SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Definisi  salah satu komponen penting dalam pengobatan terlebih lagi pada terapi
jangka panjang pada penyakit kronis, kepatuhan menggunakan obat berperan sangat
penting terhadap keberhasilan terapi .
Komponen kepatuhan pasien dalam menggunakan obat terdiri dari tiga:
1. Inisiasi : kepatuhan pasien yang menerima pengobatan yang diresepkan untuk
pertama kali
2. Implementasi : kesesuaian rejimen obat yang digunakan mulai dari tahap inisiasi
sampai dosis terakhir yang digunakan
3. Diskontinyuitas: kepatuhan pada saat pasien melanjutkan terapi yang diperoleh
Beberapa istilah mengacu pada kepatuhan: compliance, adherence, concordance,
persistence (Jacqueline et al, 2013)
• Adherence terhadap pengobatan merupakan problem yang kompleks dan beragam,
dimana melibatkan pasien, caregiver, dan seluruh anggota tim kesehatan dengan
interdisiplin ilmu.
• Adherence terhadap pegobatan menurut WHO, 2003 didefinisikan sebagai perilaku
pasien dalam menggunakan obat yang diikuti dengan perubahan dalam diet dan /atau
gaya hidup; berdasarkan hasil rekomendasi dari tenaga kesehatan (El rachidi, 2017,
WHO, 2003)
• Yang perlu ditekankan adalah perlu adanya persetujuan dari pasien untuk mengikuti
rekomendasi.
• Kolaborasi antara pharmacist, physicians, dan tenaga professional
Kesehatan lainnya.
• Hal ini memberi wewenang pasien untuk berperan aktif dalam mengatur
pengobatannya.
WHO merekomendasikan faktor ketidakpatuhan diklasifikasikan dalam lima
dimensi yaitu:
faktor sosial ekonomiKurangnya kondisi finansial, mahalnya biaya
pengobatan, keterbatasan akses pada pelayanan kesehatan, dan beban kerja
yang berat dapat menurunkan tingkat adherence. Sedangkan dukungan dari
keluarga / teman / caregiver untuk membantu dalam melakukan regimen
pengobatan dapat meningkatkan adherence pengobatan
Faktor tim dan sistem kesehatan
Hubungan komunikasi yang kurang antara penyedia layanan dan tenaga kesehatan
dengan pasien dalam sistem pelayanan terutama dalam pemberian informasi pada
pasien (terkait manfaat, instruksi penggunaan, dan efek samping obat) dapat
berkontribusi pada kejadian non adherence. Hal lain yang dapat berperan adalah
keterbatasan waktu dan kurangnya komunikasi antar tenaga kesehatan dalam shared
decision-making, inadequate follow up monitoring system, dan discharge planning care -
coordination.
Faktor kondisi
Penggunaan obat jangka waktu lama pada penyakit kronis dapat menurunkan tingkat
adherence pasien dengan berjalannya waktu. Hal ini sering terjadi pada pasien. Dengan
berkurangnya symptom sehingga symptom yang dirasakan tinggal sedikit atau kondisi yang
membaik (tidak dirasakannya symptom), dapat menyebabkan pasien menghentikan
pengobatannya, sehingga menjadinya salah satu faktor yang penting penyebab kejadian
non adherence. Hal ini merupakan sesuatu yang penting untuk diberikan informasi,
sehingga pasien menjadi paham akan penyakitnya dan mengetahui akibatnya jika tidak
diterapi / tidak mengkonsumsi obat.
Faktor Obat dan terapi
Kompleksitas pengobatan (antara lain terkait banyaknya obat, banyaknya frekuensi
untuk minum obat dalam sehari, lama terapi), terapi yang tidak nyaman atau
mengganggu aktifitas /gaya hidup ( life style burden ), efek samping obat , dan
mahalnya biaya obat dapat menurunkan tingkat adherence pasien.
Faktor Pasien
