4. Sistem distrubusi a ir pema da m
k e b a k a r a n d i a m b i l d a r i
groundtank/reservoir menggunakan
pompa Fire Main Pump, Diesel Fire
Pump dan Jocky Pump. Sistem instalasi
pipa kebakaran ini bisa tersendiri (main
pump hydrant dan main pump sprinkler)
atau bisa menjadi satu dengan melalui
pipa header (fire main pump, diesel fire
pump dan jocky pump) dan instalasi ini
terhubung dengan pressure tank , pada
pressure tank terpasang pressure swicth
yang digunakan untuk mengoperasikan
pompa secara otomatis dan di-set sesuai
dengan tekanan (standar instalasi pipa
gedung) kemudian pipa header dibagi
menjadi dua instalasi pipa yaitu pipa
hydrant (warna merah) dan pipa
sprinkler (warna orange). (Teknik, 2005)
Hydrant
H y d r a n t a d a l a h s u a t u s i s t e m
penanggulangan kebakaran yang efektif
dengan menggunakan media air.
Hydrant dibagi menjadi 2 yaitu hydrant
halaman (pillar) dan hydrant gedung
(box).
Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk
mengatasi dan menanggulangi
kebakaran secara manual dengan
menggunakan hydrant box , hydrant
box ini tersedia pada setiap lantai
dengan beberapa zone /tempat.
5. Sistem hydrant tidak berbeda dengan sistem pompa air
yang ada dirumah, dimana terdiri atas:
1. Tempat penyimpanan air (reservoir)
Reservoir merupakan tempat penampungan air yang akan digunakan
dalam proses pemadaman kebakaran. Biasanya reservoir ini berbentuk
satu tanki ataupun beberapa tangki yang terhubung satu dengan yang
lainnya. Reservoir ini bisa berada di atas tanah maupun dalam tanah. Dan
harus dibuat sedemikian rupa hingga dapat menampung air untuk supply
air hydrant selama minimal 30 menit penggunaan hydrant dengan
kapasitas minimum pompa 500 galon per menit.
6. 2. Sistem Distribusi
Untuk mendukung proses dan sistem kerja hydrant, diperlukan
sistem distribusi yang menggunakan pipa untuk menghubungkan sumber
air hingga ke titik selang hydrant. Dalam perancangan jaringan pipa
hydrant, yang terbaik adalah menggunakan system jaringan interkoneksi
tertutup contohnya sistem ring atau O. Sistem ini memberikan beberapa
keunggulan, contohnya adalah sebagai berikut:
a. Air tetap dapat didistribusikan ke titik hydrant walaupun salah satu
area pipa mengalami kerusakan.
b. Semburan air hydrant lebih stabil, meskipun seluruh titik hydrant
dibuka.
7. 3. Sistem pompa hydrant
Sistem ini terdiri atas panel kontrol pompa, motor penggerak, dan unit pompa. Pompa dikontrol melalui
sistem panel kontrol, sehingga dapat menghidupkan serta mematikan keseluruhan sistem dan juga
untuk mengetahui status dan kondisi pompa. Motor penggerak pompa merupakan sistem mekanik
elektrik yang mengaktifkan pompa untuk menyedot dan menyemburkan air. Unit pompa untuk hydrant
biasanya terdiri dari:
• Pompa Generator
Digunakan sebagai sumber tenaga cadangan pada saat listrik mati
• Pompa Utama
Digunakan sebagai penggerak utama untuk menyedot air dari sumber ke titik hydrant (Wisaksono
dan Rahayu, 2008). Bila tekanan/pressure tank turun setelah jockey pump tidak sanggup lagi
mengatasi (jockey pump akan mati sesuai dengan setting pressure tank) maka main pump akan
bekerja.(Teknik, 2005)
• Pompa Jockey
Digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank (Teknik, 2005) dan
mempertahankan tekanan air pada sistem hydrant (Wisaksono dan Rahayu, 2008)
• Pompa Diesel
Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakkan atau gagal operasional [listrik
padam] dan pompa main pump serta jocky pump berhenti bekerja mensupply air maka diesel fire
pump akan melakukan start secara otomatis berdasarkan pressure swicth .
8. • Sambungan Siemense
Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa [diesel fire pump, fire
main pump dan jocky pump] tidak bisa di operasional / gagal bekerja
pmaka dilakukan pengisian air kedalam jaringan pipa dari mobil
pemadam kebakaran/ pompa cadangan lain untuk menggantikan
fungsi peralatan yang ada dalam keadaan emergency, siemese
conection dipasang pada instalasi pipa sprinkler dan hydrant.
