SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/321228235
PENULISAN KARYA ILMIAH
Article · November 2017
CITATION
1
READS
28,830
1 author:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Teaching Research in ELT through Blended Learning View project
Scientific Writing View project
Parlindungan Pardede
Universitas Kristen Indonesia
57 PUBLICATIONS   333 CITATIONS   
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Parlindungan Pardede on 22 November 2017.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
1
PENULISAN KARYA ILMIAH1
Parlindungan Pardede2
parlpard2010@gmail.com
Abstract
Scientific writing mastery is undoubtedly a must for those who profess
„functional‟ jobs, like teaching and education. Unfortunately many lecturers, teachers are
still in doubt how to produce research paper or articles they need to reach higher level in
their profession. In the same way, many students still find it difficult to write essays or
thesis they must complete in order to graduate from their study program. This article
deals with the scientific writing‟s nature, structure, and process. One‟s understanding on
these topics will hopefully enlight him to produce better scientific writing.
Pendahuluan
Kemahiran menulis adalah salah satu keahlian umat manusia yang paling penting.
Bahkan tulisan diyakini sebagai salah satu unsur utama pembentuk peradaban manusia
saat ini. Pewarisan ide dan pemikiran kompleks dari generasi ke generasi untuk
kemudian dikembangkan hanya dapat dilakukan secara efektif melalui tulisan. Jadi,
tidaklah berlebihan bila pemikir-pemikir besar seperti Carlyle, Kant, dan Mirabeau
sangat yakin bahwa penemuan tulisan benar-benar merupakan pembentuk awal
peradaban. Gelb (1969: 221-222), sejarawan Amerika yang memelopori penelitian
sistem tulisan, menyimpulkan bahwa jika bahasa membedakan manusia dari binatang,
maka tulisan membedakan manusia beradab dari manusia biadab. Dengan kata lain,
lulisan hanya terdapat dalam peradaban, dan peradaban tidak akan ada tanpa tulisan.
1 Dipresentasikan Dalam Forum Ilmiah Dwi-Bulanan FKIP-UKI, 17 Juni 2010
2
Dosen FKIP-UKI
2
Jadi, seseorang yang mengaku dirinya berbudaya seharusnya menjadikan aktivitas
menulis sebagai salah satu kegiatan utamanya sehari-hari. Baginya menulis adalah
kebutuhan pokok, sebagaimana halnya pangan dan sandang. Penelusuran sejarah akan
mengungkapkan menulis adalah tradisi kalangan terpelajar, pemikir, maupun pemimpin
besar dunia. Raja Alfred dari Inggris dikenal sebagai pemimpin yang agung dan
sekaligus penulis. Dia bahkan ikut menulis buku sejarah Inggris kuno, The Anglo-Saxon
Chronicle. George Washington, presiden Amerika pertama, selain terkenal sebagai
seorang jenderal besar juga seorang penulis. Dale Carnegie, milyarder Amerika, saat ini
jauh lebih terkenal karena berbagai buku tulisannya daripada sebagai pengusaha. Tradisi
itu tetap berkembang dengan pesat hingga sekarang (terutama di Amerika dan Eropa).
Di sana, orang-orang besar selalu menulis buku. Jabatan dan kepemimpinan boleh
singkat, tapi gagasan dan pemikiran maupun nama mereka tetap dikenang bahkan
ratusan tahun melalui buku-buku mereka yang monumental.
Sebagian orang berargumen bahwa kemajuan teknologi komunikasi saat ini, yang
memungkinkan orang berkomunikasi secara lisan dengan cepat dan tepat atau merekam
suara secara dijital, membuat kebutuhan menulis semakin berkurang. Dengan telpon
celuler komunikasi lisan dapat dilakukan kapan saja dan hampir dari mana saja. Bahkan
dengan fasilitas tele-conference orang dapat berkomunikasi tatap-muka meskipun
mereka dipisahkan jarak ribuan kilometer. Meskipun demikian, fakta yang ada
membuktikan bahwa kemajuan teknologi komunikasi dan informasi malah membuat
penggunaan tulisan sebagai sarana komunikasi semakin meningkat. Hal ini terlihat dari
peningkatan judul buku baru yang terbit di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, tidak
kurang dari 200.000 judul buku baru ber-ISBN terbit setiap tahun, dan di Inggris, sekitar
130.000 judul. Estimasi jumlah buku baru yang terbit setiap tahun di seluruh dunia
adalah 1.000.000 judul! Jika dihitung dengan buku, majalah, atau jurnal yang diterbitkan
secara pribadi atau di kalangan terbatas (sehingga tidak menggunakan ISBN), angka
tersebut akan jauh lebih besar. Penerbitan surat kabar baik juga tetap marak. Selain itu,
diperkirakan ratusan hingga ribuan artikel, berbagai majalah, koran, buku dan jurnal
dijital diterbitkan di internet setiap hari. Fakta-fakta ini membuktikan bahwa, meskipun
3
sistem informasi dan komunikasi dewasa ini cenderung semakin paper-less, kemampuan
menulis tidak mungkin dapat diabaikan, apalagi dihilangkan.
Dalam kehidupan modern, pada hakikatnya tak seorang pun yang bisa mengelak
dari tulisan. Seorang ibu rumah tangga yang mencatat pengeluaran sehari-hari, pedagang
sayur yang membuat daftar sayur mayur yang perlu dipesan atau sudah terjual, maupun
kaum remaja yang chatting di facebook pada hakikatnya menggunakan kemahiran
menulis. Kebutuhan menulis dirasakan lebih nyata oleh kaum intelektual, baik
mahasiswa maupun mereka yang menduduki jabatan fungsional, seperti guru, dosen, dan
peneliti. Bagi mereka, menulis tidak hanya sekedar kebutuhan melainkan keharusan.
Sebelum menyelesaikan studinya, setiap mahasiswa diwajibkan menulis ringkasan buku,
makalah, maupun laporan penelitian. Bagi guru, dosen, dan peneliti, menulis artikel
untuk seminar atau untuk diterbitkan di media massa maupun jurnal penelitian
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan angka kredit untuk menaikan jenjang
jabatan fungsionalnya.
Tulisan ini membahas penulisan karya ilmiah, yakni ragam bahasa tulisan yang
menjadi konsumsi kaum intelektual, termasuk mahasiswa, guru, dosen, dan peneliti.
Pembahasan difokuskan pada hakikat, struktur, dan proses penulisan karya ilmiah.
Pemahaman terhadap topik-topik tersebut diharapkan dapat lebih memampukan
pembaca untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik.
Hakikat Karya Ilmiah
Secara umum, karya ilmiah didefinisikan sebagai tulisan yang mengungkapkan
buah pikiran, yang diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap
sesuatu yang disusun menurut metode dan sistematika tertentu, dan yang isi serta
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Batasan ini didukung oleh Day (Djuroto
dan Bambang (2003:12-13) yang menyatakan bahwa karya tulis ilmiah merupakan suatu
tulisan yang memaparkan hasil penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang
didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium ataupun kajian
pustaka. Kedua definisi ini menegaskan bahwa yang dipaparkan dalam karya ilmiah
4
adalah hasil penelitian atau pengkajian yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim.
Kajian atau penelitian itu bisa berbentuk penelitian lapangan, penelusuran literatur
(kepustakaan) atau pengamatan (observasi). Apapun bentuknya, penelitian tersebut tentu
saja harus memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan.
Ditinjau dari segi bentuk dan fungsinya, karya ilmiah dapat dibedakan ke dalam
sepuluh jenis. (1) Laporan, atau tulisan yang berisi rekaman kegiatan tentang suatu yang
sedang dikerjakan, digarap, diteliti, atau diamati, dan mengandung saran saran untuk
dilaksanakan, seperti laporan Praktik Pengalaman Lapangan dan Laporan Praktikum.
Laporan ini disampaikan dengan cara seobjektif mungkin. (2) Makalah, atau tulisan
yang dibuat mahasiswa sehubungan dengan tugas dalam bidang studi tertentu, seperti
hasil pembahasan buku atau hasil suatu pengamatan. (3) Kertas kerja adalah tulisan yang
berisi prasaran, usulan, atau pendapat yang berkaitan dengan pembahasan suatu pokok
persoalan, untuk dibacakan dalam rapat kerja, seminar atau simposium. (4) Skripsi,
yakni karya tulis yang diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana.
Istilah skripsi berasal dari kata description yang berarti menggambarkan dan membahas
suatu masalah dengan memaparkan data serta konsep-konsep dari studi literatur yang
relevan untuk menghasilkan kesimpulan. Skripsi ditulis berdasarkan studi pustaka atau
penelitian bacaan, penyelidikan, observasi, atau penelitian lapangan. (5) Tesis, yakni
karya tulis dengan tingkat pembahasan lebih dalam daripada skripsi. Istilah tesis berasal
