SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Kritik Terhadap
Faham Trancendent
Unity of Religion
Ucu Mujahidah-1806173065
Dalam Mata Kuliah Pandangan Dunia Islam
Universitas Indonesia
Biografi Penulis Trancendent Unity of Religion
Dikenal Sebagai
Seorang guru spiritual, filsuf, dan ahli
metafisika yang diilhami oleh filsafat Hindu
Advaita Vedanta dan Sufisme, Pelukis dan
penyair
Terpengaruhi
René Guénon (Pelopor Filsafat
Abadi) , Adi Shankara , Plato ,
Meister Eckhart , Ibn Arabi , Ahmad
al-Alawi , Thomas Yellowtail
Lahir
di Basel, Swiss, pada 18 Juni 1907
‫أحمد‬ ‫ّين‬‫د‬‫الـ‬ ‫نور‬ ٰ‫عيسی‬
Frithjof Schuon
Dalam pandangan Schuon, Islam lebih baik dari Hindu karena
agama ini memuat bentuk terakhir dari Sanatana Dharma. Ajaran
Islam, menurutnya, tidak hanya memuat aspek esoterisme (mencakup
aspek metafisis dan dimensi internal agama), tetapi juga aspek
eksoterisme (mencakup aspek eksternal, dogmatis, ritual, etika, dan
moral suatu agama). Sementara ajaran Hindu hanya
mengedepankan salah satu aspek tersebut.
Tahun 1965, Schuon menikah lagi. Uniknya, kali ini ia
menikahi salah satu muridnya sendiri, tanpa perlu
bercerai dengan suaminya terdahulu. Perkawinan ini
dijuluki sebagai “perkawinan vertikal” atau
“perkawinan spiritual”
Kritik Terhadap Faham
Trancendent Unity of Religion
 Fritjhof Schuon Mengatakan Semua agama sama dalam esensinya dan
berbeda hanya didalam bentuknya
 Esoterik (batiniyah) di dalam pandangan Schuon adalah term yang
digunakan untuk menyebut esensi yang berada di dimensi spiritual-metafisis,
yang memiliki nilai kebeneran universal
 Eksoterik (lahiriyah) adalah term yang digunakan untuk menyebut aksidensi
sistem formal dari agama-agama. Eksoterik, menurut Schuon memilki batas
batasan eksklusivitas yang terbentuk sesuai dengan peristiwa dan
pengalaman sejarah dari masing-masing agama.
 Pada tingkat eksoterik agama-agama mempunyai Tuhan, teologi, ajaran yg
berbeda. Namun pd tingkat esoterik agama-agama itu menyatu dan memiliki
Tuhan yang sama yang abstrak dan tak terbatas
 Secara eksoteris agama bersifat abadi tunggal dan mutlak, pada dimensi
eksoteris terjadi titik temu atau kesatuan agama-agama
 Schuon condong menyebut Tuhan sebagai The Transcendent Truth atau Essence
atau The Ultimate. Berdasarkan paradigma ini pula, Schuon menyimpulkan
bahwa Tuhan di dalam dimensi eksoteris menampilkan dirinya di dalam
berbagai macam bentuk (form/accident), dan tidak satupun darinya absolut.
Kritik Terhadap Faham
Trancendent Unity of Religion
 Schuon memandang agama sebagai sebuah wacana kajian yang relatif dan dikotomis.
Relatif, di mana Schuon berpendapat bahwa iman terhadap Tuhan tergantung
terhadap bagaimana tingkat pengalaman spritual seorang pemeluk agama. Sekilas
tampak benar Sekilas ini merupakan wacana yang masuk akal, sebagaimana yang
banyak dialami oleh para sufi. Namun selanjutnya Schuon menyatakan, “The doctrinal
expressions of wich clearly illustrate the dimensional indefinitude of theoretical
conceptions.”
 Jadi, dalam pandangan Schuon Tuhan yang disembah bukan hanya Allah dalam
agama Islam, namun juga tuhan-tuhan lain dalam konsep agama yang berseberangan.
 Konsep kesatuan transenden agama-agama milik Schuon masih problematis, karena
secara konseptual mustahil agama disampaikan secara murni intelek tanpa
berlandaskan wahyu.
 Legitimasi sufi yang digunakan Schuon, dalam pandangan filsafat perennial secara
umum justru menjelaskan bagaimana lemahnya konsep kesatuan transenden agama-
agama.
Kritik Terhadap Faham
Trancendent Unity of Religion
 Terdapat pluralisme agama, Mereka menolak “klaim kebenaran” dari
masing-masing pemeluk agama, tetapi pada saat yang sama justru
menolak keberagaman. Mereka memaksa semua pemeluk agama
melepaskan klaim kebenarannya masing-masing lalu dipaksa berpindah
menuju satu keyakinan, bahwa “semuanya benar”, sebagaimana paham
kaum pluralis tersebut. Bukankah ini satu sikap yang paradoks dan justru
anti-pluralisme?
 Logikanya, jika mengakui kebenaran semua agama, aliran, atau paham,
seharusnya dia juga mengakui kebenaran paham para penganut agama
yang meyakini kebenaran agamanya sendiri (bersikap eksklusif). Tetapi,
anehnya, kita banyak menjumpai berbagai kecaman terhadap orang-orang
yang tidak sejalan dengan pemikiran pluralisme.
 Sebenarnya, teori TUR, bahwa semua agama menuju Tuhan yang sama,
atau ibaratnya, semua sungai akan mengalir ke Laut yang sama, adalah
sebuah teori fabrikasi dan khayalan belaka. Faktanya, tidak semua sungai
mengalir ke laut. Ada sungai yang kering duluan. Faktanya juga, tidak
semua sungai airnya jernih. Ada sungai yang airnya keruh, bahkan ada
yang busuk dan beracun.
Kritik Terhadap Faham
Trancendent Unity of Religion
 Adalah sebuah khayalan belaka, bahwa agama-agama akan bertemu
