SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Download to read offline
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mesin- mesin Fluida
Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi
energy potensial atau sebaliknyamengubah energi fluida ( energi kinetic dan energy potensial
) menjadi energy mekanik poros. Dalam hal ini fluida yang akan dimaksud berupa cair, gas,
dan uap.
Secara umum mesin-mesin fluida dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:
1. Mesin Tenaga : Mesin fluida yang berfungsi mengubah enrgi fluida (
energi potensial dan energi kinetik ) menjadi energi mekanis
poros.
Contoh : Turbin, kincir air, dan kincir angin
2. Mesin Kerja : Mesin yang berfungsi mengubah energi mekanis poros menjadi
energy fluida ( energi potensial dan energi kinetik)
Contoh : Pompa, kompresor, kipas (fan)
2.2 Pengertian Pompa
Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan mesin kerja.
Pompa berfungsi untuk memindahkan zat cair dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih
tinggi karena adanya perbedaan tekanan. Pompa beroperasi dengan membuat perbedaan
tekanan di bagian isap ( suction ) dan bagian keluar ( discharge ). Dengan kata lain, pompa
berfungsi mengubah tekanan mekanis dari suatu sumber tenaga ( penggerak ) menjadi tenaga
kinetis ( Kecepatan ), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi
hambatan yang ada sepanjang aliran.
Dari gambar 2.1 dapat dilihat bahwa prinsip sebuah pompa adalah mengubah energi
mekanik motor menjadi energi aliran fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan
untuk menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan-tahanan yang terdapat pada saluran yang
dilalui.
Pompa juga dapat digunakan pada proses-proses yang membutuhkan tekanan hidraulik
yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada peralatan-peralatan berat. Dalam operasi,
mesin-mesin peralatan berat membutuhkan tekanan discharge yang besar dan tekanan isap
yang rendah. Akibat tekanan yang rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik dari
kedalaman tertentu, sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi discharge akan memaksa
fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang diinginkan
Gambar 2.1 Instalasi pompa
Salah satu jenis pompa yang pemindah non-positip adalah pompa sentrifugal yang
prinsip kerjanya mengubah energy kinetis ( kecepatan ) cairan menjadi energy potensial (
dinamis ) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. Prinsip-prinsip dasar pompa
sentrifugal ialah sebagai berikut:
• gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke sisi luar
sehingga kecepatan fluida meningkat
• kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa (volute atau diffuser) menjadi
tekanan atau head.
2.3 Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal adalah pompa salah satu jenis pompa pemindah non positip yang
prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial
(dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing.
2.3.1 Sejarah dan Perkembangan Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal merupakan pilihan utama para insinyur dalam aplikasi pompa. Hal
ini di karenakan pompa sentrifugal sangat sederhana dan serbaguna. Pompa sentrifugal
diperkenalkan oleh Denis Papin tahun 1689 di Eropa dan dikembangkan di Amerika Serikat
pada awal tahun 1800-an. Pada awalnya pompa ini dikenal sebagai baling-baling
Archimedean yang seperti ditunjukan pada gambar 2.2. Pada saat itu diproduksi untuk
aplikasi head rendah yang mana fluida bercampur sampah dan benda padat lainnya. Dan
awalnya mayoritas aplikasi pompa menggunakan pompa positive_displacement.
Gambar 2.2 Pompa sentrifugal saat pertama dibuat
Tingkat kepopuleran pompa sentrifugal dimulai sejak adanya pengembangan motor
elektrik kecepatan tinggi (high speed electric motors), turbin uap, dan mesin pembakaran
ruangan (internal combustion engines). Pompa sentrifugal merupakan mesin berkecepatan
tinggi dan dengan adanya pengembangan penggerak kecepatan tinggi telah memungkinkan
pengembangan pompa menjadi lebih efisien.
Sejak tahun 1940-an, pompa sentrifugal menjadi pompa pilihan untuk berbagai
aplikasi. Riset dan pengembangan menghasilkan peningkatkan kemampuan dan dengan
ditemukannya material konstruksi yang baru membuat pompa memiliki cakupan bidang yang
sangat luas dalam penggunaannya. Sehingga tidak mengherankan jika hari ini ditemukan
efisiensi 93% lebih untuk pompa besar dan 50% lebih untuk pompa kecil.
Pompa sentrifugal modern mampu mengirimkan hingga 1.000.000,_ (gl/min) dengan
head hingga 300 feet yang biasanya dipakai pada industri tenaga nuklir. Dan boiler feed
pump telah dikembangkan sehingga dapat mengirimkan 300 (gl/min) dengan head lebih dari
1800 feet.
Pada fase selanjutnya pompa sentrifugal ini paling banyak digunakan di pabrik kimia.
Pompa sentrifugal biasa digunakan untuk memindahkan berbagai macam fluida, mulai dari
air, asam sampai slurry atau campuran cairan dengan katalis padat (solid). Dengan desain
yang cukup sederhana, pompa sentrifugal bisa disebut sebagai pompa yang paling populer di
industri kimia.
2.3.2. Klasifikasi Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain:
1. Kapasitas :
a. Kapasitas rendah : < 20 m3
/ jam
b. Kapasitas menengah : 20-60 m3
/ jam
c. Kapasitas tinggi : > 60 m3
/ jam
2. Tekanan Discharge :
a. Tekanan Rendah : < 5 Kg / cm2
b. Tekanan menengah : 5 - 50 Kg / cm2
c. Tekanan tinggi : > 50 Kg / cm2
3. Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat :
a. Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing.
b. Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu
casing.
c. Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel dalam satu
casing.
d. Multi Impeller – Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage.
4. Posisi Poros :
a. Poros tegak
b. Poros mendatar
5. Jumlah Suction :
a. Single Suction
b. Double Suction
6. Arah aliran keluar impeller :
a. Radial flow
b. Axial flow
c. Mixed fllow
2.4 Komponen-komponen pompa
Komponen-komponen penting dari pompa sentrifugal adalah kompenen yang
berputar dan komponen tetap. Komponen berputar terdiri dari poros dan impeler,
sedangkan komponen yang tetap adalah rumah pompa (casing), bantalan
(bearing), Komponen lainnya dapat dilihat secara lengkap dan nama-nama
komponen. ( gambar 2.3 )
Gambar 2.3 Kontruksi pompa
Keterangan Gambar :
009. Tutup rumah pompa 112-1. selubung 779. penyangga
011. Rumah pompa 121-1. Pasak
020. Cincin Penyekat 122-1. Pasak
023. Cincin perapat 122. Cincin pelempar
031. Penekan paking 131. Kopling
033. Paking 201. Rumah bantalan
101. Impeller 202. Tutup bantalan
105. Mur Impelller 221. Bantalan bola
111. Poros 229. Penopang
Gambar 2.4 Konstruksi Pompa
2.5 Prinsip Kerja Pompa
Pada pompa terdapat sudu-sudu impeler gambar 2.6 yang berfungsi mengangkat
zat cair dari tempat yang lebih rendah ketempat yang lebih tinggi ( gambar 2.5 ).
Impeler dipasang pada poros pompa yang berhubungan dengan motor pengerak,
biasanya motor listrik atau motor bakar.
Gambar 2.5 proses pemompaan
Poros pompa akan berputar apabila penggeraknya berputar., karena poros pompa
berputar impeller dan sudu-sudu impeller berputar zat cair yang di dalamnya akan ikut
berputar sehingga tekanan dan kecepatannya naik dan terlempar dari tengah pompa ke
saluran yang berbentuk volut atau spiral yang kemudian dislaurkan keluar melalui nosel.
Jadi fungsi impeler pompa adalah merubah energi mekanik yaitu putaran
impeler menjadi energi fluida (zat cair). Jadi, zat cair yang masuk pompa akan
mengalami pertambahan energi. Pertambahan energi padazat cair
mengakibatkan pertambahan head tekan, head kecepatan dan head potensial. Jumlah
dari ketiga bentuk head tersebut dinamakan head total. Head total pompa juga bisa
didefinisikan sebagai selisih head total (energi persatuan berat ) pada sisi isap pompa
dengan sisi keluar pompa.
Pada gambar 2.7 aliran air didalam pompa akan ikut berputar karena gaya
sentrifugal dari impeler yang berputar.
Gambar 2.6 penampang impeller Gambar 2.7 perubahan energi pompa
2.6 Head ( Tinggi Tekan) Pompa
Head pompa adalah energi yang diberikan ke dalam fluida dalam bentuk tinggi tekan.
Dimana tinggi tekan merupakan ketinggian fluida harus naik untuk memperoleh jumlah
energi yang sama dengan yang dikandung satu satuan bobot fluida pada kondisi yang sama.
Dasar dari penentuan tinggi tekan (head) pompa adalah persamaan Bernoulli. Untuk aplikasi
pada instalasi pompa, persamaan Bernoulli dalam bentuk energi “head” terdiri dari empat
head, antara lain head elevasi, head tekanan, head kecepatan, dan head kerugian ( gesekan
aliran). Persamaan Bernouli dalam bentuk energi head yaitu:
(1))
(2)
(3)
(4)
Dimana :
head elevasi, perbedaan tinggi muka air sisi masuk dan keluar (m)
= = head kecepatan sisi masuk dan keluar ( m )
= head tekanan sisi masuk dan keluar ( m)
head kerugian
(
2.6.1 Head Statis Total
Head statisadalah penjumlahan head elevasi dengan head tekanan. Head statis dari head statis
sisi masuk dan sisi keluar, adapun persamaannya sebagai berikut :
(5)
(6)
(7)
(8)
Gambar 2.8 head statis total
2.6.2 Head Kerugian ( Loss )
Head kerugian yaitu head untuk mengatasi kerugian-kerugian yang terdiri dari kerugian
gesek aliran di dalam perpipaan dan head kerugian di dalam belokan-belokan ( elbow ),
percabangan, dan perkatupan ( valve )
(9)
2.6.2.a. Head Kerugian gesek di dalam pipa
Aliran fluida cair yang mengalir di dalam pipa adalah fluida viskos sehingga faktor
gesekan fluida dengan dinidng pipa tidak dapat diabaikan. Untuk menghitung kerugian
gesek dapat menggunakan perumusan seba`gai berikut:
:
( Jari-jari Hidrolik ) (10)
( Gradien Hidrolik ) (11)
( head kerugian gesek dalam pipa) (12)
Dengan :
V = kecepatan rata-rata dalam pipa
C, p, q = koefisien-koefisien
= koefisen kerugian gesek
g = percepatan gravitasi
L = panjang pipa ( m )
D = Diameter pipa (m )
Perhitungan kerugian di dalam pipa dipengaruhi oleh pola aliran, untuk aliran laminar dan
turbulen akan menghasilkan nilai koefisien yang berbeda. Hal ini dikarenakan karakteristik
dari aliran tersebut. Adapun rumus yang dipakai adalah sebagai berikut :
a. Aliran Laminar ( Re < 2300 )
(13)
b. Aliran Turbulen ( Re < 4000 )
(14)
Sedangkan untuk mencari nilai Re dengan diketahu kapasitas pompa dan ukuran
penampang, maka rumus mencari nilai bilangan Reeynold menjadi
υ
iss dV
=Re (15)
Dengan:
Re = Bilangan Reynold
υ = viskositas kinematik
dis = diameter dalam pipa
Sehingga untuk mencari faktor gesek (f) didapat dengan cara yang dijelaskan dengan
persamaan di bawah ini
(16)
2.6.2.b. Head Kerugian di dalam jalur pipa ( Hsambungan )
Kerugian head jenis ini terjadi karena fluida mengalami gangguan aliran sehingga
mengurangi energi alirannya. Secara umum rumus kerugian head ini adalah yang ditunjukan
pada persamaan 19, dimana
(17)
Kerugian head ini banyak terjadi pada:
a. Belokan ( Elbow )
b. Perkatupan sepanjang jalur pipa
Pemasangan katup pada pompa adalah untuk pengontrolan kapaasitas, tetapi dengan
pemasangan katup tersebut akan mengakibatkan kerugian energi aliran karena aliran
dihambat.
Dari uraian di atas secara umum head kerugian total pompa dapat dituliskan sebagai berikut :
(18)
2.6.3. Head Total
Head total pompa yang dibutuhkan untuk mengalirkan air dengan kapasitas yang telah
ditentukan dari kondisi instalasi pompa yang akan dilayani. Pada gambar di bawah ini (
gambar 2.9) head total dapat dirumuskan sebagai berikut:
Gambar 2.9 instalasi pompa dan head total
(19)
Dimana:
head statis total ( Perbedaan tinggi muka air sisi keluar dan masuk. )
perbedaan head tekan yang berada pada permukaan air (
berbagai kerugian head di perpipaan, katup, belokan, sambungnan, dan lain-lain
head kecepatan luar
2.7 Performansi Pompa
2.7.1 Kapasitas Pompa Sentrifugal
Kapasitas dari suatu pompa sentrifugal dapat dinyatakan dengan rumus berikut:
Q = V. A
A
Q
V =
(20)
Dimana, bila untuk menghitung kecepatan alirannya menjadi:
VS =
S
P
A
Q
=
( )2
4
is
P
d
Q
π (21)
Dengan :
Q = Kapasitas Pompa (m)
V = Kecepatan aliran (m/s)
As = Luas Penampang Pipa (m2
)
dis = diameter dalam pipa (m)
2.7.2 Kecepatan Spesifik
Jenis impeler yang digunakan pada suatu pompa tergantung pada putaran
spesifiknya. Putaran spesifik adalah putaran yang diperlukan pompa untuk menghasilkan 1
m degan kapasitas 1 m3
/s, dan dihitung berdasarkan ( Jack. B. evett, hal 357 ):
ns = 51,64 (22)
Dimana:
ns = kecepatan spesifik
n = putaran pompa (rpm)
Q = kapasitas pompa (m3
/s)
Hp = head pompa (m)
2.7.3 Hubungan antara Kapasitas dengan Efisiensi Pompa Sentrifugal
Efisiensi pompa merupakan perbandingan daya yang diberikan pompa kepada
fluida dengan daya yang diberikan motor listrik kepada pompa. Berubahnya kapasitas
akan mempengaruhi efisiensi pompa dan daya pompa.
Untuk menghitung efisiensi pompa, maka ada beberapa hal yang perlu
diperhitungkan yang nantinya akan mempenagruhi efisiensi pompa seperti rugi-rugi yang
terjadi pada pompa disebabkan oleh adanya kebocoran, kerugian hidrolis, kerugian
karena gesekan pada impeller serta kerugian mekanis pada bantalan dan elemen berputar
lainnya yang dinyatakan pada persamaan 23 berikut ini
BHP = FHP + HPL + HPDF + HPH+HPM (23)
Dimana
FHP = daya kuda fluida (Hp)
HPL = daya kuda untuk mengatasi kebocoran yang terjadi (Hp)
HPDF = daya kuda untuk mengatasi gesekan pada cakra (Hp)
HPH = daya kuda untuk mengatasi kerugian hidrolis (Hp)
Sehingga untuk efisiensi pompa (η) dapat dicari dengn menggunakan persamaan 24
(Austin H Chruch, Pompa Dan Blower Sentrifugal, hal 36)
(24)
Dimana daya kuda fluida (FHP) dapat diketahui dengan menggunakan persamaan
(Austin H Chruch, Pompa Dan Blower Sentrifugal, hal 34):
(25)
dengan;
γ = berat jenis cairan yang dipompa
Q = kapasitas pompa
H = head aktual (m)
besar daya kuda untuk mengatasi kebocoran dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (AJ Stepanov, Centrifugal And Axial Flow pump, hal 199):
(26)
Dengan :
γ = berat jenis cairan yang dipompa
QL = jumlah kebocoran total yang terjadi (0.1 Q m3/s)
H = head pompa (m)
Besar daya kuda yang dipakai untuk mengatasi gesekan pada cakra/impeller dapat
diketahui dengan menggunakan persamaan (Stephen Lazarkeiwick, Impeller Pump, hal 58):
(27)
dengan;
γ= berat jenis fluida
n = putaran poros
d = dimeter impeller
Daya kuda untuk mengatasi kerugian hidrolis (HPH) dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (Austin H Church, Pompa Dan Blower Sentrifugal, hal 35):