dari kata synthesis (sinthation) yang bermakna dasar perpaduan. Jika skripsi bertujuan
mendeskripsikan ilmu, maka tesis bertujuan mensintesiskan ilmu yang telah diperoleh
dengan temuan dalam penelitian guna memperluas khazanah ilmu yang ditekuni. (6)
Disertasi, atau karya ilmiah yang diajukan untuk mencapai gelar doktor, yaitu gelar
tertinggi yang diberikan oleh suatu univesitas. Berbeda dengan penulisan skripsi atau
tesis yang hanya bersumber dari data penelitian dan pustaka saja. Data dalam disertasi
lebih lengkap karena diperoleh dari tiga sumber sekaligus, yaitu penelitian lapangan,
penelitian laboratorium serta kajian pustaka. (7) Resensi, atau karya tulis yang berisi
hasil penimbangan, pengulasan, atau penilaian sebuah buku. Resensi, yang juga dikenal
5
dengan istilah timbangan buku (book review) sering disampaikan kepada pembaca
melalui surat kabar atau majalah untuk memberi pertimbangan dan penilaian secara
objektif, sehingga masyrakat mengetahui apakah buku yang diulas tersebut patut dibaca
atau tidak. (8) Kritik (bersal dari kata Yunani kritikos yang berarti `hakim‟), merupakan
karya tulis yang berisi penilaian baik-buruknya suatu karya secara objektif. Kritik tidak
hanya mencari kesalahan atau cacat suatu karya, tetapi juga menampilkan kelebihan atau
keunggulan karya itu seperti adanya. (9) Esai, atau karya tulis yang relatif pendek dan
membahas suatu subyek (masalah) dari sudut pandang pribadi penulisnya. Permasalahan
yang disoroti dalam sebuah esai biasanya dibatasi dan pada penggunaan „sudut pandang„
penulis sebagai titik tolak pembahasan membuat opini penulis berperan sentral dalam
sebuah esai. (10) Artikel Ilmiah, yaitu karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam
jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti
pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati. Dari segi sistematika penulisan dan
isinya, artikel dapat dikelompokkan menjadi artikel hasil penelitian dan artikel
nonpenelitian. Sehubungan dengan itu, semua laporan penelitian, termasuk skripsi dan
tesis, sangat potensial untuk ditulis ulang menjadi artikel untuk diterbitkan dalam jurnal.
Meskipun jenis karya ilmiah cukup beragam, terdapat lima ciri khas yang
membedakannya dengan ragam tulisan lainnya, seperti puisi atau novel, yakni accurate,
brief, clear, ethical, dan logical (disingkat dengan ABCEL). Pertama, karya ilmiah
bersifat akurat (accurate), dalam pengertian bahwa keterangan yang diberikan
didasarkan pada data faktual dan dapat diuji kebenarannya. Kedua, karya ilmiah bersifat
ringkas (brief) atau, tidak boleh bertele-tele. Bahasa dalam karya ilmiah bersifat lugas
atau denotatif serta mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang berlaku, dan kata atau
ungkapan bermakna ganda atau multi tafsir harus dicegah dalam karya ilmiah. Ketiga,
karya ilmiah harus jelas dan tuntas (clear). Semua segi yang berkaitan dengan masalah
dipaparkan secara proporsional. Keempat, tulisan ilmiah harus ditulis secara etis
(ethical), dalam arti mengikuti secara ajeg notasi ilmiah seperti pencantuman sumber
pendapat apabila dikutip dari sumber lain dengan cara menyebutkan nama sumber data
atau informasi secara jujur. Kelima, karya ilmiah bersifat logis (logical), dengan
6
menggunakan cara berpikir analitik, deduktif atau induktif. Dengan demikian, semua
keterangan yang digunakan untuk mendukung setiap ide yang dikemukakan mempunyai
alasan yang masuk akal. Pada saat melakukan analisis dan mengambil kesimpulan,
penulis tidak dipengaruhi oleh keperpihakan atau emosi.
Struktur Karya Ilmiah
Secara umum, sebuah karya tulis ilmiah terbagi dalam tiga bagian pokok, yaitu:
pendahuluan, isi, dan penutup. Selain ketiga unsur inti ini, terdapat unsur-unsur lain—
halaman judul, prakata, judul, daftar isi, daftar tabel/skema, bibliografi, dan lampiran—
yang keberadaannya sangat tergantung pada keformalan tulisan. Semakin tinggi tingkat
keformalan sebuah karya ilmiah, semakin lengkap pula unsur-unsur lain tersebut
digunakan. Skripsi dan tesis, misalnya, sebagai karya ilmiah yang sangat formal, harus
menyertakan seluruh unsur tersebut. Berikut adalah penjelasan ringkas bagi unsur-unsur
tersebut. Karena halaman judul, daftar isi, daftar tabel/skema dan lampiran bersifat tidak
begitu kompleks, ketiganya tidak turut diuraikan.
A. Pendahuluan
Seperti namanya, bagian ini memberikan gambaran mengenai topik yang hendak
disajikan. Aspek-aspek yang biasanya disertakan pada bagian mencakup:
1. Latar belakang masalah
Pada bagian ini, penulis biasanya menguraikan latar belakang ketertarikannya
membahas obyek yang menjadi inti penulisan. Namun yang menjadi inti bagian
ini adalah topik atau pokok permasalahan yang akan dipaparkan. Aspek lain
yang perlu dikemukakan pada bagian ini ialah tinjauan pustaka. Penulis perlu
menyertakan beberapa penelitian yang relevan dengan topik yang digumuli. Hal
ini dilakukan untuk memperjelas pembaca bahwa pembahasan yang dilakukan
bukan mengulangi berbagai tulisan lainnya.
7
2. Masalah dan batasannya
Dari fenomena yang menarik perhatian, penulis harus secara eksplisit
mengemukakan masalah yang hendak dibahas. Sebab pada bagian latar belakang,
masalah yang hendak dibahas biasanya tidak dikemukakan secara eksplisit.
Meskipun demikian, masalah yang hendak dibahas atau diteliti itu masih harus
dibatasi lagi. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak meluas kepada aspek-
aspek yang tidak relevan. Selain itu, pembatasan masalah juga akan menjaga
efektivitas penulisan.
3. Tujuan dan manfaat
Kemukakan tujuan dan manfaat penelitian yang dikerjakan. Sedapat mungkin
dijabarkan keduanya, baik bagi lingkungan akademis maupun masyarakat secara
umum.
4. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Bagian ini menjelaskan bagimana data diperoleh dan teknik apa yang digunakan
untuk menganalisisnya
5. Landasan Teori
Setiap kajian ilmiah harus memiliki dasar teoritis yang kuat. Sehubungan dengan
itu, penulis harus benar-benar teliti menentukan dasar teoritis yang akan
mendukung upayanya mengkaji masalah dalam tulisan tersebut. Biasanya,
penentuan teori yang hendak dipakai akan lebih mudah jika karakteristik data
yang diperoleh sudah dipahami.
.
B. Isi
Setelah bagian pendahuluan, penulisan dengan memaparkan indormasi atau data
yang telah diperoleh. Sub dari bagian isi biasanya tergantung pada ruang lingkup
masalah. Bila masalah yang hendak dibahas terdiri dari tiga butir, sub bagian isi bisa
menjadi tiga. Jangan sampai empat apalagi lima, mengingat pada bagian isi, penulis
harus melakukan analisis berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada
bagian pendahuluan.
8
C. Penutup
Sebagai penutup, pada bagian ini peneliti harus memberi simpulan dari hasil
penelitiannya. Simpulan tersebut harus disajikan secara sederhana dan singkat agar
pembaca bisa lebih menangkap hasil penelitiannya secara ringkas. Salah satu bagian
yang tampaknya masih banyak digunakan sebagai sub-bagian dari penutup ialah
saran. Berbagai fakultas di beberapa perguruan tinggi belakangan ini mulai
menghapus bagian tersebut. Keputusan untuk membuat sub-bagian saran pada bagian
penutup tentu saja tergantuk pada lembaga atau jurnal tempat penerbitan tulisan yang
sedang digarap.
D. Unsur-Unsur Lain
1.Daftar Pustaka (Bibliografi)
Setelah bagian penutup, karya tulis diakhiri dengan Daftar Pustaka atau
Bibliografi. Bagian ini termasuk bagian yang penting karena sebuah karya ilmiah
biasanya menggunakan referensi-referensi pendukung. Tidak ada batasan minimal
maupun maksimal dalam penggunaan referensi. Namun, ini bukan berarti bahwa
peneliti bisa seenaknya mencantumkan referensi. Referensi yang terlalu sedikit bisa
menandakan peneliti tidak banyak membaca literatur pendukung atau hasil penelitian
terkait. Sementara bila terlalu banyak, bisa-bisa dicurigai hasil tulisannya didominasi
oleh pendapat ahli daripada pendapat peneliti itu sendiri. Oleh karena itu,
pemanfaatan referensi harus dilakukan dengan wajar dan seperlunya saja.
Tata cara penulisan bibliografi pun harus diperhatikan. Secara umum, sumber
referensi yang berasal dari buku dituliskan dengan majalah dan surat kabar. Khusus
untuk sumber referensi dari internet, tata cara penulisannya sebagai bibliografi
diperlakukan seperti layaknya sebuah artikel. Mengingat bahwa tata cara penulisan