• Sistem Fire Alarm
Fire alarm adalah merupakan sistem untuk membantu pemilik
gedung untuk mengetahui secepatnya suatu sumber kebakaran,
sehingga sebelum api menjadi besar pemilik gedung sudah dapat
mengambil tindakan pemadaman .
10. TEORY DASAR PEMASANGAN HYDRANT
Dilihat dari sisi tujuan utama penyaluran air ini, desain hidran harus
didasari oleh beberapa elemen operasional. Hal-hal yang termasuk di
dalamnya adalah :
1. Berapa banyak air yang dibutuhkan (GPM atau L/min) untuk proses
pemadam api.
2. Berapa banyak dan dengan ukuran berapa penghubung pipa yang ingin
digunakan.
3. Penentuan ukuran pipa dan pasangan masukan pipa pada daerahnya.
4. Arus konfigurasi (ke depan) dari alat pemadam.
5. Kejelasan dan kenampakan.
6. Karakteristik kinerja hidran.
7. Besarnya head (tekanan statis) yang disediakan oleh system.
8. Kondisi iklim daerah tersebut.
11. q Sistem penyedia air pada daerah pemukiman didesain utnuk
menyediakan air tidak kurang dari 1000 GPM (3785
L/min) untuk masing-masing hidran. Sedangkan untuk
gedung komersial dan daerah apartemen multiguna,
volume air seharusnya lebih banyak karena aliran air yang
dibutuhkan ribuan GPM.
q dibutuhkan 2 atau lebih hidran untuk menyediakan air
secara simultan. Operasi dari pemadam kebakaran terkait
dengan beberapa pertimbangan. Sebagai contoh apabila
telah dipasang sistem hidran yang baru maka unit
kebakaran harus mengikuti perkembangan dari sistem
yang baru itu agar dapat bekerja.
q hidran harus mampu dan dapat dengan mudah
menyediakan kebutuhan air untuk mesin pemadam.
12. Penempatan Hidran
Ada berbagai hal yang harus diperhatikan di dalam menempatkan hidran agar hidran itu dapat digunakan dengan
baik pada saat diperlukan. Penjelasan selengkapnya adalah seperti dibawah ini :
q Standar Ruang Hidran.
Standar penempatan hidran yang sering
digunakan adalah dengan meletakkan hidran setiap
500 ft. Untuk aplikasinya, standar ini merupakan
penunjuk jalan dan memerlukan sedikit
penyimpangan pada ruang yang harus disediakan.
Ketika menentukan aplikasi penempatan hidran,
hal yang seharusnya dipertimbangkan adalah
penempatan, rintangan, kedekatan dengan
struktur yang dilindungi, jalan ke lokasi dan
keadaaan lain dimana pengaturan peletakan hidran
harus diperhatikan.
q Risiko Dasar dan Penempatan Hidran
Hidran sangat perlu disediakan dengan jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air
untuk struktur dengan risiko yang besar atau
tinggi. Kombinasi aliran dari dua atau lebih
hidran mungkin dibutuhkan untuk mencukupi
kebutuhan air dan masing-masing hidran harus
berada dalam jarak 500ft atau dalam jarak selang
LDH dari struktur. Pertimbangan lainya adalah
pemeliharaan dari akses kendaraan. Jika
dimungkinkan, hidran harus diletakkan pada
lokasi dimana mesin dan jalur selang dapat
dihubungkan tanpa harus menutup jalur akses
kritis.
13. KODE WARNA
Ada aturan tertentu didalam memberi warna hidran. Penggunaan warna tertentu ini untuk menjamin bahwa
hidran dapat dengan mudah dikenali oleh dinas pemadam kebakaran dalam kondisi darurat.
KODE WARNA DAN JARAK
Ada aturan tertentu didalam memberi warna hidran. Penggunaan warna tertentu
ini untuk menjamin bahwa hidran dapat dengan mudah dikenali oleh dinas
pemadam kebakaran dalam kondisi darurat.
14. Cara pemasangan sistem hidran untuk gedung menurut SNI 03-1745-1989adalah sebagai
berikut :
a. Peralatan dan komponen sistem hidran gedung : hidran terdiri dari kotak hidran dan kopling
pengeluaran air, pompa dan instalasinya, serta perpipaan.
b. Jumlah dan perletakan hidran gedung disesuaiakn dengan klasifikasi bangunan dan luas lantai
ruangan yang dilindungi oleh hidran.
c. Debit air minimum 400 liter/menit dan minimum tekanan pada titik tertinggi sebesar 4,5 kg/cm2.
d. Diameter selang minimum 3,75 cm (1,5 inch)
e. Diameter pipa tegak untuk klasifikasi A,B,(5 cm), klasifikasi D (6,25 cm).
f. Ukuran kotak hidran : panjang 52 cm, lebar 15 cm dan tinggi 66 cm.
g. Kopling pengeluaran aliran air : Hidran gedung dengan pipa tegak yang berdiameter minimum 10
cm harus mempunyai kopling pengeluaran aliranair berdiameter minimum 6,25 cm yang sejenis
dengan kopling peralatan unit mobil pemadam kebakaran.
