SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
NAMA : NUR AISYAH
NIM : B011221062
TUGAS HUKUM TATA NEGARA
RINGKASAN SISTEMATIKA FORMIL DAN MATERIL
1.SISTEMATIKA FORMIL
 Sistem formil yaitu peraturan-peraturan yang menetapkan bagaimana organisasi
negara itu sendiri, cara menyunsun alat perlengkapan negara, wewenang, tugas, dan
kewajiban dari alat perlengkapan negara tersebut. atau dengan kata lain sistem
formil ini adalah segala sesuatu yang bersangkutan dengan tugas dan kewajiban
serta wewenang dari dan didalam organisasi itu. karena terkait dengan masalah
wewenang atau kewenangan maka sistem materiel ini juga disebut ajaran
wewenang (competentie leer).
 JabatanSebagaiPribadi
Jabatan adalah pribadi yang khas bagi hukum tata negara. Hukum tata negara
itu tidak lain daripada keseluruhan norma khusus, yang berlaku bagi tingkah laku
orang-orang yang dibedakan daripada orang lain hanya karena mereka adalah
pemangku suatu jabatan negara. Dalam hukum tata negara jabatanlah yang dibebani
kewajiban dan berwenang untuk melakukan perbuatan hukum. Pebuatan hukum
yang tidak dapat dicabut lagi tetap mengikat pengganti pemangku jabatan yang
berwenang.
Perbuatan hukum yang masih dapat dicabut oleh pengganti pejabat sama seperti
hal itu dapat dicabut oleh yang melakukan perbuatan hukum. Dan Adapun
perbuatan hukum yang tidak dapat dicabut tetap mengikat pengganti pemangku
jabatan. Syarat-syarat yang ditetapkan oleh pemangku jabatan yang satu menjadi
dipenuhi secara syah terhadap penggantinya dan seorang pengganti kedua dan
seterusnya. Dengan demikian jabatan tinggal tetap, tetapi pejabatlah yang silih
berganti.
 Apabila pendapat Hans Kelsen tersebut dikaitkan dengan pendapat
Lahirnya jabatan Menurut Logemann sulit dipikirkan selain dari kaidah-kaidah
tentang kewenangan untuk membentuknya, Jabatan itu disediakan untuk mewakili
oleh mereka sebagai pribadi. Menunjuk kepada suatu maksud selama waktu
pendek, sebenarnya tidak menyatakan apa-apa tentang sifat jabatan melainkan
hanya sesuatu tentang kedudukan hukum pemangku-pemangku jabatan yang
diperuntukkan bagi jabatan itu.
Sering ditemukan penggabungan dua jabatan dengan isi yang sama, akan tetapi
dengan wilayah yang berlainan. Ataukah hanya satukah yang lenyap, dan yang lain
hidup terus dengan wilayah yang diperluas. Pertanyaan-pertanyaan ini perlu
digunakan dalam hal bahwa setiap jabatan pendukung kewajiban dan hak
mempunyai suatu kekayaan, yang diatur peralihannya jika kepribadian-jabatan itu
tiadakan. Apabila ada barang dan uang yang menurut sesuatu cara dikuasai oleh
jabatan guna menunaikan kewajibannya, yaitu arsip-arsip dan sebagainya.
Mungkin berlaku juga secara khusus regimeregime hukum, yang menciptakan dan
penghapusannya termasuk wewenang jabatan.
 CaraMenempatiJabatan
Hukum tata negara positif harus memuat norma-norma yang menggambarkan
berbagai jabatan, bagaimana caranya seorang tertentu digolongkan sebagai
pemangku yang sah daripada suatu jabatan . Menurut Logemann, metode untuk
menempati jabatan adalah banyak. Seperti Hukum tata negara Hindia Belanda
mengenal cara pewarisan, pengangkatan, pemilihan dan pemangkuan karena
jabatan (pada gabungan jabatan yang dipegang seorang), serta metode lain yang ada
menurut sejarah ialah undian, penggantian giliran menurut susunan tingkatan
tertentu dan bentuk campuran.
 Jabatan dan Pemangku Jabatan
Pemangku jabatan wajib menempati lingkungan kerja jabatan untuk mewakili
jabatan. Sesuai dengan kewajiban yang mengenai pribadinya, serta bersedia
menerima akibat jika terjadi pengabaian atas kewajiban dan wewenangnya serta