bibliografi yang berlaku cukup beragam, penulis sebaiknya mencermati sistem apa
yang digunakan lembaga atau jurnal atau media yang akan menerbitkan tulisan
tersebut.
9
2.Judul
Judul tulisan ilmiah merupakan tema yang menggambarkan secara singkat
tentang masalah. Judul harus dirumuskan secara jelas, singkat, relevan dengan isi
tulisan. Dengan kata lain, judul harus mencerminkan dengan tepat masalah yang
dibahas dan provokatif atau mempunyai daya tarik yang cukup kuat hingga
merangsang pembaca untuk membaca. Selain itu, judul juga perlu mencerminkan
gambaran kegiatan ilmiah yang dilakukan, di mana variabel-variabel kegiatan ilmiah
dan hubungan antar-variabel serta informasi lain tercantum secara eksplisit dalam
judul.
3.Abstrak
Abstrak juga merupakan bagian penting lain yang perlu diperhatikan. Abstrak
merupakan suatu bagian uraian yang sangat singkat, jarang lebih panjang dari enam
atau delapan baris, dan digunakan untuk menerangkan kepada para pembaca aspek-
aspek mana yang dibicarakan mengenai pokok permasalahan (Keraf 1984). Pada
umumnya, abstrak merangkum isi tulisan yang mencakup masalah, tujuan, metode,
dengan tekanan utama pada hasil kegiatan ilmiah. Rangkuman itu biasanya disusun
dalam satu paragraf yang diketik dengan jarak satu spasi. Abstrak pada umumnya
diikuti tiga hingga lima kata kunci, yang terdiri dari istilah-istilah yang mewakili ide-
ide atau konsep-konsep dasar yang terkait dalam artikel. Sedapat mungkin, kata kunci
hendaknya diambil dari bidang ilmu terkait.
Sebagian jurnal atau lembaga mempersyaratkan abstrak ditulis dalam bahasa
Inggris, walaupun artikelnya sendiri di tulis dalam bahasa lain. Di lembaga atau
jurnal lain, abstrak cukup ditulis dalam bahasa yang digunakan artikel. Namun ada
juga jurnal yang mengharuskan abstrak ditulis dalam dua bahasa—bahasa Inggris dan
bahasa yang digunakan dalam artikel. Oleh karena itu, dalam bahasa apa abstrak
ditulis sangat tergantung pada ketentuan jurnal atau lembaga tempat tulisan
dipublikasikan.
10
4.Prakata
Salah kaprah sering terjadi pada bagian ini. Masih banyak penulis yang
menggunakan kata pengantar daripada prakata. Padaha, kata pengantar ditulis oleh
seseorang dalam rangka menyajikan karya tulis orang lain. Biasanya kata pengantar
ditulis seseorang (bukan penulis) untuk memberi kesaksian yang menguatkan bagi
pembaca, bahwa karya yang disajikan penulis pantas dibaca atau dijadikan referensi.
Sebaliknya, prakata merupakan pengantar yang disajikan oleh penulis karya tersebut.
Pada bagian prakata, penulis biasanya memberi gambaran singkat mengenai
karya tulis yang digarapnya. Penyajiannya harus dilakukan dengan variasi yang
kreatif, agar tidak dianggap menjiplak bagian latar belakang masalah pada
pendahuluan.
Proses Penulisan Karya Ilmiah
Seluruh aktivitas menulis, baik menulis puisi, novel, komentar di facebook, mupun
karya ilmiah merupakan suatu proses kreatif. Selama mengerjakan tulisannya, penulis
menggali ide-ide yang terdapat dalam pikirannya serta memperkaya ide-ide tersebut
dengan mengolah ide dan fakta-fakta yang relevan, yang diperoleh dari berbagai
referensi. Ide-ide tersebut kemudian dipilah-pilah, dikombinasikan, diorganisasikan,
dan kemudian diungkapkan secara tertulis dengan menerapkan sistematika dan metode
atau teknik penulisan tertentu agar tulisan tersebut dapat dipahami secara jelas serta
mampu memenuhi tujuannya. Dengan mengkombinasikan kedua kemampuan ini,
barulah seseorang dapat menghasilkan sebuah tulisan, baik kategori ilmiah maupun non
ilmiah. Dengan kata lain, hanya orang-orang kreatiflah yang akan dapat menjadi penulis
yang baik.
Menulis merupakan aktivitas yang tahapan prosesnya berbeda-beda di antara
seorang penulis dengan penulis lain. Meskipun demikian, terdapat beberapa tahapan
logis yang perlu ditempuh untuk menghasilkan tulisan yang bagus. Dalam praktik
penulisan, tahapan-tahapan itu tidak ditempuh secara linier, melainkan melompat-lompat
dengan gerakan maju dan mundur dari satu tahapan ke tahapan lain. Oleh karena itu,
11
Gardner dan Johnson (1997) menggambarkan aktivitas menulis sebagai suatu proses
yang cair yang terdiri dari delapan tahapan dan berlangsung—disadari atau tidak oleh
penulis—bolak- balik atau melompat-lompat ke depan dan ke belakang.
Tahapan Penulisan Karya Ilmiah
Kedelapan tahapan menulis yang diusulkan Gardner dan Johnson (1997) adalah
sebagai berikut.
1. Pra-menulis (prewriting), yang terdiri dari dua jenis aktivitas, yaitu: (a) tahapan
penggalian dan pengayaan ide yang dapat dilakukan melalui perenungan
(brainstorming), membaca bahan pustaka yang relevan, pembuatan peta pikiran;
dan (b) penentuan karakteristik pembaca target, tujuan dan bentuk tulisan,
2. Pembuatan draf awal, atau penuangan ide ke atas kertas. Dalam tahapan ini penulis
tidak perlu merisaukan konvensi atau kaidah-kaidah penulisan. Draf awal tidak
perlu harus diulis rapi. Yang penting ide-ide yang telah terakumulasi dalam pikiran
dapat mengalir dan dituangkan ke lembaran kertas.
3. Pembacaan ulang, yang dilakukan untuk mengoreksi draf awal dan menuliskannya
ke dalam bentuk yang memenuhi kaidah-kaidah penulisan.
4. Pemeriksaan mitra bestari (share with a peer revisor), yang dilaksanakan dengan
meminta seseorang membaca naskah yang sudah ditulis ulang untuk
mengidentifikasi kelemahan (struktur, kosa kata, pengutipan, kejelasan ide,
tatabahasa) untuk melakukan perbaikan.
5. Revisi (revise), atau perbaikan ulang terhadap naskah dengan cara menambah atau
mengurangi detil pendukung dan hal-hal lain yang teridentifikasi melalui
pemeriksaan mitra bestari.
6. Pengeditan (editing) atau perbaikan teknik penulisan dan ejaan.
7. Penulisan naskah akhir (final draft), atau penulisan naskah akhir.
8. Penerbitan (publishing), atau pengiriman naskah ke redaktur jurnal untuk
diterbitkan.
12
Sebagai sebuah proses yang berlangsung tidak linier, melainkan bolak balik,
tahapan penulisan dapat diilustrasikan dengan gambar berikut.
Dilihat dari tahapan proses penulisan di atas, jelaslah bahwa penulisan karya
ilmiah melibatkan dua aktivitas tama: berpikir dan menulis. Aktivitas berpikir
merupakan aktivitas utama dalam tahapan prewriting, yang didominasi oleh perenungan,
membaca, dan meneliti dalam rangka menggali dan mengembangkan ide. Sedangkan
aktivitas menulis mendominasi tahapan kedua hingga ketujuh (meskipun kegiatan
berpikir juga terlibat dalam seluruh tahapan ini). Dengan demikian, tidaklah berlebihan
bila dikatakan bahwa menulis karya ilmiah pada hakikatnya merupakan rangkaikan
kegiatan pikirkan-tulis-pikirkan-tulis! (Think—write—think—write).
Aktivitas berpikir yang paling praktis (namun ampuh) dalam rangka menggali dan
mengembangkan ide adalah membaca. Semakin banyak seseorang membaca, semakin
banyak pula ide yang dimilikinya, dan semakin mampu pula dia memilah ide yang perlu
dan relevan, atau ide yang tidak perlu, usang atau kadaluwarsa. Selain itu, membaca juga
Prewriting
Rough
Draft
Reread
Peer
Revising
Revise
Editing
Final Draft
Publishing
Tahapan Penulisan
13
memberikan dua keuntungan lain. Pertama, membaca memungkinkan seseorang
memahami selera pembaca. Pemahaman ini akan memampukannya mengarahkan
tulisannya sesuai selera dan keinginan pembaca. Kedua, dengan banyak membaca,
seseorang dapat belajar mengenai bagaimana seorang penulis menyampaikan dan
mengorganisasikan ide atau gagasan, menyusun kalimat yang efektif, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, untuk dapat menjadi seorang penulis yang baik, langkah pertama yang
harus dilakukan adalah memperbanyak membaca.
Daftar Pustaka
Djuroto, Totok dan Bambang Suprijadi. 2003. Menulis Artikel & Karya Ilmiah.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Gardner, A., & Johnson, D. 1997. Teaching Personal Experience Narrative in the
Elementary and Beyond. Flagstaff, AZ: Northern Arizona Writing Project Press.
Gelb, Ignace Jay. 1969. A Study of Writing. Chicago: University of Chicago Press.
Keraf, Gorys. 2004. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Utomo, Tri Widodo, W. 1998. “Dasar-Dasar Penulisan Karya Tulis“. (Makalah,
Disampaikan Dalam Diklat “Penulisan Karya Tulis Ilmiah” Lembaga Administrasi
Negara Angkatan I, 5 Agustus 1998). Bandung: Lembaga Administrasi Negara
Perwakilan Bandung.
View publication stats
View publication stats