(28)
dengan;
γ = berat jenis fluida
Q’ = kapsitas aliran ditambah kebocorn yang terjadi (1.1Q m3/s)
hls = kerugian hidrolis (m)
2.7.3a Hal yang mempengarui efisiensi pompa
Berbagai pengaruh pada pompa yang bisa menurunkan atau menaikan
efisiensinya. Adapun faktor faktor lain yang juga mempengaruhi dari efisiensi
pompa adalah sebagai berikut ini :
1. Kondisi permukaan pada permukaan dalam pompa.
2. Kerugian mekanis dari pompa
3. Diameter impeler
4. Kekentalan zat cair.
5. Kondisi zat cair yang dipompa
2.7.4. Daya Pompa Sentrifugal
Besarnya energi atau daya yang dibutuhkan untuk memutar poros pompa
dipengaruhi oleh kapasitas pompa, tinggi tekan total pompa, berat jenis fluida yang
dipompakan, serta efisiensi total pompa tersebut. Daya yang dibutuhkan untuk memutar
poros pompa ( Psh ) dirumuskan dengan persamaan (Stephen Lazarkiewich, Impeler
Pump, Hal. 71) :
(29)
di mana :
Np = daya yang dibutuhkan pompa ( kW )
Q = kapasitas pompa ( m3/det )
H = Head total pompa ( m )
γ = berat jenis fluida yang dipompa ( kg/m3 )
η = efisiensi total pompa
2.8 Kavitasi Pompa
2.8.1 Tekanan Uap Zat Cair
Tekanan uap dari zat cair adalah tekanan mutlak pada temperatur tertentu dimana
pada kondisi tersebut zat cair akan menguap atau berubah fase dari cairan menjadi gas.
Tekanan uap zat cair naik demikian juga dengan temperatur zat cair tersebut. Pada tekanan
atmosfer temperatur pendidihan air pada suhu 100ºC, akan tetapi apabila kondisi tekanan zat
cair tersebut diturunkan tekanannya dibawah 1 atm proses pendidihan memerlukan
temperatur kurang dari 100ºC. Kondisi sebaliknya apabila kondisi tekanan zat cair naik labih
dari 1 atm maka akan dibutuhkan temperatur yang lebih tinggi dari 100ºC
Pada instalasi pompa penurunan tekanan terjadi disepanjang perpipaan terutama bagian pipa
isap, didalam pompa sendiri penurunan tekanan pompa terjadi pada bagian nosel isap, karena
dibagian tersebut terjadi penyempitan saluran yang mengakibatkan kenaikan kecepatan dan
penurunan tekanan.
2.8.2 Proses Terjadinya Kavitasi
Pada gambar 2.10 dan 2.11 terlihat terjadinya proses kavitasi di pompa. Kavitasi
terjadi bila tekanan fluida pada saat memasuki pompa turun hingga di bawah tekanan uap
jenuhnya (pada temperatur lingkungan), gelembung-gelembung uap kecil akan mulai
terbentuk. Gelembung-gelembung uap ini akan terbawa oleh aliran fluida dan masuk pada
daerah yang bertekanan lebih tinggi, sehingga gelembung akan pecah dan menimbulkan suara
berisik dan getaran. Selain itu performansi pompa akan turun secara tiba-tiba sehingga pompa
tidak dapat beroperasi dengan baik. Jika pompa dijalankan dalam keadaaan kavitasi secara
terus-menerus dalam jangka waktu lama, maka permukaan dinding saluran di sekitar aliran
akan termakan sehingga menjadi berlubang-lubang. Peristiwa ini yang dinamakan erosi
kavitasi, sebagai akibat tumbukan gelembung-gelembung uap yang pecah pada dinding
secara terus-menerus.
Gambar 2.10 proses kavitasi pada pompa
Gambar 2.11 proses kavitasi pada pompa
Bagian–bagian yang sering terkena kavitasi adalah sudu-sudu impeler dan difuser dan juga
bagian dalam dinding rumah pompa. Pada pompa diagonal dan pompa aksial (propeller
pumps), kavitasi terjadi pada sudu impeler dekat sisi masuk, pada bagian dalam dari dinding
rumah pompa, dan pada sisi masuk sudu difuser.
Penurunan tekanan pada umumnya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
a. Kenaikan gaya angkat statis (static lift) dari pompa sentrifugal
b. Penurunan tekanan atmosfer seiring dengan bertambahnya ketinggian/elevasi
c. Penurunan tekanan absolut sistem, seperti dijumpai pada pemompaan fluida dari
tabung vakum.
d. Kenaikan temperatur fluida yang dipompa.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa terjadinya kavitasi akan mengakibatkan beberapa
kerugian sebagai berikut :
a. Penurunan head dan kapasitas pemompaan
b. Penurunan efisiensi pompa
c. Pecahnya gelembung-gelembung uap saat melalui daerah yang bertekanan lebih
tinggi akan menyebabkan suara berisik, getaran dan kerusakan pada beberapa
komponen terutama impeler dan difuser.
2.8.3 Faktor Penyebab Terjadinya Kavitasi
1. Penguapan ( Vaporization )
Fluida menguap bila tekanannya menjadi sangat rendah atau temperaturnya
menjadi sangat tinggi. Setiap pompa sentrifugal memerlukan head ( tekanan ) pada
sisi isap untuk mencegah penguapan. Tekanan yang diperlukan ini, disiapkan oleh
pabrik pembuat pompa dan dihitung berdasarkan asumsi bahwa air yang dipompakan
adalah 'fresh water' pada suhu 68o
F.
Dan ini disebut Net Positive Suction Head Available ( NPSHA ). Karena ada
pengurangan tekanan ( head losses ) pada sisi suction ( karena adanya valve, elbow,
reduser, dll ), maka perhitungan head total pada sisi suction dan biasa disebut Net
Positive Suction Head is Required ( NPSHR ). Nilai keduanya mempengaruhi
terjadinya penguapan, maka untuk mencegah penguapan, syaratnya adalah:
NPSHA - Vp ≥ NPSHR
Dimana:
Vp = Vapor pressure fluida yang dipompa
2. Masuknya Udara Luar ke Dalam Sistem ( Air Ingestion )
Pompa sentrifugal hanya mampu mengendalikan 0.5% udara dari total
volume. Lebih dari 6% udara, akibatnya bisa sangat berbahaya, dapat merusak
komponen pompa.
Udara dapat masuk ke dalam sistem melalui beberapa sebab, antara lain:
• dari packing stuffing box.
Ini terjadi jika pompa dari kondensor, evaporator, atau peralatan lainnya bekerja pada
kondisi vakum,
• letak valve di atas garis permukaan air ( water line ),
• flens ( sambungan pipa ) yang bocor,
• tarikan udara melalui pusaran cairan ( vortexing fluyd ),
• jika 'bypass line' letaknya terlalu dekat dengan sisi isap, hal ini akan menambah suhu
udara pada sisi isap,
• berkurangnya fluida pada sisi isap, hal ini dapat terjadi jika level cairan terlalu rendah.
Keduanya, baik penguapan maupun masuknya udara ke dalam sistem berpengaruh besar
terhadap kinerja pompa, yaitu pada saat gelembung - gelembung udara itu pecah ketika
melewati 'eye impeller' sampai pada sisi keluar ( sisi dengan tekanan yang lebih tinggi ).
Terkadang, dalam beberapa kasus dapat merusak impeller atau casing. Pengaruh terbesar dari
adanya jebakan udara ini adalah berkurangnya kapasitas pompa.
3. Sirkulasi Balik di Dalam Sistem ( Internal Recirculation )
Kondisi ini dapat terlihat pada sudut terluar ( leading edge ) impeller, dekat dengan
diameter luar, berputar balik ke bagian tengah kipas. Ia dapat juga terjadi pada sisi awal isap
pompa. Efek putaran balik ini dapat menambah kecepatannya sampai ia menguap dan
kemudian 'pecah' ketika melalui tempat yang tekanannya lebih tinggi. Ini selalu terjadi pada
pompa dengan NPSHA yang rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, kita harus tahu nilai
Suction Spesific Speed, yang dapat digunakan untuk mengontrol pompa saat beroperasi,
berapa nilai terdekat yang teraman terhadap nilai BEP ( Best Efficiency Point ) pompa yang
harus diambil untuk mencegah terjadinya masalah.
4. Pergolakan Aliran ( Turbulence )
Aliran fluida diinginkan pada kecepatan yang konstan. Korosi dan hambatan yang ada
pada sistem perpipaan dapat merubah kecepatan fluida dan setiap ada perubahan kecepatan,
tekanannya juga berubah. Untuk menghambat hal tersebut, perlu dilakukan perancangan
sistem perpipaan yang baik. Antara lain memenuhi kondisi jarak minimum antara suction
pump dengan elbow yang pertama minimal sepuluh kali diameter pipa. Pada pengaturan
banyak pompa, pasang suction bells pada bays yang terpisah, sehingga satu sisi isap pompa
tidak akan mengganggu yang lainnya. Jika ini tidak memungkinkan, beberapa buah pompa
bisa dipasang pada satu bak isap ( sump ) yang besar, dengan syarat sebagai berikut:
- posisi pompa tegak lurus dengan arah aliran,
- jarak antara dua 'center line' pompa minimum dua kali suction diameter,
- semua pompa dalam keadaan 'runing',
- bagian piping upstream paling tidak memiliki pipa yang lurus dengan panjang
minimal 10x diameter pipa,
- setiap pompa harus memiliki kapasitas kurang dari 15.000 gpm,
- batas toleransi dasar pompa seharusnya sekitar 30% diameter pipa isap.
5. Vane Passing Syndrome
Kerusakan akibat kavitasi jenis ini terjadi ketika diameter luar impeller lewat terlalu
dekat dengan 'cutwater' pompa. Kecepatan aliran fluida ini bertambah tatkala alirannya
melalui lintasan kecil tersebut, tekanan berkurang dan menyebabkan penguapan lokal.
Gelembung udara yang terbentuk kemudian pecah pada tempat yang memiliki tekanan yang
lebih tinggi, sedikit diluar alur cutwater. Hal inilah yang menyebabkan kerusakan pada volute
(rumah keong) pompa. Untuk mencegah pergerakan poros yang berlebihan, beberapa pabrik
pembuat memasang bulkhead rings pada suction eye. Pada sisi keluar ( discharge ), ring
dapat dibuat untuk memperpanjang sisi keluar dari dinding discharge sampai selubung
impeller.
2.8.4 Akibat Terjadinya Kavitasi
1. Kapasitas Pompa Berkurang
- Ini terjadi karena gelembung-gelembung udara banyak mengambil tempat (space),
dan kita tidak bisa memompa cairan dan udara pada tempat dan waktu yang sama.
Otomatis cairan yang diperlukan menjadi berkurang.
- Jika gelembung itu besar pada eye impeller, pompa akan kehilangan pemasukan dan
akhirnya perlu priming ( tambahan cairan pada sisi isap untuk menghilangkan udara
).
2. Tekanan ( Head ) Kadang Berkurang
Gelembung - gelembung tidak seperti cairan. Ia dapat dikompresi (compressible). Hasil
kompresi ini yang menggantikan head, sehingga head pompa sebenarnya menjadi
berkurang.
3. Pembentukan gelembung pada tekanan rendah karena mereka tidak bisa terbentuk
pada tekanan tinggi. Jika kecepatan fluida bertambah, maka tekanan fluida akan
berkurang. Ini artinya kecepatan fluida yang tinggi pasti di daerah bertekanan rendah. Ini
akan menjadi masalah setiap saat jika ada aliran fluida melalui pipa terbatas, volute, atau
perubahan arah yang mendadak. Keadaan ini sama dengan aliran fluida pada penampang
kecil antara ujung impeller dengan volute cut water.
4. bagian Pompa Bagian - Rusak
- Gelembung - gelembung itu pecah di dalam dirinya sendiri. Ini dinamakan imploding
kebalikan dari exploding. Gelembung-gelembung itu pecah dari segala sisi, tetapi bila ia
jatuh menghantam bagian dari metal seperti impeller atau voluteia tidak bisa pecah dari
sisi tersebut, maka cairan masuk dari sisi kebalikannya pada kecepatan yang tinggi
dilanjutkan dengan gelombang kejutan yang mampu merusak bagian pompa. Ada bentuk
yang unik, yaitu bentuk lingkaran akibat pukulan ini, dimana metal seperti dipukul dengan
'ball peen hammer'.
- Kerusakan ini kebanyakan terjadi membentuk sudut ke kanan pada metal, tetapi
pengalaman menunjukkan bahwa kecepatan tinggi cairan kelihatannya datang dari segala
sudut.
- Semakin tinggi kapasitas pompa, semakin memungkinkan terjadinya kavitasi. Nilai
specific speed pump yang tinggi mempunyai bentuk impeller yang memungkinkan untuk
beroperasi pada kapasitas yang tinggi dengan power yang rendah dan kecil kemungkinan
terjadi kavitasi. Hal ini biasanya dijumpai pada casing yang berbentuk pipa dari pada
casing yang berbentuk volute.
2.8.5. Pencegahan Kavitasi
Cara menghindari proses kavitasi yang paling tepat adalah dengan memasang instalasi
pompa dengan NPSH yang tersedia lebih besar dari pada NPSH yang diperlukan. NPSH
yang tersedia bisa diusahakan oleh pemakai pompa sehingga nilainya lebih besar dari NPSH
yang diperlukan. Berikut ini hal-hal yang diperlukan untuk instalasi pompa :
1. Ketinggihan letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap harus
dibuat serendah mungkin agar head isap statis lebih rendah pula. Pipa Isap harus dibuat
sependek mungkin. JIka terpaksa dipakai pipa isap yang panjang, sebaiknya diambil pipa
yang berdiameter satu nomer lebih besar untuk mengurangi kerugian gesek.
2. Tidak dibenarkan untuk mengurangi laju aliran dengan menghambat aliran disisi isap.
3. Head total pompa harus ditentukan sedemikian hingga sesuai dengan yang diperlukan
pada kondisi operasi yang sesungguhnya.
4. Jika head pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head terendah
harus diadakan pengamanan terhadap terjadinya kavitasi. Dalam beberapa hal terjadiny
akavitasi tidak dapat dihindari dan tidak mempengarui performa pompa, sehingga perlu
dipilih bahan impeler yang tahan erosi karena kavitasi.
2. 9 Nett Posstive Suction Head ( NPSH ) sebagai parameter Kavitasi
Kavitasi akan terjadi bila tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai di bawah tekakan uap
jenuhnya. Jadi, untuk menghindari kavitasi harus diusahakan agar tidak ada satu bagianpun dari
aliran di dalam pompa yang mempunyai tekanan statis lebih rrendah atau tekanan uap jenuh cairan
pada temperatur yang bersangkutan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan dua jenis tekanan yang
memegamg peranan penting yang dipakai sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi. Yaitu
tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan tempat pompa dipasang dan tekanan yang
ditentukan oleh keadaan alliran di dalam pompa.
2.9.1 NPSH yang Tersedia ( NPSH Available )
Head isap positif netto yang tersedia atau NPSH available (NPSHa) merupakan head yang
dimiliki fluida pada sisi isap pompa (ekivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa)
dikurangi dengan tekanan uap jenuh fluida di tempat tersebut. Perhitungan NPSH available
dilakukan berdasarkan instalasi dan posisi/letak pompa, beberapa di antaranya seperti berikut
ini:
a. Pompa menghisap cairan dari tempat terbuka, posisi pompa di atas permukaan cairan yang
dihisap seperti pada gambar 2.12
Gambar 2.12 Instalasi pompa dengan posisi pompa di atas permukaan cairan isap
b. Pompa menghisap cairan dari tangki terbuka, posisi pompa di bawah permukaan cairan yang
dihisap seperti pada gambar 2.13
Gambar 2..13 Instalasi pompa dengan posisi pompa di bawah permukaan cairan isap
c. Pompa menghisap cairan dari tangki tertutup, letak pompa di bawah cairan yang
dihisap seperti pada gambar 2.14
Gambar 2.14 Instalasi pompa dengan posisi pompa di bawah tangki isap tertutup
d. Pompa menghisap cairan dari tangki tertutup, pompa terletak di atas permukaan yang
dihisap seperti pada gambar 2.15
Gambar 2.15 Instalasi pompa dengan posisi pompa di atas tangki isap tertutup
Besarnya NPSH yang tersedia untuk empat sistem di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Lss
va
hh
g
PP
NPSHa −±





