υ . D)/µ tak berdimensi
NRe < 2100 (laminer)
NRe >4000 (turbulen)
Kehilangan Energi karena Gesekan dipengaruhi oleh :
Sifat fluida (viskositas).
Sifat aliran (laminer/turbulen).
Sistem pipa.
Alat Ukur Fluida :
Tabung pitot
Venturi meter
Oriffice
Pemberian energi mekanis dengan meggunakan pompa, fan, blower, kompresor pada fluida untuk :
1. Menambah tekanan
2. Menambah kecepatan
3. Menambah tinggi posisi
Karakteristik Operasi yang penting untuk diperhatikan :
• Kapasitas
• Kebutuhan daya
• Efisiensi
• Reliability dan Maintenance

More Related Content

What's hot

Fluidized bed dryer
Fluidized bed dryerFluidized bed dryer
Fluidized bed dryer
Iffa M.Nisa
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
Yudia Susilowati
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan dengan menggunakan membran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan dengan menggunakan membranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan dengan menggunakan membran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan dengan menggunakan membran
Fransiska Puteri
 
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaLap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
CarlosEnvious
 

What's hot (20)

Evaporasi
EvaporasiEvaporasi
Evaporasi
 
Fluidized bed dryer
Fluidized bed dryerFluidized bed dryer
Fluidized bed dryer
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASKURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
 
Termodinamika (12) d pompa_panas
Termodinamika (12) d pompa_panasTermodinamika (12) d pompa_panas
Termodinamika (12) d pompa_panas
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
 
Pemisahan Kombinasi, destilasi
Pemisahan Kombinasi, destilasiPemisahan Kombinasi, destilasi
Pemisahan Kombinasi, destilasi
 
Distilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasiDistilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasi
 
Materi fisika bab 7 klas xi
Materi fisika  bab 7 klas xiMateri fisika  bab 7 klas xi
Materi fisika bab 7 klas xi
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan dengan menggunakan membran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan dengan menggunakan membranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan dengan menggunakan membran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan dengan menggunakan membran
 
Cyclone scrubber muhammad farhan r latupono - 181420023 indo
Cyclone scrubber   muhammad farhan r latupono - 181420023 indoCyclone scrubber   muhammad farhan r latupono - 181420023 indo
Cyclone scrubber muhammad farhan r latupono - 181420023 indo
 
Materi rotor terpadu
Materi rotor terpaduMateri rotor terpadu
Materi rotor terpadu
 
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaLap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
 
Evaluasi tablet
Evaluasi tabletEvaluasi tablet
Evaluasi tablet
 
Pembahasan filtrasi
Pembahasan filtrasiPembahasan filtrasi
Pembahasan filtrasi
 
sifat koligatif larutan
sifat koligatif larutansifat koligatif larutan
sifat koligatif larutan
 
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat deviLaporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
 
Absorbsi
AbsorbsiAbsorbsi
Absorbsi
 
Visko adit
Visko aditVisko adit
Visko adit
 

Similar to Sabtu

Makalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayakMakalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayak
Virta Puspita Sari
 

Similar to Sabtu (20)

Pengadukan dan pencampuran
Pengadukan dan pencampuranPengadukan dan pencampuran
Pengadukan dan pencampuran
 
Humprey spiral 2
Humprey spiral 2Humprey spiral 2
Humprey spiral 2
 
51092993 viskometer-rotator-dan-vortex-mixer-presentasi-marga
51092993 viskometer-rotator-dan-vortex-mixer-presentasi-marga51092993 viskometer-rotator-dan-vortex-mixer-presentasi-marga
51092993 viskometer-rotator-dan-vortex-mixer-presentasi-marga
 
Materi pompa
Materi pompaMateri pompa
Materi pompa
 
Teori dasar pompa sebagai alat mesin fluida
Teori dasar pompa sebagai alat mesin fluidaTeori dasar pompa sebagai alat mesin fluida
Teori dasar pompa sebagai alat mesin fluida
 
1.04 filtrasi
1.04 filtrasi1.04 filtrasi
1.04 filtrasi
 
Makalah pompa
Makalah pompaMakalah pompa
Makalah pompa
 
Tugas klompok teknik sentrifugasi
Tugas klompok teknik sentrifugasiTugas klompok teknik sentrifugasi
Tugas klompok teknik sentrifugasi
 