15. h. Persyaratan bahan : harus baru, berkualitas baik, minimum klas medium,
memnuhi spesifikasi bahan bangunan dalam SKBI dan SII, bahan pipa dan
fitting terdiri dari baja, baja galvanis, besi tuang dan tembaga. Bahan kompnen
hidran terdiri dari kotak hidran, selang gulung, pipa pemancar, pipa hidran.
i. Kotak hidran dipasang pada ketinggian 75 cm dari permukaan lantai.
j. Sumber air dapat berasal dari PDAM, BPAM, sumur artetis, sumur dalam,
persediaan air minimum 30.000 liter.
k. Pompa menggunakan pompa kebakaran, minimal 1 buah, sumber tenaga
berupa generator darurat.
l. Instalasi hidran gedung : pipa induk (15 cm), pipa cabang (10 cm). Cara
pemasangan sistem hidran halaman sama dengan cara pemasangan sistem
hidran untuk gedung, terkecuali hidran yang hanya terdiri dari kopling
pengeluaran aliran air, debit air 1000 1/menit, diletakkan 10 m dari jalan
lingkungan, dipasang dengan ketinggian 50 m dari permukaan tanah, panjang
selang 30 m dan diameter 6,25 cm.
16. Sumber Air
Air untuk kebutuhan instalasi pemadam kebakaran di peroleh dari:
1. Sumur dalam.
2. PDAM kota bersangkutan.
Sumber air ini sangat berpengaruh dengan debit yang dikeluarkan.
Penentuan Perletakan Hydrant Hydrant Halaman Untuk menentukan jumlah dan titik hydrant
halaman menggunakan acuanSNI (Standar Nasional Indonesia) no. 03-1735-2000 sbb:
• Tiap bagian dari jalur akses mobil pemadam di lahan bangunan harus dalam jarak bebas
hambatan 50 m dari hydrant kota. Bila hydrant kota yang memenuhi persyaratan tersebut tidak
tersedia, maka harus disediakan hydrant halaman.
• Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hydrant halaman, maka hydrant-hydrant
tersebut harus diletakkan sepanjang jalur akses mobil pemadam.
• Hydrant halaman (pilar) ditempatkan di luar bangunan pada lokasi yang aman dari api dan
penyaluran pasokan air ke dalam bangunan dilakukan melalui katup siamese.
• Hydrant kota (fire hydrant) bentuknya sama dengan hydrant halaman, tetapi mempunyai dua
katup atau tiga lubang untuk selang kebakaran. Hydrant Gedung Untuk menentukan jumlah dan
titik hydrant gedung menggunakan acuan SNI (Standar Nasional Indonesia) dan NFPA (National
Fire Protection Association) sbb:
• Lokasi dan jumlah hydrant bangunan (kotak Hydrant/box hydrant) diperlukan untuk
menentukan kapasitas pompa yang digunakan untukmenyemprot air.
17. • Hydrant ditempatkan pada jarak 35-38 meter satu dengan lainnya, karena panjang satu dengan
lainnya. Selang kebakaran dalam kotak hydrant adalah 30 meter, ditambah sekitar 5 meter jarak
semprotan air.
• Pada atap bangunan yang tingginya lebih dari 8 lantai, perlu juga disediakan hydrant untuk
mencegah menjalarnya api ke bangunan yang bersebelahan.
• Hydrant/selang kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dijangkau dan relatif aman,
dan pada umumnya diletakkan di dekat pintu darurat.
18. Syarat-syarat Khusus Hydrant Kebakaran
Syarat-syarat khusus ini adalah merupakan ciri hydrant dan harus
dilaksanakan dalam pengerjaannya.
• Komponen hydrant kebakaran terdiri dari: sumber air, pompa
kebakaran, selang kebakaran, penyambung, dan perlengkapan lainnya.
• Pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus mempunyai aliran
listrik tersendiri dari sumber daya darurat.
• Selang kebakaran dengan diameter minimum 1,5 inci (3,8 cm) harus
terbuat dari bahan yang tahan panas, dengan panjang maksimum 30
meter.
