SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
Analisa Termal
1
• Analisis termal adalah cabang ilmu bahan di
mana sifat-sifat bahan dipelajari saat
mengalami perubahan suhu.
• Umumnya beberapa metode digunakan
tergantung dari sifat yang akan diukur
2
Metode Analisis Termal dan Sifat Yang
Diukur
3
1. Differential Scanning Calorimetry (DSC)
Mengukur panas yang diserap atau dibebaskan selama pemanasan
atau pendinginan
Mengukur perubahan berat selama pemanasan atau pendinginan
2. Thermal Gravimetric Analysis (TGA)
3. Differential Thermal Analysis (DTA)
digunakan untuk menginvestigasi termal, di mana perubahan
termal bisa diamati dan ditandai
4. Thermomechanical Analysis (TMA)
Mengukur perubahan dimensi selama pemanasan atau pendinginan
4
THERMOGAVIMETRIC ANALYSIS
(TGA)
5
Prinsip: TGA mengukur jumlah dan laju perubahan berat bahan
sehubungan dengan suhu atau waktu dalam lingkungan yang
terkendali.
TGA terdiri dari tiga bagian utama tungku,
1. Timbangan mikrogram,
2. Sample otomatis dan
3. Termokopel
6
PRINSIP: Termogravimetri adalah teknik di mana perubahan
berat zat dicatat sebagai fungsi dari suhu atau waktu.
Instrumen: Instrumen yang digunakan untuk thermogravimetry
adalah "Thermobalance". Data direkam dalam bentuk kurva yang
dikenal sebagai 'Termogram'.
7
• Tungku dapat menaikkan suhu sampai dengan 1000 °
C yang terbuat dari kuarsa.
• Sampler otomatis membantu memuat sampel ke
keseimbangan mikro.
• Termokopel berada tepat di atas sampel.
• Harus selalu diperhatikan bahwa termokopel tidak
berhubungan dengan sampel yang ada di wajan
platinum.
8
Sebuah teknik yang
memungkinkan penimbangan
berat secara terus menerus
dari sampel sebagai fungsi
suhu dan / atau sebagai
fungsi waktu pada suhu yang
diinginkan
9
Sample Holder: pemegang sampel dan
referensi
Sensor: termokopel, satu untuk sampel dan
refernsi
Furnace: kotak yang mengandung sampel
dan referensi
Temperatur Controller: Program pengontrol
temperaturi
Keuntungan:
1. instrumen dapat digunakan pada tempertur sangat tinggi
2. instrument sangat sensitif
3. volume/bentuk sampel dapat fleksibel
4. karakter transisi atau temperatur reaksi dapat ditentukan
Kerugian: ketidaktentuan panas fusi dan temperatur transisi
10
sebuah teknik pengukuran
variasi massa sampel yang
menjalani pemindaian suhu
dalam atmosfir terkontrol
termobalance memungkinkan
memonitor berat sampel sebagai
fungsi suhu
sampel tergantung pada
balance dalam furnace dan
balance diisolasi panas dari
furnace
11
Interpretasi kurva TG dan DTG
i. Sampel tidak mengalami dekomposisi
dengan hilangnya produk volatile
tetapi transformasi fase padat,
melting, dll tidak bisa terdeteksi oleh
TG,
ii. awal massa hilang secara cepat adalah
karakteristik pengeringan.
iii. Dekomposisi satu tahap,
iv. Dekomposisi multi-tahap dengan
kestabilan menengah
12
v. Dekomposisi multi-tahap tanpa
kestabilan produk antara. Namun
efek laju pemanasan harus
dipertimbangkan. Pada laju
pemanasan rendah, tipe (v)
menyerupai tipe (iv). Paling laju
pemanasan tinggi, tipe (iv) dan
(v) menyerupai tipe (iii)
vi. Dapatkan massa karena reaksi
dengan atmosfer, mis. oksidasi
logam,
vii. Produk oksidasi terurai kembali
pada suhu lebih tinggi; hal ini
jarang ditemui.
13
Kurva TGA Calcium Oxalate