hal- hal yang menjadi imbalannya.Dengan demikian pemangku jabatan sepatutnya
menghasilkan pekerjaan yang baik.
2.sistematika materil
Sistem materiel yaitu menyelidiki dan melukiskan serta menguraikan tipe negara
tertentu dengan mempelajari peraturan-peraturan yang menentukan corak khas negara
itu serta masyarakat yang bagaimana yang hendak dibentuknya, atau dengan kata lain
stelsel materiel adalah mencari jawaban atas pertanyaan yang berkenaan dengan tipe
negara, dasar pemerintahan, sifat dan tujuan dari negara serta masyarakat yang
bagaimana yang hendak dibentuknya.
Menurut Logemann, dalam bukunya "staatsrecht" sebagaimana dikutip okeh Jimly
Assidique, bahwa Logemann membedakan, antara formeele stelaelmatigheid dan
materieele stelselmatigheid. Istilah yang pertama adalah hukum tata negara, sedangkan
yang kedua adalah asas-asas hukum tata negara. Perbedaan keduanya seakan-akan
adalah perbedaan antara bentuk dan isi antara vorm en inhoud, atau antara stelsel en
beginsel. Vorm adalah bentuk, sedangkan inhoud adalah isinya. Beginsel adalah asas-
asasnya, sedangkan stelsel adalah pelembagaannya.
Selanjutnya adalah Logemann dalam bukunya, "Over de theorie can een stellig
staatsrecht" bahwa norma yang terutama akan ditemukan baik mengenai struktur batin
dari pada pemerintah, maupun mengenai perhubungan antara pemerintah dan warga
negara, maupun mengenai perhubungan antara pemerintah, dan warga negara, maupun
mengenai tugas yang menjadi bahagian negara, asas-asas hukum yang menguasai
ketiga soal pokok ini menentukanlah tipe negara, yaotu kesistematisan materiil
daripada suatu hukum tata negara yang ada sebagai suatu keseluruhan.
Selanjutnya dicontohkan bahwa, hukum pembangunan kota atau hukum-
pendidikan dalam penataannya yang khusus, yaitu pada positivitas materiilnya, adalah
tidak lain daripada eksponen kebijaksanaan pembangunan kota tertentu atau
kebijaksanaan pendidikan tertentu, dan bahwa kesistematisan yang dapat ditemukan
dalam isi kaidahnya adalah tidak lain daripada pengungkapan asas-asas kebjiaksanaan
yang menguasai penataan materi ini, bahkan harus dikatakan : hanya asas-asas ini yang
berikhtiar menghimpun materi ini sebagai suatu kesatuan.
Apabila diajukan pertanyaan, apakah ada asas-asas hukum yang menguasai seluruh
materi daripada hukum tata negara positif, sebagai organisasi yuridis yang umum
daripada suatu kelompok manusia dan bukan saja sebagai penataan sektor-sektor
tertentu daripada kehidupan kelompok, jawaban atas pertanyaan tersebut menurut
Logemann adalah ada asas-asas hukum demikian, selanjutnya dikatakan negara dalam
bentuk penjelamaan sosial nya adalah organisasi otoritas, tetapi otoritas manakah yang
justru sanggup berikhtiar menghimpun kesatuan organisasi khusus yang memaksa dan
mencakupi segala-galanya ini? Menurutny bagi sosiologi hukum tata negara suatu soal
pokok, yaitu soal legitimasi pemangku otoritas yaitu sebab-sebab ototitas bukan saja
penting bagi penunjukan siapakah yang merupakan pemangku otoritas (tertinggi) dan
mengapa dialah yang dapat memangkunya, maka sebab-sebab daripada pemangku
otoritas itu turut menentukan struktur aparat pemerintah, sebagai organisasi negara
selanjutnya, hal tersebut merupakan prinsip legitimasi negara pada abad ke-19 (dengan
sistem perwakilan) ataupun negara fasisme (elite) pada waktu ditransfer kedalam
bidang hukum positif, hal itu terjadi suatu deretan norma norma yang panjang didukung
oleh asas otoritas yang diakui, yang dengan sendirinya menjadi asas hukum yang
berlaku.

