Cerpen merupakan cerita pendek yang memiliki beberapa ciri khas seperti bisa dibaca dalam satu kali bacaan, memiliki panjang antara 1500-3000 kata, hanya memiliki satu tema dan konflik utama, serta menceritakan sepenggal peristiwa. Unsur-unsur penting yang perlu dianalisis dalam sebuah cerpen meliputi tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang, amanat, dan nilai-nilai yang tersirat. Cerpen
1. Cerita Pendek
Nama : Suci Wandari
NISN : 9987317346
Kelas : XI IPS
SMA NEGERI 2 SEKAYU
2. Cerpen singkatan cerita pendek:
- Selesai dalam sekali baca
- Biasanya antara 1500 –3000 kata (6 –
10 halaman)
- Hanya berisi satu tema dan satu konflik
- Bercerita tentang sepenggal peristiwa
Jadi cerpen adalah cerita singkat,
padat, dan jelas yang hanya ada satu
konflik dalam cerita tersebut.
3. 1. Abstrak : ringkasan atau inti cerita.Abstrak pada sebuah teks
cerita pendek bersifat opsional , artinya sebuah teks cerpen
bisa saja tidak melalui tahapan ini.
2. Orientasi : merupakan struktur yang berisi pengenalan latar
cerita berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana
terjadinya peristiwa dalam cerpen.
3. Latar : digunakan pengarang untuk menghidupkan cerita
dan meyakinkan pembaca. Latar merupakan sarana
pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.
4 Komplikasi : berisi urutan kejadian, dimana antar kejadian
hanya dihubungkan secara sebab akibat, artinya peristiwa
yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya
peristiwa yang lain.
4. > karakter atau watak pelaku cerita yang
diekspresikan dalam ucapan dan tindakan
tokoh.
> berbagai kerumitan (konflik) yang akan
mengarah pada klimaks, yaitu saat sebuah
konflik mencapai tingkat intensitas tertinggi.
> Klimaks ini merupakan keadaan yang
mempertemukan berbagai konflik dan
menentukan bagaimana konflik tersebut
diselesaikan dalam sebuah cerita.
5. 5. Evaluasi : tahapan evaluasi konflik yang terjadi
diarahkan pada pemecahannya sehingga mulai
tampak penyelesaiannya.
6. Resolusi : merupakan tahapan yang
mengungkapkan solusi dari berbagai konflik
yang dialami tokoh.
7. Koda/Reorientasi : merupakan bagian teks
cerpen yang berisi nilai-nilai atau pelajaran
yang dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah
teks. Koda juga biasa disebut reorientasi.
6. 1. Majas atau gaya bahasa : cara pengarang atau
seseorang yang mempergunakan bahasa sebagai alat
mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang
terpendam di dalam jiwanya.
Beberapa majas yang sering digunakan:
a. Majas Litotes: pengungkapan yang bertujuan
merendahkan diri.Contoh: Mampirlah ke gubuk kami
(Padahal rumahnya besar dan mewah )
b. Majas Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-
lebihkan kenyataan. Contoh: Kita berjuang sampai titik
darah penghabisan
c. Majas Personifikasi: mengumpamakan benda mati
sebagai makhluk hidup Contoh: Hujan itu menari-nari
di atas genting
7. d. Majas Simile : pengungkapan dengan
perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan
kata depan dan penghubung, seperti layaknya ,
bagaikan, ” umpama”, “ibarat”,”bak”, bagai”.
Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya,
bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta
berkorban apa saja.
e. Majas Metafora: pengungkapan yang
membandingkan suatu benda dengan benda lain
karena mempunyai sifat yang sama atau hampir
sama. Contoh: cuaca mendung karena sang raja
siang enggan menampakkan diri.
8. 2. Ungkapan/Idiom
kecil hati = penakut
besar hati = (-) sombong, (+) bangga
berat hati = kurang suka melakukan sesuatu pekerjaa/terpaksa
lapang hati = sabar
tinggi hati = sombong; congkak
setengah hati = terpaksa/enggan
jatuh hati = menjadi cinta
perang dingin = perang tanpa senjata
uang panas = uang tidak halal
kambing hitam = orang yang disalahkan
kuda hitam = pemenang yang tidak diunggulkan
sebatang kara = sendirian
naik daun = terkenal/populer
berbadan dua = hamil
pertemuan empat mata = pertemuan dua orang
kaki lima = emperan/pingggir jalan, depan rumah orang
9. 3. Peribahasa
a. Menang jadi arang, kalah jadi abu.