More Related Content

Similar to KARYA ILMIAH

Definisi Karya ilmiah
Definisi Karya ilmiahDefinisi Karya ilmiah
Definisi Karya ilmiahCindyz
 
Makalah Metode Ilmiah dan Non Ilmiah.pdf
Makalah Metode Ilmiah dan Non Ilmiah.pdfMakalah Metode Ilmiah dan Non Ilmiah.pdf
Makalah Metode Ilmiah dan Non Ilmiah.pdfwafieuuu04
 
411417681 makalah-bahasa-indonesia-kerangka-karya-ilmiah
411417681 makalah-bahasa-indonesia-kerangka-karya-ilmiah411417681 makalah-bahasa-indonesia-kerangka-karya-ilmiah
411417681 makalah-bahasa-indonesia-kerangka-karya-ilmiahNINDILIONITA
 
Makalah ilmiah education
Makalah ilmiah educationMakalah ilmiah education
Makalah ilmiah educationRita Seran
 
Definisi karya ilmiah
Definisi karya ilmiahDefinisi karya ilmiah
Definisi karya ilmiahNo Free
 
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01Terminal Purba
 
Kajian Literatur dan Teori Sosial dalam Penelitian (Astika, Uswa).pdf
Kajian Literatur dan Teori Sosial dalam Penelitian (Astika, Uswa).pdfKajian Literatur dan Teori Sosial dalam Penelitian (Astika, Uswa).pdf
Kajian Literatur dan Teori Sosial dalam Penelitian (Astika, Uswa).pdfsendi28
 
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_beseContoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_besetutorialtekkomkunade
 
Tugas individu
Tugas individuTugas individu
Tugas individutaufiq99
 
Kajian literatur
Kajian literaturKajian literatur
Kajian literaturDwi Karyani
 
Presentasi Tri kusnanto
Presentasi Tri kusnantoPresentasi Tri kusnanto
Presentasi Tri kusnantoTri Kusnanto
 

Similar to KARYA ILMIAH (20)

Definisi Karya ilmiah
Definisi Karya ilmiahDefinisi Karya ilmiah
Definisi Karya ilmiah
 
Makalah yang Benar
Makalah yang BenarMakalah yang Benar
Makalah yang Benar
 
Makalah Metode Ilmiah dan Non Ilmiah.pdf
Makalah Metode Ilmiah dan Non Ilmiah.pdfMakalah Metode Ilmiah dan Non Ilmiah.pdf
Makalah Metode Ilmiah dan Non Ilmiah.pdf
 
Literacy mh
Literacy mhLiteracy mh
Literacy mh
 
KARYA TULIS ILMIAH Bagi Pengembangan Profesi Guru
KARYA TULIS ILMIAH Bagi Pengembangan Profesi GuruKARYA TULIS ILMIAH Bagi Pengembangan Profesi Guru
KARYA TULIS ILMIAH Bagi Pengembangan Profesi Guru
 
411417681 makalah-bahasa-indonesia-kerangka-karya-ilmiah
411417681 makalah-bahasa-indonesia-kerangka-karya-ilmiah411417681 makalah-bahasa-indonesia-kerangka-karya-ilmiah
411417681 makalah-bahasa-indonesia-kerangka-karya-ilmiah
 
Makalah ilmiah education
Makalah ilmiah educationMakalah ilmiah education
Makalah ilmiah education
 
Makalah
Makalah Makalah
Makalah
 
Definisi karya ilmiah
Definisi karya ilmiahDefinisi karya ilmiah
Definisi karya ilmiah
 
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01
 
Kajian Literatur dan Teori Sosial dalam Penelitian (Astika, Uswa).pdf
Kajian Literatur dan Teori Sosial dalam Penelitian (Astika, Uswa).pdfKajian Literatur dan Teori Sosial dalam Penelitian (Astika, Uswa).pdf
Kajian Literatur dan Teori Sosial dalam Penelitian (Astika, Uswa).pdf
 
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_beseContoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
Paper
PaperPaper
Paper
 
Tugas individu
Tugas individuTugas individu
Tugas individu
 
Mp kti
Mp   ktiMp   kti
Mp kti
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Kajian literatur
Kajian literaturKajian literatur
Kajian literatur
 
Presentasi Tri kusnanto
Presentasi Tri kusnantoPresentasi Tri kusnanto
Presentasi Tri kusnanto
 

More from ssuser6db346

ካይዘን ሥልጠና.pptx
ካይዘን ሥልጠና.pptxካይዘን ሥልጠና.pptx
ካይዘን ሥልጠና.pptxssuser6db346
 
Project_Concept_Note_THE_PEP_05_ntc.pdf
Project_Concept_Note_THE_PEP_05_ntc.pdfProject_Concept_Note_THE_PEP_05_ntc.pdf
Project_Concept_Note_THE_PEP_05_ntc.pdfssuser6db346
 