×
−
=
γ (30)
di mana:
Pa = tekanan atmosfer
Pv = tekanan uap jenuh
hs = head isap statis
(+) untuk kondisi pompa di bawah permukaan cairan yang dihisap
(-) untuk kondisi pompa di atas permukaan cairan yang dihisap
hLs = head kerugian isap
γ = berat jenis fluida
Kavitasi akan terjadi apabila tekanan zat cair yang dipompa berada dibawah tekanan uap
jenuh zat cair tersebut, untuk menghindari terjadinya kavitasi maka diusahakan agar tidak ada
satu daerahpun dalam proses pemompan yang memiliki tekanan dibawah tekanan uap jenuh
cairan pada temperatur operasi pemompaan. Terjadinya kavitasi mempunyai kaitan dengan
kondisi pompa pada sisi isap. Tekanan isap minimum yang dimiliki pompa sehingga mampu
memasukkan cairan kepompa disebut net positive suction head (NPSH). Besarnya NPSH
dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :
1. Tekanan absolut pada permukaan cairan yang dipompa.
2. Tekanan uap jenuh dari fluida yang dipompa pada temperatur cairannya.
3. Ketinggian cairan dari poros pompa.
4. Kerugian yang disebabkan oleh gesekan atau turbulensi aliran dalam pipa isap
antar permukaan cairan hingga ke pompa.
2.9.2 Net Postive Head Required (NPSHr)
Head isap positif netto yang diperlukan atau NPSH Required (NPSHr) adalah head
minimal yang diperlukan untuk mencegah kavitasi pada laju aliran fluida yang diberikan.
Besarnya harga NPSHr biasanya ditentukan dari pabrik pembuat pompa melalui beberapa
pengujian.
Agar pompa dapat beroperasi dengan aman dan terhindar dari peristiwa kavitasi,
maka sebagai syarat utama adalah harga NPSH yang tersedia (NPSHa) harus lebih besar
daripada NPSH yang diperlukan (NPSHr). Besarnya NPSHr berebdaa untuk setiap pompa.
Untuk suatu pompa tertentu, NPSH yang diperlukan berubah menurut kapasitas dan
pompanya. Adapun persamaan untuk menghitung NPSHr yaitu :
(31)
Dimana :
NPSHr = NPSH yang diperlukan
= Koefisien kavitasi Thoma
= Head Total pompa
Dimana, dalam mencari koefisien kavitasi Thoma, digunakan grafik yang terdapat
pada gambar 2.16 dengan cara interpolasi. Selain mempergunakan koefisien thoma, sering
juga dipergunakan bilangan kecepatan spesifik isap S sebagai pengganti perhitungan dengan
. Harga S untuk pompa-pompa berbentuk umum adalah 1200. Harga ini tidak tergantung
pada ns. Sehingga persamaan NPSHr menjadi :
(32)
Dimana :
NPSHr = NPSH yang diperlukan
= kapasitas pompa
n = kecepatan spesifik pompa (rpm)
S = bilangan kecepatan spsesifik isap (1200)
Gambar 2.16 Hubungan antara koefisien kavitasi dan kecepatan spesifik
2.10 NPSH dan Performansi Pompa
Ada dua cara untuk memeriksa secara eksperimental pengaruh NPSH pada performansi
pompa, antara lain:
1. Kapasitas dijaga tetap, harga NPSH yang tersedia divariasikan. Kemudian perubahan
head total pompa, daya poros, dan efisiensi diperiksa.
2. Mengukur efisiensi pompa dengan memakai NPSH sebagai parameter kemudian
memeriksa perubahan kurva performansi pompa karena perubahan NPSH
Perubahan performansi pompa terhadap perubahan NPSH tergantung pada ns pompa yang
bersangkutan. Pompa dengan ns rendah mempunyai kurva yang cenderung menurun secara
tiba-tiba di daerah kapasitas besar dimana NPSH menjadi kecil . pada kedua metode tersebut,
NPSHr pada titik dimana terjadi penurunan performansi sebenarnya itulah nilai dari NPSHr.
Namun, pengukuran tersebut sangat sulit dilakukan sehingga untuk mengukur NPSHr
dilakukan dengan melihat penurunan performansi pada titik 3%.
2.11 Computational Fluid Dynamics (CFD)
Dalam aplikasinya, aliran fluida baik cair maupun gas adalah suatu zat yang sangat
kentara dengan kehidupan sehari – hari. Misalnya pengkondisian udara bagi bangunan dan
mobil, pembakaran di motor bakar dan sistem propulsi, interaksi berbagai objek dengan udara
atau air, aliran kompleks pada penukar panas dan reactor kimia, dan lain sebagainya, yang
mana cukup menarik untuk diteliti, diselidiki dan dianalisis. Untuk kebutuhan penelitian
tersebut bahkan sampai dengan tingkat desain, perlu dibutuhkan suatu alat yang mampu
menganalisis atau memprediksi dengan cepat dan akurat. Maka berkembanglah suatu ilmu
yang dinamakan Computational Fluid Dynamics (CFD) yang dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan Komputasi Aliran Fluida Dinamik.
2.11.1 Pengertian Umum CFD
Secara umum CFD terdiri dari dua kata yaitu sebagai berikut :
- Computational : segala sesuatu yang berhubungan dengan matematika dan metode
numerik atau komputasi
- Fluid Dynamics : dinamika dari segala sesuatu yang mengalir.
Ditinjau dari istilah di atas, maka CFD bisa berarti suatu teknologi komputasi yang
memungkinkan untuk mempelajari dinamika dari benda – benda atau zat yang mengalir.
Maka secara definisi, CFD adalah ilmu yang mempelajari cara memprediksi aliran
fluida, perpindahan panas, reaksi kimia, dan fenomena lainnya dengan menyelesaikan
persamaan – persamaan matematika (model matematika). Pada dasarnya, persamaan –
persamaan pada fluida dibangun dan dianalisis berdasarkan persamaan – persamaan
diferensial parsial atau dikenal dengan istilah PDE (Partial Differential Equation) yang
mempresentasikan hukum – hukum kekekalan massa (kontinuitas), momentum dan energi
yang diubah kedalam bentuk numerik (persamaan linear) dengan teknik diskritisasi.
Pengembangan sebuah perangkat lunak (software) CFD mampu memberikan
kekuatan untuk mensimulasikan aliran fluida, perpindahan panas, perpindahan massa, benda
– benda bergerak, aliran multifasa, reaksi kimia, interaksi fluida dan struktur, dan sistem
akustik hanya dengan permodelan di komputer. Dengan menggunakan software ini dapat
dibuat virtual prototype dari sebuah system atau alat yang ingin dianalisa dengan menerapkan
kondisi nyata di lapangan. Dengan menggunakan software CFD akan didapatkan data – data,
gambar – gambar, atau kurva – kurva yang menunjukkan prediksi dari performansi keandalan
sistem yang akan didesain.
2.11.2 Penggunaan CFD
Dalam aplikasinya CFD dapat dipergunakan bagi :
- Arsitek untuk mendesain ruang atau lingkungan yang aman dan nyaman.
- Desainer kendaraan untuk meningkatkan karakter aerodinamiknya.
- Analisis kimia untuk memaksimalkan hasil dari reaksi kimia dalam peralatan.
- Bidang petrokimia untuk strategi optimal dari oil recovery.
- Bidang kedokteran untuk mengobati penyakit arterial (computational hemodynamics)
- Metereologis untuk meramalkan cuaca dan memperingatkan akan terjadinya bencana
alam.
- Analis failure untuk mencari sumber – sumber kegagalan misalnya pada suatu sistem
pembakaran atau aliran uap panas.
- Organisasi militer untuk mengembangkan senjata dan mengestimasi seberapa besar
kerusakan yang diakibatkannya.
Penggunaan CFD umumnya berhubungan dengan keempat hal berikut :
1. Studi konsep dari desain baru
2. Pengembangan produk secara detail
3. Analisis kegagalan atau troubleshouting
4. Desain ulang (re – design)
2.11.3 Manfaat CFD
Ditinjau dari segi manfaat terdapat tiga hal yang merupakan alasan kuat kenapa harus
menggunakan CFD, yakni : insight, foresight, dan efficiency.
1) Insight – Pemahaman Mendalam
Apabila dalam mendesain sebuah system atau alat yang sulit untuk dibuat
prototype-nya atau sulit untuk dilakukan pengujian, analisis CFD memungkinkan
untuk digunakan secara virtual ke dalam alat/sistem yang dapat disaksikan melalui
CFD yang belum tentu dapat dilihat dengan cara lainnya.
2) Foresight – Prediksi Menyeluruh
Dikarenakan CFD adalah alat untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada
alat/sistem yang didesain dengan satu atau lebih kondisi batas, maka dapat
ditentukan desain yang optimal.
3) Efficiency – Efisiensi Waktu dan Biaya
Foresight yang diperoleh dari CFD dapat membantu untuk mendesain lebih cepat
dan lebih hemat biaya. Analisis/simulasi CFD akan memperpendek waktu riset
dan desain sehingga juga akan mempercepat produk untuk sampai ke pasaran.
2.11.4 Proses Simulasi CFD
Pada umumnya terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan ketika melakukan simulasi
CFD, yaitu sebagai berikut :
1) Preprocessing
Hal ini merupakan langkah pertama dalam membangun dan menganalisis sebuah
model CFD. Teknisnya adalah membuat membuat model dalam paket CAD
(Computer Aided Design), membuat mesh yang sesuai, kemudian menerapkan kondisi
batas dan sifat – sifat fluidanya.
2) Solving
Solvers (program inti pencari solusi) CFD menghitung kondisi-kondisi yang
diterapkan pada saat preprocessing.
3) Postprocessing
Hal ini adalah langkah terakhir dalam analisis CFD. Hal yang dilakukan pada langkah
ini adalah mengorganisasi dan menginterpretasi data hasil simulasi CFD yang bisa
berupa gambar, kurva , dan animasi.
Beberapa prosedur yang digunakan pada semua pendekatan program CFD, yaitu
sebagai berikut :
1) Pembuatan geometri dari model/problem
2) Bidang atau volume yang diisi fluida dibagi menjadi sel – sel kecil (meshing)
3) Pendefinisian model fisiknya, misalnya : persamaan – persamaan gerak + entalpi +
konversi species (zat – zat yang kita definisikan, biasanya berupa komponen dari suatu
reaktan)
4) Pendefinisian kondisi – kondisi batas, termasuk didalamnya sifat – sifat dan perilaku dari
batas – batas model/problem. Untuk kasus transient, kondisi awal juga didefinisikan.
5) Persamaan – persamaan matematika yang membangun CFD diselesaikan secara iterative,
bisa dalam kondisi tunak (steady state) atau transient.
6) Analisis dan visualisasi dari solusi CFD.
2.11.5 Metode Diskritisasi CFD
Secara matematis CFD mengganti persamaan – persamaan diferensial parsial dari
kontinuitas, momentum dan energy dengan persamaan – persamaan aljabar linear. CFD
merupakan pendekatan dari persoalan yang asalnya kontinum (memiliki jumlah sel tak
terhingga) menjadi model yang diskrit (jumlah sel terhingga).
Perhitungan/komputasi aljabar untuk memecahkan persamaan – persamaan
diferensial parsial ini ada beberapa metode (metode diskritisasi), diantaranya adalah :
- Metode beda hingga (finite difference method)
- Metode elemen hingga (finite elements method)
- Metode volume hingga (finite volume method)
- Metode elemen batas (boundary element method)
- Metode skema resolusi tinggi (high resolution scheme method)
Metode diskritisasi yang dipilih umumnya menentukan kestabilan dari program
numerik/CFD yang dibuat atau program software yang ada. Oleh karenanya diperlukan kehati
– hatian dalam cara mendiskritkan model khususnya cara mengatasi bagian yang kosong atau
diskontinu
2.12 Pengenalan FLUENT
Salah satu software yang digunakan dalam pengembangan kode CFD adalah
FLUENT, yaitu satu jenis program CFD yang menggunakan metode volume hingga (finite
volume method). FLUENT menyediakan fleksibilitas mesh yang lengkap, sehingga dapat
menyelesaikan kasus aliran fluida dengan mesh (grid) yang tidak terstruktur sekalipun
dengan cara yang realtif mudah. Jenis mesh yang didukung oleh FLUENT adalah tipe 2D
triangular-quadritelar, 3D tetrahedral-hexahedral-pyramid-wedge, dan mesh campuran
(hybrid). FLUENT juga memungkinkan untuk memperhalus atau memperbesar mesh yang
sudah ada.
Bahasa program FLUENT ditulis dalam bahasa C, sehingga memiliki struktur data
yang efisien dan lebih fleksibel. FLUENT juga dapat digunakan bersama dengan arsitektur
klien/server, sehingga dapat dijalankan sebagai proses terpisah secara simultan pada klien
desktop workstation dan computer server. Semua fungsi yang dibutuhkan untuk menghitung
suatu solusi dan menampilkan hasilnya dapat diakses pada FLUENT melalui menu yang
interaktif.
Beberapa alasan mengapa menggunakan FLUENT yaitu :
- FLUENT mudah untuk digunakan
- Model yang realistik (tersedia berbagai pilihan solver)
- Diskritisasi meshing model yang efisien (dalam GAMBIT)
- Cepat dalam penyajian hasil (bisa dengan parallel komputer)
- Visualisasi yang mudah dimengerti
mesh
file PDF
mesh
2D/3D
geometri
atau mesh
boundary
mesh
boundary
mesh
dan/atau
mesh volume
2.12.1 Struktur Program FLUENT
Dalam satu paket program FLUENT terdapat beberapa produk, yaitu :
- FLUENT
- prePDF, merupakan preprocessor untuk memodelkan pembakaran non-premixed pada
FLUENT.
- GAMBIT, merupakan preprocessor tambahan yang dapat membuat volume mesh dari
boundary mesh yang sudah ada.
- Filter untuk mengimpor mesh permukaan dan atau volume dari program CAD/CAE
seperti ANSYS, CGNS, I-DEAS, NASTRAN, PATRAN dll.
Geometri dan mesh dapat dibuat menggunakan GAMBIT. Selain itu, dapat juga
menggunakan Tgrid untuk membuat mesh volume triangular, tetrahedral, atau hybrid dari
mesh bidang yang sudah ada. Struktur dari komponen tersebut dapat dilihat pada Gambar
2.16.
Gambar 2.16 Struktur Komponen Program FLUENT
2.12.2 Perencanaan Analisis CFD dan Langkah Penyelesain Masalah Menggunakan
FLUENT
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan meyelesaikan suatu kasus
dengan menggunakan FLUENT, yaitu :
GAMBIT
- Setup geometri
- Pembuatan
mesh 2D/3D
Program
CAD/CAE
lainnya
PrePDF
- Perhitungan dari
look-up tables
FLUENT
- Impor&adaptasi mesh
- Pemodelan fisik
- Kondisi batas
- Sifat-sifat material
- Perhitungan
- Post processing
TGrid
- Mesh triangular 2D
- Mesh tetrahedral 3D
- Mesh hybrid 2D/3D
1) Menentukan tujuan pemodelan
2) Pemilihan model komputasional
3) Pemilihan model fisik
4) Penentuan prosedur
Setelah merencanakan analisis CFD pada model, maka langkah-langkah umum
penyelesaian analisis CFD pada FLUENT sebagai berikut :
1) Membuat geometri dan mesh pada model
2) Memilih solver yang tepat untuk model tersebut (2D atau 3D)
3) Mengimpor mesh model (grid)
4) Melakukan pemeriksaan pada mesh model
5) Memilih formulasi solver
6) Memilih persamaan dasar yang akan dipakai dalam analisis, misalnya : laminar, turbulen,
reaksi kimia, perpindahan kalor dan lain-lain.
7) Menentukan sifat material yang akan dipakai
8) Menentukan kondisi batas
9) Mengatur parameter kontrol solusi
10) Initialize the flow field
11) Melakukan perhitungan/iterasi
12) Memeriksa hasil iterasi
13) Menyimpan hasil iterasi
14) Jika perlu, memperhalus grid kemudian dilakukan iterasi ulang untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik.
Ya
Gambar 2.17 Diagram Alir Prosedur Simulasi
Mulai
Pembuatan geometri
dan meshing
Pendefinisian bidang
batas pada geometri
Pengecekan mesh
Mesh baik
Tidak
YaData sifat
fisik
Penentuan kondisi batas
Proses numerik
Iterasi eror
?
Plot distribusi Tekanan,
Temperatur, dll
Selesai
Tidak