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranKelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
 
Sedimentasi.pdf
Sedimentasi.pdfSedimentasi.pdf
Sedimentasi.pdf
 
Teori dasar pompa
Teori dasar pompaTeori dasar pompa
Teori dasar pompa
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Renita new
Renita newRenita new
Renita new
 
Makalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayakMakalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayak
 
Chapter ii 4
Chapter ii 4Chapter ii 4
Chapter ii 4
 
Decanter - Peralatan Industri Proses
Decanter - Peralatan Industri ProsesDecanter - Peralatan Industri Proses
Decanter - Peralatan Industri Proses
 
Fluidisasi
FluidisasiFluidisasi
Fluidisasi
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
muhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptx
muhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptxmuhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptx
muhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptx
 

Sabtu

  • 1. Sabtu, 27 Agustus 2011 Pengadukan dan Pencampuran Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya menyebar (terdispersi). gambar 1. (Dimensi sebuah Tangki Berpengaduk) dimana : C = tinggi pengaduk dari dasar tangki D = diameter pengaduk Dt = diameter tangki H = tinggi fluida dalam tangki J = lebar baffle W = lebar pengaduk
  • 2. Gambar 2. (Seperangkat Alat Tangki Berpengaduk) Tujuan Pengadukan : 1. Mencampur dua cairan yang saling melarut 2. Melarutkan padatan dalam cairan 3. Mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk gelembung 4. untuk mempercepat perpindahan panas antara fluida dengan koil pemanas dan jacket pada dinding bejana. Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara acak suatu bahan ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua fasa atau lebih. Proses pencampuran bisa dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk. Hal ini dikarenakan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan proses ini, dalam aplikasi nyata bisa dipelajari dengan seksama dalam alat ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan dan pencampuran diantaranya adalah perbandingan antara geometri tangki dengan geometri pengaduk, bentuk dan jumlah pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan juga properti fisik fluida yang diaduk yaitu densitas dan viskositas. Oleh karena itu, perlu tersedia seperangkat alat tangki berpengaduk yang bisa digunakan untuk mempelajari operasi dari pengadukan dan pencampuran tersebut. Pencampuran terjadi pada tiga tingkatan yang berbeda yaitu : 1. Mekanisme konvektif : pencampuran yang disebabkan aliran cairan secara keseluruhan (bulk flow).
  • 3. 2. Eddy diffusion : pencampuran karena adanya gumpalan - gumpalan fluida yang terbentuk dan tercampakan dalam medan aliran. 3. Diffusion : pencampuran karena gerakan molekuler. Ketiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan adalah eddy diffusion. Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam keadaan turbulen dengan pencampuran dalam medan aliran laminer. Sifat fisik fluida yang berpengaruh pada proses pengadukan adalah densitas dan viskositas. Secara khusus, proses pengadukan dan pencampuran digunakan untuk mengatasi tiga jenis permasalahan utama, yaitu : 1. Untuk menghasilkan keseragaman statis ataupun dinamis pada sistem multifase multikomponen. 2. Untuk memfasilitasi perpindahan massa atau energi diantara bagian-bagian dari sistem yang tidak seragam. 3. Untuk menunjukkan perubahan fase pada sistem multikomponen dengan atau tanpa perubahan komposisi. Aplikasi pengadukan dan pencampuran bisa ditemukan dalam rentang yang luas, diantaranya dalam proses suspensi padatan, dispersi gas-cair, cair-cair maupun padat-cair, kristalisasi, perpindahan panas dan reaksi kimia. Dimensi dan Geometri Tangki Kapasitas tangki yang dibutuhkan untuk menampung fluida menjadi salah satu pertimbangan dasar dalam perancangan dimensi tangki. Fluida dalam kapasitas tertentu ditempatkan pada sebuah wadah dengan besarnya diameter tangki sama dengan ketinggian fluida. Rancangan ini ditujukan untuk mengoptimalkan kemampuan pengaduk untuk menggerakkan dan membuat pola aliran fluida yang melingkupi seluruh bagian fluida dalam tangki. Persamaan (1) merupakan rumus dari volume sebuah tangki silinder. Sehingga salh satu pertimbangan awal untuk merancang alat ini adalah dengan mencari nilai dari diameter yang sama dengan tangki untuk kapasitas fluida yang diinginkan dalam pengadukan dan pencampuran. Diameter tangki ditentukan dengan persamaan (2). Tangki dengan diamter yang lebih kecil dibandingkan ketinggiannya memiliki kecendrungan menambah jumlah pengaduk yang digunakan.
