Bahan ajar merupakan segala bahan yang digunakan guru untuk membantu proses pembelajaran. Guru perlu mengembangkan bahan ajar agar sesuai dengan kurikulum, karakteristik siswa, dan dapat memecahkan masalah pembelajaran. Tujuan penyusunan bahan ajar adalah menyediakan bahan yang sesuai dengan kurikulum dan karakteristik siswa serta dapat memecahkan kesulitan belajar.
1. “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN
MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BAGI SISWA
SMA KELAS XI”
TUGAS SEMINAR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti Ujian Mata Kuliah Seminar
pada Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA
OLEH
LA ABSAR
A1 C3 09 074
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
1
2. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
......................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
......................................................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................
..... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................
...................................................................................................................... 3
C. Batasan Masalah……………………………………………………. 4
D. Tujuan Pelelitian ...........................................................................................
...................................................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian .......................................................................................
...................................................................................................................... 5
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan Ajar ..................................................................................
...................................................................................................................... 6
B. Mengapa Guru Perlu Mengembangkan Bahan Ajar? ...................................
...................................................................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar ..............................................
...................................................................................................................... 9
D. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar ..............................................................
...................................................................................................................... 10
E. Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif .............................................
...................................................................................................................... 12
F. Bahan Ajar IPA-fisika berbasis Multimedia Interaktif
Materi Kesetimbangan Benda Tegar ………………………………..
14
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................................
...................................................................................................................... 24
B. Saran ............................................................................................................
...................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelajaran IPA-Fisika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit
dipahami dan menakutkan bagi sebagian besar siswa sekolah menengah.
Sebab pada kenyataannya mempelajari fisika itu tidaklah mudah, harus
melalui tahapan-tahapan yang hirarki (berurutan) berdasarkan latihan-latihan
serta pengalaman belajar sebelumnya, dalam hal ini konsep-konsep dasar
harus dilibatkan dalam menyelesaikan masalah fisika yang lebih kompleks.
Dalam mempelajari fisika kebanyakan kita berhadapan dengan konsep-konsep
dan berbagai macam hukum yang mengatur konsep itu. Hal ini berarti proses
berpikir siswa harus dapat dipadukan ke dalam pembelajaran dari hal-hal yang
konkrit kepada hal-hal yang abstrak sehingga dalam proses belajar mengajar
fisika siswa harus terus menerus menemukan dan mengembangkan konsep
secara teratur dan berencana sehingga dapat memahami konsep-konsep fisika
dengan baik.
Sehubungan dengan kondisi tersebut guru dituntut untuk bisa mencari
cara mengubah anggapan tersebut menjadi pelajaran yang mudah dipahami
bagi sebagian besar siswa sekolah menengah. Untuk mengubah anggapan
bahwa pelajaran fisika itu sulit dipahami maka guru mata pelajaran fisika
harus bisa menemukan kesulitan yang dialami oleh siswa sekolah menengah
dalam mempelajari fisika. Disamping itu sebagai seorang guru harus bisa
3
4. mengetahui kekurangan yang terdapat dalam mengajarkan fisika untuk
kemudian dicarikan solusinya.
Dalam sudut pandang lain, sudah menjadi pendapat umum bahwa
fisika merupakan salah satu pelajaran yang kurang diminati (Mayub, 2005:
2). Salah satu penyebabnya adalah banyaknya konsep fisika yang susah
dijelaskan sehingga membuat siswa sukar memahaminya. Oleh karena itu,
banyak siswa yang langsung saja bekerja dengan rumus-rumus fisika tanpa
mencoba berusaha untuk mempelajari latar belakang falsafah yang
mendasarinya. Bila saja konsep-konsep yang itu dapat dibuat menjadi nyata
sehingga mudah ditangkap oleh panca indera maka pastinya siswa itu tidak
kebingungan dalam memahami konsep-konsep fisika. Dalam usaha kearah
itu, maka mata pelajaran fisika didampingi dengan praktikum fisika, namun
tidak semua falsafah fisika dapat disimulasikan di laboratorium, terlebih lagi
penggunaan laboratorium hanya terbatas di sekolah. Selain itu, fisika juga
merupakan suatu ilmu yang empiris, absraksi dan matematis dimana
pernyataan-pernyataan fisika harus didukung oleh hasil-hasil eksperimen
(Mayub, 2005: 20). Ketiga sifat inilah yang membuat computer banyak
berperan dalam fisika karena tidak semua konsep fisika dapat diaplikasikan
dalam laboratorium. Namun, pemanfaatan computer disekolah belum
maksimal.
