Teks tersebut membahas sejarah perkembangan teknologi komunikasi dan penyiaran di Indonesia, khususnya peran televisi, sejak era Orde Baru hingga reformasi. Teknologi komunikasi asing memang membantu modernisasi namun juga menyebabkan kontaminasi budaya. Televisi kini menjadi bagian penting dalam masyarakat meski perlu diimbangi dengan pemahaman Pancasila.
2. Broadcasting Dakwah 2
Dunia Broacasting
Merujuk Proyek Repelita ke IV dengan jangka waktu 1984-1989 di era pemerintahan
Presiden Soeharto, dimana dalam prioritasnya menekankan pembangunan disektor pembukaan
lapangan kerja baru dan peningkatan sumber daya manusia menuju era industri. Pencanangan ini
bukan tidak ada dasarnya dalam menentukan kebijakan publik yang berdampak pada
kepentingan orang, karena kalau dikaitkan dengan repelita sebelumnya yaitu pada Repelita III di
tahun 1979-1984 penekanan pembangunannya di arahkan pada terciptanya pembangunan
industri padat karya dan peningkatan ekspor. Kenyataan ini menggambarkan bahwa pada tahun
itu pembangunanya diarahkan disegala bidang dengan jumlah proyek banyak disertai dengan
pemberdayaan sumber tenaga kerja secara penuh .
Pada era tahun 80-an inilah pemerintah Indonesia mencanangkan kata “modernisasi”
dalam segala bidang kehidupan, tidak heran kalau tahun-tahun sekitar itu Indonesia sedang giat-
giatnya membangunan peradaban baru dengan masuknya perangkat-perangkat teknologi
mekanik di dalam industri baik skalabesar maupun kecil untuk keperluan peningkatan ekspor.
Seiring dengan berjalannya waktu dan tanpa sadar modernissi dengan pengaplikasian beberapa
teknologi baru yang berasal dari dunia luar itu menyapa dalam kehidupan sehari-hari sehingga
lama-lama kita dibuat cerdas olehnya, dan secara tidak langsung kita telah diuntungkan dengan
kehadirannya itu.
Relung-relung kehidupan kita semakin dimanjakan dengan hadirnya teknologi elektronik
di tengah-tengah kehidupan masyarakat hingga wacana modernisasi Indonesia semakin gegap
gempita dikumandangkan dalam setiap kesempatan guna menyambut peradaban baru di
Indonesia dengan berorientasi pada penerapan teknologi canggih dalam kehidupan modern,
kesemuanya itu merupakan wujud nyata dari Repelita V di tahun 1989-1994. Pada tahun
berikutnya peradaban Indonesia sudah menunjukkan perkembangan luar bisa, sejak bergulirnya
modernisasi itu, telah merubah cara pandang dan pola hidup bangsa Indonesia yang
sesungguhnya seperti cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, namun kenyataannya
perubahan itu hanyalah menjadi jiwa-jiwa yang materialistik, instanis, konsumtif dan hedonis.
Berbagai macam ketimpangan menggeliat dipermukaan , merupakan dampak dari modernisasi
yang tidak diimbangi dengan kematangan ideologi pancasila dalam jiwa setiap warga negara
Indonesia, melainkan hanyalah wacana semangat belaka sebagai slogan dalam setiap kesempatan
hingga hanya melahirkan masyarakat yang sakit etika dan moral dalam bungkus replika
kehidupan dunia barat yang jelas-jelas beda ideologinya itu.
Namun apa dikata hitungan detik terus berputar mengiringi pernik-pernik peradaban baru
Indonesia sedang bersolek kesana-kemari tanpa arah dan tujuan, apalagi memikirkan rakyatnya
yang terus melarat…rat…rat… tertimpa dampak dari melencengnya makna modernisasi
sesungguhnya. Akhirnya perjalanan Repelita ke VI bukanya mengalami kesuksesan, tetapi
kandas ditengah jalan sampai dipenghujung bulan mengantarkan Indonesia ke dalam pintu
puncak kekacauan pada kerusuhan Mei 1998 yang membuat langit Jakarta sebagai Kota
Pengendali Republik Indonesia menjadi Gelap.
Seiring dengan redahnya kerusuhan tersebut maka beberapa hari kemudian
dikumandangkannya suara kemunduran Soeharto sebagai presiden Republik Indonesia pada
tanggal 21 Mei 1998. Babak baru Bangsa Indonesia mengalami transisi kenegaraan dan akhirnya
berkumandanglah kata Reformasi dan akan terus bergulir entah sampai kapan berahirnya dan
hasilnya bagaimana menurut anda sampai sekarang ini…?
3. Broadcasting Dakwah 3
Dari paparan diatas, dapat dikatakan bahwa peran teknologi elektronik yang datang dari dunia
luar dan membudaya di dalam masyarakat Indonesia begitu besar peranannya, Karena
keberadaan itu pada dasarnya adalah membantu kemudahan manusia untuk menjalankan
kehidupan dengan kualitas lebih baik dari sebelumnya. Kita semua tahu bahwa kemunduran
Soeharto sebagai presiden RI waktu itu telah disiarkan secara langsung oleh beberapa stasiun
televisi, termasuk TVRI dan ditonton oleh jutaan pasang mata rakyat Indonesia yang ada di
depan layar televisi, itu semua membuktikan bahwa keberadaan televisi sudah menjadi bagian
penting dalam kehidupan manusia.
Kita semua mengakui bahwa teknologi dunia barat lebih maju, dan apa salahnya kalau kita
mencontoh dan mempelajarinya hingga dapat mengaplikasikannya untuk membangkitkan
semangat membangun negerinya sendiri. Kita lupa bahwa yang kita pelajari itu adalah perangkat
teknologinya, tetapi kita buta menafsirkannya hingga semua yang datang dari luar ditelan
mentah-mentah tanpa di kaji baik dan buruknya dikarenakan adanya perbedaan ideologi yang
membedahkan dari mereka. Sekarang telah terlihat bagaimana wajah peradaban Indonesia
hingga sekarang…?, jawaban saya adalah dari aspek teknologinya lumayan oke, namun dari
aspek budayanya itu sekarang menjadi ruwet… koyok benang bundeli tur dicampur ambek
tumpukan mie godok sing becek… akeh duduhe…, akhire males metani siji-siji… wis
diguwakae mesisan… lho opo iki kok ngelantur…!!!. Budaya Indonesia yang seharusnya dijiwai
Pancasila itu tumbuh dalam setiap warganya, sekarang sudah mulai terkontiminasi dari berbagai
macam budaya antar bangsa yang setiap menit masuk ke dalam jiwa melalui relung-relung
jaringan cyber virtual digital dan akan terus meracuninya, apabila hal ini tidak ada antibody
yaitu tentang pemaknaan isi Pancasila secara konsekuen dan konsisten dalam jiwa warga
Indonesia, maka kita hanyalah akan menjadi “orang yang hilang jati dirinya” sebagai warga
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan jiwa dan pandangan hidup bangsa tidak lain dan
tidak bukan adalah Pancasila…!!!
Teknologi dalam dunia komunikasi di Indonesia sudah mulai menampakkan diri sejak
satelit palapa diluncurkan pertama 8 Juli 1976 oleh roket Amerika Serikat walaupun kita masih
mendompleng kendaraannya. Dengan keberadaan satelit ini maka komunikasi menjadi
mengglobal hingga kita bisa berkomunikasi antar negara. Dari perspektif dunia televisi satelit ini
sangat penting untuk mentransfer data dari tempat satu ke tempat lainnya dalam jagat raya ini.
Segala macam peristiwa yang ada dalam belahan dunia dapat kita lihat dalam waktu yang sama
dengan jedah beberapa detik saja.
Televisi Republik Indonesia telah melakukan hal itu untuk masyarakat Indonesia pada
waktu itu ketika masih jagonya televisi, harap maklum karena televisi pada era 70-an masih
langkah dan barangnya mahal hanya orang-orang tertentu memilikinya. Dan keluarga paspas
dlam hidupnya klau mau menonton di halaman kelurahan atau halaman tetangga dengan kerelaan
hati televisinya ditumpangi untuk menonton bagi orng lain, hal ini seperti nasip penulis …
ketika masih kecil di kampung halaman yaitu nonton rame-rame di halaman tetangga sambil
makan kerupuk dan kacang. Sejak kemunculan Televisi swasta di Indonesia sekitar tahun 90-an
diawali oleh RCTI dengan menggunakan decoder pra bayar untuk kalangan terbatas itu, dan
setelah menancapkan pemancar dibeberapa tempat, barulah tahun 1992 secara resmi RCTI
mengudara tingkat nasional dengan gratis dan setahun kemudian SCTV menyusulnya. Dengan
kemunculannya kedua stasiun televisi itu, maka dunia komunikasi yang mengandalkan kekuatan
karakter audio visualnya itu mulai marak di Indonesia. Masyarakat yang terbiasa melihat acara
TVRI dengan antena penerima VHF, maka rame-rame mengganti antenanya atau menambahkan
antena baru versi UHF guna mendapatkan siaran televisi RCTI dan SCTV dengan sistem
4. Broadcasting Dakwah 4
penyiarannya memang kala itu memakai sistem penyiaran versi UHF. Dari program siaran
kedua stasiun televisi tersebut dimana dalam melangsungkan penyiarannya itu telah memiliki
strategi dalam perencanaan programnya, melalui gebrakan acara-acaranya lebih menarik, hingga
massa TVRI tersedot oleh kedua stasiun baru tersebut. Dari kesuksesan inilah akhirnya para
pemilik modal memutar strateginya untuk meniru cara bisnis baru yang dilakukan oleh RCTI dan
SCTV hingga beberapa tahun kemudian Indonesia kebanjiran dengan kelahiran televisi- televisi
baru seperti yang anda saksikan sekarang ini dengan jumlah banyak sekali baik tingkat lokal
maupun tingkat nasional.