  • 4. dengan D = t Rancangan dasar dimensi dari sebuah tangki berpengaduk dengan perbandingan terhadap komponen- komponen yang menyusunnya ditunjukkan pada gambar 1. Hubungan dari dimensi pada gamba 1 adalah : Geometri dari tangki dirancang untuk menghindari terjadinya dead zone yaitu daerah dimana fluida bisa digerakkan oleh aliran pengaduk. Geometri dimana terjadinya dead zone biasanya berbentuk sudut ataupun lipatan dari dinding-dindingnya. Posisi Sumbu Pengaduk Pada umumnya proses pengadukan dan pencampuran dilakukan dengan menempatkan pengaduk pada pusat diameter tangki (Center). Posisi ini memiliki pola aliran yang khas. Pada tangki tidak bersekat dengan pengaduk yang berputar ditengah, energi sentrifugal yang bekerja pada fluida meningkatkan ketinggian fluidapada dinding dan memperendah ketinggian fluida pada pusat putaran. Pola ini biasa disebut dengan pusaran (vortex) dengan pusat pada sumbu pengaduk. Pusaran ini akan menjadi semakin besar seiring dengan peningkatan kecepatan putaran yang juga meningkatkan turbulensi dari fluida yang diaduk. Pada sebuah proses dispersi gas-cair, terbentuknya pusaran tidak diinginkan. Hal ini disebabkan pusaran tersebut bisa menghasilkan dispersi udara yang menghambat dispersi gas ke cairan dan sebaliknya. Gambar 3. (Posisi Center dari sebuah Pengaduk yang menghasilkan Vortex
  • 5. Salah satu upaya untuk menghilangkan pusaran ini adalah dengan merubah posisi sumbu pengaduk. Posisi tersebut berupa posisi sumbu pengaduk tetap tegak lurus namun berjarak dekat dengan dinding tangki (off center) dan posisi sumbu berada pada arah diagonal (incline). Perubahan posisi ini menjadi salah satu variasi dalam penelitian yang dilakukan. Sekat dalam Tangki Sekat (Baffle) adalah lembaran vertikal datar yang ditempelkan pada dinding tangki. Tujuan utama menggunakan sekat dalam tangki adalah memecah terjadinya pusaran saat terjadinya pengadukan dan pencampuran. Oleh karena itu, posisi sumbu pengaduk pada tangki bersekat berada di tengah. Namun, pada umumnya pemakaian sekat akan menambah beban pengadukan yang berakibat pada bertambahnya kebutuhan daya pengadukan. Sekat pada tangki juga membentuk distribusi konsentrasi yang lebih baik di dalam tangki, karena pola aliran yang terjadi terpecah menjadi empat bagian. Penggunaan ukuran sekat yang lebih besar mampu menghasilkan pencampuran yang lebih baik. Gambar 4. (Pemasangan Baffle diharapkan mampu meningkatkan kualitas pencampuran) Pada saat menggunakan empat sekat vertikal seperti pada gambar 4 biasa menghasilkan pola putaran yang sama dalam tangki. Lebar sekat yang digunakan sebaiknya berukuran 1/12 diameter tangki. Pengaduk Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam menghasilkan proses dan pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis baling-baling (propeller) dengan aliran aksial dan pengaduk jenis turbin dengan aliran radial menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan pencampuran. Jenis-jenis Pengaduk
  • 6. Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan secara umum, yaitu pengaduk baling – baling (propeller), pengaduk turbin (turbine), pengaduk dayung (paddle) dan pengaduk helical ribbon. Pengaduk jenis baling-baling (propeller) Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah baling-baling berdaun tiga. Gambar 5. Pengaduk jenis Baling-baling (a), Daun Dipertajam (b), Baling-baling kapal (c) Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. Pengaduk Dayung (Paddle) Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kesepatan rendah diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat biasa digunakan dalam sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengadukan dayung biasanya 60 - 80% dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10 dari panjangnya. Gambar 6. Pengaduk Jenis Dayung (Paddle) berdaun dua Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran radial bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah dayung jangkar atau pagar, yang terlihat pada