Keterbatasan fisik, lupa untuk minum obat, adanya ketakutan, stigma, depresi,
rendahnya motivasi, kurangnya pengetahuan, persepsi/kepercayaan tertentu akan
kesehatan ( health belief), dan penyalahgunaan obat ( substance abuse) berperan
dalam non adherence.
• Digunakan secara oral / melalui mulut (seperti tablet, kapsul, bubuk, atau cairan).
• Dibuat untuk melengkapi diet.
• Memiliki satu atau lebih bahan makanan, termasuk vitamin, mineral, jamu atau botanical lain, asam
amino, enzim, jaringan dari organ atau kelenjar, atau ekstraknya.
• Dilabeli sebagai suplemen makanan.
• Suplemen herbal yang terkadang disebut botanical adalah jenis suplemen makanan yang mengandung
satu atau lebih herbal.
 Suplemen yang diperoleh dari toko atau online mungkin berbeda dalam beberapa hal
dari produk yang diuji dalam studi penelitian.
 Suplemen makanan dapat berinteraksi dengan obat atau menimbulkan risiko jika
memiliki masalah medis tertentu atau akan menjalani operasi.
 Banyak suplemen diet belum diuji pada wanita hamil, ibu menyusui, atau anak-anak.
 Apa yang tercantum pada label suplemen diet mungkin bukan yang ada di dalam
produk. Misalnya, beberapa produk yang dipasarkan untuk menurunkan berat badan,
peningkatan seksual, atau binaraga ternyata mengandung obat resep yang tidak
diperbolehkan dalam suplemen makanan atau bahan lain yang tidak tercantum pada
label, dan beberapa bahan ini mungkin tidak aman.
 Aturan untuk memproduksi dan mendistribusikan suplemen makanan tidak seketat
peraturan untuk obat resep atau obat bebas. Meskipun Badan Pengawas Obat dan
Makanan AS (FDA) mewajibkan perusahaan mengirimkan data keamanan tentang
bahan baru apa pun yang tidak dijual di Amerika Serikat dalam suplemen makanan
sebelum tahun 1994, FDA tidak berwenang untuk meninjau suplemen makanan untuk
keamanan dan efektivitas sebelum dipasarkan.
 FDA membuat Dietary Supplement Ingredient Directory sebuah halaman web di
mana masyarakat dapat mencari bahan yang digunakan dalam produk yang
dipasarkan sebagai suplemen makanan.
Suplemen makanan juga dapat mencakup bahan lain, seperti bahan pengisi, pengikat,
eksipien, pengawet, pemanis, dan perasa. "Bahan lain" ini dicantumkan secara terpisah
dari bahan makanan pada label “Fakta Tambahan”.
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 17 TAHUN
2019 TENTANG PERSYARATAN MUTU SUPLEMEN KESEHATAN
 Suplemen herbal dan diet (Herbal & Dietary Supplement) umumnya digunakan oleh
banyak orang, baik yang sehat maupun dengan penyakit tertentu.
 Pengguna HDS yang “baik” sering kali berusaha menjaga kesehatan atau
mempromosikan gaya hidup yang lebih sehat.
 Pengguna HDS yang sakit berusaha melengkapi terapi konvensional, berharap mencapai
kesehatan yang lebih baik, atau bahkan mengganti obat yang diresepkan, dengan persepsi
bahwa HDS aman dan sama efektifnya.
 Namun, yang mengkhawatirkan, sebagian besar pasien yang menggunakan HDS tidak
mengungkapkan hal ini ke penyedia perawatan primer mereka. Selain itu, tidak jarang
penyedia gagal memastikan riwayat penggunaan HDS dari pasien mereka.
 Alasan paling umum untuk penggunaannya termasuk obesitas / penurunan berat badan,
pembentukan tubuh, gejala menopause, gangguan pencernaan seperti gangguan
pencernaan atau sembelit, penyakit hati, dan keluhan neurologis seperti sakit kepala dan
migrain.