More Related Content

What's hot

306909167 makalah-pompa-doc
306909167 makalah-pompa-doc306909167 makalah-pompa-doc
306909167 makalah-pompa-docLisfia Nurhalisa
 
Pompa mesin fluida ajar
Pompa mesin fluida ajarPompa mesin fluida ajar
Pompa mesin fluida ajarKhairul Fadli
 
Pompa dan perhitungannya fix
Pompa dan perhitungannya fixPompa dan perhitungannya fix
Pompa dan perhitungannya fixnisa faraz
 
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugalmasoso
 
299763097 makalah-pompa-dan-kompresor
299763097 makalah-pompa-dan-kompresor299763097 makalah-pompa-dan-kompresor
299763097 makalah-pompa-dan-kompresorAgus_pratama15
 
tinjauan pustaka
tinjauan pustakatinjauan pustaka
tinjauan pustakazaenal05
 
The Turbomachines and System
The Turbomachines and SystemThe Turbomachines and System
The Turbomachines and SystemIpan Imade
 
Bab ii dasar_teori_2.1._dasar_teori_pompa
Bab ii dasar_teori_2.1._dasar_teori_pompaBab ii dasar_teori_2.1._dasar_teori_pompa
Bab ii dasar_teori_2.1._dasar_teori_pompaSyahrul Abdullah
 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugalWicah
 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugalIffa M.Nisa
 
Pompa putar
Pompa putarPompa putar
Pompa putarWicah
 
Pompa bolak balik
Pompa bolak balikPompa bolak balik
Pompa bolak balikWicah
 

What's hot (20)

Pompa sentrifugall
Pompa sentrifugallPompa sentrifugall
Pompa sentrifugall
 
306909167 makalah-pompa-doc
306909167 makalah-pompa-doc306909167 makalah-pompa-doc
306909167 makalah-pompa-doc
 
Makalah pompa
Makalah pompaMakalah pompa
Makalah pompa
 
pompa dan kompressor
pompa dan kompressorpompa dan kompressor
pompa dan kompressor
 
Pompa mesin fluida ajar
Pompa mesin fluida ajarPompa mesin fluida ajar
Pompa mesin fluida ajar
 
Presentasi kp
Presentasi kpPresentasi kp
Presentasi kp
 
pompa
pompapompa
pompa
 
Teori dasar pompa
Teori dasar pompaTeori dasar pompa
Teori dasar pompa
 
Pompa dan perhitungannya fix
Pompa dan perhitungannya fixPompa dan perhitungannya fix
Pompa dan perhitungannya fix
 
Sentrifugal
SentrifugalSentrifugal
Sentrifugal
 
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
 
299763097 makalah-pompa-dan-kompresor
299763097 makalah-pompa-dan-kompresor299763097 makalah-pompa-dan-kompresor
299763097 makalah-pompa-dan-kompresor
 
tinjauan pustaka
tinjauan pustakatinjauan pustaka
tinjauan pustaka
 
The Turbomachines and System
The Turbomachines and SystemThe Turbomachines and System
The Turbomachines and System
 
Bab ii dasar_teori_2.1._dasar_teori_pompa
Bab ii dasar_teori_2.1._dasar_teori_pompaBab ii dasar_teori_2.1._dasar_teori_pompa
Bab ii dasar_teori_2.1._dasar_teori_pompa
 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugal
 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugal
 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugal
 
Pompa putar
Pompa putarPompa putar
Pompa putar
 
Pompa bolak balik
Pompa bolak balikPompa bolak balik
Pompa bolak balik
 

Similar to Pompa Sentrifugal

Jurnal ilmiah pompa sentrifugal
Jurnal ilmiah pompa sentrifugalJurnal ilmiah pompa sentrifugal
Jurnal ilmiah pompa sentrifugalSaiful Badri
 
