SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Download to read offline
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan 6509040056 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kapal laut sudah sejak lama merupakan sarana dalam bidang perhubungan
dan perekonomian di Indonesia seperti kapal tanker. Kapal tanker merupakan
kapal yang dirancang untuk mengangkut minyak atau produk turunannya.
Peristiwa kebakaran merupakan salah satu kejadian yang tidak diinginkan dan
memiliki bnyak kerugian. Kebakaran tidak memilih tempat, waktu dan
korban. berdasarkan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan
kerja bahwa dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran,
perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan
penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
Beberapa peristiwa kebakaran sering terjadi pada kapal tanker di antaranya
kebakaran kapal tanker Pelita Samudra IMO No.8500094 di Bengkalis pada
25 April 2011 dan juga kebakaran kapal tanker lain pada 19 Juli 2011.
Peristiwa kebakaran ini dikarenakan kurang memadainya sistem pencegahan
dan penanggulangan kebakaran pada kapal tanker. Kebakaran terjadi di kapal
tanker Pelita Samudra IMO No.8500094 bermuatan kosong yang sedang
jangkar di perairan sei pakning depan pelabuhan umum, Bukit Batu,
Bengkalis, Senin (25/4/2011). Akibatnya, satu anak buah kapal (ABK)
Sujamin (56) dan satu ABK mengalami luka bakar M Ikhsan (21). Hal ini
dikarenakan tidak adanya sistem pemadam di kapal tersebut
(www.tribunnews.comkebakaran Bengkalis).
Sebuah kapal tanker terbakar di sekitar 100 mil lepas pantai Jakarta,
tepatnya di pengeboran minyak PT Sinok, Jumat (23/9/2011), sekitar pukul
09.00 WIB. Kabar ini dibenarkan Kepala Polrestro Kepulauan Seribu Ajun
Komisaris Besar Hero Bachtiar. (http://megapolitan.kompas.com
Kapal.Tanker.Terbakar.di.Lepas.Pantai.Jakarta)
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan 6509040056 2
Salah satu sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran yaitu sistem
pencegahan aktif salah satu contohnya yaitu sistem instalasi hydrant. Instalasi
hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran yang tetap, yang
menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-
pipa dan selang kebakaran. Sistem hydrant terdiri dari: sistem persediaan air,
pompa, perpipaan, kopling outlet dan inlet serta selang dan nozzle. Ada 2
macam hydrant yang digolongkan berdasarkan jenis dan penempatannya
yaitu hydrant gedung dan hydrant halaman. Hydrant gedung ialah hydrant
yang terletak didalam suatu bangunan/gedung. Sedangkan hydrant halaman
ialah hydrant yang terletak diluar bangunan (Anonymous, 1999).
Berdasarkan uraian singkat mengenai sistem instalasi hydrant di atas dan
juga mengenai banyak peristiwa kebakaran pada kapal tanker maka pada
tugas perancangan sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran kali ini
perlu akan merancang, menentukan letak penempatan serta pemeriksan dan
pengujian mengenai sistem instalasi hydrant pada kapal tanker..
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang terdapat
pada tugas perancangan sistem instalasi hydrant pada Oil Tanker “KM.
NGALIYAN” yaitu :
1. Bagaimana tata cara perencanaan sistem instalasi hydrant pada kapal
tanker?
2. Bagaimana cara menentukan peletakan serta pemasangan sistem instalasi
hydrant pada kapal tanker?
3. Bagaimana cara menentukan pemeriksaan dan pengujian teknis instalasi
hydrant?
4. Bagaimana metode untuk meminimalisir terjadinya kebakaran yang dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan pemilik kapal?
1.3 TUJUAN5
Tujuan dari perencanaan sistem hydrant sebagai sarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran adalah sebagai berikut:
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan 6509040056 3
1. mengetahui tata cara perencanaan sistem instalasi hydrant pada kapal
tanker.
2. mengetahui cara menentukan peletakan serta pemasangan sistem instalasi
hydrant.
3. mengetahui cara menentukan pemeriksaan dan pengujian teknis instalasi
hydrant.
4. menentukan metode untuk meminimalisir terjadinya kebakaran yang dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan pemilik kapal.
1.4 MANFAAT PERANCANGAN
Manfaat yang hendak dicapai pada tugas perancangan ini adalah :
untuk mahasiswa :
1 Mahasiswa mampu memahami prosedur pemasangan sistem hydrant pada
kapal tangker
2 Mahasiswa memiliki kompetensi untuk menyusun tugas besar penyusunan
Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada instalasi hydrant.
untuk perusahaan pemilik kapal :
1. Perusahaan pemilik kapal melakukan tindakan preventif yaitu memilki
sistem pencegahan dan penggulangan kebakaran
2. Perusahaan pemilik Kapal KM. NGALIYAN, Menjadikan sebagai bahan
rekomendasi dalam perancangan sistem instalasi hydrant yang benar dan
sesuai dengan standar.
1.5 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup perencanaan sistem hydrant pada sistem pencegahan dan
penanggulangan kebakaran meliputi:
1. Perancangan sistem hydrant dilakukan di Kapal KM. NGALIYAN.
2. Standar yang dipakai yaitu NFPA 14 Standard for the Installation of
Standpipe, Private Hydrant, and Hose Systems, international convention
for the safety of life at sea ( SOLAS ‟74 ), BKI (Biro Klasifikasi
Indonesia) Rules For The Classification And Construction Of Seagoing
Steel Ships Vol. 3 Section 12 dan ASME B36.10M Sch-40.
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan 6509040056 4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SISTEM INSTALASI HYDRANT
Hydrant adalah alat yang dilengkapi dengan selang dan mulut pancar
untuk mengalirkan air bertekanan, yang digunakan bagi keperluan
pemadaman kebakaran. Menurut Kepmen PU No.02/KPTS/1985 sistem
hydrant terdiri dari :
1. sumber persediaan air
2. pompa-pompa kebakara
3. selang kebakaran
4. kopling penyambung, dan perlengkapan lainnya.
Sistem instalasi hydrant yaitu suatu sistim pemadam kebakaran tetap yang
menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-
pipa dan selang kebakaran. Sistim ini terdiri dari sistim persediaan air,
pompa, dan selang kebakaran.
2.2 TIPE SISTEM STAND PIPE UNTUK HYDRANT
Tipe sistem stand pipe untuk hydrant yaitu :
1. Automatic-Wet
Merupakan suatu sistem stand pipe basah yang memiliki suplai air
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sistem secara otomatis.
2. Automatic-Dry
Merupakan suatu sistem stand pipe kering, biasanya diisi dengan
udara bertekanan dan dirangkaikan dengan suatu alat, seperti dry
pipe valve, untuk menerima air ke dalam sistem perpipaannya secara
otomatis dengan membuka suatu hose value.
1. Menghemat kerja pompa
2. Pompa akan bekerja secara otomatis pada saat alarm berbunyi,
sehingga air akan segera mengalir untuk menanggulangi
kebakaran.
3. Semi Automatic-Dry
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan 6509040056 5
Merupakan sistem stand pipe kering yang dirangkaikan dengan suatu
alat seperti deluge value, untuk menerima air ke dalam sistem
perpipaannya dengan cara mengaktifkan suatu alat pengontrol jarak jauh
yang terletak pada setiap hose connection. Suplai air harus mampu
memenuhi kebutuhan sistem.
4. Manual-Wet
Merupakan suatu sistem stand pipe basah yang memiliki suplai air
yang sedikit, hanya untuk memelihara keberadaan air dalam pipanya,
namun tidak memiliki untuk memenuhi seluruh kebutuhan sistem.
Suplai air sistem diperoleh dari fire department pumper.
5. Manual-Dry
Merupakan suatu sistem stand pipe yang tidak memiliki suplai air
yang permanen. Air yang diperlukan diperoleh dari suatu fire
department pumper, untuk kemudian dipompakan ke dalam sistem
melalui fire department connection.
2.3 KELAS SISTEM STAND PIPE
Kelas sistem pipa tegak adalah :
a. Kelas I
Merupakan suatu sistem stand pipe yang harus menyediakan
hose connection berdiameter 2½ inchi untuk mensuplai airnya,
khususnya digunakan oleh petugas pemadam kebakaran dan orang-
orang yang terlatih untuk menangani kebakaran berat.
b. Kelas II
Merupakan suatu sistem stand pipe yang harus menyediakan
hose connection berdiameter 1½ inchi untuk mensuplai airnya,
digunakan oleh penghuni gedung atau petugas pemadam kebakaran
selama tindakan pertama. Pengecualian dapat dilakukan dengan
menggunakan hose connection 1 inchi jika kemungkinan bahaya
sangat kecil dan telah disetujui oleh instalasi atau pejabat yang
berwenang.
c. Kelas III
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan 6509040056 6
Merupakan suatu sistem yang harus menyediakan baik hose
connection berdiameter 1½ inchi untuk digunakan oleh penghuni
gedung maupun hose connection berdiameter 2½ inchi untuk
digunakan oeh petugas pemadam kebakaran ada orang-orang yang
telah terlatih untuk kebakaran berat.
2.4 HYDRANT DAN PIPA KEBAKARAN UTAMA
2.4.1 Pandangan Umum
Berdasarkan SOLAS 1974 bahwa bahan mudah dibuat tidak
efektif oleh panas tidak akan digunakan untuk listrik kebakaran dan
hydrant kecuali dilindungi secara memadai. Pipa dan hydrant harus
ditempatkan sehingga selang kebakaran yang dapat dengan mudah
disambungkan. Susunan pipa dan hydrant harus sedemikian rupa
untuk menghindari kemungkinan pembekuan. Ketentuan drainase
sesuai harus disediakan untuk pipa kebakaran utama. Katup isolasi
harus dipasang pada semua cabang kebakaran geladak terbuka
utama yang digunakan untuk tujuan selain pemadaman
kebakaran. Di dek kapal kargo di mana dapat dilakukan, posisi dari
hydrant harus sedemikian sehingga mereka selalu mudah diakses
dan pipa harus disusun sepraktis mungkin untuk menghindari risiko
kerusakan oleh kargo tersebut.
2.4.2 Diameter Dari Pipa Induk
Diameter dari pipa induk/utama dan layanan air harus cukup
untuk penyaluran yang efektif dari debit air maksimum yang
dilepaskan dari dua pompa kebakaran yang beroperasi secara
serempak, kecuali pada kasus kapal kargo yang diameter hanya
perlu cukup 140 m3
/h.
2.4.2 Tekanan Pada Hydrant
Dengan dua pompa secara bersamaan mengirimkan air melalui
nozzle yang ditentukan dalam SOLAS 1974 yaitu :
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan 6509040056 7
.1 Untuk kapal penumpang:
4.000 tonase kotor ke atas 0,40 N/mm2
kurang dari 4.000 tonase kotor 0,30 N/ mm2
.2 Untuk kapal kargo:
6.000 tonase kotor ke atas 0,27 N/ mm2
kurang dari 6.000 tonase kotor 0,25 N/ mm2
.3 Tekanan maksimum pada setiap hydrant tidak
akan melebihi dimana kontrol yang efektif dari selang pemadam
kebakaran dapat ditunjukkan.
2.4.3 Jumlah pompa kebakaran
Kapal harus dilengkapi dengan pompa kebakaran yang
digerakkan secara independen sebagai berikut:
.1 Di kapal penumpang:
4.000 tonase kotor keatas minimal tiga
kurang dari 4.000 tonase kotor minimal dua
.2 Di kapal kargo dari:
1.000 tonase kotor keatas minimal dua
kurang dari 1.000 gross tonase minimal dua
pompa power-driven, salah satunya harusin didorong dengan
sendirinya.
2.4.4 Drain dan Test riser
Secara permanen drain riser 3 inchi (76 mm) harus disediakan
berdekatan pada setiap stand pipe, yang dilengkapi dengan pressure
regulating device guna memungkinkan dilakukannya tes pada tiap
alat/device. Setiap stand pipe harus disediakan draining, suatu drain
valve dan pipanya, diletakkan pada titik terendah pada stand pipe.
Penentuan suatu stand pipe drain dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan 6509040056 8
Tabel 2.1 Ukuran Stand pipe Drain
Ukuran Stand pipe
Ukuran Drain
Connection
Sampai dengan 2 in
2 ½ in, 3 in, atau 3 ½ in
4 in atau lebih besar
¾ in atau lebih besar
1¼ in atau lebih besar
2 in saja
Sumber: NFPA 14, “Standar Installation for Standpipe and Hose
Systems”, 1996 Edition
2.4.5 Suplai Air (Water Supply)
Pengaturan untuk ketersediaan pasokan air di tempatkan pada 2 jenis
kapal yaitu :
.1 Kapal Penumpang
.1.1 Dari 1000 tonase kotor dan ke atas seperti bahwa setidaknya satu
jet efektif air segera tersedia dari hydrant ke lokasi interior
sehingga untuk menjamin Dari 1000 tonase kotor dank e atas
seperti bahwa setidaaknya satu jet efektif air segera tersedia dari
hydrantyt ke lokasi interior sehingga untuk menjamin kelanjutan
dari output dari air dengan otomatis mulai dari satu pompa
kebakaran yang diperlukan kelanjutan dari output dari air
dengan otomatis mulai dari satu pompa kebakaranyang diperlukan
.1.2 kurang dari 1000 tonase kotor oleh mulai otomatis dari setidaknya
satu pompa kebakaran atau oleh remote mulai dari jembatan
navigasisetidaknya satu pompa kebakaran. Jika pompa dijalankan
secara otomatis atau jika katub bawah tidak dapat dibuka dimana
pompa jarak jauh dihidupkan, katub bawah akan selalu tetap
terbuka, dan
.1.3 Jika dilengkapi dengan ruang mesin tanpa pengawasan berkala
sesuai dengan peraturan II-1/54, bagaian administrasi harus
menetapkan ketentuan untuk pengaturan air tetap pemadam
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan 6509040056 9
kebakaran untuk ruang tersebut setara dengan yang dibutuhkan
untuk ruang mesin biasanya dihadiri;
.2 Kapal Kargo
.2.1 Untuk Bagian Administrasi
Dengan ruang mesin secara berkala tanpa pengawasan atau
ketika hanya satu orang yang diperlukan pada menonton, aka ada
air pengiriman segera dari system kebakaran utama pada tekanan
yang sesuai, baik oleh remote awal dari salah satu pompa
kebakaran utama dengan remote mulai dari jembatan stasiun
navigasi dan pengendalian kebakaran jika ada, atau bertekanan
permanen dari system kebakaran utama oleh salah satu pompa
kebakaran utama, keculai bahwa administrasi dapat mengabaikan
persyaratan ini untuk kapal kargo kurang dari 1600 tonase kotor
jika pompa kebakaran mulai pengaturan dalam mesin yang berada
pada posisi yang mudah diakses.
2.4.6 Penentuan Kehilangan Tekanan
Penentuan kehilangan tekanan pada sistem hydrant didasarkan
pada persamaan Hazen-Williams, sbb :
54.2
53.2
2785.0
totL
HxxCxDQ ……………………….(2.1)
Dimana: Q = Flow rate (m3
/s)
C = Jenis pipa
D = Diameter pipa (m)
Ltot = Lpipa + Lekiv
2.4.7 Penentuan Kapasitas Pompa
Flow header dan kapasitas pompa didesain untuk memenuhi
standpipe terjauh saja karena kemungkinan besar tidak akan terjadi
pengoperasian standpipe secara bersamaan. Misalnya jika debit
tersebut adalah 500 gpm = 0.0315 m3