14
Kurva TGA zat kristaline dan amorphous
15
Persiapan sampel memiliki efek signifikan dalam memperoleh
data yang bagus.
• Pemaksimalkan luas permukaan sampel dalam panci TGA dapat
meningkatkan resolusi dan reproduksi suhu penurunan berat.
• Berat sampel mempengaruhi keakuratan penurunan berat
• Biasanya 10-20mg sampel lebih disukai di sebagian besar
aplikasi.
• jika sampel memiliki volatil 50-100mg dianggap sdh memadai.
• Perlu dicatat bahwa sebagian besar instrumen TGA memiliki
pergeseran baseline ± 0,025mg yaitu ± 0,25% dari sampel 10mg
16
Kondisi Eksperimen
• Pada kebanyakan kasus, Sampel dipanaskan pada
kecepatan 10 atau 20 ° C / menit.
• Penurunan laju pemanasan meningkatkan resolusi
penurunan berat badan.
• Kemajuan teknologi telah memungkinkan, pengaturan
laju pemanasan (TGA resolusi tinggi) untuk
meningkatkan resolusi secara otomatis dengan
mengurangi laju pemanasan selama penurunan berat
17
• Nitrogen adalah gas yang paling umum digunakan
untuk membersihkan sampel dalam TGA.
• sedangkan helium memberikan baseline terbaik.
• Udara diketahui meningkatkan resolusi karena
perbedaan dalam stabilitas oksidasi penyusun sampel.
• Vakum dapat digunakan dimana sampel mengandung
komponen yang mudah menguap (volatil), yang
membantu pemisahan dari awal dekomposisi ketika
volatil lepas pada temperatur lebih rendah dalam
ruang hampa udara.
mis. minyak dalam produk ban karet.
18
Analisis termal pengujian termogravimetri
(TGA)
• Analisa Thermogravimetric (TGA) menyediakan
penentuan endoterm, eksoterm, penurunan berat pada
pemanasan, pendinginan, dan lain-lain.
• Bahan yang dianalisis oleh TGA meliputi sampel polimer,
plastik, komposit, laminasi, perekat, makanan, pelapis,
obat-obatan, bahan organik, karet, minyak bumi, bahan
kimia, bahan peledak dan biologis
19
• Analisis termogravimetri menggunakan panas
untuk menghasilkan reaksi dan perubahan fisik
bahan.
• TGA memberikan pengukuran perubahan massa
bahan yang terkait dengan transisi dan degradasi
termal.
• TGA mencatat perubahan massa dari dehidrasi,
dekomposisi, dan oksidasi sampel dberdasarkan
waktu dan suhu.
20
Perbedaan utama antara TGA dan DTA (DSC)
TGA mengungkapkan perubahan sampel karena berat, sedangkan DTA dan DSC
mengungkapkan perubahan yang tidak terkait dengan bobot (terutama karena
transisi fase)
21
DIFFERENTIAL SCANNING CALORIMETRY
(DSC)
22
Definisi
• Kalorimeter mengukur panas yang masuk atau
keluar sampel.
• DSC mengukur panas sampel relatif terhadap
referensi.
• Panas endotermik mengalir ke sampel.
• Panas eksotermik mengalir keluar dari sampel
23
DSC mengukur perbedaan dalam jumlah panas yang dibutuhkan
untuk meningkatkan suhu sampel dan referensi sebagai fungsi
temperatur 24
Wadah sampel dan sampling
25
26
• Prinsip DSC adalah teknik termo-analitik dimana perbedaan
dalam jumlah panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan
suhu sampel dan referensi diukur sebagai fungsi temperatur.
• Perbedaan aliran panas terjadi dengan terjadinya dari dua
peristiwa besar:
1) Kapasitas panas sampel yang meningkat dengan suhu
(baseline)
2) Transisi yang terjadi dalam sampel (peristiwa ditumpangkan
pada baseline kapasitas panas)
Prinsip DSC
27
• Laju Aliran Panas dinyatakan dalam berbagai
