Dokumen tersebut membahas sifat-sifat kimia dan fisika dari unsur-unsur kimia, termasuk logam alkali, logam alkali tanah, halogen, gas mulia, dan unsur transisi. Unsur-unsur tersebut dibedakan berdasarkan konfigurasi elektron, jari-jari atom, energi ionisasi, titik didih dan leleh, sifat kimiawa seperti kereaktifan, dan sifat fisika lainnya.
2. Sifat Periodik Unsur
Kemiripan Sifat
Jari – jari Atom
Energi Ionisasi
Afinitas Elektron
Elektronegatifitas
Titik didih dan titik
cair
Sifat logam dan non
logam
Kereaktifan
Wujud unsur
3. Golongan Alkali
Memiliki elektron valensi 1
Melepaskan 1 elektron membentuk ion
bermuatan +1
Dari atas ke bawah sifat logam semakin kuat
Berwujud padat, lunak, ringan, berwarna putih
Logam paling reaktiff, di alam terdapat dalam
bentuk senyawa
Disiimpan dalam minyak tanah karena bereaksi
hebat dengan udara dan air
Bereaksi dengan air membentuk larutan basa
kuat, makin kebawah sifat basa semakin kuat.
4. Sifat Fisik
Dari atas ke bawah:
1. Lunak dan ringan
2. jari-jari atom dan massa jenis semakiin besar
3. Titik didih titik leleh semakin kecil
4. Energi ionisasi semakin kecil
5. Elektronegatifitas semakin kecil
6. Potensial elektrode/ daya reduksi bertambah
kecuali Litium
6. Sifat Kimia
Reaksi Penjelasan Persamaan reaksi
+ H2O
Membentuk senyawa basa dan gas hidrogen dengan
membebaskan energi yang sangat besar karena
sifatnya eksoterm.
Li berekasi pelan
Na bereaksi hebat
K, Rb, Cs dapat meledak jika dimasukkan dalam air
Logam alkali harus disimpan didalam minyak
tanah
2L + 2H2O 2LOH
+ H2
+ H2
Jika dipanaskan, dapat bereaksi dengan gas
hidrogen membentuk senyawa hidrida, senyawa
dengan biloks H = -1
2L + H2 2LH
+ O2
Logam alkali akan terbakar menjadi:
Senyawa oksida
Biloks O=-2
Senyawa peroksida
jika oksigen berlebih+Na, biloks O = -1
Senyawa superoksida
K, Rb, Cs + oksigen berlebih, biloks O = -1/2
4L + O2 2L2O
2Na + O2 Na2O2
L + O2 LO2
+ X2 Bereaksi hebat membentuk garam halida 2L + X2 2LX
8. Logam alkali tanah
Sifat logam alkali tanah lebih kuat dari pada
alkali karena memiliki valensi +2
Elektron valensi 2
Melepaskan 2 elektron membentuk ion +2
Kurang reaktif dibanding logam alkali
Bereaksi dengan air membentuk larutan basa
kuat kecuali Be, Mg, dan Ra
10. Sifat Kimia
Reaksi Penjelasan Persamaan reaksi
+ H2O
Be tidak bereaksi
Mg bereaksi sangat lambat dengan air dingin, bereaksi agak
cepat dengan air panas
Ca, Sr, Ba bereaksi membentuk basa
M+ 2H2O M(OH)2 + H2
+ udara (O2
da N2)
Terkorosi membentuk senyawa oksida, hidroksida dan
carbonat, kec Be dan Mg
Be dan Mg membentuk lapisan oksida yang melekat kuat
melindungi lapisan bawah dari korosi lebih lanjut
Jika dipanaskan secara kuat terbentuk oksida dan nitrida
Pembentukan oksida
2M + O2 2MO
Pembentukan nitrida
3M + N2 M3N2
+ asam atau
basa
Bereaksi dengan asam membentuk garam dan air, reaksi
semakin kuat dari Be – Ba
Be bereaksi dengan basa membentuk Be(OH)4
2- dan H2
Be + 2NaOH + 2H2O
Na2Be(OH)4 + H2
+ X2
(halogen)
Membentuk garam halida. Halida berililium memiliki daya hantar
listrik buruk karena ikatannya kovalen
M + X2 MX2
Kelarutan
Senyawa logam alkali lebih mudah larut daripada alkali
tanah. Kelarutan alkali tanah dari Be – Ba :
1. Kelarutan basa alkali tanah naik
2. Kelarutan garam sulfat berkurang
3. Kelarutan garam kromat berkurang
4. Semua garam karbonat larut
5. Semua garam oksalat sukar larut kec. Mg-oks
14. Sifat fisika
Berbentuk diatomik
Kestabilan berkurang dari Cl2 – I2
Energi ikatan berkurang dari Cl2 – I2
Jari – jari atom bertambah dari Cl2 – I2
F2, Cl2 Berwujud gas, Br2 cairan volatile, I2 padatan
mudah menyublim
Titik didih meningkat dari Cl2 – I2
Bersifat non polar
Molekul berbentuk diatomik yang berwarna dan
beracun, flourin berwarna kuning muda, klorin hijau
muda, bromin coklat, iodin ungu, dan astatin hitam.