/dtk = 1.887 m3
/mnt, Kecepatan
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan 6509040056 10
aliran dalam pipa adalah kecepatan aliran pada jalur terjauh,
diasumsikan 2 m/dtk. Maka diameter pipa adalah:
xvxDxQ 2
4
1 ……………………….(2.2)
mmmD 89089,0
2
0315,0.4 2
1
Diameter pipa yang digunakan adalah 100mm.
Tinggi angkat:
g
vHHH LStotalpompa 2
2
……………………….(2.3)
Dimana:
Hs = Beda tinggi antara minimum air di tangki dengan titik kritis
Hl = Kehilangan tekanan dari atas tangki ke titik kritis + Sisa tekan
pada hydrant
Daya yang dibutuhkan pompa (daya air)
xQxHxPW 163.0 ……………………….(2.4)
Dimana: Pw = Daya air (kW)
Q = Kapasitas pompa (m3
/mnt)
H = Head total pompa
γ = Massa jenis air (0.9982)
Daya poros pompa
PWPP ……………………….(2.5)
Dimana : ηp = Efisiensi pompa
2.4.8 Pompa Dan Head
Head dalam perpompaan dapat didefinisikan sebagai energi tiap satuan
berat atau tekanan diperlukan untuk memompa cairan melewati sistim
pada laju tertentu. Dalam instalasi pompa head dibedakan menjadi :
1. Head statis yaitu tidak dipengaruhi debit hanya beda tekanan dan
ketinggian
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan 6509040056 11
2. head dinamis yaitu head yang dipengaruhi oleh debit terdiri dari
losses karena gesekan, fitting dan diameter saat masuk dan keluar
saluran.
Head total pompa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan yaitu
H = HL + HmL + HLp + Ha + k.Vo2
/2g
Dimana : H = Head total Pompa (m)
HL = Berbagai kerugian head di pipa (m)
HmL = Berbagai kerugian head di katub, belokan, sambungan
dan lain-lain. (m)
HLp = Head tekanan
Ha = Head statis total (m)
k.Vo2
/2g =head kecepatan pengeluaran (m)
Perhitungan pada sistem hydrant didasarkan pada:
Flow pada standpipe terjauh minimum adalah 500 gpm (1893 l/mnt)
sedangkan pada stadpipe lainnya (tambahannya) minimum harus 250
gpm (946 l/mnt)
Jumlah total tidak boleh lebih dari 1250 gpm (4731 l/mnt). Namun jika
luas area melebihi 80000 ft (7432 m2) maka standpipe kedua terjauh bisa
didesain untuk 500 gpm
Flow minimum pada hydrant adalah 400 l/mnt
2.4.9 Selang Kebakaran Dan Nozzle
Fire hoses shall be of non-perishable material
approved by the Administration and shall be
sufficient in length to project a jet of water to any
of the spaces in which they may be required to be
used. Each hose shall be provided with a nozzle
and the necessary couplings. Hoses specified in
this chapter as “fire hoses” shall, together with
any necessary fittings and tools, be kept ready for
use in conspicuous positions near the water service
hydrants or connections.
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan 6509040056 12
Selang dengan bahan tidak tahan lama dapat digunakan sete,ah
mendapat persetujuan dari pihak administrator dengan panjang yang
mencukupi untuk nozzle dan kopling tipe jet air. Selang kebakaran
diletakkan dekat dengan peralatannya dan connection. alat yang
diperlukan Pengaturan peletakan hydrant dalam SOLAS 2004 yaitu :
1. 15 m di ruang mesin
2. 20 m di ruang lain dan deck terbuka
3. 25 m untuk geladak terbuka di kapal dengan luas maksimum lebih dari
30.
4. kecuali satu selang dan nozzle disediakan untuk setiap hydrant di kapal
harus lengkap dengan kopling dan nozzle.
2.4.10 Bilangan Reynolds (Re)
Bilangan Reynolds (Re) merupakan bilangan tidak berdimensi dan
untuk mengkarakteristikkan apakah aliran laminar ataukan turbulent
dimana : L = panjang karakteristik
Untuk aliran dalam Pipa  L = D (diameter pipa)
Bila :
Re < 2300  aliran laminar
Re = 2300 aliran transisi
Re > 2300 aliran turbulen
Untuk aliran antara dua-plat paralel  L = h
LVRe
V
D
aliran DV
Re
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 13
BAB 3
GAMBARAN UMUM
Kapal Tanker KM. NGALIYAN merupakan jenis kapal tanker yang
digunakan untuk mengangkut bahan bakar. Kapal ini memiliki berat 2045,64
DWT (tonase). Kapal tanker ini terdiri dari Main Deck, Poop Deck, Boat Deck,
Bridge Deck, Navigation Deck, dan Forecastle Deck.
3.1 SPESIFIKASI KAPAL
Spesifikasi kapal tanker yang akan dilakuakn desain perancangan hydrant
yaitu :
Jenis Kapal : Kapal Tanker
Berat Kapal : 2045,64 Dwt
Panjang Atas Semua : 72,98 M
Panjang Air Line : 71,40 M
Panjang Antara Perpendicular : 68,00 M
Rentang : 11,00 M
Kedalaman Muoulded : 5,50 M
Draft : 5,00 M
Kecepatan : 11,00 Knot
Tabel 3.1 Ruangan Dalam Kapal
No RUANGAN INTI RUANGAN DALAM
1. Navigation deck radio room
chart room
funnel
wheel house
Esep Room
Toilet
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 14
Tabel 3.1 Lanjutan
2. Bridge deck captain room
2 buah toilet
radio operator
operator day room,
funnel
captain day room
3. Boat deck buah lokasi safety jacket
chief officer room
doctor
medical room
library
funnel
3 toilet
briefing room
office room, library
chief engineer
4. Poop deck second officer
meeting room
second engineer
mail room
mail room
toilet
bathroom
office room
funnel
electrician
mess room
pantry.
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 15
Tabel 3.1 Lanjutan
5. Main deck Botswan
chef cook
assistant cook
mess room
galley,
dry provision.
store,
steering gear room,
meat store,
vegetable store,
fish store,
engine chasing,
oler dan
fireman,
seaman,
adet,
boy,
rope room,
mushola,
laundry,
dry room.
6. Double bottom after peak tank
engine chasing
DOT
LOT
FOT
Coffer Dam
ballast water tank
chain locker
fore peak tank.
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 16
3.2 POTENSI SUMBER BAHAYA
Masing masing ruangan memiliki karakteristik potensi sumber bahaya
yang sama yakni :
1. Kebakaran yang disebabkan karena instalasi listrik misalnya panel
control atau ruang panel di dalam kapal yang terhubung dengan listrik.
2. Kebakaran yang disebabkan karena peralatan-peralatan dan non logam
seperti kayu misalnya perabotan di dalam kapal yang terbuat dari
material kayu contohnya perabot meja, kursi/
3. Kebakaran yang disebabkan karena bahan-bahan logam
4. Kebakaran yang disebabkan karena minyak atau gas gas lain dikarenakan
kapal tanker mengangkut material mudah terbakar.
3.3 ANALISA RESIKO YANG DIPERKIRAKAN
Kebakaran yang terjadi dimasing-masing ruangan dapat dikategorikan
dalam bahaya kebakaran berat, karena kapal ini mengangkut bahan mudah
terbakar seperti bahan bakar minyak dan gas. Parameter yang juga digunakan
untuk menilai tingkat kebakaran adalah :
1. Kecepatan menjalarnya api
2. Tingkat paparan
3. Konsekuensi jika terjadi kerugian
4. Perkiraan berapa jiwa yang terancam
5. Bahan yang diangkut pada kapal
3.4 PERENCANAAN AWAL
Untuk menanggulangi bahaya kebakaran (hazard) yang setiap mengancam
maka pada kapal tanker, perlu dirancang instalasi sistem hydrant. Data
yang diperoleh pada bab sebelumnya, akan digunakan sebagai dasar
perencanaan. Pada perancangan instalasi sistem hydrant, berikut hal-hal yang
akan dibahas adalah :
1. Penentuan jenis hydrant yang digunakan.
2. Sistem dan sumber persediaan air, serta kapasitas pompa.
3. Penentuan jumlah hydrant yang akan dipasang
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 17
4. Lokasi peletakan hydrant
5. Penentuan sistem dan sumber persediaan air, kapasitas pompa,
serta ukuran selang dan nozzle yang digunakan
3.5 SISTEMATIKA PERANCANGAN
.
Start
Rumusan Masalah
Pengumpulan Data Studi Literatur
1. SOLAS „74 tahun 2004
2. NFPA 14 tahun 2000
3. Introduction of Mechanical
Engineering
4. BKI Vol 3 Section 12
Data Primer
desain AUTO CAD
Data Sekunder
survey harga untuk instalasi
hydrant
PERANCANGAN HYDRANT
1. Penentuan Klasikasi Kapal
2. Penentuan Jenis hydrant
3. Pengukuran jarak dan
pemasangan hydrant
4. Estimasi Biaya
Perancangan berdasarkan
NFPA 14
Analisa dan Interpretasi Data hasil
perancangan hydrant berdasarkan SOLA‟74
Kesimpulan dan Saran
FINISH
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 18
BAB 4
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
4.1 PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data yang dikumpulkan yaitu :
1. Layout Kapal Tanker KM. NGALIYAN
Layout area ini diperlukan untuk mengetahui lokasi penempatan pilar
hydrant. Layout area dapat dilihat pada lampiran 1.
2. Data spesifikasi kapal
Data spesifikasi tangki ini meliputi data jenis kapal, berat kapal,
panjang kapal dan juga kecepatan kapal.
4.2 PENGOLAHAN DATA
4.2.1 Perencanaan jumlah dan peletakan pilar hydrant
a. Kapal Tanker KM. NGALIYAN
merupakan alat transportasi laut kebakaran yang
mengangkut bahan bakar minyak dan gas bumi yang terklasifikasi
kebakaran tingkat tinggi karena bahan bakar yang diangkut
mempunyai nilai kemudahan kebakaran yang tinggi apabila
terjadi kebakaran dapat melepaskan tenaga tinggi dan penjalaran
api cepat. berikut ini merupakan spesifikasi kapal tanker K.M
NGALIYAN :
Berat Kapal :2045,64 Dwt
Panjang Atas Semua :72,98 M
Panjang Air Line :71,40 M
Panjang Antara Perpendicular : 68,00 M
Rentang : 11,00 M
Kedalaman Muoulded : 5,50 M
Ketentuan Pada SOLAS ‟74 mengenai panjang selang
kebakaran yaitu :
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 19
1. 15 m di ruang mesin
2. 20 m di ruang lain dan deck terbuka
3. 25 m untuk geladak terbuka di kapal dengan luas maksimum
lebih dari 30.
Menurut SOLAS 74 tahun 2004, untuk menentukan jumlah
pilar pada kapal menggunakan jarak yang telah ditetapkan
berdasarkan panjang selang kebakaran sehingga pada kapal tanker
ini membutuhkan 9 pilar hydrant
b. Spesifikasi Komponen Hydrant Kapal Tanker KM. NGALIYAN
menggunakan hose hydrant ukuran 2½ in. Berdasarkan NFPA 14
- 2000 Standart for the installation of standpipe, private hydrant
and hose system,hose hydrant dengan ukuran 2½ in masuk
klasifikasi hydrant kelas I dengan 2839 liter/menit dalam waktu
30 menit. Dari pernyataan diatas maka laju aliran adalah :
Q = 2839 liter/menit
= 0,0473 m3
/s
a. Ukuran nozzle
Ukuran nozzle disesuaikan dengan nozzle yang dipakai
. Diketahui ukuran ukuran nozzle = 2½ inchi
Diameter dalam = 63,5 mm
= 0,0635 m
Luas lubang nozzle (Ao)
= 3,14 . (0,0635)2
/ 4
= 3,2 x 10-3
m2
b. Kecepatan aliran nozzle (Vo) = Q/A
= 0,0473/3,2 x 10-3
= 14,78 m/s
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 20
Gambar 4.1 Gerak peluru
(Sumber : David Halliday, 1978)
- Jarak jangkauan terjauh (Xt)
Xt = Vo2
sin 2θ / g
Xt = (14,78 m / s )2
.sin 2( 450
) / 9,8 m/s 2
Xt = 218,4484 x sin 90 0
/ 9,8
Xt = 218,4484 x 1 / 9,8
Xt = 22,29 m
- Ymax pada sudut 45 o
Ymax = Vo2
sin 2θ / 2g
Ymax = (14,78 m / s )2
. sin2
( 450
) / 2 x 9,8 m/s2
Ymax = 218,4484 x 0,5 / 19,6
Ymax = 5,57 m ≈ 6 m
4.2.2 Perencanaan Volume Air Hydrant Dan Bak Penampung Air
Hydrant
a. Berdasarkan NFPA 14-2000 laju aliran minimum untuk sistem
pipa tegak hidraulik terjauh sebesar 1893 liter/menit. Tetapi untuk
kapal tanker ini dipakai laju aliran sebesar 2839 liter/menit.
b. Berdasarkan NFPA 14-2000 pasokan minimum yang harus tersedia
untuk kebutuhan sistem sekurang-kurangnya untuk 30 menit
1. kapasitas air yang dibutuhkan(Q) = 2839 liter/menit
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 21
2. waktu pasokan minimum = 30 menit
3. volume total air hydrant = 0,0473 m3
/s x 1800 s
= 85,14 m3
Untuk volume air hydrant yang digunakan menggunakan air laut
yang dipakai untuk penyeimbang kapal pada sistem ballast.
c. Berdasarkan NFPA 14 tahun 2000, diameter pipa minimal (dalam
inchi) ditinjau dari jarak total pipa dan total akumulasi aliran
sebesar 2839 liter/menit dan jarak total pipa terjauh dari keluaran >
30,5 m yaitu 6 inchi atau 152,4mm.
4.2.3 Perpipaan Hydrant
a. Pemilihan pipa hydrant
Pipa yang digunakan dalam pemasangan instalasi hydrant adalah
Galvanized iron karena pipa ini banyak digunakan dan mudah
dipasang. Ukuran pipa tegak dengan NPS 6 in dengan pipe schedule
number 40, maka sesuai ASME B16.9-1993 dapat diperhitungkan
1. Pipa isap (suction) dengan material Galvanized iron ukuran 6” :
i. Diameter luar pipa = 0,168 m
ii. Diameter dalam pipa = 0,161 m
iii. Tebal pipa = 0,007112 m
iv. Panjang pipa terjauh =0,8 m
2. Perhitungan pipa isap
a. Luas pipa diameter dalam (A)
A =
= (0.161)2
= 0,020 m2
b. Kecepatan aliran (V)
V = Q / A
= (0,0473 m3
/ s) / (0,020 m2
)
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 22
= 2.365 m/s
c. Bilangan Reynold (Re)
Re = dimana nilai berdasarkan lampiran 3 dengan suhu 30 maka :
v = 0.801x10-6
(sumber : Sularso, 1996)
Re = (V x D)/v
= (2.365 m/s x 0.161 )/ 0.801x10-6
= 0,475 x 106
≈ 4,75 x 105
Re > 4000 aliran bersifat turbulen (sumber : Sularso,1996)
d. Kerugian gesekan dalam pipa (major losses)
Jenis pipa yang digunakan adalah pipa Galvanized iron. Berdasarkan
grafik pada lampiran. Nilai e untuk pipa Galvanized iron adalah 0,15
dimana untuk pipa diameter 6” nilai relative roughness (e/D) adalah
0,0005.
e. Berdasarkan grafik pada lampiran dapat diketahui bahwa nilai friction
factor (f) untuk Reynold number = 4,75 x 105
dan relative roughness =
0,0005 adalah 0,03.
f. Kerugian gesekan pada pipa isap (major losses) adalah :
Hl = f
(sumber : Sularso,1996)
Hl = 0.03
= 0,0425 m
g. Kerugian pada perubahan geometri (minor losses)
- Kerugian head di katup
Katup pada pipa suction adalah katup jenis gate valve.
Berdasarkan tabel pada lampiran nilai equivalent lengths (Le/D)
untuk gate valve sebesar 8, maka head
pada katup pipa suction adalah :
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 23
hlm = = f
(sumber : Fox, Robert W. dan Alan T.McDonald, 1994)
hlm = = 0.03
hlm = 0.0068 m
h. Total head isap (H)
H = head major + head minor
= 0,0425 m + 0.0068 m
= 0,0493 m
3. Pipa pengeluaran (discharge) dengan material Galvanized iron ukuran 8” :
- Diameter luar pipa = 0,2191 m
- Diameter dalam pipa = 0,21092 m
- Tebal pipa = 0,00818 m
- Panjang pipa terjauh = 56,7 m
- Gambar instalasi pipa pengeluaran (discharge) dapat dilihat pada
lampiran.
4. Perhitungan pipa pengeluaran (discharge)
a. Luas pipa diameter dalam (A)
A =
A =
= 0,035 m2
b. Kecepatan aliran (V)
V = Q / A
= (0,0473 m3
/ s) / (0,035m2
)
= 1,35 m/s
c. Bilangan reynold (Re)
Re = dimana nilai berdasarkan lampiran dengan suhu 30 maka:
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 24
= 0,801x10-6
(sumber : Sularso, 1996)
Re = (V x D)/v
= (1,35 m/s x 0,21092)/ 0.801x10-6
= 0,355 x 106
≈ 3,55 x 105