Kalah ataupun menang sama-sama menderita.
b. Bagaikan abu di atas tanggul.
Orang yang sedang berada pada kedudukan
yang sulit dan mudah jatuh.
c. Ada padang ada belalang, ada air ada pula
ikan.
Di mana pun berada pasti akan tersedia rezeki
buat kita.
d. Adat pasang turun naik.
Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi,
semua senantiasa silih berganti.
10. Menganalisis cerpen berarti menganalisis unsur-unsurnya.
Unsur cerpen dibedakan menjadi dua,yaitu: unsur intrinsik dan
ekstrinsik. Berkaitan dengan kegiatan menganalisis cerpen, unsur
intrinsiklah yang menjadi sasarannya. Adapun unsur-unsur
intrinsik cerpen meliputi sebagai berikut:
a. Tema
Tema adalah inti atau pokok masalah yang mendominasi
cerita. Tema biasanya diambil dari permasalahan di sekitar
pengarang, baik yang di alami sendiri maupun orang lain dalam
kehidupan sehari-hari. Penyajian tema dapat secara tersurat /
tersirat.
Terdapat 2 jenis tema,yaitu: tema mayor (pokok/besar) dan
tema minor (kecil/sampingan/bawahan). Tema mayor
merupakan permasalahan yang paling dominan dan menjiwai
cerita, sedangkan tema minor merupakan cabang permasalahan
pokok, yang wujudnya dapat berupa akibat lebih lanjut yang
ditimbulkan oleh tema mayor.
11. •Alur disebut juga jalan cerita, atau rangkaian peristiwa yang
membentuk sebuah cerita. Wujudnya berupa peristiwa-peristiwa yang
disusun saling berkaitan menurut hukum sebab akibat dari awal
sampai akhir cerita. Tahapan alur meliputi: perkenalan/eksposisi,
konflik/pertikaian/pertentangan, perumitan/penanajakan,
klimaks/puncak ketegangan, antiklimaks/ketegangan
mereda/peleraian,dan penyelesaian (happy ending/akhir bahagia, sad
ending/akhir sedih).
P
L
O
T
•Perwatakan disebut juga karakteristik, artinya bagaimana pengarang melukiskan
watak tokoh. Perwatakan adalah penggambaran mengenai tokoh cerita. Pelukisan
watak tokoh harus sesuai dengan tema dan amanat. Penokohan berhasil apabila
mampu mewakili sifat /tipe manusia yang dihendaki dalam tema dan amanat
cerita. Ada 3 cara untuk menggambarkan watak tokoh, yaitu: secara
analitik/langsung (pengarang langsung menggambarkan keadaan bentuk lahir
seorang tokoh, seperti: bentuk wajah, hidung, mata, dan sebagainya).
Dramatik/tidak langsung (pengarang mengungkapkan watak tokoh dengan hal-
hal yang berhubungan dengan tokoh melalui penggambaran perilaku tokoh,
lingkungan kehidupan tokoh, tata kebahasaan, jalan pikiran tokoh, dan oleh tokoh
lain), dan yang ketiga campuran (gabungan analitik dan dramatik). Berdasarkan
perwatakannya, tokoh cerita dibagi 3, yaitu: tokoh protagonis (tokoh utama),tokoh
antagonis (tokoh penentang), tokoh tritagonis (tokoh penengah).
P
E
R
W
A
T
A
K
A
N
12. d. Latar/setting
Latar, yaitu: tempat, waktu, dan suasana yang melatarbelakangi terjadinya
peristiwa dalam suatu cerita. Latar harus dapat mendukung pelaksanaan tema dan
amanat. Oleh karena itu, semakin baik pengetahuan pengarang tentang hal-hal
tersebut, semakin baik latar yang diciptakannya dalam cerita. Pengetahuan ini dapat di
peroleh dengan cara langsung mengobservasi tempat, waktu, situasi, adat budaya yang
digunakan dalam bercerita.
e. Sudut pandang/pusat pengisahan
Sudut pandang, yaitu: kedudukan atau posisi pengarang dalam membawakan cerita.
Ada 4 macam kedudukan pengarang dalam cerita, yaitu:
●Pengarang sebagai tokoh utama. Pengarang menuturkan cerita dirinya sendiri, pelaku
utamanya: aku/saya/kita (kata ganti orang pertama tunggal/jamak).