152059040 pompa jdbisnwknvdoikcnikjnheciknsknciksncin
152059040 pompa jdbisnwknvdoikcnikjnheciknsknciksncin152059040 pompa jdbisnwknvdoikcnikjnheciknsknciksncin
152059040 pompa jdbisnwknvdoikcnikjnheciknsknciksncinMuhsin Al Jufri
 
pembahasan jenis - jenis pompa pada jurusan teknik mekanik industri
pembahasan jenis - jenis pompa pada jurusan teknik mekanik industripembahasan jenis - jenis pompa pada jurusan teknik mekanik industri
pembahasan jenis - jenis pompa pada jurusan teknik mekanik industrijohanpambudi21
 
muhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptx
muhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptxmuhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptx
muhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptxMuhammadDhiaurrahman1
 
113661681-MESIN-MESIN-FLUIDA.pdf
113661681-MESIN-MESIN-FLUIDA.pdf113661681-MESIN-MESIN-FLUIDA.pdf
113661681-MESIN-MESIN-FLUIDA.pdfsutarsi
 
pump & compressor.pptx
pump & compressor.pptxpump & compressor.pptx
pump & compressor.pptxKrisnaIrawan1
 
Bahan kuliah pesawat bantu
Bahan kuliah pesawat bantuBahan kuliah pesawat bantu
Bahan kuliah pesawat bantujuliardi6
 
KAJIAN PERANCANGAN DAN PERFORMANSI SISTEM KONTROL HIDRAULIK UNTUK MESIN D...
KAJIAN PERANCANGAN   DAN PERFORMANSI  SISTEM KONTROL HIDRAULIK UNTUK  MESIN D...KAJIAN PERANCANGAN   DAN PERFORMANSI  SISTEM KONTROL HIDRAULIK UNTUK  MESIN D...
KAJIAN PERANCANGAN DAN PERFORMANSI SISTEM KONTROL HIDRAULIK UNTUK MESIN D...arya_gooners
 
ptksesi1pompasentrifugal.pptx
ptksesi1pompasentrifugal.pptxptksesi1pompasentrifugal.pptx
ptksesi1pompasentrifugal.pptxDavaKam1
 
Laporan Turbin
Laporan TurbinLaporan Turbin
Laporan TurbinYahya Ynh
 

Similar to Pompa Sentrifugal (20)

Jurnal ilmiah pompa sentrifugal
Jurnal ilmiah pompa sentrifugalJurnal ilmiah pompa sentrifugal
Jurnal ilmiah pompa sentrifugal
 
pompa ppt.pdf
pompa ppt.pdfpompa ppt.pdf
pompa ppt.pdf
 
152059040 pompa jdbisnwknvdoikcnikjnheciknsknciksncin
152059040 pompa jdbisnwknvdoikcnikjnheciknsknciksncin152059040 pompa jdbisnwknvdoikcnikjnheciknsknciksncin
152059040 pompa jdbisnwknvdoikcnikjnheciknsknciksncin
 
pembahasan jenis - jenis pompa pada jurusan teknik mekanik industri
pembahasan jenis - jenis pompa pada jurusan teknik mekanik industripembahasan jenis - jenis pompa pada jurusan teknik mekanik industri
pembahasan jenis - jenis pompa pada jurusan teknik mekanik industri
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
muhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptx
muhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptxmuhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptx
muhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptx
 
113661681-MESIN-MESIN-FLUIDA.pdf
113661681-MESIN-MESIN-FLUIDA.pdf113661681-MESIN-MESIN-FLUIDA.pdf
113661681-MESIN-MESIN-FLUIDA.pdf
 
Pompa ok
Pompa okPompa ok
Pompa ok
 
pump & compressor.pptx
pump & compressor.pptxpump & compressor.pptx
pump & compressor.pptx
 
13715144.ppt
13715144.ppt13715144.ppt
13715144.ppt
 
13715144.ppt
13715144.ppt13715144.ppt
13715144.ppt
 
02. naskah publikasi
02. naskah publikasi02. naskah publikasi
02. naskah publikasi
 
Persentasi kp
Persentasi kpPersentasi kp
Persentasi kp
 
Bahan kuliah pesawat bantu
Bahan kuliah pesawat bantuBahan kuliah pesawat bantu
Bahan kuliah pesawat bantu
 
KAJIAN PERANCANGAN DAN PERFORMANSI SISTEM KONTROL HIDRAULIK UNTUK MESIN D...
KAJIAN PERANCANGAN   DAN PERFORMANSI  SISTEM KONTROL HIDRAULIK UNTUK  MESIN D...KAJIAN PERANCANGAN   DAN PERFORMANSI  SISTEM KONTROL HIDRAULIK UNTUK  MESIN D...
KAJIAN PERANCANGAN DAN PERFORMANSI SISTEM KONTROL HIDRAULIK UNTUK MESIN D...
 
makalah Prime mover
makalah Prime mover makalah Prime mover
makalah Prime mover
 
Sistem hidrolis kel5
Sistem hidrolis kel5Sistem hidrolis kel5
Sistem hidrolis kel5
 
Turbin air gunawan
Turbin air gunawanTurbin air gunawan
Turbin air gunawan
 
ptksesi1pompasentrifugal.pptx
ptksesi1pompasentrifugal.pptxptksesi1pompasentrifugal.pptx
ptksesi1pompasentrifugal.pptx
 