Kita tahu sekarang ini bahwa keberadaan televisi dengan kekuatan gambar sebagai
penggeraknya itu sudah tak bisa dilepaskan dari kebutuhan hidup masyarakat dewasa ini. Begitu
besarnya peran serta televisi dalam memodernisasi masyarakat hingga masyarakat bisa
memanfaatkan kecanggihan teknologi televisi menjadi sarana pembelajaran dan penambah
wawasan ilmu pengetahuan serta sebagai motifator berpikir hingga masyarakat menjadi cerdas
dalam menyikapi segala ketimpangan yang divisualisasikan oleh televisi melalui dinamisasi
peristiwa-peristiwa dalam wilayah Indonesia bahkan samapai kepelosok jagat raya menyinggahi
keragaman peristiwa antar negara dalam biasan kotak kecil beritelijen tinggi yang namanya
televisi itu.
Dalam operasionalisasi penyiran televisi selalu tak lepas dari kamera video dan sistem
video yang dipakai dalam mengirim gambar-gambar hingga sampai di layar monitor di hadapan
kita ketika sedang menonton para anggota DPR RI sedang adu jotos antar anggota dewan dalam
sidang paripurna itu… dari situ akhirnya kita ngakakkakkk… dan berteriak …
wwee….uuueeeedddaaaannnn tenan… kuwi… sambil makan nasi kuning hasil kiriman tetangga
yang sedang mengadakan selamatan. Begitu pentingnya keberadaan kamera video dalam
menjalankan penyiaran televisi hingga keberadaannya merupakan alat utama yang berfungsi
mengendalikan lancarnya sistem penyiaran publik itu. Maka kita perlu mengetahu secara detil
tentang kamera video dan sistem video berdasarkan peredaran produk tersebut di lingkungan
masyarakat baik untuk sistem penyiran ataupun untuk keperluan pribadi atau keluarga.
Dalam membicarakan karya audio visual entah itu dalam bentuk film, program acara
televisi misalnya program acara berita semacam Liputan Enam keluaran SCTV, program acara
non fiksi seperti Indonesia Idol persembahan dari RCTI, program acara fiksi dengan acara
unggulannya sinetron Markonah Kehilangan Cinta produksi dari BONEX TV bahkan acara-
acara semacam video clip sampai iklan televisi dengan durasi pendek itu, semuanya perlu sarana
untuk memproduksi karya-karya yang telah dijelaskan di atas. Dalam menyiapkan sebuah
produksi karya audio visual selalu mengikuti aturan-aturan baku yang sudah disepakati dari
kalangan komunitas film atau televisi, yaitu harus melalui 3 tahapan produksi diantaranya adalah
Tahap Pra Produksi berupa persiapan-persiapan yang harus dilaksanakan berkaitan dengan
produksi tersebut baik berupa film atau program televisi .
Tahap kedua adalah Tahap Produksi atau tahap melakukan pelaksanaan shooting atau
pengambilan gambar di lapangan, dengan acuan dari rancangan yang telah disiapkan
sebelumnya. Tahap ketiga adalah Tahap Pasca Produksi dimana pada tahap ini merupakan
proses penyuntingan atau pengeditan gambar-gambar hasil shooting dilapangan untuk kemudian
dilakukan pengeditan gambar video secara berkesinambungan anatara frame satu dengan frame
lainnya hingga menimbulkan suatu alur cerita berdasarkan rancangan skenario.
Berkaitan dengan topik pembicaraan diatas menyangkut tentang kamera, maka tahap
persiapan atau dunia film menyebutnya Tahap Pra Produksi merupakan
bagian awal dari perencanaan produksi. Banyak persiapan-persiapan yang dilakukan dalam tahap
5. Broadcasting Dakwah 5
awal ini, misalnya menyiapkan cerita sekaligus skenarionya, menyiapkan peralatan pendukung
seperti kamera, lighting, property dan masih banyak lagi. Supaya pembicaraan terfokus pada
satu topik seperti judul di atas, maka pada ulasan kali ini akan dibicarakan tentang kamera video
dari pengertian, sistem sampai pada jenis-jenisnya. Disamping itu kita akan melacak bagaimana
sistem video dics itu beredar di Indonesia pada masa munculnya modernisasi yang membawa
perangkat teknologi itu hingga sampai sekarang ini. Penjelasan selengkapnya dapat di uraikan
sebagai berikut Sebelum mengetahui secara jelas tentang kamera video, terlebih dahulu dipahami
apa itu video?
A. Pengertian Video
Video dapat diartikan suatu gabungan dari beberapa gambar mati dengan jumlah ratusan
mungkin ribuan atau bahkan jutaan jumlahnya yang dibaca secara teratur dan berurutan dalam
satuan waktu dengan kecepatan tertentu. Gabungan dari deretan gambar-gambar dengan jumlah
banyak tersebut disebut Frame, sedangkan kecepatan untuk membaca dalam deretan gambar-
gambar yang berada dalam video/film disebutFrame Rate dengan satuannya disebut fps (frame
per second). Karena rangkaian deretan gambar-gambar itu diputar dengan kecepatan tinggi,
maka timbulah suatu ilusi gerak yang halus hingga gambar mati tersebut berkesan hidup seperti
nyata, makin besar nilai frame rate suatu video atau film, maka semakin halus pergerakan
gambar yang ditampilkan.
B. Pengertian Kamera Video
Kamera adalah sebuah peralatan elektronis dapat merekam suatu gambar. Jadi kalau
dikaitkan dengan pengertian video, maka akan menjadi pengertian baru yaitu sebuah peralatan
elektronis dapat merekam gambar dalam jumlah tertentu hingga nantinya terdapat ilusi gerak dari
gambar yang direkamnya. Pengertian ini menegaskan bahwa kamera video dapat merekam
dengan kecepatan waktu tertentu pada obyek entah benda, binatang atau orang hingga hasil
rekaman tersebut menimbulkan deretan gambar-gambar saling berkesinambungan. Apabila hasil
rekaman tersebut diputar ulang maka akan timbul suatu ilusi gerak yang mencerminkan kesan
hidup dalam suatu realita imajinatif dengan hasil sama betul terhadap obyek yang direkamnya.
Di dalam sistem kamera video, tentunya ada bahan untuk menyimpan hasil rekaman itu. Bahan
untuk menyimpannya adalah berupa kaset, tentunya kaset berformat video bukan kaset audio
tape. Teori sistem kamera video ini akan bekerja ketika rekaman dimulai dan pada saat yang
bersamaan kaset akan berputar dalam kecepatan tertentu guna menyimpan hasil rekaman yang
telah dilakukan. Bentuk kaset yang dipakaipun bermacam-macam berdasarkan jenis kameranya.
Pada perkembangan teknologi berikutnya penyimpanan tidak hanya dalam bentuk kaset saja
akan tetapi juga bisa ke bentuk lain misalkan discs (DVD) dan Card yang bermacam-macam
versinya. Untuk yang terakhir itulah nanti memasuki era teknologi digital sehingga teknologi
analog lama-lama akan ditinggalkan dan akan menjadi bagian suatu sejarah teknologi audio
visual.
Di dalam sistem kamera video, segala macam peristiwa yang telah direkam melalui
kamera dalam waktu tertentu itu, dapat dilihat lagi hasilnya dengan memutar ulang kembali dari
awal rekaman, kemudian baru dilihat hasilnya melalui video player dengan kamera yang sama
atau dengan video player tersendiri. Maka dari itu kamera yang beredar di masyarakat sudah
dilengkapi sekaligus playernya, sehingga bisa langsung melihat hasil rekamannya tersebut tanpa
harus menyiapkan video player tersendiri, meskipun hal itu juga tidak ada salahnya mungkin ada
alasan tersendiri mengapa hal itu dilakukan.