a. Herbilogy Slimming Capsule  Di dalam satu kapsul Herbilogy Slimming Capsule
mengandung Aloe vera folium (lidah buaya) extract 100 mg, Guazuma folium (jati
belanda) extract 100 mg, Green Tea extract 150 mg, dan Garcinia Cambogia Extract
100 mg.
b. Flimty fiber  kandungan Psyllium Husk, Goji Berry, Bit Merah, dan Buah Delima
yang akan mengikat lemak, kolestrol, minyak dan zat berbahaya yang bersarang di
usus besar lalu membuangnya lewat BAB
c. SR12 SALIMAH SLIM  Daun Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.), Zingiber
Purpurei Rhizoma (Rimpang Bangle), saponin, flavonoid, minyak atsiri, dan
beberapa senyawa lain dalam rimpang bangle dapat mengaktivasi enzim lipase yang
juga dapat meluruhkan lemak.
d. BSH Body Slim Herbal Kapsule Zingiberis purpurei 250 mg, Guazuma
ulmifolia 150 mg, dan Camelia sinensis 100 mg
e. Flimburn by Flimty
-Green Tea Folium Extract : Melancarkan proses pencernaan metabolisme tubuh
-Garcinia Cambogia Fructus Extract : Mengurangi nafsu makan dan lemak tubuh
- Capsicum Annum Fructus Extract : Membantu membakar kalori lebih cepat
- Guazuma Ulmifolia Folium Extract : Mengurangi Absorpsi lemak
- Phaseolus Vulgaris Extract : Mengurangi dan menghambat pemecahan karbohidrat
kompleks
- Paullinia Cupana (Guarana) : Memberikan energi tambahan untuk beraktivitas.
*Cek produk yang beredar di Indonesia https://cekbpom.pom.go.id/
e. Hanislim
Curcuma domestika rhizoma ( kunyit )
Andrographis paniculata ( sambiloto )
Guazuma ulmifolia folium ( Daun jati belanda )
Zingiber purpurei rhizoma ( Rimpang Bangle )
Curcuma xanthorhizza rhizoma ( temulawak )
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Penggolongan Obat Bahan Alam
a. Obat Bahan Alam Indonesia
Obat Bahan Alam Indonesia adalah obat bahan alam yang diproduksi di Indonesia.
Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian
khasiat, Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan menjadi:
1) Jamu
Jamu adalah Obat Tradisional yang dibuat di Indonesia. Kode Nomor Izin Edar Produk
Jamu yaitu TR123456789 (9 digit angka). Bentuk logo jamu yang wajib dicantumkan
dalam kemasan produk adalah sebagai berikut:
2) Obat Herbal Terstandar (OHT)
Obat Herbal Terstandar adalah produk yang mengandung bahan atau ramuan bahan
yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik)
atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat
yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik
(dilakukan pada hewan) dan bahan bakunya telah distandardisasi. Nomor Izin Edar
Produk OHT yaitu HT123456789 (9 digit angka). Bentuk logo OHT yang wajib
dicantumkan dalam kemasan produk adalah sebagai berikut:
Produk: Kiranti pegal linu, Kiranti sehat datang bulan, Lelap, Diapet
3) Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah produk yang mengandung bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran
dari bahan tersebut yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah
dengan uji praklinik (dilakukan pada hewan) dan uji klinik (dilakukan pada manusia)
serta bahan baku dan produk jadinya telah distandardisasi. Nomor Izin Edar Produk
Fitofarmaka yaitu FF123456789 (9 digit angka). Bentuk logo Fitofarmaka yang wajib
dicantumkan dalam kemasan produk adalah sebagai berikut:
Produk: Stimuno, Tensigard, Xgra, Nodiar, Inlacin, VipAlbumin plus,
Rheumaneer
KEPATUHAN PENGOBATAN
KEPATUHAN PENGOBATAN