unit
• yang juga dapat dinormalisasi untuk berat
sampel yang digunakan
28
29
jenis kurva DSC
30
Termogram DSC
31
Transisi dalam kurva DSC
32
Heat Flux and DSC
33
Power Compensated DSC
34
1. Power Compensation DSC
• resolusi dan sensitivitas
tinggi cocolk untuk
penelitian
• pengukuran panas jenis
• sangat sensitif terhadap
kontaminasi
2. Heat Flux DSC
• Aplikasi rutin
• pengukuran panas jenis
• sangat sensitif terhadap
kontaminasi
• cocok untuk lingkungan yang
keras
• pengoperasiannya otomatis
• sensitif terhadap biaya
35
Persiapan sampel
36
kondisi eksperimen
37
Pengaruh laju pemanasan
• Kebanyakan transisi (evaporasi,
kristalisasi, dekomposisi) adalah kinetik
sehingga bergeser ke temperatur lebih
tinggi, ketika dipanaskan pada laju
lebih tinggi
• penambahan laju pemindaian
menambah sensitivitas, sedangkan
pengurangan laju pemindaian
meningkatkan resolusi
• untuk mendapatkan temperatur
kejadian mendekati nilai
termodinamika sesungguhnya,
sebaiknya menggunakan laju
pemindaian rendah (mis 1-5 K/min)
• pemindaian cepat dapat mengaburkan
kejadian termal 38
Proses Melting dengan DSC
39
Melting
Puncak negatif pada termogram
• Transisi tidak teratur
• Tm, suhu leleh
• Melting terjadi pada polimer
kristal; Gelas terjadi pada polimer
amorf
40
Bentuk Polimorfik
41
Bentuk Polimorfik
42
Pseudopolymorphism
43
Material Amophous
44
Transisi glass
• Langkah dalam termogram
• Transisi dari padat disordered
(tidak teratur) ke cair
• Diamati padatan gelas mis.,
polimer
• Suhu Transisi gelas
45
kristalisasi
• puncak positif dan tajam
• Transisi disorderd (Tidak
teratur) ke ordered
(teratur)
• bahan dapat mengkristal
• teramati pada bahan solid
gelas seperti polimer
• Suhu kristalisasi Tc
46
THERMOMECHANICAL ANALYSIS
(TMA)
47
• Analisis termo-mekanis (TMA) menyediakan
data sifat dimensional untuk material.
• Bahan diuji dengan analisis termo-mekanis
meliputi polimer, komposit, laminasi, perekat, pelapis,
farmasi, logam, kaca, keramik, serat, dan bahan lainnya
• TMA adalah teknik analisis termal yang digunakan untuk
mengukur perubahan dimensi fisik (panjang atau
volume) dari sampel sebagai fungsi suhu dan waktu di
bawah beban yang tidak berosilasi.
• Teknik ini secara luas berlaku untuk varietas bahan-
bahan seperti obat-obatan, polimer, keramik dan logam
dll.
48
Jenis Probe TMA
49
• TMA terdiri dari dudukan kuarsa, probe kuarsa, tungku
di atas dudukan,dilengkapi dengan saluran masuk untuk
membersihkan gas, termokopel didekat dudukan dan
LVDT (diferensial variabel linier transformator) yang
melekat pada probe untuk mengukur perbedaan
dimensi
• Untuk memeriksa sampel bubuk, sampel dikemas ke
dalam panci DSC datar.
• Dimensi sampel diukur dengan TMA dalam milimeter.
• TMA digunakan untuk mendapatkan suhu melting,
suhu pelunakan, koefisien ekspansi termal (CTE) dan
transisi glass (Tg) material
50
kondisi eksperimen
• TMA dioperasikan di bawah kondisi ini : laju
pemanasan 10 ° C / menit, tegangan yang
diberikan 0,1 N; probe ekspansi berujung
datar berbahan kuarsa dengan diameter luar
0,125 mm, gas purge nitrogen pada 50 mL /
menit, sampel dalam panci DSC dan probe
diterapkan ke bubuk kristal dikemas, dan
ukuran sampel dalam panci DSC adalah 100
mg.
51
Analisa thermal
52