6. Broadcasting Dakwah 6
C. Jenis Kamera Video
Berbagai macam jenis kamera video yang beredar di tengah masyarakat. Keragaman jenis
kamera tersebut disebabkan karena perkembangan teknologi yang terus bergulir hingga
berdampak pada proses pembuatannya. Berikut ini akan diuraikan macam-macam jenis kamera
video dari mulai pertama video dimunculkan hingga detik ini dengan membawa kecanggihan
teknologi terbarunya. Berikut ini adalah uraiannya
1. Kamera Video 8
Kamera jenis ini merupakan kamera pertama diluncurka ke pasaran guna untuk keperluan
keluarga. Bentuk yang di keluarkan itu lebih dikenal dengan istilah Handycam. Kamera jenis ini
tergolong Analog, nama lain dari kamera jenis ini juga bisa disebut dengan video 8, kata
ini diambil dari ukuran lebar pita kaset sebagai bahan untuk merekam gambar yaitu
berukuran 8mm. konsumsi kamera jenis ini hanya untuk kebutuhan rumahan artinya sasaran
pengguna sebatas lingkungan keluarga guna keperluan khusus misalnya wisata, ulang tahun,
khitanan atau pernikahan. Bentuknya memang kecil, ramping, ringan dan pas ditangan. Kualitas
gambar yang dihasilkan kamera ini sangat terbatas untuk pembuatan video berformat VCD yang
mempunyai frame size 320 pixel X 240 pixel. Gambar ukuran frame ini hanya bagus di tonton di
televisi 14″ kalau ditonton telivisi 29″ ke atas gambarnya tidak begitu bagus. Beberapa versi
melengkapi sistem audionya dari mono menjadi stereo dan juga dilengkapi dengan layar LCD
guna kemudahan dalam mengendalikan perekaman obyek maupun saat ingin memutar ulang
hasil rekaman. Sebuah perusahaan elektronik yang paling banyak megeluarkan berbagai
macam type adalah merek Sony, meskipun merek lain mencoba memproduksinya diantaranya
Panasonic, JVC, Samsung, Philips dan Sanyo.
7. Broadcasting Dakwah 7
* Video Camera pertama beredar ke pasar dengan sasaran kebutuhan pribadi atau keperluan
rumahan dengan teknolgi terbatas, walaupun dengan keterbatasannya itu ternyata penjualannya
laku keras, sehingga produsen memperbaruinya dengan menambah vitur audio menjadi stereo
serta layar LCD guna mengendalikan waktu perekaman obyek dan pemutaran hasil rekaman *
2. Kamera Video 8Hi
Pada era tahun 80an video rumahan sudah mulai marak kebutuhan, Banyak para keluarga
yang sudah cukup penghidupannya melengkapinya dengan kamera ini sebagai sarana hiburan
keluarga. Melihat perkembangan masyarakat yang begitu antusias terhadap hiburan hasil karya
sendiri dan bisa ditonton lewat layar televisi itu, maka Perusahaan yang berbendera matahari
terbit itu lewat brannya Sony Corporation mengembangkan dari video 8 menjadi Hi8 dengan
mempertajam kualitas gambar serta perlengkapan asesoris kamera seperti menambahan lensa
zoom yang bisa mendekatkan dan menjauhkan obyek, lensa Wide bisa melebarkan ruangan
hingga lensa filter yang bisa memberikan efek menarik. Dengan diperbaruhinya vitur-vitur
tersebut membuat orang yang hobbynya shooting itu semakin kreatif daya prduksinya. Terlebih
lagi sejak adanya komputer grafis bidang video editing beredar dipasaran, walau masih
berformat analog itu namun masyarakat cukup menyukainya.
8. Broadcasting Dakwah 8
* Kamera Video 8Hi merupakan pengembangan dari versi sebelumnya dengan menambahkan
beberapa komponennya sepert pada perlengkapan asesoris yang menyertainya membuat
pengguna semakin giat mengukir imajinasinya ke dalam karya melalui implementasi shooting
dilapangan *
3. Kamera Video Digital 8
Seiring dengan berkembangnya teknologi digital telah masuk dalam relung kehidupan
dimana sistem komputer sudah menjadi kebutuhan hidup manusia, baik keperluan pribadi
9. Broadcasting Dakwah 9
maupun organisasi termasuku lingkungan perusahaan, maka Group Sony Corporation
mengeluarkan type Digital 8 dengan memperbaiki kualitas gambar berukuran lebih besar dari
pendahulunya serta dilengkapi dengan i-links yaitu koneksi digital ke komputer melalui fire wire.
Koneksi digital ini mempunyai kemampuan daya transferdata dengan kecepatan tinggi per
detiknya jauh lebih sempurnah daripada sistem analog yang masih menggunakan sistem koniksi
komposit yaitu yang terkenal dengan koneksi kabel model 3 bagian kuning untuk gambaratau
video dan merah – putih untuk suara atau audio stereo sedangkan mono hanya 2 kabel kuning
untuk gambar atau video dan putih untuk suara atau audio.
10. Broadcasting Dakwah 10
* Kamera Video Digital 8 merupakan generasi handycam yang menggunakan sistem keneksi
digital, dimana keberadaannya sangat membantu mempermudah dalam proses pengeditan video
dengan menggunakan sistem berbasis komputer, karena daya pentransferan data lebih cepat
daripada versi sebelumnya *
4. Kamera Video VHS
Kamera jenis ini termasuk kamera profesional berformat analog, di era 90 an kamera ini
menjadi andalan para Jurnalis Televisi. Walaupu kamera Handycam sudah eksis di pasaran,
namun sasaran dari kamera profesional dengan format VHS ini adalah kalangan perusahaan,
khususnya stasiun televisi. Perlu diketahui bahwa era tahun 90-an adalah munculnya televisi
swasta Indonesia dimana sebelumnya merupakan monopuli dari pemerintah melalui TVRI.
Kemunculan RCTI sebagai salah satu pelopor berdirinya televisi swasta Indonesia dengan
beberapa program acaranya termasuk peliputan berita, para crew jurnalisnya menggunakan
kamera jenis ini. Kamera ini tidak seperti Handycam yang kecil bentuknya, akan tetapi
ukurannya besar, kokoh dan beberapa versi lensa dapat dipisah dari body, artinya lensa dapat
diganti sesuai dengan kebutuhan. Bahan kaset sebagai perekam gambar berformat VHS ukuran
lebih besar dari kaset Video 8. Kamera jenis ini dipakai standart penyiaran, hasil perekaman
kamera ini bisa diputar melalui Video player VHS yang pada waktu itu dipakai standard pemutar
11. Broadcasting Dakwah 11
video oleh stasiun televisi, meskipun ada beberapa Video Player yang mendukung khusus
kamera Betacam yang menjadi standard video broadcast sebelumnya. Beberapa versi
melengkapinya dengan vormat S-VHS. Kualitas gambar lebih baik dari kamera handycam yang
belum versi digital. Di dalam studio televisi juga disediakan pemutar atau player dan recorder
khusus untuk pengeditan hasil rekaman gambar yang akan ditayangkan nanti atau dalam proses
pemutaran siaran. Palyer ini hanya untuk keperluan penyiarn atau studio semacam Production
House gitu … deh dan harganya sangat mahal jadi jarang untuk orang umum atau runahan yang
memakainya.
17. Broadcasting Dakwah 17
* Kamera video VHS adalah kamera video profesional dengan format analog, dimana
keberadaannya sebagai andalan para jurnalis televisi swasta Indonesia pada era tahun 90-an,
seperti stasiun televisi dengan program beritanya seputar Indonesia dan setahun kemudian diikuti
dengan berdirinya stasiun televisi dengan nama SCTV hingga munculnya televisi-televisi swasta
lainnya *
5. Video Player dan Recorder Betamax
Kahadiran video player Betamax di Indonesia ketika terjadi perpindahan teknologi televisi
dari awalnya televisi hitam putih yang dikendalikan penyiarannya oleh TVRI menjadi televisi
berwarna. Sejak berdirinya TVRI pada tanggal 24 Agustus 1962 dengan program acara
pertamanya penayangan upacara peringatan 17 Agustus 1962 HUT ke 17 di Istana Negara dan
meliput siaran Asean Games yangdiadakan di kota Jakarta dimana gambar-gambar yang
ditampilkan di layar kaca adalah hitam putih. Sejak dikeluarkannya televisi berwarna dipasaran
maka sistem penyiaran televisi ikut mengalami perubahan peralatannya juga dari hitam putih ke
berwarna. Perubahan televisi berwarna ini merupakan hal yang fenomenal, dimana masyarakat
menyambutnya dengan gembira.
Namun kemunculan televisi berwarna tersebut hanya mampu dibeli khusus masyarakat
yang perekonomiannya ke atas, masyarakat menegah ke bawah masih mengandalkan hitam
putih, dikarenakan harganya cukup mahal, hanya orang-orang tertentu saja yang memilikinya.
Seiring berputarnya waktu dan membaiknya perekonomian televisi berwarna sudah mulai
banyak dimilki oleh masyarakat dan ini terjadi di era tahun 80-an, maka video player rumahan
diluncurkan dengan sasaran utama adalah masyarakat menengah ke atas. Kehadiran Video player
berformatkan betamax itu merupakan sarana hiburan tersendiri jika TVRI tidak mengudara,
karena jam siarannya dibatasi pada jam-jam tertentu.
