Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan lingkungan hidup yang meliputi pengertian perencanaan, prinsip-prinsip perencanaan, komponen kesehatan lingkungan, dan pendekatan sistem kesehatan lingkungan. Secara khusus, dibahas mengenai empat komponen utama kesehatan lingkungan yaitu komponen fisik dan kimia, komponen sosial, komponen biologi dan hubungan ekologi."
2. 1.1 Pengertian Perencanaan
1. Perencanaan adalah pemikiran rasional
berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang
mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk
melaksanakan tindakan-tindakan kemudian
(Abdulrachman, 1973).
2. Perencanaan adalah keseluruhan proses
pemikiran dan penetuan secara matang daripada
hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan
dating dalam rangka pencapaian yang telah
ditentukan (Siagian, 1994).
3. 3. Perencanaan adalah pemilihan dan
menghubungkan fakta-fakta, membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan
dengan masa dating dengan menggambarkan dan
merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang
diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil
tertentu (Terry, 1975 dalam Kusmiadi, 1995).
4. Perencanaan adalah proses dasar yang kita
gunakan untuk memilih tujuan-tujuan dan
menguraikan bagaimana cara pencapainnya (Stoner
and Wankel, 1986 dalam Kusmiadi, 1995).
5. Menurut Soekartawi (2000), perencanaan adalah
pemilihan alternatif atau pengalokasian berbagai
sumberdaya yang tersedia.
4. Dari batasan-batasan yang telah ada dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa adalah suatu
kegiatan atau proses penganalisaan dan
pemahaman sistem, penyusunan konsep dan
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan.
5. PRINSIP DASAR PERENCANAAN DAN
KOMPONEN DASAR KESEHATAN
LINGKUNGAN
a. Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan
pemahaman sistem dengan baik.
b. Perencanaan pada hakekatnya menyusun konsep dan
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
dan misi organisasi.
c. Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi
untuk mencapai hari depan yang lebih baik.
d. Secara sederhana dan awam dapat dikatakan bahwa
perencanaan adalah suatu proses yang menghasilkan
suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang suatu
program atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Oleh
sebab itu, hasil proses perencanaan adalah "rencana"
(plan).
6. 1.2 Prinsip-Prinsip Perencanaan
Menurut Reinke (1994), suatu perencanaan harus
memiliki prinsip-prinsip (asas-asas) sebagai berikut :
1. Principle of contribution to objective. Setiap
perencanaan dan segala perubahannya harus
ditujukan kepada capaian tujuan.
2. Principle of efficiency of plans. Suatu
perencanaan adalah efisien jika perencanaan itu
dalam pelaksanaannya dapat mencapai tujuan
dengan biaya yang sekecil-kecilnya.
7. 3. Principle of primacy of planning (asas pengutamaan
perencanaan). Perencanaan adalah keperluan utama para
pemimpin dan fungsi-fungsi lainnya, “organizing, staffing,
directing dan controlling”. Seorang pemimpin tidak akan
dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen lainnya
tanpa mengetahui tujuan dna pedoman dalam
melaksanakan kebijaksanaan.
4. Principle of pervasiveness of planning (asas pemerataan
perencanaan). Asas pemerataan perencanaan memegang
peranan penting, mengingat pemimpin pada tingkat tinggi
banyak mengerjakan perencanaan dan bertanggung
jawab atas berhasilnya rencana itu. Tidak seorang manajer
pun yang tidak mengerjakan perencanaan.
5. Principle of planning premise (asas patokan perencanaan).
Patokan-patokan perencanaan sangat berguna bagi
ramalan-ramaln, sebab premis-pemis perencanaan dapat
menunjukkan kejadian-kejadian yang akan datang.
8. 6. Principle of policy frame work (asas
kebijaksanaan pola kerja). Kebijaksanaan ini
mewujudkan pola kerja prosedur kerja dan
program tersusun.
7. Principle of timing (asas waktu). Perencanaan
waktu yang relative singkat dan tepat.
8. Principle of planning communication (asas
tata hubungan perencanaan). Peremcanaan
dapat disusun dan dikoordinasi dengan baik,
jika setiap orang bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya dan memperoleh
penjelasan yang memadai mengenai bidang
yang akan dilaksanakannya.
9. 9. Principle of alternatives. Alternative pada setiap
rangkaian kerja dan perencanaan meliputi pemilihan
rangkaian alternative dalam pelaksanaan pekerjaan,
sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan.
