2. History of Philosophy
Permulaan filsafat tidak dapat dipastikan pada tahun
sekian, tanggal sekian.
Hanya dapat dikatakan bahwa pemikiran filsafat mulai
berkembang sekitar awal abad 6 sebelum Masehi.
Yang dimaksud dengan “pemikiran filsafat”, bukan saja
filsafat dalam arti sempit, tetapi pemikiran ilmiah pada
umumnya.
Sampai pada masa modern, filsafat dan ilmu
pengetahuan alam membentuk satu keseruhan yang
tidak perpisahkan
3. Garis Besar Perkembangan Filsafat
1. Zaman Yunani Kuno / Ancient Philosophy
a. Presoecratic Period
Para filsuf pra-sokrates ini berbicara seputar masalah-masalah kosmologis. Para filsuf awal ini
mengajukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul sekitar alam semesta. Sehingga para
filsuf ini sering disebut cosmological / physical / nature philosopher. Yang menarik dari para filsuf ini,
yaitu mereka mulai menggunakan instrument rasional untuk menjawab permasalahan seputar alam
semesta. Zama pra-sokrates dapat dikategorikan menjadi:
The Ionian
Para filsuf pada zaman ini berasal dari Miletos, sebuah kota perantauan Yunani yang terletak di
pesisir Asia Kecil. Para filsuf ini digelari sebagai filsuf pertama, yaitu: Thales, Anaximandros,
Anaximenes. Para filsuf ini menaruh perhatian khusus akan alam semesta. Secara khusus mereka
mencari dasar dan asal realitas (origion of reality). Pertanyaan dasar mereka ialah apa yang
menjadi asas pertama? Ketiga filsuf ini memberikan jawaban yang berbeda-beda. Thales
mengatkaan: air. Anaximandros berpendapat: asa itu adalah “yang tak terbatas” (to apeiron).
Anaximenes menjawab: udara.
4. Heraclitus
Kira-kira satu abad kemudian di Ephesos, juga sebuah kota perantauan di Asia Kecil, seorang
Yunani lain masih tetap memikirkan soal-soal yang sama. Namanya adalah Herakleitos. Ia
menyangka bahwa api merupakan asas pertama yang merupakan dasar segala sesuatu
yang ada.
Pythagoras
Pythagoras tidak mencari suatu asas pertama yang dapat ditentukan dengan pengenalan
indera, sebagaimana halnya dengan filsuf-filsuf pertama tadi. Menurut dia, segala sesuatu
ada dapat diterangkan atas dasar bilangan-bilangan.
The Eleatics
Para filsuf pada zaman ini mulai meletakkan landasan-landasan metafisik (Being). Mereka
mulai mengembangkan apa yang dikembangkan oleh Pythagoras. Mereka antara lain ialah:
Parmenidesa “yang ada, sejauh ada” (being as being, being as such), Xenophanes.
The Pluralists
Many as the principle of reality. Realitas itu banyak bukan cuma air, api, tanah. Para filsuf
pluralis antara lain Empedokles, Demokritus, Anaxagoras, dan Leicippus.
5. b. Sophistic Period
Periode ini berkembang ketika kaum sofis menyangkal kebenaran
objektif. Mereka menekankan relativisme. Mereka menggunakan filsafat
bukan untuk mencari kebenaran-kebenaran, tapi lebih
sebagai alat dalam debat politik, sehingga mereka juga sangat
mengagungkan kemampuan retorika atau berpidato. Pemicu
periode sofistik adalah:
Keptisisme yang kemudian melahirkan relativisme. Mereka
akan kebenaran mutlak.
Pertemuan dengan budaya-budaya lain dengan norma-norma
sendiri.
c. Metaphysic Period
Para filsuf yang masuk dalam periode metafisik ini ialah Sokrates, Plato
dan Aristoteles.
6. d. Helelenistic Period
Pada periode ini kebudayaan Yunani menjadi kebudayaan supranasional, sehingga filsafat,
Athena tetap merupakan suatu pusat yang penting. Periode ini dapat dibagi menjadi 5,
yaitu:
Stoisme: sering disebut juga mazhab Stoa didirikan di Athena oleh Zeno dari Kition
sekitar tahun 300 SM.
Epikurisme: berasal dari pulau Samos dan mendirikan sekolah filsafat baru di Athena.
Skeptisme: tidak merupakan suatu aliran yang jelas, melainkan suatu tendensi agak
umum yang hidup terus sampai kahir masa Yunani Kuno. Sikap umum mereka adalah
kesangksian. Pelopor skeptisisme di Yunai adalah Pyrrho.
Elektisisme: tidak dimaksudkan suatu mazhab atau aliran, melainkan suatu tendensi
umum yang memetik pelbagai unsure filsafat dari aliran-aliran lain tanpa berhasil
mencapai kesatuan pemikiran yang sungguh-sungguh.
Neoplatonisme: Puncak terahkir dalam sejarah filsafat Yunani. Aliran ini bermaksud
menghidupkan kembali filsafat Plato.
7. 2. Abad Pertengahan
Filsafat Abad Pertengahan biasanya disebut juga filsafat Kristen. Zaman ini secara
besar dibedakan menjadi:
a. Zaman Patristik
Nama “Patristik” berasal dari kata Latin “Patres” yang menunjuk kepada Bapa-
Gereja, berarti pujangga-pujangga Kristen dalam abad pertama tarikh Masehi
meletakkan dasar intelektual untuk agama Kristen. Tokoh-tokoh penting zaman ini
ialah: Tertulianus, Justinus Martyr, Klemens, Origenes, Gregorius, Dionysius,
Agustinus, dll.
b. Zaman Skolastik
Zaman skolastik ditandai dengan munculnya sekolah-sekolah filsafat, universitas-
universitas, munculnya ordo-ordo membiara, penemuan karya-karya filsafat
Yunani.Tokoh-tokoh terkenal pada zaman skolastik antara lain: Anselmus, Thomas
Aquinas, dll.
8. 3. Zaman Modern
Zaman modern diawali dengan zaman Renaisans (Prancis: Renaissance) secara harafiah berart
“kelahiran kembali”. Istilah yang mendahului istilah Prancis itu adalah kata Italia rinascita (Latin
renasci) yang lahir kembali adalah kebudayaan Yunani dan Romawi Kuno. Setalah berabad-abad
dikubur oleh masyarakat abad pertengahan di bawah pimpinan gereja. Untuk perkembangan
pemikiran filsafat zaman modern lihat tabel.
9. Zaman Kontemporer
Pada zaman kontemporer ini pemikiran-pemikiran filosofis didominasi oleh para filsuf yang
berasal dari Inggris, Jerman dan Prancis. Umum diterima bahwa zaman kontemporer dalam
pemikiran filsafat dimulai pada abad ke-20.