Re > 4000 aliran bersifat turbulen (sumber : Sularso,1996)
d. Kerugian gesekan dalam pipa (major losses)
Jenis pipa yang digunakan adalah pipa material Galvanized Iron.
Berdasarkan grafik pada lampiran nilai e untuk pipa Galvanized iron
adalah 0,15 dimana untuk pipa Galvanized Iron diameter 8” nilai
relative roughness (e/D) adalah 0,000575.
e. Berdasarkan grafik pada lampiran dapat diketahui
bahwa nilai friction factor (f) untuk Reynold number = 3,55 x 105
dan
relative roughness = 0,000575 adalah 0,0175.
f. Kerugian gesekan pada pipa pengeluaran (major losses) adalah :
Hl = f
(sumber : Sularso,1996)
Hl = 0.0175
= 0,44 m
g. Kerugian pada perubahan geometri (minor losses)
- Kerugian head di katup
Katup pada pipa discharge adalah katup jenis gate valve. Berdasarkan
tabel pada lampiran nilai equivalent lengths (Le/D) untuk gate valve
sebesar 8, maka head pada katup pipa suction adalah :
hlm = f
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 25
(sumber : Fox, Robert W. dan Alan T.McDonald, 1994)
Hl = 0.0175
= 0,013 m
- Kerugian pada belokan pipa
Belokan pada pipa pengeluaran menggunakan belokan lengkung
dengan sudut sebesar 90o
(elbow 90o
) memiliki nilai Le/D sebesar 30.
Maka nilai minor losses :
hlm = f
(sumber : Fox, Robert W. dan Alan T.McDonald, 1994)
Hl = 0.0175
= 0,049 m
- Pada pipa pengeluaran terdapat 15 belokan, maka kerugian pada
belokan pipa adalah :
hlm = 15 x 0,049 m
= 0,735 m
- Fitting tee
Luas pipa pada fitting tee :
A =
A =
= 0,035 m2
Kecepatan aliran jika diketahui kapasitas aliran pada fitting tee adalah
setengah dari kapasitas aliran total (Q), karena aliran terbagi menjadi 2
aliran maka :
Q = Q / 2
= 0.0473 m2
/ s / 2
= 0,02365 m3
/ s
Maka kecepatan aliran :
V = Q / A
V = 0,02365/ 0,035
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 26
= 0.675 m/s
- Bilangan reynold (Re)
Re = (V x D)/v
dimana nilai berdasarkan lampiran dengan suhu 30o
maka :
= 0,801x10-6 (sumber : Sularso, 1996)
Re = (V x D)/v
Re = (0.675 x 0.21092)/ 0,801x10-6
= 0,178 x 106
≈ 1.78 x 105
Re < 4000 aliran bersifat laminar (sumber : Sularso,1996)
- Kerugian gesekan dalam fitting tee pada pipa suction jika diketahui
bahwa :
Nilai Re : 1.78 x 105
Nilai e/D Galvanized iron diameter 8” : 0,000575
Friction factor : 0.0185
Berdasarkan tabel pada lampiran 7 nilai equivalent lengths (Le/D) untuk
fitting tee (flow trough run) sebesar 20, maka head pada fitting tee (flow
trough run) pipa discharge adalah :
hlm = f
(sumber : Fox, Robert W. dan Alan T.McDonald, 1994)
hlm =0.0185
= 8.59 x 10-5
m
Terdapat 6 fitting tee pada pipa discharge maka :
Hlm = 6 x 8.59 x 10-5
m
= 5.154 x 10-4
m
Berdasarkan tabel pada lampiran 7 nilai equivalent lengths (Le/D) untuk
fitting tee (flow trough branch) sebesar 60, maka head pada fitting tee
(flow trough branch) pipa discharge adalah :
hlm = f
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 27
(sumber : Fox, Robert W. dan Alan T.McDonald, 1994)
hlm =0.0185
= 0,026 m
Terdapat 4 fitting tee pada pipa discharge maka :
Hlm = 6 x 0,026 m
= 0.156 m
Total head pengeluaran (H)
H = head major + head minor
= 0.44 m + (0.013 m + 0,049 + 5.154 x 10-4
+ 0.156 m)
= 0,658 m
5. Head kecepatan pengeluaran
Spesifikasi nozzle yang dipakai adalah sebagai berikut.
Diameter dalam ujung nozzle : 0,75” = 0,06721 m
Diameter dalam pangkal nozzle : 1,5” = 0,04462 m
Panjang nozzle : 952 mm = 0,952 m
a. Luas lubang selang (A1)
A =
A =
A = 0,00156 m2
b. Luas lubang nozzle (A2)
A =
A =
A = 0.00354 m2
c. Kecepatan aliran nozzle
Vo = Q / A
Vo = 0.0473 / 0.00354
Vo = 13,36 m/s
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 28
hlm = f = 0,42
dan sudut pengecilan 2 x 5o
adalah 0,05. Maka, head kerugian
kecepatan pengeluaran pada nozzle :
hlm =
hlm =
hlm = 0,45 m
6. Head statis (Ha)
Head statis adalah perbedaan tinggi antara muka air di sisi
keluar/nozzle (Z2) dan di sisi isap (Z1) tanda positif (+) dipakai apabila
muka air di sisi keluar lebih tinggi daripada sisi isap.
Ha = Z2 - Z1
= 0,8 – 9.8 m
=- 9 m
7. Head tekanan (Hp)
Tekanan isap (p1)
P1 = ρ . g . h
= 995,7 kg/m3
x 9,807 m/s x (-9 m)
= - 87910,35 kg/ms2
Tekanan hydrant maksimal adalah tekanan absolut sebesar 6,9 bar
(sumber : NFPA 14), sehingga tekanan pada instalasi pipa (p2) sebesar :
P2 = 6,9 bar – tekana udara
= 6,9 bar -1 atm (1 atm = 1,013 bar)
= 5,887 bar (1 bar = 10000kg/ms2)
= 58870 kg/ms2
p2 – p1
Head tekanan pada pipa adalah
–
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 29
= 15,02 m
Hn = head pipa suction + head pipa discharge + head kecepatan
pengeluaran + head tekanan
= 0,0493 m +0,658 m + 0,45 m + 9 m + 15,02 m
= 25,1773 m
4.5 POMPA AIR HYDRANT
Sesuai dengan SOLAS ‟74 kapal dengan berat lebih dari 1000 tonnase
harus memiliki pompa minimal 2. Daya dan efisiensi pompa
Daya air (Pw) max = ρ x g x Q x HLT total
= 995,7 kg / m3
x 9,81 m / s2
x 0,0473 m3
/ s x 25,1773 m
= 11632,36 kg m2
/ s3
= 11,63 kW
Daya pompa (P) max
Berdasarkan gambar tabel berikut tentang efisiensi pompa
dengan Q = 2,839 m3
/ menit, efisiensi (ηp) yang
digunakan sebesar 75%
P = Pw / ηp
= 11,63 kW / 75%
= 15,5 kW
Sehingga, pompa motor listrik dan pompa motor torak
mempunyai daya nominal penggerak mula yang sama
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 30
sehingga dapat bekerja secara bergantian dan tidak
mempengaruhi sistem. Sedangkan pompa pacu mempunyai
kapasitas antara 5 – 10 persen dari pompa motor listrik
yaitu sebesar
Daya pompa pacu = 15,5 kW x 10%
= 1,55 kW
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 31
BAB 5
ESTIMASI BIAYA INSTALASI HYDRANT
5.1 Perhitungan Biaya Material Pemasangan Instalasi Hydrant
Berikut tabel harga satuan material dalam pemasangan instalasi hydrant:
Tabel 5.1 Harga Satuan Material
NO KODE JENIS MATERIAL NPS JUMLAH PRICE (Rp/piece) PRICE (Rp)
1 GTV 6 Gate valve #150 6 8 Rp 2,000,000 Rp 16,000,000
2 CHK 6 Check Valve #150 6 2 Rp 4,000,000 Rp 8,000,000
3 GTV 8 Gate valve #150 8 6 Rp 2,500,000 Rp 15,000,000
4 T 6 Tee Gal 6 2 Rp 200,000 Rp 400,000
5 T 8 Tee Gal 8 6 Rp 300,000 Rp 1,800,000
8 E 6 Elbow 90 Gal 6 2 Rp 100,000 Rp 200,000
6 PL Pompa listrik listrik 50 kW/67 hp (Torishima) 1 Rp 94,230,000 Rp 94,230,000
7 PC Pompa cadangan 50 kW/67 hp 1 Rp 68,800,000 Rp 68,800,000
8 JP Pompa Jockey 5 kW/6,7 hp 1 Rp 6,850,000 Rp 6,850,000
9 HB Box hydrant 9 Rp 1,500,000 Rp 4,500,000
10 HH Selang hydrant 30m 2,5 9 Rp 1,669,000 Rp 15,021,000
11 NJ Jet Nozzle 1,5 9 Rp 460,000 Rp 4,140,000
12 HP Pilar hydrant 9 Rp 5,600,000 Rp 33,600,000
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 32
Tabel 5.2 Lanjutan Tabel Harga Satuan Material
13 WNF 6 Weld neck flange #150 6 1 Rp 800,000 Rp 800,000
14 WNF 8 Weld neck flange #150 8 13 Rp 800,000 Rp 10,400,000
15 BF 6 Blind Flange #150 6 1 Rp 400,000 Rp 400,000
16 BF 8 Blind Flange #150 8 13 Rp 500,000 Rp 6,500,000
17 G 6 Gasket 6 1 Rp 80,000 Rp 80,000
18 G 8 Gasket 8 13 Rp 80,000 Rp 1,040,000
19 B 6 Bolt Gal 6 5 Rp 22,000 Rp 110,000
20 B 8 Bolt Gal 8 65 Rp 25,000 Rp 1,625,000
TOTAL HARGA SATUAN MATERIAL Rp 306,296,000
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 33
Tabel 5.3 Perhitungan List Material yang Digunakan
NO KODE
MATERIA
L
DIMENSION
SCH NPS OD (mm)
ID
(mm) WT (mm) L (m) W (kg/m) Wt (kg)
1 A01 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 56.7 42.5 2409.75
2 A02 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 9.8 42.5 416.5
3 A03 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 4.7 42.5 199.75
4 A04 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 8 42.5 340
5 A05 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 12.2 42.5 518.5
6 A06 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 4.5 42.5 191.25
7 A07 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 2.8 42.5 119
8 A08 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 2.5 42.5 106.25
9 A09 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 3.1 42.5 131.75
10 A10 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 4 42.5 170
11 A11 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.8 42.5 34
12 A12 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.8 42.5 34
13 A13 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25
14 A14 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25
15 A15 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25
16 A16 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25
17 A17 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25
18 A18 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25
19 A19 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25
20 A20 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25
21 A21 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 34
Tabel 5.4 Lanjutan Perhitungan List Material yang Digunakan
22 A22 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25
23 A23 GAL ASME B36.10M Sch-40 6 168 161 7.11 0.8 28.3 22.64
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 35
Tabel 5.4 Perhitungan Harga Material Pipa
NO KODE PIPE
WORK
PRICE KET
BENDING ROLLING CUTTING COATING LAS
1 A01 Rp 137,355,750 Rp 2,409,750 Rp 9,639,000 Rp 7,229,250 Rp 56,633,750 discharge pipe
2 A02 Rp 3,740,500 Rp 416,500 Rp 1,666,000 Rp 1,249,500 Rp 27,072,500 discharge pipe
3 A03 Rp 11,385,750 Rp 3,995,000 Rp 199,750 Rp 799,000 Rp 599,250 Rp 16,978,750 discharge pipe
4 A04 Rp 19,380,000 Rp 6,800,000 Rp 340,000 Rp 1,360,000 Rp 1,020,000 Rp 28,900,000 discharge pipe
5 A05 Rp 29,554,500 Rp 10,370,000 Rp 518,500 Rp 2,074,000 Rp 1,555,500 Rp 44,072,500 discharge pipe
6 A06 Rp 10,901,250 Rp 3,825,000 Rp 191,250 Rp 765,000 Rp 573,750 Rp 16,256,250 discharge pipe
7 A07 Rp 6,783,000 Rp 2,380,000 Rp 119,000 Rp 476,000 Rp 357,000 Rp 10,115,000 discharge pipe
8 A08 Rp 6,056,250 Rp 2,125,000 Rp 106,250 Rp 425,000 Rp 318,750 Rp 9,031,250 discharge pipe
9 A09 Rp 7,509,750 Rp 2,635,000 Rp 131,750 Rp 527,000 Rp 395,250 Rp 11,198,750 discharge pipe
10 A10 Rp 9,690,000 Rp 3,400,000 Rp 170,000 Rp 680,000 Rp 510,000 Rp 14,450,000 discharge pipe
11 A11 Rp 1,938,000 Rp 680,000 Rp 34,000 Rp 136,000 Rp 102,000 Rp 2,890,000 discharge pipe
12 A12 Rp 1,938,000 Rp 680,000 Rp 34,000 Rp 136,000 Rp 102,000 Rp 2,890,000 discharge pipe
13 A13 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 2,231,250 Bending Pipe
14 A14 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe
15 A15 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe
16 A16 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe
17 A17 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe
18 A18 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe
19 A19 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe
20 A20 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe
21 A21 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 36
Tabel 5.5 Lanjutan Perhitungan Harga Material Pipa
22 A22 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe
23 A23 Rp 1,290,480 Rp 452,800 Rp 22,640 Rp 90,560 Rp 67,920 Rp 1,924,400 suction pipe
TOTAL BIAYA PERPIPAAN Rp 360,900,650
Tabel 5.6 Harga Material Per kg
No Jenis Harga (Rp/Kg)
1 Pipa Galvanized Iron 57000
2 Bending 20000
3 Rolling 20000
4 Cutting 1000
5 Coating 4000
6 Las 3000
Maka untuk total biaya material pemasangan hydrant pada lantai 2 diperoleh harga sebesar:
Rp 667.196.650
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 37
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan perhitungan instalasi hydrant yang diperlukan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Jumlah hydrant yang akan dipasang pada Kapal Tanker K.M NGALIYAN
ini berjumlah 9 buah pilar.
2. Dimana untuk jarak jangkauan maksimal semprotan (Xt) untuk tiap
hydrant yaitu 22,29 m, serta untuk ketinggian maksimal semprotan yaitu 6
m.
3. Total keseluruhan fitting tee pada pipa discharge berjumlah 10 buah
dengan rincian 6 buah untuk flow through run dan 4 buah lainnya
menggunakan flow throuh branch. Elbow 90o
yang digunakan berjumlah
15 buah.
4. Jenis Pipa yang digunakan yaitu Galvanized iron dengan
mempertimbangkan proses coating, rolling, bending, dan las pada pipa
instalasi hydrant.
5. Untuk biaya pemasangan hydrant keseluruhan pada lantai 2 diperoleh
sebesar Rp. 637.671.950
5.2 SARAN
Sebelum melakukan pemasangan hydrant pada kapal, sebaiknya yang
harus dilakukan terlebih dahulu adalah
1. Memperhatikan desain kapal yang akan dirancang
2. Memperhatikan peraturan ada solas ‟74 mengenai regulation 10
mengenai fire mains and hydrant dan nfpa 14 mengenai standard for the
installation of standpipe, private hydrant,and hose systems.
3. Melakukan perhitungan dan pertimbangan mengenai jenis hydrant
apakah yang cocok untuk dipasang pada kapal
4. Menentukan tata letak lokasi hydrant sesuai dengan peraturan yang ada
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 38
5. Mengenai sistem instalasi pipa baik jenis material dan nps pipa perlu
dipertimbangkan dengan baik
6. Dalam perhitungan yang akan dilakukan, maka akan dihasilkan
berapakah nilai jarak jangkauan semprotan yang mampu dicapai oleh
instalasi hydrant tersebut.
Sistem Instalasi Hydrant
Maria Carolina Lopulalan-6509040056 39
DAFTAR PUSTAKA
Fox, R. W. dan Alan T. M. ( 1994 ). Introduction to Fluid mechanics, 4th ed.
JohN Wiley & Sons,Inc., Canada.
Keputusan Direktur Jenderal Perumahan Dan Permukiman Nomor :
58/Kpts/Dm/2002 Tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat
Kebakaran Pada Bangunan Gedung Direktur Jenderal Perumahan Dan
Permukiman
Keputusan menteri pekerjaan umum Nomor 02/KPTS/1985.
NFPA 10 1998, Klasifikasi Bahan Kebakaran
NFPA 14, Standard For Water Spray Fixed System For Fire Protection, 1996
Edition.
SNI 03-1745-2000, Tata Cara Pemasangan Sistem Tegak dan Selang Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung.
SNI 03-6570-2001, Instalasi Pompa yang Dipasang Tetap untuk Proteksi
Kebakaran
Sularso, M. (1996). Pompa dan Kompresor. PT Pradnya Paramita, Jakarta
INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SAFETY OF LIFE AT SEA, 2004.
www.bescoproduct.com diakses tanggal 17 November 2011 pukul 21.00
www.livotech.com/images/LPG5.jpg diakses tanggal 17 November 2011 pukul
21.00