More Related Content

Similar to KEPATUHAN PENGOBATAN

Web 2 - apt. Yovita Diane Titiesari, S.Farm., M.Sc - Pemberian Suplemen Makan...
Web 2 - apt. Yovita Diane Titiesari, S.Farm., M.Sc - Pemberian Suplemen Makan...Web 2 - apt. Yovita Diane Titiesari, S.Farm., M.Sc - Pemberian Suplemen Makan...
Web 2 - apt. Yovita Diane Titiesari, S.Farm., M.Sc - Pemberian Suplemen Makan...FarmasiRSMPI
 
PPT-UEU-Pengantar-Farmasi-Pertemuan-2.pdf
PPT-UEU-Pengantar-Farmasi-Pertemuan-2.pdfPPT-UEU-Pengantar-Farmasi-Pertemuan-2.pdf
PPT-UEU-Pengantar-Farmasi-Pertemuan-2.pdfnurselahijriani2018
 
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptxMFerdyYahyaRamadhan
 
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptxssusercd3bde
 
Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik Sri Suratini
 
Formularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdfFormularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdfRyanBridges11
 
Kuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalKuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalShesanthiCitrariana
 
Kebijakan dan Peran Badan POM dalam rangka Pengawasan Obat Bahan Alam_Seminar...
Kebijakan dan Peran Badan POM dalam rangka Pengawasan Obat Bahan Alam_Seminar...Kebijakan dan Peran Badan POM dalam rangka Pengawasan Obat Bahan Alam_Seminar...
Kebijakan dan Peran Badan POM dalam rangka Pengawasan Obat Bahan Alam_Seminar...septiliawahyuhadiati
 
Materi_Dr.dr._Arifa,_M.Si1.ppt departemen farmakologi
Materi_Dr.dr._Arifa,_M.Si1.ppt departemen farmakologiMateri_Dr.dr._Arifa,_M.Si1.ppt departemen farmakologi
Materi_Dr.dr._Arifa,_M.Si1.ppt departemen farmakologiarifhidayat240193
 
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.pptPertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.pptErinFarlina
 
Asas kendiri pengendalian ubat ubatan
Asas kendiri pengendalian ubat  ubatanAsas kendiri pengendalian ubat  ubatan
Asas kendiri pengendalian ubat ubatanpapanzola
 
Pemantauan terapi obat.pdf
Pemantauan terapi obat.pdfPemantauan terapi obat.pdf
Pemantauan terapi obat.pdfNolaHarissa1
 
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..pptAsepSaepudin211095
 

Similar to KEPATUHAN PENGOBATAN (20)

Bpom
BpomBpom
Bpom
 
Web 2 - apt. Yovita Diane Titiesari, S.Farm., M.Sc - Pemberian Suplemen Makan...
Web 2 - apt. Yovita Diane Titiesari, S.Farm., M.Sc - Pemberian Suplemen Makan...Web 2 - apt. Yovita Diane Titiesari, S.Farm., M.Sc - Pemberian Suplemen Makan...
Web 2 - apt. Yovita Diane Titiesari, S.Farm., M.Sc - Pemberian Suplemen Makan...
 
PPT-UEU-Pengantar-Farmasi-Pertemuan-2.pdf
PPT-UEU-Pengantar-Farmasi-Pertemuan-2.pdfPPT-UEU-Pengantar-Farmasi-Pertemuan-2.pdf
PPT-UEU-Pengantar-Farmasi-Pertemuan-2.pdf
 
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
 
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
 
Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik
 
Formularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdfFormularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdf
 
Kuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalKuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisional
 
Suplemen makanan
Suplemen makanan Suplemen makanan
Suplemen makanan
 
Kebijakan dan Peran Badan POM dalam rangka Pengawasan Obat Bahan Alam_Seminar...
Kebijakan dan Peran Badan POM dalam rangka Pengawasan Obat Bahan Alam_Seminar...Kebijakan dan Peran Badan POM dalam rangka Pengawasan Obat Bahan Alam_Seminar...
Kebijakan dan Peran Badan POM dalam rangka Pengawasan Obat Bahan Alam_Seminar...
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
 
Materi_Dr.dr._Arifa,_M.Si1.ppt departemen farmakologi
Materi_Dr.dr._Arifa,_M.Si1.ppt departemen farmakologiMateri_Dr.dr._Arifa,_M.Si1.ppt departemen farmakologi
Materi_Dr.dr._Arifa,_M.Si1.ppt departemen farmakologi
 