Dengan demikian, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan
siswa agar mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi
dengan menggali potensi yang dimiliki dengan kebenaran ilmiah. Sebagai
4
5. inovasi atas permasalahan tersebut, diperlukan adanya bahan ajar yang
berbasis multimedia interaktif yang dapat membantu kegiatan penyampaian
materi kepada siswa. Dengan adanya bahan ajar tersebut siswa diharapkan
dapat belajar secara mandiri dan meningkatkan motifasi belajarnya. Selain
itu, diharapkan dengan penyampaian materi menggunakan multimedia
interaktif ini akan lebih mudah diingat karena indera siswa lebih dipancing
untuk semakin aktif, khususnya indera penglihatan dan pendengaran.
Dengan melihat permasalahan tersebut, saya ingin mencoba
mengembangkan bahan ajar yang kemungkinan dapat bemberikan suatu
alternatif cara belajar bagi siswa yang lebih menarik dan menyenangkan.
Saya memilih konsep keseimbangan benda tegar yang bersifat abstrak bagi
siswa. Oleh sebab itu, jika makalah ini layak dan diterima sebagai judul
penelitian, saya bemaksud mengadakan sebuah penelitian dengan judul
pengembangan bahan ajar dengan menggunakan multimedia interaktif bagi
siswa SMA kelas XI.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan bahan ajar itu?
2. Mengapa guru perlu mengembangkan bahan ajar?
3. Apa tujuan dan manfaat dari penyusunan bahan ajar?
4. Apa saja prinsip pengembangan bahan ajar itu?
5. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran multimedia interaktif?
5
6. 6. Bagaimanakah pengembangan bahan ajar IPA-fisika materi pokok
keseimbangan benda tegar berbasis multimedia interaktif bagi siswa
C. Batasan Masalah
Hasil yang akan dicapai akan optimal jika makalah ini mempunyai batasan
masalah. Permasalahan yang akan dikaji dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Materi dalam bahan ajar yang akan dikembangkan ini hanya menyangkut
materi keseimbangan benda tegar dan radiasi benda hitam.
2. Format bahan ajar yang akan dikembangkan berupa penyajian konsep
materi pembelajaran secara kepada siswa dalam bentuk teks dan gambar
baik diam maupun bergerak yang dilengkapi dengan contoh soal dan soal-
soal evaluasi sebagai sarana latihan siswa.
D. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui arti dari bahan ajar
2. Untuk mengetahui alasan mengapa guru perlu mengembangkan bahan
ajar.
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari penyusunan bahan ajar.
4. Untuk mengetahui prinsip pengembangan bahan ajar.
5. Untuk mengetahui arti dari pembelajaran multimedia interaktif.
6. Untuk mengetahui pengembangan bahan ajar IPA-fisika materi pokok
keseimbangan benda tegar berbasis multimedia interaktif bagi siswa
6
7. E. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, sebagai penambah wawasan dalam mengembangkan bahan
ajar berbasis multimedia interaktif.
2. Bagi siswa, dapat mempermudah dan meningkatkan pemahaman serta
penguasaan terhadap konsep-konsep IPA-fisika pada materi keseimbangan
benda tegar.
3. Bagi guru IPA-fisika, agar dapat meningkatkan kemampuan dalam
mengembangkan bahan ajar berbasis multimedia interaktif dan
memvisualisasikan materi yang masih bersifat abstrak khususnya materi
pokok keseimbangan benda tegar.
7
8. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar atau
teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar dan
material atau bahan. Melaksanakan pembelajaran (teaching) diartikan
sebagai proses menciptakan dan mempertahankan suatu lingkungan
belajar yang efektif.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
pendidik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Menurut Depdiknas (2006), bahan ajar merupakan seperangkat
materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara
sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai
siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu, menurut Amri (2010) bahan ajar adalah pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh
siswa. Bahan ajar tersebut berisi materi pelajaran yang harus dikuasai oleh
guru dan disampaikan kepada siswa. Sedangkan menurut Mulyasa (2006),
bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci,
8
9. jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep,
prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud
bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan
tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi peserta didik untuk
belajar, mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik sehingga menyediakan
bimbingan bagi peserta didik untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan
latihan yang banyak, menyediakan rangkuman, dan secara umum berorientasi
pada peserta didik secara individual (learner oriented). Biasanya, bahan ajar
bersifat mandiri, artinya dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri
karena sistematis dan lengkap (Selviana, 2011).