Kehadiran video player ini dimanfaatkan oleh perusahaan media bernama CASA Video
Vision, untuk merekam dan merilis film-film yang beredar di era tahun 80-an baik film luar
maupun film Indonesia yang pada waktu itu lagi jaya-jayanya melakukan produksi dan
pemutaran di gedung bioskop diseluruh Indonesia. dampak dari hal itu maka munculah rental-
rental video yang melayani peminjaman atau persewaan video di berbagai kota. keberadaan
video player Betamax ini sangat membantu dalam hiburan karena ketika TVRI tidak ada siaran
orang memutar film melalui video yang dikoneksikan ke layar televisi.
Kegiatan ini dilakukan sampai larut malam ketika hari sabtu oleh sebagian masyarakat
karena besuknya hari minggu waktu libur sekolah dan kerja. Seiring berjalannya waktu Beberapa
versi berikutnya sudah dilengkapi dengan sistem suara stereo yang didahului oleh teknologi
televisi bersuarakan Hifi Stereo. perjalanan berikutnya adalah kamera video berformat Beta
diluncurkan guna untuk keperluan keluarga misalnya ulang tahun, wisata atau keperluan kantor.
Lagi-lagi sasarannya hanyalah orang-orang kaya yang bisa membelinya.
Beberapa tahun kemudian Video player-recorder Betamax diluncurkan di pasaran untuk
mengimbangi dari penjualan kamera video format Betamovie. Keberadaan video ini sangat
membantu dalam pengeditan video dengan sistem linier yang lagi eksis di masyarakat melalui
18. Broadcasting Dakwah 18
studio shooting dengan melayani penyutingan acara-acara keperluan keluarga, organisasi ataupu
kantor pemerintahan. Begitulah perjalanan video player Betamax dalam mengabadikan setiap
kegitan di masyarakat di era tahun 80-an. Sebuah perusahaan yang memasuk peralatan ini dan
menguasai peredarannya di Indonesia adalah Sony Corporation melalui brandnya SONY.
23. Broadcasting Dakwah 23
* Pergantian sistem televisi menjadi berwarna merupakan hal yang luarbiasa hingga berdampak
pada keluarnya sistem video player Betamax dan disusul dengan penyempurnaan sistem record
hingga dikeluarkannya kamera video berformat Beta sebagai sarana perekaman acara keluarga
yang hasilnya nanti dapat dilihat sendiri melalui video player dengan mengkoneksikan ke layar
televisi *
6, Kamera Video Betacam
Kamera Betacam adalah keluaran dari perusahaan elektronik Sony Corporation, yang
dikeluarkan pada tahun sekitar 1980 dengan seri Betacam SP. Kamera jenis ini diproduksi bukan
utnuk keputuhan keluarga atauorganisasi melainkan untuk kepentingan industri media khususnya
dunia televisi atau penyiaran televisi. Kamera ini bentuknya besar dan berat apalagi harganya
bisa ratusan juta rupiah. Istimewanya kamera format Betacam adalah dipakai standard penyiaran
televisi pada era tahun 80an, termasuk stasiun televisi yaitu TVRI. Seluruh acara penyiaran
televisi perekamannya dengan menggunakan kamera jenis ini.
Mengapa kamera ini dipakai sebagai standarisasi penyiaran televisi, hal itu resolusi yang
dihasilkan adalah 600 garis horizontal televisi dengan Bit Rate 25 Mbps. penegasan ini
menerangkan bahwa resolusi yang dihasilkan sudah melebuhi batas dari garis televisi. Perlu
diketahui bahwa gambar yang keluar dari layar televisi dalam keadaan normal adalah 625 garis
horizontal televisi untuk penyiaran bersistem PAL dan 525 garis horizontal televisi untuk
penyiaran bersistem NTSC. Karena Televisi Indonesia memakai sistem penyiarannya adalah
PAL, maka Kamera video Betacam cocok untuk rekaman gambar siaran, walaupun kurang
sedikit namun mendekati kesempurnaan. Segala macam bentuk siaran harus berformatkan kaset
Betacam baik untuk persiapan siaran maupun untuk arsip atau penyimpanan video. Pada kurun
waktu 1993 – 1996 ketika masuknya format digital di Indonesia, Betacampun menyiapkan
Betacam SX dengan mempertajam resolusi garis horizontal televisi menjadi 800-900 garis
harizontal televisi, sehingga hasilnya sudahmelampauhi dari garis televisi yang distandarkan dan
dikembangkan lagi dengan seri-seri seperti DNW 90 WSP dan DNW 9 WSP dengan kualitas
resolusi lebih tinggi.
28. Broadcasting Dakwah 28
* Kamera Betacam merupakan kamera yang dijadikan standarisasi penyiaran televisi di
Indonesia mulai tahun 80-an walaupun masih dalam format analog, namun kualitas yang
dihasilkan mendekati dari garis horizontal televisi hingga versi berikutnya dilengkapi dengan
sistem digital. Dari situlah format Betacam menjadi andalan dalam penyiapan siaran maupun
dalam menyimpanan video *
7. Video Laser Disc Player
Memasuki era tahun 90-an Indonesia dalam bidang audio visual sudah memasuki teknologi
digital. diawali dengan masuknya teknolgi audio CD dimana keberadaannya telah menggeser
teknologi audio sebelumnya yaitu kaset. Audio berformat kaset pada era tahun 80-an sudah
menjamur di tanah air, berbagai macam produksi rekaman seperti musika studio, JK record,
akurama record, Logis Record, Remaco sampai milik Rhoma irama Yukawi juga ikut
menyemarakkan teknologi audio analog itu. Walaupun menggunakan teknologi analog, namun
masyarakat Indonesia terlanjur menyukainya dengan isian lagu-lagu kesukaannya seperti
dangdutnya Rhoma Irama dari Yukawi Record, Lagu Rock seperti Godbles, Power Metal,
Andromeda, Grass Rock, Elpamas keluaran Logis Record, lagu POP seperti Iis Sugianto, Nia
Daniati, Cristin Panjahitan, Panbers serta yang lainnya.
Disamping itu produk pemutar kaset juga banyak beredar seperti tape recorder atau compo
dari mono sampai ke stereo dengan berbagai macam model dan ukuran dipasarkan. Ketika
musik dunia masuk ke Indonesia khususnya Breakdance, maka rame-rame anak-anak muda
waktu itu dengan membawa tape atau componya berjoget dan berdansa dipinggir jalanan,
sehingga ramai. Keramaian itu ketika memasuki hari sabtu, membuat jalanan macet dan
29. Broadcasting Dakwah 29
Polisipun menertipkannya. Demikian juga dengan produk kecil yang bisa di bawah kemana-
mana semacam Walkman laku keras di pasaran khususnya anak muda Indonesia pada masa itu
yang kemasukan dari gaung modernisasi. Begitu teknologi digital masuk di pasaran, maka semua
yang bersifat analog dalam dunia elektronik, lama-kelamaan di tingaalkan hingga akhirnya
menghilang dari pasar menjadi barang loakan. Masa era tahun 90-an adalah era perkembangan
yang luar biasa di Indonesia dalam bidang audio visual. Hampir satu dekade dunia audio visual
di Indonesia berturut-turut mengalami perkembangan yang draktis, hampir tiap tahun selalu saja
ada pembaruan dari mulai televisi, hifi, kamera sampai ke video disc.
Setelah teknologi audio memasuki era digital dengan produk keluarannya Audio CD
semacam CD Player yang digabung dalam kemasan mini compo atau hifi juga keluar discman
pengganti dari wlkman, maka produk audio visualnyapun ikut berbenah diantaranya munculah
dipasaran bernama Laser Disc. Kemunculan Video digital ini sekitar tahun 1993, walaupun
produk itu sendiri di luaran yang dibeli lisensinya oleh Pioneer Electronics sekitar akhir 1980-an.
Laser Disc menjadi mainam atau hiburan baru setelah menggeser keberadaan video player
Betamax. Kualitas gambar dari Laser Disc ini jauh lebih sempurna ketajamannya dari pada
gambar Video player Betamax itu sendiri. Demikian juga dengan kualitas suaranya setara dengan
teknologinya Audio CD. Dari keunggulan gambar dan suara itulah akhirnya video player
Betamax ditinggalkan bahkan dipasaran di jual obral kayak kacang goreng saja. Karena Produk
Laser Disc yang dijual di pasaran Indonesia adalah memakai sistem NTSC, dan televisi yang
menjadi jalur pentransferan gambar dari Laser Disc itu, maka televisi mengalami perubahan
sistem juga. Sebelum kedatangan Laser Disc, televisi yang dipasarkan di Indonesia adalah
bersistem PAL baik sistem penyiaran televisi maupun sistem Video player yang waktu itu
dimonopoli oleh Betamax keluaran dari SONY.