More Related Content

Similar to SISTEMATIKA HUKUM TATA NEGARA

Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraSiti Sahati
 
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrechbuku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.UtrechPet-pet
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnDella Mega Alfionita
 
Konsep Hukum Tata Negara Indonesia
Konsep Hukum Tata Negara IndonesiaKonsep Hukum Tata Negara Indonesia
Konsep Hukum Tata Negara IndonesiaSugeng Klinsman
 
Makalah lembaga negara
Makalah lembaga negaraMakalah lembaga negara
Makalah lembaga negarabruh97
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraNina Ruspina
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraIca Diennissa
 
Perkembangan dan-konsolidasi-lembaga-negara-pasca-reformasi
Perkembangan dan-konsolidasi-lembaga-negara-pasca-reformasiPerkembangan dan-konsolidasi-lembaga-negara-pasca-reformasi
Perkembangan dan-konsolidasi-lembaga-negara-pasca-reformasiLadzan Gun
 
Pancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesiaPancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesiatowetoe
 
kelompok 3uiz8wueurjdoxoorjw6a8x8 ppt-1.pptx
kelompok 3uiz8wueurjdoxoorjw6a8x8 ppt-1.pptxkelompok 3uiz8wueurjdoxoorjw6a8x8 ppt-1.pptx
kelompok 3uiz8wueurjdoxoorjw6a8x8 ppt-1.pptxdilfha23
 
Perkembangan dan konsolidasi
Perkembangan dan konsolidasiPerkembangan dan konsolidasi
Perkembangan dan konsolidasijampanx
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukummudanp.com
 
1 pengantar htn
1 pengantar htn1 pengantar htn
1 pengantar htnNuelnuel11
 
Negara hukum dan ham
Negara hukum dan hamNegara hukum dan ham
Negara hukum dan hamRobet Saputra
 
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfSemester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfJhonatanTelaumbanua
 

Similar to SISTEMATIKA HUKUM TATA NEGARA (20)

Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrechbuku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
Modul 4 kb 3
Modul 4 kb 3Modul 4 kb 3
Modul 4 kb 3
 
Konsep Hukum Tata Negara Indonesia
Konsep Hukum Tata Negara IndonesiaKonsep Hukum Tata Negara Indonesia
Konsep Hukum Tata Negara Indonesia
 
1. ruang lingkup
1. ruang lingkup1. ruang lingkup
1. ruang lingkup
 
Makalah lembaga negara
Makalah lembaga negaraMakalah lembaga negara
Makalah lembaga negara
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negara
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
 
Perkembangan dan-konsolidasi-lembaga-negara-pasca-reformasi
Perkembangan dan-konsolidasi-lembaga-negara-pasca-reformasiPerkembangan dan-konsolidasi-lembaga-negara-pasca-reformasi
Perkembangan dan-konsolidasi-lembaga-negara-pasca-reformasi
 
Pancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesiaPancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesia
 
Materi HAN 1.pptx
Materi HAN 1.pptxMateri HAN 1.pptx
Materi HAN 1.pptx
 
kelompok 3uiz8wueurjdoxoorjw6a8x8 ppt-1.pptx
kelompok 3uiz8wueurjdoxoorjw6a8x8 ppt-1.pptxkelompok 3uiz8wueurjdoxoorjw6a8x8 ppt-1.pptx
kelompok 3uiz8wueurjdoxoorjw6a8x8 ppt-1.pptx
 
Perkembangan dan konsolidasi
Perkembangan dan konsolidasiPerkembangan dan konsolidasi
Perkembangan dan konsolidasi
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum
 
1 pengantar htn
1 pengantar htn1 pengantar htn
1 pengantar htn
 
Badan hukum sebagai subyek hukum
Badan hukum sebagai subyek hukumBadan hukum sebagai subyek hukum
Badan hukum sebagai subyek hukum
 
Negara hukum dan ham
Negara hukum dan hamNegara hukum dan ham
Negara hukum dan ham
 
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfSemester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
 

Recently uploaded

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 

Recently uploaded (9)