pada level esoterik/transenden. Ingatlah, bahwa Iblis pernah berdialog
dengan Allah di level itu. Faktanya, dia tetap iblis dan kafir. Jadi, di level
transenden pun ada Iblis yang kafir.
 Teori TUR juga menafikan bahwa Tuhan Yang Satu itu sudah mengenalkan
diri-Nya melalui wahyu yang disampaikan kepada Nabi Terakhir, yakni
Muhammad saw. Nama-Nya pun sudah disebutkan. Jadi, manusia tidak
perlu mengarang nama Tuhan Yang Satu itu. Menurut penganut TUR, nama
apa pun untuk Tuhan, sah-sah saja. Kata mereka, yang penting Tuhan.
Kritik Terhadap Faham
Trancendent Unity of Religion
 Lalu, juga sebuah khayalan dari pengikut paham TUR, bahwa aspek
esoterik (batin) lebih penting dari aspek eksoterik (aspek syariah). Seorang
Muslim — yang telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
bahwa Muhammad adalah Rasul Allah – pasti meyakini bahwa salah satu
tugas penting dari Nabi Muhammad saw adalah mengajarkan bagaimana
cara menyembah Tuhan Yang Satu, Itu aspek syariat. Tanpa panduan dan
contoh dari Nabi, manusia pasti akan menyembah Tuhan sesuai dengan
imajinasi dan kreativitasnya masing-masing.Jika semuanya dikatakan sah
dan benar, lalu untuk apa Nabi Muhammad saw diutus?
 Yang bisa dinilai dari suatu agama adalah aspek eksoterisnya. Sedangkan
aspek esoterik adalah sesuatu yang abstrak, yang dalam pandangan Islam
tidak dapat dipisahkan dari aspek syariat. Jika konsep eksoteris
direlatifkan dan dibebaskan dalam bentuk apa pun, itu sama saja dengan
merusak agama itu sendiri.
Kritik Terhadap Faham
Trancendent Unity of Religion
1. Beriman saja tidak cukup
2. Fatwa MUI : Sesat
3. Paus Benedictus XVI pun menolak Pluralisme
4. Nabi Muhammad Saw mengirim surat dakwah kepada Kaisar Heraklius, Raja
Romawi yg beragama Nasrani, al-Najasyi raja Abesenia yg beragama
Nasrani dan Kisra Persia yg beragama Majusi, untuk masuk ke dalam Islam
(Riwayat Ibn Sa’d dlm al-Thabaqah al-Kubra dan Imam al-Bukhari dlm Shahih-
al-Bukhari.
IBNU ARABBI
 Untuk mendukung klaimnya, biasanya ‘kalangan Trancendent’ mengutip tiga bait puisi Ibn
Arabi dalam karya kontroversialnya, , yang berbunyi: “Hatiku telah mampu menerima aneka
bentuk dan rupa; ia meruTarjuman al-Asywaqpakan padang rumput bagi menjangan, biara
bagi para rahib, kuil anjungan berhala, ka‘bah tempat orang bertawaf, batu tulis Taurat,
dan mushaf bagi al-Qur’an. Agamaku adalah agama cinta, yang senantiasa kuikuti kemana
pun langkahnya; demikianlah agama dan keimananku.”
 Seolah membenarkan asumsinya sendiri (self-fulfilling prophecy), SH Nasr menyimpulkan
bahwa di sinilah Ibnu Arabi “came to realize that the divinely revealed paths lead to the same
summit” (Lihat: Three Muslim Sages [Delmar, New York: Caravan Books, 1964], hlm.118).
 Sebenarnya, Ibnu Arabi telah menjelaskan maksud semua ungkapannya dalam syarah yang
ditulisnya sendiri, yaitu Dzakha’ir al-A‘laq syarh Tarjuman al-Asywaq (ed. Dr. M.‘Alamuddin
asy-Syaqiri, Cairo: Ein for Human and Social Studies, 1995, hlm.245-6).
 Di situ dinyatakan bahwa yang ia maksudkan dengan ‘agama cinta’ adalah agama Nabi
Muhammad saw., merujuk kepada firman Allah dalam al-Quran 3 (Ali Imran):31,
“Katakanlah [hai Muhammad!], kalau kalian betul-betul mencintai Allah, maka ikutilah aku! –
niscaya Allah akan mencintai kalian.”
 Dalam kitab Futuhat-nya (bab 178, fi Maqam al-Mahabbah), Ibn Arabi menyatakan bahwa
cinta kepada Tuhan harus dibuktikan dengan mengikuti syari‘at dan sunnah Rasul-Nya saw
(al-ittiba‘ li-rasulihi saw fima syara‘a). Jadi, ‘agama cinta’ yang dimaksud Ibn Arabi adalah
Islam, yaitu agama syari‘at dan sunnah Nabi Muhammad saw, dan bukan ‘la religion du
coeur’ versi Schuon dan para pengikutnya itu.
IBNU ARABBI
 Menurut Ibn Arabi, semua agama dan kitab suci terdahulu harus diakui kebenarannya dalam
konteks sejarah masing-masing — yakni sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw. muncul.
Dan ini merupakan bagian dari rukun iman. Validitas itu tidak berlanjut setelah kedatangan
Rasulullah saw. “Nabi Isa pun, seandainya sekarang ini turun, niscaya tidak akan mengimami
kita, kecuali dengan mengikut sunnah kita [Ummat Muhammad], dan tidak akan memutuskan
suatu perkara kecuali dengan syari‘at kita.” (Wa hadza ‘Isa idza nazala ma ya’ummuna illa
minna, ay bi sunnatina, wa la yahkumu fina illa bi syar‘ina),” tegas Ibn Arabi (Lihat: Futuhat,
bab 36).
 Sikap Ibn Arabi tentang konsep mukmin-kafir juga jelas. Orang Yahudi atau Nasrani yang
masuk Islam tidak dikatakan murtad, karena ajaran murni agama mereka memang
mengharuskan beriman mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw. (Futuhat, bab 495, fi
Ma‘rifati hal quthb kana manziluhu “wa man yartadid minkum ‘an dinihi fayamut wa huwa
kafir”).
Thank You!
Semoga Bermanfaat Dan Mendapat Keberkahan Ilmu.