More Related Content

What's hot

Materi pelatihan hydrant 1
Materi pelatihan hydrant 1Materi pelatihan hydrant 1
Materi pelatihan hydrant 1Eko Kiswanto
 
Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Eko Kiswanto
 
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...Muhamad Imam Khairy
 
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012Ekhsan Hari Nuryanto
 
Teknisi k3 listrik
Teknisi k3 listrik Teknisi k3 listrik
Teknisi k3 listrik Eko Kiswanto
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1555
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Abrianto Akuan
 
Analisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerjaAnalisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerjaBarry Dh
 
kepmen-naker-tahun-1999-no-187-pengendalian-bahan-kimia-berbahaya-di-tempat-k...
kepmen-naker-tahun-1999-no-187-pengendalian-bahan-kimia-berbahaya-di-tempat-k...kepmen-naker-tahun-1999-no-187-pengendalian-bahan-kimia-berbahaya-di-tempat-k...
kepmen-naker-tahun-1999-no-187-pengendalian-bahan-kimia-berbahaya-di-tempat-k...Ihwani Budiarto
 
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoran
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoranTanggap darurat-di-gedung-perkantoran
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoranAgus Witono
 
Contoh construction safety plan
Contoh construction safety planContoh construction safety plan
Contoh construction safety planEddhy Violent
 
Peraturan dan perundangan k3
Peraturan dan perundangan k3Peraturan dan perundangan k3
Peraturan dan perundangan k3Latif Wrstiawan
 
Bahan Ajar Refrigerasi Dasar
Bahan Ajar Refrigerasi DasarBahan Ajar Refrigerasi Dasar
Bahan Ajar Refrigerasi DasarRizaldi Satria N
 
Materi pelatihan hydrant 2
Materi pelatihan hydrant 2Materi pelatihan hydrant 2
Materi pelatihan hydrant 2Eko Kiswanto
 
Laporan observasi lapangan k3
Laporan observasi lapangan k3Laporan observasi lapangan k3
Laporan observasi lapangan k3mas_weri
 

What's hot (20)

Materi pelatihan hydrant 1
Materi pelatihan hydrant 1Materi pelatihan hydrant 1
Materi pelatihan hydrant 1
 
investigasi kecelakaan
investigasi kecelakaaninvestigasi kecelakaan
investigasi kecelakaan
 
FUNGSI APPENDAGES.ppt
FUNGSI APPENDAGES.pptFUNGSI APPENDAGES.ppt
FUNGSI APPENDAGES.ppt
 
Hazop
HazopHazop
Hazop
 
Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1
 
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
 
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
 
Teknisi k3 listrik
Teknisi k3 listrik Teknisi k3 listrik
Teknisi k3 listrik
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
 
Hydrant
HydrantHydrant
Hydrant
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)
 
Analisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerjaAnalisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerja
 
kepmen-naker-tahun-1999-no-187-pengendalian-bahan-kimia-berbahaya-di-tempat-k...
kepmen-naker-tahun-1999-no-187-pengendalian-bahan-kimia-berbahaya-di-tempat-k...kepmen-naker-tahun-1999-no-187-pengendalian-bahan-kimia-berbahaya-di-tempat-k...
kepmen-naker-tahun-1999-no-187-pengendalian-bahan-kimia-berbahaya-di-tempat-k...
 