• Peralatan hydrant harus dicat merah.
20. Sistem ini bekerja secara otomatis untuk mendeteksi
adanya kebakaran, mengaktifkan alarm, dan
melakukan pemadaman kebakaran. Sistem ini terdiri
dari beberapa pipa gantung yang dilengkapi dengan
head sprinkler. Masing-masing dari head sprinkler
ditutup oleh sekat yang berupa tabung gelas dimana
di dalamnya terdapat cairan yang peka terhadap
panas. Bila temperatur di dalam ruangan meningkat
melebihi batas toleransi yang ditetapkan maka
cairan tersebut akan memuai dan memecahkan
tabung gelas tersebut dan air akan keluar dari pipa.
Keuntungan dari sistem ini yaitu hanya beroperasi
di daerah yang terjadi kebakaran dan dengan cepat
dapat memadamkan api sekaligus melindungi
struktur dan isi bangunan dengan efektif.
Sistem ini jauh lebih efektif jika dibandingkan
dengan sistem hydrant. Air semburan dari
hydrant cenderung membasahi seluruh
ruangan (termasuk daerah yang tidak
terbakar). Kemudian hydrant menggunakan
air dengan debit yang jauh lebih banyak dan
dalam operasionalnya dapat menimbulkan
efek water damage yang lebih besar dari
sprinkler. Sebuah studi menunjukkan bahwa
bangunan yang dilindungi dengan sprinkler
76 % diantaranya dapat dipadamkan dengan 5
head sprinkler yang aktif atau kurang, dan
96% dengan aktifnya 25 head sprinkler atau
kurang. (Wisaksono dan Rahayu, 2008)
21. Pipa Sprinkler
Instalasi pipa ini berfungsi untuk mengatasi kebakaran secara otomatis disetiap
ruangan melalui head sprinkler , pipa sprinkler dipasang pada setiap lantai [dalam
flapon] dengan jarak antara 3 sampai 5 meter , bila terjadi kebakaran pada salah satu
lantai maka panas api dari titik kebakaran akan memecahkan head sprinkler.
URAIAN SYSTEM
1. Wet Riser System
Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air bertekanan dengan tekanan
air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
2. Dry Riser System :
Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisikan air bertekanan, peralatan
penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis jika instalasi fire alarm
memerintahkannya.
- Pada umumnya gedung bertingkat menggunakan sistim Wet Riser.
- Pada sistem dilengkapi Fire Brigade Connection yang diletakkan diluar
bangunan.
22. PERALATAN UTAMA DAN FUNGSI
1. Pompa kebakaran terdiri dari Electric Pump, Diesel Pump & Jockey Pump.
• Apabila tekanan didalam pipa menurun, maka secara otomatis Jockey pump akan bekerja untuk
menstabilkan tekanan air didalam pipa.
• Jika tekanan terus menurun (misal glass bulb pada kepala sprinkler pecah) maka pompa kebakaran
utama akan bekerja dan otomatis pompajockey berhenti.
• Apabila pompa kebakaran utama gagal bekerja setelah 10 detik, kemudian pompa cadangan Diesel
secara otomatis akan bekerja.
• Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, alarm akan segera berbunyi dengan nada yang berbeda
dengan bunyi alarm sistim, untuk memberi tahukan kepada operator akan adanya gangguan. • Sistim
bekerja pompa Fire Hydrant adalah “Start otomatis” dan “Mati secara Manual”.
• Pada saat pompa kebakaran utama bekerja, wet alarm valve akan terbuka dan segera membunyikan
alarm gong. Aliran didalam pipa cabang akan memberi indikasi pada flow switch yang terpasang pada
setiap cabang & dikirim ke panel fire alarm untuk membunyikan alarm pada lantai bersangkutan.
23. 2. Pressure Switch : Alat kontrak yang bekerja akibat perubahan tekanan.
3. Manometer : Alat untuk membaca tekanan
4. Time delay relay : Alat relay yang bekerja berdasarkan seting waktu yang
sudah ditentukan.
5. Safety valve : Alat pelepas tekanan lebih
6. Pressure Reducing Valve : Alat pembatas tekanan
7. Kepala Sprinkler (Head Sprinkler) : Alat pemancar air yang bekerja setelah
pecahnya bulb akibat panas yang ditimbulkan oleh kebakaran. Ukuran kepala
sprinker 15 mm, kepadatan pancaran 5 mm/mnt, area kerja maks. 144 m2, laju
aliran 725 lt/mnt dan setiap katup kendali jumlah maks. adalah 1.000 buah
kepala sprinkler