More Related Content

What's hot

Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalam
Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalamPertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalam
Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalamIsa Ansori
 
2 islam agama rahmatan lil alamin
2 islam agama rahmatan lil alamin2 islam agama rahmatan lil alamin
2 islam agama rahmatan lil alaminayub99
 
1 agama dan manusia
1 agama dan manusia1 agama dan manusia
1 agama dan manusiaayub99
 
Teologi Islam - Mutazilah
Teologi Islam - MutazilahTeologi Islam - Mutazilah
Teologi Islam - MutazilahIslamic Studies
 
Ppt teologi-islam
Ppt teologi-islamPpt teologi-islam
Ppt teologi-islamUlul Azmi
 
Pai fundamentalisme dalam islam (diskusi mahasiwa)
Pai fundamentalisme dalam islam (diskusi mahasiwa)Pai fundamentalisme dalam islam (diskusi mahasiwa)
Pai fundamentalisme dalam islam (diskusi mahasiwa)Naning I. F
 
Pemikiran Abdul Karim Soroush Teks Agama & pemahaman Keagamaan
Pemikiran Abdul Karim Soroush Teks Agama & pemahaman KeagamaanPemikiran Abdul Karim Soroush Teks Agama & pemahaman Keagamaan
Pemikiran Abdul Karim Soroush Teks Agama & pemahaman KeagamaanM. Zidny Nafi' Hasbi
 
69011339 makalah-mu-tazilah
69011339 makalah-mu-tazilah69011339 makalah-mu-tazilah
69011339 makalah-mu-tazilahAgus Setiawan
 
materi kuliah-agama-etika-islam
materi kuliah-agama-etika-islammateri kuliah-agama-etika-islam
materi kuliah-agama-etika-islamArib Herzi
 
Metafisika 3.b
Metafisika 3.bMetafisika 3.b
Metafisika 3.bSyafrizal
 
Sejarah Perkembangan Psikologi Agama
Sejarah Perkembangan Psikologi AgamaSejarah Perkembangan Psikologi Agama
Sejarah Perkembangan Psikologi AgamaBhayu Sulistiawan
 