Laporan Turbin
Laporan TurbinLaporan Turbin
Laporan Turbin
 

Pompa Sentrifugal

  • 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin- mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energy potensial atau sebaliknyamengubah energi fluida ( energi kinetic dan energy potensial ) menjadi energy mekanik poros. Dalam hal ini fluida yang akan dimaksud berupa cair, gas, dan uap. Secara umum mesin-mesin fluida dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu: 1. Mesin Tenaga : Mesin fluida yang berfungsi mengubah enrgi fluida ( energi potensial dan energi kinetik ) menjadi energi mekanis poros. Contoh : Turbin, kincir air, dan kincir angin 2. Mesin Kerja : Mesin yang berfungsi mengubah energi mekanis poros menjadi energy fluida ( energi potensial dan energi kinetik) Contoh : Pompa, kompresor, kipas (fan) 2.2 Pengertian Pompa Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan mesin kerja. Pompa berfungsi untuk memindahkan zat cair dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi karena adanya perbedaan tekanan. Pompa beroperasi dengan membuat perbedaan tekanan di bagian isap ( suction ) dan bagian keluar ( discharge ). Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tekanan mekanis dari suatu sumber tenaga ( penggerak ) menjadi tenaga kinetis ( Kecepatan ), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang aliran. Dari gambar 2.1 dapat dilihat bahwa prinsip sebuah pompa adalah mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan-tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui. Pompa juga dapat digunakan pada proses-proses yang membutuhkan tekanan hidraulik yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada peralatan-peralatan berat. Dalam operasi, mesin-mesin peralatan berat membutuhkan tekanan discharge yang besar dan tekanan isap yang rendah. Akibat tekanan yang rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik dari
  • 2. kedalaman tertentu, sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi discharge akan memaksa fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang diinginkan Gambar 2.1 Instalasi pompa Salah satu jenis pompa yang pemindah non-positip adalah pompa sentrifugal yang prinsip kerjanya mengubah energy kinetis ( kecepatan ) cairan menjadi energy potensial ( dinamis ) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. Prinsip-prinsip dasar pompa sentrifugal ialah sebagai berikut: • gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke sisi luar sehingga kecepatan fluida meningkat • kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa (volute atau diffuser) menjadi tekanan atau head. 2.3 Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah pompa salah satu jenis pompa pemindah non positip yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. 2.3.1 Sejarah dan Perkembangan Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal merupakan pilihan utama para insinyur dalam aplikasi pompa. Hal ini di karenakan pompa sentrifugal sangat sederhana dan serbaguna. Pompa sentrifugal diperkenalkan oleh Denis Papin tahun 1689 di Eropa dan dikembangkan di Amerika Serikat
  • 3. pada awal tahun 1800-an. Pada awalnya pompa ini dikenal sebagai baling-baling Archimedean yang seperti ditunjukan pada gambar 2.2. Pada saat itu diproduksi untuk aplikasi head rendah yang mana fluida bercampur sampah dan benda padat lainnya. Dan awalnya mayoritas aplikasi pompa menggunakan pompa positive_displacement. Gambar 2.2 Pompa sentrifugal saat pertama dibuat Tingkat kepopuleran pompa sentrifugal dimulai sejak adanya pengembangan motor elektrik kecepatan tinggi (high speed electric motors), turbin uap, dan mesin pembakaran ruangan (internal combustion engines). Pompa sentrifugal merupakan mesin berkecepatan tinggi dan dengan adanya pengembangan penggerak kecepatan tinggi telah memungkinkan pengembangan pompa menjadi lebih efisien. Sejak tahun 1940-an, pompa sentrifugal menjadi pompa pilihan untuk berbagai aplikasi. Riset dan pengembangan menghasilkan peningkatkan kemampuan dan dengan ditemukannya material konstruksi yang baru membuat pompa memiliki cakupan bidang yang sangat luas dalam penggunaannya. Sehingga tidak mengherankan jika hari ini ditemukan efisiensi 93% lebih untuk pompa besar dan 50% lebih untuk pompa kecil. Pompa sentrifugal modern mampu mengirimkan hingga 1.000.000,_ (gl/min) dengan head hingga 300 feet yang biasanya dipakai pada industri tenaga nuklir. Dan boiler feed pump telah dikembangkan sehingga dapat mengirimkan 300 (gl/min) dengan head lebih dari 1800 feet. Pada fase selanjutnya pompa sentrifugal ini paling banyak digunakan di pabrik kimia. Pompa sentrifugal biasa digunakan untuk memindahkan berbagai macam fluida, mulai dari air, asam sampai slurry atau campuran cairan dengan katalis padat (solid). Dengan desain yang cukup sederhana, pompa sentrifugal bisa disebut sebagai pompa yang paling populer di industri kimia.
  • 4. 2.3.2. Klasifikasi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain: 1. Kapasitas : a. Kapasitas rendah : < 20 m3 / jam b. Kapasitas menengah : 20-60 m3 / jam c. Kapasitas tinggi : > 60 m3 / jam 2. Tekanan Discharge : a. Tekanan Rendah : < 5 Kg / cm2 b. Tekanan menengah : 5 - 50 Kg / cm2 c. Tekanan tinggi : > 50 Kg / cm2 3. Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat : a. Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing. b. Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu casing. c. Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel dalam satu casing. d. Multi Impeller – Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage. 4. Posisi Poros : a. Poros tegak b. Poros mendatar 5. Jumlah Suction : a. Single Suction b. Double Suction 6. Arah aliran keluar impeller : a. Radial flow b. Axial flow c. Mixed fllow 2.4 Komponen-komponen pompa Komponen-komponen penting dari pompa sentrifugal adalah kompenen yang berputar dan komponen tetap. Komponen berputar terdiri dari poros dan impeler, sedangkan komponen yang tetap adalah rumah pompa (casing), bantalan (bearing), Komponen lainnya dapat dilihat secara lengkap dan nama-nama
  • 5. komponen. ( gambar 2.3 ) Gambar 2.3 Kontruksi pompa Keterangan Gambar : 009. Tutup rumah pompa 112-1. selubung 779. penyangga 011. Rumah pompa 121-1. Pasak 020. Cincin Penyekat 122-1. Pasak 023. Cincin perapat 122. Cincin pelempar 031. Penekan paking 131. Kopling 033. Paking 201. Rumah bantalan 101. Impeller 202. Tutup bantalan 105. Mur Impelller 221. Bantalan bola 111. Poros 229. Penopang Gambar 2.4 Konstruksi Pompa
  • 6. 2.5 Prinsip Kerja Pompa Pada pompa terdapat sudu-sudu impeler gambar 2.6 yang berfungsi mengangkat zat cair dari tempat yang lebih rendah ketempat yang lebih tinggi ( gambar 2.5 ). Impeler dipasang pada poros pompa yang berhubungan dengan motor pengerak, biasanya motor listrik atau motor bakar. Gambar 2.5 proses pemompaan Poros pompa akan berputar apabila penggeraknya berputar., karena poros pompa berputar impeller dan sudu-sudu impeller berputar zat cair yang di dalamnya akan ikut berputar sehingga tekanan dan kecepatannya naik dan terlempar dari tengah pompa ke saluran yang berbentuk volut atau spiral yang kemudian dislaurkan keluar melalui nosel. Jadi fungsi impeler pompa adalah merubah energi mekanik yaitu putaran impeler menjadi energi fluida (zat cair). Jadi, zat cair yang masuk pompa akan mengalami pertambahan energi. Pertambahan energi padazat cair mengakibatkan pertambahan head tekan, head kecepatan dan head potensial. Jumlah dari ketiga bentuk head tersebut dinamakan head total. Head total pompa juga bisa didefinisikan sebagai selisih head total (energi persatuan berat ) pada sisi isap pompa dengan sisi keluar pompa. Pada gambar 2.7 aliran air didalam pompa akan ikut berputar karena gaya sentrifugal dari impeler yang berputar.
  • 7. Gambar 2.6 penampang impeller Gambar 2.7 perubahan energi pompa 2.6 Head ( Tinggi Tekan) Pompa Head pompa adalah energi yang diberikan ke dalam fluida dalam bentuk tinggi tekan. Dimana tinggi tekan merupakan ketinggian fluida harus naik untuk memperoleh jumlah energi yang sama dengan yang dikandung satu satuan bobot fluida pada kondisi yang sama. Dasar dari penentuan tinggi tekan (head) pompa adalah persamaan Bernoulli. Untuk aplikasi pada instalasi pompa, persamaan Bernoulli dalam bentuk energi “head” terdiri dari empat head, antara lain head elevasi, head tekanan, head kecepatan, dan head kerugian ( gesekan aliran). Persamaan Bernouli dalam bentuk energi head yaitu: (1)) (2) (3) (4) Dimana : head elevasi, perbedaan tinggi muka air sisi masuk dan keluar (m) = = head kecepatan sisi masuk dan keluar ( m ) = head tekanan sisi masuk dan keluar ( m) head kerugian ( 2.6.1 Head Statis Total Head statisadalah penjumlahan head elevasi dengan head tekanan. Head statis dari head statis sisi masuk dan sisi keluar, adapun persamaannya sebagai berikut :
  • 8. (5) (6) (7) (8) Gambar 2.8 head statis total 2.6.2 Head Kerugian ( Loss ) Head kerugian yaitu head untuk mengatasi kerugian-kerugian yang terdiri dari kerugian gesek aliran di dalam perpipaan dan head kerugian di dalam belokan-belokan ( elbow ), percabangan, dan perkatupan ( valve ) (9) 2.6.2.a. Head Kerugian gesek di dalam pipa Aliran fluida cair yang mengalir di dalam pipa adalah fluida viskos sehingga faktor gesekan fluida dengan dinidng pipa tidak dapat diabaikan. Untuk menghitung kerugian gesek dapat menggunakan perumusan seba`gai berikut: : ( Jari-jari Hidrolik ) (10) ( Gradien Hidrolik ) (11) ( head kerugian gesek dalam pipa) (12)
  • 9. Dengan : V = kecepatan rata-rata dalam pipa C, p, q = koefisien-koefisien = koefisen kerugian gesek g = percepatan gravitasi L = panjang pipa ( m ) D = Diameter pipa (m ) Perhitungan kerugian di dalam pipa dipengaruhi oleh pola aliran, untuk aliran laminar dan turbulen akan menghasilkan nilai koefisien yang berbeda. Hal ini dikarenakan karakteristik dari aliran tersebut. Adapun rumus yang dipakai adalah sebagai berikut : a. Aliran Laminar ( Re < 2300 ) (13) b. Aliran Turbulen ( Re < 4000 ) (14) Sedangkan untuk mencari nilai Re dengan diketahu kapasitas pompa dan ukuran penampang, maka rumus mencari nilai bilangan Reeynold menjadi υ iss dV =Re (15) Dengan: Re = Bilangan Reynold υ = viskositas kinematik dis = diameter dalam pipa Sehingga untuk mencari faktor gesek (f) didapat dengan cara yang dijelaskan dengan persamaan di bawah ini (16) 2.6.2.b. Head Kerugian di dalam jalur pipa ( Hsambungan ) Kerugian head jenis ini terjadi karena fluida mengalami gangguan aliran sehingga mengurangi energi alirannya. Secara umum rumus kerugian head ini adalah yang ditunjukan pada persamaan 19, dimana (17)
  • 10. Kerugian head ini banyak terjadi pada: a. Belokan ( Elbow ) b. Perkatupan sepanjang jalur pipa Pemasangan katup pada pompa adalah untuk pengontrolan kapaasitas, tetapi dengan pemasangan katup tersebut akan mengakibatkan kerugian energi aliran karena aliran dihambat. Dari uraian di atas secara umum head kerugian total pompa dapat dituliskan sebagai berikut : (18) 2.6.3. Head Total Head total pompa yang dibutuhkan untuk mengalirkan air dengan kapasitas yang telah ditentukan dari kondisi instalasi pompa yang akan dilayani. Pada gambar di bawah ini ( gambar 2.9) head total dapat dirumuskan sebagai berikut: Gambar 2.9 instalasi pompa dan head total (19) Dimana: head statis total ( Perbedaan tinggi muka air sisi keluar dan masuk. ) perbedaan head tekan yang berada pada permukaan air ( berbagai kerugian head di perpipaan, katup, belokan, sambungnan, dan lain-lain head kecepatan luar 2.7 Performansi Pompa 2.7.1 Kapasitas Pompa Sentrifugal Kapasitas dari suatu pompa sentrifugal dapat dinyatakan dengan rumus berikut:
  • 11. Q = V. A A Q V = (20) Dimana, bila untuk menghitung kecepatan alirannya menjadi: VS = S P A Q = ( )2 4 is P d Q π (21) Dengan : Q = Kapasitas Pompa (m) V = Kecepatan aliran (m/s) As = Luas Penampang Pipa (m2 ) dis = diameter dalam pipa (m) 2.7.2 Kecepatan Spesifik Jenis impeler yang digunakan pada suatu pompa tergantung pada putaran spesifiknya. Putaran spesifik adalah putaran yang diperlukan pompa untuk menghasilkan 1 m degan kapasitas 1 m3 /s, dan dihitung berdasarkan ( Jack. B. evett, hal 357 ): ns = 51,64 (22) Dimana: ns = kecepatan spesifik n = putaran pompa (rpm) Q = kapasitas pompa (m3 /s) Hp = head pompa (m) 2.7.3 Hubungan antara Kapasitas dengan Efisiensi Pompa Sentrifugal Efisiensi pompa merupakan perbandingan daya yang diberikan pompa kepada fluida dengan daya yang diberikan motor listrik kepada pompa. Berubahnya kapasitas akan mempengaruhi efisiensi pompa dan daya pompa. Untuk menghitung efisiensi pompa, maka ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan yang nantinya akan mempenagruhi efisiensi pompa seperti rugi-rugi yang terjadi pada pompa disebabkan oleh adanya kebocoran, kerugian hidrolis, kerugian karena gesekan pada impeller serta kerugian mekanis pada bantalan dan elemen berputar lainnya yang dinyatakan pada persamaan 23 berikut ini
  • 12. BHP = FHP + HPL + HPDF + HPH+HPM (23) Dimana FHP = daya kuda fluida (Hp) HPL = daya kuda untuk mengatasi kebocoran yang terjadi (Hp) HPDF = daya kuda untuk mengatasi gesekan pada cakra (Hp) HPH = daya kuda untuk mengatasi kerugian hidrolis (Hp) Sehingga untuk efisiensi pompa (η) dapat dicari dengn menggunakan persamaan 24 (Austin H Chruch, Pompa Dan Blower Sentrifugal, hal 36) (24) Dimana daya kuda fluida (FHP) dapat diketahui dengan menggunakan persamaan (Austin H Chruch, Pompa Dan Blower Sentrifugal, hal 34): (25) dengan; γ = berat jenis cairan yang dipompa Q = kapasitas pompa H = head aktual (m) besar daya kuda untuk mengatasi kebocoran dapat diketahui dengan menggunakan persamaan (AJ Stepanov, Centrifugal And Axial Flow pump, hal 199): (26) Dengan : γ = berat jenis cairan yang dipompa QL = jumlah kebocoran total yang terjadi (0.1 Q m3/s) H = head pompa (m) Besar daya kuda yang dipakai untuk mengatasi gesekan pada cakra/impeller dapat diketahui dengan menggunakan persamaan (Stephen Lazarkeiwick, Impeller Pump, hal 58): (27) dengan; γ= berat jenis fluida n = putaran poros d = dimeter impeller