●pengarang sebagai tokoh bawahan. Pengarang menentukan cerita tentang tokoh
utama sekaligus terlibat dalam cerita tersebut. Pelaku utamanya : kau (kata ganti orang
kedua tunggal/jamak).
●pengarang sebagai pengamat. Pengarang sebagai orang yang berbeda di luar cerita, ia
menuturkan tokoh dari luar , tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya: ia/dia/mereka
(kata ganti orang ketiga tunggal/jamak).
●Campuran: kadang pengarang sebagai pengamat, tapi bisa juga sebagai tokoh
utama/pembantu.
13. f. Amanat
Amanat adalah pesan yang hendak di sampaikan
pengarang kepada pembaca melalui cerita. Amanat
merupakan pemecahan pokok masalah dalam cerita. Hal ini
penting sebab dapat memperkaya pengetahuan kita tentang
kehidupan, terlebih bagi karya bernilai sastra, karena dapat
menambah nilai-nilai batin dan memberikan kepuasan
hidup secara rohani. Amanat dapat berupa pesan/kesan
yang dapat memberikan tambahan pengetahuan,
pendidikan, dan sesuatu yang bermakna dalam hidup yang
memberikan penghiburan, kepuasan,dan kekayaan batin
kita terhadap hidup.
g. Suasana
Suasana adalah keadaan hati yang ditimbulkan oleh
suatu karya sastra, seperti: perasaan sedih, senang, benci,
dan sebagainya.
14. Karya sastra apa pun bentuknya, ditulis
oleh, tentang, dan untuk manusia. Oleh karena
itu, karya sastra harus mengandung nilai-nilai,
yaitu: sifat-sifat atau hal-hal yang penting dan
berguna bagi kemanusiaan . Nilai selalu di
hargai dan di pertahankan oleh seseorang
/masyarakat. Nilai dapat berupa benda atau
pun konsep/prinsip hidup.
15. a. Nilai moral : nilai yang
berhubungan dengan akhlak/budi
pekerti/susila/baik buruk tingkah
laku.
b. Nilai social : nilai yang
berhubungan dengan
kemasyarakatan.
c. Nilai religious/keagamaan :
nilai yang berhubungan dengan
tuntunan keagamaan.
d. Nilai pendidikan : nilai yang
berhubungan dengan perubahan
tingkah laku dari buruk ke baik.
e. Nilai kemanusiaan : nilai yang
berhubungan dengan sifat-sifat
manusia dengan manusia lain.
f. Nilai budaya : nilai yang
berhubungan dengan adat
istiadat/kebiasaan dalam
masyarakat.
g. Nilai patriotic: nilai yang
berhubungan dengan jiwa
kepahlawanan/perjuangan.
h.Nilai etika: nilai yang
berhubungan dengan sopan
santun.
i. Nilai estetika: nilai yang
berhubungan dengan keindahan.
j. Nilai ekonomi: nilai yang
berhubungan dengan bidang
perekonomian.
16. Nilai sangat berkaitan dengan latar, karena latar
merupakan tempat pengambilan nilai-nilai yang di
ungkapkan dalam cerita itu. Misalnya :melalui
Novel siti nurbaya karya Marah Rusli, Salah
Asuhan karya Abdul Muis yang menceritakan
peristiwa di minangkabau pada tahun 20-an, kita
dapat mengetahui nilai-nilainya, antara lain
sebagai berikut:
a. Sikap angkuh/sombong golongan
bangsawan di sumatera yang mendapat tantangan
dari golongan muda.
b. Sikap golongan tua di minangkabau terhadap
pengaruh kebudayaan barat.
17. Ada 2 cara pengarang dalm menyampaikan
nilai cerpen, yaitu:
a. Secara tersurat : secara langsung dan jelas,
misalnya: Salah Asuhan oleh Abdul Muis.
b. Secara tersirat : secara samar-samar,
misalnya: belenggu oleh Armyn Pane.
18. Cerpen bersumber pada kehidupan sehari-hari pengarangnya atau
orang lain. Kejadian/peristiwa yang dilukiskan dalam cerita tersebut bisa
sungguh-sungguh terjadi, bisa juga hanya khayalan.
Hal yang bisa dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari dari
cerpen adalah isi cerita, baik instrinsiknya maupun ekstrinsiknya. Untuk
mengetahui ada tidaknya kaitan antara cerpen dengan kehidupan sehari-
hari, dapat di uji dengan hal-hal berikut:
a. Mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bisa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
c. Biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
d. Logis terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila isi cerpen memenuhi hal diatas, berarti cerpen tersebut
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.