Makalah ilmu kalam final!
Makalah ilmu kalam final!Makalah ilmu kalam final!
Makalah ilmu kalam final!Amadeus Alief
 
Psikologi islami
Psikologi islamiPsikologi islami
Psikologi islamikholidi14
 

What's hot (19)

Asy’ariyah
Asy’ariyahAsy’ariyah
Asy’ariyah
 
Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalam
Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalamPertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalam
Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalam
 
2 islam agama rahmatan lil alamin
2 islam agama rahmatan lil alamin2 islam agama rahmatan lil alamin
2 islam agama rahmatan lil alamin
 
1 agama dan manusia
1 agama dan manusia1 agama dan manusia
1 agama dan manusia
 
Teologi Islam - Mutazilah
Teologi Islam - MutazilahTeologi Islam - Mutazilah
Teologi Islam - Mutazilah
 
Ilmu Kalam : Mutazilah
Ilmu Kalam : MutazilahIlmu Kalam : Mutazilah
Ilmu Kalam : Mutazilah
 
Maqasid ilmu kalam
Maqasid ilmu kalamMaqasid ilmu kalam
Maqasid ilmu kalam
 
Ppt teologi-islam
Ppt teologi-islamPpt teologi-islam
Ppt teologi-islam
 
Bab 1 akidah islam
Bab 1 akidah islamBab 1 akidah islam
Bab 1 akidah islam
 
Pai fundamentalisme dalam islam (diskusi mahasiwa)
Pai fundamentalisme dalam islam (diskusi mahasiwa)Pai fundamentalisme dalam islam (diskusi mahasiwa)
Pai fundamentalisme dalam islam (diskusi mahasiwa)
 
Al Mutazilah
Al MutazilahAl Mutazilah
Al Mutazilah
 
Pemikiran Abdul Karim Soroush Teks Agama & pemahaman Keagamaan
Pemikiran Abdul Karim Soroush Teks Agama & pemahaman KeagamaanPemikiran Abdul Karim Soroush Teks Agama & pemahaman Keagamaan
Pemikiran Abdul Karim Soroush Teks Agama & pemahaman Keagamaan
 
69011339 makalah-mu-tazilah
69011339 makalah-mu-tazilah69011339 makalah-mu-tazilah
69011339 makalah-mu-tazilah
 
Problematika Hubungan Antara Psikologi dengan Agama
Problematika Hubungan Antara Psikologi dengan AgamaProblematika Hubungan Antara Psikologi dengan Agama
Problematika Hubungan Antara Psikologi dengan Agama
 
materi kuliah-agama-etika-islam
materi kuliah-agama-etika-islammateri kuliah-agama-etika-islam
materi kuliah-agama-etika-islam
 
Metafisika 3.b
Metafisika 3.bMetafisika 3.b
Metafisika 3.b
 
Sejarah Perkembangan Psikologi Agama
Sejarah Perkembangan Psikologi AgamaSejarah Perkembangan Psikologi Agama
Sejarah Perkembangan Psikologi Agama
 
Makalah ilmu kalam final!
Makalah ilmu kalam final!Makalah ilmu kalam final!
Makalah ilmu kalam final!
 
Psikologi islami
Psikologi islamiPsikologi islami
Psikologi islami
 

Similar to Kritik Terhadap Faham Trancendent Unity of Religion

Pendekatan fenomenologis perbandingan agama
Pendekatan fenomenologis   perbandingan agamaPendekatan fenomenologis   perbandingan agama
Pendekatan fenomenologis perbandingan agamaRifatin Aprilia
 
Filsafat Ketuhanan
Filsafat KetuhananFilsafat Ketuhanan
Filsafat KetuhananAhmad Rudi
 
IDE SESAT SEKULARISME.docx
IDE SESAT SEKULARISME.docxIDE SESAT SEKULARISME.docx
IDE SESAT SEKULARISME.docxMohd Lokman
 
Materi Pra Murakkazah.pdf
Materi Pra Murakkazah.pdfMateri Pra Murakkazah.pdf
Materi Pra Murakkazah.pdfBudiNugraha38
 
Pluralisme Musuh Agama Agama
Pluralisme Musuh Agama AgamaPluralisme Musuh Agama Agama
Pluralisme Musuh Agama AgamaZhulkeflee Ismail
 
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agamaSejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agamaKodogg Kritingg
 
Studi pemikiran filsafat islam
Studi pemikiran filsafat islamStudi pemikiran filsafat islam
Studi pemikiran filsafat islamApri Kusanto
 
Prinsip kaidah agama
Prinsip kaidah agama Prinsip kaidah agama
Prinsip kaidah agama Pandi Yusup
 