Ready Made Job Search Letters Writing Letters and E-Mails to Help You Get You...
Ready Made Job Search Letters Writing Letters and E-Mails to Help You Get You...Ready Made Job Search Letters Writing Letters and E-Mails to Help You Get You...
Ready Made Job Search Letters Writing Letters and E-Mails to Help You Get You...ssuser6db346
 
kaizenmanagement-finalppt.docx
kaizenmanagement-finalppt.docxkaizenmanagement-finalppt.docx
kaizenmanagement-finalppt.docxssuser6db346
 
162308-agriculture-template-4x3.pptx
162308-agriculture-template-4x3.pptx162308-agriculture-template-4x3.pptx
162308-agriculture-template-4x3.pptxssuser6db346
 
162262-science-template-4x3.pptx
162262-science-template-4x3.pptx162262-science-template-4x3.pptx
162262-science-template-4x3.pptxssuser6db346
 
161194-online-training-template-16x9.pptx
161194-online-training-template-16x9.pptx161194-online-training-template-16x9.pptx
161194-online-training-template-16x9.pptxssuser6db346
 
161565-background-template-4x3.pptx
161565-background-template-4x3.pptx161565-background-template-4x3.pptx
161565-background-template-4x3.pptxssuser6db346
 
eval_week_needs_assessment2.pdf
eval_week_needs_assessment2.pdfeval_week_needs_assessment2.pdf
eval_week_needs_assessment2.pdfssuser6db346
 
Training Needs Assessment Methods, Tools, and Techniques (Jean Barbazette) (z...
Training Needs Assessment Methods, Tools, and Techniques (Jean Barbazette) (z...Training Needs Assessment Methods, Tools, and Techniques (Jean Barbazette) (z...
Training Needs Assessment Methods, Tools, and Techniques (Jean Barbazette) (z...ssuser6db346
 
training_needs_assessment_questionnaire3.doc
training_needs_assessment_questionnaire3.doctraining_needs_assessment_questionnaire3.doc
training_needs_assessment_questionnaire3.docssuser6db346
 
The 2nd Strategic Plan 2015-2017.pdf
The 2nd Strategic Plan 2015-2017.pdfThe 2nd Strategic Plan 2015-2017.pdf
The 2nd Strategic Plan 2015-2017.pdfssuser6db346
 
1403160341wpdm_Training Needs Assessment and Training Outcome Evaluation , In...
1403160341wpdm_Training Needs Assessment and Training Outcome Evaluation , In...1403160341wpdm_Training Needs Assessment and Training Outcome Evaluation , In...
1403160341wpdm_Training Needs Assessment and Training Outcome Evaluation , In...ssuser6db346
 

More from ssuser6db346 (13)

ካይዘን ሥልጠና.pptx
ካይዘን ሥልጠና.pptxካይዘን ሥልጠና.pptx
ካይዘን ሥልጠና.pptx
 
Project_Concept_Note_THE_PEP_05_ntc.pdf
Project_Concept_Note_THE_PEP_05_ntc.pdfProject_Concept_Note_THE_PEP_05_ntc.pdf
Project_Concept_Note_THE_PEP_05_ntc.pdf
 
Ready Made Job Search Letters Writing Letters and E-Mails to Help You Get You...
Ready Made Job Search Letters Writing Letters and E-Mails to Help You Get You...Ready Made Job Search Letters Writing Letters and E-Mails to Help You Get You...
Ready Made Job Search Letters Writing Letters and E-Mails to Help You Get You...
 
kaizenmanagement-finalppt.docx
kaizenmanagement-finalppt.docxkaizenmanagement-finalppt.docx
kaizenmanagement-finalppt.docx
 
162308-agriculture-template-4x3.pptx
162308-agriculture-template-4x3.pptx162308-agriculture-template-4x3.pptx
162308-agriculture-template-4x3.pptx
 
162262-science-template-4x3.pptx
162262-science-template-4x3.pptx162262-science-template-4x3.pptx
162262-science-template-4x3.pptx
 
161194-online-training-template-16x9.pptx
161194-online-training-template-16x9.pptx161194-online-training-template-16x9.pptx
161194-online-training-template-16x9.pptx
 
161565-background-template-4x3.pptx
161565-background-template-4x3.pptx161565-background-template-4x3.pptx
161565-background-template-4x3.pptx
 
eval_week_needs_assessment2.pdf
eval_week_needs_assessment2.pdfeval_week_needs_assessment2.pdf
eval_week_needs_assessment2.pdf
 
Training Needs Assessment Methods, Tools, and Techniques (Jean Barbazette) (z...
Training Needs Assessment Methods, Tools, and Techniques (Jean Barbazette) (z...Training Needs Assessment Methods, Tools, and Techniques (Jean Barbazette) (z...
Training Needs Assessment Methods, Tools, and Techniques (Jean Barbazette) (z...
 
training_needs_assessment_questionnaire3.doc
training_needs_assessment_questionnaire3.doctraining_needs_assessment_questionnaire3.doc
training_needs_assessment_questionnaire3.doc
 
The 2nd Strategic Plan 2015-2017.pdf
The 2nd Strategic Plan 2015-2017.pdfThe 2nd Strategic Plan 2015-2017.pdf
The 2nd Strategic Plan 2015-2017.pdf
 
1403160341wpdm_Training Needs Assessment and Training Outcome Evaluation , In...
1403160341wpdm_Training Needs Assessment and Training Outcome Evaluation , In...1403160341wpdm_Training Needs Assessment and Training Outcome Evaluation , In...
1403160341wpdm_Training Needs Assessment and Training Outcome Evaluation , In...
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

