SlideShare a Scribd company logo
1 of 119
Download to read offline
Copyright
Cetakan 1
Cetakan 1
Pendidikan Profesi Guru
Pembelajaran
Sosial Emosional
Mata Kuliah Pilihan
Pembelajaran Berdiferensiasi
Pra Jabatan Tahun 2022
Cetakan 1
Kurator/Penulis :
Dr. Clara Moningka
Penelaah:
Muhamadf Nanang Suprayogi S Psi, M. Si, Ph. D
Ana Lanah, S Psi, M. Si
Desain Grafis dan Ilustrasi:
Tim Desain Grafis
Copyright © 2022
Direktorat Pendidikan Profesi Guru
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Pembelajaran Berdiferensiasi | i
Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga
Kependidikan
Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (UUGD). mengamatkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya dalam Pasal 8
UUGD menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Sesuai dalam Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi bahwa pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah
program sarjana yang menyiapkanMahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan
persyaratan keahlian khusus.
Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan merupakan program pendidikan yang
menyiapkan guru sebagai sumber daya manusia berkualitas untuk memenuhi
kondisi ideal guru di Indonesia yang meliputi aspek kuantitas, distribusi, kualifikasi,
dan kompetensi. PPG Prajabatan bertujuan menghasilkan guru profesional
pemula yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila, semangat gotong royong, dan
mampu menggunakan teknologi digital, serta melahirkan hal-hal yang inovatif dan
kreatif. Selain itu, PPG Prajabatan menekankan pada konsep Merdeka Belajar,
yang berpusat
Untuk mencapai tujuan tersebut, PPG Prajabatan mengedepankan penguatan
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional melalui clinical practice atau program praktik lapangan
yang diintegrasikan dalam perkuliahan. Sebagai calon guru pemula, mahasiswa
PPG Prajabatan perlu dibekali pengalaman pembelajaran yang bermakna yang
nantinya akan bermanfaat ketika mereka mengajar di kelas. Hal ini dilaksanakan
dengan perkuliahan berbasis kegiatan dan refleksi yang dikombinasikan dengan
ii | PPG Pra Jabatan 2022
praktik lapangan, termasuk di sekolah tempat guru pemula akan ditugaskan.
Pelaksanaan PPG Prajabatan melibatkan pengajar dari unsur akademisi, praktisi
pendidikan, dan Guru Penggerak. Keterlibatan pengajar dari berbagai unsur ini
bertujuan untuk menjembatani teori dan praktik di lapangan.
Paket-paket modul digunakan dalam perkuliahan yang dilaksanakan selama dua
semester melalui tiga kelompok mata kuliah, yaitu: Mata Kuliah Inti, Mata Kuliah
Pilihan Selektif, dan Mata Kuliah Pilihan Elektif. Setiap modul perkuliahan
mencakup komponen Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dan asesmen,
perangkat pembelajaran, dan isi modul. Asesmen ketercapaian CPMK
dilaksanakan di antaranya melalui projek, studi kasus, portofolio, dan tes.
Perangkat pembelajaran meliputi Lembar Kerja (LK), media, dan sumber belajar
yang dilengkapi dengan pranala ke sumber belajar lainnya sebagai pengayaan.
Isi modul disusun berdasarkan alur MERDEKA, yaitu: Mulai dari diri (M),
Eksplorasi konsep (E), Ruang kolaborasi (R), Demonstrasi kontekstual (D),
Elaborasi pemahaman (E), Koneksi antar materi (K), dan Aksi nyata (A). Modul
dengan alur MERDEKA diharapkan dapat membantu mahasiswa mempersiapkan
diri dalam mencapai tuntutan profesi sebagai agen yang mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mampu mencetak generasi yang membawa perubahan ke hal yang
lebih baik.
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim
penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif
mewujudkan penyelesaian modul ini serta membantu terlaksananya PPG
Prajabatan. Semoga Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang
kita lakukan demi pendidikan Indonesia. Amin.
Jakarta, September 2022
Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan,
Dr. Iwan Syahril, Ph.D
Pembelajaran Berdiferensiasi | iii
Kata Pengantar Direktur Pendidikan Profesi Guru
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah mengambil
kebijakan untuk secara bertahap mengganti guru-guru yang memasuki masa
pensiun/purna tugas melalui pengangkatan guru baru yang telah lulus Pendidikan
Profesi Guru Prajabatan (PPG Prajabatan).
Kebijakan tersebut menuntut kesiapan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) menyelenggarakan PPG Prajabatan dengan jumlah peserta
PPG Prajabatan sesuai dengan kebutuhan dan kualitas lulusan untuk menjawab
tantangan kebutuhan pendidikan di sekolah.
Menanggapi tuntutan tersebut, Direktorat Pendidikan Profesi Guru (Direktorat
PPG) mengkoordinasikan proses peningkatan kapasitas LPTK dalam
menyelenggarakan PPG Prajabatan dalam hal jumlah dan mutu pendidikan. Untuk
menanggapi tuntutan kualitas penyelenggaraan PPG Prajabatan, salah satu
aktivitas yang telah dilakukan oleh Direktorat PPG, di bawah arahan Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, telah mengembangkan Modul PPG
Prajabatan. Hasil pengembangan tersebut dimuat di dalam dokumen ini.
Modul PPG Prajabatan memuat materi, alur, aktivitas, dan penugasan mahasiswa
PPG Prajabatan. Kami berharap dengan adanya Modul PPG Prajabatan ini
penyelenggaraan PPG Prajabatan di seluruh LPTK dapat terselenggara secara
terstandar agar dihasilkan guru yang memiliki profil dan kompetensi sesuai
kebutuhan perkembangan dunia pendidikan secara global.
Kami berterimakasih kepada LPTK penyelenggara PPG Prajabatan atas
dukungan dan kerjasama dalam menyelenggarakan amanat Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Jakarta, September 2022
Plt. Direktur Pendidikan Profesi Guru,
Temu Ismail, S.Pd., M.Si.
iv | PPG Pra Jabatan 2022
Kata Pengantar Penyusun Mata Kuliah
Salam dan Bahagia,
Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Nasional merupakan ajakan untuk menumbuhkan
imperatif edukatif-moral para guru di dalam diri sendiri, komunitas para guru dan para
peserta didik. Hidup dan bertumbuh di bumi Indonesia adalah berkat dan karunia yang
mewarisi kekayaan berlimpah budaya dan nilai-nilai religius-kemanusiaan yang
ditanamkan dalam sanubari melalui pendidikan di dalam keluarga, masyarakat adat
dan budaya setempat. Rasa syukur atas warisan nilai-nilai merupakan dorongan positif
yang memuat tanggung jawab untuk mengembangkan pendidikan yang berakar pada
konteks Keindonesiaan. Kita perlu menumbuhkan keyakinan bahwa menjadi guru
adalah panggilan, tugas dan pilihan hidup yang bernilai. Belajar dari tokoh pendidikan
nasional memiliki makna ganda, yakni menyerap pengetahuan tentang pendidikan
dan mengobarkan semangat kerelaan dan kemurahan hati untukmendampingi proses
tumbuh kembang secara integral para generasi penerusbangsa. Menjadi guru adalah
pewaris semangat dan jiwa gotong-royong untuksaling belajar, berkarya dan berjuang
demi kemajuan bangsa lewat dunia pendidikan.
Mata kuliah ini menguatkan visi diri mahasiswa tentang ‘Pendidikan itu menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota
masyarakat’. Karena pendidikan itu menuntun maka tugas utama sebagai pendidikan
adalah menuntun. Dalam proses menuntun, mahasiswa perlu memahami tentang
manusia Indonesia melalui pemahaman dan pemaknaan yang mendalam tentang
Pancasila sebagai identitas dan entitas manusia Indonesia.
Pancasila menjadi pendoman Pendidikan Nasional maka mari kita saling belajar untuk
menumbuhkan spiritualitas, intelektualitas, motivasi dan kebanggaan sebagai guru
yang terus membuka diri untuk belajar sambil berkarya dan berkarya yang
menumbuhkan semangat saling belajar. Belajar menjadi ruang perjumpaan untuk
menguatkan panggilan diri sebagai seorang guru dan manusia untuk menuntun
kekuatan kodrat murid menjadi manusia Indonesia sesuai Profil Pelajar Pancasila.
Salam
Pengembang MK Filosofi Pendidikan Nasional
Pembelajaran Berdiferensiasi | v
Daftar Isi
Hlm.
Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan ................i
Kata Pengantar Direktur Pendidikan Profesi Guru...........................................iii
Kata Pengantar Penyusun Mata Kuliah..............................................................iv
Daftar Isi..................................................................................................................v
CPMK dan Assessment......................................................................................viii
Topik 1. Teori-teori yang mendasari Pembelajaran Berdiferensiasi................1
A. Mulai Dari Diri...............................................................................................1
B. Eksplorasi Konsep .......................................................................................3
1. Pembelajaran Berdiferensiasi ................................................................3
C. TEORI YANG MELATARBELAKANGI PERLUNYA PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI.....................................................................................4
1. Teori Sistem Ekologi ..............................................................................5
D. Multiple Intelligences....................................................................................8
1. Kecerdasan verbal-linguistik ..................................................................9
2. Kecerdasan logis-matematis..................................................................9
3. Kecerdasan spasial-visual......................................................................9
4. Kecerdasan kinestetik-jasmani ............................................................10
5. Kecerdasan musical.............................................................................10
6. Kecerdasan intrapersonal ....................................................................10
7. Kecerdasan interpersonal ....................................................................10
8. Kecerdasan naturalis............................................................................10
E. Zone of Proximal Development (ZPD).......................................................11
F. Learning Modalities ....................................................................................13
1. Visual ....................................................................................................13
vi | PPG Pra Jabatan 2022
2. Auditori .................................................................................................13
3. Kinestetik..............................................................................................14
B. Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi Dan Cirinya..............................14
A. PEMETAAN KEBUTUHAN BELAJAR SISWA .........................................19
1. Kesiapan Belajar Peserta Didik (Readiness)......................................20
2. Minat Peserta didik ..............................................................................24
3. Profil Belajar Peserta Didik ..................................................................25
B. Kelebihan Dan Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi ........................28
1. Kelebihan Pembelajaran Berdiferensiasi ............................................28
2. Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi ...........................................29
C. Ruang Kolaborasi ......................................................................................30
D. Demonstrasi Kontekstual...........................................................................31
E. Elaborasi Pemahaman ..............................................................................32
F. Koneksi Antarmateri ..................................................................................33
G. Aksi Nyata..................................................................................................34
Topik 2. Aspek-Aspek Pembelajaran Berdiferensiasi.....................................35
A. Mulai dari diri..............................................................................................35
B. Eksplorasi Konsep.....................................................................................36
1. Aspek-Aspek Pembelajaran Berdiferensiasi .......................................36
C. Ruang Kolaborasi ......................................................................................53
D. Demonstrasi Kontekstual...........................................................................54
E. Elaborasi Pemahaman ..............................................................................55
F. Koneksi Antarmateri ..................................................................................56
G. Aksi Nyata.................................................................................................58
Topik 3. Strategi Pembelajaran Dan Berdiferensiasi ......................................59
A. Mulai Dari Diri ............................................................................................59
B. Eksplorasi Konsep.....................................................................................60
Pembelajaran Berdiferensiasi | vii
1. Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.................................................60
C. Ruang Kolaborasi.......................................................................................66
D. Demonstrasi Kontekstual ...........................................................................67
E. Elaborasi Pemahaman...............................................................................69
F. Koneksi Antarmateri...................................................................................69
G. Aksi Nyata..................................................................................................70
Topik 4. Rancangan Dan Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi ........72
A. Mulai dari diri ..............................................................................................72
B. Eksplorasi Konsep .....................................................................................73
1. Rancangan Dan Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi............73
C. Ruang Kolaborasi.......................................................................................88
D. Demonstrasi Kontekstual ...........................................................................91
E. Elaborasi Pemahaman...............................................................................92
F. Koneksi Antarmateri...................................................................................93
G. Aksi Nyata..................................................................................................94
Topik 5. Evaluasi Pada Pembelajaran Berdiferensiasi ....................................95
A. Mulai dari diri ..............................................................................................95
B. Eksplorasi Konsep .....................................................................................96
1. Evaluasi Pembelajaran Berdiferensiasi ...............................................96
C. Ruang Kolaborasi.......................................................................................98
D. Demonstrasi Kontekstual ...........................................................................99
E. Elaborasi Pemahaman...............................................................................99
F. Koneksi Antarmateri.................................................................................100
G. Aksi Nyata................................................................................................101
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................102
LAMPIRAN...........................................................................................................103
Profil Pengembang Modul.................................................................................104
viii | PPG Pra Jabatan 2022
CPMK dan Assessment
1. Mahasiswa mampu mengenali keragaman dan kebutuhan belajar peserta didik
2. Mahasiswa mampu memahami empat aspek pembelajaran berdiferensiasi (konten,
proses, produk, lingkungan belajar)
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi strategi-strategi pembelajaran berdiferensiasi
4. Mahasiswa mampu merancang dan mengimplementasikan pembelajaran
berdiferensiasi
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pembelajaran berdiferensiasi
No CMPK Jenis Tugas Bobot Catatan
Formatif
1.
CMPK
1
Membuat karya yang diunggah di platform
media sosial/website tentang pembelajaran
berdiferensiasi berisi unsur, definisi, contoh
keragaman, dan teori pendukung. karya
berupa video atau tulisan artikel atau
infografik atau vlog (video blog), untuk
diunggah di platform media sosial atau
website untuk disebarluaskan.
10% Kelompok
2.
CMPK
2
Mahasiswa membuat diferensiasi pada
aspek konten, proses, produk, dan
lingkungan belajar. Boleh memilih salah
satu aspek atau menggabungkan beberapa
aspek. Tugas boleh dibuat dalam bentuk
video, meme, infografis, ilustrasi, kemudian
diunggah di platform media sosial/website.
10% Kelompok
Pembelajaran Berdiferensiasi | ix
3.
CPMK
3
Mengidentifikasikan strategi pembelajaran
berdiferensiasi yang dipilih. Jelaskanlah
mengapa strategi pembelajaran yang dipilih
tersebut termasuk ke dalam strategi
pembelajaran berdiferensiasi, dan seperti
apa teknisnya strategi pembelajaran yang
dijalankan tersebut. Presentasi di depan
kelas.
10% Kelompok
4.
CPMK
4
Membuat rancangan pembelajaran (RPP)
dan implementasi pembelajaran
berdiferensiasi di kelas (micro teaching)
15% Individu
5.
CPMK
5
Membuat evaluasi pembelajaran
berdiferensiasi di kelas dengan tabel
checklist.
10% Individu
Sumatif
6. UTS
Menulis paper yang berisi refleksi
mahasiswa tentang keragaman siswa dan
pemenuhan target kurikulum.
20% Individu
7. UAS
Merancang pembelajaran berdiferensiasi
berdasarkan studi kasus
25% Individu
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 1
Topik 1. Teori-teori yang mendasari Pembelajaran
Berdiferensiasi
Durasi 2 JP
Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat
1. Mahasiswa mampu memahami teori tentang keragaman peserta didik
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi keragaman peserta didik
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik
A. Mulai Dari Diri
Selamat datang para mahasiswa di sesi pembelajaran pertama. Pada sesi ini, kita
akan mulai dengan refleksi diri terhadap apa yang pernah Anda alami ketika
berinteraksi dengan orang lain.
Jangan khawatir apa yang Anda jawab adalah jawaban yang terbaik untuk Anda.
Tidak ada jawaban salah atau benar, semuanya sama saja. Pertanyaan tersebut
anggaplah sebagai pengingat diri.
Silahkan jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Ketiklah jawaban/respon Anda
pada tautan yang tersedia tautan di bawah (jika Anda menggunakan laptop) atau
tulis pada kolom yang telah disediakan (jika Anda mencetak modul ini).
Tautan pengumpulan refleksi 1
Jangan lupa selalu tepat waktu dalam mengumpulkan jawaban, sehingga Anda
bisa lebih memahami materi yang akan disampaikan. Selamat berefleksi!
2 | PPG Pra Jabatan 2022
Pertanyaan Pemantik
Refleksi Respon
Bagaimana Anda menyadari bahwa setiap
individu itu berbeda?
Apa yang Anda butuhkan untuk dapat
belajar dengan baik?
Apa yang sedang teman Anda butuhkan
saat ini untuk mereka belajar?
Apa yang Anda ketahui tentang latar
belakang kehidupan, minat, keterampilan,
dll, dari orang-orang terdekat?
Bagaimana Anda bisa menggunakan
informasi tentang latar belakang, minat,
keterampilan, dll, dari orang terdekat Anda
untuk membantu mereka merasa nyaman
dan berkembang?
Apa yang Anda harapkan setelah selesai
mempelajari modul ini?
Terima kasih bagi yang sudah mengisi kolom refleksi diri di atas. Kami berharap
Anda dapat mengikuti pembelajaran ini dengan baik.
Peran Dosen:
1. Memastikan semua mahasiswa menyelesaikan refleksi tersebut
2. Menganalisis jawaban-jawaban mahasiswa untuk kemudian dikaitkan dengan mata
kuliah pembelajaran berdiferensiasi.
Anda akan memulai membaca dan mempelajari konsep atau materi tentang
pembelajaran berdiferensiasi. Tetaplah merujuk pada pertanyaan-pertanyaan
refleksi di atas, kemudian Anda pelajari materi pembelajaran berikut ini
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 3
B. Eksplorasi Konsep
1. Pembelajaran Berdiferensiasi
Gambar 1 Ilustrasi minat anak yang berbeda-beda
Sumber: Suprayogi, MN, et.al., (2022) Penerapan Differentiated Instruction dalam Pembelajaran
Bayangkan ketika Anda dulu menjadi seorang siswa (SD/SMP/SMA). Ingatlah
teman Anda satu persatu! Bagaimana karakteristik masing-masing teman Anda?
Tahukah Anda apa kelebihan dari masing-masing mereka? Apakah mereka
mempunyai minat yang berbeda-beda? Bagaimana gaya belajar mereka?
Siapakah diantara teman Anda yang paling pandai dalam berhitung dan selalu
tercepat dalam mengumpulkan tugas? Atau siapakah yang justru sebaliknya, yaitu
lama sekali dalam menangkap pelajaran? Siapakah yang level membacanya
paling tinggi? Siapakah teman Anda yang perlu dibantu untuk meningkatkan
keterampilan memahami bacaan mereka? Adakah teman Anda yang pandai
dalam pelajaran keterampilan dan seni? Adakah teman Anda yang suka
berkelompok dalam mengerjakan pelajaran ataupun dalam hal apapun? Atau
adakah teman Anda yang justru sebaliknya, ia suka dengan tugas mandiri dan
begitu juga dalam kesehariannya lebih suka dengan kesendirian? Siapakah yang
senang berbicara didepan? Siapakah yang senang dengan menggambar?
Siapakah di antara teman Anda suka tertidur ketika pelajaran Matematika karena
tidak mengerti? Dan masih banyak yang bisa Anda bayangkan dan temukan pada
teman-teman Anda dulu ketika di sekolah. Seru, ya, mengingat masa-masa
sekolah? Lantas jika Anda sebagai gurunya, jika Anda sebagai guru, maka usaha
4 | PPG Pra Jabatan 2022
apa yang harus dilakukan untuk menyesuaikan proses pembelajaran sehingga
terpenuhinya kebutuhan individu setiap siswa?
Sejatinya setiap individu itu berbeda satu dengan yang lainnya. Begitu juga setiap
siswa di kelas pasti berbeda antara satu dengan yang lainnya. Begitu banyak
kebutuhan siswa yang harus dipenuhi. Tanpa disadari, guru setiap harinya
menghadapi murid dengan berbagai keragaman yang banyak sekali macamnya.
Guru selalu dihadapkan berbagai tantangan dalam mengajar dan kerap kali harus
melakukan dan memutuskan sesuatu hal dalam satu waktu. Keterampilan yang
luar biasa ini banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu naturalnya
hal ini terjadi di kelas dan guru menghadapi tantangan tersebut menjadi hal yang
biasa baginya. Berbagai usaha dilakukan oleh para guru, tentunya tujuannya
adalah untuk memastikan bahwa setiap peserta didik sukses dalam proses
pembelajarannya.
Nah, dengan melihat banyak perbedaan antara satu peserta didik dengan peserta
didik yang lainya, tentunya perlu adanya pembelajaran berdiferensiasi. Sebelum
beranjak ke definisi tentang apa itu pembelajaran berdiferensiasi, silahkan simak
teori-teori yang mendasari perlunya pembelajaran berdiferensiasi. Selamat
menyimak!
C. TEORI YANG MELATARBELAKANGI PERLUNYA
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Perbedaan itu bisa Anda lihat dari sistem ekologi pada setiap individu (latar
belakang keluarga, budaya, politik, ekonomi, lingkungan, dan lain sebagainya),
multiple intelligences, zone of proximal development (ZPD), learning modalities
atau yang kita kenal dengan gaya belajar, serta masih banyak perbedaan lainnya
yang Anda mungkin dapati tentang perbedaan pada setiap individu ini. Di bawah
ini Anda akan membaca tentang beberapa teori bahwa sejatinya individu itu
berbeda. Disini akan dipaparkan 4 teori yang melatar belakangi perlunya
pembelajaran berdiferensiasi, yaitu
1. Teori sistem ekologi
2. Teori Multiple Intelligences
3. Teori Zone of Proximal Development (ZPD)
4. Learning modalities
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 5
Mari kita mulai dari teori pertama!
1. Teori Sistem Ekologi
Urie Bronfenbrenner merupakan ahli yang mengemukakan teori sistem mengenai
ekologi yang menjelaskan perkembangan individu dalam interaksinya dengan
lingkungan di luar dirinya yang terus-menerus mempengaruhi segala aspek
perkembangan (Hayes dkk, 2017).
Gambar 2: IlustrasiTeoriSistem Ekologi Bronfenbrenner
Sumber : https://id.scribd.com/document/508949858/TEORI-EKOLOGI-BRONFENBRENNER
Teori sistem ekologi merupakan pandangan sosiokultural Bronfenbrenner tentang
perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan. Mulai dari pengaruh
interaksi langsung pada individu hingga pengaruh kebudayaan yang berbasis luas.
Kelima sistem ekologi tersebut adalah mikrosistem, mesosistem, ekosistem,
makrosistem, dan kronosistem.
Berikut penjelasan mengenai urutan sistem tersebut:
1. Mikrosistem adalah kondisi yang melatarbelakangi anak hidup dan
berinteraksi dengan orang lain dan institusi yang paling dekat dengan
kehidupannya, seperti orang tua, teman sebaya, tetangga, dan teman sekolah;
2. Mesosistem adalah hubungan antara dalam mikrosistem. Sebagai contoh,
orang tua dan guru berinteraksi dalam sistem sekolah, anggota keluarga dan
6 | PPG Pra Jabatan 2022
kerabat menjadi relasinya di dalam institusi keagamaan, pelayanan kesehatan
berinteraksi dengan keluarga anak dan sekolahnya.
3. Ekosistem adalah sistem yang berisi sejumlah kondisi yang mempengaruhi
perkembangan anak di lingkungan rumah namun anak disini tidak terlibat
dalam satu peran langsung. sebagai contoh, karena adanya kondisi
kemiskinan dalam keluarga, anak terpaksa harus bekerja untuk mencari uang
dan tidak melanjutkan sekolah.
4. Makrosistem adalah sistem yang mengelilingi mikro,meso dan ekosistem dan
merepresentasikan nilai-nilai ideologi, hukum masyarakat dan budaya politik.
Sebagai contoh anak Indonesia tidak sama-sama dengan anak Amerika
5. Kronosistem adalah dimensi waktu yang menuntun perjalanan setiap level
sistem dari mikro dan makro. Sistem ini juga mencakup berbagai peristiwa
hidup yang penting pada individu dan kondisi sosio-kultural.
Pada penjelasan teori Bronfenbrenner tersebut, dijelaskan bahwa anak
mempunyai lingkungan yang berbeda-beda antara satu individu dengan yang
lainnya. Silahkan Anda perhatikan ilustrasi berikut dengan seksama, dan lihat
perbedaannya, sehingga Anda menemukan kedua individu ini berbeda:
JORIN
(Mikrosistem). Jorin adalah seorang siswi SMP Negeri kelas 2. Ia terlahir dari keluarga
berada dan berpendidikan. Ayahnya adalah keturunan Belanda sementara Ibunya
adalah keturunan Indonesia asli. Ia adalah anak sulung dari 3 bersaudara.
(Mesosistem). Jika Jorin berada di rumah, Ia mempunyai tanggung jawab untuk
mengasuh kedua adiknya, yaitu kelas 2 SD dan kelas 4 SD. Setiap ke sekolahIa di antar
jemput oleh ayah/ibunya atau kadang pulang sendiri dengan menggunakan kend araan
aplikasi, dan ia merasa senang akan itu. Ia terbiasa bertemu dengan banyak orang,
misalnya rekan bisnis ayah/ibunya, bertemu dengan teman dan guru les musiknya,
sering pulang pergi Indonesia-Belanda untuk mengunjungi keluarga dari Ayahnya, dan
masih banyak lagi yang memungkinkan Jorin berinteraksi dengan banyak orang.
(Ekosistem). Walaupun berkecukupan, namun Ayah/Ibunya mengajarkan kemandirian
sejak dini, sehingga ia terbiasa mandiri, misalnya saja ia terbiasa dengan pekerjaan
rumah, seperti mencuci piring setelah makan, menyapu, dan mengepel kamarnya,
sehingga Jorin terbiasa dengan hidup bersih dan mandiri.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 7
(Makrosistem dan Kronositem). Sampai usia 17 tahun, Jorin memiliki dwi
kewarganegaraan yaitu Indonesia dan Belanda, dan setelah itu karena Ibu Jorin
keturunan Indonesia, maka Jorin harus memilih kewarganegaraan, apakah Belanda
atau Indonesia. Tentunya Jorin memiliki pandangan terhadap budaya dan sosial yang
berbeda, belum lagi ditambah dengan ideologi yang dianutnya dan juga hukum
masyarakat, dan juga budaya politik yang berbeda pula. Itu terbentuk sejak ia lahir
sampai seusianya.
JATI
(Mikrosistem). Jati adalah seorang siswa kelas 2 SMP Negeri yang sekelas dengan
Jorin. Ia tergolong dari keluarga biasa saja. Ia adalah anak semata wayang. Ayah dan
Ibunya keduanya berkebangsaan Indonesia bersuku madura dan jawa. Ada 2 sepupu
yang ikut tinggal di rumahnya.
(Mesosistem) Sepulang sekolah Jati membantu Ayah dan Ibunya yang bekerja
mengelola sebuah toko sayur di pasar tradisional. Jati banyak bertemu dengan banyak
orang, seperti pembeli sayur langganannya, kuli panggul pasar, mitra ayah ibunya di
pasar. Ayah dan ibu Jati sibuk sekali dengan jualannya di pasar, apalagi jika menjelang
Idul Fitri dan tahun baru, mereka sesekali mengantarkan sayuran untuk bapak dan ibu
guru ke sekolah.
(Ekosistem). Sepulang sekolah jati terbiasa membantu ayah dan ibunya berjualan sayur
di pasar. Keberadaannya di rumah hanya ada saat malam hari, yaitu sepulang dari lapak
miliknya dan itupun terkadang ayah dan ibunya masih berada di lapak, ayah ibunya
pulang ke rumah saat siang hari saja. Kondisi rumah yang kadang berantakan membuat
ia lelah untuk meneruskan belajar. Dan baginya berantakan atau tidak sama saja,
karena ia terbiasa melihat kehidupan pasar.
(Makrosistem dan Kronosistem). Pada rentang waktu yang cukup lama, kehidupan Jati
dan keluarganya, tentunya mempunyai pandangan tersendiri terhadap lingkungan,
kehidupan sosial dan budaya dan sekitarnya. Sehingga membentuk pribadi diri Jati.
Nah, Anda tentu dapat membedakanbukan kedua individu itu berbeda? Sekarang,
dari kedua kasus di atas, tentu Anda dapat membedakan apa itu makrosistem,
mesosistem, ekosistem, makrosistem dan kronosistem. Pada kedua ilustrasi
tersebut dapat kita lihat kedua individu tersebut berbeda, baik dari lingkungan
keluarga, strata ekonomi, pandangan tentang makna kebersihan, lingkungan
orang-orang yang biasa berinteraksi dengan individu tersebut.
8 | PPG Pra Jabatan 2022
Masih banyak contoh yang lain. Tentunya Anda bisa membayangkan masing-
masing dari teman sekolah Anda dulu, bahwa dari latar belakang lingkungan
mereka sangatlah beragam. Satu teman sekolah dengan teman sekolah yang
lainnya, tentunya mempunyaikekhasan, bukan? Tidak mungkin satu dengan yang
lain itu sama, namun tidak menutup kemungkinan satu sama lain mempunyai latar
belakang lingkungan atau ekologi yang mirip walau tidak sama persis.
Sekarang Anda akan beralih pada teori yang berikutnya, yang melihat bahwa tiap
individu itu berbeda. Anda akan membaca tentang teori multiple intelligences.
Harap dibaca dengan baik.
D. Multiple Intelligences
Teori tentang multiple intelligences atau dalam Bahasa Indonesia biasa disebut
sebagai kecerdasan majemuk. Teori ini dicetuskan dan dikembangkan oleh
Howard Gardner (1993), seorang psikolog perkembangan dan profesorpendidikan
dari Graduate School of Education, Harvard University, Amerika Serikat. Gardner
mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan
dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macamdandalam
situasi yang nyata. Berdasarkan pengertian ini, dapat dipahami bahwa intelegensi
bukanlah kemampuan seseorang untuk menjawab soal-soal tes IQ dalam ruang
yang tertutup dan hanya konsentrasi pada soal itu tanpa ada gangguan dari
lingkungan luar. Akan tetapi inteligensi memuat kemampuan seseorang untuk
memecahkan persoalan yang nyata dan dalam situasi yang bermacam-macam.
Dapat dikatakan juga bahwa setiap orang memiliki delapan jenis kecerdasan
dalam tingkat yang berbeda-beda. Pada teori multiple intelligences ini disebutkan
ada delapan bentuk kecerdasan. Delapan jenis kecerdasan itu memiliki komponen
inti dan ciri-ciri yang berbeda juga. Kehadiran ciri-ciri pada individu menentukan
kadar profil kecerdasannya. Dalam kehidupan nyata, kecerdasan-kecerdasan itu
hadir dan muncul bersama-sama atau berurutan dalam suatu atau lebih aktivitas.
Kedelapan kecerdasan tersebut, yaitu:
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 9
Gambar 3. Ilustrasi multiple intelligences
Sumber:https://ilovemypsychologist.wixsite.com/ilmp/post/multiple-intelligence-
kecerdasan-majemuk
1. Kecerdasan verbal-linguistik
Kecerdasan verbal-linguistik merupakan kemampuan berbahasa misalnya saja
melalui membaca, menulis, berbicara, memahami urutan dan makna dari kata-
kata, serta menggunakan bahasa dengan benar.
2. Kecerdasan logis-matematis
Ini merupakan kecerdasan dalam mengolah angka, matematika, dan logika untuk
menemukan dan memahami berbagai pola, seperti pola pikir, pola visual, pola
jumlah, atau pola warna.
3. Kecerdasan spasial-visual
Kecerdasan ini merupakan kemampuan pada bidang ruang dan gambar. Individu
memiliki kekuatan dalam imajinasi dan senang dengan bentuk, gambar, pola,
desain, serta tekstur.
10 | PPG Pra Jabatan 2022
4. Kecerdasan kinestetik-jasmani
Kemampuan dalam koordinasi anggota tubuh dan keseimbangan. Siswa yang
memiliki kecerdasan ini senang melakukan berbagai aktivitas fisik, seperti naik
sepeda, menari, atau olahraga. Ia juga mungkin merasa sulit duduk diam dalam
waktu lama dan mudah bosan.
5. Kecerdasan musical
Tidak hanya dapat memainkan alat musik atau mendengarkan lagu. Mereka yang
memiliki kecerdasan ini juga mampu memahami dan membuat melodi, irama,
nada, vibrasi, suara, dan ketukan menjadi sebuah musik.
6. Kecerdasan intrapersonal
Ini merupakan kecerdasan introspektif di mana peserta didik mampu memahami