Filsafat Abad Pertengahan.pdf
Filsafat Abad Pertengahan.pdfFilsafat Abad Pertengahan.pdf
Filsafat Abad Pertengahan.pdfZukét Printing
 
Filsafat Abad Pertengahan.docx
Filsafat Abad Pertengahan.docxFilsafat Abad Pertengahan.docx
Filsafat Abad Pertengahan.docxZukét Printing
 
Agama islam memandang agama lain
Agama islam memandang agama lainAgama islam memandang agama lain
Agama islam memandang agama lainBuyaminAhadiSaputra
 
Asal usul agama psychologis evolusionistis
Asal usul agama psychologis evolusionistisAsal usul agama psychologis evolusionistis
Asal usul agama psychologis evolusionistisSyaikhuna Al-Asyhi
 
Etika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama HinduEtika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama HinduThomas Mon
 
Sejarah Filsafat Islam 22B_027_Dwiki Darmawan.pptx
Sejarah Filsafat Islam 22B_027_Dwiki Darmawan.pptxSejarah Filsafat Islam 22B_027_Dwiki Darmawan.pptx
Sejarah Filsafat Islam 22B_027_Dwiki Darmawan.pptx22B027DWIKIDARMAWAN
 

Similar to Kritik Terhadap Faham Trancendent Unity of Religion (20)

Pendidikan agama
Pendidikan agamaPendidikan agama
Pendidikan agama
 
Pendekatan fenomenologis perbandingan agama
Pendekatan fenomenologis   perbandingan agamaPendekatan fenomenologis   perbandingan agama
Pendekatan fenomenologis perbandingan agama
 
Etnik 8
Etnik 8Etnik 8
Etnik 8
 
Filsafat Ketuhanan
Filsafat KetuhananFilsafat Ketuhanan
Filsafat Ketuhanan
 
IDE SESAT SEKULARISME.docx
IDE SESAT SEKULARISME.docxIDE SESAT SEKULARISME.docx
IDE SESAT SEKULARISME.docx
 
Materi Pra Murakkazah.pdf
Materi Pra Murakkazah.pdfMateri Pra Murakkazah.pdf
Materi Pra Murakkazah.pdf
 
Pluralisme Musuh Agama Agama
Pluralisme Musuh Agama AgamaPluralisme Musuh Agama Agama
Pluralisme Musuh Agama Agama
 
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agamaSejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
Studi pemikiran filsafat islam
Studi pemikiran filsafat islamStudi pemikiran filsafat islam
Studi pemikiran filsafat islam
 
Agama hindu dan budha
Agama hindu dan budhaAgama hindu dan budha
Agama hindu dan budha
 
Prinsip kaidah agama
Prinsip kaidah agama Prinsip kaidah agama
Prinsip kaidah agama
 
Filsafat Abad Pertengahan.pdf
Filsafat Abad Pertengahan.pdfFilsafat Abad Pertengahan.pdf
Filsafat Abad Pertengahan.pdf
 
Filsafat Abad Pertengahan.docx
Filsafat Abad Pertengahan.docxFilsafat Abad Pertengahan.docx
Filsafat Abad Pertengahan.docx
 
Agama islam memandang agama lain
Agama islam memandang agama lainAgama islam memandang agama lain
Agama islam memandang agama lain
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6
 
Asal usul agama psychologis evolusionistis
Asal usul agama psychologis evolusionistisAsal usul agama psychologis evolusionistis
Asal usul agama psychologis evolusionistis
 
Etika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama HinduEtika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama Hindu
 
Sejarah Filsafat Islam 22B_027_Dwiki Darmawan.pptx
Sejarah Filsafat Islam 22B_027_Dwiki Darmawan.pptxSejarah Filsafat Islam 22B_027_Dwiki Darmawan.pptx
Sejarah Filsafat Islam 22B_027_Dwiki Darmawan.pptx
 
Manusia dan Absurditas
Manusia dan AbsurditasManusia dan Absurditas
Manusia dan Absurditas
 

More from ucu_mujahidah

Pengelolaan Zakat Di Sudan
Pengelolaan Zakat Di SudanPengelolaan Zakat Di Sudan
Pengelolaan Zakat Di Sudanucu_mujahidah
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: Imam Al Maqrizi
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: Imam Al MaqriziSejarah Pemikiran Ekonomi Islam: Imam Al Maqrizi
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: Imam Al Maqriziucu_mujahidah
 
Investasi Saham Syariah Melalui SOTS
Investasi Saham Syariah Melalui SOTSInvestasi Saham Syariah Melalui SOTS
Investasi Saham Syariah Melalui SOTSucu_mujahidah
 
Landasan Hukum Pasar Modal Syariah
Landasan Hukum Pasar Modal SyariahLandasan Hukum Pasar Modal Syariah
Landasan Hukum Pasar Modal Syariahucu_mujahidah
 