Untuk memenuhi kebutuhan dari peredaran Laser Dics, maka dipasarkan juga televisi yang
mampu menyalurkan berbagaimacam sistem diantaranya sistem Pal, NTSC dan Secam menjadi
satu fungsi hingga keluarlah televisi berformat Multi Sitem. Dalam perkembangannya televisi ini
terus mengalami pembaruan misalnya keluar teletex, bilingual suara yang bisa dipindah-pindah
berdasarkan film yang diputar televisi. film yang menggunakan fasilitas bilingual kebanyakan
film impor yang diputar oleh stasiun televisi diantaranya film mandarin. dan yang mengejutkan
adalah hadirnya televisi flat telah menggeser televisi model lama. Keistimewaan televisi flat ini
adalah keredupan cahaya yang dipancarkan dari televisi, sehingga kalau menonton lebih lama
mata tidak mudah lelah. berkemdabgan televisi dengan evolusinya itu, akan terus bergulir hingga
memasuki tahun 2000-an sasat millenium ke 3 itu dikumandangkan.
Dengan dipasarkanya televisi multi sistem dengan berbagau varian itu, maka masyarakat
rame-rame mengganti televisinya supaya Laser Disc yang mereka beli dapat ditayangkan.
Ironisnya masyarakat yang tidak memiliki Laser Disc itu, juga ikut membeli atau menggantinya
dengan alasan mengikuti perkembangan zaman. Dalam perkembangannya Laser Disc ini
disatukan dengan produk Hifi sehingga selain bisa mendengarkan Audio CD juga bisa
menikmati film-film berformat Laser Disc.
Brand-brand produk Laser Disc yang dipasarkan di Indonesia adalah Pioneer, Sony,
Kenwood, Toshiba, aiwa serta yang lainnya. Dengan hadirnya Laser Disc di pasaran, maka
ramailah hiburan elektronik Indonesia, betapa tidak kemunculan Laser Disc itu, telah dibuka
rental-rental Laser Disc di berbagai kota-kota besar Indonesia yang menyewakan film-film
bioskop dalam format Laser Disc dari mulai film drama, action, konser musik sampai Karaoke.
Setiap malam minggu rental-rental tersebut penuh dengan orang yang ingin menyewanya hingga
sampai antri, bahkan orang yang sudah lama antri, tetapi ketika gilirannya film yang mereka
30. Broadcasting Dakwah 30
inginkan sudah disewa orang…yyaaaa…apes deh…akhirnya nyewa ndangdutnya Mansyur. S
saja, sambil goyang-goyang di rumah. Begitulah keberadan dari kehadiran hiburan digital
pertama format gambar di Indonesia dengan disambut meriah oleh masyarakatnya, karena pada
dasarnya dapat menghibur hati yang sedang tergores karena ceweknya digondol orang alias
minggat… dari pada susah-bunuh diri… lebih baik menghibur diri berkaraoke dengan si Raja
Dangdut Rhoma Irama saja dengan lagu…eeeee…lari
pagi…tua…muda…semua…eeeee…terusno dewe…
34. Broadcasting Dakwah 34
* Kehadiran peralatan elektronik dalam sistem digital semacam CD, Discman, Laser Disc
di pasaran masyarakat Indonesia merupakan babak baru Dunia Audio dan Audio Visual l
Indonesia yaitu masa transisi sistem dari analog menuju digital. Keberadaannya merupakan
sarana hiburan yang dapat dinikmati setiap waktu . Dari sinilah nanti peradaban Indonesia makin
menggeliat dalam pernik-pernik kehidupan masyarakat modern sebagai hasil dari arus
modernisasi.
8. Video Player dan Recorder VHS
Seiring dengan beredarnya kamera video VHS yang dimanfaatkan oleh dunia televisi
lewat tangan jurnalis untuk meliput pemberitaan di Indonesia itu, maka beredarlah di pasaran
Video Player VHS. Kehadiran produk ini dikarenakan pada era itu belum ada sarana video untuk
merekam atau Video Recorder, sementara Video Player Betamax kurang diminati pasar
walaupun seri terakhir mengeluarkan dalam bentuk recorder, sehingga produk ini mulai
ditinggalkan. Tujuan awalnya memang untuk kebutuhan televisi guna pengeditan gambar-
35. Broadcasting Dakwah 35
gambar hasil liputan yang dipandu dengan peralatan semacam mixer yang bisa mengendalikan
gambar mana yang direkam serta pemberian efek transisi.
Peralatan ini juga dimanfaatkan oleh para pemain video shooting untuk keperluan acara
keluarga semacam pernikahan, ulang tahun serta acara dari perusahaan melalui pemesanan pada
Studio Production tertentu. Perusahaan yang bermain dalam Video Player dan Recorder VHS
cukup banyak diantaranya Panasonic, JVC, Toshiba, Sanyo dan ironisnya Sony yang menguasai
pasar Video Player Betamax di Indonesia pada waktu itu, kini turut bermain juga dengan
mengeluarkan Video Player dan Recorder. Karena peredaran Video Player dan Recorder VHS
berhasil dipasaran maka beberapa importir mendatangkan film-film berformat VHS ke Indonesia
lengkap dengan bandrol resminya. Melihat peredaran film berformat VHS itu, maka rental-rental
yang menyewakan Laser Dics melengkapinya dengan format VHS.
Tetapi dalam perjalanannya oleh para pedagang yang bermain dalam elektronik itu rame-
rame merekam film, konser musik, karaoke ke dalam format VHS dengan menggunakan Video
Player dan Recorder VHS yang dikoneksikan dengan Laser Dics sebagai sumbernya, setelah itu
dipasarkan secara ilegal atau semacam bajakan gitu deh…Diluar dugaan ternyata hasil
rekamannya bagus , gambarnya serta suarnya hampir menyerupai kualitas Laser Disc, ini semua
tergantung dari kualitas Video VHS yang menjadi perekamnya. Dari peredaran film-film
berformat VHS itu akhirnya rental-rental yang menyewakan Laser Disc mulai mendapat
persaingan, karena dari harganya hampir sama dengan sewa, beberapa orang mengatakan lebih
baik beli VHS tetapi milik sendiri dari pada menyewa dan terikat oleh waktu kalau terlambat
mengembalikan kena dendakan… walaupun itu original, tapi perbedaanya tak seberapa banyak
kok. Dalam perkembangan berikutnya Pabrik televisi menggabungkan Televisi dengan Video
Player dan Recorder VHS dalam satu desain kemasan seperti yang dilakukan oleh Sony. Bagi
yang mengirit biaya pembelian tentunya akan memilih model ini, istilah populernya adalah
“TWO IN ONE”. Perkembangan berikutnya perusahaan lewat pabrikan brandnya telah
menyempurnakan ketajaman gambar dengan mengeluarkan seri Super VHS atau disingkat
dengan S-VHS.
Video ini dilelengkapi juga koneksinya ke TV menggunakan kabel khusus berformat S-
VHS, tentu saja televisinya juga harus seri baru dengan tambahan khusus koneksi S-VHS juga.
Jika mengunakan televisi tanpa ada koneksinya S-VHS maka harus mengunakan adaptor kabel
yang beda kedua ujungnya, misalkan ujung yang ke televisi mengunakan RCA sedangkan ke
video memakai S-VHS. Koneksi kabel ini bagus terpbungkus dalam satu kabel dibandingkan
model sebelumnya yaitu kabel RCA yang terdiri dari 3 warna kuning untuk videonya sedangkan
merah-putih atau merah hitam adalah untuk suara stereonya.
39. Broadcasting Dakwah 39
* Video Player dan Recorder VHS yang dikeluarkan oleh bererapa brand itu telah mendukung
dalam perekaman video, khususnya penyiaran televisi untuk meliput pemberitaan. adalah diluar
dugaan bahwa keberadaan Video Player dan Recorder VHS ini mendapat sambutan dari
masyarakat untuk mendokumentasikan dengan cara merekamnya melalui film-film piringan
Laser Disc dari mereka sewa melalui rental itu menjadi koleksi pribadi dengan kualitas hampir
mendekati kesempurnaan *
9. Video Compact Disc Player
Perkembangan teknologi digital terus mengalami kemajuan hingga akhir tahun 90-an
sampai ke tahun 2000 ke depan. Perkembangan itu tidak saja dari sisi video player digital saja
tetapi dalam tata audio juga mengalami perkembangan yang luar biasa hingga player digital
dengan perangkat audio itu bisa disetarakan dengan gedung bioskop. Ketika perusahaan
Amerika lewat Lucas Films Ltd menyetujui lisensinya pada produk elektonik untuk konsumsi
rumahan itu, maka hadirlah audio dengan lebel THX tersebut ke dalam perangkat elektronik
untuk pasar konsumen rumahan, sehingga hifi yang dipasarkan telah mensuport tata suara THX
dalam produk hifinya.