  • 7. gambar 6 biasa digunakan dalam pengadukan. Jenis ini menyapu dan mengeruk dinding tangki dan kadang-kadang bagian bawah tangki. Jenis ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada dinding dapat terbentuk dan juga digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari dan ke dinding tangki. Bagaimanapun jenis ini adalah pencampuran yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses pembuatan pasn kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik. Pengaduk Turbin Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin biasanya antara 30 - 50% dari diamter tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau enam daun pengaduk. Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu tepotong-potong menjadi gelembung gas. Gambar 7. Pengaduk Turbin pada bagian variasi. Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o , seperti yang terlihat pada gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan kerena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya empat daun miring digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran per satuan daya dan sangat berguna dalam suspensi padatan. Gambar 8. Pengaduk Turbin Baling-baling. Pengaduk Helical-Ribbon Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan pada kekentalan yang tinggi dan beroperasi pada rpm yang
  • 8. rendah pada bagian laminer. Ribbon (bentuk seperti pita) dibentuk dalam sebuah bagian helical (bentuknya seperti baling-balling helicopter dan ditempelkan ke pusat sumbu pengaduk). Cairan bergerak dalam sebuah bagian aliran berliku-liku pada bagiam bawah dan naik ke bagian atas pengaduk. Gambar 9. Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical-Ribbon, (d) Semi-Spiral Kecepatan Pengaduk Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk bisa memberikan gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum klasifikasi kecepatan putaran pengaduk dibagi tiga, yaitu : kecepatan putaran rendah, sedang dan tinggi. Kecepatan putaran rendah Kecepatan rendan yang digunakan berkisar pada kecepatan 400 rpm. Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental, lumpur dimana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa. Jenis pengaduk ini meghasilkan pergerakan batch yang empurna dengan sebuah permukaan fluida yang datar untuk menjaga temperatur atau mencampur larutan dengan viskositas dan gravitasi spesifik yang sama. Kecepatan putaran sedang Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm. Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental dan minyak pernis. Jenis ini paling sering digunakan untuk meriakkan permukaan pada viskositas yang rendah, mengurangi waktu pencampuan, mencampuran larutan dengan viskositas yang berbeda dan bertujuan untuk memanaskan atau mendinginkan. Kecepatan putaran tinggi Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm. Pengaduk dengan kecepatan ini
  • 9. umumnya digunakan untuk fluida dengan viskositas rendah misalnya air. Tingkat pengadukan ini menghasilkan permukaan yang cekung pada viskositas yang rendah dan dibutuhkan ketika waktu pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositas sangat besar. Jumlah Pengaduk Penambahan jumlah pengaduk yang digunakan pada dasarnya untuk tetap menjaga efektifitas pengadukan pada kondisi yang berubah. Ketinggian fluida yang lebih besar dari diameter tangki, disertai dengan viskositas fluida yang lebih besar dann diameter pengaduk yang lebih kecil dari dimensi yang biasa digunakan, merupakan kondisi dimana pengaduk yang digunakan lebih dari satu buah, dengan jarak antar pengaduk sama dengan jarak pengaduk paling bawah ke dasar tangki. Penjelasan mengenai kondisi pengadukan dimana lebih dari satu pengaduk yang digunakan dapat dilihat dalam tabel 1. Tabel 1. Kondisi untuk Pemilihan Pengaduk Pemilihan Pengaduk Viskositas dari cairan adalah salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis pengaduk. Indikasi dari rentang viskositas pada setiap jenis pengaduk adalah : 1. Pengaduk jenis baling-baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah Pa.s (3000 cP) 2. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s (100.000 cp) 3. Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa digunakan untuk viskositas antara 50 - 500 Pa.s (500.000 cP) 4. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas 1000 Pa.s dan telah digunakan hingga viskositas 25.000 Pa.s. Untuk viskositas lebih dari 2,5 - 5 Pa.s (5000 cP) dan diatasnya, sekat tidak diperlukan karena hanya terjadi pusaran kecil.
  • 10. Gambar 10. Pola aliran yang dihasilkan oleh jenis-jenis pengaduk yang berbeda, (a) Impeller, (b) Propeller, (c) Paddle dan (d) Helical ribbon Kebutuhan Daya Pengaduk Parameter Hidrodinamika dalam Tangki Berpengaduk Bilangan Reynold Bilangan tak berdimensi yang menyatakan perbandingan antara gaya inersia dan gaya viskos yang terjadi pada fluida. Sistem pengadukan yang terjadi bisa diketahui bilangan Reynold-nya dengan menggunakan persamaan 3. dimana : Re = Bilangan Reynold ρ = dnsitas fluida µ = viskositas fluida Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminer, transisi dan turbulen. Bentuk aliran laminer terjadi pada bilangan Reynold hingga 10, sedangkan turbulen terjadi pada bilangan Reynold 10 hingga 104 dan transisi berada diantara keduanya. Bilangan Fraude Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dengan gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut :
  • 11. dimana : Fr = Bilangan Fraude N = kecepatan putaran pengaduk D = diameter pengaduk g = percepatan grafitasi Bilangan Fraude bukan merupakan variabel yang signifikan. Bilangan ini hanya diperhitungkan pada sistem pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada sistem ini permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi, sehingga membentuk pusaran (vortex). Vorteks menunjukkan keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya inersia. Laju dan Waktu Pencampuran Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga diperoleh keadaan yang homogen untuk menghasilkan campuran atau produk dengan kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate of mixing) adalah laju dimana proses pencampuran berlangsung hingga mencapai kondisi akhir. Pada operasi pencampuran dalam tangki berpengaduk, waktu pencampuran ini dipengaruhi oleh beberapa hal : 1. Yang berkaitan dengan alat, seperti : · Ada tidaknya baffle atau cruciform vaffle · Bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propele, padel) · Ukuran pengaduk (diameter, tinggi) · Laju putaran pengaduk · Ledudukan pengaduk pada tangki, seperti : a. Jarak pengaduk terhadap dasar tangki
  • 12. b. Pola pemasangan : - Center, vertikal - Off center, vertical - Miring (inclined) dari atas - Horisontal · Jumlah daun pengaduk · Jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk 2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk : · Perbandingan kerapatan atau densitas cairan yang diaduk · Perbandingan viskositas cairan yang diaduk · Jumlah kedua cairan yang diaduk . Jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible) Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat dimanipulasi untuk mengamati pengaruh setiap faktor terhadap karakteristik pengadukan, terutama tehadap waktu pencampuran. Diposkan oleh Rahmat Kurniawan di 16.57 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Selasa, 09 Agustus 2011 Pompa Sentrifugal Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu
  • 13. sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran. Salah satu jenis pompa pemindah non positip adalah pompa sentrifugal yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. Pompa Sentrifugal digunakan untuk memberikan atau menambah kecepatan pada cairan dan merubahnya menjadi tinggi tekan (head). Pompa Sentrifugal terdiri dari : • Baling - baling (blade) • Rumah (casing), tempat baling - baling bekerja • Stuffing box, yang merupakan penghubung casing dengan motor. Duah buah pipa baja dengan diameter nominal sama tetapi schedule number berbeda artinya : diameter luar sama.