10. Principle of limiting factor (asas pembatasan factor).
Dalam pemilihan alternative-alternatif, pertama-tama
harus ditujukan pada factor-faktor yang strategis dan
dapat membantu pemecahan masalah. Asas alternative
dan dapat membantu pemecahan masalah. Asas
alternative dan asas pembatasan factor merupakan
syarat mutlak dalam penetapan keputusan.
11. The commitment principle (asas keterikatan).
Perencanaan harus memperhitungkan jangka waktu
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
10. 12.The principle of flexibility. Perencanaan yang
efektif memerlukan fleksibilitas, tetapi tidak
berarti mengubah tujuan.
13.The principle of navigation change (asas
ketetapan arah). Perencanaan yang efektif
memerlukan pengamatan yang terus-menerus
terhadap kejadian-kejadian yang timbul dalam
pelaksanaannya untuk mempertahankan tujuan.
14.Principle of strategic planning (asas perencanaan
strategis). Dalam kondisi tertentu manajer harus
memilihtindakan-tindakan yang diperlukan
utnuk menjamin pelaksanaan perencanaan agar
tujuan tercapai dengan efektif.
11. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan, sebagai
berikut :
1. Perencanaan merupakan fungsi utama manajer.
Pelaksanaan pekerjaan tergantung pada baik buruknya
suatu rencana.
2. Perencanaan harus diarahkan pada tercapainya tujuan.
Jika tujuan tidak tercapai mungkin disebabkan oleh kurang
sempurnya perencanaan.
3. Perencanaan harus didasarkan atas kenyataan-kenyataan
obyektif dan rasional untuk mewujudkan adanya kerja
sama yang efektif.
4. Perencanaan harus mengandung atau dapat
memproyeksikan kejadian- kejadian pada masa yang akan
datang.
5. Perencanaan harus memikirkan dengan matang tentang
anggaran, kebijaksanaan, program, prosedur, metode dan
standar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
6. Perencanaan harus memberikan dasar kerja dan latar
belakang bagi fungsi-fungsi manajemen lainnya.
12. 1.3 Komponen Kesehatan Lingkungan
Lingkungan adalah seluruh faktor luar yang
mempengaruhi suatu organisme. Faktor-faktor ini dapat
berupa organisme hidup (biotik) atau variabel-variabel
yang tidak hidup (abiotik). Misalnya, suhu, curah hujan,
panjangnya siang, angin serta arus laut.
Interaksi- interaksi antara organisme-organisme
dengan kedua faktor biotik dan abiotik membentuk suatu
ekosistem. Bahkan perubahan kecil suatu faktor dalam
suatu ekosistem dapat berpengaruh terhadap
keberhasilan suatu jenis binatang atau tumbuhan dalam
lingkungannya.
13. Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 1, menjelaskan
bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk
manusia dan perilakunya dengan mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain.
Daftar komponen kesehatan lingkungan dari Leopard
yang dikutip oleh F.Gunarwan Soeratmo (1988) adalah :
a. Komponen fisik dan kimia
b. Komponen hubungan ekologi
c. Komponen sosial
d. Komponen biologis
14. Pembagian lingkungan oleh G. Melya Howe dalam
bukunya Environmental Medicine (1980) adalah lingkungan
eksternal dan lingkungan internal.
Sedangkan berdasarkan mengganggunya terhadap
kesehatan manusia, maka lingkungan dapat dibagi menjadi :
a. Lingkungan fisik
b. Lingkungan biologis
c. Lingkungan manusia (sosial-ekonomi-budaya)
Macam komponen lingkungan hidup menurut
Leopard adalah:
a. Komponen lingkungan hidup fisik dan kimia
b. Komponen lingkungan hidup sosial
c. Komponen lingkungan hidup biologi dan hubungan ekologi
15. Menurut Norbert Dee adapun yang menjadi
komponen lingkungan yang dibagi dalam empat
kelompok dasar, yaitu :
1. Ekologi
a. Spesies dan populasi
b. Habitat dan komunitas
c. Ekosistem
2. Pencemaran lingkungan
a. Air (temperatur, pH, turbiditas, salinitas,
pengaruh pasang, surut, iklim mikro, DO, BOD,
nutrien, karbon organik, bahan racun, pestisida)
b. Udara (CO, hidrokarbon, nitrogen oksida, bahan
khusus, sulfur oksida, kebisingan, iklim mikro)
c. Lahan (tata guna lahan, erosi tanah, iklim mikro)
16. 3. Estetika
a. Lahan (vegetasi penutup, cakrawala, bentuk alam)
b. Air (penampilan air, pencampuran lahan dan air,
bau dan benda terapung)
c. Sejarah dan kebudayaan (arsitektur, peristiwa
budaya, tanda-tanda alam, atmosfir)
4. Kepentingan manusia
a. Sosial dan demografi (aspirasi komunitas, ciri
perumahan)
b. Pelayanan sosial (kesehatan pelayanan umum dan
swasta, proses pendidikan, sistem transportasi)
c. Ekonomi (struktur ekonomi, pendapatan
perkapita, pemerataan)
18. Perencanan lingkungan pada dasarnya
adalah proses dinamik. Perencanan lingkungan
tidak hanya merupakan satu tindakan saja,
namunlebih nayak sebagai suatu rentan aktivitas
yang tersusun sistematis dan bertahap, mengarah
pada hasil perbaikan lingkungan hidup yang lebih
mantap.