Dalam perkembangan berikutnya reciver THXpun dikeluarkan dipasaran lengkap dengan
speaker setnya. Dari situlah lahir istilah Home Theater pada seri-seri elektronik dalam
masyarakat Indonesia. Kehebatan tata suara ini adalah suaranya menyebar, sehingga kalau kita
menonton sebuah film dan duduk di tengah ruangan tersebut, seolah-olah kita menyatu dengan
film yang ditontonnya. Dari beredarnya tata suara THX ini akhirnya tata suara stereo yang
sebelumnya eksis itu mulai diremehkan bagi pecintah film-film yang diproduksi oleh Amerika
itu. Istilah Home Theater makin eksis di pasaran Indonesia ketika Video Compact Disc Player
atau disingakat dengan VCD ini diluncurkan dipasaran. Kemunculan VCD ini dinilai praktis
dalam penyajian atau penampilannya. Ukuran yang lebih kecil dari Laser Disc ini dinilai oleh
banyak kalangan lebih enak dibawanya karena ukuranya sama dengan Audio CD yang sempat
beredar sebelumnya. Dari ukuran gambar frame yang dihasilkan gak jauh berbeda yaitu dengan
frame 352 x 240 untuk sistem NTSC sedangkan untuk Pal 352 x 288. Dari peredaran VCD
palyer itu, maka ramailah film-film, musik dngan berbagai macam jenis diformat dalam bentuk
VCD yang didatangkan oleh importir dari luar lengkap dengan hrga label resmi pemerintah yang
berstiker PPN.
Dengan hadirnya film-film, musik dalam bentuk VCD ini para rentalpun semakin pusing
dalam menjalankan usahanya, karena harus mengupdate ke dalam format tersebut, sementara
stock film atau musik VHSnya tinggal menunggu nasib dan lama-lama dijual obral…begitu
diobral gak laku juga…aaaa… bakar saja…!!! beres. Kepandaian para pialang yang bermain
elektronik itu telah melihat perkembangan di masyarakat, dan keberadaan komputer sudah
menunjukkan perkembangan dengan pesat hingga melahirkan rekaman dalam format CD. Akibat
dari kepandaian komputer inilah akhirnya bisa merekam secara digital tentang gambar dan suara
dalam bentuk kepingan CD, sehingga berpeluang mengcopy VCD Original dengan CD biasa
yang banyak di jual dipasaran. Akhirnya munculah VCD Bajakan hingga menjamur di
masyarakat di bawah oleh para pedagang kaki lima.
Dalam perkembangannya para pabrikan mengabungkan beberapa produk yang sudah
dipasarkan misalnya VHS digabung dengan CD-VCD, Televisi digabung dengan VCD atau
sekalugus tiga fungsi Televisi-VHS-VCD . Demikian juga dengan produk Hifinya telah
menggabungkan tata suara THX ditambah dengan CD danVCD. Para pabrikan yang bermain
dalam produk ini adalah perusahaan dengan brand-brand produk sebelumnya seprti Pioneer,
40. Broadcasting Dakwah 40
Panasonic, Kenwood, Sony, Philips, Toshiba dan produk korea masuk juga seperti Samsung.
Produk elektronik mengalami harga rendah hingga dapat dijangkau oleh kalangan menengah ke
bawah, ketika produk China itu hadir dipasaran Indonesia dengan beragam merek. Begitu
kuatnya keberadaan VCD dengan keragaman bentuk telah telah memasyarakat ke dalam relung-
relung kehidupan, pada hal pada waktu itu Indonesia lagi benar-benar kena dampak dari krisis
moneter hingga dolar Amerika melambung tinggi yang berdampak pada naiknya harga produk
elektronik kelas wahid menjadi tinggi selangit.
Anehnya walaupun terjadi krisis tersebut, tetapi masyarakat sangat antusias ingin
memilikinya, walaupun sederhana bentuknya, hal tersebut karena didukung dengan beredarnya
fasilitas perkreditan yang membantunya pada toko elekronik tertentu dengan menerapkan
fasilitas kredit dalam transaksi penjualannya. Efek lain juga menerpah nasip Perfilman Indonesia
dimana pada era tahun 80-an masih dalam jaya-jayanya melakukan produksi film untuk
kalangan masyarakat Indonesia sendiri, namun dengan kehadiran VCD itu, keberadaan Gedung
bioskop sebagai sarana perputaran film Indonesia akhirnya kandas ditengah jalan, gedung-
gedung biaskop menjadi sepi… dan berakhir dengan tutup…digantikan dengan show room
kredit motor, kesemuanya itu habis ditelan derasnya arus modernisasi. Karena peredaran VCD
bajakan sangat banyak dengan produk harga murah, maka para pemilik rentalpun tinggal
menungguh nasip dan siap-siap banting stir untuk mengalihkan ushanya ke model lain, karena
bisnisnya semakin lama sepi…sepi…sepi akhirnya sunyi… tiba-tiba ada langganan yang tidak
tahu… datang…eeee didepan kiosnya itu ada kata-kata TUTUP selamanya… karena menjadi
korban dari modernisasi… sambil ngakakkkk… eeee… gak tahunya dibelakang ada orang gila
lewat dan menghampiri sambil tertawa…hehehe… karena penasaran dengan suara itu, akhirnya
menoleh, …kaget dan berteriak… diamput…weeee… wong …uedannn…koen…!!! sambil lari
terbirit-birit dan hampir jatuh tersandung batu yang nongol di tanah.
43. Broadcasting Dakwah 43
* Video Compact Disc Player dengan berbagaimacam pengemasan dalam keragaman produk
elektronik serta dukungan dari tata sura THX telah melahirkan Home Theater suatu istilah baru
bagi masyarakat Indonesia yang telah mendapat penerapan teknologi digital dalam bidanga audio
visual *
10 Digital Video Disc Player
Memasuki Millenium ke 3 Indonesia sudah menunjukkan peradaban yang luar biasa dalam
sendi-sendi kehidupan. Hampir semua relung-relung kehidupan telah dibantu dengan beragam
kecanggihan teknologi modern walaupun keberadaan barang tersebut hanya sebagai pemakai
setia alias manusia konsumtif. Sejak masuknya teknologi digital telah menjadi bagian penting
suatu kehidupan, masyarakat Indonesia lebih mudah melakukan pekerjaannya dengan kualitas
lebih baik dari sebelumnya berkat bantuan kecanggihan teknologi. Dalam bidang Audio
Visualpun masyarakat Indonesia telah dimanjakan dengan hadirnya teknologi digital dalam
keragaman bentuk yang ditampilkan.
Kita tidak membayangkan sebelumnya ketika televisi teknologi plasma masuk di
Indonesia dengan memiliki bentuk tipis seperti lukisan itu. Selama ini persepsi kita dihadapkan
pada sebuah televisi tabung dengan karakter bentuknya kotak mirip sebuah gardu tempat
nongkrongnya orang ronda di malam hari. Begitu datang televisi plasma kita terbengong…kok
bisanya…ya…kotak setipis itu bisa mengeluarkan gambar…? sambil menggeleng-gelengkan
44. Broadcasting Dakwah 44
kepala tatkala melihat demonstrasi pemutaran televisi model baru dalam sebuah pameran audio
visual. Dalam perkembangannya teknplogi plasma ini dikembangkan pengemasannya hingga
kata TV LCD menjadi ramai dipasaran, walaupun tidak mengurangi bentuk visual dari
pendahulunya. Dalam memasuki era tahun 2000-an ini jangan heran kualitas gambar televisi
sudah mencapai 5 kali dari kualitas sejak televisi berwarna itu dimunculkan. Dengan teknologi
gambar digital tersebut kita bisa merasakan keaslian dari obyek bidikan kamera yang terbiaskan
dalam layar televisi tersebut.
Format gambarpun sudah menyesuaikan format bioskop yaitu memakai istilah Wide
Screen dengan perbandingan aspect ratio 16 : 9 sehingga keadaan gambar berkesan lebih luas
dibandingkan dengan format konvensional yang mengacu perbandingan aspect ratio 4 : 3 dengan
hasil gambar persegi. Penyajian gambar-gambar dinamis dalam teknologi piringan cakram makin
sempurna, ketika dikeluarkan Digital Video Disc Player atau disingkat dengan istilah DVD
Player. Format gambar yang dihasilkan oleh pemutar cakram ini sudah menunjukkan
kemampuan lebih tinggi resolusinya daripada generasi sebelumnya yaitu berukuran framen 720 x
480 bersistem NTSC, karena produk yang dipasarkan di Indonesia itu berformatkan NTSC
mengacu sistem televisi Amerika. keberadaan Home Theater makin menggila ketika
dikeluarkannya produk audio receiver berteknologi Dolby Digital yang sering diterapkan di film-
film produksi Amerika. Beberapa tahun kemudian disempurnakan lagi dengan rekaman Digital
Theater System atau disingkat dengan DTS.
Dari teknologi itulah sehingga kalau kita mau menonton sendiri di rumah seperti layaknya
melihat film di gedung bioskop kelas satu, kita akan merasakan berada dalam suatu tempat
seperti lokasi film itu sesungguhnya melalui efek surround sound dari keluaran masing-masing 5
channel terpisah ditambah dengan 1 sub woofer sebagai pemukul suara bas, lewat receiver Dolby
Digital atau DTS yang terkoneksi dengan DVD Player tersebut. Para pabrikan yang bermain
dalam produk ini adalah perusahaan dengan brand-brand produk sebelumnya seprti Pioneer,
Panasonic, Kenwood, Sony, Philips, Toshiba dan produk korea masuk juga seperti Samsung
termasuk produk keluaran China dengan harga relatif murah untuk kategori produk tertentu.