More Related Content

Similar to ANALISIS TERMAL

Mata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiMata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiAmeu Sequeira
 
Mata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiMata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiAmeu Sequeira
 
Harga Air kalorimeter
Harga Air kalorimeterHarga Air kalorimeter
Harga Air kalorimetersilvi novrian
 
Kelompok 2_Suhu dan Kalor.pptx
Kelompok 2_Suhu dan Kalor.pptxKelompok 2_Suhu dan Kalor.pptx
Kelompok 2_Suhu dan Kalor.pptxDaraseptianiputri1
 
Gases Chromatography
Gases ChromatographyGases Chromatography
Gases ChromatographyEfty Leliya
 
Jennifer wijaya kel2 parameter gc dan komponen gc ms
Jennifer wijaya kel2 parameter gc dan komponen gc msJennifer wijaya kel2 parameter gc dan komponen gc ms
Jennifer wijaya kel2 parameter gc dan komponen gc msJennifer Wijaya
 
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi ReaksiLaporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi ReaksiNadiya Rahmawati
 
IPA Jilid 1_Bab 3 - Suhu, Pemuaian, dan Kalor.pptx
IPA Jilid 1_Bab 3 - Suhu, Pemuaian, dan Kalor.pptxIPA Jilid 1_Bab 3 - Suhu, Pemuaian, dan Kalor.pptx
IPA Jilid 1_Bab 3 - Suhu, Pemuaian, dan Kalor.pptxNurulHafidhah4
 
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdfPETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdfBPSiscaAmanitaF
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprakpraditya_21
 

Similar to ANALISIS TERMAL (20)

Mata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiMata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika ii
 
Mata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiMata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika ii
 
Harga Air kalorimeter
Harga Air kalorimeterHarga Air kalorimeter
Harga Air kalorimeter
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
FD- Suhu dan Kalor
FD- Suhu dan KalorFD- Suhu dan Kalor
FD- Suhu dan Kalor
 
Fd suhu dan kalor
Fd  suhu dan kalorFd  suhu dan kalor
Fd suhu dan kalor
 
Kelompok 2_Suhu dan Kalor.pptx
Kelompok 2_Suhu dan Kalor.pptxKelompok 2_Suhu dan Kalor.pptx
Kelompok 2_Suhu dan Kalor.pptx
 
Geo ppt
Geo pptGeo ppt
Geo ppt
 
Jurnal termokimia
Jurnal termokimiaJurnal termokimia
Jurnal termokimia
 
Gases Chromatography
Gases ChromatographyGases Chromatography
Gases Chromatography
 
Jennifer wijaya kel2 parameter gc dan komponen gc ms
Jennifer wijaya kel2 parameter gc dan komponen gc msJennifer wijaya kel2 parameter gc dan komponen gc ms
Jennifer wijaya kel2 parameter gc dan komponen gc ms
 
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi ReaksiLaporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
 
Kd meeting 9 10
Kd meeting 9 10Kd meeting 9 10
Kd meeting 9 10
 
IPA Jilid 1_Bab 3 - Suhu, Pemuaian, dan Kalor.pptx
IPA Jilid 1_Bab 3 - Suhu, Pemuaian, dan Kalor.pptxIPA Jilid 1_Bab 3 - Suhu, Pemuaian, dan Kalor.pptx
IPA Jilid 1_Bab 3 - Suhu, Pemuaian, dan Kalor.pptx
 
