Dokumen tersebut membahas konsep manusia dalam 3 kalimat:
1) Manusia dipandang sebagai individu yang bersifat holistik dan memiliki kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual yang unik.
2) Manusia juga dilihat sebagai sistem terbuka yang senantiasa berinteraksi dengan lingkungan eksternal dan berusaha menjaga keseimbangan.
3) Pemahaman konsep manusia ini penting bagi perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sering disebut
sebagai makhluk yang paling sempurna karena memiliki akal. Dalam
keperawatan, manusia adalah sentral penerima asuhan keperawatan, karena
manusia memiliki kebutuhan yang kompleks, termasuk klien, keluarga, dan
komunitas. (Potter dan Perry, 2009).
Dalam buku Emotional Spiritual Quotient yang ditulis oleh Agustin (2005),
disebutkan bahwa manusia adalah makhluk dua dimensi yang membutuhkan
penyelerasan kebutuhan akan kepentingan dunia akhirat. Ahli lain menyebitkan
bahwa manusia adalah makhluk holistic atau utuh dalam hal biologis, psikologis,
social, spiritual, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai
dengan tingka perkembangannya. Penjelasan diatas memberikan kesimpulan
bahwa manusia dapat dipandang dari dua dimensi yaitu makhluk holistik dan
manusia sebagai system.
Manusia adalah mahluk dengan kebutuhan bio – psiko- sosial- spiritual yang
unik. Teori kebutuhan manusia memandang manusia sebagai suatu keterpaduan,
keseluruhan yang terorganisasi yang mendorong untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia.
Manusia sebagai bagian integral yang berintegrasi satu sama lainnya dalam
motivasinya memenuhi kebutuhan dasar (fisiologis,keamanan,kasih sayang,harga
diri dan aktualisasi diri). Setiap kebutuhan manusia merupakan suatu tegangan
integral sebagai akibat dari perubahan dari setiap komponen system.Tekanan
tersebut dimanifestasikan dalam perilakunya untuk memenuhi kebutuhan atau
tujuan sampai terpenuhinya tingkat kepuasan klien.
Manusia dipandang sebagai individu yang bersifat holistik dan humanistik
yang dalam kehidupannya selalu berinteraksi dengan lingkungan, baik internal
2. 2
maupun eksternal yang akan berpengaruh terhadap status kesehatannya,
asuhan/pelayanan keperawatan. Asuhan/pelayanan keperawatan merupakan
praktik/tindakan keperawatan mandiri yang diberikan karena adanya ketidak
mampuan manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
Sebagai pemberi layanan asuhan keperawatan dengan sasaran manusia,
penting bagi perawat memahami dan mempelajari konsep manusia, agar
terciptanya pelayanan yang ututh dan profesional dalam memenuhi kebutuhan
pasien. Terciptanya pelayanan yang baik dan profesional tidak lepas dari
pemahaman terhadap sesuatu yang menjadi fokus layanan keperawatan itu
sendiri.
Untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan tersebut, perawat perlu
memahami konsep manusia sebagai individu yang holistik, konsep homeostatis,
berbagai pandangan teoritis tentang manusia serta konsep – konsep kebutuhan
manusia. Oleh karena itu, kami membuat makalah ini dengan tujuan agar para
pembaca yang bergelut di bidang keperawatan dapat mengetahui secara lebih
mendalam mengenai teori-teori keperawatan dalam hal ini kami berfokus pada
konsep manusia. Setelah mengetahui dengan baik konsep manusia tersebut,
seorang perawat haruslah dapat mengaplikasikan ilmunya dalam dunia kerja
sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada klien.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian Konsep Manusia?
2. Bagaimana Konsep Manusia secara Holistik?
3. Bagaimana Konsep Manusia dalam system?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian konsep manusia
2. Untuk mengetahuai konsep manusia dalam sistem
3. 3
3. Untuk mengetahui konsep manusia secara holistik
4. Sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Dasar I
4. 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Manusia
1. Definisi
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari
pelayanan keperawatan. Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan
spiritual yang utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani
dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai
tingkat perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap
dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu
menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis) (Kozier, 2000).
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu
beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi
dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40). Manusia dapat ditinjau dari dua
sudut pandang, yaitu manusia sebagai makhluk holistik dan sistem. (Hidayat, A.
Aziz Alimatul, 2009).
2. Konsep Manusia Secara Holistik
Konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai
sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum
dapat dikatakan holistik atau utuh, terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis
maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi
khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif
manusia akan merespon terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan
respon yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi
apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi
5. 5
perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon
perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan
prilaku yang maladaptif.