KARYA ILMIAH

  • 1. See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/321228235 PENULISAN KARYA ILMIAH Article · November 2017 CITATION 1 READS 28,830 1 author: Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Teaching Research in ELT through Blended Learning View project Scientific Writing View project Parlindungan Pardede Universitas Kristen Indonesia 57 PUBLICATIONS   333 CITATIONS    SEE PROFILE All content following this page was uploaded by Parlindungan Pardede on 22 November 2017. The user has requested enhancement of the downloaded file.
  • 2. 1 PENULISAN KARYA ILMIAH1 Parlindungan Pardede2 parlpard2010@gmail.com Abstract Scientific writing mastery is undoubtedly a must for those who profess „functional‟ jobs, like teaching and education. Unfortunately many lecturers, teachers are still in doubt how to produce research paper or articles they need to reach higher level in their profession. In the same way, many students still find it difficult to write essays or thesis they must complete in order to graduate from their study program. This article deals with the scientific writing‟s nature, structure, and process. One‟s understanding on these topics will hopefully enlight him to produce better scientific writing. Pendahuluan Kemahiran menulis adalah salah satu keahlian umat manusia yang paling penting. Bahkan tulisan diyakini sebagai salah satu unsur utama pembentuk peradaban manusia saat ini. Pewarisan ide dan pemikiran kompleks dari generasi ke generasi untuk kemudian dikembangkan hanya dapat dilakukan secara efektif melalui tulisan. Jadi, tidaklah berlebihan bila pemikir-pemikir besar seperti Carlyle, Kant, dan Mirabeau sangat yakin bahwa penemuan tulisan benar-benar merupakan pembentuk awal peradaban. Gelb (1969: 221-222), sejarawan Amerika yang memelopori penelitian sistem tulisan, menyimpulkan bahwa jika bahasa membedakan manusia dari binatang, maka tulisan membedakan manusia beradab dari manusia biadab. Dengan kata lain, lulisan hanya terdapat dalam peradaban, dan peradaban tidak akan ada tanpa tulisan. 1 Dipresentasikan Dalam Forum Ilmiah Dwi-Bulanan FKIP-UKI, 17 Juni 2010 2 Dosen FKIP-UKI
  • 3. 2 Jadi, seseorang yang mengaku dirinya berbudaya seharusnya menjadikan aktivitas menulis sebagai salah satu kegiatan utamanya sehari-hari. Baginya menulis adalah kebutuhan pokok, sebagaimana halnya pangan dan sandang. Penelusuran sejarah akan mengungkapkan menulis adalah tradisi kalangan terpelajar, pemikir, maupun pemimpin besar dunia. Raja Alfred dari Inggris dikenal sebagai pemimpin yang agung dan sekaligus penulis. Dia bahkan ikut menulis buku sejarah Inggris kuno, The Anglo-Saxon Chronicle. George Washington, presiden Amerika pertama, selain terkenal sebagai seorang jenderal besar juga seorang penulis. Dale Carnegie, milyarder Amerika, saat ini jauh lebih terkenal karena berbagai buku tulisannya daripada sebagai pengusaha. Tradisi itu tetap berkembang dengan pesat hingga sekarang (terutama di Amerika dan Eropa). Di sana, orang-orang besar selalu menulis buku. Jabatan dan kepemimpinan boleh singkat, tapi gagasan dan pemikiran maupun nama mereka tetap dikenang bahkan ratusan tahun melalui buku-buku mereka yang monumental. Sebagian orang berargumen bahwa kemajuan teknologi komunikasi saat ini, yang memungkinkan orang berkomunikasi secara lisan dengan cepat dan tepat atau merekam suara secara dijital, membuat kebutuhan menulis semakin berkurang. Dengan telpon celuler komunikasi lisan dapat dilakukan kapan saja dan hampir dari mana saja. Bahkan dengan fasilitas tele-conference orang dapat berkomunikasi tatap-muka meskipun mereka dipisahkan jarak ribuan kilometer. Meskipun demikian, fakta yang ada membuktikan bahwa kemajuan teknologi komunikasi dan informasi malah membuat penggunaan tulisan sebagai sarana komunikasi semakin meningkat. Hal ini terlihat dari peningkatan judul buku baru yang terbit di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, tidak kurang dari 200.000 judul buku baru ber-ISBN terbit setiap tahun, dan di Inggris, sekitar 130.000 judul. Estimasi jumlah buku baru yang terbit setiap tahun di seluruh dunia adalah 1.000.000 judul! Jika dihitung dengan buku, majalah, atau jurnal yang diterbitkan secara pribadi atau di kalangan terbatas (sehingga tidak menggunakan ISBN), angka tersebut akan jauh lebih besar. Penerbitan surat kabar baik juga tetap marak. Selain itu, diperkirakan ratusan hingga ribuan artikel, berbagai majalah, koran, buku dan jurnal dijital diterbitkan di internet setiap hari. Fakta-fakta ini membuktikan bahwa, meskipun
  • 4. 3 sistem informasi dan komunikasi dewasa ini cenderung semakin paper-less, kemampuan menulis tidak mungkin dapat diabaikan, apalagi dihilangkan. Dalam kehidupan modern, pada hakikatnya tak seorang pun yang bisa mengelak dari tulisan. Seorang ibu rumah tangga yang mencatat pengeluaran sehari-hari, pedagang sayur yang membuat daftar sayur mayur yang perlu dipesan atau sudah terjual, maupun kaum remaja yang chatting di facebook pada hakikatnya menggunakan kemahiran menulis. Kebutuhan menulis dirasakan lebih nyata oleh kaum intelektual, baik mahasiswa maupun mereka yang menduduki jabatan fungsional, seperti guru, dosen, dan peneliti. Bagi mereka, menulis tidak hanya sekedar kebutuhan melainkan keharusan. Sebelum menyelesaikan studinya, setiap mahasiswa diwajibkan menulis ringkasan buku, makalah, maupun laporan penelitian. Bagi guru, dosen, dan peneliti, menulis artikel untuk seminar atau untuk diterbitkan di media massa maupun jurnal penelitian merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan angka kredit untuk menaikan jenjang jabatan fungsionalnya. Tulisan ini membahas penulisan karya ilmiah, yakni ragam bahasa tulisan yang menjadi konsumsi kaum intelektual, termasuk mahasiswa, guru, dosen, dan peneliti. Pembahasan difokuskan pada hakikat, struktur, dan proses penulisan karya ilmiah. Pemahaman terhadap topik-topik tersebut diharapkan dapat lebih memampukan pembaca untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik. Hakikat Karya Ilmiah Secara umum, karya ilmiah didefinisikan sebagai tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode dan sistematika tertentu, dan yang isi serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Batasan ini didukung oleh Day (Djuroto dan Bambang (2003:12-13) yang menyatakan bahwa karya tulis ilmiah merupakan suatu tulisan yang memaparkan hasil penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium ataupun kajian pustaka. Kedua definisi ini menegaskan bahwa yang dipaparkan dalam karya ilmiah
  • 5. 4 adalah hasil penelitian atau pengkajian yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim. Kajian atau penelitian itu bisa berbentuk penelitian lapangan, penelusuran literatur (kepustakaan) atau pengamatan (observasi). Apapun bentuknya, penelitian tersebut tentu saja harus memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Ditinjau dari segi bentuk dan fungsinya, karya ilmiah dapat dibedakan ke dalam sepuluh jenis. (1) Laporan, atau tulisan yang berisi rekaman kegiatan tentang suatu yang sedang dikerjakan, digarap, diteliti, atau diamati, dan mengandung saran saran untuk dilaksanakan, seperti laporan Praktik Pengalaman Lapangan dan Laporan Praktikum. Laporan ini disampaikan dengan cara seobjektif mungkin. (2) Makalah, atau tulisan yang dibuat mahasiswa sehubungan dengan tugas dalam bidang studi tertentu, seperti hasil pembahasan buku atau hasil suatu pengamatan. (3) Kertas kerja adalah tulisan yang berisi prasaran, usulan, atau pendapat yang berkaitan dengan pembahasan suatu pokok persoalan, untuk dibacakan dalam rapat kerja, seminar atau simposium. (4) Skripsi, yakni karya tulis yang diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana. Istilah skripsi berasal dari kata description yang berarti menggambarkan dan membahas suatu masalah dengan memaparkan data serta konsep-konsep dari studi literatur yang relevan untuk menghasilkan kesimpulan. Skripsi ditulis berdasarkan studi pustaka atau penelitian bacaan, penyelidikan, observasi, atau penelitian lapangan. (5) Tesis, yakni karya tulis dengan tingkat pembahasan lebih dalam daripada skripsi. Istilah tesis berasal dari kata synthesis (sinthation) yang bermakna dasar perpaduan. Jika skripsi bertujuan mendeskripsikan ilmu, maka tesis bertujuan mensintesiskan ilmu yang telah diperoleh dengan temuan dalam penelitian guna memperluas khazanah ilmu yang ditekuni. (6) Disertasi, atau karya ilmiah yang diajukan untuk mencapai gelar doktor, yaitu gelar tertinggi yang diberikan oleh suatu univesitas. Berbeda dengan penulisan skripsi atau tesis yang hanya bersumber dari data penelitian dan pustaka saja. Data dalam disertasi lebih lengkap karena diperoleh dari tiga sumber sekaligus, yaitu penelitian lapangan, penelitian laboratorium serta kajian pustaka. (7) Resensi, atau karya tulis yang berisi hasil penimbangan, pengulasan, atau penilaian sebuah buku. Resensi, yang juga dikenal