Konsep Tuhan dan Agama Lain Tentang Tuhan
  Konsep Tuhan dan Agama Lain Tentang Tuhan  Konsep Tuhan dan Agama Lain Tentang Tuhan
Konsep Tuhan dan Agama Lain Tentang Tuhanucu_mujahidah
 
Asnaf zakat dan Interpretasi Makna Fii Sabilillah
Asnaf zakat dan Interpretasi Makna Fii SabilillahAsnaf zakat dan Interpretasi Makna Fii Sabilillah
Asnaf zakat dan Interpretasi Makna Fii Sabilillahucu_mujahidah
 

More from ucu_mujahidah (7)

Pengelolaan Zakat Di Sudan
Pengelolaan Zakat Di SudanPengelolaan Zakat Di Sudan
Pengelolaan Zakat Di Sudan
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: Imam Al Maqrizi
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: Imam Al MaqriziSejarah Pemikiran Ekonomi Islam: Imam Al Maqrizi
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: Imam Al Maqrizi
 
Investasi Saham Syariah Melalui SOTS
Investasi Saham Syariah Melalui SOTSInvestasi Saham Syariah Melalui SOTS
Investasi Saham Syariah Melalui SOTS
 
Landasan Hukum Pasar Modal Syariah
Landasan Hukum Pasar Modal SyariahLandasan Hukum Pasar Modal Syariah
Landasan Hukum Pasar Modal Syariah
 
Konsep Tuhan dan Agama Lain Tentang Tuhan
  Konsep Tuhan dan Agama Lain Tentang Tuhan  Konsep Tuhan dan Agama Lain Tentang Tuhan
Konsep Tuhan dan Agama Lain Tentang Tuhan
 
Asnaf zakat dan Interpretasi Makna Fii Sabilillah
Asnaf zakat dan Interpretasi Makna Fii SabilillahAsnaf zakat dan Interpretasi Makna Fii Sabilillah
Asnaf zakat dan Interpretasi Makna Fii Sabilillah
 
Riba
RibaRiba
Riba
 

Recently uploaded

PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxAfifahNuri
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxPRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxSaeful Malik
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 

Recently uploaded (6)

PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxPRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 