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoran
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoranTanggap darurat-di-gedung-perkantoran
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoran
 
Keselamatan crane
Keselamatan crane Keselamatan crane
Keselamatan crane
 
Contoh construction safety plan
Contoh construction safety planContoh construction safety plan
Contoh construction safety plan
 
Peraturan dan perundangan k3
Peraturan dan perundangan k3Peraturan dan perundangan k3
Peraturan dan perundangan k3
 
Bahan Ajar Refrigerasi Dasar
Bahan Ajar Refrigerasi DasarBahan Ajar Refrigerasi Dasar
Bahan Ajar Refrigerasi Dasar
 
Materi pelatihan hydrant 2
Materi pelatihan hydrant 2Materi pelatihan hydrant 2
Materi pelatihan hydrant 2
 
Laporan observasi lapangan k3
Laporan observasi lapangan k3Laporan observasi lapangan k3
Laporan observasi lapangan k3
 

Similar to HYDRANT SISTEM

Fire Hydrant Utility
Fire Hydrant UtilityFire Hydrant Utility
Fire Hydrant UtilityAresSaga1
 
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.Chenk Alie Patrician
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)Ina Riesiana.V
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Sistem pencegah kebakaran
Sistem pencegah kebakaranSistem pencegah kebakaran
Sistem pencegah kebakaranUTHM
 
Tugas besar investigasi kecelakaan
Tugas besar investigasi kecelakaanTugas besar investigasi kecelakaan
Tugas besar investigasi kecelakaanTri Octa Firdausi
 
Training_APAR_and_Hydrant.pptx
Training_APAR_and_Hydrant.pptxTraining_APAR_and_Hydrant.pptx
Training_APAR_and_Hydrant.pptxAswitoAswito
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Sni metode-sample-air-tanah
Sni  metode-sample-air-tanahSni  metode-sample-air-tanah
Sni metode-sample-air-tanahOktosupratman
 
Analisa potensi bahaya kebakaran dan ledakan serta langkah-langkahuntuk.pptx
Analisa potensi bahaya kebakaran dan ledakan serta langkah-langkahuntuk.pptxAnalisa potensi bahaya kebakaran dan ledakan serta langkah-langkahuntuk.pptx
Analisa potensi bahaya kebakaran dan ledakan serta langkah-langkahuntuk.pptxkurniahidayat17
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro
Pembangkit listrik tenaga mikrohidroPembangkit listrik tenaga mikrohidro
Pembangkit listrik tenaga mikrohidroNur Fitryah
 

Similar to HYDRANT SISTEM (20)

Fire Hydrant Utility
Fire Hydrant UtilityFire Hydrant Utility
Fire Hydrant Utility
 
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Sistem pencegah kebakaran
Sistem pencegah kebakaranSistem pencegah kebakaran
Sistem pencegah kebakaran
 
Deep water horizon
Deep water horizonDeep water horizon
Deep water horizon
 
Tugas besar investigasi kecelakaan
Tugas besar investigasi kecelakaanTugas besar investigasi kecelakaan
Tugas besar investigasi kecelakaan
 
Training_APAR_and_Hydrant.pptx
Training_APAR_and_Hydrant.pptxTraining_APAR_and_Hydrant.pptx
Training_APAR_and_Hydrant.pptx
 
Seleksi pemilihan unit
Seleksi pemilihan unitSeleksi pemilihan unit
Seleksi pemilihan unit
 
APAR.pptx
APAR.pptxAPAR.pptx
APAR.pptx
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Hinge and Folding Hatch Cover
 Hinge and Folding Hatch Cover Hinge and Folding Hatch Cover
Hinge and Folding Hatch Cover
 
Sni metode-sample-air-tanah
Sni  metode-sample-air-tanahSni  metode-sample-air-tanah
Sni metode-sample-air-tanah
 
Analisa potensi bahaya kebakaran dan ledakan serta langkah-langkahuntuk.pptx
Analisa potensi bahaya kebakaran dan ledakan serta langkah-langkahuntuk.pptxAnalisa potensi bahaya kebakaran dan ledakan serta langkah-langkahuntuk.pptx
Analisa potensi bahaya kebakaran dan ledakan serta langkah-langkahuntuk.pptx
 
Handout Perpipaan
Handout PerpipaanHandout Perpipaan
Handout Perpipaan
 
5.hydran
5.hydran5.hydran
5.hydran
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
handoutperpipan.ppt
handoutperpipan.ppthandoutperpipan.ppt
handoutperpipan.ppt
 
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro
Pembangkit listrik tenaga mikrohidroPembangkit listrik tenaga mikrohidro
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro
 

Recently uploaded

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (6)