diri sendiri, mengetahui kekuatan, kelemahan, dan motivasi diri. Jika kecerdasan
ini menonjol pada diri peserta didik, biasanya dia akan bisa berbuat bijaksana dan
bisa mengendalikan keinginan serta perilakunya, juga mampu membuat rencana
dan keputusan. Kecerdasan ini dimiliki oleh penulis, ilmuwan, dan filsuf.
7. Kecerdasan interpersonal
Kecakapanini merupakan kemampuanuntuk bermasyarakatserta memahamidan
berinteraksi dengan orang lain. Mereka yang mempunyai kecerdasan ini mampu
bekerja, berinteraksi, dan berhubungan dengan orang lain, suka bekerja sebagai
tim, memiliki banyak teman, menunjukkan empati kepada orang lain, sensitif
terhadap perasaan dan ide-ide orang lain, memediasi konflik, dan
mengemukakan kompromi.
8. Kecerdasan naturalis
Ini adalah kemampuan untuk mengenali dan mengkategorikan tanaman, hewan,
dan benda-benda lain di alam, serta tertarik mempelajari spesies makhluk hidup.
Mereka yang unggul dalam kecerdasan ini biasanya suka dengan alam, misalnya
saja suka dengan bercocok tanam, suka dengan hewan peliharaan, dan aktivitas
sejenisnya yang berkaitan dengan alam.
Sebagai ilustrasi silahkan Anda simak cerita berikut:
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 11
Dzaki adalah seorang siswa SD kelas 6. Jika ada tugas Bahasa Indonesia diminta untuk
membuat karangan, maka ia dengan semangat mengerjakannya. Ia mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler musik di sekolahnya. Jika ada temannya yang kesulitan ia sering
membantu dan juga sering menjadi ketua kelompok jika ada tugas kelompok, maka tak
heran jika ia mempunyai banyak teman dan sahabat. Hanya saja dia paling tidak suka
dengan pelajaran berhitung, tak heran jika pelajaran matematika memiliki nilainya
kurang bagus.
Sementara Lina adalah teman sekelas Dzaki. Ia senang sekali dengan pelajaran
matematika, dan sering sekali memenangkan lomba olimpiade matematika tingkat
nasional. Setiap olimpiade matematika ia mengikutinya, hampir tak pernah absen. Di
rumahnya, ia mempunyai hewan peliharaan dan sangat sayang dengan hewan
peliharaannya. Ia merawatnya dengan senang hati dengan membantu ibunya
membersihkan kendang piaraannya. Selain itu dia adalah anak baik yang selalu
membantu ibunya menyiram tanaman dan ikut membereskan tanaman.
Pada dua cerita di atas, Anda sudah dapat melihatnya, bukan? Bahwa antara
Dzaki dan Lina, keduanya mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Sekarang
coba Anda ingat-ingat teman Anda di kelas dulu waktu masih bersekolah. Pasti
dari masing-masing memiliki kecerdasan yang berbeda-beda dan mempunyai
keunggulan masing-masing pula. Pada satu sisi tidak unggul, bisa saja disisi lain
ia mempunyai kecerdasan pada bidang lain. Atau bisa jadi satu kecerdasan
dengan kecerdasan yang lain saling beriringan.
Berikutnya kita lanjut ke teori Zone of Proximal Development (ZPD). Silahkan
disimak baik-baik.
E. Zone of Proximal Development (ZPD)
Zone of Proximal Development (ZPD) adalah zona antara tingkat perkembangan
aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual tampak
dari kemampuan anak menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri. Sedangkan
tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan anak menyelesaikan
tugas atau memecahkan masalah dengan bantuan orang dewasa. Ketika masuk
dalam ZPD, maka anak sebenarnya dapat melakukan aktifitas/tugas yang
diberikan, akan tetapi lebih optimal jika orang dewasa atau pendamping yang lebih
tahu, membantunya untuk mencapai tingkat perkembangan aktual tersebut. Hal
12 | PPG Pra Jabatan 2022
tersebut dapat dikatakan bahwa setiap peserta didik memiliki ZPD yang berbeda-
beda, maka dari itu bimbingan dan instruksi dengan kadar yang sesuai sangat
dibutuhkan untuk dapat mengembangkan potensi masing-masing siswa
(Suprayogi et, al., 2022).
Pada teori ini terdapat dua level untuk ukuran kemampuan dan potensi peserta
didik, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial.
Tingkat perkembangan aktual peserta didik adalah ketika dia bekerja untuk
menyelesaikan tugas atau soal tanpa bantuan orang lain. Sedangkan tingkat
perkembangan potensial adalah tingkat dari kompetensi peserta didik yang dapat
tercapai ketika dia dibantu oleh orang lain. Perbedaan diantara kedua tingkat
kemampuan tersebut termasuk dalam ZPD. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa ZPD terletak diantara hal-hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik dan
hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh peserta didik tanpa pendampingan.
Ada sebuah pertanyaan, “Apakah anak harus dibantu? Tidak bisakah anak belajar
sendiri?”. Kondisi terbantu (tanpa dibantu) adalah kondisi di mana anak berada
pada tingkat perkembangan aktual. Kondisi ini akan dicapai dengan lebih optimal
dengan bantuan, jika anak memang masih belum menguasai apa yang dipelajari.
Perhatikan contoh berikut untuk lebih memudahkan memahami teori ZPD:
Bu Muniroh mengajar di kelas 1 SD. Ia mempunyai 30 murid. Dua diantaranya jika
belajar tidak mudah cepat untuk menangkap pelajaran, yaitu Siti dan Bambang. Siti
lebih suka menyendiri dan tidak mudah untuk bergaul. Sementara Bambang, senang
bergerak dan aktivitas fisik, sehingga terkesan mengganggu. Tibalah saatnya belajar
Matematika. Pada saat belajar, Siti merasa minder karena merasa tidak bisa
mengerjakan, sementara Bambang keliling kelas sehingga tidak konsentrasi ketika Bu
Muniroh menjelaskan, sesekali dipanggil namanya supaya Bambang sadar bahwa ia
sedang belajar di kelas, sehingga Bambang susah untuk menangkap pelajaran secara
klasikal. Oleh karena itu keduanya memerlukan bimbingan tersendiri dari Bu Muniroh
untuk mengerjakan soal.
Pada saat murid-murid yang lain mengerjakan tugas, Bu Muniroh berkeliling kelas untuk
memantau. Kemudian Bu Muniroh akan lebih lama di dekat Siti dan Bambang untuk
membimbing mereka belajar sesuai dengan kemampuan mereka berdua.
Nah, dari penjelasan di atas, Anda bisa melihat perbedaan dari dua tingkat
perkembangan. Tingkat perkembangan aktual telah tercapai oleh 28 murid Bu
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 13
Muniroh, sementara dua yang lainnya, yaitu Siti dan Bambang pada tahap tingkat
perkembangan potensial. Keduanya memerlukan bimbingan khusus dari Bu
Muniroh untuk memaksimalkan potensi yang mereka punya. Nah, jarak antara 28
murid dengan Siti dan Bambang dinamakan ZPD.
Anda sudah mengerti sampai sini, bahwa lagi-lagi individu itu berbeda, atau
peserta didik dalam kelas itu memiliki banyak perbedaan satu sama lain? Berikut
satu lagi disajikan bahwa Individu itu berbeda, yaitu dari segi modalitas belajar.
Tetap semangat, ya! Mari kita lanjutkan belajar! Baca baik-baik.
F. Learning Modalities
Perbedaan peserta didik dalam pembelajaran juga dapat dilihat dari segi yang lain,
yaitu learning modalities atau modalitas dalam belajar yang kerap salah
diinterpretasikan sebagai gaya belajar.
Learning modalities ini biasa dikenal sebagai VAK atau Visual, Auditory, dan
Kinestetik. Nah, sampai disini mungkin Anda sudah familiar bukan dengan istilah
ini apa itu VAK atau learning modalities. Anda mungkin telah mengikuti tes yang
mengkategorikan modalitas belajar Anda atau diberi tahu bahwa Anda adalah tipe
pembelajar tertentu.
1. Visual
Modalitas belajar visual adalah menerima informasi lebih mudah melalui gambar.
Otak kita memproses informasi visual dengan sangat efisien. Jauh lebih mudah
untuk mengingat gambar yang jelas seperti foto daripada mengingat apa yang
dikatakan atau ditulis seseorang.
2. Auditori
Modalitas belajar auditori adalah menerima informasi lebih mudah melalui
mendengar. Siswa dengan mode ini biasanya sering mengajukan pertanyaan, dan
menggunakan diskusi untuk mengklarifikasi atau menyerap materi. Ketika Anda
berada dalam mode auditori, Anda mungkin berbicara dan membaca lebih lambat
untuk menyerap semuanya.
14 | PPG Pra Jabatan 2022
3. Kinestetik
Modalitas kinestetik melakukan sesuatu dengan fisik, atau paling tepat
digambarkan sebagai belajar sambil melakukan (learning by doing), baik sebagai
aktivitas langsung atau melalui pengalaman, atau dengan bergerak sambil berpikir
atau belajar.
Ketiga modalitas belajar di atas, tidak secara baku bahwa siswa hanya
menggunakan satu modalitas belajar saja. Intinya: jangan terjebak dalam stereotip
tipe pelajar seperti apa peserta didik tersebut. Bisa saja peserta didik itu termasuk
kedalam pembelajar multimodal, artinya peserta didik dapat menggunakan salah
satu dari mode ini, tergantung pada situasinya.
Setelah Anda membaca dan memahami keempat teori dan beberapa ilustrasi di
atas, Anda bisa melihat bahwa tiap peserta didik juga memiliki keistimewaan
masing-masing. Nah, sekarang Anda mengerti bukan, bahwa setiap peserta didik
itu berbeda-beda. Semuanya berbeda satu sama lain. Memiliki kebutuhan yang
berbeda dan tidak bisa disama ratakan antara satu peserta didik dengan peserta
didik yang lain. Sekarang Anda mulai diperkenalkan, apa itu pembelajaran
berdiferensiasi. Semoga Anda bisa memahaminya. Simak baik-baik, ya!
B. Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi Dan
Cirinya
Dibawah ini ada sebuah ilustrasi di dalam kelas. Mari kita bayangkan!
“Pak Darso adalah seorang guru kelas 2 SD di sebuah sekolah dengan jumlah murid
sebanyak 28 orang. Adapun dari 28 orang tersebut, Pak Darso memperhatikan
muridnya yang tiga orang termasuk anak yang cepat dalam mengerjakan tugas soal-
soal perkalian. Pak Darso tidak ingin ketiga anak tersebut tidak ada pekerjaan, sehingga
mengganggu teman-teman yang lainnya. Akhirnya Pak Darso pun berinisiatif untuk
menyiapkan soal tambahan untuk ketiga anak tersebut. Murid yang lain diberinya soal
sebanyak 15 soal perkalian, sementara untuk ketiga anak tersebut diberinya tambahan
10 soal, sehingga yang dikerjakan sebanyak 25 soal perkalian.”
Berdasarkan ilustrasi tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 15
1. Apakah strategi pembelajaran yang dilakukan oleh Pak Darso tepat?
Mengapa?
2. Apa yang Anda lakukan jika menjadi Pak Darso? Jelaskan mengapa Anda
melakukan hal demikian?
Silahkan masukan respon jawaban dari ilustrasi tersebut. Setelah mengirimkan
respon, silahkan lanjutkan membaca tulisan di bawah ini, dan Anda boleh
menyimak video yang tersedia untuk lebih memahami konsep.
Respon pertanyaan ilustrasi.
Anda dapat melihat video berikut untuk lebih memahami apa itu pembelajaran
berdiferensiasi:
Video 1 Pembelajaran berdiferensiasi:
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=x6X47a51PGc
Deskripsi Video:
Pada video tersebut diceritakan ada sebuah sekolah hewan yang mempunyai
beragam macam murid. Pada sekolah tersebut sang jerapah sebagai kepala sekolah
memutuskan untuk mengadopsi sebuah kurikulum kegiatan yang terdiri dari berlari,
memanjat, berenang, dan terbang. Agar mudah dalam pengambilan kurikulumnya,
maka semua harus mengikuti kegiatan kurikulum tersebut.
Ada bebek yang pandai berenang bahkan ia lebih baik dari instrukturnya, namun
dalam ujian terbang nilainya hanya pas-pasan, untungnya ia tetap lulus dalam ujian
terbang tersebut. Ujian lari membuat bebek sedih, karena larinya sangat lamban, dan
mendapatkan nilai jelek, padahal ia sudah berusaha dengan sangat keras. Akhirnya ia
harus tinggal di sekolah setelah jam sekolah usia untuk berlatih pelajaran lari, dan ia
meninggalkan hobinya, yaitu berenang. Ia berlatih sangat keras hingga selaput
kakinya robek. Akibat dari selaput kaki yang robek tersebut ia tidak menghasilkan nilai
yang memuaskan dalam berlari bahkan dalam ujian berenang. Ia gagal dalam ujian
berlari dan hanya mendapatkan nilai rata-rata. Ia sedih, namun disekolah tidak ada
yang menanggapi kesedihannya.Menurut guru-gurunya nilai bebek sudah memenuhi
kriteria ketuntasan minimal (KKM), jadi tidak masalah.
16 | PPG Pra Jabatan 2022
Sementara kelinci tadinya senang karena memiliki nilai yang bagus dalam pelajaran
berlari. Namun akhir-akhir ini semangat belajarnya menurun drastis. Ia lelah, karena
tiap hari harus mengikuti kelas remedial untuk berenang.
Sementara itu, tupai adalah murid yang sangat baik dalam memanjat pohon. Tapi saat
pelajaran terbang ia sangat frustasi. Dan karena di forsir, akhirnya tupai pun kelelahan
dan mengalami kram. Akhirnya karena kondisi kakinya yang tidak sehat, saat ujian
memanjat pun ia tidak baik melakukannya dan hanya mendapatkan nilai C dan nilai D
dalam berlari.
Sementara itu elang dikategorikan sebagai anak yang bermasalah dalam disiplin,
sehingga sering kali dihukum. Pada kelas memanjat, ia selalu mengalahkan hewan
yang lain dan selalu tiba sampai di pucuk pohon terlebih dahulu. Tetapi ia berusaha
keras sampai ke pucuk pohon dengan caranya sendiri, karena menurutnya adalah
yang penting tujuan akhirnya. Ia akhirnya juga tidak lulus. Walaupun gurunya sudah
memintanya terbang dari bawah, namun ia tidak mengikuti perintah gurunya. Psikolog
sekolah mendiagnosanya memiliki oppositional defiant disorder (ODD), yaitu
Gangguan pada anak yang ditandai dengan perilaku menentang dan tidak taat kepada
figur otoritas. Rencana modifikasi perilaku yang ketat pun lalu dikembangkan untuk
elang.
Pada akhir tahun, seekor ular, yang kebetulan bisa berenang sedikit, berlari sedikit,
memanjat sedikit, dan terbang sedikit, memiliki nilai rata-rata tertinggi diantara para
hewan. Sebagai murid yang terbaik, ia pun terpilih untuk berpidato mewakili hewan-
hewan lainnya.
Sementara disisi lain, ada sekumpulan anjing-anjing laut memutuskan untuk tidak
bersekolah karena tidak ada kurikulum menggali. Para orang tua anjing laut memilih
mengirimkan anak-anaknya untuk magang kepada musang, sambil terus mengkritisi
sekolah hewan.
Setelah Anda menyimak video di atas, mungkin Anda bisa membayangkanbetapa
beragamnya kebutuhan peserta didik di dalam kelas, sementara jika menerapkan
satu tujuan kurikulum saja, maka kemungkinan kebutuhan anak didik yang lain
masih belum bisa tertampung. Oleh karena itu, perlu adanya kurikulum yang
mampu mengakomodir semua kebutuhan anak didik. Maka dari itu, pembelajaran
berdiferensiasi diperlukan untuk mengakomodasi semua kebutuhan siswa. Seperti
apakah itu? Mari kita lanjutkan dengan memaparkan apa itu pembelajaran
diferensiasi. Simak baik-baik!
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 17
Menurut Tomlinson (2001) Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar
peserta didik sebagai individu. Atau bisa dikatakan juga bahwa pembelajaran
berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan dan mampu
mengakomodirkebutuhan peserta didik untuk meningkatkanpotensi dirinya sesuai
dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik yang berbeda-
beda.
Jikakita melihat kasus Pak Darso di atas, bukan berarti Pak Darso harus mengajar
dengan 28 cara yang berbeda untuk mengajar 28 murid. Bukan pula Pak Darso
harus memperbanyak soal untuk peserta didik yang lebih cepat mengerjakannya.
Bukan pula Pak Darso harus mengelompokan yang pintar dengan yang pintar dan
yang lambat dengan yang lambat. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda
pada setiap anak. Bukan pula pembelajaran yang semrawut, dimana guru harus
membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, dimana guru harus lari
kesana kemari untuk mengajari anak satu dengan yang lainnya dalam waktu yang
bersamaan. Guru bukanlah makhluk ajaib yang harus kesana kemari berada
dalam tempat yang berbeda dalam satu waktu untuk membantu banyak peserta
didik dalam satu waktu bersamaan dan memecahkan semua permasalahan.
Lantas seperti apa sebetulnya pembelajaran berdiferensiasi itu?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal
(common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan
peserta didik. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait
dengan:
1. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang”
peserta didik untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar
yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap peserta didik di kelasnya tahu
bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.
Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun
juga peserta didiknya.
3. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi
yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk
dapat menentukan peserta didik mana yang masih ketinggalan, atau
18 | PPG Pra Jabatan 2022
sebaliknya, peserta didik mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar
yang ditetapkan.
4. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar peserta
didiknya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk
memenuhi kebutuhan belajar peserta didik tersebut. Misalnya, apakah ia perlu
menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan
serta penilaian yang berbeda.
5. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur,
rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga
struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang
berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
Jika kita mengacu ke kasus Pak Darso di atas, maka keputusannya untuk
memberikan soal tambahan, dengan jenis soal yang tetap sama serta tingkat
kesulitan yang juga sama, kepada tiga murid yang selesai terlebih dahulu, belum
dapat dikatakan sebagai diferensiasi. Apalagi, tujuan diberikannya soal tadi adalah
agar tiga murid tersebut ada ‘pekerjaan’ sehingga tidak mengganggu murid yang
lain. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan
belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Oleh
karena itu, Pak Darso perlu melakukan identifikasi kebutuhan belajar dengan lebih
komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan
belajar peserta didiknya, termasuk ketiga peserta didik tersebut.
Nah, lantas apa sajakah ciri-ciri dari pembelajaran berdiferensiasi ini? Mari kita
lihat!
Menurut Tomlinson (2001): pembelajaran berdiferensiasi memilikiempat ciri, yaitu:
1. Pembelajaran berfokus pada konsep dan prinsip pokok. Harus berfokus pada
kompetensi dasar pembelajaran.
2. Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar peserta didik diakomodasi ke
dalam kurikulum; Di sini perlu adanya pemetaan kebutuhan peserta didik
kemudian dimasukan kedalam strategi pembelajaran.
3. Pengelompokan peserta didik dilakukan secara fleksibel; misalnya, bisa
secara mandiri, berkelompok berdasarkan tingkat kecerdasan, berkelompok
berdasarkan modalitas belajar, dll.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 19
4. Siswa secara aktif bereksplorasi dibawah bimbingan dan arahan guru.
Pembelajaran berdiferensiasi ini berpusat kepada siswa.
Apakah Anda sudah mengerti definisi dan ciri-ciri dari pembelajaran
berdiferensiasi? Jika belum, silahkan baca ulang kembali. Jika sudah memahami,
mari kita lanjutkan untuk mempelajari pemetaan kebutuhan siswa.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan diagram pemahaman pembelajaran diferensiasi
berikut:
Diagram Pemahaman Pembelajaran Diferensiasi
Definisi:
Pembelajaran yang memberikan
keleluasaan dan mampu
mengakomodir kebutuhan peserta
didik untuk meningkatkan potensi
dirinya sesuai dengan kesiapan
belajar, minat, dan profil belajar
peserta didik yang berbeda-beda
Ciri-ciri:
1. Berfokus pada kompetensi pembelajaran.
2. Evaluasi kesiapan dan perkembangan
belajar peserta didik diakomodir ke dalam
kurikulum.
3. Pengelompokan peserta didik dilakukan
secara fleksibel.
4. Peserta didik menjadi pembelajar yang aktif.
Contoh:
1. Mengklasifikasi materi
2. Mendiagnosa kesiapan peserta
didik
3. Mendesain pembelajaran yang
bervariasi berdasarkan minat,
tingkat kesiapan, dan profil
belajar peserta didik
Bukan Contoh:
1. Memaksakan modalitas belajar pada peserta
didik.
2. Memberikan banyak tugas pada peserta
didik yang telah mampu di tingkat dasar
3. Memberikan produk yang sama kepada
semua peserta didik
Tabel:…
Diagram Pemahaman Pembelajaran Berdiferensiasi
A. PEMETAAN KEBUTUHAN BELAJAR SISWA
Sekarang, mari kita bahas bagaimana kita dapat melakukan pemetaan kebutuhan
belajar peserta didik. Baca dengan seksama!
Menurut Tomlinson (2001), ada tiga cara untuk memetakan kebutuhan belajar
peserta didik, yaitu:
20 | PPG Pra Jabatan 2022
1. Kesiapan belajar peserta didik (readiness);
2. Minat peserta didik; dan
3. Profil belajar peserta didik.
Mari kita pelajari satu-satu!
1. Kesiapan Belajar Peserta Didik (Readiness)
Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata “kesiapan belajar”? Bayangkanlah
situasi berikut ini:
Pada pelajaran bahasa Indonesia, Bu Tia ingin mengajarkan muridnya membuat
karangan berbentuk narasi. Ia kemudian melakukan penilaian. Ia menemukan bahwa
ada tiga kelompok murid di kelasnya.
1. Kelompok A adalah murid yang telah memiliki keterampilan menulis dengan struktur
yang baik dan memiliki kosakata yang cukup kaya. Mereka juga cukup mandiri dan
percaya diri dalam bekerja.
2. Kelompok B adalah murid yang memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang
baik, namun kosakatanya masih terbatas.
3. Kelompok C adalah murid yang belum memiliki keterampilan menulis dengan
struktur yang baik dan kosakatanya pun terbatas.
Apa yang dilakukan oleh Bu Tia di atas adalah memetakan kebutuhan belajar
berdasarkan kesiapan belajar. Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas
untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat
kesiapan peserta didik akan membawa peserta didik keluar dari zona nyaman
mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang
memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.
Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001)
mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan
menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk
mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya Anda akan menggeser-geser
tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat Anda mengajar, menyesuaikan
“tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan peserta didik akan menyamakan
peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan
produk belajar yang tepat di kelas Anda. Tombol-tombol dalam equalizer tersebut
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 21
mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan
tingkat kesiapan peserta didik. Pada modul ini, kita hanya akan mencoba
membahas enam dari beberapa contoh perspektif kontinum tersebut, dengan
mengadaptasi alat yang disebut Equalizer.
Gambar:
Tombol equalizer dari Tomlinson
Sumber: https://www.sahabatsains.com/2021/02/modul-21-pembelajaran-
berdiferensiasi.html
a. Bersifat mendasar - Bersifat transformatif
Saat sebagian peserta didik dihadapkan pada sebuah ide yang baru, atau jika ide
itu bukan di salah satu bidang yang dikuasai oleh peserta didik, mereka sering
membutuhkaninformasi pendukung yang lebih jelas, sederhana, dan tidak bertele-
tele untuk memahami ide tersebut. Mereka akan perlu waktu untuk berlatih
menerapkan ide secara langsung. Jika peserta didik berada dalam tingkatan ini,
maka bahan-bahan materi yang mereka gunakan dan tugas-tugas yang mereka
lakukan harus bersifat mendasar dan disajikan dengan cara yang membantu
mereka membangun landasan pemahaman yang kuat. Di lain waktu, ketika
peserta didik dihadapkan pada ide-ide yang telah mereka pahami atau berada di
area yang menjadi kekuatan mereka, maka dibutuhkan informasi yang lebih rinci
dari ide tersebut. Mereka perlu melihat bagaimana ide tersebut berhubungan
dengan ide-ide lain untuk menciptakan pemikiran baru. Kondisi seperti itu
membutuhkan bahan dan tugas yang lebih bersifat transformatif.
22 | PPG Pra Jabatan 2022
b. Konkret - Abstrak
Di lain kesempatan, guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar peserta didik
dengan melihat apakah mereka masih di tingkatan perlu belajar secara konkret
atau sudah siap bergerak mempelajari sesuatu yang lebih abstrak.
c. Sederhana - Kompleks.
Beberapa peserta didik mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana
dengan satu abstraksi pada satu waktu; yang lain mungkin bisa menangani
kerumitan berbagai abstraksi.
d. Terstruktur - Open Ended
Kadang-kadang peserta didik perlu menyelesaikan tugas yang ditata
dengan cukup baik untuk mereka, di mana mereka tidak memiliki terlalu
banyak keputusan untuk dibuat. Namun, di waktu lain, peserta didik siap
menjelajah dan menggunakan kreativitas mereka.
e. Tergantung (Dependent) - Mandiri (Independent)
Walaupun pada akhirnya kita mengharapkan bahwa semua peserta didik kita
dapat belajar, berpikir dan menghasilkan pekerjaan secara mandiri, namun sama
seperti tinggi badan, mungkin seorang anak akan lebih cepat bertambah tinggi
daripada yang lain. Dengan kata lain, beberapa peserta didik mungkin akan siap
untuk kemandirian yang lebih awal daripada yang lain.
f. Lambat - Cepat
Beberapa peserta didik dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata
pelajaran mungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia kuasai atau
sedikit menantang. Tetapi di lain waktu, peserta didik yang sama mungkin akan
membutuhkan lebih banyak waktu daripada yang lain untuk mempelajari topik
yang lain.
Contoh Pemetaan atau identifikasi kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan
belajar (Readiness):
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 23
Ibu Lusi akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan Pembelajaran yang ia tetapkan
adalah: peserta didik dapat menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan keliling bangun datar.Ia kemudian membuat pemetaan kebutuhan belajar dan
memberikan penugasa seperti di bawah ini:
Kesiapan belajar
(Readiness)
Beberapa
peserta didik
telah memahami
konsep keliling;
dapat melakukan
operasi hitung
dasar.
Beberapa peserta didik
telah memahami
konsep keliling;
dapat melakukan
operasi hitung
dasar.
Beberapa peserta
didik
belum
memahami
konsep keliling.
Tugas
Peserta didik
diminta
mengerjakan
soal-soal
tantangan
yang
mengaplikasikan
konsep keliling
dalam kehidupan
sehari-hari.
Peserta didik
akan diminta
untuk bekerja
secara mandiri
dan
saling
memeriksa
pekerjaan
masing-masing.
Peserta didik
menggunakan
bantuan benda-benda
konkret untuk
menghitung keliling
bangun datar
(misalnya
menggunakan lidi
atau sedotan). Jika
mengalami kesulitan,
peserta didik diminta
menerapkan
strategi “3 before
me” (bertanya
kepada 3 teman
sebelum bertanya
langsung pada
guru). Guru akan
sesekali datang ke
kelompok ini untuk
memastikan tidak
ada miskonsepsi.
Peserta didik
akan
mendapatkan
pembelajaran
eksplisit tentang
konsep keliling.
Guru akan
memberikan
scaffolding yang
lebih banyak
dalam proses ini.
24 | PPG Pra Jabatan 2022
Setelah Anda paham tentang pemetaan kebutuhan belajar peserta didik
berdasarkan kesiapan belajar peserta didik (readiness), berikutnya akan dibahas
tentang pemetaan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan minat.
2. Minat Peserta didik
Peserta didik juga memiliki minat sendiri. Ada peserta didik yang minatnya sangat
besar dalam bidang seni, matematika, sains, drama, memasak, dsb. Minat adalah
salah satu motivator penting bagi peserta didik untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam
proses pembelajaran.
Seorang guru dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan
mempertimbangkan minat peserta didik diantaranya:
1. Membantu peserta didik menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan
keinginan mereka sendiri untuk belajar;
2. Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran;
3. Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi peserta didik sebagai
jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau
baru bagi mereka, dan;
4. Meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar.
Sepanjang tahun, peserta didik yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik
yang berbeda. Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk
"menghubungkan" peserta didik pada pelajaran untuk menjaga minat mereka.
Seorang guru menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan
kinerja peserta didik.
Beberapa contoh ide yang dapat dilakukan untuk meningkatkan dan
mempertahankan minat diantaranya misalnya:
1. Meminta peserta didik untuk memilih apakah mereka ingin
mendemonstrasikan pemahaman dengan menulis lagu, melakukan
pertunjukan atau menari atau bentuk lain sesuai minat mereka.
2. Menggunakan teknik Jigsaw dan pembelajaran kooperatif.
3. Menggunakan strategi investigasi kelompok berdasarkan minat.
4. Membuat kegiatan “sehari di tempat kerja”. Peserta didik diminta mempelajari
bagaimana sebuah keterampilan tertentu diaplikasikan dalam kehidupan
nyata. Mereka boleh memilih profesi yang sesuai minat mereka.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 25
Contoh pemetaan atau identifikasi kebutuhan belajar berdasarkan minat.
Ibu Zaenab ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat tulisan teks
prosedur. Ia kemudian melihat pada catatan yang dimilikinya. Ia menemukan bahwa di
kelasnya ada:
1. 8 orang murid yang sangat menyukai kegiatan olahraga;
2. 6 orang yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan sains.
3. 4 orang senang membuat prakarya dan.
4. 2 orang senang memasak.
Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat tulisan berbentuk
prosedur, Bu Zaenab lalu meminta murid berlatih membuat sendiri tulisan berbentuk
prosedur tersebut. Setiap murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai
dengan minat mereka tersebut. Ada murid yang memilih membuat tulisan prosedur
memasak nasi goreng, ada murid yang memilih membuat tulisan tentang prosedur
membuat bunga dari sedotan, dsb.
3. Profil Belajar Peserta Didik
Profil belajar peserta didik terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa, budaya,
kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga akan
berhubungan dengan gaya belajar seseorang. Profil belajar peserta didik ini
merupakan pendekatan yang disukai peserta didik untuk belajar, yang dipengaruhi
oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll.
Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar peserta didik
berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk belajar secara natural dan efisien. Namun demikian, sebagai guru,
kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih modalitas belajar
yang sesuai dengan modalitas belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak
memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar
guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka.
Ada banyak faktoryang dapat mempengaruhi pembelajaran seseorang. Berikut ini
adalah beberapa yang harus diperhatikan (Suprayogi et. Al., 2022):
1. Bahasa
2. Ketertarikan atau minat
26 | PPG Pra Jabatan 2022
3. Apa yang peserta didik pelajari di rumah
4. Gaya belajar
5. Special Needs atau kebutuhan khusus tertentu, misal disleksia, ADHD,
autis.
6. Preferensi Belajar, setiap peserta didik memiliki acuan pada pola mereka
belajar, seperti ada peserta didik yang belajar dari buku, e-book, video
Youtube, dan banyak preferensi yang lain. (Miller, 2021)
7. Latar belakang peserta didik, contohnya tentang relasi hubungan dengan
orang tua dan tempat tinggal.
8. Konsentrasi.
9. Pembelajaran dinamis, setiap peserta didik punya metodenya masing-
masing dalam menerima pembelajaran, ada pula mereka yang berfokus
pada keterampilan, berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas,
sehingga peserta didik mengambil makna dari pembelajarannya lewat
aktivitas luar (Bell, 2017)
10. Prior Knowledge; atau pengetahuan sebelumnya yang setiap peserta didik
memiliki kemampuanyang berbeda dalam menangkap informasi baru, ada
yang baru mengenal atau sudah lebih awal mengenal informasi yang baru
(TOP HAT, n.d.)
11. Culture; latar belakang budaya yang berbeda bisa juga mempengaruhi
peserta didik dalam pembelajaran.
12. Prior Experience, atau pengalaman yang dimiliki peserta didik sebelumnya.
13. Karakter. Tentunya karakter tiap peserta didik berbeda-beda.
14. Waktu dalam pengerjaan tugas. Setiap peserta didik memiliki kesempatan
waktu yang berbeda-beda dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas.
15. Status ekonomi.
16. Terakhir adalah liking school, yaitu peserta didik menyukai aktivitas
bersekolah.
Contoh pemetaan atau identifikasi kebutuhan belajar berdasarkan profil pelajar
peserta didik:
Pak Herman akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar
murid dapat mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.
Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Herman telah mengetahui bahwa
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 27
sebagian muridnya adalah pembelajar visual, sebagian lagi adalah pembelajar auditori,
dan pembelajar kinestetik.
Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Herman lalu
memutuskan untuk melakukan beberapa hal berikut ini:
1. Saat mengajar, Pak Herman melakukan hal-hal berikut ini:
a. Ia menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
b. Ia juga menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses
oleh peserta didik.
c. Pak Herman juga membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel
di tempat-tempat berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat
mengakses informasi.
2. Saat memberikan tugas, Pak Herman memperbolehkan murid-muridnya memilih
cara mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.
Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, rekaman wawancara
maupun performance atau role-play.