Pada dasarnya tiap perencanaan lingkungan
harus mempunyai tiga aspek pokok yakni strategi,
tujuan dan proses perencanaan. Strategi
perencanaan lingkungan akan dibahas pada bab
berikutnya, sedang aspek tujuan dan proses akan
dijabarkan pada bab ini.
19. Tujuan perencanaan lingkungan sebagai suatu
pernyataan hasrat atau harapan terhadap
terciptanya kondisi lingkungan ideal yang ingin
dicapai. Umumnya tujuan dikaitkan dengan
perbaikan kualitas lingkungan hidup sehingga
memberikan suasana yang lebih menguntungkan
bagi penduduk.
Kondisi lingkungan yang meningkat
kualitasnya juga diusahakan berlangsung
permanen/lestari. Namun tujuan seperti itu tidak
dapat dipakai sebagai arah operasional lingkungan,
lebih banyak hanya berupa arah konsepsional yang
menjadi orientasi para pengelola lingkungan.
20. Tujuan perbaikan lingkungan dalam bentuk yang
memilki nilai operasionil banyak tergantung pada
kemampuan perencana untuk melihat ke depan tentang
prospek lingkungan yang akan dihadapi. Dengan kata lain,
suatu tujuan perencanaan lingkungan perlu dibuat secara
kuantitatif, kalau mungkin dalam bentuk satuan jumlah
untuk jangka waktu tertentu.
Suatu perencanan lingkungan perlu terdiri dari
aktifitas yang berkesinambungan dan tersusun sistematis,
serta bertahap menuju suatu perbaikan kualitas
lingkungan dengan ukuran yang objektif. Prosesnya
sangat dinamik mengikuti perubahan-perubahan alamiah
maupun tak alamiah yakni perubahan yang dikaitkan
dengan aktifitas manusia, yang bersifat terkontrol melalui
program-program perbaikan lingkungan.
21. Adapun proses kegiatan perencanaan lingkungan pada
hakikatnya adalah rantai aktifitas yang berkaitan dengan upaya
perbaikan kualitas lingkungan terencana, sistematis dan rasional.
Proses itu meliputi berbagai aktifitas yang bisa diklasifikasikan dalam
tujuh kelompok kegiatan pokok, yaitu :
1. Analisis lingkungan
2. Penetapan dan penyusunan urutan prioritas masalah lingkungan
3. Penyusunan alternatif pemecahan masalah lingkungan
4. Pemilihan alternatif dan penentuan rencana perbaikan lingkungan
5. Pelaksanaan rencana dan program perbaikan lingkungan
6. Pengawasan dalam pelaksanaan
7. Evaluasi pelaksanaan
Ketujuh kelompok aktifitas perencanaan lingkungan diatas
merupakan suatu aktifitas yang senantiasa ada dan dilaksanakan
dalam upaya-upaya perbaikan lingkungan.
22. PENDEKATAN SISTEM
KESEHATAN LINGKUNGAN
Pengertian Pendekatan Sistem Kesehatan Lingkungan
Dalam cakupan pengertian sistem termuat adanya
berbagai komponen (unsur), berbagai kegiatan
(menunjuk fungsi dari setiap komponen), adanya saling
hubungan serta ketergantungan antar komponen, adanya
keterpaduan (kesatuan organis = integrasi) antar
komponen, adanya keluasan sistem (ada kawasan di
dalam sistem dan di luar sistem), dan gerak dinamis
semua fungsi dari semua komponen tersebut mengarah
(berorientasi = berkiblat) ke pencapaian tujuan sistem
yang telah ditetapkan lebih dahulu.