B. Mengapa Guru Perlu Mengembangkan Bahan Ajar?
Terdapat sejumlah alasan mengapa guru perlu mengembangkan bahan
ajar, yakni antara lain; ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum,
karakteristik sasaran dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Pengembangan
bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang
akan kita kembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Pada kurikulum
tingkat satuan pendidikan, standar kompetensi lulusan telah ditetapkan oleh
pemerintah, namun bagaimana untuk mencapainya dan bahan ajar yang apa
yang akan digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai
9
10. tenaga professional. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai
kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri.
Untuk mengembangkan bahan ajar, referensi dapat diperoleh dari berbagai
sumber baik berupa pengalaman atau pengetahuan sendiri maupun hasil
penggalian informasi dari narasumber baik orang ahli maupun teman sejawat.
Demikian juga materi, dapat kita peroleh dari buku-buku, media massa
maupun internet. Namun demikian, meskipun bahan yang sesuai dengan
kurikulum cukup melimpah, bukan berarti kita tidak perlu mengembangkan
bahan ajar tetapi kita harus berusaha untuk membuat bahan ajar yang menarik
untuk menjadi pedoman bagi siswa.
Pertimbangan lain adalah karakteristik sasaran. Bahan ajar yang
dikembangkan orang lain seringkali tidak cocok untuk siswa, oleh karena itu,
bahan ajar harus dibuat sendiri agar dapat disesuaikan dengan karakteristik
siswa sebagai sasaran. Selain itu, pengembangan bahan ajar harus dapat
menjawab, memecahkan masalah maupun kesulitan dalam belajar siswa.
Artinya, sejumlah materi pembelajaran terkadang tampak abstrak sehingga
seringkali siswa sulit memahaminya ataupun guru sulit untuk
menjelaskannya. Untuk itu, seorang guru harus mampu mengembangkan
bahan ajar yang mampu membantu siswa menggambarkan sesuatu yang
abstrak itu. Demikian pula materi yang rumit harus harus dapat dijelaskan
dengan cara sederhana kedalam bahan ajar sesuai dengan tingkat berfikir
siswa sehingga menjadi lebih mudah dipahami.
10
11. C. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
Bahan ajar disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan siswa, yaitu bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan linkungan social siswa;
2. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping buku-
buku teks yang tekadang sulit diperoleh;
3. Memudahkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
Selain itu, ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang
guru mengembangkan bahan ajar sendiri, yaitu:
1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikukum dan sesuai
dengan kebutuhan belajar siswa;
2. Tidak lagi tegantung kepada buku teks yang terkadang sukit untuk
diperoleh;
3. Bahan ajar menjadi kebih kayak arena dikembangkan dengan
menggunakan berbagai macam buku referensi;
4. Menambah khazanah pengetahuan dan pengetahuan guru dalam menulis
bahan ajar;
5. Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang
efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya
kepada gurunya.
Dengan tersedianya bahan ajar yang berfariasi, maka siswa akan
mendapatkan manfaat yaitu; kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik,
11
12. siswa akan lebih banyak memperoleh kesempatan untuk belajar secara
mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kejadiran guru, serta siswa
akan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang
harus dikuasai (Anonim, 2010).
D. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
(Zulkarnaini, 2009) menjelaskan bahwa beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran
diantaranya meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Ketiga
penerapan prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1. Relevansi: keterkaitan, ada kaitan;
Artinya ada kaitan, hubungan, atau bahkan ada jaminan bahwa bahan ajar
yang dipilih itu menunjang tercapainya kompetensi yang dibelajarkan
(KD, SK). Dengan prinsip dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi
yang hendak diajarkan tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur,
aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya guru
terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan
pencapaian SK dan KD.
2. Konsistensi: keajegan;
Artinya ada kesesuaian (jumlah/banyaknya) antara kompetensi dan bahan
ajar; jika kompetensi dasar yang ingin dibelajarkan mencakup keempat
keterampilan berbahasa, bahan yang dipilih/dikembangkan juga mencakup
keempat hal itu.
12
13. 3. Kecukupan: memadai keluasannya, ketercukupannya;
Artinya bahan ajar yang dipilih/ dikembangkan ada jaminan memadai/
mencukupi untuk mencapai kompetensi yang dibelajarkan; tidak terlalu
sedikit sehingga kurang menjamin tercapainya KD/SK. Materi tidak boleh
terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan
kurang membantu mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak
akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya.