  • 13. Daya kuda untuk mengatasi kerugian hidrolis (HPH) dapat diketahui dengan menggunakan persamaan (Austin H Church, Pompa Dan Blower Sentrifugal, hal 35): (28) dengan; γ = berat jenis fluida Q’ = kapsitas aliran ditambah kebocorn yang terjadi (1.1Q m3/s) hls = kerugian hidrolis (m) 2.7.3a Hal yang mempengarui efisiensi pompa Berbagai pengaruh pada pompa yang bisa menurunkan atau menaikan efisiensinya. Adapun faktor faktor lain yang juga mempengaruhi dari efisiensi pompa adalah sebagai berikut ini : 1. Kondisi permukaan pada permukaan dalam pompa. 2. Kerugian mekanis dari pompa 3. Diameter impeler 4. Kekentalan zat cair. 5. Kondisi zat cair yang dipompa 2.7.4. Daya Pompa Sentrifugal Besarnya energi atau daya yang dibutuhkan untuk memutar poros pompa dipengaruhi oleh kapasitas pompa, tinggi tekan total pompa, berat jenis fluida yang dipompakan, serta efisiensi total pompa tersebut. Daya yang dibutuhkan untuk memutar poros pompa ( Psh ) dirumuskan dengan persamaan (Stephen Lazarkiewich, Impeler Pump, Hal. 71) : (29) di mana : Np = daya yang dibutuhkan pompa ( kW ) Q = kapasitas pompa ( m3/det ) H = Head total pompa ( m ) γ = berat jenis fluida yang dipompa ( kg/m3 ) η = efisiensi total pompa 2.8 Kavitasi Pompa 2.8.1 Tekanan Uap Zat Cair
  • 14. Tekanan uap dari zat cair adalah tekanan mutlak pada temperatur tertentu dimana pada kondisi tersebut zat cair akan menguap atau berubah fase dari cairan menjadi gas. Tekanan uap zat cair naik demikian juga dengan temperatur zat cair tersebut. Pada tekanan atmosfer temperatur pendidihan air pada suhu 100ºC, akan tetapi apabila kondisi tekanan zat cair tersebut diturunkan tekanannya dibawah 1 atm proses pendidihan memerlukan temperatur kurang dari 100ºC. Kondisi sebaliknya apabila kondisi tekanan zat cair naik labih dari 1 atm maka akan dibutuhkan temperatur yang lebih tinggi dari 100ºC Pada instalasi pompa penurunan tekanan terjadi disepanjang perpipaan terutama bagian pipa isap, didalam pompa sendiri penurunan tekanan pompa terjadi pada bagian nosel isap, karena dibagian tersebut terjadi penyempitan saluran yang mengakibatkan kenaikan kecepatan dan penurunan tekanan. 2.8.2 Proses Terjadinya Kavitasi Pada gambar 2.10 dan 2.11 terlihat terjadinya proses kavitasi di pompa. Kavitasi terjadi bila tekanan fluida pada saat memasuki pompa turun hingga di bawah tekanan uap jenuhnya (pada temperatur lingkungan), gelembung-gelembung uap kecil akan mulai terbentuk. Gelembung-gelembung uap ini akan terbawa oleh aliran fluida dan masuk pada daerah yang bertekanan lebih tinggi, sehingga gelembung akan pecah dan menimbulkan suara berisik dan getaran. Selain itu performansi pompa akan turun secara tiba-tiba sehingga pompa tidak dapat beroperasi dengan baik. Jika pompa dijalankan dalam keadaaan kavitasi secara terus-menerus dalam jangka waktu lama, maka permukaan dinding saluran di sekitar aliran akan termakan sehingga menjadi berlubang-lubang. Peristiwa ini yang dinamakan erosi kavitasi, sebagai akibat tumbukan gelembung-gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus-menerus. Gambar 2.10 proses kavitasi pada pompa
  • 15. Gambar 2.11 proses kavitasi pada pompa Bagian–bagian yang sering terkena kavitasi adalah sudu-sudu impeler dan difuser dan juga bagian dalam dinding rumah pompa. Pada pompa diagonal dan pompa aksial (propeller pumps), kavitasi terjadi pada sudu impeler dekat sisi masuk, pada bagian dalam dari dinding rumah pompa, dan pada sisi masuk sudu difuser. Penurunan tekanan pada umumnya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : a. Kenaikan gaya angkat statis (static lift) dari pompa sentrifugal b. Penurunan tekanan atmosfer seiring dengan bertambahnya ketinggian/elevasi c. Penurunan tekanan absolut sistem, seperti dijumpai pada pemompaan fluida dari tabung vakum. d. Kenaikan temperatur fluida yang dipompa. Secara umum dapat disimpulkan bahwa terjadinya kavitasi akan mengakibatkan beberapa kerugian sebagai berikut : a. Penurunan head dan kapasitas pemompaan b. Penurunan efisiensi pompa c. Pecahnya gelembung-gelembung uap saat melalui daerah yang bertekanan lebih tinggi akan menyebabkan suara berisik, getaran dan kerusakan pada beberapa komponen terutama impeler dan difuser. 2.8.3 Faktor Penyebab Terjadinya Kavitasi 1. Penguapan ( Vaporization ) Fluida menguap bila tekanannya menjadi sangat rendah atau temperaturnya menjadi sangat tinggi. Setiap pompa sentrifugal memerlukan head ( tekanan ) pada sisi isap untuk mencegah penguapan. Tekanan yang diperlukan ini, disiapkan oleh
  • 16. pabrik pembuat pompa dan dihitung berdasarkan asumsi bahwa air yang dipompakan adalah 'fresh water' pada suhu 68o F. Dan ini disebut Net Positive Suction Head Available ( NPSHA ). Karena ada pengurangan tekanan ( head losses ) pada sisi suction ( karena adanya valve, elbow, reduser, dll ), maka perhitungan head total pada sisi suction dan biasa disebut Net Positive Suction Head is Required ( NPSHR ). Nilai keduanya mempengaruhi terjadinya penguapan, maka untuk mencegah penguapan, syaratnya adalah: NPSHA - Vp ≥ NPSHR Dimana: Vp = Vapor pressure fluida yang dipompa 2. Masuknya Udara Luar ke Dalam Sistem ( Air Ingestion ) Pompa sentrifugal hanya mampu mengendalikan 0.5% udara dari total volume. Lebih dari 6% udara, akibatnya bisa sangat berbahaya, dapat merusak komponen pompa. Udara dapat masuk ke dalam sistem melalui beberapa sebab, antara lain: • dari packing stuffing box. Ini terjadi jika pompa dari kondensor, evaporator, atau peralatan lainnya bekerja pada kondisi vakum, • letak valve di atas garis permukaan air ( water line ), • flens ( sambungan pipa ) yang bocor, • tarikan udara melalui pusaran cairan ( vortexing fluyd ), • jika 'bypass line' letaknya terlalu dekat dengan sisi isap, hal ini akan menambah suhu udara pada sisi isap, • berkurangnya fluida pada sisi isap, hal ini dapat terjadi jika level cairan terlalu rendah. Keduanya, baik penguapan maupun masuknya udara ke dalam sistem berpengaruh besar terhadap kinerja pompa, yaitu pada saat gelembung - gelembung udara itu pecah ketika melewati 'eye impeller' sampai pada sisi keluar ( sisi dengan tekanan yang lebih tinggi ). Terkadang, dalam beberapa kasus dapat merusak impeller atau casing. Pengaruh terbesar dari adanya jebakan udara ini adalah berkurangnya kapasitas pompa. 3. Sirkulasi Balik di Dalam Sistem ( Internal Recirculation ) Kondisi ini dapat terlihat pada sudut terluar ( leading edge ) impeller, dekat dengan diameter luar, berputar balik ke bagian tengah kipas. Ia dapat juga terjadi pada sisi awal isap
  • 17. pompa. Efek putaran balik ini dapat menambah kecepatannya sampai ia menguap dan kemudian 'pecah' ketika melalui tempat yang tekanannya lebih tinggi. Ini selalu terjadi pada pompa dengan NPSHA yang rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, kita harus tahu nilai Suction Spesific Speed, yang dapat digunakan untuk mengontrol pompa saat beroperasi, berapa nilai terdekat yang teraman terhadap nilai BEP ( Best Efficiency Point ) pompa yang harus diambil untuk mencegah terjadinya masalah. 4. Pergolakan Aliran ( Turbulence ) Aliran fluida diinginkan pada kecepatan yang konstan. Korosi dan hambatan yang ada pada sistem perpipaan dapat merubah kecepatan fluida dan setiap ada perubahan kecepatan, tekanannya juga berubah. Untuk menghambat hal tersebut, perlu dilakukan perancangan sistem perpipaan yang baik. Antara lain memenuhi kondisi jarak minimum antara suction pump dengan elbow yang pertama minimal sepuluh kali diameter pipa. Pada pengaturan banyak pompa, pasang suction bells pada bays yang terpisah, sehingga satu sisi isap pompa tidak akan mengganggu yang lainnya. Jika ini tidak memungkinkan, beberapa buah pompa bisa dipasang pada satu bak isap ( sump ) yang besar, dengan syarat sebagai berikut: - posisi pompa tegak lurus dengan arah aliran, - jarak antara dua 'center line' pompa minimum dua kali suction diameter, - semua pompa dalam keadaan 'runing', - bagian piping upstream paling tidak memiliki pipa yang lurus dengan panjang minimal 10x diameter pipa, - setiap pompa harus memiliki kapasitas kurang dari 15.000 gpm, - batas toleransi dasar pompa seharusnya sekitar 30% diameter pipa isap. 5. Vane Passing Syndrome Kerusakan akibat kavitasi jenis ini terjadi ketika diameter luar impeller lewat terlalu dekat dengan 'cutwater' pompa. Kecepatan aliran fluida ini bertambah tatkala alirannya melalui lintasan kecil tersebut, tekanan berkurang dan menyebabkan penguapan lokal. Gelembung udara yang terbentuk kemudian pecah pada tempat yang memiliki tekanan yang lebih tinggi, sedikit diluar alur cutwater. Hal inilah yang menyebabkan kerusakan pada volute (rumah keong) pompa. Untuk mencegah pergerakan poros yang berlebihan, beberapa pabrik pembuat memasang bulkhead rings pada suction eye. Pada sisi keluar ( discharge ), ring dapat dibuat untuk memperpanjang sisi keluar dari dinding discharge sampai selubung impeller.
  • 18. 2.8.4 Akibat Terjadinya Kavitasi 1. Kapasitas Pompa Berkurang - Ini terjadi karena gelembung-gelembung udara banyak mengambil tempat (space), dan kita tidak bisa memompa cairan dan udara pada tempat dan waktu yang sama. Otomatis cairan yang diperlukan menjadi berkurang. - Jika gelembung itu besar pada eye impeller, pompa akan kehilangan pemasukan dan akhirnya perlu priming ( tambahan cairan pada sisi isap untuk menghilangkan udara ). 2. Tekanan ( Head ) Kadang Berkurang Gelembung - gelembung tidak seperti cairan. Ia dapat dikompresi (compressible). Hasil kompresi ini yang menggantikan head, sehingga head pompa sebenarnya menjadi berkurang. 3. Pembentukan gelembung pada tekanan rendah karena mereka tidak bisa terbentuk pada tekanan tinggi. Jika kecepatan fluida bertambah, maka tekanan fluida akan berkurang. Ini artinya kecepatan fluida yang tinggi pasti di daerah bertekanan rendah. Ini akan menjadi masalah setiap saat jika ada aliran fluida melalui pipa terbatas, volute, atau perubahan arah yang mendadak. Keadaan ini sama dengan aliran fluida pada penampang kecil antara ujung impeller dengan volute cut water. 4. bagian Pompa Bagian - Rusak - Gelembung - gelembung itu pecah di dalam dirinya sendiri. Ini dinamakan imploding kebalikan dari exploding. Gelembung-gelembung itu pecah dari segala sisi, tetapi bila ia jatuh menghantam bagian dari metal seperti impeller atau voluteia tidak bisa pecah dari sisi tersebut, maka cairan masuk dari sisi kebalikannya pada kecepatan yang tinggi dilanjutkan dengan gelombang kejutan yang mampu merusak bagian pompa. Ada bentuk yang unik, yaitu bentuk lingkaran akibat pukulan ini, dimana metal seperti dipukul dengan 'ball peen hammer'. - Kerusakan ini kebanyakan terjadi membentuk sudut ke kanan pada metal, tetapi pengalaman menunjukkan bahwa kecepatan tinggi cairan kelihatannya datang dari segala sudut. - Semakin tinggi kapasitas pompa, semakin memungkinkan terjadinya kavitasi. Nilai specific speed pump yang tinggi mempunyai bentuk impeller yang memungkinkan untuk beroperasi pada kapasitas yang tinggi dengan power yang rendah dan kecil kemungkinan terjadi kavitasi. Hal ini biasanya dijumpai pada casing yang berbentuk pipa dari pada casing yang berbentuk volute.
  • 19. 2.8.5. Pencegahan Kavitasi Cara menghindari proses kavitasi yang paling tepat adalah dengan memasang instalasi pompa dengan NPSH yang tersedia lebih besar dari pada NPSH yang diperlukan. NPSH yang tersedia bisa diusahakan oleh pemakai pompa sehingga nilainya lebih besar dari NPSH yang diperlukan. Berikut ini hal-hal yang diperlukan untuk instalasi pompa : 1. Ketinggihan letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap harus dibuat serendah mungkin agar head isap statis lebih rendah pula. Pipa Isap harus dibuat sependek mungkin. JIka terpaksa dipakai pipa isap yang panjang, sebaiknya diambil pipa yang berdiameter satu nomer lebih besar untuk mengurangi kerugian gesek. 2. Tidak dibenarkan untuk mengurangi laju aliran dengan menghambat aliran disisi isap. 3. Head total pompa harus ditentukan sedemikian hingga sesuai dengan yang diperlukan pada kondisi operasi yang sesungguhnya. 4. Jika head pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head terendah harus diadakan pengamanan terhadap terjadinya kavitasi. Dalam beberapa hal terjadiny akavitasi tidak dapat dihindari dan tidak mempengarui performa pompa, sehingga perlu dipilih bahan impeler yang tahan erosi karena kavitasi. 2. 9 Nett Posstive Suction Head ( NPSH ) sebagai parameter Kavitasi Kavitasi akan terjadi bila tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai di bawah tekakan uap jenuhnya. Jadi, untuk menghindari kavitasi harus diusahakan agar tidak ada satu bagianpun dari aliran di dalam pompa yang mempunyai tekanan statis lebih rrendah atau tekanan uap jenuh cairan pada temperatur yang bersangkutan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan dua jenis tekanan yang memegamg peranan penting yang dipakai sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi. Yaitu tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan tempat pompa dipasang dan tekanan yang ditentukan oleh keadaan alliran di dalam pompa. 2.9.1 NPSH yang Tersedia ( NPSH Available ) Head isap positif netto yang tersedia atau NPSH available (NPSHa) merupakan head yang dimiliki fluida pada sisi isap pompa (ekivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa) dikurangi dengan tekanan uap jenuh fluida di tempat tersebut. Perhitungan NPSH available dilakukan berdasarkan instalasi dan posisi/letak pompa, beberapa di antaranya seperti berikut ini: a. Pompa menghisap cairan dari tempat terbuka, posisi pompa di atas permukaan cairan yang dihisap seperti pada gambar 2.12
  • 20. Gambar 2.12 Instalasi pompa dengan posisi pompa di atas permukaan cairan isap b. Pompa menghisap cairan dari tangki terbuka, posisi pompa di bawah permukaan cairan yang dihisap seperti pada gambar 2.13 Gambar 2..13 Instalasi pompa dengan posisi pompa di bawah permukaan cairan isap c. Pompa menghisap cairan dari tangki tertutup, letak pompa di bawah cairan yang dihisap seperti pada gambar 2.14 Gambar 2.14 Instalasi pompa dengan posisi pompa di bawah tangki isap tertutup d. Pompa menghisap cairan dari tangki tertutup, pompa terletak di atas permukaan yang dihisap seperti pada gambar 2.15