  • 6. 5 dengan istilah timbangan buku (book review) sering disampaikan kepada pembaca melalui surat kabar atau majalah untuk memberi pertimbangan dan penilaian secara objektif, sehingga masyrakat mengetahui apakah buku yang diulas tersebut patut dibaca atau tidak. (8) Kritik (bersal dari kata Yunani kritikos yang berarti `hakim‟), merupakan karya tulis yang berisi penilaian baik-buruknya suatu karya secara objektif. Kritik tidak hanya mencari kesalahan atau cacat suatu karya, tetapi juga menampilkan kelebihan atau keunggulan karya itu seperti adanya. (9) Esai, atau karya tulis yang relatif pendek dan membahas suatu subyek (masalah) dari sudut pandang pribadi penulisnya. Permasalahan yang disoroti dalam sebuah esai biasanya dibatasi dan pada penggunaan „sudut pandang„ penulis sebagai titik tolak pembahasan membuat opini penulis berperan sentral dalam sebuah esai. (10) Artikel Ilmiah, yaitu karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati. Dari segi sistematika penulisan dan isinya, artikel dapat dikelompokkan menjadi artikel hasil penelitian dan artikel nonpenelitian. Sehubungan dengan itu, semua laporan penelitian, termasuk skripsi dan tesis, sangat potensial untuk ditulis ulang menjadi artikel untuk diterbitkan dalam jurnal. Meskipun jenis karya ilmiah cukup beragam, terdapat lima ciri khas yang membedakannya dengan ragam tulisan lainnya, seperti puisi atau novel, yakni accurate, brief, clear, ethical, dan logical (disingkat dengan ABCEL). Pertama, karya ilmiah bersifat akurat (accurate), dalam pengertian bahwa keterangan yang diberikan didasarkan pada data faktual dan dapat diuji kebenarannya. Kedua, karya ilmiah bersifat ringkas (brief) atau, tidak boleh bertele-tele. Bahasa dalam karya ilmiah bersifat lugas atau denotatif serta mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang berlaku, dan kata atau ungkapan bermakna ganda atau multi tafsir harus dicegah dalam karya ilmiah. Ketiga, karya ilmiah harus jelas dan tuntas (clear). Semua segi yang berkaitan dengan masalah dipaparkan secara proporsional. Keempat, tulisan ilmiah harus ditulis secara etis (ethical), dalam arti mengikuti secara ajeg notasi ilmiah seperti pencantuman sumber pendapat apabila dikutip dari sumber lain dengan cara menyebutkan nama sumber data atau informasi secara jujur. Kelima, karya ilmiah bersifat logis (logical), dengan
  • 7. 6 menggunakan cara berpikir analitik, deduktif atau induktif. Dengan demikian, semua keterangan yang digunakan untuk mendukung setiap ide yang dikemukakan mempunyai alasan yang masuk akal. Pada saat melakukan analisis dan mengambil kesimpulan, penulis tidak dipengaruhi oleh keperpihakan atau emosi. Struktur Karya Ilmiah Secara umum, sebuah karya tulis ilmiah terbagi dalam tiga bagian pokok, yaitu: pendahuluan, isi, dan penutup. Selain ketiga unsur inti ini, terdapat unsur-unsur lain— halaman judul, prakata, judul, daftar isi, daftar tabel/skema, bibliografi, dan lampiran— yang keberadaannya sangat tergantung pada keformalan tulisan. Semakin tinggi tingkat keformalan sebuah karya ilmiah, semakin lengkap pula unsur-unsur lain tersebut digunakan. Skripsi dan tesis, misalnya, sebagai karya ilmiah yang sangat formal, harus menyertakan seluruh unsur tersebut. Berikut adalah penjelasan ringkas bagi unsur-unsur tersebut. Karena halaman judul, daftar isi, daftar tabel/skema dan lampiran bersifat tidak begitu kompleks, ketiganya tidak turut diuraikan. A. Pendahuluan Seperti namanya, bagian ini memberikan gambaran mengenai topik yang hendak disajikan. Aspek-aspek yang biasanya disertakan pada bagian mencakup: 1. Latar belakang masalah Pada bagian ini, penulis biasanya menguraikan latar belakang ketertarikannya membahas obyek yang menjadi inti penulisan. Namun yang menjadi inti bagian ini adalah topik atau pokok permasalahan yang akan dipaparkan. Aspek lain yang perlu dikemukakan pada bagian ini ialah tinjauan pustaka. Penulis perlu menyertakan beberapa penelitian yang relevan dengan topik yang digumuli. Hal ini dilakukan untuk memperjelas pembaca bahwa pembahasan yang dilakukan bukan mengulangi berbagai tulisan lainnya.
  • 8. 7 2. Masalah dan batasannya Dari fenomena yang menarik perhatian, penulis harus secara eksplisit mengemukakan masalah yang hendak dibahas. Sebab pada bagian latar belakang, masalah yang hendak dibahas biasanya tidak dikemukakan secara eksplisit. Meskipun demikian, masalah yang hendak dibahas atau diteliti itu masih harus dibatasi lagi. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak meluas kepada aspek- aspek yang tidak relevan. Selain itu, pembatasan masalah juga akan menjaga efektivitas penulisan. 3. Tujuan dan manfaat Kemukakan tujuan dan manfaat penelitian yang dikerjakan. Sedapat mungkin dijabarkan keduanya, baik bagi lingkungan akademis maupun masyarakat secara umum. 4. Metode Pengumpulan dan Analisis Data Bagian ini menjelaskan bagimana data diperoleh dan teknik apa yang digunakan untuk menganalisisnya 5. Landasan Teori Setiap kajian ilmiah harus memiliki dasar teoritis yang kuat. Sehubungan dengan itu, penulis harus benar-benar teliti menentukan dasar teoritis yang akan mendukung upayanya mengkaji masalah dalam tulisan tersebut. Biasanya, penentuan teori yang hendak dipakai akan lebih mudah jika karakteristik data yang diperoleh sudah dipahami. . B. Isi Setelah bagian pendahuluan, penulisan dengan memaparkan indormasi atau data yang telah diperoleh. Sub dari bagian isi biasanya tergantung pada ruang lingkup masalah. Bila masalah yang hendak dibahas terdiri dari tiga butir, sub bagian isi bisa menjadi tiga. Jangan sampai empat apalagi lima, mengingat pada bagian isi, penulis harus melakukan analisis berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada bagian pendahuluan.
  • 9. 8 C. Penutup Sebagai penutup, pada bagian ini peneliti harus memberi simpulan dari hasil penelitiannya. Simpulan tersebut harus disajikan secara sederhana dan singkat agar pembaca bisa lebih menangkap hasil penelitiannya secara ringkas. Salah satu bagian yang tampaknya masih banyak digunakan sebagai sub-bagian dari penutup ialah saran. Berbagai fakultas di beberapa perguruan tinggi belakangan ini mulai menghapus bagian tersebut. Keputusan untuk membuat sub-bagian saran pada bagian penutup tentu saja tergantuk pada lembaga atau jurnal tempat penerbitan tulisan yang sedang digarap. D. Unsur-Unsur Lain 1.Daftar Pustaka (Bibliografi) Setelah bagian penutup, karya tulis diakhiri dengan Daftar Pustaka atau Bibliografi. Bagian ini termasuk bagian yang penting karena sebuah karya ilmiah biasanya menggunakan referensi-referensi pendukung. Tidak ada batasan minimal maupun maksimal dalam penggunaan referensi. Namun, ini bukan berarti bahwa peneliti bisa seenaknya mencantumkan referensi. Referensi yang terlalu sedikit bisa menandakan peneliti tidak banyak membaca literatur pendukung atau hasil penelitian terkait. Sementara bila terlalu banyak, bisa-bisa dicurigai hasil tulisannya didominasi oleh pendapat ahli daripada pendapat peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, pemanfaatan referensi harus dilakukan dengan wajar dan seperlunya saja. Tata cara penulisan bibliografi pun harus diperhatikan. Secara umum, sumber referensi yang berasal dari buku dituliskan dengan majalah dan surat kabar. Khusus untuk sumber referensi dari internet, tata cara penulisannya sebagai bibliografi diperlakukan seperti layaknya sebuah artikel. Mengingat bahwa tata cara penulisan bibliografi yang berlaku cukup beragam, penulis sebaiknya mencermati sistem apa yang digunakan lembaga atau jurnal atau media yang akan menerbitkan tulisan tersebut.
