Banyak orang Kristen yang meminta kesembuhan dari dukun, membenarkan dirinya dengan ucapan: “Kita harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” Pada hal, kalmat “cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” itu ditujukan bukan untuk mencari dukun yang dapat menyembuhkan penyakit.
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Cerdik seperti ular 8 feb 2022
1. Cerdik Seperti Ular
Bonggas L Tobing
Jl. Perjuangan no. 9 Tj. Rejo, Medan 20122
2021
Jika ada seseorang dirawat di rumah sakit, dan sudah lebih dari
satu bulan belum sembuh, biasanya kerabat-kerabatnya akan
menawarkan pengobatan alternatif, sambil mengutip beberapa
kata ayat Alkitab. Si sakit dan keluarganya dibujuk dengan kata-
kata: “Kita harus berhikmat dan cerdik seperti ular”.
Orang Kristen yang pernah meminta kesembuhan dari dukun,
biasanya membenarkan dirinya dengan ucapan: “Kita harus
berhikmat dan cerdik seperti ular”. Pada hal, jika kita mengamati
Alkitab dengan baik, Tuhan Yesus tidak pernah menyuruh umat-
Nya pergi meminta kesembuhan kepada dukun. Sebaliknya, Tuhan
Yesus sangat membenci umat-Nya yang pergi meminta jasa
dukun. Kata-kata “cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” itu
ditujukan bukan untuk meminta jasa dukun. Untuk lebih jelasnya,
silahkan buka Alkitab Anda, supaya kita mengamatinya secara
bersama-sama.
Adapun kata-kata “cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”
tertulis dalam kitab Matius 10 ayat 16. Demikian tertulis di sana:
Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah
serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus
seperti merpati.
2. Dalam Bibel bahasa Batak Toba, terjemahan lama, dituliskan
sebagai berikut:
Husuru do hamu songon biru-biru tu tongatonga ni angka babiat;
dibahen i pantas ma hamu marroha songon ulok, huhut lidang ma
rohamuna songon darapati!
Dalam Bibel bahasa Batak Toba sehari-hari tertulis sebagai berikut:
Parrohahon hamu ma on: Husuru do hamu songon biru-biru tu
tongatonga ni serigala. Ingkon tongtong do hamu jaga songon ulok,
jala ias songon darapati.
Alkitab bahasa Indonesia sehari-hari menuliskan sebagai berikut:
Perhatikan ini: Aku mengutus kalian seperti domba yang tidak
berdaya ke tengah-tengah serigala ganas. Kalian harus waspada
seperti ular dan tulus hati seperti burung merpati.
Dengan memperhatikan kata-kata yang dicetak tebal pada semua
ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Matius 10:16 adalah suatu
peringatan dari Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya, bahwa
mereka kelak akan berhadapan dengan musuh yang sangat
berbahaya, yang diibaratkan seperti binatang buas yang dapat
memangsa mereka.
Siapakah binatang buas yang dapat memangsa pengikut Tuhan
Yesus? Binatang buas itu melambangkan Iblis seperti tertulis
dalam Alkitab:
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling
sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang
dapat ditelannya. (1 Pet. 5: 8)
Tuhan Yesus berpesan agar murid-murid cerdik dan waspada
menghadapi binatang buas itu. Dengan perkataan lain, agar murid-
murid cerdik dan waspada menghadapi Iblis! Jadi Matius 10:16
tidak ada hubungannya dengan kesembuhan penyakit!
Pesan yang terkandung dalam ayat itu akan lebih jelas lagi jika kita
membaca ayat-ayat sebelumnya yaitu Matius 10: 5-16.
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada
mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau
3. masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada
domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan
beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. ……… Lihat, Aku
mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab
itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.”
Nats di atas menunjukkan bahwa pesan “cerdik” itu disampaikan
Tuhan Yesus bukan kepada sembarang orang, bukan juga kepada
orang sakit, tetapi kepada murid-murid Tuhan Yesus yang sedang
bertugas memberitakan kerajaan sorga atau mengabarkan Injil. Jadi
perilaku “bercerdik-cerdik” itu dilakukan dalam rangka pengabaran
Injil, bukan dalam rangka mencari kesembuhan penyakit!