Obat herbal
Obat herbalObat herbal
Obat herbal
 
Makalah pengobatan mata 2
Makalah pengobatan mata 2Makalah pengobatan mata 2
Makalah pengobatan mata 2
 
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.pptPertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
 
Asas kendiri pengendalian ubat ubatan
Asas kendiri pengendalian ubat  ubatanAsas kendiri pengendalian ubat  ubatan
Asas kendiri pengendalian ubat ubatan
 
Obat tradisional
Obat tradisionalObat tradisional
Obat tradisional
 
Pemantauan terapi obat.pdf
Pemantauan terapi obat.pdfPemantauan terapi obat.pdf
Pemantauan terapi obat.pdf
 
Gema cermat yanti
Gema cermat yantiGema cermat yanti
Gema cermat yanti
 
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
 

Recently uploaded

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 

Recently uploaded (20)

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 

KEPATUHAN PENGOBATAN

  • 1.
  • 2. Definisi  salah satu komponen penting dalam pengobatan terlebih lagi pada terapi jangka panjang pada penyakit kronis, kepatuhan menggunakan obat berperan sangat penting terhadap keberhasilan terapi . Komponen kepatuhan pasien dalam menggunakan obat terdiri dari tiga: 1. Inisiasi : kepatuhan pasien yang menerima pengobatan yang diresepkan untuk pertama kali 2. Implementasi : kesesuaian rejimen obat yang digunakan mulai dari tahap inisiasi sampai dosis terakhir yang digunakan 3. Diskontinyuitas: kepatuhan pada saat pasien melanjutkan terapi yang diperoleh Beberapa istilah mengacu pada kepatuhan: compliance, adherence, concordance, persistence (Jacqueline et al, 2013)
  • 3. • Adherence terhadap pengobatan merupakan problem yang kompleks dan beragam, dimana melibatkan pasien, caregiver, dan seluruh anggota tim kesehatan dengan interdisiplin ilmu. • Adherence terhadap pegobatan menurut WHO, 2003 didefinisikan sebagai perilaku pasien dalam menggunakan obat yang diikuti dengan perubahan dalam diet dan /atau gaya hidup; berdasarkan hasil rekomendasi dari tenaga kesehatan (El rachidi, 2017, WHO, 2003) • Yang perlu ditekankan adalah perlu adanya persetujuan dari pasien untuk mengikuti rekomendasi.
  • 4. • Kolaborasi antara pharmacist, physicians, dan tenaga professional Kesehatan lainnya. • Hal ini memberi wewenang pasien untuk berperan aktif dalam mengatur pengobatannya.
  • 5. WHO merekomendasikan faktor ketidakpatuhan diklasifikasikan dalam lima dimensi yaitu: faktor sosial ekonomiKurangnya kondisi finansial, mahalnya biaya pengobatan, keterbatasan akses pada pelayanan kesehatan, dan beban kerja yang berat dapat menurunkan tingkat adherence. Sedangkan dukungan dari keluarga / teman / caregiver untuk membantu dalam melakukan regimen pengobatan dapat meningkatkan adherence pengobatan
  • 6. Faktor tim dan sistem kesehatan Hubungan komunikasi yang kurang antara penyedia layanan dan tenaga kesehatan dengan pasien dalam sistem pelayanan terutama dalam pemberian informasi pada pasien (terkait manfaat, instruksi penggunaan, dan efek samping obat) dapat berkontribusi pada kejadian non adherence. Hal lain yang dapat berperan adalah keterbatasan waktu dan kurangnya komunikasi antar tenaga kesehatan dalam shared decision-making, inadequate follow up monitoring system, dan discharge planning care - coordination.