  • 14. Klasifikasi Pompa Sentrifugal Pompa Sentrifugal dapat diklasifikasikan, berdasarkan : Kapasitas - Kapasitas rendah < 20 m3 /jam - Kapasitas menengah 20 - 60 m3 /jam - Kapasitas tinggi > 60 m3 /jam Tekanan Discharge - Tekanan Rendah < 5 Kg/cm2 - Tekanan menengah 5 - 50 Kg/cm2 - Tekanan tinggi > 50 Kg/cm2 Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat : - Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing - Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu casing. - Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel dalam satu casing. - Multi Impeller Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage. Posisi Poros : - Poros tegak - Poros mendatar
  • 15. Jumlah Suction : - Single Suction - Double Suction Arah aliran keluar impeller : - Radial flow - Axial flow - Mixed fllow Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat sepert gambar berikut : A. Stuffing Box Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa menembus casing. B. Packing Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
  • 16. C. Shaft (poros) Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya. D. Shaft sleeve Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever. E. Vane Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller. F. Casing Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage). G. Eye of Impeller Bagian sisi masuk pada arah isap impeller. H. Impeller Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya. I. Wearing Ring Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing dengan impeller. J. Bearing Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
  • 17. K. Casing Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage). Sistem Proteksi Pompa Sentrifugal Agar pompa dapat beroperasi dengan baik, terdapat prosedur proteksi standar yang diterapkan pada pompa sentrifugal. Beberapa standar minimum terdiri dari : 1. Proteksi terhadap aliran balik. Aliran keluar pompa dilengkapi dengan check valve yang membuat aliran hanya bisa berjalan satu arah, searah dengan arah aliran keluar pompa. 2. Proteksi terhadap overload. Beberapa alat seperti pressure switch low, flow switch dan overload relay pada motor pompa dipasang pada sistem pompa untuk menghindari overload. 3. Proteksi terhadap vibrasi. Vibrasi yang berlebihan akan mengganggu kinerja dan berkemungkinan merusak pompa. Beberapa alat yang ditambahkan untuk menghindari vibrasi berlebihan adalah vibration switch dan vibration monitor. 4. Proteksi terhadap minimum flow. Peralatan seperti pressure switch high (PSH), flow switch low (FSL) dan return line yang dilengkapi dengan control valve dipasang pada sistem pompa untuk melindungi pompa dari kerusakan akibat tidak terpenuhinya minimum flow. 5. Proteksi terhadap low NPSH available. Apabila pompa tidak memiliki NPSH yang cukup, aliran keluar pompa tidak akan mengalir dan fluida terakumulasi dalam pompa. Beberapa peralatan safety yang ditambahkan pada sistem pompa adalah level switch low (LSL) dan pressure switch low (PSL). Penggunaan Pompa Sentrifugal Dalam kehidupan sehari-hari pompa sentrifugal banyak memberikan berbagai manfaat besar bagi manusia, terutama pada bidang industri. Secara umum pompa sentrifugal digunakan untuk kepentingan pemindahan fluida dari satu tempat ke tempat yang lainnnya. Berikut ini beberapa contoh lain pemanfaatan pompa sentrifugal, diantaranya : • Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan dalam fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi sebelum diolah dan dipasarkan, adalah pompa bertipe sentrifugal. • Pada industri perkapalan pompa sentrifugal banyak digunakan untuk memperlancar proses kerja di kapal.