TEMPERATURE.pptx
TEMPERATURE.pptxTEMPERATURE.pptx
TEMPERATURE.pptx
 
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdfPETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
Air condition system
Air condition systemAir condition system
Air condition system
 
Acara I
Acara IAcara I
Acara I
 
Kalibrasi
KalibrasiKalibrasi
Kalibrasi
 

Recently uploaded

rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 

Recently uploaded (9)

rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 

ANALISIS TERMAL

  • 2. • Analisis termal adalah cabang ilmu bahan di mana sifat-sifat bahan dipelajari saat mengalami perubahan suhu. • Umumnya beberapa metode digunakan tergantung dari sifat yang akan diukur 2
  • 3. Metode Analisis Termal dan Sifat Yang Diukur 3
  • 4. 1. Differential Scanning Calorimetry (DSC) Mengukur panas yang diserap atau dibebaskan selama pemanasan atau pendinginan Mengukur perubahan berat selama pemanasan atau pendinginan 2. Thermal Gravimetric Analysis (TGA) 3. Differential Thermal Analysis (DTA) digunakan untuk menginvestigasi termal, di mana perubahan termal bisa diamati dan ditandai 4. Thermomechanical Analysis (TMA) Mengukur perubahan dimensi selama pemanasan atau pendinginan 4
  • 6. Prinsip: TGA mengukur jumlah dan laju perubahan berat bahan sehubungan dengan suhu atau waktu dalam lingkungan yang terkendali. TGA terdiri dari tiga bagian utama tungku, 1. Timbangan mikrogram, 2. Sample otomatis dan 3. Termokopel 6
  • 7. PRINSIP: Termogravimetri adalah teknik di mana perubahan berat zat dicatat sebagai fungsi dari suhu atau waktu. Instrumen: Instrumen yang digunakan untuk thermogravimetry adalah "Thermobalance". Data direkam dalam bentuk kurva yang dikenal sebagai 'Termogram'. 7
  • 8. • Tungku dapat menaikkan suhu sampai dengan 1000 ° C yang terbuat dari kuarsa. • Sampler otomatis membantu memuat sampel ke keseimbangan mikro. • Termokopel berada tepat di atas sampel. • Harus selalu diperhatikan bahwa termokopel tidak berhubungan dengan sampel yang ada di wajan platinum. 8
  • 9. Sebuah teknik yang memungkinkan penimbangan berat secara terus menerus dari sampel sebagai fungsi suhu dan / atau sebagai fungsi waktu pada suhu yang diinginkan 9
  • 10. Sample Holder: pemegang sampel dan referensi Sensor: termokopel, satu untuk sampel dan refernsi Furnace: kotak yang mengandung sampel dan referensi Temperatur Controller: Program pengontrol temperaturi Keuntungan: 1. instrumen dapat digunakan pada tempertur sangat tinggi 2. instrument sangat sensitif 3. volume/bentuk sampel dapat fleksibel 4. karakter transisi atau temperatur reaksi dapat ditentukan Kerugian: ketidaktentuan panas fusi dan temperatur transisi 10
  • 11. sebuah teknik pengukuran variasi massa sampel yang menjalani pemindaian suhu dalam atmosfir terkontrol termobalance memungkinkan memonitor berat sampel sebagai fungsi suhu sampel tergantung pada balance dalam furnace dan balance diisolasi panas dari furnace 11
  • 12. Interpretasi kurva TG dan DTG i. Sampel tidak mengalami dekomposisi dengan hilangnya produk volatile tetapi transformasi fase padat, melting, dll tidak bisa terdeteksi oleh TG, ii. awal massa hilang secara cepat adalah karakteristik pengeringan. iii. Dekomposisi satu tahap, iv. Dekomposisi multi-tahap dengan kestabilan menengah 12