Inilah teknologi terkini yang bisa kita nikmati untuk memuaskan diri kita, ketika kita mendapat
masalah dengan putusnya hubungan pacar membuat hati kita dongkol…kemudian masuk dalam
ruangan khusus dan melampiaskan kemarahan tersebut melalui nonton film Transformers dengan
kekuatan penuh sambil minum kopi plus gudang garam klobot…waa…koyok gayane… Franco
Nero…man… !!!. Keadaan ini akan terus berkembang menyesuaikan putaran waktu dan
teknologi apalagi yang bakal hadir di hadapan kita nanti…?…setelah televisi 3D menjadi wacana
di kemudian hari…tunggu saja tanggal mainnya…
45. Broadcasting Dakwah 45
* Teknologi video dalam format Digital Video Disc Player atau DVD Player, merupakan
teknologi video dengan kekuatan gambar digital serta didukung dengan teknologi tata suara
mutakhir yaitu Dolby Digital dan DTS, membuat film yang kita tonton itu menjadi lebih hidup
seperti lokasi sesungguhnya *
11. Kamera Video Mini DV
Kamera video Mini DV merupakan pengembangan dari kamera Handysam sebelumnya
dimana kemunculannya itu di era tahun 90-an ketika Audio CD mulai menguasai pasaran
Indonesia.Kalangan pemkai sering mengistilahkan nama lain yaitu Camcoder. Kamera jenis ini
sudah termasuk dalam kamera digital baik secar sistem maupun secara frame dari hasil
rekamannya. Secara sistem digital disebabkan adanya koneksi kabel Fire Wire atau I-Links
istilah dari groupnya Sony Corporation dimana kabel ini berfungsi untuk merubah data analog
menjadi data digital melalui Capturing di komputer editing, kamera Digital video 8 keluaran
Sony waktu itu juga sudah memakai kabel jenis ini. Sebuah kamera video dikatakan sudah
digital jika frame rekamannya menghasilkan ukuran 720 x480 untuk sistem NTSC dan 720 x 576
untuk sistem PAL, dengan Bite Ratenya mencapai 25Mb/s.
46. Broadcasting Dakwah 46
Dari penyataan inilah akhirnya kamera Video berformatkan Mini DV sudah digolongkan
kamaera Video Digital, namun dalam kapasitas standard. Dengan dikeluarkannya kamera jenis
ini, maka pasaran kamera video di Indonesia mulai marak lagi dan trand serba digital mulai
digalakkan dalam setiap kesempatan hingga banyak orang terprovokasi untuk membelinya
dengan alasan kamera format analog ketinggalan jaman. Beberapa tahun kemudian setelah
maraknya kamera video digital dipasaran, kamera handycam berformat analog itupun hilang dari
pasaran dan sulit diketemukan lagi. Kamera jenis ini dalam perekamannya memiliki 2 model
yaitu mengunakan model konvensional dengan aspect ratio 4 : 3 atau model Wide Sscreen
dengan aspect ratio 16 :9. pada seri berikutnya kamera diganti dengan penyimpanan model card
dan bentuk kamera lebih kecil dengan layar lebar mengacu aspect ratio 16 : 9, bahkan sampai
mengekuarkan kualitas HD.
Brand yang paling banyak bermain adalah Sony dan Panasonic, meskipun brand lainnya
mencoba memasarkannya tapi berhasil seperti Sony yang dipercaya menguasai pasar Indonesia.
Untuk memenuhi kebutuhan para jurnalis televisi dimana pada waktu sebelumnya telah memakai
kamera VHS dengan banyak keluaran dari Panasonic itu, akhirnya mengeluarkan versi PD tetap
dalam format mini DV dengan dilengkapi 3 CCD sehingga menghasilkan gambar lebih halus
khususnya seri HD untuk itulah kalangan megolongkannya pada professional Camera.
Panasonicpun mengimbanginya dengan meluncurkan versi AG. Akhirnya professional Camera
ini baik keluaran Sony maupun Panasonic laku untuk kebutuhan televisi khususnya pada divisi
pemberitaan yang dipakai para jurnalis mencari sumber berita. Professional Camera dalam
format Mini DV mengalami peningkatan resolusi tinggi, setelah Canon mengeluarkan seri XL-2
dengan hasil rekaman mencapai 800-900 garis televisi, sehingga gambar yang dihasilkan jauh
melebihi garis standard televisi, tetapi jangan lupa harganya selangit pada waktu itu, hanya
orang-orang atauperusahaan tertentu yang membelinya atau memilikinya.
48. Broadcasting Dakwah 48
* Kamera Video Mini DV merupakan kamera video dengan format digital baik secara sistem
maupun hasil resolusi frame merupakan kamera video stavdard digital. Kamera ini laku dalam
dunia televisi sebagai senjata perekam bagi jurnalis dalam mencari sumber berita pada versi-
versi berikutnya sudah dilengkapi dengan 3 CCD dengan hasil penyimpanan gambar samap 900
garis horizontal televisi *
12. Kamera Video Disc
Kamera jenis ini berkembang di masyarakat Indonesia dikarenakan adanya DVD player
dipasaran. Kamera ini hadir untuk membantu para mendokumentasikan kegiatan rumah
semacam hajatan, ulang tahun, khitanan ataupun pernikahan dengan menggunakan bahan sakram
DVD, sehingga hasilnya dapat langsung diputar pada DVD Player tanpa pengeditan terlebih
dahulu.
Ini adalah akal-akalan Sony dalam menangkap pasar di Indonesia dimana pada waktu itu
masyarakat demam gambar kwalitas DVD, sehingga Sony mengeluarkan jenis ini meskipun
Brand lain mencobanya, namun kalah pamornya dengan merek Sony yang sudah melekat di hati
masyarakat Indonesia. Kamera jenis ini cocok untuk orang-orang awam yang tidak mengerti
tentang video apalagi pengeditannya, dengan menggunakan kamera ini maka dapat
menghasilkan dokumentasi secara digital dengan mudah. Dari hasil rekaman gambar sudah
bagus dengan frame 720×480 dalam sistem NTSC dan 720×576 dalam sistem PAL dalam
format MPEG-2. sasaran target pasar kamera ini adalah rumahanatau kebutuhan pribadi,
sehingga kamera ini jarang dipakai di dunia industri khususnya televisi. Kamera ini tidak pernah
mengalami perkembangan hanya beberapa tahun saja eksis di Indonesia, selanjutnya hilang dari
pasaran begitu saja.
50. Broadcasting Dakwah 50
* Kamera Video dengan menggunakan bahan penyimpan cakram DVD bertujuan unutk
mendokumentasikan kejadian atau peristiwa dimana hasil rekamannya nanti dapat dilihat secara
langsung tanpa melalui pengeditan di dalam DVD Player. Kamera ini sasarannya adalah
rumahan atau keperluan pribadi bagi orang-orang awam tentang video *
13. Kamera Video DV CAM dan DV CPRO
Kamera Video DV CAM dan DV CPRO adalah kamera video berformat digital dimana
peredaran di pasaran Indonesia di era 90-an. Kamera jenis ini adalah pasaranya mengarah pada
dunia industri bukan target rumahan. Kamera jenis ini cocok intuk industri televisi, karena
resolusi yang dihasilkan sudah mencapi 800 sampai 900 garis horizontal televisi. Program-
program acara televisi semacam video clip, iklan televisi dan sinetron cocok menggunakan
kamera ini. Perlu diketahui sejak munculnya televisi Indosiar disusul dengan televisi lainnya itu,
sistem penyiaran digital sudah diterapkan baik gambar maupun suaranya. Kalau pada awal
munculnya RCTI dan SCTV menggunakan suara Zweton Stereo sedangkan gambar masih
analog, tetapi Indosiar mendahuluinya dengan sistem suara Nicam, dimana susranya sudah setara
dengan digital.
Sejak itulah akhirnya semua televisi ketika rame-rame memasuki era digital sistem suara
Zweton Stereo mulai ditinggalkan dan RCTI dan SCTVpun mengubahnyadengan menggunakan
sistem suara Nicam untuk menyesuaikan gambar yang sudah masuk ke era digital. Tinggal TVRI
yang kala itu nasipnya tersengal-sengal ikut berbenah…, habis uangnya negara sering
dikurupsi… sih…ya… begitu… deh… nasipnya. eee…pada akhirnya ikut juga, itu karena malu
kalieeee… !!!. Mengenai Kedua kamera ini kualitasnya sama, hanya nama saja yang
membedakannya. Pabrikan Sony mengeluarkan Seri DV CAM seperti pada versi DSR 400WSP,
sedangkan Panasonic mengeluarkan Seri DV CPRO dengan versi AJ D410, dan itu akan terus
berkembang pada versi-versi berikutnya tentu saja denga kualitas lebih tinggi dan harganya juga
menyesuaikan tingginya. Kamera jenis ini pula yang dipakai oleh Production House dalam
memproduksi sinetron-sinetron hasil pesanan stasiun televisi yang memang pada waktu itu tidak
diproduksi oleh timnya sendiri, tetapi di lempar kepada dunia rumah industri alias Production
House.