  • 7. Faktor kondisi Penggunaan obat jangka waktu lama pada penyakit kronis dapat menurunkan tingkat adherence pasien dengan berjalannya waktu. Hal ini sering terjadi pada pasien. Dengan berkurangnya symptom sehingga symptom yang dirasakan tinggal sedikit atau kondisi yang membaik (tidak dirasakannya symptom), dapat menyebabkan pasien menghentikan pengobatannya, sehingga menjadinya salah satu faktor yang penting penyebab kejadian non adherence. Hal ini merupakan sesuatu yang penting untuk diberikan informasi, sehingga pasien menjadi paham akan penyakitnya dan mengetahui akibatnya jika tidak diterapi / tidak mengkonsumsi obat.
  • 8. Faktor Obat dan terapi Kompleksitas pengobatan (antara lain terkait banyaknya obat, banyaknya frekuensi untuk minum obat dalam sehari, lama terapi), terapi yang tidak nyaman atau mengganggu aktifitas /gaya hidup ( life style burden ), efek samping obat , dan mahalnya biaya obat dapat menurunkan tingkat adherence pasien. Faktor Pasien Keterbatasan fisik, lupa untuk minum obat, adanya ketakutan, stigma, depresi, rendahnya motivasi, kurangnya pengetahuan, persepsi/kepercayaan tertentu akan kesehatan ( health belief), dan penyalahgunaan obat ( substance abuse) berperan dalam non adherence.
  • 9. • Digunakan secara oral / melalui mulut (seperti tablet, kapsul, bubuk, atau cairan). • Dibuat untuk melengkapi diet. • Memiliki satu atau lebih bahan makanan, termasuk vitamin, mineral, jamu atau botanical lain, asam amino, enzim, jaringan dari organ atau kelenjar, atau ekstraknya. • Dilabeli sebagai suplemen makanan. • Suplemen herbal yang terkadang disebut botanical adalah jenis suplemen makanan yang mengandung satu atau lebih herbal.
  • 10.  Suplemen yang diperoleh dari toko atau online mungkin berbeda dalam beberapa hal dari produk yang diuji dalam studi penelitian.  Suplemen makanan dapat berinteraksi dengan obat atau menimbulkan risiko jika memiliki masalah medis tertentu atau akan menjalani operasi.  Banyak suplemen diet belum diuji pada wanita hamil, ibu menyusui, atau anak-anak.  Apa yang tercantum pada label suplemen diet mungkin bukan yang ada di dalam produk. Misalnya, beberapa produk yang dipasarkan untuk menurunkan berat badan, peningkatan seksual, atau binaraga ternyata mengandung obat resep yang tidak diperbolehkan dalam suplemen makanan atau bahan lain yang tidak tercantum pada label, dan beberapa bahan ini mungkin tidak aman.
  • 11.  Aturan untuk memproduksi dan mendistribusikan suplemen makanan tidak seketat peraturan untuk obat resep atau obat bebas. Meskipun Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mewajibkan perusahaan mengirimkan data keamanan tentang bahan baru apa pun yang tidak dijual di Amerika Serikat dalam suplemen makanan sebelum tahun 1994, FDA tidak berwenang untuk meninjau suplemen makanan untuk keamanan dan efektivitas sebelum dipasarkan.  FDA membuat Dietary Supplement Ingredient Directory sebuah halaman web di mana masyarakat dapat mencari bahan yang digunakan dalam produk yang dipasarkan sebagai suplemen makanan.
  • 12. Suplemen makanan juga dapat mencakup bahan lain, seperti bahan pengisi, pengikat, eksipien, pengawet, pemanis, dan perasa. "Bahan lain" ini dicantumkan secara terpisah dari bahan makanan pada label “Fakta Tambahan”. PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 17 TAHUN 2019 TENTANG PERSYARATAN MUTU SUPLEMEN KESEHATAN
