Mahasiswa mampu menerapkan berbagai konsep psikososial dalam praktik keperawatan yang mencakup konsep diri, kesehatan spiritual, seksualitas, stress adaptasi dan konsep kehilangan, kematian dan berduka.
2. Hidup tidak terlepas dari stress, baik sejak dalam
kandungan hingga mati.
Istilah” stress dicetuskan pertama kali oleh Hans
Hugo Bruno Selye (1926):
Teori General Adaptation Syndrome (GAS)
Tanpa melihat jenis stresor reaksi fisiologis sama
Non Spesific Respon (NSR)
3. keadaan/kondisi yang tercipta bila transaksi antara individu
dengan stresor, membuat individu tersebut “merasa”
ketidaksepadanan antara stresor dan sistem sumber daya
(Biologis, psikologis, dan sosial) padanya
tanggapan/reaksi tubuh terhadap berbagai tuntutan atau
beban atasnya yang bersifat non spesifik
disebabkan oleh “perubahan” yang
memerlukan “penyesuaian”
4. 1. Stress Sebagai “STIMULUS “
Titik berat perhatian pada KONDISI/KEADAAN sebagai
STRESOR.
Misal : Pekerjaan yang penuh ketegangan dan merasa tidak
enak.
2. Stress sebagai “RESPON”
Titik berat perhatian pada PENILAIAN INDIVIDU terhadap
STRESOR
Misal:
- Merasa cemas bila akan ujian
- Merasa tidak enak bila disuruh maju presentasi
3. Stress sebagai “HUBUNGAN TRANSAKSIONAL”.
Titik berat perhatian pada INTERAKSI ANTARA INDIVIDU dengan
STRESOR termasuk proses penyesuaian
5. 1. FISIK : panas, dingin, suara, infeksi
2. PSIKOLOGIS : frustasi, konflik, tekanan,
dan krisis.
3. PSIKOSOSIAL-SOSIOKULTURAL
Peristiwa besar dalam kehidupan:
Mis : Kematian pasangan hidup, perceraian, gagal sekolah,
dll.
Peristiwa Sehari-hari:
Mis : Masalah keluarga, masalah pekerjaan, menghadapi
ujian, dll.
Kondisi Khronis Dalam Kehidupan:
Mis ; Kemiskinan, pengangguran, penyakit khronis, dll.
6. - Konflik
- Frustasi
- Tekanan
- Krisis
KONFLIK
Eksternal Konflik:
Adanya perbedaan/pertentangan/benturan antara
dua/lebih individu/kelompok
Internal Konflik:
Konflik psikologik dalam diri individu.
7. TEKANAN:
Cita-cita terlalu tinggi
Nilai raport harus terbaik di sekolah
Istri menuntut kepada suami belanja sekian sehari
KRISIS:
Kecelakaan
Penyakit akut yang harus operasi
8. Reaksi fisiologik disebut sebagai General
Adaptation Syndrome (GAS) yang menurut
Selye terdiri dari 3 fase:
1. ALARM REACTION (Reaksi Bahaya)
Reaksi pertama dikenal sebagai “Reaksi Emergency” (fight or flight/ lawan
atau lari) perubahan fisiologis sama walau stresor berbeda.
HIPOTHALAMUS HIPOPHYSE ADRENAL ADRENALINE ↑ nor-
adrenaline ↑ ACTH ↑ :
korticoid dalam darah ↑ rangsang organ-organ lain.
Limpa melepaskan sel darah ke sirkulasi darah
Lambung : asam lambung ↑
Otot-otot menegang
NOTE:
Adrenaline dan Cortison dipandang sebagai hormon kecemasan (stres negatif)
Nor-adrenaline menimbulkan perasaan euforia/kegembiraan (stres positif)
9. 2. STAGE OF RESISTANCE (Fase Pertahanan).
Reaksi bahaya mereda terjadi adaptasi optimal dari
sumber daya.
Stres dapat diatasi secara memuaskan.
Kembali normal.
3. STAGE of EXHAUSTION ( Fase Kepayahan).
Fase psikosomatik (Kiclholz, 1981)
- Terjadi bila stresor berlangsung terus/berat.
- Alarm Reaction timbul lagi makin berat menjadi
irreversibel.
- Disease of Adaptation (Selye) --- Desease of Maladaptation
(=psikosomatik)
10. The stress reaction and its effect involve the
brain and all our bodily functions. Stress
intimately affects our :
- Perceptual senses
- Nervous system
- Hormonal balance
- Cardiovascular system
- Digestive system
- Respiratory function
- Skin
- Urogenital tracts
- Immune system
11. Physiological Change :
- Increased heart rate and blood pressure
- Increased respiration
- Muscular tension
- Perspiration increases
- Sugars and fats released into the blood stream
- Blood clotting factors released
- Digestion slows down
12. Functioning in the positive phase of stress
result in:
- Vitality
- enthusiasm
- Optimism
- Positive Outlook
- Resistance to illness
- Physical stamina
- Mental alertness
- Optimal personal relationships
- High productivity and creativity
13. In the negative phase of stress, we are
prone to:
- Fatigue
- Irritability
- Lack of concentration
- Depression
- Pessimism
- Illness
- Accidents
- Uncommunicativeness
- Low productivity and creativity
14. Suatu proses dimana individu mencoba untuk
mengelola jarak antara tuntutan-tuntutan
(dari individu maupun lingkungan) dengan
sumber daya
16. DEKOMPENSASI BADANIAH (3 fase)
1. Reaksi bahaya: siaga
2. Fase pertahanan: adaptasi berlebihan sakit
3. Fase kepayahan sakit berat meninggal
DEKOMPENSASI PSIKOLOGIK (3 fase)
1. Reaksi bahaya : peka, tegang.
2. Fase pertahanan : Penggunaan pembelaan ego
berlebihan/menimpang sakit
3. Fase kepayahan sakit jiwa berat
PROSES DEKOMPENSASI
Dapat berhenti setiap fase
Stress ↓
Penyesuaian diri baik
PENGOBATAN ↑ kemampuan penyesuaian diri.