23. Bertolak dari identifikasi sistem tersebut, akan
disajikan beberapa batasan sistem untuk diarifi
seperlunya, batasan sistem tersebut, adalah:
1. Sistem adalah komposisi (susunan yang serasi) dari
fungsi komponennya.
2. Sistem adalah rangkaian komponen yang saling
berkaitan dan berfungsi ke jarah tercapainya tujuan
sistem yang telah ditetapkan lebih dahulu
3. Sistem adalah pengkoordinasian (pengorganisasian)
seluruh komponen serta kegiatan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan lebih dulu.
4. A system is an organized or complex whole; an
assemblage or combination of things or parts forming
a complex or unitary whole.
24. Pengertian dan ciri-ciri sistem atau pendekatan sistem dapat
dihubungkan dengan analisis kondisi fisis (misalnya: sistem tata surya,
rakitan mesin), dapat dihubungkan dengan analisis biotis (misalnya:
jaring-jaring ekologis, koordinasi tubuh manusia), dan dapat
dihubungkan dengan analisis gejala sosial (misalnya: kehidupan
ekonomis, gejala pendidikan, pola nilai hidup). Analisis sistem sosial
relatif lebih rumit dibanding analisis sistem fisis dan sistem biotis;
sistem sosial pada umumnya dan khususnya sistem pendidikan bersifat
terbuka, yaitu suatu sistem yang mudah dipengaruhi oleh kejadian-
kejadian di luar sistemnya (rentan terhadap pengaruh luar).
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan
lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari
manusia.
Jadi dapat disimpulkan, suatu pendekatan sistem kesehatan
lingkungan adalah suatu rangkaian hubungan interaktif antara
sekelompok manusia atau masyarakat dengan berbagai perubahan
komponen lingkungan hidup manusia yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan pada masyarakat dan perlunya menganalisis
komponennya baik fisiks, biotis dan sosial.
25. Ciri-Ciri Sistem Atau Pendekatan Sistem
Secara lebih rinci, ciri-ciri yang terkandung dalam sistem atau
pendekatan sistem, adalah:
1. Adanya tujuan. Setiap rakitan sistem pasti bertujuan, tujuan
sistem telah ditentukan lebih dahulu, dan itu menjadi tolok ukur
pemilihan komponen serta kegiatan dalam proses kerja sistem.
Komponen, fungsi komponen, dan tahap kerja yang ada dalam
suatu sistem mengarah ke pencapaian tujuan sistem. Tujuan
sistem adalah pusat orientasi dalam suatu sistem.
2. Adanya komponen sistem (selain tujuan). Jika suatu sistem itu
adalah sebuah mesin, maka setiap bagian (onderdil) adalah
komponen dari mesin (sistemnya); demikian pula halnya dengan
pengajaran di kampus sebagai sistem, maka semua unsur yang
tercakup di dalamnya (baik manusia maupun non manusia) dan
kegiatan-kegiatan lain yang terjadi di dalamnya adalah merupakan
komponen sistem. Jadi setiap sistem pasti memiliki komponen-
komponen sistem.
26. 3. Adanya fungsi yang menjamin dinamika (gerak) dan
kesatuan kerja sistem. Tubuh kita merupakan suatu
sistem, setiap organ (bagian) dalam tubuh tersebut
mengemban fungsi tertentu, yang keseluruhannya
(semua fungsi komponen sistem) dikoordinasikan
secara kompak, agar diri kita dan kehidupan kita
sebagai manusia berjalan secara sehat dan
semestinya. Penyelenggaraan pengajaran di kampus
merupakan suatu sistem, maka setiap komponen yang
mempunyai fungsi tertentu itu mesti menyumbang
secara sepantasnya dalam rangka mencapai tujuan
dan semua fungsi tersebut perlu dikoordinasikan
secara terpadu agar proses pengajaran berlangsung
secara efektif dan efisien.
4. Adanya interaksi antar komponen. Antar komponen
dalam suatu sistem terdapat saling hubungan, saling
mempengaruhi, dan saling ketergantungan.
27. Pendekatan dan Metodologi dalam Penerapan Prinsip
dan Hubungan Ekologi
Ekologi merupakan hubungan antara total antara
organisme dengan lingkungannyayang bersifat organik
maupun anorganik, menurut Ernst Haeckel (1869).