Mungkin Anda sudah pernah melihat kewaspadaan seekor ular,
bukan? Sekalipun seekor ular sedang melarikan diri, kepalanya
tetap siaga untuk mematok musuh. Jadi, arti cerdik seperti ular
adalah senantiasa waspada menghadapi musuh. Musuh murid
Tuhan Yesus adalah Iblis. Oleh karena itu, pesan yang terkandung
dalam Matius 10:16 adalah: Ketika memberitakan Injil, murid-murid
Tuhan Yesus harus senantiasa waspada menghadapi Iblis. Bagi
kita, arti ayat itu adalah: Ketika Anda dan saya memberitakan injil,
kita harus senantiasa waspada menghadapi Iblis! Jadi, tidak ada
hubungan ayat itu dengan kecerdikan manusia dalam mencari
kesembuhan penyakit.
Pesan yang tersirat dalam Matius 10:16 adalah suatu pesan yang
tidak menyenangkan bagi Iblis. Itu sebabnya Iblis memelintir
pemahaman manusia akan ayat itu. Iblis memelintir ayat itu supaya
kita lalai menghadapinya dan tidak perlu lagi takut-takut pergi ke
dukun. Seperti itu juga cara yang dipakai Iblis ketika berhadapan
dengan Hawa di Taman Eden. Iblis memelintir sabda Tuhan untuk
menjatuhkan Hawa ke dalam dosa. Iblis sangat lihai memelintir
Firman Tuhan. Mari kita bandingkan firman yang disampaikan
Tuhan kepada Adam dan Hawa dengan “firman” yang disampaikan
Iblis kepada Hawa. Firman Tuhan kepada Adam dan Hawa adalah
sebagai berikut:
"Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan
bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat
itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau
4. memakannya, pastilah engkau mati." (Kej. 2: 16 – 17)
“Firman” yang disampaikan Iblis kepada Hawa adalah sebagai
berikut:
" ………….. Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan
buahnya, bukan?" (Kej. 3:1)
Pemelintiran yang dilakukan Iblis hanya dalam satu kata, yaitu kata
boleh. Kata itu dipelintir Iblis menjadi jangan. Apa yang disabdakan
Tuhan sangat berbeda dengan yang disampaikan Iblis. Tetapi
Hawa tidak waspada terhadap pemelintiran itu. Akhirnya, Hawa
jatuh ke dalam dosa. Kejatuhan Hawa ke dalam dosa disusul oleh
suaminya, Adam.
Sampai hari ini, Iblis terus bekerja memelintir Firman Tuhan. Ia
memelintir pemahaman banyak orang Kristen akan sabda Yesus
yang tertulis dalam Matius 10:16. Tuhan Yesus berfirman:
“Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah
serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus
seperti merpati.”
Tetapi Iblis memelintirnya menjadi:”Kalian harus cerdik seperti ular.
Carilah cara lain untuk menyembuhkan penyakit. Kalian harus
berhikmat, tidak boleh hanya dengan satu cara, kalian cari cara
yang lain. Kepandaian dukun juga dari Tuhan.”
Bukankah sabda Yesus sangat berbeda dengan pelintiran Iblis ini.
Jika tidak waspada, kita akan seperti Hawa terjerumus ke dalam
dosa. Itu sebabnya Tuhan Yesus mengingatkan kita agar waspada
terhadap Iblis.
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling
sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang
dapat ditelannya. (1 Pet. 5: 8)
Tolaklah anjuran kerabat yang berkata: ”Kalian harus berhikmat
dan cerdik seperti ular. Cari cara lain untuk menyembuhkan
penyakit, tidak hanya dengan dokter, kalian boleh memakai cara
yang lain. Kepandaian dukun juga berasal dari Tuhan.”