  • 10. 9 2.Judul Judul tulisan ilmiah merupakan tema yang menggambarkan secara singkat tentang masalah. Judul harus dirumuskan secara jelas, singkat, relevan dengan isi tulisan. Dengan kata lain, judul harus mencerminkan dengan tepat masalah yang dibahas dan provokatif atau mempunyai daya tarik yang cukup kuat hingga merangsang pembaca untuk membaca. Selain itu, judul juga perlu mencerminkan gambaran kegiatan ilmiah yang dilakukan, di mana variabel-variabel kegiatan ilmiah dan hubungan antar-variabel serta informasi lain tercantum secara eksplisit dalam judul. 3.Abstrak Abstrak juga merupakan bagian penting lain yang perlu diperhatikan. Abstrak merupakan suatu bagian uraian yang sangat singkat, jarang lebih panjang dari enam atau delapan baris, dan digunakan untuk menerangkan kepada para pembaca aspek- aspek mana yang dibicarakan mengenai pokok permasalahan (Keraf 1984). Pada umumnya, abstrak merangkum isi tulisan yang mencakup masalah, tujuan, metode, dengan tekanan utama pada hasil kegiatan ilmiah. Rangkuman itu biasanya disusun dalam satu paragraf yang diketik dengan jarak satu spasi. Abstrak pada umumnya diikuti tiga hingga lima kata kunci, yang terdiri dari istilah-istilah yang mewakili ide- ide atau konsep-konsep dasar yang terkait dalam artikel. Sedapat mungkin, kata kunci hendaknya diambil dari bidang ilmu terkait. Sebagian jurnal atau lembaga mempersyaratkan abstrak ditulis dalam bahasa Inggris, walaupun artikelnya sendiri di tulis dalam bahasa lain. Di lembaga atau jurnal lain, abstrak cukup ditulis dalam bahasa yang digunakan artikel. Namun ada juga jurnal yang mengharuskan abstrak ditulis dalam dua bahasa—bahasa Inggris dan bahasa yang digunakan dalam artikel. Oleh karena itu, dalam bahasa apa abstrak ditulis sangat tergantung pada ketentuan jurnal atau lembaga tempat tulisan dipublikasikan.
  • 11. 10 4.Prakata Salah kaprah sering terjadi pada bagian ini. Masih banyak penulis yang menggunakan kata pengantar daripada prakata. Padaha, kata pengantar ditulis oleh seseorang dalam rangka menyajikan karya tulis orang lain. Biasanya kata pengantar ditulis seseorang (bukan penulis) untuk memberi kesaksian yang menguatkan bagi pembaca, bahwa karya yang disajikan penulis pantas dibaca atau dijadikan referensi. Sebaliknya, prakata merupakan pengantar yang disajikan oleh penulis karya tersebut. Pada bagian prakata, penulis biasanya memberi gambaran singkat mengenai karya tulis yang digarapnya. Penyajiannya harus dilakukan dengan variasi yang kreatif, agar tidak dianggap menjiplak bagian latar belakang masalah pada pendahuluan. Proses Penulisan Karya Ilmiah Seluruh aktivitas menulis, baik menulis puisi, novel, komentar di facebook, mupun karya ilmiah merupakan suatu proses kreatif. Selama mengerjakan tulisannya, penulis menggali ide-ide yang terdapat dalam pikirannya serta memperkaya ide-ide tersebut dengan mengolah ide dan fakta-fakta yang relevan, yang diperoleh dari berbagai referensi. Ide-ide tersebut kemudian dipilah-pilah, dikombinasikan, diorganisasikan, dan kemudian diungkapkan secara tertulis dengan menerapkan sistematika dan metode atau teknik penulisan tertentu agar tulisan tersebut dapat dipahami secara jelas serta mampu memenuhi tujuannya. Dengan mengkombinasikan kedua kemampuan ini, barulah seseorang dapat menghasilkan sebuah tulisan, baik kategori ilmiah maupun non ilmiah. Dengan kata lain, hanya orang-orang kreatiflah yang akan dapat menjadi penulis yang baik. Menulis merupakan aktivitas yang tahapan prosesnya berbeda-beda di antara seorang penulis dengan penulis lain. Meskipun demikian, terdapat beberapa tahapan logis yang perlu ditempuh untuk menghasilkan tulisan yang bagus. Dalam praktik penulisan, tahapan-tahapan itu tidak ditempuh secara linier, melainkan melompat-lompat dengan gerakan maju dan mundur dari satu tahapan ke tahapan lain. Oleh karena itu,
  • 12. 11 Gardner dan Johnson (1997) menggambarkan aktivitas menulis sebagai suatu proses yang cair yang terdiri dari delapan tahapan dan berlangsung—disadari atau tidak oleh penulis—bolak- balik atau melompat-lompat ke depan dan ke belakang. Tahapan Penulisan Karya Ilmiah Kedelapan tahapan menulis yang diusulkan Gardner dan Johnson (1997) adalah sebagai berikut. 1. Pra-menulis (prewriting), yang terdiri dari dua jenis aktivitas, yaitu: (a) tahapan penggalian dan pengayaan ide yang dapat dilakukan melalui perenungan (brainstorming), membaca bahan pustaka yang relevan, pembuatan peta pikiran; dan (b) penentuan karakteristik pembaca target, tujuan dan bentuk tulisan, 2. Pembuatan draf awal, atau penuangan ide ke atas kertas. Dalam tahapan ini penulis tidak perlu merisaukan konvensi atau kaidah-kaidah penulisan. Draf awal tidak perlu harus diulis rapi. Yang penting ide-ide yang telah terakumulasi dalam pikiran dapat mengalir dan dituangkan ke lembaran kertas. 3. Pembacaan ulang, yang dilakukan untuk mengoreksi draf awal dan menuliskannya ke dalam bentuk yang memenuhi kaidah-kaidah penulisan. 4. Pemeriksaan mitra bestari (share with a peer revisor), yang dilaksanakan dengan meminta seseorang membaca naskah yang sudah ditulis ulang untuk mengidentifikasi kelemahan (struktur, kosa kata, pengutipan, kejelasan ide, tatabahasa) untuk melakukan perbaikan. 5. Revisi (revise), atau perbaikan ulang terhadap naskah dengan cara menambah atau mengurangi detil pendukung dan hal-hal lain yang teridentifikasi melalui pemeriksaan mitra bestari. 6. Pengeditan (editing) atau perbaikan teknik penulisan dan ejaan. 7. Penulisan naskah akhir (final draft), atau penulisan naskah akhir. 8. Penerbitan (publishing), atau pengiriman naskah ke redaktur jurnal untuk diterbitkan.
  • 13. 12 Sebagai sebuah proses yang berlangsung tidak linier, melainkan bolak balik, tahapan penulisan dapat diilustrasikan dengan gambar berikut. Dilihat dari tahapan proses penulisan di atas, jelaslah bahwa penulisan karya ilmiah melibatkan dua aktivitas tama: berpikir dan menulis. Aktivitas berpikir merupakan aktivitas utama dalam tahapan prewriting, yang didominasi oleh perenungan, membaca, dan meneliti dalam rangka menggali dan mengembangkan ide. Sedangkan aktivitas menulis mendominasi tahapan kedua hingga ketujuh (meskipun kegiatan berpikir juga terlibat dalam seluruh tahapan ini). Dengan demikian, tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa menulis karya ilmiah pada hakikatnya merupakan rangkaikan kegiatan pikirkan-tulis-pikirkan-tulis! (Think—write—think—write). Aktivitas berpikir yang paling praktis (namun ampuh) dalam rangka menggali dan mengembangkan ide adalah membaca. Semakin banyak seseorang membaca, semakin banyak pula ide yang dimilikinya, dan semakin mampu pula dia memilah ide yang perlu dan relevan, atau ide yang tidak perlu, usang atau kadaluwarsa. Selain itu, membaca juga Prewriting Rough Draft Reread Peer Revising Revise Editing Final Draft Publishing Tahapan Penulisan
  • 14. 13 memberikan dua keuntungan lain. Pertama, membaca memungkinkan seseorang memahami selera pembaca. Pemahaman ini akan memampukannya mengarahkan tulisannya sesuai selera dan keinginan pembaca. Kedua, dengan banyak membaca, seseorang dapat belajar mengenai bagaimana seorang penulis menyampaikan dan mengorganisasikan ide atau gagasan, menyusun kalimat yang efektif, dan sebagainya. Oleh sebab itu, untuk dapat menjadi seorang penulis yang baik, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memperbanyak membaca. Daftar Pustaka Djuroto, Totok dan Bambang Suprijadi. 2003. Menulis Artikel & Karya Ilmiah. Bandung: Remaja Rosda Karya. Gardner, A., & Johnson, D. 1997. Teaching Personal Experience Narrative in the Elementary and Beyond. Flagstaff, AZ: Northern Arizona Writing Project Press. Gelb, Ignace Jay. 1969. A Study of Writing. Chicago: University of Chicago Press. Keraf, Gorys. 2004. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Utomo, Tri Widodo, W. 1998. “Dasar-Dasar Penulisan Karya Tulis“. (Makalah, Disampaikan Dalam Diklat “Penulisan Karya Tulis Ilmiah” Lembaga Administrasi Negara Angkatan I, 5 Agustus 1998). Bandung: Lembaga Administrasi Negara Perwakilan Bandung. View publication stats View publication stats