Perlu diperhatikan bahwa mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar
peserta didik, tidak selalu harus melibatkan sebuah kegiatan yang rumit. Guru
yang memperhatikan dengan saksama hasil penilaian formatif, perilaku peserta
didik atau terbiasa mendengarkan dengan baik peserta didiknya biasanya akan
dengan mudah mengetahui kebutuhan belajar peserta didiknya.
Berdasarkan pemaparan di atas maka kita dapat menarik kesimpulan.
Pembelajaran berdiferensiasi ini adalah belajar yang berorientasi pada kebutuhan
peserta didik, minat peserta didik, dan profil peserta didik. Pembelajaran tersebut
tentunya harus tetap mengacu pada tujuan pembelajaran. Hal tersebut dilakukan
untuk lebih mengoptimalkan dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya kita akan membahas tentang kelebihan dan tantangan yang harus
dihadapi dalam menjalankan pembelajaran berdiferensiasi.
28 | PPG Pra Jabatan 2022
B. Kelebihan Dan Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi
Jika kita merujuk pada kelebihan dalam pembelajaran berdiferensiasi, setidaknya
sudah tertuang diatas. Menurut Suprayogi, (2022) ada beberapa kelebihan dan
tantangan dalam menjalankan pembelajaran diferensiasi ini, yaitu:
1. Kelebihan Pembelajaran Berdiferensiasi
d. Memenuhi kebutuhan peserta didik;
e. Memaksimalkan kualitas pembelajaran peserta didik;
f. Apabila pembelajaran yang peserta didik terima sesuai dengan
kebutuhannya, maka peserta didik pasti akan dapat memperoleh
pengetahuan secara maksimal. Peserta didik akan mendapatkan kualitas
belajar yang baik bila pengajarnya memiliki pengertian mengenai
kebutuhan belajarnya dan dapat mengarahkannya dalam membuat pilihan-
pilihan terkait pembelajaran.
g. Meningkatkan motivasi peserta didik.
h. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah
student-centered. Student-centered adalah pendekatan dimana pengajar
tidak langsung mengajar kepada peserta didik, melainkan peserta didik
harus mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.
i. Peserta didik menjadi lebih terlibat dan fokus di kelas.
j. Jika strategi pengajaran tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik,
maka peserta didik dapat kehilangan fokus. Sebaliknya, peserta didik akan
terpicu dan terlibat di kelas apabila tugas dan aktivitas yang dilakukan
merupakan pilihannya sendiri.
k. Peserta didik dapat merelasikan pelajaran dengan kehidupan.
l. Peserta didik dapat menghubungkan pelajaran dengan nilai-nilai yang
mereka miliki apabila pembelajaran dilakukan berdasarkan minat peserta
didik
m. Peserta didik dapat mengasah self-management skill-nya.
n. Self-management skill adalah kemampuanseseorang mengatur diri sendiri
dan mengidentifikasi langkah-langkah serta strategi yang perlu diambil
untuk mencapai suatu target tertentu
o. Meningkatkan prestasi peserta didik.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 29
p. Peserta didik akan mampu mendapatkan prestasi yang baik apabila
menerima pengajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya.
2. Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi
Adapun tantangannya adalah sebagai berikut:
a. Persiapan yang memakan waktu
Guru harus dihadapkan dengan berbagai macam perangkat pembelajaran
dan juga perangkat evaluasi yangbanyak. Sehingga tak jarang guru kurang
memiliki waktu persiapan yang cukup untuk menerapkannya.
b. Terbatasnya waktu di kelas,
Ada berbagai aktivitas yang dikerjakan, dan pengajar harus dapat
mendampingi serta menangani semua peserta didik dalam kelasnya
c. Guru harus memiliki management skills yang baik.
Bukan hanya peserta didik yang dituntut untuk memiliki management skill
yang baik, seperti yang tertuang pada kelebihan pembelajaran
berdiferensiasi di atas. Guru juga dituntut untuk mengatur diri sendiri dan
mengidentifikasi langkah-langkah serta strategi yang perlu diambil untuk
mencapai suatu target tertentu dalam pembelajaran.
d. Kurangnya bahan pembelajaran.
Peserta didik diberikan beragam pilihan bahan pembelajaran yang
didasarkan pada tingkat kesiapan dan gaya belajar mereka. Artinya,
pengajar harus dapat mengumpulkan beragam bahan pembelajaran untuk
mengakomodasi kebutuhan setiap peserta didik terpenuhi.
e. Kurangnya pelatihan bagi pengajar mengenai penggunaan pembelajaran
berdiferensiasi.
Meskipun diferensiasi didasari pada banyak teori, ternyata
pengimplementasiannya masih kurang dimengerti. Implementasi
pembelajaran berdiferensiasi dapat mengalami hambatan apabila
pengajar tidak memiliki pemahaman yang tepat mengenai pembelajaran
diferensiasi. Anda bisa mengambil contoh kasus di awal, yaitu contoh
kasus Pak Darso.
Itulah kelebihan dalam menjalankan pembelajaran berdiferensiasi dan juga
tantangan yang harus dihadapi bagi seorang guru dalam mengajar di kelas.
30 | PPG Pra Jabatan 2022
Selamat Anda telah menyelesaikan materi pembelajaran ini. Baca kembali jika
belum benar-benar faham.
C. Ruang Kolaborasi
Setelah pemaparan konsep dari dosen tentang pembelajaran berdiferensiasi di
atas, demi membantu Anda mengkonsolidasikan pemahaman Anda dan
mempersiapkan diri untuk sesi materi yang berikutnya, kami akan meminta Anda
melakukan diskusikan dalam kelompok selama 40 menit.
Panduan diskusi kelompok:
a) Silahkan berkelompok, tiap kelompok beranggotakan 5-6 orang.
b) Anda boleh memilih video mana yang akan ditonton apakah video A atau video B
c) Waktu yang disediakan untuk menonton video adalah 15 menit.
d) Waktu untuk berdiskusi adalah 25 menit
e) Buatlah mapping peserta didik untuk dijadikanbahan presentasi semenarik mungkin
untuk dipresentasikan di depan kelas.
Pada sesi pembelajaran ini, Anda akan kembali mendapatkan kesempatan untuk
berdiskusi dengan rekan Anda. Sesi kali ini disebut sebagai sesi “ruang
kolaborasi”. Kali ini kita akan berkolaborasi untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih baik tentang pembelajaran kali ini.
Simak video berikut (silahkan klik pada gambar, atau website di bawah gambar)
untuk bahan diskusi. Atau Anda boleh mencari video yang lain di Youtube dengan
keyword “pembelajaran berdiferensiasi”.
Video 1: Pembelajaran berdiferensiasi 1
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=2j_fwlgFAlA
Video 2: Pembelajaran berdiferensiasi 2
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=4wELYPGeuYQ
Setelah menyimak video tersebut jawablah pertanyaan berikut:
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 31
1. Apakah dari video yang Anda lihat pengajaran guru tersebut sudah
termasuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi? Jelaskan!
2. Apakah guru tersebut sudah tepat dalam mengelompokan? Mengapa?
3. Pada video tersebut guru mengelompokan berdasarkan apa?
4. Bagaimana guru tersebut dapat memvariasikan materi berdasarkan
kebutuhan peserta didik? Jelaskan!
Hasil dari diskusi kelompok,selanjutnya dibuat sebuah produk presentasi. silahkan
buat sekreatif mungkin apapun bentuknya, misalnya berupa audio /visual/
audiovisual atau speech/pidato.
D. Demonstrasi Kontekstual
Selamat datang di sesi pembelajaran ini. Pada sesi ini, Anda dan kelompok diminta
untuk membuat karya berupa video atau tulisan artikel atau infografik atau vlog
(video blog), untuk diunggah di platform media sosial atau website untuk
disebarluaskan. Karya tersebut berisi pengertian pembelajaran berdiferensiasi,
contoh keragaman anak di kelas, disertai teori pendukung. Buatlah sekreatif
mungkin!
Bobot penilaian (CPMK 1):
Membuat karya yang diunggah di platform media sosial/website tentang pembelajaran
berdiferensiasi berisi unsur, definisi, contoh keragaman, dan teori pendukung. Karya
berupa video atau tulisan artikel atau infografik atau vlog (video blog), untuk diunggah
di platform media sosial atau website untuk disebarluaskan.
Tugas ini memiliki bobot: 10%
Pengumpulan tugas dapat dapat dilampirkan dibawah ini. Sertakan tautan hasil
unggahan tersebut. Jangan lupa untuk mencantumkan identitas!
Lampiran pengumpulan tugas:
Lampiran pengumpulan tugas unggahan di platform media sosial/ website
disini
32 | PPG Pra Jabatan 2022
Peran dosen:
Ingatkan mahasiswa untuk segera mengumpulkan tugas yang diberikan.
Penilaian tugas mengacu pada kelengkapan informasi sebagai berikut:
1. Pengertian pembelajaran berdiferensiasi,
2. Contoh keragaman peserta didik di kelas,
3. Teori pendukung
E. Elaborasi Pemahaman
Pertanyaan Pemantik elaborasi pemahaman:
1. Pada topik ini, bagian mana yang menurut Anda menarik? Mengapa?
2. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Mengapa?
3. Apa yang membuat Anda penasaran pada topik ini? Mengapa?
4. Berdasarkan teori yang disampaikan pada topik ini, keragaman apa sajakah
yang kira-kira akan Anda temui pada peserta didik di kelas, jika Anda menjadi
guru nanti?
Kami yakin, saat ini Anda sudah mulai tercerahkan namun juga mungkin sekaligus
memiliki banyak pertanyaan. Tetaplah semangat, karena semua pertanyaan-
pertanyaan tersebut akan menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju
pemahaman. Silahkan bertanyalah kepada dosen Anda atau diskusikanlah
kembali dengan teman Anda jika masih belum mengerti paparan konsep teori yang
tersaji di atas.
Peran Dosen:
Pada sesi ini peran dosen sangatlah penting.
1. Dosenmemberikan feedback dari hasil diskusi danjuga hasil karya mahasiswa yang
telah diunggah di lampiran tugas.
2. Dosen akan mencoba membantu mahasiswa mengelaborasi pemahamannya
tentang teori pembelajaran berdiferensiasi. Pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan oleh mahasiswa tentunya akan bervariasi dan tidak dapat diprediksi,
karena akan sesuai dengan konteks yang dihadapi oleh masing-masing mahasiswa
sendiri. Oleh karena itu, penting bagi instruktur untuk mempelajari berbagai konteks
latar belakang mahasiswa sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 33
Peran sesama rekan mahasiswa yang lain:
Memberikan tanggapan dan masukan tentang tugas yang telah dipresentasikan oleh
rekan-rekannya.
F. Koneksi Antarmateri
Pertanyaan pemantik:
1. Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari topik ini?
2. Bagaimana pengetahuan baru tersebut berkontribusi terhadap pemahaman
tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi?
Setelah Anda memahamimateri yang ada, melakukandiskusi dan presentasi, juga
menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi
tantangan lanjut. Pada tantangan ini Anda diminta untuk mengkoneksikan materi
yang telah dipelajari pada topik ini dengan mencari benang merah dengan
matakuliah lain, atau mungkin dengan dunia realitas yang dihadapi.
Silahkan tuangkan ide Anda dalam berbagai bentuk sekreatif mungkin. Anda juga
dapat menuangkannya pada kolom berikut jika Anda menuliskannya, atau pada
tautan berikut:
Koneksi antarmateri dengan topik mata kuliah lain atau dunia realita
34 | PPG Pra Jabatan 2022
G. Aksi Nyata
Selamat! Anda telah mempelajari teori tentang apa itu pembelajaran
berdiferensiasi. Anda boleh merefleksikan tentang apa yang sudah Anda pelajari
dan akan lakukan. Semoga pembelajaran tentang topik ini banyak memberikan
efek positif bagi Anda untuk melakukan pembelajaran yang lebih baik lagi.
Refleksi aksi nyata:
1. Apakah Anda puas dengan proses belajar pada topik ini? Mengapa?
2. Ide apa yang Anda dapatkan setelah belajar pada topik ini?
3. Bagaimana caranya supaya Anda dapat merealisasikannya?
4. Apa yang melatarbelakanginya?
5. Apa tujuannya dari kegiatan tersebut?
6. Apa indikator keberhasilannya?
7. Bagaimana langkahnya?
Tautan pengumpulan aksi nyata
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 35
Topik 2. Aspek-Aspek Pembelajaran Berdiferensiasi
Durasi 3 JP
Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat
1. Mahasiswa mampu memahami tentang aspek-aspek pembelajaran berdiferensiasi
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi aspek-aspek pembelajaran berdiferensiasi
A. Mulai dari diri
Selamat datang para mahasiswa pada pembelajaran kali ini!
Bagaimana perasaan Anda memasuki pembelajaran ini? Jangan lupa untuk
berdoa terlebih dahulu sebelum memulai belajar agar diberikan pemahaman yang
utuh. Mari kita jawab beberapa pertanyaan pemantik berikut untuk refleksi diri
sebelum memulai belajar.
Pertanyaan pemantik
Refleksi Respon
Pikirkan tentang sebuah mata kuliah atau
seorang dosen yang Anda sukai, mengapa
Anda menyukai dosen/materi tersebut?
Apakah materi yang disampaikan oleh
dosen sudah sesuai dengan kebutuhan
Anda? Mengapa?
Saat pembelajaran berlangsung, Anda
menyadari bahwa kemampuan teman-
teman di kelas berbeda-beda. Apa yang
harus Anda lakukan untuk menghadapi
teman-teman dengan kemampuan
berbeda-beda?
36 | PPG Pra Jabatan 2022
Anda melihat minat belajar teman-teman
berbeda-beda, ketika dosen memberikan
tugas, ternyata mereka mengerjakan tugas
berbeda-beda pula. Bagaimana Anda
melihat keberagaman tugas teman Anda?
Anda lebih suka belajar dan mengerjakan
tugas kampus di kafe, sementara teman
Anda merasa kurang nyaman, karena
berisik dengan live show yang diadakan
kafe. Teman Anda merasa nyaman belajar
di perpustakaan kampus, karena
suasananya yang tenang. Apakah teman
Anda salah jika tidak ikut belajar bersama
Anda? Mengapa?
Anda boleh menuliskan jawaban dari pertanyaan pemantik tersebut dan
menuliskannya sebagai refleksi Anda sebelum belajar lebih lanjut pada kolom
tersedia, atau Anda dapat mengklik tautan di bawah jika menggunakan laptop.
Selamat berefleksi.
Respon pertanyaan pemantik klik di sini
B. Eksplorasi Konsep
1. Aspek-Aspek Pembelajaran Berdiferensiasi
Setelah Anda mempelajari dan mampu mengidentifikasi atau memetakan bahwa
peserta didik itu beragam dari berbagai sisi, misal latar belakang keluarga dan
lingkungan, minat atau ketertarikan, kebutuhan peserta didik, dan lain sebagainya,
kini Anda akan belajar tentang aspek-aspek dalam pembelajaran diferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran
(hasil tugas, ujian, dsb), tapi juga fokus pada aspek diferensiasi yang lain, yaitu
proses dan juga konten/materi. Penerapan aspek-aspek pembelajaran diferensiasi
ini dapat diterapkan hampir pada semua mata pelajaran.
Mari kita lihat ilustrasi berikut:
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 37
Bu Atun mengajar IPS di sebuah sekolah swasta di daerah Jakarta. Materi yang
disampaikan adalah tentang pemanfaatan sumber daya alam. Karena kondisi pada
saat PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) maka tidak memungkinkan untuk bu Atun
melakukan pembelajaran secara tatap muka langsung. Bu Atun tidak kehabisan akal
untuk melaksanakan pembelajaran. Materi dan tugas ia sampaikan melalui media
whatsapp atau google classroom dan sejenisnya. Materi yang ia susun sangat menarik,
ia membuatnya dengan menggunakan berbagai macam warna dan gambar, juga video.
Kemudian ia melakukan video conference untuk menerangkan kembali materi dan tugas
yang telah ia share sebelumnya. Sementara Joko adalah salah satu murid berkebutuhan
khusus (slow learner) yang ikut di kelas bu atun untuk pelajaran IPS ini. Bu Atun
menyapa Joko secara khusus padavideo conference tersebut dan menanyakan apakah
sudah faham atau belum, jika belum, Bu Atun menyampaikan secara sederhana sesuai
kemampuan Joko. Pada saat pemberian tugas, siswa dibebaskan membuat karya
seperti apa sesuai yang mereka mampu. Ketika siswa bertanya tentang boleh tidaknya
mereka membuat sesuatu dari bahan alam yang sudah ada, Bu Atun selalu bilang boleh.
Tugas dikirimkan dalam bentuk gambar atau video Selain itu mereka bebas
mengerjakannya mau dimana saja sesuai kenyamanan mereka.
Apa yang dilakukan oleh Bu Atun di atas, Anda dapat melihat bahwa pembelajaran
berdiferensiasi memiliki 4 (empat) aspek, yaitu:
1. Konten/isi
2. Proses
3. Produk
4. Lingkungan belajar
Mari kita bahas satu persatu.
a. Konten/Isi;
Guru akan melakukan modifikasi dalam pembelajaran, pada komponen ini guru
bisa melihat kesiapan tentang apa yang peserta didik pelajari. Pada aspek konten
dalam penerapan pembelajaran diferensiasi, seorang pengajar melakukan
diferensiasi yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari peserta didik dalam
proses pembelajaran. Selain itu, seorang pengajar perlu untuk dapat mengetahui
hal-hal yang perlu untuk dipelajari oleh setiap peserta didik. Berkaitan dengan hal
tersebut, pengajar perlu untuk melakukan modifikasi metode pembelajaran terkait
38 | PPG Pra Jabatan 2022
dengan bagaimana setiap peserta didik akan mempelajari topik pada proses
pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam melakukan diferensiasi
tersebut, seorang pengajar dapat melakukan diferensiasi ataupun penyesuaian.
Konten merupakan materi yang diajarkan atau disampaikan pada peserta didik
tentunya dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik
baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat peserta didik dan aspek profil
belajar peserta didik atau kombinasi dari ketiganya.
Strategi diferensiasi konten, perlu di pahami konten itu segala sesuatu yang
diajarkan kepada peserta didik, termasuk di dalamnya tiga aspek yaitu, kesiapan
belajar, minat, dan profil belajar.
Jika kita berbicara tentang kesiapan belajar peserta didik, maka dapat dilihat dari
kemampuan awal peserta didik. Misalnya saja ada sebagian peserta didik yang
secara pemahaman masih pada tingkat awal atau mendasar atau pada tingkatan
berpikir konkrit, maka pemberian materi yang diberikan merupakan yang terkait
dengan fakta dan prinsip, misalnya saja dengan memberikan benda-benda yang
memberikan pemahaman yang nyata. Sementara, ada juga peserta didik yang
sudah siap transformational, maka pemberian materi juga harus lebih progresif,
misalnya dengan memberikan tantangan, question research, atau dengan cara
memperluas ide-ide peserta didik. Biasanya peserta didik yang sudah bisa berpikir
abstrak, sudah bisa mengerjakan di lembar kerja, misal hanya dengan gambar
saja, tidak perlu lagi dengan benda konkrit.
Berdasarkan minat peserta didik, contoh peserta didik belajar teks narasi. Guru
menyediakan tentang topik yang yang disukai oleh peserta didik. Jika dilihat dari
aspek profil belajar peserta didik, guru memastikan peserta didik belajar sesuai
dengan modalitas belajarnya. Belajar dengan modalitas visual, diberikan dalam
bentuk gambar. Peserta didik dengan modalitas belajar auditori dapat diberikan
materi dalam bentuk audio, dan modalitas belajar kinestetik dapat menggunakan
pekerjaan yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Pada penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa merancang pembelajaran
berdiferensiasi ini mirip seperti menggunakan tombol equalizer pada stereo
(Tomlinson, 2001). Seperti yang telah dikatakan di atas, guru perlu menentukan
jenis informasi yang harus disiapkan. Memetakan siapa yang mendapatkan
informasi yang bersifat foundational dan transformatif. Guru juga dapat melihat
kesiapan belajar peserta didik apakah peserta didik siap belajar secara konkret
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 39
atau belajar secara abstrak. Diferensiasi konten juga dapat dilakukan berdasarkan
minat peserta didik. Berdasarkan minat peserta didik guru dapat menyediakan
jenis-jenis topik yang mereka minati sesuai dengan pokok bahasan atau materi
pembelajaran. Diferensiasi konten berdasarkan profil belajar peserta didik, guru
harus memahami modalitas belajar peserta didik, yang lebih cenderung kepada
pembelajaran visual, audio, bahkan audio visual. Silahkan Anda baca juga artikel
di bawah ini.
Pendekatan Konten dalam Pembelajaran, Sudahkan Dilaksanakan?
Oleh: SYAIFUL BAHRI
Pendekatan konten adalah diferensiasi konten merujuk pada strategi
membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten
adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari oleh
murid berdasar kurikulum.
Pembelajaran konten merupakan hal yang esensial dalam pembelajaran.
Konten ini ditujukan untuk membantu siswa dalam memahami materi.
Pembelajaran berbasis konten mengutamakan pemahaman materi.
Namun pelaksanaannya, siswa tidak sekadar dituntut memahami materi, yang
paling penting adalah menguasai pemahaman mendalam terhadap konsep
yang dapat diterapkan di berbagai konteks kehidupan peserta didik. Tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran sebenarnya, apabila pendekatan konten ini dapat
berjalan dengan baik. Artinya semua siswa akan dapat menguasai materi dan
konsep yang dipelajari.
Pada proses pembelajaran, guru dapat melihat hasil pemahaman dari ranah
”pengetahuan” saat memberikan evaluasi seperti ulangan formatif setelah
pembelajaran pada KD tertentu sudah dilakukan. Saat itu, guru akan
menemukan persentase siswa yang telah mencapai ketuntasan KD tersebut.
Pada sekolah yang menerapkan program SKS, pendekatan konten sangat
menentukan kecepatan belajar siswa dalam suatu KD tertentu. Sehingga siswa
dengan kecepatan tinggi akan dapat menyelesaikan KD-nya lebih awal dalam
satu semester.
Bagaimana halnya dengan sekolah yang belum melaksanakan program SKS?
Apakah diferensiasi konten juga dibutuhkan, dan bagaimana guru menerapkan?
40 | PPG Pra Jabatan 2022
Berikut ini ilustrasi masalah yang dihadapi guru yang salah berasumsi bahwa
mendiferensiasi pembelajaran berarti memberi beberapa murid lebih banyak
pekerjaan untuk dilakukan, dan yang lainnya lebih sedikit.
Misalnya, guru X memberikanmurid, yang memiliki kemampuanmembacayang
lebih tinggi, tugas untuk membuat dua buah laporan buku. Sementara murid
yang kemampuannya lebih rendah, hanya satu laporan saja. Atau seorang
murid yang kesulitan dalam pelajaran matematika, hanya diharuskan
menyelesaikan tugas hitungan atau operasi bilangan. Sementara murid yang
lebih tinggi kemampuan diminta menyelesaikan tugas hitungan ditambah soal-
soal cerita.
Meskipun pendekatan diferensiasi seperti itu mungkin tampak masuk akal,
namun yang seperti itu biasanya tidak efektif. Membuat laporan tentang satu
buku bisa saja tetap akan dirasa sebagai tuntutan yang tinggi untuk murid yang
kesulitan. Jadi, pembelajaran berdiferensiasi bukan bersifat kuantitatif
melainkan kualitatif.
Ilustrasi di atas bagi guru yang mengajar di kelas dengan program SKS, tidak
akan mengalami kesulitan. Karena apabila tugas yang diberikan sudah
mencapai ketuntasan, maka murid bisa melanjutkan materi pada tugas
berikutnya. Namun yang mengajar di kelas program konvensional, guru
sebagaimana ilustrasi tersebut harus memberikan soal yang tingkat
kesulitannya lebih tinggi dalam materi yang sama. Bukan malah menambah
jumlah soal dengan bobot yang sama. Hal ini tidak akan menambahpeningkatan
kompetensi anak yang rajin atau cerdas.
Murid yang telah menunjukkan penguasaan satu keterampilan matematika,
akan siap untuk mulai bekerja dengan keterampilan yang lebih sulit.
Menyesuaikan jumlah tugas biasanya akan kurang efektif daripada mengubah
sifat tugas.
Berikut beberapa tips membuat pembelajaran dengan pendekatan konten yang
lebih baik:
Pertama, kontekstual. Yakni konten yang menghubungkan materi pembelajaran
dengan konteks kehidupan nyata yang dialami siswa. Konten harus berdasar
kebutuhan siswa. Informasi yang beragam juga langsung ditujukan pada
konteks pembelajaran yang sesuai. Ketika membuat konten, pastikan siswa
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 41
akan dapat memahami apa yang mereka ingin ketahui dan apa yang harus
diketahui.
Kedua, pembelajaran konten yang tidak ”to the point.” Sering mendesain
pembelajaran konten terlalu terburu-buru untuk ”langsung ke intinya”, yakni
menemukan jawaban yang benar. Alangkah lebih baik, siswa digiring mengenal
informasi terlebih dahulu. Lalu beralih mengaplikasikan pengetahuan dan
melakukan diskusi yang efektif. Dengan kata lain, informasi selalu disajikan
tersurat. Sehingga jawaban yang diberikan siswa akan dapat menemukan
jawaban dengan benar karena sudah ”to the point”. Hal ini akan membuat siswa
menjadi pasif untuk berpikir ke arah yang lebih kritis dan menantang.
Jadi, hindari memberikan penjelasan juga dengan cara deduktif, yang gagasan
utama diberikan lebih awal. Sebaiknya cara induktif sangat disarankan untuk
memotivasi siswa menemukan ide atau pokok masalah, setelah mereka
membaca atau menganalisis materi yang diberikan. Contoh penjelasan dengan
memulai atau langsung dengan memberikan formula atau rumus-rumus sangat
tidak menunjukkan pembelajaran konten yang baik. Jauh lebih menantang,
apabila guru memberikan pembelajaran dengan memberikan permasalahan,
kemudian siswa menyimpulkan permasalahan dalam suatu formula yang dapat
ditemukan sendiri oleh siswa. Atau mulai dengan skenario berhipotesis, lalu
mintalah dugaan situasional. Sajikan sebagian kecilinformasi dan minta peserta
berdiskusi implikasinya tanpa mengetahui konteks sepenuhnya. Terakhir, ajak
siswa menemukan dan mengeksplorasi, serta berakhir pada penemuan
pengetahuan.
Ketiga, jangan lupakan tema besar materi. Setiap orang pasti setuju dengan
konten lebih kecil adalah langkah yang baik dalam menyiapkan materi. Ketika
konten disusun lebih kecildan fokuspada satu materi kecil. Namun, saat itu juga
terdapat kemungkinan siswa akan kehilangan gambaran besar dari keseluruhan
materi. Selain itu, terkadang siswa kesulitan menghubungkan antara satu
pengetahuan dengan pengetahuan lain. Memilih materi itu baik, namun jangan
melupakan gambaran dari tema besar materi tersebut. Lihat saja sebagai
contoh: Tema ”Transportasi” akan lebih menggiring siswa ke elaborasi dengan
berbagai macam transportasi dan pada jenis transportasi dan seterusnya,
daripada memberikan atau menyajikan tema hanya dengan ”pesawat udara”.
42 | PPG Pra Jabatan 2022
Keempat, merancang pembelajaran pada pendekatan konten yang
meningkatkan kolaborasi. Sering guru lupa mendesain pembelajaran konten
untuk kolaborasi. Untuk itu, perlu melihat materi pembelajaran yang dapat
menstimulasi inkuiri dan percakapan untuk siswa yang mempelajari.
Menstimulasi dengan pertanyaan akan menghasilkan diskusi yang sesuai.
Percakapan akan membawa kepada jawaban benar dari pertanyaan tersebut.
Seperti apa materi yang dapat menstimulasi inkuiri, kita lihat pernyataan berikut:
”Orang yang telah divaksin akan terhindar dari Covid-19”. Pernyataan ini tentu
akan menggiring siswa dengan menanyakan ”apa iya sih?” Bagaimana orang-
orang yang meninggal karena Covid-19 padahal sudah divaksin? Ini yang
dimaksud dengan materi yang dapat menstimulasi inkuiri dan percakapan siswa
yang mempelajari materi atau pernyataan tersebut.
Kelima, apersepsi yang merupakan kegiatan yang dilakukan saat akan memulai
kegiatan pembelajaran. Menurut KBBI, apersepsi adalah pengamatan secara
sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri
yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide baru.
Sebagai seorang guru, sering dalam pembelajaran dengan pendekatan konten
menempatkan diri sebagai ”orang yang lebih tahu” sedang memberi tahu ”orang
yang belum tahu”. Guru memperlakukan siswa secara merata bahwa mereka
”tidak tahu apa pun”. Jangan lupa bahwa siswa bisa saja sudah memiliki
pengetahuan sebelumnya. Uji pengetahuan siswa mengenai materi yang akan
diajarkan akan penting untuk menguji apersepsi.
Keenam, mudah dipahami dan interaktif. Jikamemungkinkan, buat pengalaman
belajar yang menyenangkan melalui interaktif dan eksperimen. Berikan ruang
bagi siswa untuk eksplorasi. Biarkan mereka bermain dengan ide-ide terlebih
dahulu, tanpa konsekuensi dari atau kekhawatiran tentang kesalahan, sebelum
beralih ke pengajaran yang lebih formal. Pengajar saat ini tidak hanya
membagikan ilmunya lewat ceramah, tetapi juga mampu merancang dan
membuat pembelajaran dengan pendekatan konten yang dapat membuat siswa
lebih mudah memahami materi. Dengan memanfaatkan pembelajaran dengan
fasilitas platform tertentu, misalnya Google Classroom dan fasilitas lain di
Google Suite, akan lebih memudahkan siswa dalam memecahkan
permasalahan karena dengan gaya belajarnya sendiri.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 43
Sumber:https://radarbanyuwangi.jawapos.com/kolom/02/11/2021/pendek
atan-konten-dalam-pembelajaran-sudahkan-dilaksanakan
b. Proses
Diferensiasi pada proses, peserta didik akan mendapatkan informasi tentang
pembelajaran yang baru dan mendapatkan cara belajar sesuai dengan
kemampuan peserta didik. Selanjutnya Anda silahkan simak dengan baik artikel di
bawah ini!
Strategi Pembelajaran Diferensiasi Proses
Oleh: Deswati, M.Pd
Strategi diferensiasi proses, mengacu bagaimana siswa akan memahami,
memaknaiatas informasi atau materi yang akan dipelajari. Cara memenuhi atau
proses yang perlu disiapkan. Guru harus mengetahui apakah kesiapan belajar
siswa secara mandiri maupun kelompok.
Pada diferensiasi proses, guru perlu memberikanbantuan belajar kepada siswa.
Guru harus melihat siswa mana yang perlu mendapat bantuan dalam belajar,
dapat dilakukan dengan pertanyaan pemandu. Apakah siswa bisa belajar
secara mandiri. Hal ini merupakan skenario yang direncanakan oleh guru. Cara
melakukan strategi ini misalnya:
1) Kegiatan berjenjang, semua siswa bekerja membangun pemahaman
dan keterampilan yang sama. Dilakukan dengan dukungan dan
tantangan komplek yang berbeda-beda.
2) Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan, akan mendorong
siswa untuk mengeksplorasi berbagai materi yang sedang dipelajari
menarik minat siswa. Contohnya belajar jenis karangan. Guru bisa
meminta siswa untuk membuat karangan yang terkait dengan minatnya.
Begitu juga jika siswa berminat dengan pelajaran yang lain guru
memberikan ruang untuk siswa mendalami minat tersebut.Pertanyaan
pemandu disesuaikan dengan level kemampuan siswa.
3) Membuat agenda individu untuk siswa. Guru membuat tugas untuk
dikerjakan siswa. Sebagai pekerjaan umum untuk seluruh kelas dan
44 | PPG Pra Jabatan 2022
pekerjaan yang terkait dengan tugas individu. Setelah selesai
mengerjakan pekerjaan umum maka siswa boleh mengerjakan tugas
individu khusus.
4) Memvariasikan lama waktu untuk menyelesaikan tugas, untuk
memberikan dukungan tambahan, mendorongan siswa memanfaatkan
waktu. Memberikan waktu untuk siswa agar dapat mempelajari topik
secara mendalam
5) Mengembangkan kegiatan bervariasi. Mengakomodasi gaya belajar.
Visual, auditori, kinestetik.
6) Menggunakan pengelompokan yang fleksibel sesuai dengan kesiapan,
kemampuan dan minat.
Sumber:http://deswati094748.gurusiana.id/article/2021/02/strategi-
pembelajaran-diferensiasi-proses-2974167?bima_access_status=not-
logged
c. Produk
Diferensiasi pada produk berupa variasi hasil dari tugas pembelajaran, atau variasi
untuk penilaian hasil belajar peserta didik. Tugas dan penilaian untuk masing-
masing peserta didik dibuat beragam namun masih tetap mengacu pada tujuan
pembelajaran yang sama.
STRATEGI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PRODUK
Oleh: Atik Siti Maryam
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk
adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes,
pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling
penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Cara mendiferensiasi produk dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan
mempertimbangkan kebutuhan belajar murid terlebih dahulu sebelum memberikan
penugasan produk. Penugasan produk harus membantu murid secara individual atau
kelompok, menentukan kembali atau memperluas apa yang mereka pelajari selama
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 45
periode waktu tertentu (satu semester atau satu tahun). Produk sangat penting karena
mewakili pemahaman dan aplikasi dalam bentuk yang luas, produk juga merupakan
elemen kurikulum yang langsung dapat dimiliki oleh murid.
Diferensiasi produk meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan atau keragaman dan
memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran
yang diinginkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan ekspektasi pada murid, di
antaranya menentukan: 1) kualitas pekerjaan apa yang diinginkan; 2) konten apa yang
harus ada pada produk; 3) Bagaimana cara mengerjakannya; 4) Sifat dari produk akhir
apa yang diharapkan
Walaupun murid memberikan informasi tambahan membantu guru memodifikasi
prasyarat produk yang harus dihasilkan agar sesuai dengan kesiapan, minat dan
kebutuhan belajar individu namun gurulah yang tetap harus mengetahui dan
mengkomunikasikan indikator kualitas dari produk tersebut.
Sumber:https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/stategi-pelaksanaan-
pembelajaran-berdiferensiasi/
d. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan
berkaitan dengan keberlangsungan suatu proses pembelajaran dalam kelas.
Berkaitan dengan hal ini, apa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah
suatu kondisi, pengaruh, serta rangsangan yang berasal dari luar, yang memberi
pengaruh pada peserta didik, dimana hal-hal tersebut juga meliputi beberapa hal
seperti pengaruh fisik, sosial dan intelektual (Suprayogi, 2022).
Lingkungan belajar dapat mengoptimalkan kondisi kelas secara fisik maupun
psikologis. Kondisi kelas yang mendukung pembelajaran akan membantu peserta
didik untuk belajar sendiri maupun secara berkelompok, lalu guru juga bisa
mengendalikan kelas agar kondusif selama pembelajaran, contohnya seperti
memberikan tugas kelompok diskusi suatu topik, membuat peserta didik untuk
beropini sesuai dengan sumbernya masing-masing, dan menciptakan ruang kelas
tenang. Silahkan Anda baca juga artikel di bawah ini!
Lingkungan yang Mendukung Pembelajaran yang Berdiferensiasi
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf

More Related Content

What's hot

KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdfKEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdfSalwa695608
 
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptxRuang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptxRestuPranantyo1
 
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptxTeknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptxRickyRisma1
 
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdfRuang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdfAnisaFajar3
 
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).doc
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).docTopik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).doc
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).docRawindyAuliiaHapsari
 
Koneksi Materi Filosofi Pendidikan.pptx
Koneksi Materi Filosofi Pendidikan.pptxKoneksi Materi Filosofi Pendidikan.pptx
Koneksi Materi Filosofi Pendidikan.pptxssuserd5e956
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxUlfahWulandari2
 
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfEksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfDelindaheaven
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxAKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxsatrioFajarP
 
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...Irman Ramly
 
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptxRUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptxCiciPRahmawati
 
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docx
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docxKONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docx
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docxMedysaRahmah
 
Topik 2 ppt ruang kolaborasi prinsip pembelajaran dan asesmen.pptx
Topik 2 ppt ruang kolaborasi prinsip pembelajaran dan asesmen.pptxTopik 2 ppt ruang kolaborasi prinsip pembelajaran dan asesmen.pptx
Topik 2 ppt ruang kolaborasi prinsip pembelajaran dan asesmen.pptxWika Usiana
 
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignMengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
 
RUANG KOLABORASI FILOSOFI TOPIK 3 KEL 4.pptx
RUANG KOLABORASI FILOSOFI TOPIK 3 KEL 4.pptxRUANG KOLABORASI FILOSOFI TOPIK 3 KEL 4.pptx
RUANG KOLABORASI FILOSOFI TOPIK 3 KEL 4.pptxmelydachusnulc
 