Penerapan prinsip dan hubungan ekologi dalam
kehidupan manusia dapat berupa pendekatan dan
metodologi, yaitu:
1. Pendekatan Holistik
Pendekatan seutuhnya berupa analitik dan reduksionistik
(Odum dan Boyden).
2. Pendekatan Evolusioner
Pendekatan yang mengkaji evolusi yang terjadi pada para
pelaku dalam lingkungan hidup, baik secara individual,
populasi maupun komunitas.
28. 3. Pendekatan Interaktif
Menurut Price, dkk (1983), suatu kehidupan harus dilihat
dari hubungan-hubungan interaktif antar komponen
penyusun dan merupakan suatu pendekatan bottom up
untuk mengenal ekosistem atau lingkungan hidup dengan
lebih baik.
4. Pendekatan Situsional
Jarvie, Papper, dan Vayda, menganjurkan pendekatan
ekologi dengan cara memperhatikan perubahan situasi
pada saat suatu permasalahan timbul.
5. Pendekatan Sosiosistem dan Ekosistem
Pendekatan ini berupaya memisahkan lingkungan hidup
ke dalam sistem sosial dan sistem alami serta
mempelajarinya berdasarkan aliran materi, energi dan
informasi. Dari keduanya akan menghasilkan proses
seleksi dan adaptasi.
29. 6. Pendekatan Peranan dan Perilaku Manusia
Pendekatan ini berupaya mempelajari peranan manusia
dalam program MAB (man and biosphere) atau
pendekatan pemanfaatan oleh manusia (UNESCO, 1974).
7. Pendekatan Kontektualisasi Progresif
Pendekatan ini bersifat interdisipliner dan dapat ditelusuri
secara progresif sehingga setiap permasalahan dapat
dimengerti dan dipahami dengan baik.
8. Pendekatan Kualitas Lingkungan
Pendekatan ini merupakan kelanjutan pendekatan
kontektualisasi progresif yang kemudian dikembangkan
dengan penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL).
30. Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan
Berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk menjadikan lingkungan
itu sehat,
seperti:
1. Pengawasan/pemeliharaan penyediaan sarana air bersih
(SAB) dan sanitasi dasar;
2. Pengawasan dan pemeliharaan kualitas lingkungan misalnya
sistem pembuangan air limbah (SPAL), jamban keluarga
(JAGA);
3. Pengawasan dan pemeliharaan tempat-tempat umum (TTU)
4. Pengawasan dan pemeliharaan tempat pengelolaan makanan
(TPM)
5. Pengawasan dan pemeliharaan tempat-tempat pestisida
6. Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan;
7. Pengembangan wilayah sehat seperti pengawasan dan
pemeliharaan tempat pembuangan sampah (TPS)
31. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang
sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-
masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya
dilihat dari segi kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat
dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap
masalah "sehat-sakit" atau kesehatan tersebut.
Hendrik L. Blum dalam Planning for Health,
Development and Application of Social Change Theory
secara jelas menyatakan bahwa determinan status
kesehatan masyarakat merupakan hasil interaksi domain
lingkungan, perilaku dan genetika serta bukan hasil
pelayanan medis semata-mata. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu
maupun kesehatan masyarakat, untuk hal ini Hendrik L.
Blum menggambarkan secara ringkas
32. Keempat faktor tersebut (keturunan, lingkungan,
perilaku dan pelayan kesehatan) disamping berpengaruh
langsung kepada kesehatan, juga saling berpengaruh satu
sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara
optimal bilamana keempat faktor tersebut secara
bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula.
Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang
terganggu (tidak optimal) maka status kesehatan akan
tergeser ke arah dibawah optimal.
Berdasarkan teori Blum, menunjukkan konsep
status kesehatan seseorang bahkan suatu komunitas
masyarakat, dipengaruhi oleh empat faktor terdiri
kesehatan lingkungan 45%, perilaku 30% disusul jasa
layanan kesehatan 20%, serta faktor genetik atau
keturunan hanya berpengaruh 5%.
33. Aspek fisik dari lingkungan dapat berupa panas,
sinar, udara dan air, radiasi, atmosfir dan
tekanan. Sebagai faktor ekstrinsik yang terdiri
dari lingkungan fisik, Keturunan Pelayan
Kesehatan Perilaku Lingkungan (fisik, sosbud,
ekonomi).