Selain itu, pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsip-
prinsip pembelajaran sebagai berikut:
1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yamg sulit, dari yang kongkret
untuk memahami yang abstrak siswa akan lebih mudah memahami suatu
konsep tertentu apabila apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau
sesuatu yang konkret atau nyata dalam kehidupan mereka;
2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman. Dalam pembelajaran,
pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu konsep.
3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman
siswa. Artinya, respon seorang guru terhadap siswa akan menjadi
penguatan pada diri siswa.
4. Motivasi belajar yang tinggi adalah suatu factor penentu keberhasilan
belajar. Artinya, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih
berhasil dalam belajar.
13
14. 5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan
mencapai ketinggian tertentu. Artinya, pembelajaran adalah proses yang
bertahap dan berkelanjutan. Untuk itu, untuk mencapai suatu kompetensi
yang tinggi perlu dibuatkan tujuan-tujuan dan indicator-indikator
pembelajaran;
6. Mengetahui hasil yang telah dicapai mendorong siswa untuk terus
mencapai tujuan. Artinya, dalam proses pembelajaran, guru diibaratkan
sebagai pemandu perjalanan yang baik yang akan memberitahukan kota
tujuan akhir yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya dll.
E. Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif
Multimedia bisa berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, gambar
ataupun suara. Namun, pada bagian ini perpaduan dan kombinasi dua atau
lebih jenis media ditekankan kepada kendali computer sebagai penggerak
keseluruhan gabungan media ini. Dengan demikian, arti multimedia yang
umum dikenal dewasa ini adalah berbagai kombinasi antara teks, grafik,
animasi, gambar dan video. Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan
yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan maupun isi
pelajaran (Arsyad,2002 : 169)
Pembelajaran berbasis multimedia merupakan salah satu bentuk teknologi
computer yang saat banyak digunakan dalam bidang pendidikan yang
menggunakan gabungan dari berbagai media, baik animasi gambar, suara
maupun video. Konsep multimedia menurut Mayer (2001) meliputi tiga level
yaitu pertama level teknik yang berkaitan dengan alat-alat teknis yang
14
15. berkaitan dengan alat-alat teknik yang dianggap sebagai kendaraan
pengangkut tanda-tanda (sign); kedua level semiotic yang berkaitan dengan
bentuk representasi (yaitu teks, gambar dan grafik) ; ketiga, level sensorik
yaitu berkaitan dengan saluran sensorik yang berfungsi untuk menerima
tanda. Bila dalam suatu aplikasi multimedia, pemakai diberikan suatu
kemampuan untuk mengontrol elemen-elemen yang ada, maka multimedia
tersebut dinamakan multimedia interaktif.
Selanjutnya, Jonassen dalam (chaeruman, 2004) berpendapat bahwa
pembelajaran berbasis multimedia dapat mendukung terjadinya proses belajar
antara lain
1. Active ,yaitu memungkinkan siswa terlibat aktif dikarenakan proses belajar
yang menarik dan bermakna;
2. Constructive, memungkinkan siswa menggabungkan konsep/ide baru ke
dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami
makna yang selama ini ada dalam pikirannya;
3. Collaborative, memungkinkan siswa dalam suatu kelompok saling
bekerjasama, berbagi ide, saran dan pengalaman;
4. Intentional, memungkinkan siswa untuk aktif dan antusias berusaha
mencapai tujuan yang diinginkannya;
5. Conversational, memungkinkan siswa untuk melakukan proses social dan
logis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi
tersebut baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah;
15
16. 6. Kontextualized, yaitu memungkinkan siswa untuk melakukan proses
belajar pada situasi yang bermakna; dan
7. Reflective, yaitu memungkinkan siswa untuk dapat menyadari apa yang
telah ia pelajari sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.
Dari uraian tersebut, multimedia memungkinkan siswa untuk melatih
kemampuan berpikir tingkat tinggi serta secara tidak langsung telah
meningkatkan penggunaan TIK (Fryer, 2001).
