SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh
aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama
pengarangnya
Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan
sastra lisan
Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah
baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
Ciri-ciri dari jenis puisi lama
Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
Bersifat lisan, sakti atau magis
Adanya perulangan
Metafora merupakan unsur penting
Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara
dan lawan bicara) dan misterius
Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam
hal suku kata, baris dan persajakan.
Assalammu’alaikum putri
satulung besar
Yang beralun berilir
simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap
gading
Akan membasuh mukamu
Setiap bait terdiri 4 baris
Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
Baris 3 dan 4 merupakan isi
Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
Bersajak a – b – a – b
Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke
dalam peti
Kalau ada kataku yang
salah
Jangan dimasukan ke
dalam hati
Setiap bait merupakan bagian dari
keseluruhan
Bersajak aa-aa, aa-bb
Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan
Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi
Semua baris diawali huruf capital
Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4
diakhiri tanda titik
Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu
rayuan dan perintah
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
Ditulis empat baris memakai bentuk pantun
atau syair
Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat
baris
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Baris pertama berisikan semacam soal, masalah
atau perjanjian
baris kedua berisikan jawabannya atau akibat
dari masalah atau perjanjian pada baris pertama
tadi
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan
sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
Terdiri dari 4 baris
Berirama aaaa
Keempat baris tersebut mengandung arti
atau maksud penyair
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli
sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi
harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga
sampiran dan tiga isi
Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya
empat sampiran dan empat isi
Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c –
d – a – b – c – d
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli
sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
Bentuknya rapi, simetris
Mempunyai persajakan akhir (yang teratur)
Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan
syair meskipun ada pola yang lain
Sebagian besar puisi empat seuntai
Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan
sintaksis)
Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5
suku kata
Ciri – ciri dari jenis puisi baru
Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga)
bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik
dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian
skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c.
Larik terakhir dalam bait pertama digunakan
sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.
Lagu pujian untuk
menghormati seorang
dewa, Tuhan, seorang
pahlawan, tanah air, atau alma
mater (Pemandu di Dunia
Sastra).
Sekarang ini, pengertian
himne menjadi berkembang.
Himne diartikan sebagai puisi
yang dinyanyikan, berisi pujian
terhadap sesuatu yang
dihormati
(guru, pahlawan, dewa, Tuhan)
yang bernafaskan ke-Tuhan-an.
Bahkan batu-batu yang keras dan
bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan
cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan
liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang
patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan
kaki
dari mahkota duri dan membulan
paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)
Ciri ode nada
dan gayanya sangat
resmi (metrumnya
ketat), bernada
anggun, membahas
sesuatu yang
mulia, bersifat
menyanjung baik
terhadap pribadi
tertentu atau
peristiwa umum.
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantoen keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)
Epigramma (Greek);
unsur pengajaran;
didaktik; nasihat
membawa ke arah
kebenaran untuk
dijadikan
pedoman, ikhtibar; ada
teladan.
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di
depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti
tergilas.
(Iqbal)
Romantique
(Perancis); keindahan
perasaan; persoalan
kasih sayang, rindu
dendam, serta kasih
mesra
Sajak atau lagu
yang mengungkapkan
rasa duka atau keluh
kesah karena sedih atau
rindu, terutama karena
kematian/kepergian
seseorang.
Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada
berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau
berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga
kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari
berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak
bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap
harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat
jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan
bisa terdekap
(Chairil Anwar)
Satura (Latin) ; sindiran ;
kecaman tajam terhadap
sesuatu fenomena; tidak
puas hati satu golongan (ke
atas pemimpin yang pura-
pura, rasuah, zalim etc)
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair
salon,
yang bersajak tentang anggur dan
rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa
pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi
kesenian.
(Rendra)
Puisi Lama

More Related Content

What's hot (20)

Puisi lama
Puisi lamaPuisi lama
Puisi lama
 
puisi rakyat
puisi rakyatpuisi rakyat
puisi rakyat
 
Macam macam puisi lama
Macam macam puisi lamaMacam macam puisi lama
Macam macam puisi lama
 
PERBEDAAN PUISI LAMA, BARU DAN KONTEMPORER
PERBEDAAN PUISI LAMA, BARU DAN KONTEMPORERPERBEDAAN PUISI LAMA, BARU DAN KONTEMPORER
PERBEDAAN PUISI LAMA, BARU DAN KONTEMPORER
 