53. Broadcasting Dakwah 53
* Kamera Video DV CAM dan DV CPRO merupakan kamera video berformatkan digital
dimana target pasarnya adalah industri televisi untuk memproduksi program acara-acaranya
semacam iklan televisi dan Sinetron dimana produksinya dipercayakan pada perusahaan
production House *
14. Kamera Video High Definition /HDV
Kamera video jenis ini merupakan jenis kamera terbaru dan beredar di Indonesia pada
tahun era 200-2n. Kamera ini mempunyai resolusi tinggi, sebagai penyeimbang keluarnya
televisi plasma beresolusi High Definition. Frame yang dihasilkan kamera ini mencapai 1440 x
1080 pixel bahkan kamera Sony seri HDW-F900R mampu merekam hingga resolusi frame 1920
x1080 pixel,baik di 25/P maupun 29,97/P, sungguh resolusi yang mantap dalam menghasilkan
gambar cemerlang jika seandainya dimainkan dengan televisi berstandardkan High Definition
pula. Harga kamera jenis ini mahal selangit sehingga hanya dunia industri televisi yang bisa
memilikinya atau perusahaan rental khusus meminjamkan dan melayani Production House dalam
menggarap sinetron berdasarkan pesanan dari stasiun televisi dari rekan kerjanya. Pabrikan yang
mengeluarkan jenis ini adalah Sony dengan serinya terbarunya HDW-F 900R sedangkan
Panasonic mengimbanginya pada seri HPX 3700.
Ini adalah kamera profesional dalam industri televisi dan itu akan terus mengalami
perkembangan pada masa akan datang seiring dengan berkembangnya teknologi televisi yang
mengarah kesamaan tujuan pemesarannya. Apapun hasil eksperimentasi dari negara-negara
produsennya itu tentu akan mengalir di pasaran Indonesia dan kitapun akan menikmatinya
walaupun terkadang tidak bisa memiliki dalam bentuk kependaannya akan tetapi hanya hasil
gambar saja lewat pancaram layar televisi hingga membias ke mata kita ketika sedang menonton
pameran Audio Visual di JHCC sambil makan donat yang baru saja dibeli sebelum masuk dalam
ruangan pameran.
54. Broadcasting Dakwah 54
* Kamera Video High Definition merupakan kamera video digital dengan hasil rekaman
beresolusi tinggi guna menyeimbangkan atas keluarnya televisi High Definition. Dengan
keluarnya kamera video High dDefinition ini, maka gambar-gambar hasil rekamannya akan
cemerlang jika dimainkan pada televisi dengan teknologi sama *
15. Kamera Video P2 High Deffinition
Kamera Video P2 HD merupakan kamera berkualitas High Definition yang mampu
merekam dengan resolusi tinggi. Kehadiran kamera video dari pabrikan Panasonic ini ditujuak
untuk penguranan biaya operasional untuk mendapatkan gambar dengan kualitas hHigh
Definition, namun tidak mengurangi kualitas gambar itu sendiri. Bentuk dari kamera ini mungil
55. Broadcasting Dakwah 55
tidak sebesar seri kamera profesional semacam HPX 3700 dari pabrikan Panasonic itu sendiri.
Namun dengan kemungilannya itu, kamera ini mampu merekam gambar sampai resolusi
tertinggi yaitu 1920 x 1080 pixel sungguh luar biasa kemempuannya. Penyimpanan data sudah
dialihkan dalam bentuk Card, dengan harapan tahan guncangan bahkan mampu dalam kondisi
normal meskipun cuacanya ekstrim, tidak seprti bentuk menyimpanan kaset manetik terkadang
dalam operasionalnya mengalami gangguan mekanik.
Dengan penyimpanan data gambar ini dalam bentuk Card segala resiko dapat diantisipasi
sebelumnya. Data penyimpanan ini terdiri dari 3 jenis diantaranya 16 GB, 32 GB dan 64 GB.
Kapasitas penyimpanan P2 keluaran Panasonic ini mudah digunakan kembali setelah
pentransferan data, melalu koneksitas langsung baik di di dalam kamera maupun di dalam pc
atau laptop sekalipun. Seri P2 dari Panasonic ini adalah HPX-170, AG-HVX 200.Dengan
dikeluarkan produk ini, maka Sony tidak mau ketinggalan juga dan menendinginya dengan seri
PMW dan versinya adalah PMW-EX3 dan PMW -f3. Secara spesikasi hasil rekaman sama-sama
memadahi tinggal tergantung dari masing-masing pengguna sesuai dengan pilihan dan
fanatikisme dari brand pujaannya. Karena masalah penggunaan kamera di Indonesia tergantung
dari masing-masing orang yang memang sudah fatik pada brand pilhannya. Dari bentuk Card
yang dipaki untuk menyimpan data Sony lebih kecil ukurannya dari pada keluaran Panasonic.
Card untuk Sony bernama SxS sedangkan Panasonic P2.
58. Broadcasting Dakwah 58
* Kamera Video P2 termasuk kamera High Definition dengan bentuk pengemasannya yang kecil
dan ringan itu, telah mampu menciptakan resolusi tinggi hingga 1928 X1080, suatu ukuran kecil
bentunya namun tanpa mengurangi kualitas layaknya sebuah kamera
59. Broadcasting Dakwah 59
JENIS-JENIS SHOT
CU (Close Up)
Shot yang menampilkan dari batas bahu sampai atas kepala.
MCU (Medium Close Up)
Shot yang menampilkan sebatas dada sampai atas kepala.
BCU (Big Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tubuh atau benda tertentu sehingga tampak besar. Misal : wajah
manusia sebatas dagu sampai dahi.
ECU (Extrime Close Up)
Shot yang menampilkan detail obyek. Misalnya mata, hidung, atau telinga.
MS (Medium Shot)
Shot yang menampilkan sebatas pinggang sampai atas kepala.
60. Broadcasting Dakwah 60
TS (Total Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan obyek.
ES (Establish Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan pemandangan atau suatu tempat untuk memberi orientasi
tempat di mana peristiwa atau adegan itu terjadi.
Two Shot
Shot yang menampilkan dua orang.
OSS (Over Shoulder Shot)
Pengambilan gambar di mana kamera berada di belakang bahu salah satu pelaku, dan bahu si
pelaku tampak atau kelihatan dalam frame. Obyek utama tampak menghadap kamera dengan
latar depan bahu lawan main.
SUDUT PENGAMBILAN KAMERA
High Angle (Bird eye view)
Posisi kamera lebih tinggi dari obyek yang diambil.
Normal Angle
Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata obyek yang diambil.
Low Angle (Frog eye view)
Posisi kamera lebih rendah dari obyek yang diambil.
Obyektive Kamera
Tehnik pengambilan di mana kamera menyajikan sesuai dengan kenyataannya.
Subyektive Kamera
Tehnik pengambilan di mana kamera berusaha melibatkan penonton dalam peristiwa. Seolah-
olah lensa kamera sebagai mata si penonton atau salah satu pelaku dalam adegan.
GERAKAN KAMERA
Panning
Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap di tempat) dari kiri ke
kanan atau sebaliknya.
Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke kanan.
Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri.
Tilting
61. Broadcasting Dakwah 61
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di tempat) dari atas ke bawah
atau sebaliknya.
Tilt up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas.
Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
Tracking
Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek.
Track in : gerak kamera mendekati obyek
Track out : gerak kamera menjauhi obyek
OSS (Over Shoulder Shot)
Pengambilan gambar di mana kamera berada di belakang bahu salah satu pelaku, dan bahu si
pelaku tampak atau kelihatan dalam frame. Obyek utama tampak menghadap kamera dengan
latar depan bahu lawan main.
SUDUT PENGAMBILAN KAMERA
High Angle (Bird eye view)
Posisi kamera lebih tinggi dari obyek yang diambil.
Normal Angle
Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata obyek yang diambil.
Low Angle (Frog eye view)
Posisi kamera lebih rendah dari obyek yang diambil.
Obyektive Kamera
Tehnik pengambilan di mana kamera menyajikan sesuai dengan kenyataannya.
Subyektive Kamera
Tehnik pengambilan di mana kamera berusaha melibatkan penonton dalam peristiwa. Seolah-
olah lensa kamera sebagai mata si penonton atau salah satu pelaku dalam adegan.
GERAKAN KAMERA
Panning
Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap di tempat) dari kiri ke
kanan atau sebaliknya.
Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke kanan.
Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri.
Tilting
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di tempat) dari atas ke bawah
atau sebaliknya.
62. Broadcasting Dakwah 62
Tilt up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas.
Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
Tracking
Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek. Track in : gerak kamera
mendekati obyekTrack out : gerak kamera menjauhi obyek