Menurut (Rakim, 2008) beberapa kelebihan yaitu system pembelajaran
lebih inovatif dan interaktif; mampu menimbulkan rasa senang selama
pembelajaran berlangsung, sehingga akan menambah motivasi belajar siswa;
mampu menggabungkan antara teks, gambar audio, music, animasi gambar
maupun video dalam satu kesatuan yang saling mengukung sehingga tercapai
tujuan pembelajaran; mampu memvisualisasikan materi yang abstrak; media
pembelajaran yang relative gampang dan fleksibel; membawa objek yang
sukar didapat atau berbahaya kedalam ruang belajar; serta mampu
mempertahankan daya ingat siswa lebih lama terhadap materi yang diajarka
dan seterusnya. Sedangkan kekurangan pembelajaran multimedia yaitu biaya
relative mahal untuk tahap awal; kemampuan SDM dalam penggunaan
multimedia masih perlu ditingkatkan; belum memadainya perhatian dari
pemerintah; dan belum memadainya infrastruktur untuk sekolah dan daerah
tertentu.
16
17. F. Bahan Ajar IPA-fisika berbasis Multimedia Interaktif Materi
Kesetimbangan Benda Tegar
a. Gambaran Umum Tentang Portable Adobe Flash Professional Cs5
Adobe flash professional CS5 adalah software yang dirancang
untuk membuat animasi berbasis vector dengan hasil yang mempunyai
ukuran yang kecil. Selain itu, software ini juga bisa digunakan untuk
mengedit animasi yang sudah jadi untuk dibuat lebih menarik.
Penggunaan Adobe flash professional CS5 untuk pembuatan bahan ajar
lebih mudah dan praktis bila dibandingkan dengan flash 8 karena pada
Adobe flash professional CS5 selain memiliki tool-tool yang cukup
mudah digunakan juga bisa mengedit animasi atau bahan ajar yang sudah
jadi agar dibuat lebih menarik.
Berikut merupakan tampilan standar jendela kerja Adobe flash
professional CS5 pada saat anda memulai membuat file baru atau
mengedit animasi yang sudah jadi.
Jendela kerja Adobe flash professional CS5 terdiri atas
17
18. gambar 2.1. Jendela kerja Adobe flash professional CS5
1. Menu bar
Berisi kumpulan menu atau perintah-perintah yang digunakan dalam
Adobe flash professional CS5
a. Toolbar
Merupakan panel yang berisi berbagai macam tool. Tool-tool
tersebut dikelompokkan menjadi empat kelompok yakni tools;
berisi tombol-tombol untuk membuat dan mengedit gambar, view;
untuk mengatur tampilan lembar kerja, colors; menentukan warna
yang dipakai saat mengedit, option; alat bantu lain untuk mengedit
gambar.
b. Timeline
Timeline atau garis waktu merupakan komponen yang digunakan
untuk mengatur atau mengontrol jalannya animasi. Timeline terdiri
dari beberapa layer. Layer digunakan untuk menempatkan satu
atau beberapa objek dalam stage agar dapat diolah dengan objek
lain. Setiap layer terdiri dari frame-frame yang digunakan untuk
mengatur cepat lambatnya animasi.
c. Stage
Stage disebut juga layar atau panggung. Stage digunakan untuk
memainkan objek-objek yang akan diberi animasi.
d. Panel
18
19. Beberapa panel penting dalam Adobe flash professional CS5
diantaranya panel : properties, filters and parameters, actions,
library, colors dan align &info & transform.
e. Properties
Panel properties akan berubah tampilan dan fungsi sesuai dengan
tools yang diaktifkan. Misalnya, anda sedang mengaktifkan line
tool, maka yang muncul pada jendela properties adalah fungsi-
fungsi untuk mengatur garis seperti besarnya garis, bentuk garis
dan warna garis.
f. Library
Panel library mempunyai fungsi sebagai perpustakaan
symbol/media yang akan digunakan dalam membuat animasi.
2. Document properties
Fungsi dokumen properties adalah untuk melakukan pengaturan
ukuran layar, warna background, framerate, dan dimensi dari animasi
yang akan dibuat. Selain itu, menu ini juga meneydiakan tool-tool
untuk mengedit animasi jadi dan mengubah ukurannya.