  • 18. • Pompa sentrifugal WARMAN dirancang khusus untuk memompakan lumpur, bahan kimia dan semua larutan cair yang bercampur dengan partikel padat. • Pompa sentrifugal dan reciprocating RUHRUMPEN untuk berbagai jenis aplikasi, seperti : industri proses, perkapalan, dock dan lepas pantai, oil dan gas dan aplikasi umum lainnya. Keunggulan dan Kelemahan Pompa Sentrifugal Pada beberapa kasus pemanfaatan pompa sentrifugal, pompa ini memberikan efisiensi yang lebih baik dibandingkan pompa jenis displacement. Hal ini dikarenakan pompa ini memiliki keunggulan dari pompa lainnya. Keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya : • Principe kerjanya sederhana. • Mempunyai banyak jenis. • Konstruksinya kuat. • Tersedia berbagai jenis pilihan kapasitas output debit air. • Poros motor penggerak dapat langsung disambungkan ke pompa. • Pada umumnya untuk volume yang sama dengan pompa displacement, harga pembelian pompa sentrifugal lebih rendah. • Tidak banyak bagian-bagian yang bergerak (tidak ada katup dan sebagainya), sehingga pemeliharaannya mudah. • Lebih sedikit memerlukan tempat. • Jumlah putaram tinggi, sehingga memberi kemungkinan untuk pergerakan langsung oleh sebuah elektromotor atau turbin. • Jalannya tenang, sehingga pondasi dapat dibuat ringan. • Bila konstruksinya disesuaikan, memberi kemungkinan untuk mengerjakan zat cair yang mengandung kotoran. • Aliran zat cair tidak terputus-putus. Namun disamping memiliki keunggulan, pompa sentrifugal ini juga tidak luput dari kelemahan. Adapun kelemahan dari pompa sentrifugal adalah : • Dalam keadaan normal pompa sentrifugal tidak dapat menghisap sendiri (tidak dapat memompakan udara).
  • 19. • Kurang cocok untuk mengerjakan zat cair kental, terutama pada aliran volume yang kecil. Diposkan oleh Rahmat Kurniawan di 15.40 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Jumat, 05 Agustus 2011 Fluida Fluida adalah zat yang dapat mengalami perubahan bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser walaupun relatif kecil. Gaya geser adalah komponen gaya yang menyinggung permukaan dan jika dibagi dengan luas permukaan tersebut menjadi tegangan geser rata-rata pada permukaan itu. Atau zat yang secara permanen tidak dapat menahan gaya geser yang dikenakan terhadap zat tersebut. Dalam keadaan diam atau dalam keadaan keseimbangan, fluida tidak mampu menahan gaya geser yang bekerja padanya, dan oleh sebab itu fluida mudah berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Fluida dapat terbagi menjadi dua macam, yaitu gas dan cairan yang mempunyai perbedaan sifat, yaitu : Gas tidak mempunyai permukaan bebas dan massanya selalu berkembang mengisi seluruh ruangan, serta mampu dimampatkan (compressible). Cairan mempunyai permukaan bebas, massanya akan mengisi volume ruangan tertentu sesuai dengan volumenya, serta tidak mampu dimampatkan (incompressibel). Sifat - sifat Fisik Fluida : 1. Densitas ρ = m/v 2. Specific Grafity sg = densitas / densitas air pada T dan P tertentu 3. Viskositas yaitu ketahanan suatu fluida untuk mengalir atau berubah bentuk. F/A = -µ ((dυ/∆y)) 4. Viskositas Kinematis (Centistoke) V = µ/ρ Statika Fluida
  • 20. Tekanan rata - rata (P) = gaya F yang bekerja pada permukaan / luas pemukaan dimana : F = m . a Tekanan hidrostatik kolom cairan setinggi h dengan rapat massa ρ adalah P = ρ . g. h Tegangan Permukaan Penyebab timbulnya tegangan permukaan adalah gaya tarik antar molekul dalam zat cair. Tegangan permukaan untuk suatu permukaan air-udara adalah 0,073 N/m pada temperatur ruangan. Adanya tegangan permukaan tersebut menaikkan tekanan di dalam suatu tetesan cairan. Untuk suatu tetesan cairan dengan diameter D, tekanan interbal p diperlukan untuk mengimbangi gaya tarik karena tegangan permukaan σ, dihitung berdasarkan gaya yang bekerja pada suatu belahan tetesan cairan. Kemampatan cairan merupakan zat yang tidak termampatkan (incompressible). Namun perlu diperhatikan bahwa cairan dapat berubah bentuk karena tegangan geser atau termampatkan oleh tekanan pada suatu volume cairan tersebut. Dengan demikian maka untuk kondisi-kondisi dimana terjadi perubahan tiba- tiba atau perubahan besar dalam tekanan maka kemampatan cairan menjadi penting. Kemampatan dinyatakan dengan harga K. Harga K untuk air pada temperatur 20o C adalah sekitar 2,18 x 109 N/m2 pada tekanan atmosfer dan bertambah secara linier sampai sekitar 2,86 x 109 N/m3 pada suatu tekanan 1000 atmosfer jadi dalam kondisi pada temperatur 20o C. K = (2,18 x 109 + 6,7 P) N/m2 dimana P adalah tekanan terukur (gage pressure) dalam N/m2 . Untuk keperluan praktis air dapat dipertimbangkan sebagai cairan tak termampatkan (incompressible fluid). Namun ada pengecualiannya, yaitu fenomena water hammer yang terjadi di dalam saluran tertutup apabila terjadi penutupan katub turbin secara tiba-tiba. dimana : K = modulus elastisitas dp = penambahan tekanan dV = pengurangan volume