Manusia sebagai makhluk holistik mengandung pengertian, manusia makhluk
yang terdiridari unsur biologis, psikologis, sosial dan spritual, atau sering disebut
juga sebagai makhluk biopsikososialspritual. Hal itu berarti bahwa sebagai
perawat harus memperhatikan aspek tersebut dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap klien. Sebagai makhluk holistik, manusia dilihat dari aspek
jasmani dan rohani, unik, serta berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya, dan terus menerus menghadapi
perubahan lingkungan serta berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Dimana, keempat unsur ini tidak dapat terpisahkan, gangguan terhadap salah satu
aspek merupakan ancaman terhadap aspek atau unsur yang lain.
1. Manusia sebagai makhluk biologis, disebabkan karena:
a) manusia terdiri dari gabungan sistem-sistem organ tubuh.
b) manusia mempertahankan hidup.
c) manusia tidak terlepas dari hukum alam (khususnya hukum
perkembangan)
2. Manusia sebagai makhluk psikologis, karena:
a) setiap individu memiliki kepribadian yang unik (sanguin,
melankholik,dll).
b) setiap individu memiliki tingkahlaku yang merupakan manifestasi dari
kejiwaan.
c) setiap individu memiliki kecerdasan dan daya pikir.
d) setiap individu memiliki kebutuhan psikologis untuk mengembangkan
3. Manusia sebagai Makluk sosial, karena:
a) setiap individu hidup bersama dengan orang lain.
b) setiap individu dipengaruhi oleh kebudayaan.
c) setiap individu terikat oleh norma yang berlaku dimasyarakat.
6. 6
d) setiap individu dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan sosial.
e) setiap individu tidak dapat hidup sendiri perlu bantuam orang lain.
4. Manusia sebagai makhluk Spritual karena:
a) Setiap individu memiliki keyakinan sendiri tentang adanya Tuhan.
b) Setiap individu memiliki pandangan hidup, dan dorongan sejalan dengan
keyakinan yang dipegangnya
5. Manusia sebagai makhluk cultural
a) Manusia mempunyai nilai dan kebudayaan yang membentuk jatidirinya.
b) Sebagai pembeda dan pembatas dalam hidup social.
Kultur dalam diri manusia bisa diubah dan berubah tergantung lingkungan
manusia hidup.
3. Konsep Manusia dalam Sistem
Manusia sebagai system terdiri dari sitem adaptif, personal, interpersonal dan
sosial.
a. Sistem Adaptif
Merupakan proses perubahan individu sebagai respon terhadap perubahan
libgkungan yang dapat mempengaruhi integritas atau kutuhan berespon
terhadap perubhan ligkungan. System adaptif terjadi dalam 2 mekanisme
yaitu hemoestasis dan hemoedinamik. Hemostasis terjadi secara terus
menerus untuk pemeliharaan stabilitas dan adaptasi terhadap lingkungan
baik secara fisiologis maupun secara psikologis. Contohnya bila tiba tiba
ditempat berada ditempat yang dingin, tubuh akan berkompensasi dengan
cara penyempitan vasokontriksi pembuluh darah, kemudian tubuh
menggigil untuk menghasilkan panas peningkatan eringat untuk
mengontrol kenaikan suhu tubuh, peningkatan denyut jantung pada saat
otak kekurangan oksigen dan lain-lain. Hemostasis psikologis berfokus
pada kesimbangan emosional dan kesejahteraan mental contohnya ketika
orang bersedih atau sangat gembira, ia akan terihat menangis pada kondisi
lain terlihat berteriak, teratawa dan lain-lain.
7. 7
b. Sistem Personal dan Interpersonal
Sebagai seintem personal, manusia memilki proses presepsi yaitu
pandangan pribadi atas apa yang terjadi. Setiap manusia akan merasakan,
menginterpertasikan dan memahami kejadian secara berbeda. Presepsi
terbentuk oleh apa yang diaharapkan dan pengalaman atau lingkungan.
Perbedaan presepsi antar individu yang berinteraksi dapat menjadi kendala
dalam komunkasi. System interpersonal adalah suatu interaksi pesan dan
komunkasi yang terjadi dengan orang lain, serta orang berkomunikasi
secara unik dan setiap klien membutuhkan teknik komunikasi yang
berbeda. Perawat harus fleksibel dalam memelihara hubungan
interpersonal dengan kliennya.
c. Sistem sosial
Manusia tidak dapat hidup tanpa ada manusia lain dilingkunganya atau
dengan kata lain setiap jiwa selau membutuhkan orang lain/ kelompok
untuk bersinergi mencapai tujuan hidupnya. Sebetulnya dalam diri
manusia sudah ada moyivasi untuk berdikap saling toleransi antar sesame.
Lingkungan sosial adalah sumber daya utama pendukung keberhasilan.