17. CEMAS:
- Perasaan yang sangat tidak menyenangkan, mengambang,
kabur, tidak menentu.
- Bersifat khas dan subyektif
- Tentang sesuatu yang akan terjadi, yang dipersepsi sebagai
“ancaman”
- Disertai reaksi badaniah dan perilaku
ISTILAH LAIN:
- Was-was
- Khawatir
- Gelisah/tidak tenang
Cemas perasaan cemas (wajar)
Sindrom cemas (Maladaptif)
18. IDENTIFIKASI
Menyamakan dirinya dengan orang lain untuk menambah harga diri.
INTROYEKSI
Memasukkan norma luar ke dalam struktur egonya sehingga ego tidak
terombang-ambing oleh ancaman luar.
PROYEKSI
- Menyalahkan orang lain atas kelalaiannya/kekeliruannya
- Menyalahkan orang lain ata pikiran/keinginan yang kurang baik.
REPRESI
Mencegah (secara tak sadar) pikiran yang menyakitkan atau berbahaya masuk
ke alam sadar.
SUPRESI (secara sadar)
19. REGRESI
Mundur ke tingkat perkembangan yang lebih rendah,
dengan respon yang kurang matang, kekanak-kanakan.
PENYUSUNAN REAKSI (REACTION FORMATION)
Mencegah pikiran/keinginan yang berbahaya bila diekspresikan
dengan sikap atau perilaku yang sebaliknya.
SALAH PINDAH/DISPLACEMENT
Melepaskan perasaan yang terkekang (biasanya permusuhan) pada
obyek yang tidak begitu bahaya.
SUBLIMASI
Mengganti keinginan atau tujuan yang terhalang dengan cara yang
dapat diterima masyarakat.
KOMPENSASI
Menutupi kelemahan dengan menonjolkan sifat yang diinginkan atau menutupi
kekecewaan yang satu dengan menonjolkan keberhasilan yang lain.
20. PENEBUSAN/UNDOING
Menebus/meniadakan pikiran/perbuatan yang tak baik.
PENYANGKALAN/DENIAL
Menolak menghadapi kenyataan yang tak enak baginya dengan mengemukakan
macam-macam alasan
RASIONALISASI
Berusaha membuktikan bahwa perilakunya masuk akal (rasional) sehingga dapat
diterima diri sendiri dan masyarakat.
KONVERSI
Transformasi konflik emosional ke dalam bentuk gejala somatik
SIMBOLISASI
Penggunaan gagasan/benda sebagai perlambang/simbol benda yang sebenarnya.
21. STRESS
POST. HYPOTH.
PITUITARY STALK
ANT. PITUITARY
ADRENAL CORTEX
GASTRIC SECRETION
ANT. HYPOTH.
VAGAL NUCLEUS
VAGUS NERVE
CHOLINERGIC
AND ADRENERGIC
NEUROHUMORAL
AGENT
VIA
PORTAL CIRC.
ACTH
ACH
22. PERISTIWA HIDUP
“LIFE EVENTS” INDIVIDU
POLA HIDUP
“LIFE STYLE”
SUSUNAN SARAF PUSAT
HYPOPHYSE
ADRENAL
SUSUNAN SARAF OTONOM
-SYMPHATIS
-PARASYMPHATIS
SINDROM CEMAS
23. 1. Pusatkan perhatian pada yang ada.
2. Tangani setiap masalah satu per satu.
3. Bila telah ditetapkan cara pemecahan, lakukanlah.
4. Bahaslah suatu masalah dengan orang-orang yang patut
dimintai pertimbangan.
5. Usahakan agar produktif.
6. Jangan menyalahkan orang lain.
7. Cukup istirahat: fisik dan mental.
8. Pertahankan hal-hal yang biasa dikerjakan sebaik
mungkin.
9. Atasi setiap masalah sebelum tidur.
10. Biasakan untuk menerima situasi pekerjaan yang kritis
27. MANUSIA
BADAN JIWA ROH LINGKUNGAN
-Pelayanan
-Somatoterapi
-Pembedahan
-Farmakoterapi
-Fisioterapi
-Pelayanan
-Psikologik
-Psikiatrik
-Pelayanan
-Spiritual
-Pendekatan
-Sosial
28. Semua orang, betapapun terganggu perilakunya, tetap
mempunyai beberapa kelebihan personal, antara lain:
Aktivitas olahraga dan aktivitas lain di luar rumah
Hobi dan kerajinan tangan
Seni yang ekspresif
Kesehatan dan perawatan diri
Pekerjaan, posisi
Bakat tertentu
Kecerdasan
Imajinasi dan kreativitas
Hubungan interpersonal