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptxKELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptxMEkoDaris
 
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfAPRILIANYUNTIARI
 

What's hot (20)

KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdfKEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
 
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptxRuang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
 
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptxTeknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
 
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdfRuang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
 
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).doc
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).docTopik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).doc
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).doc
 
Koneksi Materi Filosofi Pendidikan.pptx
Koneksi Materi Filosofi Pendidikan.pptxKoneksi Materi Filosofi Pendidikan.pptx
Koneksi Materi Filosofi Pendidikan.pptx
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
 
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfEksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxAKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
 
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
 
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptxRUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
 
Proyek Kepemimpinan.pptx
Proyek Kepemimpinan.pptxProyek Kepemimpinan.pptx
Proyek Kepemimpinan.pptx
 
Kel 1 Menjelaskan.pdf
Kel 1 Menjelaskan.pdfKel 1 Menjelaskan.pdf
Kel 1 Menjelaskan.pdf
 
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docx
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docxKONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docx
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docx
 
Topik 2 ppt ruang kolaborasi prinsip pembelajaran dan asesmen.pptx
Topik 2 ppt ruang kolaborasi prinsip pembelajaran dan asesmen.pptxTopik 2 ppt ruang kolaborasi prinsip pembelajaran dan asesmen.pptx
Topik 2 ppt ruang kolaborasi prinsip pembelajaran dan asesmen.pptx
 
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignMengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
 
RUANG KOLABORASI FILOSOFI TOPIK 3 KEL 4.pptx
RUANG KOLABORASI FILOSOFI TOPIK 3 KEL 4.pptxRUANG KOLABORASI FILOSOFI TOPIK 3 KEL 4.pptx
RUANG KOLABORASI FILOSOFI TOPIK 3 KEL 4.pptx
 
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptxKELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptx
 
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
 

Similar to 17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf

Modul gp pjok smp kk a pedagogik
Modul gp pjok smp kk a pedagogikModul gp pjok smp kk a pedagogik
Modul gp pjok smp kk a pedagogikAgung Herdianto
 
Panduan teknis penilaian kelas
Panduan teknis penilaian kelasPanduan teknis penilaian kelas
Panduan teknis penilaian kelasAlex Sumiyarsa
 
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdfModul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdfIrman Ramly
 
Modul pakem-sd-dalam-mgmp-bermutu
Modul pakem-sd-dalam-mgmp-bermutuModul pakem-sd-dalam-mgmp-bermutu
Modul pakem-sd-dalam-mgmp-bermutuMocha Mohamad
 
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfMilawati44
 
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfIrman Ramly
 
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...Irman Ramly
 
PPG PRA JABATAN MODEL BARU 2022.PPTX
PPG PRA JABATAN MODEL BARU 2022.PPTXPPG PRA JABATAN MODEL BARU 2022.PPTX
PPG PRA JABATAN MODEL BARU 2022.PPTXRianViki
 
optimalisasi LPTK pada kemampuan pendidikan
optimalisasi LPTK pada kemampuan pendidikanoptimalisasi LPTK pada kemampuan pendidikan
optimalisasi LPTK pada kemampuan pendidikanBoykePanggabean
 
Desain Layout - Panduan Profil Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Penyel...
Desain Layout - Panduan Profil Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Penyel...Desain Layout - Panduan Profil Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Penyel...
Desain Layout - Panduan Profil Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Penyel...Multimedia Phicos
 
KURIKULUM MERDEKA- By ZUMAROH.pptx
KURIKULUM MERDEKA- By ZUMAROH.pptxKURIKULUM MERDEKA- By ZUMAROH.pptx
KURIKULUM MERDEKA- By ZUMAROH.pptxekamatif
 
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANPERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANFitri Yusmaniah
 
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...MuhammadIdris276103
 
Guru yang berkesan
Guru yang berkesanGuru yang berkesan
Guru yang berkesanAmir Nazif
 
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)Mulyati Rahman
 
Modul Guru Pembelajar TIK SMK kk a
Modul Guru Pembelajar TIK SMK kk aModul Guru Pembelajar TIK SMK kk a
Modul Guru Pembelajar TIK SMK kk ayappaid
 
AKSI NYATA MEDEKA BELAJAR.pptx
AKSI NYATA MEDEKA BELAJAR.pptxAKSI NYATA MEDEKA BELAJAR.pptx
AKSI NYATA MEDEKA BELAJAR.pptxIkhsanst2
 

Similar to 17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf (20)

Modul gp pjok smp kk a pedagogik
Modul gp pjok smp kk a pedagogikModul gp pjok smp kk a pedagogik
Modul gp pjok smp kk a pedagogik
 
Panduan teknis penilaian kelas
Panduan teknis penilaian kelasPanduan teknis penilaian kelas
Panduan teknis penilaian kelas
 
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdfModul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Modul pakem-sd-dalam-mgmp-bermutu
Modul pakem-sd-dalam-mgmp-bermutuModul pakem-sd-dalam-mgmp-bermutu
Modul pakem-sd-dalam-mgmp-bermutu
 
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
 
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
 
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
 
Jurnal last
Jurnal lastJurnal last
Jurnal last
 
PPG PRA JABATAN MODEL BARU 2022.PPTX
PPG PRA JABATAN MODEL BARU 2022.PPTXPPG PRA JABATAN MODEL BARU 2022.PPTX
PPG PRA JABATAN MODEL BARU 2022.PPTX
 
optimalisasi LPTK pada kemampuan pendidikan
optimalisasi LPTK pada kemampuan pendidikanoptimalisasi LPTK pada kemampuan pendidikan
optimalisasi LPTK pada kemampuan pendidikan
 
Materi P5.pdf
Materi P5.pdfMateri P5.pdf
Materi P5.pdf
 
Desain Layout - Panduan Profil Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Penyel...
Desain Layout - Panduan Profil Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Penyel...Desain Layout - Panduan Profil Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Penyel...
Desain Layout - Panduan Profil Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Penyel...
 
KURIKULUM MERDEKA- By ZUMAROH.pptx
KURIKULUM MERDEKA- By ZUMAROH.pptxKURIKULUM MERDEKA- By ZUMAROH.pptx
KURIKULUM MERDEKA- By ZUMAROH.pptx
 
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANPERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
 
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
 
Guru yang berkesan
Guru yang berkesanGuru yang berkesan
Guru yang berkesan
 
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
 
Modul Guru Pembelajar TIK SMK kk a
Modul Guru Pembelajar TIK SMK kk aModul Guru Pembelajar TIK SMK kk a
Modul Guru Pembelajar TIK SMK kk a
 
AKSI NYATA MEDEKA BELAJAR.pptx
AKSI NYATA MEDEKA BELAJAR.pptxAKSI NYATA MEDEKA BELAJAR.pptx
AKSI NYATA MEDEKA BELAJAR.pptx
 

Recently uploaded

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Recently uploaded (20)