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

HYDRANT SISTEM

  • 1. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan 6509040056 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kapal laut sudah sejak lama merupakan sarana dalam bidang perhubungan dan perekonomian di Indonesia seperti kapal tanker. Kapal tanker merupakan kapal yang dirancang untuk mengangkut minyak atau produk turunannya. Peristiwa kebakaran merupakan salah satu kejadian yang tidak diinginkan dan memiliki bnyak kerugian. Kebakaran tidak memilih tempat, waktu dan korban. berdasarkan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja bahwa dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Beberapa peristiwa kebakaran sering terjadi pada kapal tanker di antaranya kebakaran kapal tanker Pelita Samudra IMO No.8500094 di Bengkalis pada 25 April 2011 dan juga kebakaran kapal tanker lain pada 19 Juli 2011. Peristiwa kebakaran ini dikarenakan kurang memadainya sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada kapal tanker. Kebakaran terjadi di kapal tanker Pelita Samudra IMO No.8500094 bermuatan kosong yang sedang jangkar di perairan sei pakning depan pelabuhan umum, Bukit Batu, Bengkalis, Senin (25/4/2011). Akibatnya, satu anak buah kapal (ABK) Sujamin (56) dan satu ABK mengalami luka bakar M Ikhsan (21). Hal ini dikarenakan tidak adanya sistem pemadam di kapal tersebut (www.tribunnews.comkebakaran Bengkalis). Sebuah kapal tanker terbakar di sekitar 100 mil lepas pantai Jakarta, tepatnya di pengeboran minyak PT Sinok, Jumat (23/9/2011), sekitar pukul 09.00 WIB. Kabar ini dibenarkan Kepala Polrestro Kepulauan Seribu Ajun Komisaris Besar Hero Bachtiar. (http://megapolitan.kompas.com Kapal.Tanker.Terbakar.di.Lepas.Pantai.Jakarta)
  • 2. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan 6509040056 2 Salah satu sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran yaitu sistem pencegahan aktif salah satu contohnya yaitu sistem instalasi hydrant. Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran yang tetap, yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa- pipa dan selang kebakaran. Sistem hydrant terdiri dari: sistem persediaan air, pompa, perpipaan, kopling outlet dan inlet serta selang dan nozzle. Ada 2 macam hydrant yang digolongkan berdasarkan jenis dan penempatannya yaitu hydrant gedung dan hydrant halaman. Hydrant gedung ialah hydrant yang terletak didalam suatu bangunan/gedung. Sedangkan hydrant halaman ialah hydrant yang terletak diluar bangunan (Anonymous, 1999). Berdasarkan uraian singkat mengenai sistem instalasi hydrant di atas dan juga mengenai banyak peristiwa kebakaran pada kapal tanker maka pada tugas perancangan sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran kali ini perlu akan merancang, menentukan letak penempatan serta pemeriksan dan pengujian mengenai sistem instalasi hydrant pada kapal tanker.. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang terdapat pada tugas perancangan sistem instalasi hydrant pada Oil Tanker “KM. NGALIYAN” yaitu : 1. Bagaimana tata cara perencanaan sistem instalasi hydrant pada kapal tanker? 2. Bagaimana cara menentukan peletakan serta pemasangan sistem instalasi hydrant pada kapal tanker? 3. Bagaimana cara menentukan pemeriksaan dan pengujian teknis instalasi hydrant? 4. Bagaimana metode untuk meminimalisir terjadinya kebakaran yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan pemilik kapal? 1.3 TUJUAN5 Tujuan dari perencanaan sistem hydrant sebagai sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran adalah sebagai berikut:
  • 3. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan 6509040056 3 1. mengetahui tata cara perencanaan sistem instalasi hydrant pada kapal tanker. 2. mengetahui cara menentukan peletakan serta pemasangan sistem instalasi hydrant. 3. mengetahui cara menentukan pemeriksaan dan pengujian teknis instalasi hydrant. 4. menentukan metode untuk meminimalisir terjadinya kebakaran yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan pemilik kapal. 1.4 MANFAAT PERANCANGAN Manfaat yang hendak dicapai pada tugas perancangan ini adalah : untuk mahasiswa : 1 Mahasiswa mampu memahami prosedur pemasangan sistem hydrant pada kapal tangker 2 Mahasiswa memiliki kompetensi untuk menyusun tugas besar penyusunan Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada instalasi hydrant. untuk perusahaan pemilik kapal : 1. Perusahaan pemilik kapal melakukan tindakan preventif yaitu memilki sistem pencegahan dan penggulangan kebakaran 2. Perusahaan pemilik Kapal KM. NGALIYAN, Menjadikan sebagai bahan rekomendasi dalam perancangan sistem instalasi hydrant yang benar dan sesuai dengan standar. 1.5 RUANG LINGKUP Ruang lingkup perencanaan sistem hydrant pada sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran meliputi: 1. Perancangan sistem hydrant dilakukan di Kapal KM. NGALIYAN. 2. Standar yang dipakai yaitu NFPA 14 Standard for the Installation of Standpipe, Private Hydrant, and Hose Systems, international convention for the safety of life at sea ( SOLAS ‟74 ), BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) Rules For The Classification And Construction Of Seagoing Steel Ships Vol. 3 Section 12 dan ASME B36.10M Sch-40.
  • 4. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan 6509040056 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM INSTALASI HYDRANT Hydrant adalah alat yang dilengkapi dengan selang dan mulut pancar untuk mengalirkan air bertekanan, yang digunakan bagi keperluan pemadaman kebakaran. Menurut Kepmen PU No.02/KPTS/1985 sistem hydrant terdiri dari : 1. sumber persediaan air 2. pompa-pompa kebakara 3. selang kebakaran 4. kopling penyambung, dan perlengkapan lainnya. Sistem instalasi hydrant yaitu suatu sistim pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa- pipa dan selang kebakaran. Sistim ini terdiri dari sistim persediaan air, pompa, dan selang kebakaran. 2.2 TIPE SISTEM STAND PIPE UNTUK HYDRANT Tipe sistem stand pipe untuk hydrant yaitu : 1. Automatic-Wet Merupakan suatu sistem stand pipe basah yang memiliki suplai air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sistem secara otomatis. 2. Automatic-Dry Merupakan suatu sistem stand pipe kering, biasanya diisi dengan udara bertekanan dan dirangkaikan dengan suatu alat, seperti dry pipe valve, untuk menerima air ke dalam sistem perpipaannya secara otomatis dengan membuka suatu hose value. 1. Menghemat kerja pompa 2. Pompa akan bekerja secara otomatis pada saat alarm berbunyi, sehingga air akan segera mengalir untuk menanggulangi kebakaran. 3. Semi Automatic-Dry
  • 5. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan 6509040056 5 Merupakan sistem stand pipe kering yang dirangkaikan dengan suatu alat seperti deluge value, untuk menerima air ke dalam sistem perpipaannya dengan cara mengaktifkan suatu alat pengontrol jarak jauh yang terletak pada setiap hose connection. Suplai air harus mampu memenuhi kebutuhan sistem. 4. Manual-Wet Merupakan suatu sistem stand pipe basah yang memiliki suplai air yang sedikit, hanya untuk memelihara keberadaan air dalam pipanya, namun tidak memiliki untuk memenuhi seluruh kebutuhan sistem. Suplai air sistem diperoleh dari fire department pumper. 5. Manual-Dry Merupakan suatu sistem stand pipe yang tidak memiliki suplai air yang permanen. Air yang diperlukan diperoleh dari suatu fire department pumper, untuk kemudian dipompakan ke dalam sistem melalui fire department connection. 2.3 KELAS SISTEM STAND PIPE Kelas sistem pipa tegak adalah : a. Kelas I Merupakan suatu sistem stand pipe yang harus menyediakan hose connection berdiameter 2½ inchi untuk mensuplai airnya, khususnya digunakan oleh petugas pemadam kebakaran dan orang- orang yang terlatih untuk menangani kebakaran berat. b. Kelas II Merupakan suatu sistem stand pipe yang harus menyediakan hose connection berdiameter 1½ inchi untuk mensuplai airnya, digunakan oleh penghuni gedung atau petugas pemadam kebakaran selama tindakan pertama. Pengecualian dapat dilakukan dengan menggunakan hose connection 1 inchi jika kemungkinan bahaya sangat kecil dan telah disetujui oleh instalasi atau pejabat yang berwenang. c. Kelas III
  • 6. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan 6509040056 6 Merupakan suatu sistem yang harus menyediakan baik hose connection berdiameter 1½ inchi untuk digunakan oleh penghuni gedung maupun hose connection berdiameter 2½ inchi untuk digunakan oeh petugas pemadam kebakaran ada orang-orang yang telah terlatih untuk kebakaran berat. 2.4 HYDRANT DAN PIPA KEBAKARAN UTAMA 2.4.1 Pandangan Umum Berdasarkan SOLAS 1974 bahwa bahan mudah dibuat tidak efektif oleh panas tidak akan digunakan untuk listrik kebakaran dan hydrant kecuali dilindungi secara memadai. Pipa dan hydrant harus ditempatkan sehingga selang kebakaran yang dapat dengan mudah disambungkan. Susunan pipa dan hydrant harus sedemikian rupa untuk menghindari kemungkinan pembekuan. Ketentuan drainase sesuai harus disediakan untuk pipa kebakaran utama. Katup isolasi harus dipasang pada semua cabang kebakaran geladak terbuka utama yang digunakan untuk tujuan selain pemadaman kebakaran. Di dek kapal kargo di mana dapat dilakukan, posisi dari hydrant harus sedemikian sehingga mereka selalu mudah diakses dan pipa harus disusun sepraktis mungkin untuk menghindari risiko kerusakan oleh kargo tersebut. 2.4.2 Diameter Dari Pipa Induk Diameter dari pipa induk/utama dan layanan air harus cukup untuk penyaluran yang efektif dari debit air maksimum yang dilepaskan dari dua pompa kebakaran yang beroperasi secara serempak, kecuali pada kasus kapal kargo yang diameter hanya perlu cukup 140 m3 /h. 2.4.2 Tekanan Pada Hydrant Dengan dua pompa secara bersamaan mengirimkan air melalui nozzle yang ditentukan dalam SOLAS 1974 yaitu :
  • 7. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan 6509040056 7 .1 Untuk kapal penumpang: 4.000 tonase kotor ke atas 0,40 N/mm2 kurang dari 4.000 tonase kotor 0,30 N/ mm2 .2 Untuk kapal kargo: 6.000 tonase kotor ke atas 0,27 N/ mm2 kurang dari 6.000 tonase kotor 0,25 N/ mm2 .3 Tekanan maksimum pada setiap hydrant tidak akan melebihi dimana kontrol yang efektif dari selang pemadam kebakaran dapat ditunjukkan. 2.4.3 Jumlah pompa kebakaran Kapal harus dilengkapi dengan pompa kebakaran yang digerakkan secara independen sebagai berikut: .1 Di kapal penumpang: 4.000 tonase kotor keatas minimal tiga kurang dari 4.000 tonase kotor minimal dua .2 Di kapal kargo dari: 1.000 tonase kotor keatas minimal dua kurang dari 1.000 gross tonase minimal dua pompa power-driven, salah satunya harusin didorong dengan sendirinya. 2.4.4 Drain dan Test riser Secara permanen drain riser 3 inchi (76 mm) harus disediakan berdekatan pada setiap stand pipe, yang dilengkapi dengan pressure regulating device guna memungkinkan dilakukannya tes pada tiap alat/device. Setiap stand pipe harus disediakan draining, suatu drain valve dan pipanya, diletakkan pada titik terendah pada stand pipe. Penentuan suatu stand pipe drain dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
  • 8. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan 6509040056 8 Tabel 2.1 Ukuran Stand pipe Drain Ukuran Stand pipe Ukuran Drain Connection Sampai dengan 2 in 2 ½ in, 3 in, atau 3 ½ in 4 in atau lebih besar ¾ in atau lebih besar 1¼ in atau lebih besar 2 in saja Sumber: NFPA 14, “Standar Installation for Standpipe and Hose Systems”, 1996 Edition 2.4.5 Suplai Air (Water Supply) Pengaturan untuk ketersediaan pasokan air di tempatkan pada 2 jenis kapal yaitu : .1 Kapal Penumpang .1.1 Dari 1000 tonase kotor dan ke atas seperti bahwa setidaknya satu jet efektif air segera tersedia dari hydrant ke lokasi interior sehingga untuk menjamin Dari 1000 tonase kotor dank e atas seperti bahwa setidaaknya satu jet efektif air segera tersedia dari hydrantyt ke lokasi interior sehingga untuk menjamin kelanjutan dari output dari air dengan otomatis mulai dari satu pompa kebakaran yang diperlukan kelanjutan dari output dari air dengan otomatis mulai dari satu pompa kebakaranyang diperlukan .1.2 kurang dari 1000 tonase kotor oleh mulai otomatis dari setidaknya satu pompa kebakaran atau oleh remote mulai dari jembatan navigasisetidaknya satu pompa kebakaran. Jika pompa dijalankan secara otomatis atau jika katub bawah tidak dapat dibuka dimana pompa jarak jauh dihidupkan, katub bawah akan selalu tetap terbuka, dan .1.3 Jika dilengkapi dengan ruang mesin tanpa pengawasan berkala sesuai dengan peraturan II-1/54, bagaian administrasi harus menetapkan ketentuan untuk pengaturan air tetap pemadam
  • 9. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan 6509040056 9 kebakaran untuk ruang tersebut setara dengan yang dibutuhkan untuk ruang mesin biasanya dihadiri; .2 Kapal Kargo .2.1 Untuk Bagian Administrasi Dengan ruang mesin secara berkala tanpa pengawasan atau ketika hanya satu orang yang diperlukan pada menonton, aka ada air pengiriman segera dari system kebakaran utama pada tekanan yang sesuai, baik oleh remote awal dari salah satu pompa kebakaran utama dengan remote mulai dari jembatan stasiun navigasi dan pengendalian kebakaran jika ada, atau bertekanan permanen dari system kebakaran utama oleh salah satu pompa kebakaran utama, keculai bahwa administrasi dapat mengabaikan persyaratan ini untuk kapal kargo kurang dari 1600 tonase kotor jika pompa kebakaran mulai pengaturan dalam mesin yang berada pada posisi yang mudah diakses. 2.4.6 Penentuan Kehilangan Tekanan Penentuan kehilangan tekanan pada sistem hydrant didasarkan pada persamaan Hazen-Williams, sbb : 54.2 53.2 2785.0 totL HxxCxDQ ……………………….(2.1) Dimana: Q = Flow rate (m3 /s) C = Jenis pipa D = Diameter pipa (m) Ltot = Lpipa + Lekiv 2.4.7 Penentuan Kapasitas Pompa Flow header dan kapasitas pompa didesain untuk memenuhi standpipe terjauh saja karena kemungkinan besar tidak akan terjadi pengoperasian standpipe secara bersamaan. Misalnya jika debit tersebut adalah 500 gpm = 0.0315 m3 /dtk = 1.887 m3 /mnt, Kecepatan