Dalam kaitan interaksi social begitu banyak persoalan muncul karena
factor-faktor kekurangan atau kelebihan yang dimilki seseorang, anmun
manusia memilki kekuatan dan wewenang dalam pengambilan keputusan
dilingkungannya, baik dalam kelaurga, masyarakat maupun lingkungan
pekerjaan,
B. Homeostatis dan Homeodinamik
1. Homeostatis
Homeostatis merupakan mekanisme untuk mempertahankan keseimbangan
dalam menghadapi bebragai kondisi yang dialaminya. Proses homeostatis dapat
terjadi apabila tubuh mengalami stress, yang secara alamiah tubuh akan
8. 8
melakukan mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisi agar tetap
seimbang. Homeostatis adalah suatu proses pemeliharaan stabilitas dan adaptasi
terhadap kondisi lingkungan sekitar yang terjadi secara terus-menurus.
Homeostatis terdiri atas homeostatis fisiologis dan psikologis. Homeostatis
fisiologis dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh sistem endokrin dan
system saraf otonom. Proses homeostatis fisiologis tejadi melalui empat cara
berikut:
a. Pengaturan diri
Sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat, contohnya pada
proses pengaturan fungsi organ tubuh.
b. Kompensasi
Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidak normalan yang terjadi di
dalamnya. Misalnya apabila secara tiba-tiba lingkungan menjadi dingin,
maka pembuluh darah perifer akan mengalami konstriksi dan merangsang
pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan kegiatan (misalnya
menggigil) yang dapat menghasilkan panas sehingga suhu tetap stabil;
pelebaran pupil akan meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi
ancaman terhadap tubuh; dan peningkatan keringat untuk mengontrol
kenaikan suhu tubuh.
c. Umpan balik negatif
Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam keadaan
abnormal, tubuh secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik
untuk menyeimbangkan penyimpangan yang terjadi.
d. Umpan balik untuk mengoreksi ketidakseimbangan fisiologis
Sebagai contoh, apabila seorang mengalami hipoksia, akan terjadi proses
peningkatan denyut jantung untuk membawa darah dan oksigen yang
cukup ke sel.
Homeostatis psikologis berfokus pada keseimbangan emosional dan
kesejahteraan mental. Proses ini didapat dari pengalaman hidup dan interaksi
9. 9
dengan orang lain serta dipengaruhi oleh norma dan kultur masyarakat. Contoh
homeostatis psikologis adalah mekanisme pertahanan diri, seperti menangis,
tertawa, berteriak, memukul, meremas, mencerca, dan lain-lain.
2. Homeodinamik
Homeodinamik merupakan pertukaran energi secara terus-menerus antara
manusia dengan lingkungan sekitarnya. Pada proses ini manusia tidak hanya
melakukan penyesuaian diri, tetapi terus berinteraksi dengan lingkungan agar
mampu mempertahankan hidupnya.
Proses homeodinamik bermula dariteori tentang manusia sebagai unit yang
merupakan satu kesatuan utuh, memiliki karakter yang berbeda-beda, proses
hidup yang dinamis, selalu berinteraksi dengan lingkungan yang dapat
dipengaruhi dan memengaruhinya, serta memiliki keunikan tersendiri. Dalam
proses homeodinamik ini terdapat beberapa prinsip berikut:
a. Prinsip integritas, yaitu prinsip utama dalam hubungan antara manusia
dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan. Perubahan proses
kehidupan ini terjadi secara terus menerus karena adanya interaksi
manusia dengan lingkungan yang saling memengaruhi.
b. Prinsip resonansi, yaitu prinsip bahwa proses kehidupan manusia selalu
berirama dan frekuensinya bervariasi, mengingat manusia memiliki
pengalaman beradaptasi dengan lingkungan.
c. Prinsip helicy, yaitu prinsip bahwa setiap perubahan dalam proses
kehidupan manusia berlangsung perlahan-lahan dan terdapat hubungan
antara manusia dengan lingkungan.
C. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
1. Definisi
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis,
yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
10. 10
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki
Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar,
yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum), keamanan, cinta, harga diri dan
aktualisassi diri.
2. Ciri Kebutuhan Dasar Manusia
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada
dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena terdapat perbedaan
budaya, maka kebutuhan tersebut pun ikut berbeda. Dalam memengaruhi
kebutuhannya, manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika
gagal memenuhi kebutuhannya , manusia akan berpikir lebih keras dan bergerak
untuk berusaha mendapatkannya.
3. Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
a. Penyakit
Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan
kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis, karena beberapa
fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari
biasanya.
b. Hubungan Keluarga
Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan
dasar karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak
ada curiga, dan lain-lain.
c. Konsep Diri
Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan (wholeness)
bagi sesorang. Konsep diri yang sehatmenghasilkan perasaan positif
terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah
berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup
yang sehat, sehingga mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.
11. 11
d. Tahap perkembangan
Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia mengalami perkembangan.
Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki kebutuhan yang berbeda,
baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial maupun spiritual, mengingat
berbagai fungsi organ tubuh yang mengalami proses kematangan dengan
aktivitas yang berbeda.
4. Pendapat Beberapa Ahli Tentang Model Kebutuhan Dasar Manusia
a. Virgia Handerson
Virginia Handerson membagi kebutuhan dasar manusia kedalam 14
komponen berikut:
1) Bernapas secara normal
2) Makan dan minum yang cukup
3) Eliminasi (buang air besar dan kecil)
4) Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan
5) Tidur dan istirahat
6) Memilih pakaian yang tepat
7) Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal dengan
menyesuaikan pakaian yang dikenakan dan memodifikasi lingkungan.
8) Menjaga kebersihan diri dan penampilan
9) Menghidari bahaya dari lingkungan dan menghidari membahayakan
orang lain.
10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi,
kebutuhan, kekhawatiran dan opini.
11) Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan.
12) Bekerja sedemikian rupa sebagai model untuk membiayai kebutuhan
hidup.
13) Bermain atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi.
12. 12
14) Belajar, menemukan, atau memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah
pada perkembangan yang normal kesehatan dan penggunaan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
b. Jean Waston
Jean Waston membagi kebutuhan dasar manusia kedalam dua peringkat
utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs)
dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu
membantu upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap
kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain, dan
semuanya dianggap penting.
c. Abraham Maslow
Teori hierarki kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan Abraham
Maslow dapat dikembangkan untuk menjelaskan kebutuhan dasar manusia
sebagai berikut:
1) Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling dasar, yaitu
kebutuhan fisiologis seperti oksigen, cairan (minuman), nutrisi
(makanan), keseimbangan suhu tubuh, eliminasi, tempat tinggal,
istirahat dan tidur, serta kebutuhan seksual.
2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan dibagi menjadi perlindungan
fisik dan perlindungan psikologis. Perlindungan fisik meliputi
perlindungan atas ancaman tehadap tubuh atau hidup. Ancaman
tersebut dapat berupa penyakit, kecelakaan, bahaya dari lingkungan
dan sebagainya. Perlindungan psikologis, yaitu perlindungan atas
ancaman adari pengalaman baru dan asing. Misalkan kekhawatiran
yang dialami seseorang ketika masuk sekolah pertama kali karena
merasa terancam oleh keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain
dan sebagainya.
13. 13
3) Kebutuhan rasa cinta serta rasa memiliki dan dimiliki, antara lain
member dan menerima kasih sayang, mendapat kehangatan keluarga,
memiliki sahabat, diterima oleh kelompok sosial dan sebagainya.
4) Kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang lain.
Kebutuhan ini tekait dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan,
meraih prestasi, rasa percaya diri, dan kemerdekaan diri. Selain itu,
orang juga memerlukan pengakuan dari orang lain.
5) Kebutuhan aktualisasi diri, merupakan kebutuhan tertinggi dalam
hierarki maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang
lain/lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya.
14. 14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia adalah mahluk ciptaan tuhan yang uni dan holistik, dalam arti
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan merupakan
sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan lingkungan
eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan
internalnya.
Manusia sebagai makhluk holistik mengandung pengertian, manusia makhluk
yang terdiridari unsur biologis, psikologis, sosial dan spritual, atau sering disebut
juga sebagai makhluk biopsikososialspritual.
Manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan
bersifat individu,kelompok dan masyarakat dalam suatu sistem dalam
lingkungannya.
B. Saran
Sebaiknya konsep yang telah diketahui oleh seorang perawat dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.
15. 15
DAFTAR PUSTAKA
Ali H, Zaidin. 2001. Dasar-Dasar Keperawatan Professional, 2001, Jakarta : Widya
Medika
DeLaune, Sue C., Ladner, K. Patrcia. 2002. Fundamental of Nursing: Stan
dard andPractice 2nd Edition. Delmar. New York
Erfandi. 2009. Falsafah dan Paradigma Keperawatan dalam Praktik Keperawatan.
Tersedia di http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/19/falsafah-dan-
paradigma-keperawatan-dalam-praktik-keperawatan.html Diakses tanggal 14
Agustus 2017
Gaffar S.kp, La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Professional, Jakarta :
EGC
Hartono. 2012. Falsafah dan Paradigma Keperawatan. Tersedia di
http://hartsant.blogspot.com/2012/11/falsafah-dan-paradigma-
keperawatan.html diakses tanggal 14 Agustus 2017
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia – Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Ikrimah. 2011. Falsafah Keperawatan. Tersedia di
http://pengantarkonsepdasarkeperawatan.blogspot.com/2011/04/falsafah-
keperawatan-2.html diakses tanggal 14 Agustus 2017
Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Potter, Patricia A, Perry, Anne Griffin. 2005. Fundamental Keperawatan, Jakarta :
EGC