  • 21. V = volume awal Tanda (-) di dalam persamaan tersebut menunjukkan bahwa pertambahan tekanan mengurangi volume. Karena dV/V tidak berdimensi maka : K dinyatakan dalam satuan dari tekanan p atau gaya tiap satuan luas. Apabila yang dipertimbangkan adalah satuan massa cairan, maka modulus elastisitas K dapat dinyatakan dalam persamaan : Karena ρV = tetap dan d(ρV) = 0 atau dV/V = -dρ/ρ Kapilaritas Kapilaritas terjadi disebabkan oleh tegangan permukaan oleh gaya kohesi dan adhesi. hal ini dapat dilihat dari suatu pipa vertikal diameter kecil (pipa kapiler) yang dimasukkan ke dalam suatu cairan. Keseimbangan tercapai apabila : Sehingga kenaikan kapilaritas dapat dihitung yaitu : (Persamaan diatas berlaku untuk d < 3 mm) dimana : h = tinggi kenaikan kapilaritas (m) σ = tegangan permukaan (N/m2 ) ρ = kerapatan cairan (kg/m3 ) g = gaya grafitasi (m/s2 ) d = diameter pipa kapiler (m) Ѳ = sudut antara tegangan permukaan dan dinding pipa vertikal Tekanan Tekanan fluida yaitu gaya fluida yang bekerja pada arah tegak lurus pada satuan luas permukaan P = F/A
  • 22. Tekanan Uap Salah satu cara untuk menjelaskan besarnya tekanan uap, diambil suatu pipa diamter kecil berisi cairan yang ditutup di salah satu ujungnya (tube). Ujung yang satu lagi terbuka dan dibenamkan di dalam suatu bak berisi cairan yang sama dengan cairan di dalam pipa, seperti pada gambar di bawah ini. Tekanan atmosfer menahan menahan kolom cairan di dalam pipa, tetapi apabila pipa ditarik lebih tinggi, tekanan di ujung atas pipa menurun sampai di bawah tekanan uap. Dalam hal ini cairan akan melepaskan diri dari ujung pipa. Dengan tekanan pada permukaan dasar pipa sama dengan tekanan atmosfer, Keseimbangan gaya dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan antara tekanan uap, tekanan atmosfer dan panjang dari kolom cairan : Pu A = Patm Aγ(hA) dimana : Pu = tekanan uap dalam Pa (Pascal) Patm = tekanan atmosfer A = luas penampang pipa γ = berat jenis cairan Gaya, Massa dan Berat Gaya adalah dorongan / pendorong yang dapat menyebabkan benda bergerak dari suatu tempat ketempat lainnya. Massa adalah ukuran jumlah suatu materi. Berat adalah gaya yang disebabkan oleh gaya grafitasi
  • 23. dimana : Percepata Grafitasi = gc = 32,174 lbm . ft/lbf . s2 (faktor konversi) digunakan untuk mengganti lbm menjadi lbm jadi percepatan grafitasi = g = 32,174 ft/s2 Contoh : Sebuah benda dengan berat 200 lbf berada disuatu tempat dibumi yang mempunyai percepatan grafitasi sebesar 32,2 ft/s2 . Berapakah berat benda tersebut dipermukaan bulan yang memiliki percepatan grafitasi 5,47 ft/s2 Jawab : F = (m. g)/gc m = (F . gc)/g = (200 x 32,174)/32,2 = 199,84 lb F = (m . g)/gc = (199,84 x 5,47)/32,174 = 33,97 lbf Tekanan Relatif (Gage/Gaoge) Tekanan Relatif adalah tekanan didalam sistem tersebut, dengan tidak menyertakan besarnya tekanan atmosfer. P absolut = P gage + P atmosfer Aliran Fluida Aliran terbagi menjadi dua yaitu aliran laminer (aliran berlapis) dan aliran turbulen (aliran bergolak) Aliran laminer : aliran lambat, ρ rendah, viskositas tinggi dan profil aliran berbentuk parabola. Aliran turbulen : terjadi pencampuran fluida dalam suatu penampang akibat adanya pusaran dalam aliran, hal ini menyebabkan profil aliran menjadi datar.
  • 24. Bilangan Renold (NRe) Jenis aliran yang merupakan fungsi dari : • Kecepatan alir fluida (υ) • Viskositas (µ) • Rapat Massa (ρ) • Diameter pipa (D) NRe = (ρ . υ . D)/µ tak berdimensi NRe < 2100 (laminer) NRe >4000 (turbulen) Kehilangan Energi karena Gesekan dipengaruhi oleh : Sifat fluida (viskositas). Sifat aliran (laminer/turbulen). Sistem pipa. Alat Ukur Fluida : Tabung pitot
  • 25. Venturi meter Oriffice Pemberian energi mekanis dengan meggunakan pompa, fan, blower, kompresor pada fluida untuk : 1. Menambah tekanan 2. Menambah kecepatan 3. Menambah tinggi posisi Karakteristik Operasi yang penting untuk diperhatikan :
  • 26. • Kapasitas • Kebutuhan daya • Efisiensi • Reliability dan Maintenance