  • 13. v. Dekomposisi multi-tahap tanpa kestabilan produk antara. Namun efek laju pemanasan harus dipertimbangkan. Pada laju pemanasan rendah, tipe (v) menyerupai tipe (iv). Paling laju pemanasan tinggi, tipe (iv) dan (v) menyerupai tipe (iii) vi. Dapatkan massa karena reaksi dengan atmosfer, mis. oksidasi logam, vii. Produk oksidasi terurai kembali pada suhu lebih tinggi; hal ini jarang ditemui. 13
  • 14. Kurva TGA Calcium Oxalate 14
  • 15. Kurva TGA zat kristaline dan amorphous 15
  • 16. Persiapan sampel memiliki efek signifikan dalam memperoleh data yang bagus. • Pemaksimalkan luas permukaan sampel dalam panci TGA dapat meningkatkan resolusi dan reproduksi suhu penurunan berat. • Berat sampel mempengaruhi keakuratan penurunan berat • Biasanya 10-20mg sampel lebih disukai di sebagian besar aplikasi. • jika sampel memiliki volatil 50-100mg dianggap sdh memadai. • Perlu dicatat bahwa sebagian besar instrumen TGA memiliki pergeseran baseline ± 0,025mg yaitu ± 0,25% dari sampel 10mg 16
  • 17. Kondisi Eksperimen • Pada kebanyakan kasus, Sampel dipanaskan pada kecepatan 10 atau 20 ° C / menit. • Penurunan laju pemanasan meningkatkan resolusi penurunan berat badan. • Kemajuan teknologi telah memungkinkan, pengaturan laju pemanasan (TGA resolusi tinggi) untuk meningkatkan resolusi secara otomatis dengan mengurangi laju pemanasan selama penurunan berat 17
  • 18. • Nitrogen adalah gas yang paling umum digunakan untuk membersihkan sampel dalam TGA. • sedangkan helium memberikan baseline terbaik. • Udara diketahui meningkatkan resolusi karena perbedaan dalam stabilitas oksidasi penyusun sampel. • Vakum dapat digunakan dimana sampel mengandung komponen yang mudah menguap (volatil), yang membantu pemisahan dari awal dekomposisi ketika volatil lepas pada temperatur lebih rendah dalam ruang hampa udara. mis. minyak dalam produk ban karet. 18
  • 19. Analisis termal pengujian termogravimetri (TGA) • Analisa Thermogravimetric (TGA) menyediakan penentuan endoterm, eksoterm, penurunan berat pada pemanasan, pendinginan, dan lain-lain. • Bahan yang dianalisis oleh TGA meliputi sampel polimer, plastik, komposit, laminasi, perekat, makanan, pelapis, obat-obatan, bahan organik, karet, minyak bumi, bahan kimia, bahan peledak dan biologis 19
  • 20. • Analisis termogravimetri menggunakan panas untuk menghasilkan reaksi dan perubahan fisik bahan. • TGA memberikan pengukuran perubahan massa bahan yang terkait dengan transisi dan degradasi termal. • TGA mencatat perubahan massa dari dehidrasi, dekomposisi, dan oksidasi sampel dberdasarkan waktu dan suhu. 20
  • 21. Perbedaan utama antara TGA dan DTA (DSC) TGA mengungkapkan perubahan sampel karena berat, sedangkan DTA dan DSC mengungkapkan perubahan yang tidak terkait dengan bobot (terutama karena transisi fase) 21
  • 23. Definisi • Kalorimeter mengukur panas yang masuk atau keluar sampel. • DSC mengukur panas sampel relatif terhadap referensi. • Panas endotermik mengalir ke sampel. • Panas eksotermik mengalir keluar dari sampel 23
  • 24. DSC mengukur perbedaan dalam jumlah panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu sampel dan referensi sebagai fungsi temperatur 24
  • 25. Wadah sampel dan sampling 25
  • 26. 26