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 

SISTEMATIKA HUKUM TATA NEGARA

  • 1. NAMA : NUR AISYAH NIM : B011221062 TUGAS HUKUM TATA NEGARA RINGKASAN SISTEMATIKA FORMIL DAN MATERIL 1.SISTEMATIKA FORMIL  Sistem formil yaitu peraturan-peraturan yang menetapkan bagaimana organisasi negara itu sendiri, cara menyunsun alat perlengkapan negara, wewenang, tugas, dan kewajiban dari alat perlengkapan negara tersebut. atau dengan kata lain sistem formil ini adalah segala sesuatu yang bersangkutan dengan tugas dan kewajiban serta wewenang dari dan didalam organisasi itu. karena terkait dengan masalah wewenang atau kewenangan maka sistem materiel ini juga disebut ajaran wewenang (competentie leer).  JabatanSebagaiPribadi Jabatan adalah pribadi yang khas bagi hukum tata negara. Hukum tata negara itu tidak lain daripada keseluruhan norma khusus, yang berlaku bagi tingkah laku orang-orang yang dibedakan daripada orang lain hanya karena mereka adalah pemangku suatu jabatan negara. Dalam hukum tata negara jabatanlah yang dibebani kewajiban dan berwenang untuk melakukan perbuatan hukum. Pebuatan hukum yang tidak dapat dicabut lagi tetap mengikat pengganti pemangku jabatan yang berwenang. Perbuatan hukum yang masih dapat dicabut oleh pengganti pejabat sama seperti hal itu dapat dicabut oleh yang melakukan perbuatan hukum. Dan Adapun perbuatan hukum yang tidak dapat dicabut tetap mengikat pengganti pemangku jabatan. Syarat-syarat yang ditetapkan oleh pemangku jabatan yang satu menjadi dipenuhi secara syah terhadap penggantinya dan seorang pengganti kedua dan seterusnya. Dengan demikian jabatan tinggal tetap, tetapi pejabatlah yang silih berganti.  Apabila pendapat Hans Kelsen tersebut dikaitkan dengan pendapat Lahirnya jabatan Menurut Logemann sulit dipikirkan selain dari kaidah-kaidah tentang kewenangan untuk membentuknya, Jabatan itu disediakan untuk mewakili oleh mereka sebagai pribadi. Menunjuk kepada suatu maksud selama waktu
  • 2. pendek, sebenarnya tidak menyatakan apa-apa tentang sifat jabatan melainkan hanya sesuatu tentang kedudukan hukum pemangku-pemangku jabatan yang diperuntukkan bagi jabatan itu. Sering ditemukan penggabungan dua jabatan dengan isi yang sama, akan tetapi dengan wilayah yang berlainan. Ataukah hanya satukah yang lenyap, dan yang lain hidup terus dengan wilayah yang diperluas. Pertanyaan-pertanyaan ini perlu digunakan dalam hal bahwa setiap jabatan pendukung kewajiban dan hak mempunyai suatu kekayaan, yang diatur peralihannya jika kepribadian-jabatan itu tiadakan. Apabila ada barang dan uang yang menurut sesuatu cara dikuasai oleh jabatan guna menunaikan kewajibannya, yaitu arsip-arsip dan sebagainya. Mungkin berlaku juga secara khusus regimeregime hukum, yang menciptakan dan penghapusannya termasuk wewenang jabatan.  CaraMenempatiJabatan Hukum tata negara positif harus memuat norma-norma yang menggambarkan berbagai jabatan, bagaimana caranya seorang tertentu digolongkan sebagai pemangku yang sah daripada suatu jabatan . Menurut Logemann, metode untuk menempati jabatan adalah banyak. Seperti Hukum tata negara Hindia Belanda mengenal cara pewarisan, pengangkatan, pemilihan dan pemangkuan karena jabatan (pada gabungan jabatan yang dipegang seorang), serta metode lain yang ada menurut sejarah ialah undian, penggantian giliran menurut susunan tingkatan tertentu dan bentuk campuran.  Jabatan dan Pemangku Jabatan Pemangku jabatan wajib menempati lingkungan kerja jabatan untuk mewakili jabatan. Sesuai dengan kewajiban yang mengenai pribadinya, serta bersedia menerima akibat jika terjadi pengabaian atas kewajiban dan wewenangnya serta hal- hal yang menjadi imbalannya.Dengan demikian pemangku jabatan sepatutnya menghasilkan pekerjaan yang baik.