  • 21. Gambar 2.15 Instalasi pompa dengan posisi pompa di atas tangki isap tertutup Besarnya NPSH yang tersedia untuk empat sistem di atas dapat dirumuskan sebagai berikut: Lss va hh g PP NPSHa −±      × − = γ (30) di mana: Pa = tekanan atmosfer Pv = tekanan uap jenuh hs = head isap statis (+) untuk kondisi pompa di bawah permukaan cairan yang dihisap (-) untuk kondisi pompa di atas permukaan cairan yang dihisap hLs = head kerugian isap γ = berat jenis fluida Kavitasi akan terjadi apabila tekanan zat cair yang dipompa berada dibawah tekanan uap jenuh zat cair tersebut, untuk menghindari terjadinya kavitasi maka diusahakan agar tidak ada satu daerahpun dalam proses pemompan yang memiliki tekanan dibawah tekanan uap jenuh cairan pada temperatur operasi pemompaan. Terjadinya kavitasi mempunyai kaitan dengan kondisi pompa pada sisi isap. Tekanan isap minimum yang dimiliki pompa sehingga mampu memasukkan cairan kepompa disebut net positive suction head (NPSH). Besarnya NPSH dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain : 1. Tekanan absolut pada permukaan cairan yang dipompa. 2. Tekanan uap jenuh dari fluida yang dipompa pada temperatur cairannya. 3. Ketinggian cairan dari poros pompa. 4. Kerugian yang disebabkan oleh gesekan atau turbulensi aliran dalam pipa isap antar permukaan cairan hingga ke pompa. 2.9.2 Net Postive Head Required (NPSHr)
  • 22. Head isap positif netto yang diperlukan atau NPSH Required (NPSHr) adalah head minimal yang diperlukan untuk mencegah kavitasi pada laju aliran fluida yang diberikan. Besarnya harga NPSHr biasanya ditentukan dari pabrik pembuat pompa melalui beberapa pengujian. Agar pompa dapat beroperasi dengan aman dan terhindar dari peristiwa kavitasi, maka sebagai syarat utama adalah harga NPSH yang tersedia (NPSHa) harus lebih besar daripada NPSH yang diperlukan (NPSHr). Besarnya NPSHr berebdaa untuk setiap pompa. Untuk suatu pompa tertentu, NPSH yang diperlukan berubah menurut kapasitas dan pompanya. Adapun persamaan untuk menghitung NPSHr yaitu : (31) Dimana : NPSHr = NPSH yang diperlukan = Koefisien kavitasi Thoma = Head Total pompa Dimana, dalam mencari koefisien kavitasi Thoma, digunakan grafik yang terdapat pada gambar 2.16 dengan cara interpolasi. Selain mempergunakan koefisien thoma, sering juga dipergunakan bilangan kecepatan spesifik isap S sebagai pengganti perhitungan dengan . Harga S untuk pompa-pompa berbentuk umum adalah 1200. Harga ini tidak tergantung pada ns. Sehingga persamaan NPSHr menjadi : (32) Dimana : NPSHr = NPSH yang diperlukan = kapasitas pompa n = kecepatan spesifik pompa (rpm) S = bilangan kecepatan spsesifik isap (1200)
  • 23. Gambar 2.16 Hubungan antara koefisien kavitasi dan kecepatan spesifik 2.10 NPSH dan Performansi Pompa Ada dua cara untuk memeriksa secara eksperimental pengaruh NPSH pada performansi pompa, antara lain: 1. Kapasitas dijaga tetap, harga NPSH yang tersedia divariasikan. Kemudian perubahan head total pompa, daya poros, dan efisiensi diperiksa. 2. Mengukur efisiensi pompa dengan memakai NPSH sebagai parameter kemudian memeriksa perubahan kurva performansi pompa karena perubahan NPSH Perubahan performansi pompa terhadap perubahan NPSH tergantung pada ns pompa yang bersangkutan. Pompa dengan ns rendah mempunyai kurva yang cenderung menurun secara tiba-tiba di daerah kapasitas besar dimana NPSH menjadi kecil . pada kedua metode tersebut, NPSHr pada titik dimana terjadi penurunan performansi sebenarnya itulah nilai dari NPSHr. Namun, pengukuran tersebut sangat sulit dilakukan sehingga untuk mengukur NPSHr dilakukan dengan melihat penurunan performansi pada titik 3%. 2.11 Computational Fluid Dynamics (CFD) Dalam aplikasinya, aliran fluida baik cair maupun gas adalah suatu zat yang sangat kentara dengan kehidupan sehari – hari. Misalnya pengkondisian udara bagi bangunan dan
  • 24. mobil, pembakaran di motor bakar dan sistem propulsi, interaksi berbagai objek dengan udara atau air, aliran kompleks pada penukar panas dan reactor kimia, dan lain sebagainya, yang mana cukup menarik untuk diteliti, diselidiki dan dianalisis. Untuk kebutuhan penelitian tersebut bahkan sampai dengan tingkat desain, perlu dibutuhkan suatu alat yang mampu menganalisis atau memprediksi dengan cepat dan akurat. Maka berkembanglah suatu ilmu yang dinamakan Computational Fluid Dynamics (CFD) yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Komputasi Aliran Fluida Dinamik. 2.11.1 Pengertian Umum CFD Secara umum CFD terdiri dari dua kata yaitu sebagai berikut : - Computational : segala sesuatu yang berhubungan dengan matematika dan metode numerik atau komputasi - Fluid Dynamics : dinamika dari segala sesuatu yang mengalir. Ditinjau dari istilah di atas, maka CFD bisa berarti suatu teknologi komputasi yang memungkinkan untuk mempelajari dinamika dari benda – benda atau zat yang mengalir. Maka secara definisi, CFD adalah ilmu yang mempelajari cara memprediksi aliran fluida, perpindahan panas, reaksi kimia, dan fenomena lainnya dengan menyelesaikan persamaan – persamaan matematika (model matematika). Pada dasarnya, persamaan – persamaan pada fluida dibangun dan dianalisis berdasarkan persamaan – persamaan diferensial parsial atau dikenal dengan istilah PDE (Partial Differential Equation) yang mempresentasikan hukum – hukum kekekalan massa (kontinuitas), momentum dan energi yang diubah kedalam bentuk numerik (persamaan linear) dengan teknik diskritisasi. Pengembangan sebuah perangkat lunak (software) CFD mampu memberikan kekuatan untuk mensimulasikan aliran fluida, perpindahan panas, perpindahan massa, benda – benda bergerak, aliran multifasa, reaksi kimia, interaksi fluida dan struktur, dan sistem akustik hanya dengan permodelan di komputer. Dengan menggunakan software ini dapat dibuat virtual prototype dari sebuah system atau alat yang ingin dianalisa dengan menerapkan kondisi nyata di lapangan. Dengan menggunakan software CFD akan didapatkan data – data, gambar – gambar, atau kurva – kurva yang menunjukkan prediksi dari performansi keandalan sistem yang akan didesain. 2.11.2 Penggunaan CFD Dalam aplikasinya CFD dapat dipergunakan bagi : - Arsitek untuk mendesain ruang atau lingkungan yang aman dan nyaman.
  • 25. - Desainer kendaraan untuk meningkatkan karakter aerodinamiknya. - Analisis kimia untuk memaksimalkan hasil dari reaksi kimia dalam peralatan. - Bidang petrokimia untuk strategi optimal dari oil recovery. - Bidang kedokteran untuk mengobati penyakit arterial (computational hemodynamics) - Metereologis untuk meramalkan cuaca dan memperingatkan akan terjadinya bencana alam. - Analis failure untuk mencari sumber – sumber kegagalan misalnya pada suatu sistem pembakaran atau aliran uap panas. - Organisasi militer untuk mengembangkan senjata dan mengestimasi seberapa besar kerusakan yang diakibatkannya. Penggunaan CFD umumnya berhubungan dengan keempat hal berikut : 1. Studi konsep dari desain baru 2. Pengembangan produk secara detail 3. Analisis kegagalan atau troubleshouting 4. Desain ulang (re – design) 2.11.3 Manfaat CFD Ditinjau dari segi manfaat terdapat tiga hal yang merupakan alasan kuat kenapa harus menggunakan CFD, yakni : insight, foresight, dan efficiency. 1) Insight – Pemahaman Mendalam Apabila dalam mendesain sebuah system atau alat yang sulit untuk dibuat prototype-nya atau sulit untuk dilakukan pengujian, analisis CFD memungkinkan untuk digunakan secara virtual ke dalam alat/sistem yang dapat disaksikan melalui CFD yang belum tentu dapat dilihat dengan cara lainnya. 2) Foresight – Prediksi Menyeluruh Dikarenakan CFD adalah alat untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada alat/sistem yang didesain dengan satu atau lebih kondisi batas, maka dapat ditentukan desain yang optimal. 3) Efficiency – Efisiensi Waktu dan Biaya Foresight yang diperoleh dari CFD dapat membantu untuk mendesain lebih cepat dan lebih hemat biaya. Analisis/simulasi CFD akan memperpendek waktu riset dan desain sehingga juga akan mempercepat produk untuk sampai ke pasaran. 2.11.4 Proses Simulasi CFD
  • 26. Pada umumnya terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan ketika melakukan simulasi CFD, yaitu sebagai berikut : 1) Preprocessing Hal ini merupakan langkah pertama dalam membangun dan menganalisis sebuah model CFD. Teknisnya adalah membuat membuat model dalam paket CAD (Computer Aided Design), membuat mesh yang sesuai, kemudian menerapkan kondisi batas dan sifat – sifat fluidanya. 2) Solving Solvers (program inti pencari solusi) CFD menghitung kondisi-kondisi yang diterapkan pada saat preprocessing. 3) Postprocessing Hal ini adalah langkah terakhir dalam analisis CFD. Hal yang dilakukan pada langkah ini adalah mengorganisasi dan menginterpretasi data hasil simulasi CFD yang bisa berupa gambar, kurva , dan animasi. Beberapa prosedur yang digunakan pada semua pendekatan program CFD, yaitu sebagai berikut : 1) Pembuatan geometri dari model/problem 2) Bidang atau volume yang diisi fluida dibagi menjadi sel – sel kecil (meshing) 3) Pendefinisian model fisiknya, misalnya : persamaan – persamaan gerak + entalpi + konversi species (zat – zat yang kita definisikan, biasanya berupa komponen dari suatu reaktan) 4) Pendefinisian kondisi – kondisi batas, termasuk didalamnya sifat – sifat dan perilaku dari batas – batas model/problem. Untuk kasus transient, kondisi awal juga didefinisikan. 5) Persamaan – persamaan matematika yang membangun CFD diselesaikan secara iterative, bisa dalam kondisi tunak (steady state) atau transient. 6) Analisis dan visualisasi dari solusi CFD. 2.11.5 Metode Diskritisasi CFD Secara matematis CFD mengganti persamaan – persamaan diferensial parsial dari kontinuitas, momentum dan energy dengan persamaan – persamaan aljabar linear. CFD merupakan pendekatan dari persoalan yang asalnya kontinum (memiliki jumlah sel tak terhingga) menjadi model yang diskrit (jumlah sel terhingga).
  • 27. Perhitungan/komputasi aljabar untuk memecahkan persamaan – persamaan diferensial parsial ini ada beberapa metode (metode diskritisasi), diantaranya adalah : - Metode beda hingga (finite difference method) - Metode elemen hingga (finite elements method) - Metode volume hingga (finite volume method) - Metode elemen batas (boundary element method) - Metode skema resolusi tinggi (high resolution scheme method) Metode diskritisasi yang dipilih umumnya menentukan kestabilan dari program numerik/CFD yang dibuat atau program software yang ada. Oleh karenanya diperlukan kehati – hatian dalam cara mendiskritkan model khususnya cara mengatasi bagian yang kosong atau diskontinu 2.12 Pengenalan FLUENT Salah satu software yang digunakan dalam pengembangan kode CFD adalah FLUENT, yaitu satu jenis program CFD yang menggunakan metode volume hingga (finite volume method). FLUENT menyediakan fleksibilitas mesh yang lengkap, sehingga dapat menyelesaikan kasus aliran fluida dengan mesh (grid) yang tidak terstruktur sekalipun dengan cara yang realtif mudah. Jenis mesh yang didukung oleh FLUENT adalah tipe 2D triangular-quadritelar, 3D tetrahedral-hexahedral-pyramid-wedge, dan mesh campuran (hybrid). FLUENT juga memungkinkan untuk memperhalus atau memperbesar mesh yang sudah ada. Bahasa program FLUENT ditulis dalam bahasa C, sehingga memiliki struktur data yang efisien dan lebih fleksibel. FLUENT juga dapat digunakan bersama dengan arsitektur klien/server, sehingga dapat dijalankan sebagai proses terpisah secara simultan pada klien desktop workstation dan computer server. Semua fungsi yang dibutuhkan untuk menghitung suatu solusi dan menampilkan hasilnya dapat diakses pada FLUENT melalui menu yang interaktif. Beberapa alasan mengapa menggunakan FLUENT yaitu : - FLUENT mudah untuk digunakan - Model yang realistik (tersedia berbagai pilihan solver) - Diskritisasi meshing model yang efisien (dalam GAMBIT) - Cepat dalam penyajian hasil (bisa dengan parallel komputer) - Visualisasi yang mudah dimengerti
  • 28. mesh file PDF mesh 2D/3D geometri atau mesh boundary mesh boundary mesh dan/atau mesh volume 2.12.1 Struktur Program FLUENT Dalam satu paket program FLUENT terdapat beberapa produk, yaitu : - FLUENT - prePDF, merupakan preprocessor untuk memodelkan pembakaran non-premixed pada FLUENT. - GAMBIT, merupakan preprocessor tambahan yang dapat membuat volume mesh dari boundary mesh yang sudah ada. - Filter untuk mengimpor mesh permukaan dan atau volume dari program CAD/CAE seperti ANSYS, CGNS, I-DEAS, NASTRAN, PATRAN dll. Geometri dan mesh dapat dibuat menggunakan GAMBIT. Selain itu, dapat juga menggunakan Tgrid untuk membuat mesh volume triangular, tetrahedral, atau hybrid dari mesh bidang yang sudah ada. Struktur dari komponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.16. Gambar 2.16 Struktur Komponen Program FLUENT 2.12.2 Perencanaan Analisis CFD dan Langkah Penyelesain Masalah Menggunakan FLUENT Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan meyelesaikan suatu kasus dengan menggunakan FLUENT, yaitu : GAMBIT - Setup geometri - Pembuatan mesh 2D/3D Program CAD/CAE lainnya PrePDF - Perhitungan dari look-up tables FLUENT - Impor&adaptasi mesh - Pemodelan fisik - Kondisi batas - Sifat-sifat material - Perhitungan - Post processing TGrid - Mesh triangular 2D - Mesh tetrahedral 3D - Mesh hybrid 2D/3D
  • 29. 1) Menentukan tujuan pemodelan 2) Pemilihan model komputasional 3) Pemilihan model fisik 4) Penentuan prosedur Setelah merencanakan analisis CFD pada model, maka langkah-langkah umum penyelesaian analisis CFD pada FLUENT sebagai berikut : 1) Membuat geometri dan mesh pada model 2) Memilih solver yang tepat untuk model tersebut (2D atau 3D) 3) Mengimpor mesh model (grid) 4) Melakukan pemeriksaan pada mesh model 5) Memilih formulasi solver 6) Memilih persamaan dasar yang akan dipakai dalam analisis, misalnya : laminar, turbulen, reaksi kimia, perpindahan kalor dan lain-lain. 7) Menentukan sifat material yang akan dipakai 8) Menentukan kondisi batas 9) Mengatur parameter kontrol solusi 10) Initialize the flow field 11) Melakukan perhitungan/iterasi 12) Memeriksa hasil iterasi 13) Menyimpan hasil iterasi 14) Jika perlu, memperhalus grid kemudian dilakukan iterasi ulang untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
  • 30. Ya Gambar 2.17 Diagram Alir Prosedur Simulasi Mulai Pembuatan geometri dan meshing Pendefinisian bidang batas pada geometri Pengecekan mesh Mesh baik Tidak YaData sifat fisik Penentuan kondisi batas Proses numerik Iterasi eror ? Plot distribusi Tekanan, Temperatur, dll Selesai Tidak