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf

  • 4. Pembelajaran Sosial Emosional Mata Kuliah Pilihan Pembelajaran Berdiferensiasi Pra Jabatan Tahun 2022 Cetakan 1 Kurator/Penulis : Dr. Clara Moningka Penelaah: Muhamadf Nanang Suprayogi S Psi, M. Si, Ph. D Ana Lanah, S Psi, M. Si Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis Copyright © 2022 Direktorat Pendidikan Profesi Guru Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
  • 5. Pembelajaran Berdiferensiasi | i Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD). mengamatkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya dalam Pasal 8 UUGD menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sesuai dalam Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi bahwa pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang menyiapkanMahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus. Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan merupakan program pendidikan yang menyiapkan guru sebagai sumber daya manusia berkualitas untuk memenuhi kondisi ideal guru di Indonesia yang meliputi aspek kuantitas, distribusi, kualifikasi, dan kompetensi. PPG Prajabatan bertujuan menghasilkan guru profesional pemula yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila, semangat gotong royong, dan mampu menggunakan teknologi digital, serta melahirkan hal-hal yang inovatif dan kreatif. Selain itu, PPG Prajabatan menekankan pada konsep Merdeka Belajar, yang berpusat Untuk mencapai tujuan tersebut, PPG Prajabatan mengedepankan penguatan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional melalui clinical practice atau program praktik lapangan yang diintegrasikan dalam perkuliahan. Sebagai calon guru pemula, mahasiswa PPG Prajabatan perlu dibekali pengalaman pembelajaran yang bermakna yang nantinya akan bermanfaat ketika mereka mengajar di kelas. Hal ini dilaksanakan dengan perkuliahan berbasis kegiatan dan refleksi yang dikombinasikan dengan
  • 6. ii | PPG Pra Jabatan 2022 praktik lapangan, termasuk di sekolah tempat guru pemula akan ditugaskan. Pelaksanaan PPG Prajabatan melibatkan pengajar dari unsur akademisi, praktisi pendidikan, dan Guru Penggerak. Keterlibatan pengajar dari berbagai unsur ini bertujuan untuk menjembatani teori dan praktik di lapangan. Paket-paket modul digunakan dalam perkuliahan yang dilaksanakan selama dua semester melalui tiga kelompok mata kuliah, yaitu: Mata Kuliah Inti, Mata Kuliah Pilihan Selektif, dan Mata Kuliah Pilihan Elektif. Setiap modul perkuliahan mencakup komponen Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dan asesmen, perangkat pembelajaran, dan isi modul. Asesmen ketercapaian CPMK dilaksanakan di antaranya melalui projek, studi kasus, portofolio, dan tes. Perangkat pembelajaran meliputi Lembar Kerja (LK), media, dan sumber belajar yang dilengkapi dengan pranala ke sumber belajar lainnya sebagai pengayaan. Isi modul disusun berdasarkan alur MERDEKA, yaitu: Mulai dari diri (M), Eksplorasi konsep (E), Ruang kolaborasi (R), Demonstrasi kontekstual (D), Elaborasi pemahaman (E), Koneksi antar materi (K), dan Aksi nyata (A). Modul dengan alur MERDEKA diharapkan dapat membantu mahasiswa mempersiapkan diri dalam mencapai tuntutan profesi sebagai agen yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan mampu mencetak generasi yang membawa perubahan ke hal yang lebih baik. Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif mewujudkan penyelesaian modul ini serta membantu terlaksananya PPG Prajabatan. Semoga Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi pendidikan Indonesia. Amin. Jakarta, September 2022 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Dr. Iwan Syahril, Ph.D
  • 7. Pembelajaran Berdiferensiasi | iii Kata Pengantar Direktur Pendidikan Profesi Guru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah mengambil kebijakan untuk secara bertahap mengganti guru-guru yang memasuki masa pensiun/purna tugas melalui pengangkatan guru baru yang telah lulus Pendidikan Profesi Guru Prajabatan (PPG Prajabatan). Kebijakan tersebut menuntut kesiapan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) menyelenggarakan PPG Prajabatan dengan jumlah peserta PPG Prajabatan sesuai dengan kebutuhan dan kualitas lulusan untuk menjawab tantangan kebutuhan pendidikan di sekolah. Menanggapi tuntutan tersebut, Direktorat Pendidikan Profesi Guru (Direktorat PPG) mengkoordinasikan proses peningkatan kapasitas LPTK dalam menyelenggarakan PPG Prajabatan dalam hal jumlah dan mutu pendidikan. Untuk menanggapi tuntutan kualitas penyelenggaraan PPG Prajabatan, salah satu aktivitas yang telah dilakukan oleh Direktorat PPG, di bawah arahan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, telah mengembangkan Modul PPG Prajabatan. Hasil pengembangan tersebut dimuat di dalam dokumen ini. Modul PPG Prajabatan memuat materi, alur, aktivitas, dan penugasan mahasiswa PPG Prajabatan. Kami berharap dengan adanya Modul PPG Prajabatan ini penyelenggaraan PPG Prajabatan di seluruh LPTK dapat terselenggara secara terstandar agar dihasilkan guru yang memiliki profil dan kompetensi sesuai kebutuhan perkembangan dunia pendidikan secara global. Kami berterimakasih kepada LPTK penyelenggara PPG Prajabatan atas dukungan dan kerjasama dalam menyelenggarakan amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta, September 2022 Plt. Direktur Pendidikan Profesi Guru, Temu Ismail, S.Pd., M.Si.
  • 8. iv | PPG Pra Jabatan 2022 Kata Pengantar Penyusun Mata Kuliah Salam dan Bahagia, Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Nasional merupakan ajakan untuk menumbuhkan imperatif edukatif-moral para guru di dalam diri sendiri, komunitas para guru dan para peserta didik. Hidup dan bertumbuh di bumi Indonesia adalah berkat dan karunia yang mewarisi kekayaan berlimpah budaya dan nilai-nilai religius-kemanusiaan yang ditanamkan dalam sanubari melalui pendidikan di dalam keluarga, masyarakat adat dan budaya setempat. Rasa syukur atas warisan nilai-nilai merupakan dorongan positif yang memuat tanggung jawab untuk mengembangkan pendidikan yang berakar pada konteks Keindonesiaan. Kita perlu menumbuhkan keyakinan bahwa menjadi guru adalah panggilan, tugas dan pilihan hidup yang bernilai. Belajar dari tokoh pendidikan nasional memiliki makna ganda, yakni menyerap pengetahuan tentang pendidikan dan mengobarkan semangat kerelaan dan kemurahan hati untukmendampingi proses tumbuh kembang secara integral para generasi penerusbangsa. Menjadi guru adalah pewaris semangat dan jiwa gotong-royong untuksaling belajar, berkarya dan berjuang demi kemajuan bangsa lewat dunia pendidikan. Mata kuliah ini menguatkan visi diri mahasiswa tentang ‘Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat’. Karena pendidikan itu menuntun maka tugas utama sebagai pendidikan adalah menuntun. Dalam proses menuntun, mahasiswa perlu memahami tentang manusia Indonesia melalui pemahaman dan pemaknaan yang mendalam tentang Pancasila sebagai identitas dan entitas manusia Indonesia. Pancasila menjadi pendoman Pendidikan Nasional maka mari kita saling belajar untuk menumbuhkan spiritualitas, intelektualitas, motivasi dan kebanggaan sebagai guru yang terus membuka diri untuk belajar sambil berkarya dan berkarya yang menumbuhkan semangat saling belajar. Belajar menjadi ruang perjumpaan untuk menguatkan panggilan diri sebagai seorang guru dan manusia untuk menuntun kekuatan kodrat murid menjadi manusia Indonesia sesuai Profil Pelajar Pancasila. Salam Pengembang MK Filosofi Pendidikan Nasional
  • 9. Pembelajaran Berdiferensiasi | v Daftar Isi Hlm. Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan ................i Kata Pengantar Direktur Pendidikan Profesi Guru...........................................iii Kata Pengantar Penyusun Mata Kuliah..............................................................iv Daftar Isi..................................................................................................................v CPMK dan Assessment......................................................................................viii Topik 1. Teori-teori yang mendasari Pembelajaran Berdiferensiasi................1 A. Mulai Dari Diri...............................................................................................1 B. Eksplorasi Konsep .......................................................................................3 1. Pembelajaran Berdiferensiasi ................................................................3 C. TEORI YANG MELATARBELAKANGI PERLUNYA PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.....................................................................................4 1. Teori Sistem Ekologi ..............................................................................5 D. Multiple Intelligences....................................................................................8 1. Kecerdasan verbal-linguistik ..................................................................9 2. Kecerdasan logis-matematis..................................................................9 3. Kecerdasan spasial-visual......................................................................9 4. Kecerdasan kinestetik-jasmani ............................................................10 5. Kecerdasan musical.............................................................................10 6. Kecerdasan intrapersonal ....................................................................10 7. Kecerdasan interpersonal ....................................................................10 8. Kecerdasan naturalis............................................................................10 E. Zone of Proximal Development (ZPD).......................................................11 F. Learning Modalities ....................................................................................13 1. Visual ....................................................................................................13
  • 10. vi | PPG Pra Jabatan 2022 2. Auditori .................................................................................................13 3. Kinestetik..............................................................................................14 B. Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi Dan Cirinya..............................14 A. PEMETAAN KEBUTUHAN BELAJAR SISWA .........................................19 1. Kesiapan Belajar Peserta Didik (Readiness)......................................20 2. Minat Peserta didik ..............................................................................24 3. Profil Belajar Peserta Didik ..................................................................25 B. Kelebihan Dan Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi ........................28 1. Kelebihan Pembelajaran Berdiferensiasi ............................................28 2. Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi ...........................................29 C. Ruang Kolaborasi ......................................................................................30 D. Demonstrasi Kontekstual...........................................................................31 E. Elaborasi Pemahaman ..............................................................................32 F. Koneksi Antarmateri ..................................................................................33 G. Aksi Nyata..................................................................................................34 Topik 2. Aspek-Aspek Pembelajaran Berdiferensiasi.....................................35 A. Mulai dari diri..............................................................................................35 B. Eksplorasi Konsep.....................................................................................36 1. Aspek-Aspek Pembelajaran Berdiferensiasi .......................................36 C. Ruang Kolaborasi ......................................................................................53 D. Demonstrasi Kontekstual...........................................................................54 E. Elaborasi Pemahaman ..............................................................................55 F. Koneksi Antarmateri ..................................................................................56 G. Aksi Nyata.................................................................................................58 Topik 3. Strategi Pembelajaran Dan Berdiferensiasi ......................................59 A. Mulai Dari Diri ............................................................................................59 B. Eksplorasi Konsep.....................................................................................60
  • 11. Pembelajaran Berdiferensiasi | vii 1. Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.................................................60 C. Ruang Kolaborasi.......................................................................................66 D. Demonstrasi Kontekstual ...........................................................................67 E. Elaborasi Pemahaman...............................................................................69 F. Koneksi Antarmateri...................................................................................69 G. Aksi Nyata..................................................................................................70 Topik 4. Rancangan Dan Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi ........72 A. Mulai dari diri ..............................................................................................72 B. Eksplorasi Konsep .....................................................................................73 1. Rancangan Dan Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi............73 C. Ruang Kolaborasi.......................................................................................88 D. Demonstrasi Kontekstual ...........................................................................91 E. Elaborasi Pemahaman...............................................................................92 F. Koneksi Antarmateri...................................................................................93 G. Aksi Nyata..................................................................................................94 Topik 5. Evaluasi Pada Pembelajaran Berdiferensiasi ....................................95 A. Mulai dari diri ..............................................................................................95 B. Eksplorasi Konsep .....................................................................................96 1. Evaluasi Pembelajaran Berdiferensiasi ...............................................96 C. Ruang Kolaborasi.......................................................................................98 D. Demonstrasi Kontekstual ...........................................................................99 E. Elaborasi Pemahaman...............................................................................99 F. Koneksi Antarmateri.................................................................................100 G. Aksi Nyata................................................................................................101 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................102 LAMPIRAN...........................................................................................................103 Profil Pengembang Modul.................................................................................104
  • 12. viii | PPG Pra Jabatan 2022 CPMK dan Assessment 1. Mahasiswa mampu mengenali keragaman dan kebutuhan belajar peserta didik 2. Mahasiswa mampu memahami empat aspek pembelajaran berdiferensiasi (konten, proses, produk, lingkungan belajar) 3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi strategi-strategi pembelajaran berdiferensiasi 4. Mahasiswa mampu merancang dan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi 5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pembelajaran berdiferensiasi No CMPK Jenis Tugas Bobot Catatan Formatif 1. CMPK 1 Membuat karya yang diunggah di platform media sosial/website tentang pembelajaran berdiferensiasi berisi unsur, definisi, contoh keragaman, dan teori pendukung. karya berupa video atau tulisan artikel atau infografik atau vlog (video blog), untuk diunggah di platform media sosial atau website untuk disebarluaskan. 10% Kelompok 2. CMPK 2 Mahasiswa membuat diferensiasi pada aspek konten, proses, produk, dan lingkungan belajar. Boleh memilih salah satu aspek atau menggabungkan beberapa aspek. Tugas boleh dibuat dalam bentuk video, meme, infografis, ilustrasi, kemudian diunggah di platform media sosial/website. 10% Kelompok
  • 13. Pembelajaran Berdiferensiasi | ix 3. CPMK 3 Mengidentifikasikan strategi pembelajaran berdiferensiasi yang dipilih. Jelaskanlah mengapa strategi pembelajaran yang dipilih tersebut termasuk ke dalam strategi pembelajaran berdiferensiasi, dan seperti apa teknisnya strategi pembelajaran yang dijalankan tersebut. Presentasi di depan kelas. 10% Kelompok 4. CPMK 4 Membuat rancangan pembelajaran (RPP) dan implementasi pembelajaran berdiferensiasi di kelas (micro teaching) 15% Individu 5. CPMK 5 Membuat evaluasi pembelajaran berdiferensiasi di kelas dengan tabel checklist. 10% Individu Sumatif 6. UTS Menulis paper yang berisi refleksi mahasiswa tentang keragaman siswa dan pemenuhan target kurikulum. 20% Individu 7. UAS Merancang pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan studi kasus 25% Individu
  • 14.
  • 15. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 1 Topik 1. Teori-teori yang mendasari Pembelajaran Berdiferensiasi Durasi 2 JP Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat 1. Mahasiswa mampu memahami teori tentang keragaman peserta didik 2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi keragaman peserta didik 3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik A. Mulai Dari Diri Selamat datang para mahasiswa di sesi pembelajaran pertama. Pada sesi ini, kita akan mulai dengan refleksi diri terhadap apa yang pernah Anda alami ketika berinteraksi dengan orang lain. Jangan khawatir apa yang Anda jawab adalah jawaban yang terbaik untuk Anda. Tidak ada jawaban salah atau benar, semuanya sama saja. Pertanyaan tersebut anggaplah sebagai pengingat diri. Silahkan jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Ketiklah jawaban/respon Anda pada tautan yang tersedia tautan di bawah (jika Anda menggunakan laptop) atau tulis pada kolom yang telah disediakan (jika Anda mencetak modul ini). Tautan pengumpulan refleksi 1 Jangan lupa selalu tepat waktu dalam mengumpulkan jawaban, sehingga Anda bisa lebih memahami materi yang akan disampaikan. Selamat berefleksi!
  • 16. 2 | PPG Pra Jabatan 2022 Pertanyaan Pemantik Refleksi Respon Bagaimana Anda menyadari bahwa setiap individu itu berbeda? Apa yang Anda butuhkan untuk dapat belajar dengan baik? Apa yang sedang teman Anda butuhkan saat ini untuk mereka belajar? Apa yang Anda ketahui tentang latar belakang kehidupan, minat, keterampilan, dll, dari orang-orang terdekat? Bagaimana Anda bisa menggunakan informasi tentang latar belakang, minat, keterampilan, dll, dari orang terdekat Anda untuk membantu mereka merasa nyaman dan berkembang? Apa yang Anda harapkan setelah selesai mempelajari modul ini? Terima kasih bagi yang sudah mengisi kolom refleksi diri di atas. Kami berharap Anda dapat mengikuti pembelajaran ini dengan baik. Peran Dosen: 1. Memastikan semua mahasiswa menyelesaikan refleksi tersebut 2. Menganalisis jawaban-jawaban mahasiswa untuk kemudian dikaitkan dengan mata kuliah pembelajaran berdiferensiasi. Anda akan memulai membaca dan mempelajari konsep atau materi tentang pembelajaran berdiferensiasi. Tetaplah merujuk pada pertanyaan-pertanyaan refleksi di atas, kemudian Anda pelajari materi pembelajaran berikut ini
  • 17. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 3 B. Eksplorasi Konsep 1. Pembelajaran Berdiferensiasi Gambar 1 Ilustrasi minat anak yang berbeda-beda Sumber: Suprayogi, MN, et.al., (2022) Penerapan Differentiated Instruction dalam Pembelajaran Bayangkan ketika Anda dulu menjadi seorang siswa (SD/SMP/SMA). Ingatlah teman Anda satu persatu! Bagaimana karakteristik masing-masing teman Anda? Tahukah Anda apa kelebihan dari masing-masing mereka? Apakah mereka mempunyai minat yang berbeda-beda? Bagaimana gaya belajar mereka? Siapakah diantara teman Anda yang paling pandai dalam berhitung dan selalu tercepat dalam mengumpulkan tugas? Atau siapakah yang justru sebaliknya, yaitu lama sekali dalam menangkap pelajaran? Siapakah yang level membacanya paling tinggi? Siapakah teman Anda yang perlu dibantu untuk meningkatkan keterampilan memahami bacaan mereka? Adakah teman Anda yang pandai dalam pelajaran keterampilan dan seni? Adakah teman Anda yang suka berkelompok dalam mengerjakan pelajaran ataupun dalam hal apapun? Atau adakah teman Anda yang justru sebaliknya, ia suka dengan tugas mandiri dan begitu juga dalam kesehariannya lebih suka dengan kesendirian? Siapakah yang senang berbicara didepan? Siapakah yang senang dengan menggambar? Siapakah di antara teman Anda suka tertidur ketika pelajaran Matematika karena tidak mengerti? Dan masih banyak yang bisa Anda bayangkan dan temukan pada teman-teman Anda dulu ketika di sekolah. Seru, ya, mengingat masa-masa sekolah? Lantas jika Anda sebagai gurunya, jika Anda sebagai guru, maka usaha
  • 18. 4 | PPG Pra Jabatan 2022 apa yang harus dilakukan untuk menyesuaikan proses pembelajaran sehingga terpenuhinya kebutuhan individu setiap siswa? Sejatinya setiap individu itu berbeda satu dengan yang lainnya. Begitu juga setiap siswa di kelas pasti berbeda antara satu dengan yang lainnya. Begitu banyak kebutuhan siswa yang harus dipenuhi. Tanpa disadari, guru setiap harinya menghadapi murid dengan berbagai keragaman yang banyak sekali macamnya. Guru selalu dihadapkan berbagai tantangan dalam mengajar dan kerap kali harus melakukan dan memutuskan sesuatu hal dalam satu waktu. Keterampilan yang luar biasa ini banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu naturalnya hal ini terjadi di kelas dan guru menghadapi tantangan tersebut menjadi hal yang biasa baginya. Berbagai usaha dilakukan oleh para guru, tentunya tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap peserta didik sukses dalam proses pembelajarannya. Nah, dengan melihat banyak perbedaan antara satu peserta didik dengan peserta didik yang lainya, tentunya perlu adanya pembelajaran berdiferensiasi. Sebelum beranjak ke definisi tentang apa itu pembelajaran berdiferensiasi, silahkan simak teori-teori yang mendasari perlunya pembelajaran berdiferensiasi. Selamat menyimak! C. TEORI YANG MELATARBELAKANGI PERLUNYA PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Perbedaan itu bisa Anda lihat dari sistem ekologi pada setiap individu (latar belakang keluarga, budaya, politik, ekonomi, lingkungan, dan lain sebagainya), multiple intelligences, zone of proximal development (ZPD), learning modalities atau yang kita kenal dengan gaya belajar, serta masih banyak perbedaan lainnya yang Anda mungkin dapati tentang perbedaan pada setiap individu ini. Di bawah ini Anda akan membaca tentang beberapa teori bahwa sejatinya individu itu berbeda. Disini akan dipaparkan 4 teori yang melatar belakangi perlunya pembelajaran berdiferensiasi, yaitu 1. Teori sistem ekologi 2. Teori Multiple Intelligences 3. Teori Zone of Proximal Development (ZPD) 4. Learning modalities
  • 19. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 5 Mari kita mulai dari teori pertama! 1. Teori Sistem Ekologi Urie Bronfenbrenner merupakan ahli yang mengemukakan teori sistem mengenai ekologi yang menjelaskan perkembangan individu dalam interaksinya dengan lingkungan di luar dirinya yang terus-menerus mempengaruhi segala aspek perkembangan (Hayes dkk, 2017). Gambar 2: IlustrasiTeoriSistem Ekologi Bronfenbrenner Sumber : https://id.scribd.com/document/508949858/TEORI-EKOLOGI-BRONFENBRENNER Teori sistem ekologi merupakan pandangan sosiokultural Bronfenbrenner tentang perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan. Mulai dari pengaruh interaksi langsung pada individu hingga pengaruh kebudayaan yang berbasis luas. Kelima sistem ekologi tersebut adalah mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronosistem. Berikut penjelasan mengenai urutan sistem tersebut: 1. Mikrosistem adalah kondisi yang melatarbelakangi anak hidup dan berinteraksi dengan orang lain dan institusi yang paling dekat dengan kehidupannya, seperti orang tua, teman sebaya, tetangga, dan teman sekolah; 2. Mesosistem adalah hubungan antara dalam mikrosistem. Sebagai contoh, orang tua dan guru berinteraksi dalam sistem sekolah, anggota keluarga dan
  • 20. 6 | PPG Pra Jabatan 2022 kerabat menjadi relasinya di dalam institusi keagamaan, pelayanan kesehatan berinteraksi dengan keluarga anak dan sekolahnya. 3. Ekosistem adalah sistem yang berisi sejumlah kondisi yang mempengaruhi perkembangan anak di lingkungan rumah namun anak disini tidak terlibat dalam satu peran langsung. sebagai contoh, karena adanya kondisi kemiskinan dalam keluarga, anak terpaksa harus bekerja untuk mencari uang dan tidak melanjutkan sekolah. 4. Makrosistem adalah sistem yang mengelilingi mikro,meso dan ekosistem dan merepresentasikan nilai-nilai ideologi, hukum masyarakat dan budaya politik. Sebagai contoh anak Indonesia tidak sama-sama dengan anak Amerika 5. Kronosistem adalah dimensi waktu yang menuntun perjalanan setiap level sistem dari mikro dan makro. Sistem ini juga mencakup berbagai peristiwa hidup yang penting pada individu dan kondisi sosio-kultural. Pada penjelasan teori Bronfenbrenner tersebut, dijelaskan bahwa anak mempunyai lingkungan yang berbeda-beda antara satu individu dengan yang lainnya. Silahkan Anda perhatikan ilustrasi berikut dengan seksama, dan lihat perbedaannya, sehingga Anda menemukan kedua individu ini berbeda: JORIN (Mikrosistem). Jorin adalah seorang siswi SMP Negeri kelas 2. Ia terlahir dari keluarga berada dan berpendidikan. Ayahnya adalah keturunan Belanda sementara Ibunya adalah keturunan Indonesia asli. Ia adalah anak sulung dari 3 bersaudara. (Mesosistem). Jika Jorin berada di rumah, Ia mempunyai tanggung jawab untuk mengasuh kedua adiknya, yaitu kelas 2 SD dan kelas 4 SD. Setiap ke sekolahIa di antar jemput oleh ayah/ibunya atau kadang pulang sendiri dengan menggunakan kend araan aplikasi, dan ia merasa senang akan itu. Ia terbiasa bertemu dengan banyak orang, misalnya rekan bisnis ayah/ibunya, bertemu dengan teman dan guru les musiknya, sering pulang pergi Indonesia-Belanda untuk mengunjungi keluarga dari Ayahnya, dan masih banyak lagi yang memungkinkan Jorin berinteraksi dengan banyak orang. (Ekosistem). Walaupun berkecukupan, namun Ayah/Ibunya mengajarkan kemandirian sejak dini, sehingga ia terbiasa mandiri, misalnya saja ia terbiasa dengan pekerjaan rumah, seperti mencuci piring setelah makan, menyapu, dan mengepel kamarnya, sehingga Jorin terbiasa dengan hidup bersih dan mandiri.
  • 21. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 7 (Makrosistem dan Kronositem). Sampai usia 17 tahun, Jorin memiliki dwi kewarganegaraan yaitu Indonesia dan Belanda, dan setelah itu karena Ibu Jorin keturunan Indonesia, maka Jorin harus memilih kewarganegaraan, apakah Belanda atau Indonesia. Tentunya Jorin memiliki pandangan terhadap budaya dan sosial yang berbeda, belum lagi ditambah dengan ideologi yang dianutnya dan juga hukum masyarakat, dan juga budaya politik yang berbeda pula. Itu terbentuk sejak ia lahir sampai seusianya. JATI (Mikrosistem). Jati adalah seorang siswa kelas 2 SMP Negeri yang sekelas dengan Jorin. Ia tergolong dari keluarga biasa saja. Ia adalah anak semata wayang. Ayah dan Ibunya keduanya berkebangsaan Indonesia bersuku madura dan jawa. Ada 2 sepupu yang ikut tinggal di rumahnya. (Mesosistem) Sepulang sekolah Jati membantu Ayah dan Ibunya yang bekerja mengelola sebuah toko sayur di pasar tradisional. Jati banyak bertemu dengan banyak orang, seperti pembeli sayur langganannya, kuli panggul pasar, mitra ayah ibunya di pasar. Ayah dan ibu Jati sibuk sekali dengan jualannya di pasar, apalagi jika menjelang Idul Fitri dan tahun baru, mereka sesekali mengantarkan sayuran untuk bapak dan ibu guru ke sekolah. (Ekosistem). Sepulang sekolah jati terbiasa membantu ayah dan ibunya berjualan sayur di pasar. Keberadaannya di rumah hanya ada saat malam hari, yaitu sepulang dari lapak miliknya dan itupun terkadang ayah dan ibunya masih berada di lapak, ayah ibunya pulang ke rumah saat siang hari saja. Kondisi rumah yang kadang berantakan membuat ia lelah untuk meneruskan belajar. Dan baginya berantakan atau tidak sama saja, karena ia terbiasa melihat kehidupan pasar. (Makrosistem dan Kronosistem). Pada rentang waktu yang cukup lama, kehidupan Jati dan keluarganya, tentunya mempunyai pandangan tersendiri terhadap lingkungan, kehidupan sosial dan budaya dan sekitarnya. Sehingga membentuk pribadi diri Jati. Nah, Anda tentu dapat membedakanbukan kedua individu itu berbeda? Sekarang, dari kedua kasus di atas, tentu Anda dapat membedakan apa itu makrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem dan kronosistem. Pada kedua ilustrasi tersebut dapat kita lihat kedua individu tersebut berbeda, baik dari lingkungan keluarga, strata ekonomi, pandangan tentang makna kebersihan, lingkungan orang-orang yang biasa berinteraksi dengan individu tersebut.
  • 22. 8 | PPG Pra Jabatan 2022 Masih banyak contoh yang lain. Tentunya Anda bisa membayangkan masing- masing dari teman sekolah Anda dulu, bahwa dari latar belakang lingkungan mereka sangatlah beragam. Satu teman sekolah dengan teman sekolah yang lainnya, tentunya mempunyaikekhasan, bukan? Tidak mungkin satu dengan yang lain itu sama, namun tidak menutup kemungkinan satu sama lain mempunyai latar belakang lingkungan atau ekologi yang mirip walau tidak sama persis. Sekarang Anda akan beralih pada teori yang berikutnya, yang melihat bahwa tiap individu itu berbeda. Anda akan membaca tentang teori multiple intelligences. Harap dibaca dengan baik. D. Multiple Intelligences Teori tentang multiple intelligences atau dalam Bahasa Indonesia biasa disebut sebagai kecerdasan majemuk. Teori ini dicetuskan dan dikembangkan oleh Howard Gardner (1993), seorang psikolog perkembangan dan profesorpendidikan dari Graduate School of Education, Harvard University, Amerika Serikat. Gardner mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macamdandalam situasi yang nyata. Berdasarkan pengertian ini, dapat dipahami bahwa intelegensi bukanlah kemampuan seseorang untuk menjawab soal-soal tes IQ dalam ruang yang tertutup dan hanya konsentrasi pada soal itu tanpa ada gangguan dari lingkungan luar. Akan tetapi inteligensi memuat kemampuan seseorang untuk memecahkan persoalan yang nyata dan dalam situasi yang bermacam-macam. Dapat dikatakan juga bahwa setiap orang memiliki delapan jenis kecerdasan dalam tingkat yang berbeda-beda. Pada teori multiple intelligences ini disebutkan ada delapan bentuk kecerdasan. Delapan jenis kecerdasan itu memiliki komponen inti dan ciri-ciri yang berbeda juga. Kehadiran ciri-ciri pada individu menentukan kadar profil kecerdasannya. Dalam kehidupan nyata, kecerdasan-kecerdasan itu hadir dan muncul bersama-sama atau berurutan dalam suatu atau lebih aktivitas. Kedelapan kecerdasan tersebut, yaitu:
  • 23. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 9 Gambar 3. Ilustrasi multiple intelligences Sumber:https://ilovemypsychologist.wixsite.com/ilmp/post/multiple-intelligence- kecerdasan-majemuk 1. Kecerdasan verbal-linguistik Kecerdasan verbal-linguistik merupakan kemampuan berbahasa misalnya saja melalui membaca, menulis, berbicara, memahami urutan dan makna dari kata- kata, serta menggunakan bahasa dengan benar. 2. Kecerdasan logis-matematis Ini merupakan kecerdasan dalam mengolah angka, matematika, dan logika untuk menemukan dan memahami berbagai pola, seperti pola pikir, pola visual, pola jumlah, atau pola warna. 3. Kecerdasan spasial-visual Kecerdasan ini merupakan kemampuan pada bidang ruang dan gambar. Individu memiliki kekuatan dalam imajinasi dan senang dengan bentuk, gambar, pola, desain, serta tekstur.