  • 13.  Suplemen herbal dan diet (Herbal & Dietary Supplement) umumnya digunakan oleh banyak orang, baik yang sehat maupun dengan penyakit tertentu.  Pengguna HDS yang “baik” sering kali berusaha menjaga kesehatan atau mempromosikan gaya hidup yang lebih sehat.  Pengguna HDS yang sakit berusaha melengkapi terapi konvensional, berharap mencapai kesehatan yang lebih baik, atau bahkan mengganti obat yang diresepkan, dengan persepsi bahwa HDS aman dan sama efektifnya.  Namun, yang mengkhawatirkan, sebagian besar pasien yang menggunakan HDS tidak mengungkapkan hal ini ke penyedia perawatan primer mereka. Selain itu, tidak jarang penyedia gagal memastikan riwayat penggunaan HDS dari pasien mereka.  Alasan paling umum untuk penggunaannya termasuk obesitas / penurunan berat badan, pembentukan tubuh, gejala menopause, gangguan pencernaan seperti gangguan pencernaan atau sembelit, penyakit hati, dan keluhan neurologis seperti sakit kepala dan migrain.
  • 14. a. Herbilogy Slimming Capsule  Di dalam satu kapsul Herbilogy Slimming Capsule mengandung Aloe vera folium (lidah buaya) extract 100 mg, Guazuma folium (jati belanda) extract 100 mg, Green Tea extract 150 mg, dan Garcinia Cambogia Extract 100 mg. b. Flimty fiber  kandungan Psyllium Husk, Goji Berry, Bit Merah, dan Buah Delima yang akan mengikat lemak, kolestrol, minyak dan zat berbahaya yang bersarang di usus besar lalu membuangnya lewat BAB c. SR12 SALIMAH SLIM  Daun Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.), Zingiber Purpurei Rhizoma (Rimpang Bangle), saponin, flavonoid, minyak atsiri, dan beberapa senyawa lain dalam rimpang bangle dapat mengaktivasi enzim lipase yang juga dapat meluruhkan lemak.
  • 15. d. BSH Body Slim Herbal Kapsule Zingiberis purpurei 250 mg, Guazuma ulmifolia 150 mg, dan Camelia sinensis 100 mg e. Flimburn by Flimty -Green Tea Folium Extract : Melancarkan proses pencernaan metabolisme tubuh -Garcinia Cambogia Fructus Extract : Mengurangi nafsu makan dan lemak tubuh - Capsicum Annum Fructus Extract : Membantu membakar kalori lebih cepat - Guazuma Ulmifolia Folium Extract : Mengurangi Absorpsi lemak - Phaseolus Vulgaris Extract : Mengurangi dan menghambat pemecahan karbohidrat kompleks - Paullinia Cupana (Guarana) : Memberikan energi tambahan untuk beraktivitas.
  • 16. *Cek produk yang beredar di Indonesia https://cekbpom.pom.go.id/ e. Hanislim Curcuma domestika rhizoma ( kunyit ) Andrographis paniculata ( sambiloto ) Guazuma ulmifolia folium ( Daun jati belanda ) Zingiber purpurei rhizoma ( Rimpang Bangle ) Curcuma xanthorhizza rhizoma ( temulawak )
  • 17. Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Penggolongan Obat Bahan Alam a. Obat Bahan Alam Indonesia Obat Bahan Alam Indonesia adalah obat bahan alam yang diproduksi di Indonesia. Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan menjadi: 1) Jamu Jamu adalah Obat Tradisional yang dibuat di Indonesia. Kode Nomor Izin Edar Produk Jamu yaitu TR123456789 (9 digit angka). Bentuk logo jamu yang wajib dicantumkan dalam kemasan produk adalah sebagai berikut:
  • 18. 2) Obat Herbal Terstandar (OHT) Obat Herbal Terstandar adalah produk yang mengandung bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik (dilakukan pada hewan) dan bahan bakunya telah distandardisasi. Nomor Izin Edar Produk OHT yaitu HT123456789 (9 digit angka). Bentuk logo OHT yang wajib dicantumkan dalam kemasan produk adalah sebagai berikut: Produk: Kiranti pegal linu, Kiranti sehat datang bulan, Lelap, Diapet
  • 19. 3) Fitofarmaka Fitofarmaka adalah produk yang mengandung bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik (dilakukan pada hewan) dan uji klinik (dilakukan pada manusia) serta bahan baku dan produk jadinya telah distandardisasi. Nomor Izin Edar Produk Fitofarmaka yaitu FF123456789 (9 digit angka). Bentuk logo Fitofarmaka yang wajib dicantumkan dalam kemasan produk adalah sebagai berikut: Produk: Stimuno, Tensigard, Xgra, Nodiar, Inlacin, VipAlbumin plus, Rheumaneer