B.indonesia karya sastra(syair,pantun,gurindam)
B.indonesia karya sastra(syair,pantun,gurindam)B.indonesia karya sastra(syair,pantun,gurindam)
B.indonesia karya sastra(syair,pantun,gurindam)
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Contoh puisi lama
Contoh puisi lamaContoh puisi lama
Contoh puisi lama
 
Puisi Lama, Puisi Baru dan Puisi Kontemporer
Puisi Lama, Puisi Baru dan Puisi KontemporerPuisi Lama, Puisi Baru dan Puisi Kontemporer
Puisi Lama, Puisi Baru dan Puisi Kontemporer
 
Syair
SyairSyair
Syair
 
Puisi lama-2
Puisi lama-2Puisi lama-2
Puisi lama-2
 
Bahasa Indonesia : Puisi Lama dan Puisi Baru
Bahasa Indonesia : Puisi Lama dan Puisi BaruBahasa Indonesia : Puisi Lama dan Puisi Baru
Bahasa Indonesia : Puisi Lama dan Puisi Baru
 
Puisi lama
Puisi lamaPuisi lama
Puisi lama
 
PPT Materi Menyimak Syair yang Diperdengarkan
PPT Materi Menyimak Syair yang DiperdengarkanPPT Materi Menyimak Syair yang Diperdengarkan
PPT Materi Menyimak Syair yang Diperdengarkan
 
Puisi lama
Puisi lamaPuisi lama
Puisi lama
 
Syair
Syair Syair
Syair
 
Ciri
CiriCiri
Ciri
 
Puisi
Puisi Puisi
Puisi
 
Syair
SyairSyair
Syair
 
Menulis puisi lama
Menulis puisi lamaMenulis puisi lama
Menulis puisi lama
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 

Similar to Puisi Lama

powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdf
powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdfpowerpoint02-131125043846-phpapp02.pdf
powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdfLathivDelta1
 
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi BaruPerbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baruts4n14
 
Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama
Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, iramaMenulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama
Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, iramasofyanania87
 
E buku siswa (pertemuan 3)
E buku siswa (pertemuan 3)E buku siswa (pertemuan 3)
E buku siswa (pertemuan 3)Andi Karman
 
Materi bahasa indonesia Puisi baru
Materi bahasa indonesia Puisi baruMateri bahasa indonesia Puisi baru
Materi bahasa indonesia Puisi baruHesta Anggia Sari
 
MODUL PUISI DAN MAJAS
MODUL PUISI DAN MAJASMODUL PUISI DAN MAJAS
MODUL PUISI DAN MAJASbuwarnisutopo
 
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)Student
 
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofiaKelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofiaMAN 11 JAKARTA
 
Kelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang UtaraKelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang UtaraMila Wati
 
Kaidah kebahasaan dalam teks pantun
Kaidah kebahasaan dalam teks pantunKaidah kebahasaan dalam teks pantun
Kaidah kebahasaan dalam teks pantunFathia Rosatika
 
Kaidah kebahasaan dalam teks pantun
Kaidah kebahasaan dalam teks pantunKaidah kebahasaan dalam teks pantun
Kaidah kebahasaan dalam teks pantunFathia Rosatika
 
Catatan Puisi baru
Catatan Puisi baruCatatan Puisi baru
Catatan Puisi baruEsti Dyah
 

Similar to Puisi Lama (20)

Teori puisi
Teori puisiTeori puisi
Teori puisi
 
powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdf
powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdfpowerpoint02-131125043846-phpapp02.pdf
powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdf
 
Puisi dan Majas
Puisi dan MajasPuisi dan Majas
Puisi dan Majas
 
Puisi lama
Puisi lamaPuisi lama
Puisi lama
 
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi BaruPerbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru
 
Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama
Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, iramaMenulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama
Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
E buku siswa (pertemuan 3)
E buku siswa (pertemuan 3)E buku siswa (pertemuan 3)
E buku siswa (pertemuan 3)
 
Materi bahasa indonesia Puisi baru
Materi bahasa indonesia Puisi baruMateri bahasa indonesia Puisi baru
Materi bahasa indonesia Puisi baru
 
Puisi Bahasa Indonesia
Puisi Bahasa IndonesiaPuisi Bahasa Indonesia
Puisi Bahasa Indonesia
 