  • 24. 10 | PPG Pra Jabatan 2022 4. Kecerdasan kinestetik-jasmani Kemampuan dalam koordinasi anggota tubuh dan keseimbangan. Siswa yang memiliki kecerdasan ini senang melakukan berbagai aktivitas fisik, seperti naik sepeda, menari, atau olahraga. Ia juga mungkin merasa sulit duduk diam dalam waktu lama dan mudah bosan. 5. Kecerdasan musical Tidak hanya dapat memainkan alat musik atau mendengarkan lagu. Mereka yang memiliki kecerdasan ini juga mampu memahami dan membuat melodi, irama, nada, vibrasi, suara, dan ketukan menjadi sebuah musik. 6. Kecerdasan intrapersonal Ini merupakan kecerdasan introspektif di mana peserta didik mampu memahami diri sendiri, mengetahui kekuatan, kelemahan, dan motivasi diri. Jika kecerdasan ini menonjol pada diri peserta didik, biasanya dia akan bisa berbuat bijaksana dan bisa mengendalikan keinginan serta perilakunya, juga mampu membuat rencana dan keputusan. Kecerdasan ini dimiliki oleh penulis, ilmuwan, dan filsuf. 7. Kecerdasan interpersonal Kecakapanini merupakan kemampuanuntuk bermasyarakatserta memahamidan berinteraksi dengan orang lain. Mereka yang mempunyai kecerdasan ini mampu bekerja, berinteraksi, dan berhubungan dengan orang lain, suka bekerja sebagai tim, memiliki banyak teman, menunjukkan empati kepada orang lain, sensitif terhadap perasaan dan ide-ide orang lain, memediasi konflik, dan mengemukakan kompromi. 8. Kecerdasan naturalis Ini adalah kemampuan untuk mengenali dan mengkategorikan tanaman, hewan, dan benda-benda lain di alam, serta tertarik mempelajari spesies makhluk hidup. Mereka yang unggul dalam kecerdasan ini biasanya suka dengan alam, misalnya saja suka dengan bercocok tanam, suka dengan hewan peliharaan, dan aktivitas sejenisnya yang berkaitan dengan alam. Sebagai ilustrasi silahkan Anda simak cerita berikut:
  • 25. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 11 Dzaki adalah seorang siswa SD kelas 6. Jika ada tugas Bahasa Indonesia diminta untuk membuat karangan, maka ia dengan semangat mengerjakannya. Ia mengikuti kegiatan ekstrakurikuler musik di sekolahnya. Jika ada temannya yang kesulitan ia sering membantu dan juga sering menjadi ketua kelompok jika ada tugas kelompok, maka tak heran jika ia mempunyai banyak teman dan sahabat. Hanya saja dia paling tidak suka dengan pelajaran berhitung, tak heran jika pelajaran matematika memiliki nilainya kurang bagus. Sementara Lina adalah teman sekelas Dzaki. Ia senang sekali dengan pelajaran matematika, dan sering sekali memenangkan lomba olimpiade matematika tingkat nasional. Setiap olimpiade matematika ia mengikutinya, hampir tak pernah absen. Di rumahnya, ia mempunyai hewan peliharaan dan sangat sayang dengan hewan peliharaannya. Ia merawatnya dengan senang hati dengan membantu ibunya membersihkan kendang piaraannya. Selain itu dia adalah anak baik yang selalu membantu ibunya menyiram tanaman dan ikut membereskan tanaman. Pada dua cerita di atas, Anda sudah dapat melihatnya, bukan? Bahwa antara Dzaki dan Lina, keduanya mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Sekarang coba Anda ingat-ingat teman Anda di kelas dulu waktu masih bersekolah. Pasti dari masing-masing memiliki kecerdasan yang berbeda-beda dan mempunyai keunggulan masing-masing pula. Pada satu sisi tidak unggul, bisa saja disisi lain ia mempunyai kecerdasan pada bidang lain. Atau bisa jadi satu kecerdasan dengan kecerdasan yang lain saling beriringan. Berikutnya kita lanjut ke teori Zone of Proximal Development (ZPD). Silahkan disimak baik-baik. E. Zone of Proximal Development (ZPD) Zone of Proximal Development (ZPD) adalah zona antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan anak menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri. Sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan anak menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah dengan bantuan orang dewasa. Ketika masuk dalam ZPD, maka anak sebenarnya dapat melakukan aktifitas/tugas yang diberikan, akan tetapi lebih optimal jika orang dewasa atau pendamping yang lebih tahu, membantunya untuk mencapai tingkat perkembangan aktual tersebut. Hal
  • 26. 12 | PPG Pra Jabatan 2022 tersebut dapat dikatakan bahwa setiap peserta didik memiliki ZPD yang berbeda- beda, maka dari itu bimbingan dan instruksi dengan kadar yang sesuai sangat dibutuhkan untuk dapat mengembangkan potensi masing-masing siswa (Suprayogi et, al., 2022). Pada teori ini terdapat dua level untuk ukuran kemampuan dan potensi peserta didik, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual peserta didik adalah ketika dia bekerja untuk menyelesaikan tugas atau soal tanpa bantuan orang lain. Sedangkan tingkat perkembangan potensial adalah tingkat dari kompetensi peserta didik yang dapat tercapai ketika dia dibantu oleh orang lain. Perbedaan diantara kedua tingkat kemampuan tersebut termasuk dalam ZPD. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ZPD terletak diantara hal-hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik dan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh peserta didik tanpa pendampingan. Ada sebuah pertanyaan, “Apakah anak harus dibantu? Tidak bisakah anak belajar sendiri?”. Kondisi terbantu (tanpa dibantu) adalah kondisi di mana anak berada pada tingkat perkembangan aktual. Kondisi ini akan dicapai dengan lebih optimal dengan bantuan, jika anak memang masih belum menguasai apa yang dipelajari. Perhatikan contoh berikut untuk lebih memudahkan memahami teori ZPD: Bu Muniroh mengajar di kelas 1 SD. Ia mempunyai 30 murid. Dua diantaranya jika belajar tidak mudah cepat untuk menangkap pelajaran, yaitu Siti dan Bambang. Siti lebih suka menyendiri dan tidak mudah untuk bergaul. Sementara Bambang, senang bergerak dan aktivitas fisik, sehingga terkesan mengganggu. Tibalah saatnya belajar Matematika. Pada saat belajar, Siti merasa minder karena merasa tidak bisa mengerjakan, sementara Bambang keliling kelas sehingga tidak konsentrasi ketika Bu Muniroh menjelaskan, sesekali dipanggil namanya supaya Bambang sadar bahwa ia sedang belajar di kelas, sehingga Bambang susah untuk menangkap pelajaran secara klasikal. Oleh karena itu keduanya memerlukan bimbingan tersendiri dari Bu Muniroh untuk mengerjakan soal. Pada saat murid-murid yang lain mengerjakan tugas, Bu Muniroh berkeliling kelas untuk memantau. Kemudian Bu Muniroh akan lebih lama di dekat Siti dan Bambang untuk membimbing mereka belajar sesuai dengan kemampuan mereka berdua. Nah, dari penjelasan di atas, Anda bisa melihat perbedaan dari dua tingkat perkembangan. Tingkat perkembangan aktual telah tercapai oleh 28 murid Bu
  • 27. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 13 Muniroh, sementara dua yang lainnya, yaitu Siti dan Bambang pada tahap tingkat perkembangan potensial. Keduanya memerlukan bimbingan khusus dari Bu Muniroh untuk memaksimalkan potensi yang mereka punya. Nah, jarak antara 28 murid dengan Siti dan Bambang dinamakan ZPD. Anda sudah mengerti sampai sini, bahwa lagi-lagi individu itu berbeda, atau peserta didik dalam kelas itu memiliki banyak perbedaan satu sama lain? Berikut satu lagi disajikan bahwa Individu itu berbeda, yaitu dari segi modalitas belajar. Tetap semangat, ya! Mari kita lanjutkan belajar! Baca baik-baik. F. Learning Modalities Perbedaan peserta didik dalam pembelajaran juga dapat dilihat dari segi yang lain, yaitu learning modalities atau modalitas dalam belajar yang kerap salah diinterpretasikan sebagai gaya belajar. Learning modalities ini biasa dikenal sebagai VAK atau Visual, Auditory, dan Kinestetik. Nah, sampai disini mungkin Anda sudah familiar bukan dengan istilah ini apa itu VAK atau learning modalities. Anda mungkin telah mengikuti tes yang mengkategorikan modalitas belajar Anda atau diberi tahu bahwa Anda adalah tipe pembelajar tertentu. 1. Visual Modalitas belajar visual adalah menerima informasi lebih mudah melalui gambar. Otak kita memproses informasi visual dengan sangat efisien. Jauh lebih mudah untuk mengingat gambar yang jelas seperti foto daripada mengingat apa yang dikatakan atau ditulis seseorang. 2. Auditori Modalitas belajar auditori adalah menerima informasi lebih mudah melalui mendengar. Siswa dengan mode ini biasanya sering mengajukan pertanyaan, dan menggunakan diskusi untuk mengklarifikasi atau menyerap materi. Ketika Anda berada dalam mode auditori, Anda mungkin berbicara dan membaca lebih lambat untuk menyerap semuanya.
  • 28. 14 | PPG Pra Jabatan 2022 3. Kinestetik Modalitas kinestetik melakukan sesuatu dengan fisik, atau paling tepat digambarkan sebagai belajar sambil melakukan (learning by doing), baik sebagai aktivitas langsung atau melalui pengalaman, atau dengan bergerak sambil berpikir atau belajar. Ketiga modalitas belajar di atas, tidak secara baku bahwa siswa hanya menggunakan satu modalitas belajar saja. Intinya: jangan terjebak dalam stereotip tipe pelajar seperti apa peserta didik tersebut. Bisa saja peserta didik itu termasuk kedalam pembelajar multimodal, artinya peserta didik dapat menggunakan salah satu dari mode ini, tergantung pada situasinya. Setelah Anda membaca dan memahami keempat teori dan beberapa ilustrasi di atas, Anda bisa melihat bahwa tiap peserta didik juga memiliki keistimewaan masing-masing. Nah, sekarang Anda mengerti bukan, bahwa setiap peserta didik itu berbeda-beda. Semuanya berbeda satu sama lain. Memiliki kebutuhan yang berbeda dan tidak bisa disama ratakan antara satu peserta didik dengan peserta didik yang lain. Sekarang Anda mulai diperkenalkan, apa itu pembelajaran berdiferensiasi. Semoga Anda bisa memahaminya. Simak baik-baik, ya! B. Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi Dan Cirinya Dibawah ini ada sebuah ilustrasi di dalam kelas. Mari kita bayangkan! “Pak Darso adalah seorang guru kelas 2 SD di sebuah sekolah dengan jumlah murid sebanyak 28 orang. Adapun dari 28 orang tersebut, Pak Darso memperhatikan muridnya yang tiga orang termasuk anak yang cepat dalam mengerjakan tugas soal- soal perkalian. Pak Darso tidak ingin ketiga anak tersebut tidak ada pekerjaan, sehingga mengganggu teman-teman yang lainnya. Akhirnya Pak Darso pun berinisiatif untuk menyiapkan soal tambahan untuk ketiga anak tersebut. Murid yang lain diberinya soal sebanyak 15 soal perkalian, sementara untuk ketiga anak tersebut diberinya tambahan 10 soal, sehingga yang dikerjakan sebanyak 25 soal perkalian.” Berdasarkan ilustrasi tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
  • 29. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 15 1. Apakah strategi pembelajaran yang dilakukan oleh Pak Darso tepat? Mengapa? 2. Apa yang Anda lakukan jika menjadi Pak Darso? Jelaskan mengapa Anda melakukan hal demikian? Silahkan masukan respon jawaban dari ilustrasi tersebut. Setelah mengirimkan respon, silahkan lanjutkan membaca tulisan di bawah ini, dan Anda boleh menyimak video yang tersedia untuk lebih memahami konsep. Respon pertanyaan ilustrasi. Anda dapat melihat video berikut untuk lebih memahami apa itu pembelajaran berdiferensiasi: Video 1 Pembelajaran berdiferensiasi: Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=x6X47a51PGc Deskripsi Video: Pada video tersebut diceritakan ada sebuah sekolah hewan yang mempunyai beragam macam murid. Pada sekolah tersebut sang jerapah sebagai kepala sekolah memutuskan untuk mengadopsi sebuah kurikulum kegiatan yang terdiri dari berlari, memanjat, berenang, dan terbang. Agar mudah dalam pengambilan kurikulumnya, maka semua harus mengikuti kegiatan kurikulum tersebut. Ada bebek yang pandai berenang bahkan ia lebih baik dari instrukturnya, namun dalam ujian terbang nilainya hanya pas-pasan, untungnya ia tetap lulus dalam ujian terbang tersebut. Ujian lari membuat bebek sedih, karena larinya sangat lamban, dan mendapatkan nilai jelek, padahal ia sudah berusaha dengan sangat keras. Akhirnya ia harus tinggal di sekolah setelah jam sekolah usia untuk berlatih pelajaran lari, dan ia meninggalkan hobinya, yaitu berenang. Ia berlatih sangat keras hingga selaput kakinya robek. Akibat dari selaput kaki yang robek tersebut ia tidak menghasilkan nilai yang memuaskan dalam berlari bahkan dalam ujian berenang. Ia gagal dalam ujian berlari dan hanya mendapatkan nilai rata-rata. Ia sedih, namun disekolah tidak ada yang menanggapi kesedihannya.Menurut guru-gurunya nilai bebek sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), jadi tidak masalah.
  • 30. 16 | PPG Pra Jabatan 2022 Sementara kelinci tadinya senang karena memiliki nilai yang bagus dalam pelajaran berlari. Namun akhir-akhir ini semangat belajarnya menurun drastis. Ia lelah, karena tiap hari harus mengikuti kelas remedial untuk berenang. Sementara itu, tupai adalah murid yang sangat baik dalam memanjat pohon. Tapi saat pelajaran terbang ia sangat frustasi. Dan karena di forsir, akhirnya tupai pun kelelahan dan mengalami kram. Akhirnya karena kondisi kakinya yang tidak sehat, saat ujian memanjat pun ia tidak baik melakukannya dan hanya mendapatkan nilai C dan nilai D dalam berlari. Sementara itu elang dikategorikan sebagai anak yang bermasalah dalam disiplin, sehingga sering kali dihukum. Pada kelas memanjat, ia selalu mengalahkan hewan yang lain dan selalu tiba sampai di pucuk pohon terlebih dahulu. Tetapi ia berusaha keras sampai ke pucuk pohon dengan caranya sendiri, karena menurutnya adalah yang penting tujuan akhirnya. Ia akhirnya juga tidak lulus. Walaupun gurunya sudah memintanya terbang dari bawah, namun ia tidak mengikuti perintah gurunya. Psikolog sekolah mendiagnosanya memiliki oppositional defiant disorder (ODD), yaitu Gangguan pada anak yang ditandai dengan perilaku menentang dan tidak taat kepada figur otoritas. Rencana modifikasi perilaku yang ketat pun lalu dikembangkan untuk elang. Pada akhir tahun, seekor ular, yang kebetulan bisa berenang sedikit, berlari sedikit, memanjat sedikit, dan terbang sedikit, memiliki nilai rata-rata tertinggi diantara para hewan. Sebagai murid yang terbaik, ia pun terpilih untuk berpidato mewakili hewan- hewan lainnya. Sementara disisi lain, ada sekumpulan anjing-anjing laut memutuskan untuk tidak bersekolah karena tidak ada kurikulum menggali. Para orang tua anjing laut memilih mengirimkan anak-anaknya untuk magang kepada musang, sambil terus mengkritisi sekolah hewan. Setelah Anda menyimak video di atas, mungkin Anda bisa membayangkanbetapa beragamnya kebutuhan peserta didik di dalam kelas, sementara jika menerapkan satu tujuan kurikulum saja, maka kemungkinan kebutuhan anak didik yang lain masih belum bisa tertampung. Oleh karena itu, perlu adanya kurikulum yang mampu mengakomodir semua kebutuhan anak didik. Maka dari itu, pembelajaran berdiferensiasi diperlukan untuk mengakomodasi semua kebutuhan siswa. Seperti apakah itu? Mari kita lanjutkan dengan memaparkan apa itu pembelajaran diferensiasi. Simak baik-baik!
  • 31. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 17 Menurut Tomlinson (2001) Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik sebagai individu. Atau bisa dikatakan juga bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan dan mampu mengakomodirkebutuhan peserta didik untuk meningkatkanpotensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik yang berbeda- beda. Jikakita melihat kasus Pak Darso di atas, bukan berarti Pak Darso harus mengajar dengan 28 cara yang berbeda untuk mengajar 28 murid. Bukan pula Pak Darso harus memperbanyak soal untuk peserta didik yang lebih cepat mengerjakannya. Bukan pula Pak Darso harus mengelompokan yang pintar dengan yang pintar dan yang lambat dengan yang lambat. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda pada setiap anak. Bukan pula pembelajaran yang semrawut, dimana guru harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, dimana guru harus lari kesana kemari untuk mengajari anak satu dengan yang lainnya dalam waktu yang bersamaan. Guru bukanlah makhluk ajaib yang harus kesana kemari berada dalam tempat yang berbeda dalam satu waktu untuk membantu banyak peserta didik dalam satu waktu bersamaan dan memecahkan semua permasalahan. Lantas seperti apa sebetulnya pembelajaran berdiferensiasi itu? Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan peserta didik. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan: 1. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang” peserta didik untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap peserta didik di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya. 2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga peserta didiknya. 3. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan peserta didik mana yang masih ketinggalan, atau
  • 32. 18 | PPG Pra Jabatan 2022 sebaliknya, peserta didik mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. 4. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar peserta didiknya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda. 5. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif. Jika kita mengacu ke kasus Pak Darso di atas, maka keputusannya untuk memberikan soal tambahan, dengan jenis soal yang tetap sama serta tingkat kesulitan yang juga sama, kepada tiga murid yang selesai terlebih dahulu, belum dapat dikatakan sebagai diferensiasi. Apalagi, tujuan diberikannya soal tadi adalah agar tiga murid tersebut ada ‘pekerjaan’ sehingga tidak mengganggu murid yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Oleh karena itu, Pak Darso perlu melakukan identifikasi kebutuhan belajar dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar peserta didiknya, termasuk ketiga peserta didik tersebut. Nah, lantas apa sajakah ciri-ciri dari pembelajaran berdiferensiasi ini? Mari kita lihat! Menurut Tomlinson (2001): pembelajaran berdiferensiasi memilikiempat ciri, yaitu: 1. Pembelajaran berfokus pada konsep dan prinsip pokok. Harus berfokus pada kompetensi dasar pembelajaran. 2. Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar peserta didik diakomodasi ke dalam kurikulum; Di sini perlu adanya pemetaan kebutuhan peserta didik kemudian dimasukan kedalam strategi pembelajaran. 3. Pengelompokan peserta didik dilakukan secara fleksibel; misalnya, bisa secara mandiri, berkelompok berdasarkan tingkat kecerdasan, berkelompok berdasarkan modalitas belajar, dll.
  • 33. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 19 4. Siswa secara aktif bereksplorasi dibawah bimbingan dan arahan guru. Pembelajaran berdiferensiasi ini berpusat kepada siswa. Apakah Anda sudah mengerti definisi dan ciri-ciri dari pembelajaran berdiferensiasi? Jika belum, silahkan baca ulang kembali. Jika sudah memahami, mari kita lanjutkan untuk mempelajari pemetaan kebutuhan siswa. Untuk lebih jelasnya, perhatikan diagram pemahaman pembelajaran diferensiasi berikut: Diagram Pemahaman Pembelajaran Diferensiasi Definisi: Pembelajaran yang memberikan keleluasaan dan mampu mengakomodir kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik yang berbeda-beda Ciri-ciri: 1. Berfokus pada kompetensi pembelajaran. 2. Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar peserta didik diakomodir ke dalam kurikulum. 3. Pengelompokan peserta didik dilakukan secara fleksibel. 4. Peserta didik menjadi pembelajar yang aktif. Contoh: 1. Mengklasifikasi materi 2. Mendiagnosa kesiapan peserta didik 3. Mendesain pembelajaran yang bervariasi berdasarkan minat, tingkat kesiapan, dan profil belajar peserta didik Bukan Contoh: 1. Memaksakan modalitas belajar pada peserta didik. 2. Memberikan banyak tugas pada peserta didik yang telah mampu di tingkat dasar 3. Memberikan produk yang sama kepada semua peserta didik Tabel:… Diagram Pemahaman Pembelajaran Berdiferensiasi A. PEMETAAN KEBUTUHAN BELAJAR SISWA Sekarang, mari kita bahas bagaimana kita dapat melakukan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik. Baca dengan seksama! Menurut Tomlinson (2001), ada tiga cara untuk memetakan kebutuhan belajar peserta didik, yaitu:
  • 34. 20 | PPG Pra Jabatan 2022 1. Kesiapan belajar peserta didik (readiness); 2. Minat peserta didik; dan 3. Profil belajar peserta didik. Mari kita pelajari satu-satu! 1. Kesiapan Belajar Peserta Didik (Readiness) Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata “kesiapan belajar”? Bayangkanlah situasi berikut ini: Pada pelajaran bahasa Indonesia, Bu Tia ingin mengajarkan muridnya membuat karangan berbentuk narasi. Ia kemudian melakukan penilaian. Ia menemukan bahwa ada tiga kelompok murid di kelasnya. 1. Kelompok A adalah murid yang telah memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik dan memiliki kosakata yang cukup kaya. Mereka juga cukup mandiri dan percaya diri dalam bekerja. 2. Kelompok B adalah murid yang memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik, namun kosakatanya masih terbatas. 3. Kelompok C adalah murid yang belum memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik dan kosakatanya pun terbatas. Apa yang dilakukan oleh Bu Tia di atas adalah memetakan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar. Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan peserta didik akan membawa peserta didik keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut. Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat Anda mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan peserta didik akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas Anda. Tombol-tombol dalam equalizer tersebut
  • 35. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 21 mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan peserta didik. Pada modul ini, kita hanya akan mencoba membahas enam dari beberapa contoh perspektif kontinum tersebut, dengan mengadaptasi alat yang disebut Equalizer. Gambar: Tombol equalizer dari Tomlinson Sumber: https://www.sahabatsains.com/2021/02/modul-21-pembelajaran- berdiferensiasi.html a. Bersifat mendasar - Bersifat transformatif Saat sebagian peserta didik dihadapkan pada sebuah ide yang baru, atau jika ide itu bukan di salah satu bidang yang dikuasai oleh peserta didik, mereka sering membutuhkaninformasi pendukung yang lebih jelas, sederhana, dan tidak bertele- tele untuk memahami ide tersebut. Mereka akan perlu waktu untuk berlatih menerapkan ide secara langsung. Jika peserta didik berada dalam tingkatan ini, maka bahan-bahan materi yang mereka gunakan dan tugas-tugas yang mereka lakukan harus bersifat mendasar dan disajikan dengan cara yang membantu mereka membangun landasan pemahaman yang kuat. Di lain waktu, ketika peserta didik dihadapkan pada ide-ide yang telah mereka pahami atau berada di area yang menjadi kekuatan mereka, maka dibutuhkan informasi yang lebih rinci dari ide tersebut. Mereka perlu melihat bagaimana ide tersebut berhubungan dengan ide-ide lain untuk menciptakan pemikiran baru. Kondisi seperti itu membutuhkan bahan dan tugas yang lebih bersifat transformatif.
  • 36. 22 | PPG Pra Jabatan 2022 b. Konkret - Abstrak Di lain kesempatan, guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar peserta didik dengan melihat apakah mereka masih di tingkatan perlu belajar secara konkret atau sudah siap bergerak mempelajari sesuatu yang lebih abstrak. c. Sederhana - Kompleks. Beberapa peserta didik mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana dengan satu abstraksi pada satu waktu; yang lain mungkin bisa menangani kerumitan berbagai abstraksi. d. Terstruktur - Open Ended Kadang-kadang peserta didik perlu menyelesaikan tugas yang ditata dengan cukup baik untuk mereka, di mana mereka tidak memiliki terlalu banyak keputusan untuk dibuat. Namun, di waktu lain, peserta didik siap menjelajah dan menggunakan kreativitas mereka. e. Tergantung (Dependent) - Mandiri (Independent) Walaupun pada akhirnya kita mengharapkan bahwa semua peserta didik kita dapat belajar, berpikir dan menghasilkan pekerjaan secara mandiri, namun sama seperti tinggi badan, mungkin seorang anak akan lebih cepat bertambah tinggi daripada yang lain. Dengan kata lain, beberapa peserta didik mungkin akan siap untuk kemandirian yang lebih awal daripada yang lain. f. Lambat - Cepat Beberapa peserta didik dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata pelajaran mungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia kuasai atau sedikit menantang. Tetapi di lain waktu, peserta didik yang sama mungkin akan membutuhkan lebih banyak waktu daripada yang lain untuk mempelajari topik yang lain. Contoh Pemetaan atau identifikasi kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar (Readiness):
  • 37. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 23 Ibu Lusi akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan Pembelajaran yang ia tetapkan adalah: peserta didik dapat menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling bangun datar.Ia kemudian membuat pemetaan kebutuhan belajar dan memberikan penugasa seperti di bawah ini: Kesiapan belajar (Readiness) Beberapa peserta didik telah memahami konsep keliling; dapat melakukan operasi hitung dasar. Beberapa peserta didik telah memahami konsep keliling; dapat melakukan operasi hitung dasar. Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling. Tugas Peserta didik diminta mengerjakan soal-soal tantangan yang mengaplikasikan konsep keliling dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik akan diminta untuk bekerja secara mandiri dan saling memeriksa pekerjaan masing-masing. Peserta didik menggunakan bantuan benda-benda konkret untuk menghitung keliling bangun datar (misalnya menggunakan lidi atau sedotan). Jika mengalami kesulitan, peserta didik diminta menerapkan strategi “3 before me” (bertanya kepada 3 teman sebelum bertanya langsung pada guru). Guru akan sesekali datang ke kelompok ini untuk memastikan tidak ada miskonsepsi. Peserta didik akan mendapatkan pembelajaran eksplisit tentang konsep keliling. Guru akan memberikan scaffolding yang lebih banyak dalam proses ini.
  • 38. 24 | PPG Pra Jabatan 2022 Setelah Anda paham tentang pemetaan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan kesiapan belajar peserta didik (readiness), berikutnya akan dibahas tentang pemetaan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan minat. 2. Minat Peserta didik Peserta didik juga memiliki minat sendiri. Ada peserta didik yang minatnya sangat besar dalam bidang seni, matematika, sains, drama, memasak, dsb. Minat adalah salah satu motivator penting bagi peserta didik untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran. Seorang guru dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan mempertimbangkan minat peserta didik diantaranya: 1. Membantu peserta didik menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan keinginan mereka sendiri untuk belajar; 2. Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran; 3. Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi peserta didik sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau baru bagi mereka, dan; 4. Meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Sepanjang tahun, peserta didik yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik yang berbeda. Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk "menghubungkan" peserta didik pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. Seorang guru menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja peserta didik. Beberapa contoh ide yang dapat dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan minat diantaranya misalnya: 1. Meminta peserta didik untuk memilih apakah mereka ingin mendemonstrasikan pemahaman dengan menulis lagu, melakukan pertunjukan atau menari atau bentuk lain sesuai minat mereka. 2. Menggunakan teknik Jigsaw dan pembelajaran kooperatif. 3. Menggunakan strategi investigasi kelompok berdasarkan minat. 4. Membuat kegiatan “sehari di tempat kerja”. Peserta didik diminta mempelajari bagaimana sebuah keterampilan tertentu diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Mereka boleh memilih profesi yang sesuai minat mereka.
  • 39. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 25 Contoh pemetaan atau identifikasi kebutuhan belajar berdasarkan minat. Ibu Zaenab ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat tulisan teks prosedur. Ia kemudian melihat pada catatan yang dimilikinya. Ia menemukan bahwa di kelasnya ada: 1. 8 orang murid yang sangat menyukai kegiatan olahraga; 2. 6 orang yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan sains. 3. 4 orang senang membuat prakarya dan. 4. 2 orang senang memasak. Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat tulisan berbentuk prosedur, Bu Zaenab lalu meminta murid berlatih membuat sendiri tulisan berbentuk prosedur tersebut. Setiap murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka tersebut. Ada murid yang memilih membuat tulisan prosedur memasak nasi goreng, ada murid yang memilih membuat tulisan tentang prosedur membuat bunga dari sedotan, dsb. 3. Profil Belajar Peserta Didik Profil belajar peserta didik terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga akan berhubungan dengan gaya belajar seseorang. Profil belajar peserta didik ini merupakan pendekatan yang disukai peserta didik untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara natural dan efisien. Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih modalitas belajar yang sesuai dengan modalitas belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. Ada banyak faktoryang dapat mempengaruhi pembelajaran seseorang. Berikut ini adalah beberapa yang harus diperhatikan (Suprayogi et. Al., 2022): 1. Bahasa 2. Ketertarikan atau minat
  • 40. 26 | PPG Pra Jabatan 2022 3. Apa yang peserta didik pelajari di rumah 4. Gaya belajar 5. Special Needs atau kebutuhan khusus tertentu, misal disleksia, ADHD, autis. 6. Preferensi Belajar, setiap peserta didik memiliki acuan pada pola mereka belajar, seperti ada peserta didik yang belajar dari buku, e-book, video Youtube, dan banyak preferensi yang lain. (Miller, 2021) 7. Latar belakang peserta didik, contohnya tentang relasi hubungan dengan orang tua dan tempat tinggal. 8. Konsentrasi. 9. Pembelajaran dinamis, setiap peserta didik punya metodenya masing- masing dalam menerima pembelajaran, ada pula mereka yang berfokus pada keterampilan, berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas, sehingga peserta didik mengambil makna dari pembelajarannya lewat aktivitas luar (Bell, 2017) 10. Prior Knowledge; atau pengetahuan sebelumnya yang setiap peserta didik memiliki kemampuanyang berbeda dalam menangkap informasi baru, ada yang baru mengenal atau sudah lebih awal mengenal informasi yang baru (TOP HAT, n.d.) 11. Culture; latar belakang budaya yang berbeda bisa juga mempengaruhi peserta didik dalam pembelajaran. 12. Prior Experience, atau pengalaman yang dimiliki peserta didik sebelumnya. 13. Karakter. Tentunya karakter tiap peserta didik berbeda-beda. 14. Waktu dalam pengerjaan tugas. Setiap peserta didik memiliki kesempatan waktu yang berbeda-beda dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas. 15. Status ekonomi. 16. Terakhir adalah liking school, yaitu peserta didik menyukai aktivitas bersekolah. Contoh pemetaan atau identifikasi kebutuhan belajar berdasarkan profil pelajar peserta didik: Pak Herman akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Herman telah mengetahui bahwa
  • 41. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 27 sebagian muridnya adalah pembelajar visual, sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar kinestetik. Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Herman lalu memutuskan untuk melakukan beberapa hal berikut ini: 1. Saat mengajar, Pak Herman melakukan hal-hal berikut ini: a. Ia menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan. b. Ia juga menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh peserta didik. c. Pak Herman juga membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel di tempat-tempat berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses informasi. 2. Saat memberikan tugas, Pak Herman memperbolehkan murid-muridnya memilih cara mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, rekaman wawancara maupun performance atau role-play. Perlu diperhatikan bahwa mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar peserta didik, tidak selalu harus melibatkan sebuah kegiatan yang rumit. Guru yang memperhatikan dengan saksama hasil penilaian formatif, perilaku peserta didik atau terbiasa mendengarkan dengan baik peserta didiknya biasanya akan dengan mudah mengetahui kebutuhan belajar peserta didiknya. Berdasarkan pemaparan di atas maka kita dapat menarik kesimpulan. Pembelajaran berdiferensiasi ini adalah belajar yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik, minat peserta didik, dan profil peserta didik. Pembelajaran tersebut tentunya harus tetap mengacu pada tujuan pembelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk lebih mengoptimalkan dalam proses pembelajaran. Selanjutnya kita akan membahas tentang kelebihan dan tantangan yang harus dihadapi dalam menjalankan pembelajaran berdiferensiasi.