  • 10. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan 6509040056 10 aliran dalam pipa adalah kecepatan aliran pada jalur terjauh, diasumsikan 2 m/dtk. Maka diameter pipa adalah: xvxDxQ 2 4 1 ……………………….(2.2) mmmD 89089,0 2 0315,0.4 2 1 Diameter pipa yang digunakan adalah 100mm. Tinggi angkat: g vHHH LStotalpompa 2 2 ……………………….(2.3) Dimana: Hs = Beda tinggi antara minimum air di tangki dengan titik kritis Hl = Kehilangan tekanan dari atas tangki ke titik kritis + Sisa tekan pada hydrant Daya yang dibutuhkan pompa (daya air) xQxHxPW 163.0 ……………………….(2.4) Dimana: Pw = Daya air (kW) Q = Kapasitas pompa (m3 /mnt) H = Head total pompa γ = Massa jenis air (0.9982) Daya poros pompa PWPP ……………………….(2.5) Dimana : ηp = Efisiensi pompa 2.4.8 Pompa Dan Head Head dalam perpompaan dapat didefinisikan sebagai energi tiap satuan berat atau tekanan diperlukan untuk memompa cairan melewati sistim pada laju tertentu. Dalam instalasi pompa head dibedakan menjadi : 1. Head statis yaitu tidak dipengaruhi debit hanya beda tekanan dan ketinggian
  • 11. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan 6509040056 11 2. head dinamis yaitu head yang dipengaruhi oleh debit terdiri dari losses karena gesekan, fitting dan diameter saat masuk dan keluar saluran. Head total pompa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan yaitu H = HL + HmL + HLp + Ha + k.Vo2 /2g Dimana : H = Head total Pompa (m) HL = Berbagai kerugian head di pipa (m) HmL = Berbagai kerugian head di katub, belokan, sambungan dan lain-lain. (m) HLp = Head tekanan Ha = Head statis total (m) k.Vo2 /2g =head kecepatan pengeluaran (m) Perhitungan pada sistem hydrant didasarkan pada: Flow pada standpipe terjauh minimum adalah 500 gpm (1893 l/mnt) sedangkan pada stadpipe lainnya (tambahannya) minimum harus 250 gpm (946 l/mnt) Jumlah total tidak boleh lebih dari 1250 gpm (4731 l/mnt). Namun jika luas area melebihi 80000 ft (7432 m2) maka standpipe kedua terjauh bisa didesain untuk 500 gpm Flow minimum pada hydrant adalah 400 l/mnt 2.4.9 Selang Kebakaran Dan Nozzle Fire hoses shall be of non-perishable material approved by the Administration and shall be sufficient in length to project a jet of water to any of the spaces in which they may be required to be used. Each hose shall be provided with a nozzle and the necessary couplings. Hoses specified in this chapter as “fire hoses” shall, together with any necessary fittings and tools, be kept ready for use in conspicuous positions near the water service hydrants or connections.
  • 12. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan 6509040056 12 Selang dengan bahan tidak tahan lama dapat digunakan sete,ah mendapat persetujuan dari pihak administrator dengan panjang yang mencukupi untuk nozzle dan kopling tipe jet air. Selang kebakaran diletakkan dekat dengan peralatannya dan connection. alat yang diperlukan Pengaturan peletakan hydrant dalam SOLAS 2004 yaitu : 1. 15 m di ruang mesin 2. 20 m di ruang lain dan deck terbuka 3. 25 m untuk geladak terbuka di kapal dengan luas maksimum lebih dari 30. 4. kecuali satu selang dan nozzle disediakan untuk setiap hydrant di kapal harus lengkap dengan kopling dan nozzle. 2.4.10 Bilangan Reynolds (Re) Bilangan Reynolds (Re) merupakan bilangan tidak berdimensi dan untuk mengkarakteristikkan apakah aliran laminar ataukan turbulent dimana : L = panjang karakteristik Untuk aliran dalam Pipa  L = D (diameter pipa) Bila : Re < 2300  aliran laminar Re = 2300 aliran transisi Re > 2300 aliran turbulen Untuk aliran antara dua-plat paralel  L = h LVRe V D aliran DV Re
  • 13. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 13 BAB 3 GAMBARAN UMUM Kapal Tanker KM. NGALIYAN merupakan jenis kapal tanker yang digunakan untuk mengangkut bahan bakar. Kapal ini memiliki berat 2045,64 DWT (tonase). Kapal tanker ini terdiri dari Main Deck, Poop Deck, Boat Deck, Bridge Deck, Navigation Deck, dan Forecastle Deck. 3.1 SPESIFIKASI KAPAL Spesifikasi kapal tanker yang akan dilakuakn desain perancangan hydrant yaitu : Jenis Kapal : Kapal Tanker Berat Kapal : 2045,64 Dwt Panjang Atas Semua : 72,98 M Panjang Air Line : 71,40 M Panjang Antara Perpendicular : 68,00 M Rentang : 11,00 M Kedalaman Muoulded : 5,50 M Draft : 5,00 M Kecepatan : 11,00 Knot Tabel 3.1 Ruangan Dalam Kapal No RUANGAN INTI RUANGAN DALAM 1. Navigation deck radio room chart room funnel wheel house Esep Room Toilet
  • 14. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 14 Tabel 3.1 Lanjutan 2. Bridge deck captain room 2 buah toilet radio operator operator day room, funnel captain day room 3. Boat deck buah lokasi safety jacket chief officer room doctor medical room library funnel 3 toilet briefing room office room, library chief engineer 4. Poop deck second officer meeting room second engineer mail room mail room toilet bathroom office room funnel electrician mess room pantry.
  • 15. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 15 Tabel 3.1 Lanjutan 5. Main deck Botswan chef cook assistant cook mess room galley, dry provision. store, steering gear room, meat store, vegetable store, fish store, engine chasing, oler dan fireman, seaman, adet, boy, rope room, mushola, laundry, dry room. 6. Double bottom after peak tank engine chasing DOT LOT FOT Coffer Dam ballast water tank chain locker fore peak tank.
  • 16. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 16 3.2 POTENSI SUMBER BAHAYA Masing masing ruangan memiliki karakteristik potensi sumber bahaya yang sama yakni : 1. Kebakaran yang disebabkan karena instalasi listrik misalnya panel control atau ruang panel di dalam kapal yang terhubung dengan listrik. 2. Kebakaran yang disebabkan karena peralatan-peralatan dan non logam seperti kayu misalnya perabotan di dalam kapal yang terbuat dari material kayu contohnya perabot meja, kursi/ 3. Kebakaran yang disebabkan karena bahan-bahan logam 4. Kebakaran yang disebabkan karena minyak atau gas gas lain dikarenakan kapal tanker mengangkut material mudah terbakar. 3.3 ANALISA RESIKO YANG DIPERKIRAKAN Kebakaran yang terjadi dimasing-masing ruangan dapat dikategorikan dalam bahaya kebakaran berat, karena kapal ini mengangkut bahan mudah terbakar seperti bahan bakar minyak dan gas. Parameter yang juga digunakan untuk menilai tingkat kebakaran adalah : 1. Kecepatan menjalarnya api 2. Tingkat paparan 3. Konsekuensi jika terjadi kerugian 4. Perkiraan berapa jiwa yang terancam 5. Bahan yang diangkut pada kapal 3.4 PERENCANAAN AWAL Untuk menanggulangi bahaya kebakaran (hazard) yang setiap mengancam maka pada kapal tanker, perlu dirancang instalasi sistem hydrant. Data yang diperoleh pada bab sebelumnya, akan digunakan sebagai dasar perencanaan. Pada perancangan instalasi sistem hydrant, berikut hal-hal yang akan dibahas adalah : 1. Penentuan jenis hydrant yang digunakan. 2. Sistem dan sumber persediaan air, serta kapasitas pompa. 3. Penentuan jumlah hydrant yang akan dipasang
  • 17. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 17 4. Lokasi peletakan hydrant 5. Penentuan sistem dan sumber persediaan air, kapasitas pompa, serta ukuran selang dan nozzle yang digunakan 3.5 SISTEMATIKA PERANCANGAN . Start Rumusan Masalah Pengumpulan Data Studi Literatur 1. SOLAS „74 tahun 2004 2. NFPA 14 tahun 2000 3. Introduction of Mechanical Engineering 4. BKI Vol 3 Section 12 Data Primer desain AUTO CAD Data Sekunder survey harga untuk instalasi hydrant PERANCANGAN HYDRANT 1. Penentuan Klasikasi Kapal 2. Penentuan Jenis hydrant 3. Pengukuran jarak dan pemasangan hydrant 4. Estimasi Biaya Perancangan berdasarkan NFPA 14 Analisa dan Interpretasi Data hasil perancangan hydrant berdasarkan SOLA‟74 Kesimpulan dan Saran FINISH
  • 18. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 18 BAB 4 PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1 PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data yang dikumpulkan yaitu : 1. Layout Kapal Tanker KM. NGALIYAN Layout area ini diperlukan untuk mengetahui lokasi penempatan pilar hydrant. Layout area dapat dilihat pada lampiran 1. 2. Data spesifikasi kapal Data spesifikasi tangki ini meliputi data jenis kapal, berat kapal, panjang kapal dan juga kecepatan kapal. 4.2 PENGOLAHAN DATA 4.2.1 Perencanaan jumlah dan peletakan pilar hydrant a. Kapal Tanker KM. NGALIYAN merupakan alat transportasi laut kebakaran yang mengangkut bahan bakar minyak dan gas bumi yang terklasifikasi kebakaran tingkat tinggi karena bahan bakar yang diangkut mempunyai nilai kemudahan kebakaran yang tinggi apabila terjadi kebakaran dapat melepaskan tenaga tinggi dan penjalaran api cepat. berikut ini merupakan spesifikasi kapal tanker K.M NGALIYAN : Berat Kapal :2045,64 Dwt Panjang Atas Semua :72,98 M Panjang Air Line :71,40 M Panjang Antara Perpendicular : 68,00 M Rentang : 11,00 M Kedalaman Muoulded : 5,50 M Ketentuan Pada SOLAS ‟74 mengenai panjang selang kebakaran yaitu :
  • 19. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 19 1. 15 m di ruang mesin 2. 20 m di ruang lain dan deck terbuka 3. 25 m untuk geladak terbuka di kapal dengan luas maksimum lebih dari 30. Menurut SOLAS 74 tahun 2004, untuk menentukan jumlah pilar pada kapal menggunakan jarak yang telah ditetapkan berdasarkan panjang selang kebakaran sehingga pada kapal tanker ini membutuhkan 9 pilar hydrant b. Spesifikasi Komponen Hydrant Kapal Tanker KM. NGALIYAN menggunakan hose hydrant ukuran 2½ in. Berdasarkan NFPA 14 - 2000 Standart for the installation of standpipe, private hydrant and hose system,hose hydrant dengan ukuran 2½ in masuk klasifikasi hydrant kelas I dengan 2839 liter/menit dalam waktu 30 menit. Dari pernyataan diatas maka laju aliran adalah : Q = 2839 liter/menit = 0,0473 m3 /s a. Ukuran nozzle Ukuran nozzle disesuaikan dengan nozzle yang dipakai . Diketahui ukuran ukuran nozzle = 2½ inchi Diameter dalam = 63,5 mm = 0,0635 m Luas lubang nozzle (Ao) = 3,14 . (0,0635)2 / 4 = 3,2 x 10-3 m2 b. Kecepatan aliran nozzle (Vo) = Q/A = 0,0473/3,2 x 10-3 = 14,78 m/s
  • 20. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 20 Gambar 4.1 Gerak peluru (Sumber : David Halliday, 1978) - Jarak jangkauan terjauh (Xt) Xt = Vo2 sin 2θ / g Xt = (14,78 m / s )2 .sin 2( 450 ) / 9,8 m/s 2 Xt = 218,4484 x sin 90 0 / 9,8 Xt = 218,4484 x 1 / 9,8 Xt = 22,29 m - Ymax pada sudut 45 o Ymax = Vo2 sin 2θ / 2g Ymax = (14,78 m / s )2 . sin2 ( 450 ) / 2 x 9,8 m/s2 Ymax = 218,4484 x 0,5 / 19,6 Ymax = 5,57 m ≈ 6 m 4.2.2 Perencanaan Volume Air Hydrant Dan Bak Penampung Air Hydrant a. Berdasarkan NFPA 14-2000 laju aliran minimum untuk sistem pipa tegak hidraulik terjauh sebesar 1893 liter/menit. Tetapi untuk kapal tanker ini dipakai laju aliran sebesar 2839 liter/menit. b. Berdasarkan NFPA 14-2000 pasokan minimum yang harus tersedia untuk kebutuhan sistem sekurang-kurangnya untuk 30 menit 1. kapasitas air yang dibutuhkan(Q) = 2839 liter/menit
  • 21. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 21 2. waktu pasokan minimum = 30 menit 3. volume total air hydrant = 0,0473 m3 /s x 1800 s = 85,14 m3 Untuk volume air hydrant yang digunakan menggunakan air laut yang dipakai untuk penyeimbang kapal pada sistem ballast. c. Berdasarkan NFPA 14 tahun 2000, diameter pipa minimal (dalam inchi) ditinjau dari jarak total pipa dan total akumulasi aliran sebesar 2839 liter/menit dan jarak total pipa terjauh dari keluaran > 30,5 m yaitu 6 inchi atau 152,4mm. 4.2.3 Perpipaan Hydrant a. Pemilihan pipa hydrant Pipa yang digunakan dalam pemasangan instalasi hydrant adalah Galvanized iron karena pipa ini banyak digunakan dan mudah dipasang. Ukuran pipa tegak dengan NPS 6 in dengan pipe schedule number 40, maka sesuai ASME B16.9-1993 dapat diperhitungkan 1. Pipa isap (suction) dengan material Galvanized iron ukuran 6” : i. Diameter luar pipa = 0,168 m ii. Diameter dalam pipa = 0,161 m iii. Tebal pipa = 0,007112 m iv. Panjang pipa terjauh =0,8 m 2. Perhitungan pipa isap a. Luas pipa diameter dalam (A) A = = (0.161)2 = 0,020 m2 b. Kecepatan aliran (V) V = Q / A = (0,0473 m3 / s) / (0,020 m2 )
  • 22. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 22 = 2.365 m/s c. Bilangan Reynold (Re) Re = dimana nilai berdasarkan lampiran 3 dengan suhu 30 maka : v = 0.801x10-6 (sumber : Sularso, 1996) Re = (V x D)/v = (2.365 m/s x 0.161 )/ 0.801x10-6 = 0,475 x 106 ≈ 4,75 x 105 Re > 4000 aliran bersifat turbulen (sumber : Sularso,1996) d. Kerugian gesekan dalam pipa (major losses) Jenis pipa yang digunakan adalah pipa Galvanized iron. Berdasarkan grafik pada lampiran. Nilai e untuk pipa Galvanized iron adalah 0,15 dimana untuk pipa diameter 6” nilai relative roughness (e/D) adalah 0,0005. e. Berdasarkan grafik pada lampiran dapat diketahui bahwa nilai friction factor (f) untuk Reynold number = 4,75 x 105 dan relative roughness = 0,0005 adalah 0,03. f. Kerugian gesekan pada pipa isap (major losses) adalah : Hl = f (sumber : Sularso,1996) Hl = 0.03 = 0,0425 m g. Kerugian pada perubahan geometri (minor losses) - Kerugian head di katup Katup pada pipa suction adalah katup jenis gate valve. Berdasarkan tabel pada lampiran nilai equivalent lengths (Le/D) untuk gate valve sebesar 8, maka head pada katup pipa suction adalah :
  • 23. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 23 hlm = = f (sumber : Fox, Robert W. dan Alan T.McDonald, 1994) hlm = = 0.03 hlm = 0.0068 m h. Total head isap (H) H = head major + head minor = 0,0425 m + 0.0068 m = 0,0493 m 3. Pipa pengeluaran (discharge) dengan material Galvanized iron ukuran 8” : - Diameter luar pipa = 0,2191 m - Diameter dalam pipa = 0,21092 m - Tebal pipa = 0,00818 m - Panjang pipa terjauh = 56,7 m - Gambar instalasi pipa pengeluaran (discharge) dapat dilihat pada lampiran. 4. Perhitungan pipa pengeluaran (discharge) a. Luas pipa diameter dalam (A) A = A = = 0,035 m2 b. Kecepatan aliran (V) V = Q / A = (0,0473 m3 / s) / (0,035m2 ) = 1,35 m/s c. Bilangan reynold (Re) Re = dimana nilai berdasarkan lampiran dengan suhu 30 maka:
  • 24. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 24 = 0,801x10-6 (sumber : Sularso, 1996) Re = (V x D)/v = (1,35 m/s x 0,21092)/ 0.801x10-6 = 0,355 x 106 ≈ 3,55 x 105 Re > 4000 aliran bersifat turbulen (sumber : Sularso,1996) d. Kerugian gesekan dalam pipa (major losses) Jenis pipa yang digunakan adalah pipa material Galvanized Iron. Berdasarkan grafik pada lampiran nilai e untuk pipa Galvanized iron adalah 0,15 dimana untuk pipa Galvanized Iron diameter 8” nilai relative roughness (e/D) adalah 0,000575. e. Berdasarkan grafik pada lampiran dapat diketahui bahwa nilai friction factor (f) untuk Reynold number = 3,55 x 105 dan relative roughness = 0,000575 adalah 0,0175. f. Kerugian gesekan pada pipa pengeluaran (major losses) adalah : Hl = f (sumber : Sularso,1996) Hl = 0.0175 = 0,44 m g. Kerugian pada perubahan geometri (minor losses) - Kerugian head di katup Katup pada pipa discharge adalah katup jenis gate valve. Berdasarkan tabel pada lampiran nilai equivalent lengths (Le/D) untuk gate valve sebesar 8, maka head pada katup pipa suction adalah : hlm = f
  • 25. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 25 (sumber : Fox, Robert W. dan Alan T.McDonald, 1994) Hl = 0.0175 = 0,013 m - Kerugian pada belokan pipa Belokan pada pipa pengeluaran menggunakan belokan lengkung dengan sudut sebesar 90o (elbow 90o ) memiliki nilai Le/D sebesar 30. Maka nilai minor losses : hlm = f (sumber : Fox, Robert W. dan Alan T.McDonald, 1994) Hl = 0.0175 = 0,049 m - Pada pipa pengeluaran terdapat 15 belokan, maka kerugian pada belokan pipa adalah : hlm = 15 x 0,049 m = 0,735 m - Fitting tee Luas pipa pada fitting tee : A = A = = 0,035 m2 Kecepatan aliran jika diketahui kapasitas aliran pada fitting tee adalah setengah dari kapasitas aliran total (Q), karena aliran terbagi menjadi 2 aliran maka : Q = Q / 2 = 0.0473 m2 / s / 2 = 0,02365 m3 / s Maka kecepatan aliran : V = Q / A V = 0,02365/ 0,035
  • 26. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 26 = 0.675 m/s - Bilangan reynold (Re) Re = (V x D)/v dimana nilai berdasarkan lampiran dengan suhu 30o maka : = 0,801x10-6 (sumber : Sularso, 1996) Re = (V x D)/v Re = (0.675 x 0.21092)/ 0,801x10-6 = 0,178 x 106 ≈ 1.78 x 105 Re < 4000 aliran bersifat laminar (sumber : Sularso,1996) - Kerugian gesekan dalam fitting tee pada pipa suction jika diketahui bahwa : Nilai Re : 1.78 x 105 Nilai e/D Galvanized iron diameter 8” : 0,000575 Friction factor : 0.0185 Berdasarkan tabel pada lampiran 7 nilai equivalent lengths (Le/D) untuk fitting tee (flow trough run) sebesar 20, maka head pada fitting tee (flow trough run) pipa discharge adalah : hlm = f (sumber : Fox, Robert W. dan Alan T.McDonald, 1994) hlm =0.0185 = 8.59 x 10-5 m Terdapat 6 fitting tee pada pipa discharge maka : Hlm = 6 x 8.59 x 10-5 m = 5.154 x 10-4 m Berdasarkan tabel pada lampiran 7 nilai equivalent lengths (Le/D) untuk fitting tee (flow trough branch) sebesar 60, maka head pada fitting tee (flow trough branch) pipa discharge adalah : hlm = f
  • 27. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 27 (sumber : Fox, Robert W. dan Alan T.McDonald, 1994) hlm =0.0185 = 0,026 m Terdapat 4 fitting tee pada pipa discharge maka : Hlm = 6 x 0,026 m = 0.156 m Total head pengeluaran (H) H = head major + head minor = 0.44 m + (0.013 m + 0,049 + 5.154 x 10-4 + 0.156 m) = 0,658 m 5. Head kecepatan pengeluaran Spesifikasi nozzle yang dipakai adalah sebagai berikut. Diameter dalam ujung nozzle : 0,75” = 0,06721 m Diameter dalam pangkal nozzle : 1,5” = 0,04462 m Panjang nozzle : 952 mm = 0,952 m a. Luas lubang selang (A1) A = A = A = 0,00156 m2 b. Luas lubang nozzle (A2) A = A = A = 0.00354 m2 c. Kecepatan aliran nozzle Vo = Q / A Vo = 0.0473 / 0.00354 Vo = 13,36 m/s
  • 28. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 28 hlm = f = 0,42 dan sudut pengecilan 2 x 5o adalah 0,05. Maka, head kerugian kecepatan pengeluaran pada nozzle : hlm = hlm = hlm = 0,45 m 6. Head statis (Ha) Head statis adalah perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar/nozzle (Z2) dan di sisi isap (Z1) tanda positif (+) dipakai apabila muka air di sisi keluar lebih tinggi daripada sisi isap. Ha = Z2 - Z1 = 0,8 – 9.8 m =- 9 m 7. Head tekanan (Hp) Tekanan isap (p1) P1 = ρ . g . h = 995,7 kg/m3 x 9,807 m/s x (-9 m) = - 87910,35 kg/ms2 Tekanan hydrant maksimal adalah tekanan absolut sebesar 6,9 bar (sumber : NFPA 14), sehingga tekanan pada instalasi pipa (p2) sebesar : P2 = 6,9 bar – tekana udara = 6,9 bar -1 atm (1 atm = 1,013 bar) = 5,887 bar (1 bar = 10000kg/ms2) = 58870 kg/ms2 p2 – p1 Head tekanan pada pipa adalah –
  • 29. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 29 = 15,02 m Hn = head pipa suction + head pipa discharge + head kecepatan pengeluaran + head tekanan = 0,0493 m +0,658 m + 0,45 m + 9 m + 15,02 m = 25,1773 m 4.5 POMPA AIR HYDRANT Sesuai dengan SOLAS ‟74 kapal dengan berat lebih dari 1000 tonnase harus memiliki pompa minimal 2. Daya dan efisiensi pompa Daya air (Pw) max = ρ x g x Q x HLT total = 995,7 kg / m3 x 9,81 m / s2 x 0,0473 m3 / s x 25,1773 m = 11632,36 kg m2 / s3 = 11,63 kW Daya pompa (P) max Berdasarkan gambar tabel berikut tentang efisiensi pompa dengan Q = 2,839 m3 / menit, efisiensi (ηp) yang digunakan sebesar 75% P = Pw / ηp = 11,63 kW / 75% = 15,5 kW Sehingga, pompa motor listrik dan pompa motor torak mempunyai daya nominal penggerak mula yang sama
  • 30. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 30 sehingga dapat bekerja secara bergantian dan tidak mempengaruhi sistem. Sedangkan pompa pacu mempunyai kapasitas antara 5 – 10 persen dari pompa motor listrik yaitu sebesar Daya pompa pacu = 15,5 kW x 10% = 1,55 kW
  • 31. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 31 BAB 5 ESTIMASI BIAYA INSTALASI HYDRANT 5.1 Perhitungan Biaya Material Pemasangan Instalasi Hydrant Berikut tabel harga satuan material dalam pemasangan instalasi hydrant: Tabel 5.1 Harga Satuan Material NO KODE JENIS MATERIAL NPS JUMLAH PRICE (Rp/piece) PRICE (Rp) 1 GTV 6 Gate valve #150 6 8 Rp 2,000,000 Rp 16,000,000 2 CHK 6 Check Valve #150 6 2 Rp 4,000,000 Rp 8,000,000 3 GTV 8 Gate valve #150 8 6 Rp 2,500,000 Rp 15,000,000 4 T 6 Tee Gal 6 2 Rp 200,000 Rp 400,000 5 T 8 Tee Gal 8 6 Rp 300,000 Rp 1,800,000 8 E 6 Elbow 90 Gal 6 2 Rp 100,000 Rp 200,000 6 PL Pompa listrik listrik 50 kW/67 hp (Torishima) 1 Rp 94,230,000 Rp 94,230,000 7 PC Pompa cadangan 50 kW/67 hp 1 Rp 68,800,000 Rp 68,800,000 8 JP Pompa Jockey 5 kW/6,7 hp 1 Rp 6,850,000 Rp 6,850,000 9 HB Box hydrant 9 Rp 1,500,000 Rp 4,500,000 10 HH Selang hydrant 30m 2,5 9 Rp 1,669,000 Rp 15,021,000 11 NJ Jet Nozzle 1,5 9 Rp 460,000 Rp 4,140,000 12 HP Pilar hydrant 9 Rp 5,600,000 Rp 33,600,000
  • 32. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 32 Tabel 5.2 Lanjutan Tabel Harga Satuan Material 13 WNF 6 Weld neck flange #150 6 1 Rp 800,000 Rp 800,000 14 WNF 8 Weld neck flange #150 8 13 Rp 800,000 Rp 10,400,000 15 BF 6 Blind Flange #150 6 1 Rp 400,000 Rp 400,000 16 BF 8 Blind Flange #150 8 13 Rp 500,000 Rp 6,500,000 17 G 6 Gasket 6 1 Rp 80,000 Rp 80,000 18 G 8 Gasket 8 13 Rp 80,000 Rp 1,040,000 19 B 6 Bolt Gal 6 5 Rp 22,000 Rp 110,000 20 B 8 Bolt Gal 8 65 Rp 25,000 Rp 1,625,000 TOTAL HARGA SATUAN MATERIAL Rp 306,296,000
  • 33. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 33 Tabel 5.3 Perhitungan List Material yang Digunakan NO KODE MATERIA L DIMENSION SCH NPS OD (mm) ID (mm) WT (mm) L (m) W (kg/m) Wt (kg) 1 A01 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 56.7 42.5 2409.75 2 A02 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 9.8 42.5 416.5 3 A03 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 4.7 42.5 199.75 4 A04 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 8 42.5 340 5 A05 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 12.2 42.5 518.5 6 A06 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 4.5 42.5 191.25 7 A07 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 2.8 42.5 119 8 A08 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 2.5 42.5 106.25 9 A09 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 3.1 42.5 131.75 10 A10 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 4 42.5 170 11 A11 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.8 42.5 34 12 A12 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.8 42.5 34 13 A13 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25 14 A14 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25 15 A15 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25 16 A16 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25 17 A17 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25 18 A18 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25 19 A19 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25 20 A20 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25 21 A21 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25
  • 34. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 34 Tabel 5.4 Lanjutan Perhitungan List Material yang Digunakan 22 A22 GAL ASME B36.10M Sch-40 8 219.1 210.92 8.18 0.5 42.5 21.25 23 A23 GAL ASME B36.10M Sch-40 6 168 161 7.11 0.8 28.3 22.64
  • 35. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 35 Tabel 5.4 Perhitungan Harga Material Pipa NO KODE PIPE WORK PRICE KET BENDING ROLLING CUTTING COATING LAS 1 A01 Rp 137,355,750 Rp 2,409,750 Rp 9,639,000 Rp 7,229,250 Rp 56,633,750 discharge pipe 2 A02 Rp 3,740,500 Rp 416,500 Rp 1,666,000 Rp 1,249,500 Rp 27,072,500 discharge pipe 3 A03 Rp 11,385,750 Rp 3,995,000 Rp 199,750 Rp 799,000 Rp 599,250 Rp 16,978,750 discharge pipe 4 A04 Rp 19,380,000 Rp 6,800,000 Rp 340,000 Rp 1,360,000 Rp 1,020,000 Rp 28,900,000 discharge pipe 5 A05 Rp 29,554,500 Rp 10,370,000 Rp 518,500 Rp 2,074,000 Rp 1,555,500 Rp 44,072,500 discharge pipe 6 A06 Rp 10,901,250 Rp 3,825,000 Rp 191,250 Rp 765,000 Rp 573,750 Rp 16,256,250 discharge pipe 7 A07 Rp 6,783,000 Rp 2,380,000 Rp 119,000 Rp 476,000 Rp 357,000 Rp 10,115,000 discharge pipe 8 A08 Rp 6,056,250 Rp 2,125,000 Rp 106,250 Rp 425,000 Rp 318,750 Rp 9,031,250 discharge pipe 9 A09 Rp 7,509,750 Rp 2,635,000 Rp 131,750 Rp 527,000 Rp 395,250 Rp 11,198,750 discharge pipe 10 A10 Rp 9,690,000 Rp 3,400,000 Rp 170,000 Rp 680,000 Rp 510,000 Rp 14,450,000 discharge pipe 11 A11 Rp 1,938,000 Rp 680,000 Rp 34,000 Rp 136,000 Rp 102,000 Rp 2,890,000 discharge pipe 12 A12 Rp 1,938,000 Rp 680,000 Rp 34,000 Rp 136,000 Rp 102,000 Rp 2,890,000 discharge pipe 13 A13 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 2,231,250 Bending Pipe 14 A14 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe 15 A15 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe 16 A16 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe 17 A17 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe 18 A18 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe 19 A19 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe 20 A20 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe 21 A21 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe
  • 36. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 36 Tabel 5.5 Lanjutan Perhitungan Harga Material Pipa 22 A22 Rp 1,211,250 Rp 425,000 Rp 21,250 Rp 85,000 Rp 63,750 Rp 1,806,250 discharge pipe 23 A23 Rp 1,290,480 Rp 452,800 Rp 22,640 Rp 90,560 Rp 67,920 Rp 1,924,400 suction pipe TOTAL BIAYA PERPIPAAN Rp 360,900,650 Tabel 5.6 Harga Material Per kg No Jenis Harga (Rp/Kg) 1 Pipa Galvanized Iron 57000 2 Bending 20000 3 Rolling 20000 4 Cutting 1000 5 Coating 4000 6 Las 3000 Maka untuk total biaya material pemasangan hydrant pada lantai 2 diperoleh harga sebesar: Rp 667.196.650
  • 37. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 37 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan perhitungan instalasi hydrant yang diperlukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Jumlah hydrant yang akan dipasang pada Kapal Tanker K.M NGALIYAN ini berjumlah 9 buah pilar. 2. Dimana untuk jarak jangkauan maksimal semprotan (Xt) untuk tiap hydrant yaitu 22,29 m, serta untuk ketinggian maksimal semprotan yaitu 6 m. 3. Total keseluruhan fitting tee pada pipa discharge berjumlah 10 buah dengan rincian 6 buah untuk flow through run dan 4 buah lainnya menggunakan flow throuh branch. Elbow 90o yang digunakan berjumlah 15 buah. 4. Jenis Pipa yang digunakan yaitu Galvanized iron dengan mempertimbangkan proses coating, rolling, bending, dan las pada pipa instalasi hydrant. 5. Untuk biaya pemasangan hydrant keseluruhan pada lantai 2 diperoleh sebesar Rp. 637.671.950 5.2 SARAN Sebelum melakukan pemasangan hydrant pada kapal, sebaiknya yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah 1. Memperhatikan desain kapal yang akan dirancang 2. Memperhatikan peraturan ada solas ‟74 mengenai regulation 10 mengenai fire mains and hydrant dan nfpa 14 mengenai standard for the installation of standpipe, private hydrant,and hose systems. 3. Melakukan perhitungan dan pertimbangan mengenai jenis hydrant apakah yang cocok untuk dipasang pada kapal 4. Menentukan tata letak lokasi hydrant sesuai dengan peraturan yang ada
  • 38. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 38 5. Mengenai sistem instalasi pipa baik jenis material dan nps pipa perlu dipertimbangkan dengan baik 6. Dalam perhitungan yang akan dilakukan, maka akan dihasilkan berapakah nilai jarak jangkauan semprotan yang mampu dicapai oleh instalasi hydrant tersebut.
  • 39. Sistem Instalasi Hydrant Maria Carolina Lopulalan-6509040056 39 DAFTAR PUSTAKA Fox, R. W. dan Alan T. M. ( 1994 ). Introduction to Fluid mechanics, 4th ed. JohN Wiley & Sons,Inc., Canada. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan Dan Permukiman Nomor : 58/Kpts/Dm/2002 Tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran Pada Bangunan Gedung Direktur Jenderal Perumahan Dan Permukiman Keputusan menteri pekerjaan umum Nomor 02/KPTS/1985. NFPA 10 1998, Klasifikasi Bahan Kebakaran NFPA 14, Standard For Water Spray Fixed System For Fire Protection, 1996 Edition. SNI 03-1745-2000, Tata Cara Pemasangan Sistem Tegak dan Selang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung. SNI 03-6570-2001, Instalasi Pompa yang Dipasang Tetap untuk Proteksi Kebakaran Sularso, M. (1996). Pompa dan Kompresor. PT Pradnya Paramita, Jakarta INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SAFETY OF LIFE AT SEA, 2004. www.bescoproduct.com diakses tanggal 17 November 2011 pukul 21.00 www.livotech.com/images/LPG5.jpg diakses tanggal 17 November 2011 pukul 21.00