MODUL PUISI DAN MAJAS
MODUL PUISI DAN MAJASMODUL PUISI DAN MAJAS
MODUL PUISI DAN MAJAS
 
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
 
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofiaKelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofia
 
PPT puisi-1.pdf
PPT puisi-1.pdfPPT puisi-1.pdf
PPT puisi-1.pdf
 
Kelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang UtaraKelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang Utara
 
Puisi baru
Puisi baruPuisi baru
Puisi baru
 
Syair
SyairSyair
Syair
 
Kaidah kebahasaan dalam teks pantun
Kaidah kebahasaan dalam teks pantunKaidah kebahasaan dalam teks pantun
Kaidah kebahasaan dalam teks pantun
 
Kaidah kebahasaan dalam teks pantun
Kaidah kebahasaan dalam teks pantunKaidah kebahasaan dalam teks pantun
Kaidah kebahasaan dalam teks pantun
 
Catatan Puisi baru
Catatan Puisi baruCatatan Puisi baru
Catatan Puisi baru
 

Puisi Lama

  • 1.
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8. Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
  • 9. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
  • 10.
  • 11. Ciri-ciri dari jenis puisi lama Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde. Bersifat lisan, sakti atau magis Adanya perulangan Metafora merupakan unsur penting Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan. Assalammu’alaikum putri satulung besar Yang beralun berilir simayang Mari kecil, kemari Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Akan membasuh mukamu
  • 12. Setiap bait terdiri 4 baris Baris 1 dan 2 sebagai sampiran Baris 3 dan 4 merupakan isi Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata Bersajak a – b – a – b Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata Kalau ada jarum patah Jangan dimasukkan ke dalam peti Kalau ada kataku yang salah Jangan dimasukan ke dalam hati
  • 13. Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan Bersajak aa-aa, aa-bb Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi Semua baris diawali huruf capital Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah Dahulu parang, sekarang besi (a) Dahulu sayang sekarang benci (a)
  • 14. Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris Lurus jalan ke Payakumbuh, Kayu jati bertimbal jalan Di mana hati tak kan rusuh, Ibu mati bapak berjalan
  • 15. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi Kurang pikir kurang siasat (a) Tentu dirimu akan tersesat (a) Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b ) Bagai rumah tiada bertiang ( b ) Jika suami tiada berhati lurus ( c ) Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
  • 16. Terdiri dari 4 baris Berirama aaaa Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair Kalau anak pergi ke pekan Yu beli belanak pun beli sampiran Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi berjalan Ibu cari sanak pun cari isi Induk semang cari dahulu
  • 17. Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d Kalau anak pergi ke pekan Yu beli belanak pun beli sampiran Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi berjalan Ibu cari sanak pun cari isi Induk semang cari dahulu
  • 18.
  • 19. Bentuknya rapi, simetris Mempunyai persajakan akhir (yang teratur) Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain Sebagian besar puisi empat seuntai Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata
  • 20.
  • 21. Ciri – ciri dari jenis puisi baru Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.
  • 22. Lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau alma mater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernafaskan ke-Tuhan-an. Bahkan batu-batu yang keras dan bisu Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri Menggeliat derita pada lekuk dan liku bawah sayatan khianat dan dusta. Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu menitikkan darah dari tangan dan kaki dari mahkota duri dan membulan paku Yang dikarati oleh dosa manusia. Tanpa luka-luka yang lebar terbuka dunia kehilangan sumber kasih Besarlah mereka yang dalam nestapa mengenal-Mu tersalib di datam hati. (Saini S.K)
  • 23. Ciri ode nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum. Generasi Sekarang Di atas puncak gunung fantasi Berdiri aku, dan dari sana Mandang ke bawah, ke tempat berjuang Generasi sekarang di panjang masa Menciptakan kemegahan baru Pantoen keindahan Indonesia Yang jadi kenang-kenangan Pada zaman dalam dunia (Asmara Hadi)
  • 24. Epigramma (Greek); unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan. Hari ini tak ada tempat berdiri Sikap lamban berarti mati Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas. (Iqbal)
  • 25. Romantique (Perancis); keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra
  • 26. Sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang. Senja di Pelabuhan Kecil Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap (Chairil Anwar)
  • 27. Satura (Latin) ; sindiran ; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura- pura, rasuah, zalim etc) Aku bertanya tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur jidad penyair-penyair salon, yang bersajak tentang anggur dan rembulan, sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya, dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan, termangu-mangu dl kaki dewi kesenian. (Rendra)