  • 42. 28 | PPG Pra Jabatan 2022 B. Kelebihan Dan Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi Jika kita merujuk pada kelebihan dalam pembelajaran berdiferensiasi, setidaknya sudah tertuang diatas. Menurut Suprayogi, (2022) ada beberapa kelebihan dan tantangan dalam menjalankan pembelajaran diferensiasi ini, yaitu: 1. Kelebihan Pembelajaran Berdiferensiasi d. Memenuhi kebutuhan peserta didik; e. Memaksimalkan kualitas pembelajaran peserta didik; f. Apabila pembelajaran yang peserta didik terima sesuai dengan kebutuhannya, maka peserta didik pasti akan dapat memperoleh pengetahuan secara maksimal. Peserta didik akan mendapatkan kualitas belajar yang baik bila pengajarnya memiliki pengertian mengenai kebutuhan belajarnya dan dapat mengarahkannya dalam membuat pilihan- pilihan terkait pembelajaran. g. Meningkatkan motivasi peserta didik. h. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah student-centered. Student-centered adalah pendekatan dimana pengajar tidak langsung mengajar kepada peserta didik, melainkan peserta didik harus mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. i. Peserta didik menjadi lebih terlibat dan fokus di kelas. j. Jika strategi pengajaran tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik, maka peserta didik dapat kehilangan fokus. Sebaliknya, peserta didik akan terpicu dan terlibat di kelas apabila tugas dan aktivitas yang dilakukan merupakan pilihannya sendiri. k. Peserta didik dapat merelasikan pelajaran dengan kehidupan. l. Peserta didik dapat menghubungkan pelajaran dengan nilai-nilai yang mereka miliki apabila pembelajaran dilakukan berdasarkan minat peserta didik m. Peserta didik dapat mengasah self-management skill-nya. n. Self-management skill adalah kemampuanseseorang mengatur diri sendiri dan mengidentifikasi langkah-langkah serta strategi yang perlu diambil untuk mencapai suatu target tertentu o. Meningkatkan prestasi peserta didik.
  • 43. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 29 p. Peserta didik akan mampu mendapatkan prestasi yang baik apabila menerima pengajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya. 2. Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi Adapun tantangannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan yang memakan waktu Guru harus dihadapkan dengan berbagai macam perangkat pembelajaran dan juga perangkat evaluasi yangbanyak. Sehingga tak jarang guru kurang memiliki waktu persiapan yang cukup untuk menerapkannya. b. Terbatasnya waktu di kelas, Ada berbagai aktivitas yang dikerjakan, dan pengajar harus dapat mendampingi serta menangani semua peserta didik dalam kelasnya c. Guru harus memiliki management skills yang baik. Bukan hanya peserta didik yang dituntut untuk memiliki management skill yang baik, seperti yang tertuang pada kelebihan pembelajaran berdiferensiasi di atas. Guru juga dituntut untuk mengatur diri sendiri dan mengidentifikasi langkah-langkah serta strategi yang perlu diambil untuk mencapai suatu target tertentu dalam pembelajaran. d. Kurangnya bahan pembelajaran. Peserta didik diberikan beragam pilihan bahan pembelajaran yang didasarkan pada tingkat kesiapan dan gaya belajar mereka. Artinya, pengajar harus dapat mengumpulkan beragam bahan pembelajaran untuk mengakomodasi kebutuhan setiap peserta didik terpenuhi. e. Kurangnya pelatihan bagi pengajar mengenai penggunaan pembelajaran berdiferensiasi. Meskipun diferensiasi didasari pada banyak teori, ternyata pengimplementasiannya masih kurang dimengerti. Implementasi pembelajaran berdiferensiasi dapat mengalami hambatan apabila pengajar tidak memiliki pemahaman yang tepat mengenai pembelajaran diferensiasi. Anda bisa mengambil contoh kasus di awal, yaitu contoh kasus Pak Darso. Itulah kelebihan dalam menjalankan pembelajaran berdiferensiasi dan juga tantangan yang harus dihadapi bagi seorang guru dalam mengajar di kelas.
  • 44. 30 | PPG Pra Jabatan 2022 Selamat Anda telah menyelesaikan materi pembelajaran ini. Baca kembali jika belum benar-benar faham. C. Ruang Kolaborasi Setelah pemaparan konsep dari dosen tentang pembelajaran berdiferensiasi di atas, demi membantu Anda mengkonsolidasikan pemahaman Anda dan mempersiapkan diri untuk sesi materi yang berikutnya, kami akan meminta Anda melakukan diskusikan dalam kelompok selama 40 menit. Panduan diskusi kelompok: a) Silahkan berkelompok, tiap kelompok beranggotakan 5-6 orang. b) Anda boleh memilih video mana yang akan ditonton apakah video A atau video B c) Waktu yang disediakan untuk menonton video adalah 15 menit. d) Waktu untuk berdiskusi adalah 25 menit e) Buatlah mapping peserta didik untuk dijadikanbahan presentasi semenarik mungkin untuk dipresentasikan di depan kelas. Pada sesi pembelajaran ini, Anda akan kembali mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi dengan rekan Anda. Sesi kali ini disebut sebagai sesi “ruang kolaborasi”. Kali ini kita akan berkolaborasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pembelajaran kali ini. Simak video berikut (silahkan klik pada gambar, atau website di bawah gambar) untuk bahan diskusi. Atau Anda boleh mencari video yang lain di Youtube dengan keyword “pembelajaran berdiferensiasi”. Video 1: Pembelajaran berdiferensiasi 1 Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=2j_fwlgFAlA Video 2: Pembelajaran berdiferensiasi 2 Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=4wELYPGeuYQ Setelah menyimak video tersebut jawablah pertanyaan berikut:
  • 45. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 31 1. Apakah dari video yang Anda lihat pengajaran guru tersebut sudah termasuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi? Jelaskan! 2. Apakah guru tersebut sudah tepat dalam mengelompokan? Mengapa? 3. Pada video tersebut guru mengelompokan berdasarkan apa? 4. Bagaimana guru tersebut dapat memvariasikan materi berdasarkan kebutuhan peserta didik? Jelaskan! Hasil dari diskusi kelompok,selanjutnya dibuat sebuah produk presentasi. silahkan buat sekreatif mungkin apapun bentuknya, misalnya berupa audio /visual/ audiovisual atau speech/pidato. D. Demonstrasi Kontekstual Selamat datang di sesi pembelajaran ini. Pada sesi ini, Anda dan kelompok diminta untuk membuat karya berupa video atau tulisan artikel atau infografik atau vlog (video blog), untuk diunggah di platform media sosial atau website untuk disebarluaskan. Karya tersebut berisi pengertian pembelajaran berdiferensiasi, contoh keragaman anak di kelas, disertai teori pendukung. Buatlah sekreatif mungkin! Bobot penilaian (CPMK 1): Membuat karya yang diunggah di platform media sosial/website tentang pembelajaran berdiferensiasi berisi unsur, definisi, contoh keragaman, dan teori pendukung. Karya berupa video atau tulisan artikel atau infografik atau vlog (video blog), untuk diunggah di platform media sosial atau website untuk disebarluaskan. Tugas ini memiliki bobot: 10% Pengumpulan tugas dapat dapat dilampirkan dibawah ini. Sertakan tautan hasil unggahan tersebut. Jangan lupa untuk mencantumkan identitas! Lampiran pengumpulan tugas: Lampiran pengumpulan tugas unggahan di platform media sosial/ website disini
  • 46. 32 | PPG Pra Jabatan 2022 Peran dosen: Ingatkan mahasiswa untuk segera mengumpulkan tugas yang diberikan. Penilaian tugas mengacu pada kelengkapan informasi sebagai berikut: 1. Pengertian pembelajaran berdiferensiasi, 2. Contoh keragaman peserta didik di kelas, 3. Teori pendukung E. Elaborasi Pemahaman Pertanyaan Pemantik elaborasi pemahaman: 1. Pada topik ini, bagian mana yang menurut Anda menarik? Mengapa? 2. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Mengapa? 3. Apa yang membuat Anda penasaran pada topik ini? Mengapa? 4. Berdasarkan teori yang disampaikan pada topik ini, keragaman apa sajakah yang kira-kira akan Anda temui pada peserta didik di kelas, jika Anda menjadi guru nanti? Kami yakin, saat ini Anda sudah mulai tercerahkan namun juga mungkin sekaligus memiliki banyak pertanyaan. Tetaplah semangat, karena semua pertanyaan- pertanyaan tersebut akan menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju pemahaman. Silahkan bertanyalah kepada dosen Anda atau diskusikanlah kembali dengan teman Anda jika masih belum mengerti paparan konsep teori yang tersaji di atas. Peran Dosen: Pada sesi ini peran dosen sangatlah penting. 1. Dosenmemberikan feedback dari hasil diskusi danjuga hasil karya mahasiswa yang telah diunggah di lampiran tugas. 2. Dosen akan mencoba membantu mahasiswa mengelaborasi pemahamannya tentang teori pembelajaran berdiferensiasi. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh mahasiswa tentunya akan bervariasi dan tidak dapat diprediksi, karena akan sesuai dengan konteks yang dihadapi oleh masing-masing mahasiswa sendiri. Oleh karena itu, penting bagi instruktur untuk mempelajari berbagai konteks latar belakang mahasiswa sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
  • 47. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 33 Peran sesama rekan mahasiswa yang lain: Memberikan tanggapan dan masukan tentang tugas yang telah dipresentasikan oleh rekan-rekannya. F. Koneksi Antarmateri Pertanyaan pemantik: 1. Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari topik ini? 2. Bagaimana pengetahuan baru tersebut berkontribusi terhadap pemahaman tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi? Setelah Anda memahamimateri yang ada, melakukandiskusi dan presentasi, juga menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi tantangan lanjut. Pada tantangan ini Anda diminta untuk mengkoneksikan materi yang telah dipelajari pada topik ini dengan mencari benang merah dengan matakuliah lain, atau mungkin dengan dunia realitas yang dihadapi. Silahkan tuangkan ide Anda dalam berbagai bentuk sekreatif mungkin. Anda juga dapat menuangkannya pada kolom berikut jika Anda menuliskannya, atau pada tautan berikut: Koneksi antarmateri dengan topik mata kuliah lain atau dunia realita
  • 48. 34 | PPG Pra Jabatan 2022 G. Aksi Nyata Selamat! Anda telah mempelajari teori tentang apa itu pembelajaran berdiferensiasi. Anda boleh merefleksikan tentang apa yang sudah Anda pelajari dan akan lakukan. Semoga pembelajaran tentang topik ini banyak memberikan efek positif bagi Anda untuk melakukan pembelajaran yang lebih baik lagi. Refleksi aksi nyata: 1. Apakah Anda puas dengan proses belajar pada topik ini? Mengapa? 2. Ide apa yang Anda dapatkan setelah belajar pada topik ini? 3. Bagaimana caranya supaya Anda dapat merealisasikannya? 4. Apa yang melatarbelakanginya? 5. Apa tujuannya dari kegiatan tersebut? 6. Apa indikator keberhasilannya? 7. Bagaimana langkahnya? Tautan pengumpulan aksi nyata
  • 49. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 35 Topik 2. Aspek-Aspek Pembelajaran Berdiferensiasi Durasi 3 JP Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat 1. Mahasiswa mampu memahami tentang aspek-aspek pembelajaran berdiferensiasi 2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi aspek-aspek pembelajaran berdiferensiasi A. Mulai dari diri Selamat datang para mahasiswa pada pembelajaran kali ini! Bagaimana perasaan Anda memasuki pembelajaran ini? Jangan lupa untuk berdoa terlebih dahulu sebelum memulai belajar agar diberikan pemahaman yang utuh. Mari kita jawab beberapa pertanyaan pemantik berikut untuk refleksi diri sebelum memulai belajar. Pertanyaan pemantik Refleksi Respon Pikirkan tentang sebuah mata kuliah atau seorang dosen yang Anda sukai, mengapa Anda menyukai dosen/materi tersebut? Apakah materi yang disampaikan oleh dosen sudah sesuai dengan kebutuhan Anda? Mengapa? Saat pembelajaran berlangsung, Anda menyadari bahwa kemampuan teman- teman di kelas berbeda-beda. Apa yang harus Anda lakukan untuk menghadapi teman-teman dengan kemampuan berbeda-beda?
  • 50. 36 | PPG Pra Jabatan 2022 Anda melihat minat belajar teman-teman berbeda-beda, ketika dosen memberikan tugas, ternyata mereka mengerjakan tugas berbeda-beda pula. Bagaimana Anda melihat keberagaman tugas teman Anda? Anda lebih suka belajar dan mengerjakan tugas kampus di kafe, sementara teman Anda merasa kurang nyaman, karena berisik dengan live show yang diadakan kafe. Teman Anda merasa nyaman belajar di perpustakaan kampus, karena suasananya yang tenang. Apakah teman Anda salah jika tidak ikut belajar bersama Anda? Mengapa? Anda boleh menuliskan jawaban dari pertanyaan pemantik tersebut dan menuliskannya sebagai refleksi Anda sebelum belajar lebih lanjut pada kolom tersedia, atau Anda dapat mengklik tautan di bawah jika menggunakan laptop. Selamat berefleksi. Respon pertanyaan pemantik klik di sini B. Eksplorasi Konsep 1. Aspek-Aspek Pembelajaran Berdiferensiasi Setelah Anda mempelajari dan mampu mengidentifikasi atau memetakan bahwa peserta didik itu beragam dari berbagai sisi, misal latar belakang keluarga dan lingkungan, minat atau ketertarikan, kebutuhan peserta didik, dan lain sebagainya, kini Anda akan belajar tentang aspek-aspek dalam pembelajaran diferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran (hasil tugas, ujian, dsb), tapi juga fokus pada aspek diferensiasi yang lain, yaitu proses dan juga konten/materi. Penerapan aspek-aspek pembelajaran diferensiasi ini dapat diterapkan hampir pada semua mata pelajaran. Mari kita lihat ilustrasi berikut:
  • 51. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 37 Bu Atun mengajar IPS di sebuah sekolah swasta di daerah Jakarta. Materi yang disampaikan adalah tentang pemanfaatan sumber daya alam. Karena kondisi pada saat PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) maka tidak memungkinkan untuk bu Atun melakukan pembelajaran secara tatap muka langsung. Bu Atun tidak kehabisan akal untuk melaksanakan pembelajaran. Materi dan tugas ia sampaikan melalui media whatsapp atau google classroom dan sejenisnya. Materi yang ia susun sangat menarik, ia membuatnya dengan menggunakan berbagai macam warna dan gambar, juga video. Kemudian ia melakukan video conference untuk menerangkan kembali materi dan tugas yang telah ia share sebelumnya. Sementara Joko adalah salah satu murid berkebutuhan khusus (slow learner) yang ikut di kelas bu atun untuk pelajaran IPS ini. Bu Atun menyapa Joko secara khusus padavideo conference tersebut dan menanyakan apakah sudah faham atau belum, jika belum, Bu Atun menyampaikan secara sederhana sesuai kemampuan Joko. Pada saat pemberian tugas, siswa dibebaskan membuat karya seperti apa sesuai yang mereka mampu. Ketika siswa bertanya tentang boleh tidaknya mereka membuat sesuatu dari bahan alam yang sudah ada, Bu Atun selalu bilang boleh. Tugas dikirimkan dalam bentuk gambar atau video Selain itu mereka bebas mengerjakannya mau dimana saja sesuai kenyamanan mereka. Apa yang dilakukan oleh Bu Atun di atas, Anda dapat melihat bahwa pembelajaran berdiferensiasi memiliki 4 (empat) aspek, yaitu: 1. Konten/isi 2. Proses 3. Produk 4. Lingkungan belajar Mari kita bahas satu persatu. a. Konten/Isi; Guru akan melakukan modifikasi dalam pembelajaran, pada komponen ini guru bisa melihat kesiapan tentang apa yang peserta didik pelajari. Pada aspek konten dalam penerapan pembelajaran diferensiasi, seorang pengajar melakukan diferensiasi yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu, seorang pengajar perlu untuk dapat mengetahui hal-hal yang perlu untuk dipelajari oleh setiap peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, pengajar perlu untuk melakukan modifikasi metode pembelajaran terkait
  • 52. 38 | PPG Pra Jabatan 2022 dengan bagaimana setiap peserta didik akan mempelajari topik pada proses pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam melakukan diferensiasi tersebut, seorang pengajar dapat melakukan diferensiasi ataupun penyesuaian. Konten merupakan materi yang diajarkan atau disampaikan pada peserta didik tentunya dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat peserta didik dan aspek profil belajar peserta didik atau kombinasi dari ketiganya. Strategi diferensiasi konten, perlu di pahami konten itu segala sesuatu yang diajarkan kepada peserta didik, termasuk di dalamnya tiga aspek yaitu, kesiapan belajar, minat, dan profil belajar. Jika kita berbicara tentang kesiapan belajar peserta didik, maka dapat dilihat dari kemampuan awal peserta didik. Misalnya saja ada sebagian peserta didik yang secara pemahaman masih pada tingkat awal atau mendasar atau pada tingkatan berpikir konkrit, maka pemberian materi yang diberikan merupakan yang terkait dengan fakta dan prinsip, misalnya saja dengan memberikan benda-benda yang memberikan pemahaman yang nyata. Sementara, ada juga peserta didik yang sudah siap transformational, maka pemberian materi juga harus lebih progresif, misalnya dengan memberikan tantangan, question research, atau dengan cara memperluas ide-ide peserta didik. Biasanya peserta didik yang sudah bisa berpikir abstrak, sudah bisa mengerjakan di lembar kerja, misal hanya dengan gambar saja, tidak perlu lagi dengan benda konkrit. Berdasarkan minat peserta didik, contoh peserta didik belajar teks narasi. Guru menyediakan tentang topik yang yang disukai oleh peserta didik. Jika dilihat dari aspek profil belajar peserta didik, guru memastikan peserta didik belajar sesuai dengan modalitas belajarnya. Belajar dengan modalitas visual, diberikan dalam bentuk gambar. Peserta didik dengan modalitas belajar auditori dapat diberikan materi dalam bentuk audio, dan modalitas belajar kinestetik dapat menggunakan pekerjaan yang sesuai dengan materi pembelajaran. Pada penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi ini mirip seperti menggunakan tombol equalizer pada stereo (Tomlinson, 2001). Seperti yang telah dikatakan di atas, guru perlu menentukan jenis informasi yang harus disiapkan. Memetakan siapa yang mendapatkan informasi yang bersifat foundational dan transformatif. Guru juga dapat melihat kesiapan belajar peserta didik apakah peserta didik siap belajar secara konkret
  • 53. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 39 atau belajar secara abstrak. Diferensiasi konten juga dapat dilakukan berdasarkan minat peserta didik. Berdasarkan minat peserta didik guru dapat menyediakan jenis-jenis topik yang mereka minati sesuai dengan pokok bahasan atau materi pembelajaran. Diferensiasi konten berdasarkan profil belajar peserta didik, guru harus memahami modalitas belajar peserta didik, yang lebih cenderung kepada pembelajaran visual, audio, bahkan audio visual. Silahkan Anda baca juga artikel di bawah ini. Pendekatan Konten dalam Pembelajaran, Sudahkan Dilaksanakan? Oleh: SYAIFUL BAHRI Pendekatan konten adalah diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari oleh murid berdasar kurikulum. Pembelajaran konten merupakan hal yang esensial dalam pembelajaran. Konten ini ditujukan untuk membantu siswa dalam memahami materi. Pembelajaran berbasis konten mengutamakan pemahaman materi. Namun pelaksanaannya, siswa tidak sekadar dituntut memahami materi, yang paling penting adalah menguasai pemahaman mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di berbagai konteks kehidupan peserta didik. Tercapai tidaknya tujuan pembelajaran sebenarnya, apabila pendekatan konten ini dapat berjalan dengan baik. Artinya semua siswa akan dapat menguasai materi dan konsep yang dipelajari. Pada proses pembelajaran, guru dapat melihat hasil pemahaman dari ranah ”pengetahuan” saat memberikan evaluasi seperti ulangan formatif setelah pembelajaran pada KD tertentu sudah dilakukan. Saat itu, guru akan menemukan persentase siswa yang telah mencapai ketuntasan KD tersebut. Pada sekolah yang menerapkan program SKS, pendekatan konten sangat menentukan kecepatan belajar siswa dalam suatu KD tertentu. Sehingga siswa dengan kecepatan tinggi akan dapat menyelesaikan KD-nya lebih awal dalam satu semester. Bagaimana halnya dengan sekolah yang belum melaksanakan program SKS? Apakah diferensiasi konten juga dibutuhkan, dan bagaimana guru menerapkan?
  • 54. 40 | PPG Pra Jabatan 2022 Berikut ini ilustrasi masalah yang dihadapi guru yang salah berasumsi bahwa mendiferensiasi pembelajaran berarti memberi beberapa murid lebih banyak pekerjaan untuk dilakukan, dan yang lainnya lebih sedikit. Misalnya, guru X memberikanmurid, yang memiliki kemampuanmembacayang lebih tinggi, tugas untuk membuat dua buah laporan buku. Sementara murid yang kemampuannya lebih rendah, hanya satu laporan saja. Atau seorang murid yang kesulitan dalam pelajaran matematika, hanya diharuskan menyelesaikan tugas hitungan atau operasi bilangan. Sementara murid yang lebih tinggi kemampuan diminta menyelesaikan tugas hitungan ditambah soal- soal cerita. Meskipun pendekatan diferensiasi seperti itu mungkin tampak masuk akal, namun yang seperti itu biasanya tidak efektif. Membuat laporan tentang satu buku bisa saja tetap akan dirasa sebagai tuntutan yang tinggi untuk murid yang kesulitan. Jadi, pembelajaran berdiferensiasi bukan bersifat kuantitatif melainkan kualitatif. Ilustrasi di atas bagi guru yang mengajar di kelas dengan program SKS, tidak akan mengalami kesulitan. Karena apabila tugas yang diberikan sudah mencapai ketuntasan, maka murid bisa melanjutkan materi pada tugas berikutnya. Namun yang mengajar di kelas program konvensional, guru sebagaimana ilustrasi tersebut harus memberikan soal yang tingkat kesulitannya lebih tinggi dalam materi yang sama. Bukan malah menambah jumlah soal dengan bobot yang sama. Hal ini tidak akan menambahpeningkatan kompetensi anak yang rajin atau cerdas. Murid yang telah menunjukkan penguasaan satu keterampilan matematika, akan siap untuk mulai bekerja dengan keterampilan yang lebih sulit. Menyesuaikan jumlah tugas biasanya akan kurang efektif daripada mengubah sifat tugas. Berikut beberapa tips membuat pembelajaran dengan pendekatan konten yang lebih baik: Pertama, kontekstual. Yakni konten yang menghubungkan materi pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata yang dialami siswa. Konten harus berdasar kebutuhan siswa. Informasi yang beragam juga langsung ditujukan pada konteks pembelajaran yang sesuai. Ketika membuat konten, pastikan siswa
  • 55. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 41 akan dapat memahami apa yang mereka ingin ketahui dan apa yang harus diketahui. Kedua, pembelajaran konten yang tidak ”to the point.” Sering mendesain pembelajaran konten terlalu terburu-buru untuk ”langsung ke intinya”, yakni menemukan jawaban yang benar. Alangkah lebih baik, siswa digiring mengenal informasi terlebih dahulu. Lalu beralih mengaplikasikan pengetahuan dan melakukan diskusi yang efektif. Dengan kata lain, informasi selalu disajikan tersurat. Sehingga jawaban yang diberikan siswa akan dapat menemukan jawaban dengan benar karena sudah ”to the point”. Hal ini akan membuat siswa menjadi pasif untuk berpikir ke arah yang lebih kritis dan menantang. Jadi, hindari memberikan penjelasan juga dengan cara deduktif, yang gagasan utama diberikan lebih awal. Sebaiknya cara induktif sangat disarankan untuk memotivasi siswa menemukan ide atau pokok masalah, setelah mereka membaca atau menganalisis materi yang diberikan. Contoh penjelasan dengan memulai atau langsung dengan memberikan formula atau rumus-rumus sangat tidak menunjukkan pembelajaran konten yang baik. Jauh lebih menantang, apabila guru memberikan pembelajaran dengan memberikan permasalahan, kemudian siswa menyimpulkan permasalahan dalam suatu formula yang dapat ditemukan sendiri oleh siswa. Atau mulai dengan skenario berhipotesis, lalu mintalah dugaan situasional. Sajikan sebagian kecilinformasi dan minta peserta berdiskusi implikasinya tanpa mengetahui konteks sepenuhnya. Terakhir, ajak siswa menemukan dan mengeksplorasi, serta berakhir pada penemuan pengetahuan. Ketiga, jangan lupakan tema besar materi. Setiap orang pasti setuju dengan konten lebih kecil adalah langkah yang baik dalam menyiapkan materi. Ketika konten disusun lebih kecildan fokuspada satu materi kecil. Namun, saat itu juga terdapat kemungkinan siswa akan kehilangan gambaran besar dari keseluruhan materi. Selain itu, terkadang siswa kesulitan menghubungkan antara satu pengetahuan dengan pengetahuan lain. Memilih materi itu baik, namun jangan melupakan gambaran dari tema besar materi tersebut. Lihat saja sebagai contoh: Tema ”Transportasi” akan lebih menggiring siswa ke elaborasi dengan berbagai macam transportasi dan pada jenis transportasi dan seterusnya, daripada memberikan atau menyajikan tema hanya dengan ”pesawat udara”.
  • 56. 42 | PPG Pra Jabatan 2022 Keempat, merancang pembelajaran pada pendekatan konten yang meningkatkan kolaborasi. Sering guru lupa mendesain pembelajaran konten untuk kolaborasi. Untuk itu, perlu melihat materi pembelajaran yang dapat menstimulasi inkuiri dan percakapan untuk siswa yang mempelajari. Menstimulasi dengan pertanyaan akan menghasilkan diskusi yang sesuai. Percakapan akan membawa kepada jawaban benar dari pertanyaan tersebut. Seperti apa materi yang dapat menstimulasi inkuiri, kita lihat pernyataan berikut: ”Orang yang telah divaksin akan terhindar dari Covid-19”. Pernyataan ini tentu akan menggiring siswa dengan menanyakan ”apa iya sih?” Bagaimana orang- orang yang meninggal karena Covid-19 padahal sudah divaksin? Ini yang dimaksud dengan materi yang dapat menstimulasi inkuiri dan percakapan siswa yang mempelajari materi atau pernyataan tersebut. Kelima, apersepsi yang merupakan kegiatan yang dilakukan saat akan memulai kegiatan pembelajaran. Menurut KBBI, apersepsi adalah pengamatan secara sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide baru. Sebagai seorang guru, sering dalam pembelajaran dengan pendekatan konten menempatkan diri sebagai ”orang yang lebih tahu” sedang memberi tahu ”orang yang belum tahu”. Guru memperlakukan siswa secara merata bahwa mereka ”tidak tahu apa pun”. Jangan lupa bahwa siswa bisa saja sudah memiliki pengetahuan sebelumnya. Uji pengetahuan siswa mengenai materi yang akan diajarkan akan penting untuk menguji apersepsi. Keenam, mudah dipahami dan interaktif. Jikamemungkinkan, buat pengalaman belajar yang menyenangkan melalui interaktif dan eksperimen. Berikan ruang bagi siswa untuk eksplorasi. Biarkan mereka bermain dengan ide-ide terlebih dahulu, tanpa konsekuensi dari atau kekhawatiran tentang kesalahan, sebelum beralih ke pengajaran yang lebih formal. Pengajar saat ini tidak hanya membagikan ilmunya lewat ceramah, tetapi juga mampu merancang dan membuat pembelajaran dengan pendekatan konten yang dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi. Dengan memanfaatkan pembelajaran dengan fasilitas platform tertentu, misalnya Google Classroom dan fasilitas lain di Google Suite, akan lebih memudahkan siswa dalam memecahkan permasalahan karena dengan gaya belajarnya sendiri.
  • 57. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 43 Sumber:https://radarbanyuwangi.jawapos.com/kolom/02/11/2021/pendek atan-konten-dalam-pembelajaran-sudahkan-dilaksanakan b. Proses Diferensiasi pada proses, peserta didik akan mendapatkan informasi tentang pembelajaran yang baru dan mendapatkan cara belajar sesuai dengan kemampuan peserta didik. Selanjutnya Anda silahkan simak dengan baik artikel di bawah ini! Strategi Pembelajaran Diferensiasi Proses Oleh: Deswati, M.Pd Strategi diferensiasi proses, mengacu bagaimana siswa akan memahami, memaknaiatas informasi atau materi yang akan dipelajari. Cara memenuhi atau proses yang perlu disiapkan. Guru harus mengetahui apakah kesiapan belajar siswa secara mandiri maupun kelompok. Pada diferensiasi proses, guru perlu memberikanbantuan belajar kepada siswa. Guru harus melihat siswa mana yang perlu mendapat bantuan dalam belajar, dapat dilakukan dengan pertanyaan pemandu. Apakah siswa bisa belajar secara mandiri. Hal ini merupakan skenario yang direncanakan oleh guru. Cara melakukan strategi ini misalnya: 1) Kegiatan berjenjang, semua siswa bekerja membangun pemahaman dan keterampilan yang sama. Dilakukan dengan dukungan dan tantangan komplek yang berbeda-beda. 2) Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan, akan mendorong siswa untuk mengeksplorasi berbagai materi yang sedang dipelajari menarik minat siswa. Contohnya belajar jenis karangan. Guru bisa meminta siswa untuk membuat karangan yang terkait dengan minatnya. Begitu juga jika siswa berminat dengan pelajaran yang lain guru memberikan ruang untuk siswa mendalami minat tersebut.Pertanyaan pemandu disesuaikan dengan level kemampuan siswa. 3) Membuat agenda individu untuk siswa. Guru membuat tugas untuk dikerjakan siswa. Sebagai pekerjaan umum untuk seluruh kelas dan
  • 58. 44 | PPG Pra Jabatan 2022 pekerjaan yang terkait dengan tugas individu. Setelah selesai mengerjakan pekerjaan umum maka siswa boleh mengerjakan tugas individu khusus. 4) Memvariasikan lama waktu untuk menyelesaikan tugas, untuk memberikan dukungan tambahan, mendorongan siswa memanfaatkan waktu. Memberikan waktu untuk siswa agar dapat mempelajari topik secara mendalam 5) Mengembangkan kegiatan bervariasi. Mengakomodasi gaya belajar. Visual, auditori, kinestetik. 6) Menggunakan pengelompokan yang fleksibel sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat. Sumber:http://deswati094748.gurusiana.id/article/2021/02/strategi- pembelajaran-diferensiasi-proses-2974167?bima_access_status=not- logged c. Produk Diferensiasi pada produk berupa variasi hasil dari tugas pembelajaran, atau variasi untuk penilaian hasil belajar peserta didik. Tugas dan penilaian untuk masing- masing peserta didik dibuat beragam namun masih tetap mengacu pada tujuan pembelajaran yang sama. STRATEGI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PRODUK Oleh: Atik Siti Maryam Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Cara mendiferensiasi produk dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar murid terlebih dahulu sebelum memberikan penugasan produk. Penugasan produk harus membantu murid secara individual atau kelompok, menentukan kembali atau memperluas apa yang mereka pelajari selama
  • 59. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 45 periode waktu tertentu (satu semester atau satu tahun). Produk sangat penting karena mewakili pemahaman dan aplikasi dalam bentuk yang luas, produk juga merupakan elemen kurikulum yang langsung dapat dimiliki oleh murid. Diferensiasi produk meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan atau keragaman dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan ekspektasi pada murid, di antaranya menentukan: 1) kualitas pekerjaan apa yang diinginkan; 2) konten apa yang harus ada pada produk; 3) Bagaimana cara mengerjakannya; 4) Sifat dari produk akhir apa yang diharapkan Walaupun murid memberikan informasi tambahan membantu guru memodifikasi prasyarat produk yang harus dihasilkan agar sesuai dengan kesiapan, minat dan kebutuhan belajar individu namun gurulah yang tetap harus mengetahui dan mengkomunikasikan indikator kualitas dari produk tersebut. Sumber:https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/stategi-pelaksanaan- pembelajaran-berdiferensiasi/ d. Lingkungan Belajar Lingkungan belajar merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan berkaitan dengan keberlangsungan suatu proses pembelajaran dalam kelas. Berkaitan dengan hal ini, apa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah suatu kondisi, pengaruh, serta rangsangan yang berasal dari luar, yang memberi pengaruh pada peserta didik, dimana hal-hal tersebut juga meliputi beberapa hal seperti pengaruh fisik, sosial dan intelektual (Suprayogi, 2022). Lingkungan belajar dapat mengoptimalkan kondisi kelas secara fisik maupun psikologis. Kondisi kelas yang mendukung pembelajaran akan membantu peserta didik untuk belajar sendiri maupun secara berkelompok, lalu guru juga bisa mengendalikan kelas agar kondusif selama pembelajaran, contohnya seperti memberikan tugas kelompok diskusi suatu topik, membuat peserta didik untuk beropini sesuai dengan sumbernya masing-masing, dan menciptakan ruang kelas tenang. Silahkan Anda baca juga artikel di bawah ini! Lingkungan yang Mendukung Pembelajaran yang Berdiferensiasi