2. Bangunan penahan tanah terdiri dari:
1. TPT (Tembok Penahan Tanah)
2. DPT (Dinding Penahan Tanah)
3. Bronjong
BANGUNAN PENAHAN TANAH
3. Tembok Penahan Tanah (TPT) adalah suatu bangunan yang berfungsi
untuk menstabilkan kondisi tanah tertentu yang pada umumnya
dipasang pada daerah tebing yang labil. Dengan kata lain merupakan
pasangan batu yang dilekatkan dengan campuran semen, pasir dan air
untuk melindungi tebing dari keruntuhan tanahnya.
TEMBOK PENAHAN TANAH
4. Jenis konstruksi dari Tembok Penahan Tanah (TPT) antara lain:
1. Pasangan batu dengan mortar.
2. Pasangan batu kosong.
3. Pasangan dengan beton.
4. Pasangan dengan kayu.
JENIS TEMBOK PENAHAN TANAH
5. Dinding Penahan Tanah (DPT) adalah suatu sistem struktur yang
berfungsi untuk menjaga kestabilan lereng. Lereng ini dapat
berbentuk lereng timbunan atau lereng alami yang terdapat indikasi
ketidakstabilan lereng.
Dinding penahan tanah berfungsi untuk menyokong tanah serta
mencegahnya dari bahaya kelongsoran. Baik akibat beban air hujan,
berat tanah itu sendiri maupun akibat beban yang bekerja di atasnya.
DINDING PENAHAN TANAH
6. Berdasarkan jenis konstruksinya dinding penahan tanah ini terdiri dari
3 jenis, yaitu:
1. Dinding penahan tanah tipe gravitasi dan semi gravitas.
2. Dinding penahan tanah beton tipe kantilever.
3. Dinding penahan tanah beton kantilver dengan rusuk (counterfort).
JENIS DINDING PENAHAN TANAH
7. Dinding penahan tanah gravitasi
terbuat dari pasangan batu kali atau
beton tidak bertulang, yang
mengandalkan bobotnya sendiri untuk
menjaga stabilitasnya.
Dinding Penahan Tanah Tipe Gravitasi dan
Semi Gravitas
Gambar Dinding penahan tanah tipe gravitasi
(gravity wall)
8. Dinding penahan tanah kantilever
dibuat dari beton bertulang, karena
itu dimensi stem dan base slab
menjadi relatif tipis.
Selain bobotnya sendiri, dinding
penahan tanah kantilever ini
mengandalkan pada bobot massa
tanah yang berada di atas base slab,
untuk menjaga stabilitasnya.
Dinding Penahan Tanah Beton Tipe Kantilever
Gambar Dinding penahan tanah tipe
kantilever (cantilever retaining wall)
9. Untuk menahan tanah yang tinggi dengan
tetap menjaga dinding vertikal yang tipis,
maka stem dinding penahan tanah
kantilever perlu diperkuat dengan rib-rib
beton yang dipasang pada jarak-jarak
tertentu.
Bila rib-rib tersebut berada di belakang
dinding (akan tertutup tanah) maka
pengaku tersebut dinamakan counterfort,
sedangkan bila berada di muka dinding,
dinamakan buttress.
Dinding penahan tanah beton kantilver
dengan rusuk (counterfort)
Gambar Dinding penahan tanah tipe
counterfort.
10. Bronjong atau gabion berasal dari Bahasa Italia kuno
yaitu gabbione yang berarti kandang besar. Sekitar 7000 tahun yang
lalu, orang – orang Mesir menggunakan bronjong sebagai penahan air
agar sungai Nil tidak membanjiri pemukiman.
Bronjong adalah kawat kotak yang terbuat dari anyaman kawat baja
berlapis seng yang pada penggunaannya diisi batu-batu untuk
pencegah erosi yang dipasang pada tebingtebing, tepi-tepi sungai,
yang proses penganyamannya menggunakan mesin. (SNI 03-0090-
1999)
BRONJONG
11. Bronjong kawat harus kokoh,
bentuk anyaman heksagonal
dengan lilitan ganda dan berjarak
maksimum 40 mm dan harus
simetri. Lilitan harus erat dan tidak
terjadi kerenggangan, hubungan
antara kawat sisi dan kawat
anyaman dililit minimum 3 kali
sehingga bronjong kawat mampu
menahan beban dari segala
jurusan.
SIFAT TAMPAK BRONJONG
Gambar Bronjong Kawat
CATATAN : 1. kawat anyaman; 2. kawat
sisi; 3. lilitan ganda; S. lebar anyaman;
d. panjang lilitan; L. panjang anyaman