b. Penyusunan Bahan Dan Hasil Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
Multimedia Interaktif Pada Materi Keseimbangan Benda Tegar
1. Penyusunan bahan
Penulisan bahan hendaknya konsisten dengan kompetensi, kompetensi
dasar dan indicator atau tujuan yang akan dicapai. Struktur penulisan
dari halaman awal bahan ajar ini terdiri dari empat menu yaitu
19
20. kompetensi, materi, simulasi dan evaluasi. Pada menu kompetensi
berisi tentang atandar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator
pembelajaran. Menu materi terdiri atas empat sub yaitu seimbang
translasi, seimbang rotasi, seimbang benda tegar dan jenis
keseimbangan dimana setiap su berisi tentang materi (pemahaman
konsep) dan menguraikan secara keseluruhan serta dilengkapi dengan
kerja ilmiah. Pada menu simulasi berisi tentang gambar simulasi
terkait dengan materi yang terdapat di dalam bahan ajar. Sedangkan
menu evaluasi berfungsi sebagai sarana untuk menguji dan melatih
kemampuan siswa
2. Hasil pengembangan bahan ajar keseimbangan benda tegar
Berikut tampilan-tampilan dari hasil pengembangan bahan ajar
berbasis multimedia interaktif
a. Halaman awal
20
21. b. Gambar tampilan menu kompetensi
c. Gambar tampilan menu materi keseimbangan translasi
d. gambar tampilan kerja ilmiah sub materi keseimbangan translasi
21
22. e. Gambar tampilan sub materi keseimbangan rotasi
f. Gambar tampilan kerja ilmiah sub materi keseimbangan rotasi
22
23. g. Gambar tampilan sub materi keseimbangan benda tegar
h. Gambar tampilan kerja ilmiah sub materi keseimbangan benda
tegar
i. Gambar tampilan sub materi jenis keseimbangan
23
24. j. Gambar tampilan kerja ilmiah sub materi jenis keseimbangan
k. Gambar tampilan menu simulasi
l. Gambar tampilan menu evaluasi
24
25. m. Gambar tampilan soal-soal evaluasi
n. Gambar tampilan nilai hasil evaluasi
25
26. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan diatas maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
2. Seorang guru harus mampu mengembangkan bahan ajar agar membuat
siswanya termotivasi untuk belajar.
3. Pada dasarnya bahan ajar dibuat untuk menyediakan bahan ajar kepada
siswa sesuai dengan acuan kurikulum yang berlaku.
4. Prinsip bahan ajar terdiri dari prinsip relevansi, kecukupan, dan
konsistensi.
5. Pembelajaran berbasis multimedia merupakan salah satu bentuk teknologi
computer yang saat banyak digunakan dalam bidang pendidikan yang
menggunakan gabungan dari berbagai media, baik animasi gambar, suara
maupun video.
B. Saran
Makalah tentang pengembangan bahan ajar berbasis multimedia interaktif
ini masih sangat sederhana untuk itu, bagi siapa saja yang ingin
mengembangkan makalah ini kedepannya agar bisa dibuat lebih lengkap dan
menarik. Terima kasih
26
27. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Bahan Ajar dan Pengembangan Bahan Ajar.
http//musyawarahipa.wordpress.com/2010/08/31/bahan–ajar-dan-
pengebangan-bahan-ajar/(didownload 06 oktober 2012).
Amri. S. 2010. Kontruksi Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.
Arsyad .A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Bandung Press.
Belawati, Tian. 2003. Materi Pokok Pengembangan Bahan Ajar Edisi ke 1.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Chaeruman, A. U. 2004. Integrasi Teknologi Telekomunikasi dan Informasi (TTI)
ke dalam Pembelajaran. Jakarta: PUSTEKKOM.
Depdiknas. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta
Fryer. 2001. Strategy for Effective Elementary Technology Integration.
http//www.wtvi.com/teks/integrate/tcea2001/powerpoinoutline.pdf
(didownload 06 oktober 2012).
Mayer. R.E. 2001. Aplikasi Teknologi Multimedia Dalam Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Mimbar Pendidikan.
Mayub, F. 2005. e-Learning Fisika Berbasis Makromedia Flash MX. Yogyakarta:
Penerbit Graha Ilmu.
Mulyasa. 2006. Bahan Ajar dan Pengembangannya. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya
Rakim. 2008. Multimedia Dalam Pembelajaran.
http//rakimypk.bogspot.com/2008/04/ (didownload 06 oktober 2012).
Selviana. 2011. Pengembangan Bahan Ajar IPA-Fisika Materi Pokok
Kemagnetan Berbasis Multimedia Interaktif. Kendari: Universitas
Haluoleo.
Zulkarnaini. 2009. Teknik Penyusunan Bahan Ajar,
http://zulkarnainidiran.wordpress.com/2009/06/28/131/, diakses 07
oktober 2012).
27