Kritik Terhadap Faham Trancendent Unity of Religion

  • 1. Kritik Terhadap Faham Trancendent Unity of Religion Ucu Mujahidah-1806173065 Dalam Mata Kuliah Pandangan Dunia Islam Universitas Indonesia
  • 2. Biografi Penulis Trancendent Unity of Religion Dikenal Sebagai Seorang guru spiritual, filsuf, dan ahli metafisika yang diilhami oleh filsafat Hindu Advaita Vedanta dan Sufisme, Pelukis dan penyair Terpengaruhi René Guénon (Pelopor Filsafat Abadi) , Adi Shankara , Plato , Meister Eckhart , Ibn Arabi , Ahmad al-Alawi , Thomas Yellowtail Lahir di Basel, Swiss, pada 18 Juni 1907 ‫أحمد‬ ‫ّين‬‫د‬‫الـ‬ ‫نور‬ ٰ‫عيسی‬ Frithjof Schuon Dalam pandangan Schuon, Islam lebih baik dari Hindu karena agama ini memuat bentuk terakhir dari Sanatana Dharma. Ajaran Islam, menurutnya, tidak hanya memuat aspek esoterisme (mencakup aspek metafisis dan dimensi internal agama), tetapi juga aspek eksoterisme (mencakup aspek eksternal, dogmatis, ritual, etika, dan moral suatu agama). Sementara ajaran Hindu hanya mengedepankan salah satu aspek tersebut. Tahun 1965, Schuon menikah lagi. Uniknya, kali ini ia menikahi salah satu muridnya sendiri, tanpa perlu bercerai dengan suaminya terdahulu. Perkawinan ini dijuluki sebagai “perkawinan vertikal” atau “perkawinan spiritual”
  • 3. Kritik Terhadap Faham Trancendent Unity of Religion  Fritjhof Schuon Mengatakan Semua agama sama dalam esensinya dan berbeda hanya didalam bentuknya  Esoterik (batiniyah) di dalam pandangan Schuon adalah term yang digunakan untuk menyebut esensi yang berada di dimensi spiritual-metafisis, yang memiliki nilai kebeneran universal  Eksoterik (lahiriyah) adalah term yang digunakan untuk menyebut aksidensi sistem formal dari agama-agama. Eksoterik, menurut Schuon memilki batas batasan eksklusivitas yang terbentuk sesuai dengan peristiwa dan pengalaman sejarah dari masing-masing agama.  Pada tingkat eksoterik agama-agama mempunyai Tuhan, teologi, ajaran yg berbeda. Namun pd tingkat esoterik agama-agama itu menyatu dan memiliki Tuhan yang sama yang abstrak dan tak terbatas  Secara eksoteris agama bersifat abadi tunggal dan mutlak, pada dimensi eksoteris terjadi titik temu atau kesatuan agama-agama  Schuon condong menyebut Tuhan sebagai The Transcendent Truth atau Essence atau The Ultimate. Berdasarkan paradigma ini pula, Schuon menyimpulkan bahwa Tuhan di dalam dimensi eksoteris menampilkan dirinya di dalam berbagai macam bentuk (form/accident), dan tidak satupun darinya absolut.
  • 4. Kritik Terhadap Faham Trancendent Unity of Religion  Schuon memandang agama sebagai sebuah wacana kajian yang relatif dan dikotomis. Relatif, di mana Schuon berpendapat bahwa iman terhadap Tuhan tergantung terhadap bagaimana tingkat pengalaman spritual seorang pemeluk agama. Sekilas tampak benar Sekilas ini merupakan wacana yang masuk akal, sebagaimana yang banyak dialami oleh para sufi. Namun selanjutnya Schuon menyatakan, “The doctrinal expressions of wich clearly illustrate the dimensional indefinitude of theoretical conceptions.”  Jadi, dalam pandangan Schuon Tuhan yang disembah bukan hanya Allah dalam agama Islam, namun juga tuhan-tuhan lain dalam konsep agama yang berseberangan.  Konsep kesatuan transenden agama-agama milik Schuon masih problematis, karena secara konseptual mustahil agama disampaikan secara murni intelek tanpa berlandaskan wahyu.  Legitimasi sufi yang digunakan Schuon, dalam pandangan filsafat perennial secara umum justru menjelaskan bagaimana lemahnya konsep kesatuan transenden agama- agama.
  • 5. Kritik Terhadap Faham Trancendent Unity of Religion  Terdapat pluralisme agama, Mereka menolak “klaim kebenaran” dari masing-masing pemeluk agama, tetapi pada saat yang sama justru menolak keberagaman. Mereka memaksa semua pemeluk agama melepaskan klaim kebenarannya masing-masing lalu dipaksa berpindah menuju satu keyakinan, bahwa “semuanya benar”, sebagaimana paham kaum pluralis tersebut. Bukankah ini satu sikap yang paradoks dan justru anti-pluralisme?  Logikanya, jika mengakui kebenaran semua agama, aliran, atau paham, seharusnya dia juga mengakui kebenaran paham para penganut agama yang meyakini kebenaran agamanya sendiri (bersikap eksklusif). Tetapi, anehnya, kita banyak menjumpai berbagai kecaman terhadap orang-orang yang tidak sejalan dengan pemikiran pluralisme.  Sebenarnya, teori TUR, bahwa semua agama menuju Tuhan yang sama, atau ibaratnya, semua sungai akan mengalir ke Laut yang sama, adalah sebuah teori fabrikasi dan khayalan belaka. Faktanya, tidak semua sungai mengalir ke laut. Ada sungai yang kering duluan. Faktanya juga, tidak semua sungai airnya jernih. Ada sungai yang airnya keruh, bahkan ada yang busuk dan beracun.