  • 27. • Prinsip DSC adalah teknik termo-analitik dimana perbedaan dalam jumlah panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu sampel dan referensi diukur sebagai fungsi temperatur. • Perbedaan aliran panas terjadi dengan terjadinya dari dua peristiwa besar: 1) Kapasitas panas sampel yang meningkat dengan suhu (baseline) 2) Transisi yang terjadi dalam sampel (peristiwa ditumpangkan pada baseline kapasitas panas) Prinsip DSC 27
  • 28. • Laju Aliran Panas dinyatakan dalam berbagai unit • yang juga dapat dinormalisasi untuk berat sampel yang digunakan 28
  • 29. 29
  • 33. Heat Flux and DSC 33
  • 35. 1. Power Compensation DSC • resolusi dan sensitivitas tinggi cocolk untuk penelitian • pengukuran panas jenis • sangat sensitif terhadap kontaminasi 2. Heat Flux DSC • Aplikasi rutin • pengukuran panas jenis • sangat sensitif terhadap kontaminasi • cocok untuk lingkungan yang keras • pengoperasiannya otomatis • sensitif terhadap biaya 35
  • 38. Pengaruh laju pemanasan • Kebanyakan transisi (evaporasi, kristalisasi, dekomposisi) adalah kinetik sehingga bergeser ke temperatur lebih tinggi, ketika dipanaskan pada laju lebih tinggi • penambahan laju pemindaian menambah sensitivitas, sedangkan pengurangan laju pemindaian meningkatkan resolusi • untuk mendapatkan temperatur kejadian mendekati nilai termodinamika sesungguhnya, sebaiknya menggunakan laju pemindaian rendah (mis 1-5 K/min) • pemindaian cepat dapat mengaburkan kejadian termal 38
  • 40. Melting Puncak negatif pada termogram • Transisi tidak teratur • Tm, suhu leleh • Melting terjadi pada polimer kristal; Gelas terjadi pada polimer amorf 40
  • 45. Transisi glass • Langkah dalam termogram • Transisi dari padat disordered (tidak teratur) ke cair • Diamati padatan gelas mis., polimer • Suhu Transisi gelas 45
  • 46. kristalisasi • puncak positif dan tajam • Transisi disorderd (Tidak teratur) ke ordered (teratur) • bahan dapat mengkristal • teramati pada bahan solid gelas seperti polimer • Suhu kristalisasi Tc 46
  • 48. • Analisis termo-mekanis (TMA) menyediakan data sifat dimensional untuk material. • Bahan diuji dengan analisis termo-mekanis meliputi polimer, komposit, laminasi, perekat, pelapis, farmasi, logam, kaca, keramik, serat, dan bahan lainnya • TMA adalah teknik analisis termal yang digunakan untuk mengukur perubahan dimensi fisik (panjang atau volume) dari sampel sebagai fungsi suhu dan waktu di bawah beban yang tidak berosilasi. • Teknik ini secara luas berlaku untuk varietas bahan- bahan seperti obat-obatan, polimer, keramik dan logam dll. 48
  • 50. • TMA terdiri dari dudukan kuarsa, probe kuarsa, tungku di atas dudukan,dilengkapi dengan saluran masuk untuk membersihkan gas, termokopel didekat dudukan dan LVDT (diferensial variabel linier transformator) yang melekat pada probe untuk mengukur perbedaan dimensi • Untuk memeriksa sampel bubuk, sampel dikemas ke dalam panci DSC datar. • Dimensi sampel diukur dengan TMA dalam milimeter. • TMA digunakan untuk mendapatkan suhu melting, suhu pelunakan, koefisien ekspansi termal (CTE) dan transisi glass (Tg) material 50
  • 51. kondisi eksperimen • TMA dioperasikan di bawah kondisi ini : laju pemanasan 10 ° C / menit, tegangan yang diberikan 0,1 N; probe ekspansi berujung datar berbahan kuarsa dengan diameter luar 0,125 mm, gas purge nitrogen pada 50 mL / menit, sampel dalam panci DSC dan probe diterapkan ke bubuk kristal dikemas, dan ukuran sampel dalam panci DSC adalah 100 mg. 51