Lebih mudah larut dalam pelarut non polar daripada
polar
Kelarutan dalam air meningkat dari F2 – I2
15. Sifat Kimia
Sifat Penjelasan dan Reaksi
Kereaktifan Halogen Keelektronegatifan besar
Kemampuan menyerap elektron membentuk ion negatif berkurang dari Cl –
I , tetapi F memiliki kemampuan yang lebih rendah dari Cl
Reaksi dengan logam Membentuk halida logam dengan biloks tertinggi
Reaksi dengan hidrogen Membentuk hidrogen halida
Reaksi dengan non
logam dan metaloid
Halogen deng Pospor, arsen, dan antimon membentuk trihalida jika halogen
terbatas, dan pentahalida jika halogen berlebih
Reaksi dengan
hidrokarbon
Disebut juga reaksi halogenisasi. Jenis reaksi adalah substitusi dengan
mengantikan posisi unsur lain
Reaksi dengan air F + H2O HF
I2 sukar larut dengan air
Halogen lain mengalami reaksi disproporsionasi, membentuk 2 produk yang
berbeda karena adanya proses redoks
Reaksi dengan basa Cl, Br, I mengalami reaksi disproporsionasi dengan basa
Reaksi antarhalogen Membentuk senyawa antarhalogen. Dengan reaksi:
X2 + nY2 2XYn
Y = halogen dengan elektronegatifitas lebih tinggi
n = bilangan 1, 3, 5, 7
XY7 hanya dibentuk I dan F
Br hanya sampai BrF5, Cl hanya sampai ClF3
Daya oksidasi halogen Daya oksidasi berkurang dari atas ke bawah
Daya redukii halida daya reduksi meningkat dari atas ke bawah.
16. Gas Mulia
Elektron valensi 8 ( kec He)
Berupa gas yang sangat stabil dan ditemukan
sebagai gas monoatomik
Unsur yang paling sukar bereaksi karena kulit
terluarnya sudah terisi penuh dan stabil
18. Unsur Transisi
Bersifat logam
Titik didih dan titik leleh
tinggi
Bersifat paramagnetik
Membentuk senyawa
berwarna
Punya beberapa biloks
Membentuk ion
kompleks
Sebagai katalisator
20. Sifat logam
Bersifat ionik
Semua transisi adalah logam,
Tingkat Oksidasi
Unsur transisi memiliki tingkat oksidasi/
biloks yang bertingkat karena elektron
valensinya menempati subkulit 3d dan 4s
dimana tingkat energinya berdekatan hal ini
menjadikan unsur tersebut dapat berikatan
dengan unsur lain menggunakan elektron
pada subkulit 4s ataupun 3d
21. Sifat Magnet
Unsur transisi bersifat paramagnetik ( Fe, Co, Ni, dan
alloynya bersifat feromagnetik)
Sifat magnetik dipengaruhi oleh elektron yang tidak
berpasangan dalam konfigurasinya dan sedikit dari
pengaruh pergerakan spin dari elektron tidak
berpasangan tersebut. Diamagnetik jika semua
elektron berpasangan, paramagnetik jika terdapat 1
atau lebih elektron tidak berpasangan, feromagnetik
jika sebagian besar elektron valensi tidak
berpasangan. Sifat magnet ditimbulkan dari
perbedaan arah rotasi/spin dari elektron, jika
berpasangan maka saling meniadakan gaya magnet,
semakin banyak elektron yang tak berpasangan maka
sifat magnet semakin besar.
22. Besarnya gaya magnetik disebut momen
magnetic, µ, memiliki satuan BM ( Bohr
magneton)
µ = 2√S(S+1)
S = banyaknya spin dari elektron tidak
berpasangan
S = ½ n
n= jumlah elektron tidak berpasangan
23. Tabel Momen Magnetic berdasarkan
jumlah elektron tidak berpasangan
n S µ
1 1/2 1,73
2 1 2,83
3 3/2 3,87
4 4 4,90
5 5/2 5,92
Contoh : CuSO4. 5H2O, µ terukur 1,95 BM,
sedangkan µ terhitung 1,73 BM dengan 1 elektron
tidak berpasangan pada ion CU2+ yang memiliki
konfigurasi [Ar] 3d9 . Harga µ terukur lebih besar
karena selain besarnya spin dari elektron tidak
berpasangan juga dipengaruhi oleh pergerakan
orbital elektron yang tidak berpasangan