  • 6. Kritik Terhadap Faham Trancendent Unity of Religion  Adalah sebuah khayalan belaka, bahwa agama-agama akan bertemu pada level esoterik/transenden. Ingatlah, bahwa Iblis pernah berdialog dengan Allah di level itu. Faktanya, dia tetap iblis dan kafir. Jadi, di level transenden pun ada Iblis yang kafir.  Teori TUR juga menafikan bahwa Tuhan Yang Satu itu sudah mengenalkan diri-Nya melalui wahyu yang disampaikan kepada Nabi Terakhir, yakni Muhammad saw. Nama-Nya pun sudah disebutkan. Jadi, manusia tidak perlu mengarang nama Tuhan Yang Satu itu. Menurut penganut TUR, nama apa pun untuk Tuhan, sah-sah saja. Kata mereka, yang penting Tuhan.
  • 7. Kritik Terhadap Faham Trancendent Unity of Religion  Lalu, juga sebuah khayalan dari pengikut paham TUR, bahwa aspek esoterik (batin) lebih penting dari aspek eksoterik (aspek syariah). Seorang Muslim — yang telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasul Allah – pasti meyakini bahwa salah satu tugas penting dari Nabi Muhammad saw adalah mengajarkan bagaimana cara menyembah Tuhan Yang Satu, Itu aspek syariat. Tanpa panduan dan contoh dari Nabi, manusia pasti akan menyembah Tuhan sesuai dengan imajinasi dan kreativitasnya masing-masing.Jika semuanya dikatakan sah dan benar, lalu untuk apa Nabi Muhammad saw diutus?  Yang bisa dinilai dari suatu agama adalah aspek eksoterisnya. Sedangkan aspek esoterik adalah sesuatu yang abstrak, yang dalam pandangan Islam tidak dapat dipisahkan dari aspek syariat. Jika konsep eksoteris direlatifkan dan dibebaskan dalam bentuk apa pun, itu sama saja dengan merusak agama itu sendiri.
  • 8. Kritik Terhadap Faham Trancendent Unity of Religion 1. Beriman saja tidak cukup 2. Fatwa MUI : Sesat 3. Paus Benedictus XVI pun menolak Pluralisme 4. Nabi Muhammad Saw mengirim surat dakwah kepada Kaisar Heraklius, Raja Romawi yg beragama Nasrani, al-Najasyi raja Abesenia yg beragama Nasrani dan Kisra Persia yg beragama Majusi, untuk masuk ke dalam Islam (Riwayat Ibn Sa’d dlm al-Thabaqah al-Kubra dan Imam al-Bukhari dlm Shahih- al-Bukhari.
  • 9. IBNU ARABBI  Untuk mendukung klaimnya, biasanya ‘kalangan Trancendent’ mengutip tiga bait puisi Ibn Arabi dalam karya kontroversialnya, , yang berbunyi: “Hatiku telah mampu menerima aneka bentuk dan rupa; ia meruTarjuman al-Asywaqpakan padang rumput bagi menjangan, biara bagi para rahib, kuil anjungan berhala, ka‘bah tempat orang bertawaf, batu tulis Taurat, dan mushaf bagi al-Qur’an. Agamaku adalah agama cinta, yang senantiasa kuikuti kemana pun langkahnya; demikianlah agama dan keimananku.”  Seolah membenarkan asumsinya sendiri (self-fulfilling prophecy), SH Nasr menyimpulkan bahwa di sinilah Ibnu Arabi “came to realize that the divinely revealed paths lead to the same summit” (Lihat: Three Muslim Sages [Delmar, New York: Caravan Books, 1964], hlm.118).  Sebenarnya, Ibnu Arabi telah menjelaskan maksud semua ungkapannya dalam syarah yang ditulisnya sendiri, yaitu Dzakha’ir al-A‘laq syarh Tarjuman al-Asywaq (ed. Dr. M.‘Alamuddin asy-Syaqiri, Cairo: Ein for Human and Social Studies, 1995, hlm.245-6).  Di situ dinyatakan bahwa yang ia maksudkan dengan ‘agama cinta’ adalah agama Nabi Muhammad saw., merujuk kepada firman Allah dalam al-Quran 3 (Ali Imran):31, “Katakanlah [hai Muhammad!], kalau kalian betul-betul mencintai Allah, maka ikutilah aku! – niscaya Allah akan mencintai kalian.”  Dalam kitab Futuhat-nya (bab 178, fi Maqam al-Mahabbah), Ibn Arabi menyatakan bahwa cinta kepada Tuhan harus dibuktikan dengan mengikuti syari‘at dan sunnah Rasul-Nya saw (al-ittiba‘ li-rasulihi saw fima syara‘a). Jadi, ‘agama cinta’ yang dimaksud Ibn Arabi adalah Islam, yaitu agama syari‘at dan sunnah Nabi Muhammad saw, dan bukan ‘la religion du coeur’ versi Schuon dan para pengikutnya itu.
  • 10. IBNU ARABBI  Menurut Ibn Arabi, semua agama dan kitab suci terdahulu harus diakui kebenarannya dalam konteks sejarah masing-masing — yakni sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw. muncul. Dan ini merupakan bagian dari rukun iman. Validitas itu tidak berlanjut setelah kedatangan Rasulullah saw. “Nabi Isa pun, seandainya sekarang ini turun, niscaya tidak akan mengimami kita, kecuali dengan mengikut sunnah kita [Ummat Muhammad], dan tidak akan memutuskan suatu perkara kecuali dengan syari‘at kita.” (Wa hadza ‘Isa idza nazala ma ya’ummuna illa minna, ay bi sunnatina, wa la yahkumu fina illa bi syar‘ina),” tegas Ibn Arabi (Lihat: Futuhat, bab 36).  Sikap Ibn Arabi tentang konsep mukmin-kafir juga jelas. Orang Yahudi atau Nasrani yang masuk Islam tidak dikatakan murtad, karena ajaran murni agama mereka memang mengharuskan beriman mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw. (Futuhat, bab 495, fi Ma‘rifati hal quthb kana manziluhu “wa man yartadid minkum ‘an dinihi fayamut wa huwa kafir”).
  • 11. Thank You! Semoga Bermanfaat Dan Mendapat Keberkahan Ilmu.