  • 3. 2.sistematika materil Sistem materiel yaitu menyelidiki dan melukiskan serta menguraikan tipe negara tertentu dengan mempelajari peraturan-peraturan yang menentukan corak khas negara itu serta masyarakat yang bagaimana yang hendak dibentuknya, atau dengan kata lain stelsel materiel adalah mencari jawaban atas pertanyaan yang berkenaan dengan tipe negara, dasar pemerintahan, sifat dan tujuan dari negara serta masyarakat yang bagaimana yang hendak dibentuknya. Menurut Logemann, dalam bukunya "staatsrecht" sebagaimana dikutip okeh Jimly Assidique, bahwa Logemann membedakan, antara formeele stelaelmatigheid dan materieele stelselmatigheid. Istilah yang pertama adalah hukum tata negara, sedangkan yang kedua adalah asas-asas hukum tata negara. Perbedaan keduanya seakan-akan adalah perbedaan antara bentuk dan isi antara vorm en inhoud, atau antara stelsel en beginsel. Vorm adalah bentuk, sedangkan inhoud adalah isinya. Beginsel adalah asas- asasnya, sedangkan stelsel adalah pelembagaannya. Selanjutnya adalah Logemann dalam bukunya, "Over de theorie can een stellig staatsrecht" bahwa norma yang terutama akan ditemukan baik mengenai struktur batin dari pada pemerintah, maupun mengenai perhubungan antara pemerintah dan warga negara, maupun mengenai perhubungan antara pemerintah, dan warga negara, maupun mengenai tugas yang menjadi bahagian negara, asas-asas hukum yang menguasai ketiga soal pokok ini menentukanlah tipe negara, yaotu kesistematisan materiil daripada suatu hukum tata negara yang ada sebagai suatu keseluruhan. Selanjutnya dicontohkan bahwa, hukum pembangunan kota atau hukum- pendidikan dalam penataannya yang khusus, yaitu pada positivitas materiilnya, adalah tidak lain daripada eksponen kebijaksanaan pembangunan kota tertentu atau kebijaksanaan pendidikan tertentu, dan bahwa kesistematisan yang dapat ditemukan dalam isi kaidahnya adalah tidak lain daripada pengungkapan asas-asas kebjiaksanaan yang menguasai penataan materi ini, bahkan harus dikatakan : hanya asas-asas ini yang berikhtiar menghimpun materi ini sebagai suatu kesatuan. Apabila diajukan pertanyaan, apakah ada asas-asas hukum yang menguasai seluruh materi daripada hukum tata negara positif, sebagai organisasi yuridis yang umum daripada suatu kelompok manusia dan bukan saja sebagai penataan sektor-sektor tertentu daripada kehidupan kelompok, jawaban atas pertanyaan tersebut menurut Logemann adalah ada asas-asas hukum demikian, selanjutnya dikatakan negara dalam bentuk penjelamaan sosial nya adalah organisasi otoritas, tetapi otoritas manakah yang justru sanggup berikhtiar menghimpun kesatuan organisasi khusus yang memaksa dan mencakupi segala-galanya ini? Menurutny bagi sosiologi hukum tata negara suatu soal pokok, yaitu soal legitimasi pemangku otoritas yaitu sebab-sebab ototitas bukan saja penting bagi penunjukan siapakah yang merupakan pemangku otoritas (tertinggi) dan
  • 4. mengapa dialah yang dapat memangkunya, maka sebab-sebab daripada pemangku otoritas itu turut menentukan struktur aparat pemerintah, sebagai organisasi negara selanjutnya, hal tersebut merupakan prinsip legitimasi negara pada abad ke-19 (dengan sistem perwakilan) ataupun negara fasisme (elite) pada waktu ditransfer kedalam bidang hukum positif, hal itu terjadi suatu deretan norma norma yang panjang didukung oleh asas otoritas yang diakui, yang dengan sendirinya menjadi asas hukum yang berlaku.