34. STATUS KESEHATAN
LINGKUNGAN
Konsep dan Batasan Kesehatan Lingkungan
Batasan kesehatan lingkungan sangatlah luas, sehingga kita
terlebih dahulu harus paham akan pengertian kesehatan dan
lingkungan itu sendiri.
Pengertian Kesehatan
1. Menurut WHO, kesehatan adalah keadaan yg meliputi
kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti
suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.
2. Menurut UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, yang
dimaksud kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
35. Pengertian Lingkungan
1. Menurut Encyclopaedia of Science and Technology
(1960) disebutkan, lingkungan adalah sejumlah kondisi
di luar dan mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan organisme.
2. Menurut Encyclopaedia Americana (1974), lingkungan
adalah pengaruh yang ada di atas / sekeliling
organisme.
3. Lingkungan menurut A. L. Slamet Riyadi (1976)
merupakan tempat pemukiman dengan segala
sesuatunya dimana organismenya hidup beserta
segala keadaan dan kondisi yang secara langsung
maupun tidak dapat diduga ikut mempengaruhi
tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme
itu.
36. Pengertian kesehatan lingkungan
1. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia), kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi
lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi
yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang
sehat dan bahagia.
2. Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan
lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus
ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia.
3. Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari
Azrul Azwar, Slamet Riyadi, WHO dan Sumengen),
kesehatan lingkungan adalah upaya perlindungan,
pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan
menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan
manusia yang semakin meningkat
37. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan
lingkungan, yaitu :
1. Penyediaan air minum
2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Kesehatan lingkungan tempat rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/
wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
38. Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan
diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun
1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :
1. Penyehatan air dan udara
2. Pengamanan limbah padat/sampah
3. Pengamanan limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, seperti
keadaan pasca bencana
39. Sasaran Kesehatan Lingkungan
Di dalam Pasal 22 ayat (2) UU No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, yang menjadi sasaran kesehatan lingkungan
sebagai berikut :
1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan
usaha-usaha yang sejenis
2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama / yang
sejenis
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri / yang
sejenis.
4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang
digunakan untuk umum.
5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti
lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana
perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat
yang bersifat khusus.
40. Perencanaan Program Kesehatan Lingkungan
Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen,
karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan
oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan itu
memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer
untuk menggunakan sumber daya mereka secara berhasil
guna dan berdaya guna. Banyak batasan perencanaan
yang telah dibuat oleh para ahli.
Dari batasan-batasan yang telah ada dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa perencanaan adalah suatu kegiatan
atau proses penganalisaan dan pemahaman sistem,
penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang
baik.
41. Dari batasan ini dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan
antara lain :
a. Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan
pemahaman sistem dengan baik.
b. Perencanaan pada hakekatnya menyusun konsep dan
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan dan misi organisasi.
c. Perencanaan secara implisit mengemban misi
organisasi untuk mencapai hari depan yang lebih baik.
Secara sederhana dan awam dapat dikatakan bahwa
perencanaan adalah suatu proses yang menghasilkan
suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang suatu
program atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Oleh
sebab itu, hasil proses perencanaan adalah "rencana"
(plan).
42. Perencanaan atau rencana itu sendiri banyak macamnya, antara lain :
1. Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana :
a. Rencana jangka panjang (long term planning), yang berlaku antara
10- 25 tahun.
b. Rencana jangka menengah (medium range planning), yang berlaku
antara 5-7 tahun.
c. Rencana jangka pendek (short range planning), umumnya hanya
berlaku untuk 1 tahun.
2. Dilihat dari tingkatannya :
a. Rencana induk (masterplan), lebih menitikberatkan uraian
kebijakan organisasi. Rencana ini mempunyai tujuan jangka
panjang dan mempunyai ruang lingkup yang luas.
b. Rencana operasional (operational planning), lebih
menitikberatkan pada pedoman atau petunjuk dalam
melaksanakan suatu program.
c. Rencana harian (day to day planning) ialah rencana harian yang
bersifat rutin.
43. 3. Ditinjau dari ruang lingkupnya :
a. Rencana strategis (strategic planning), berisikan
uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan
waktu pelaksanaan yang lama. Model rencana ini sulit
untuk diubah.
b. Rencana taktis (tactical planning) ialah rencana yang
berisi uraian yang bersifat jangka pendek, mudah
menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan
tidak berubah.
c. Rencana menyeluruh ialah rencana yang mengandung
uraian secara menyeluruh dan lengkap.
d. Rencana terintegrasi (integrated planning) ialah
rencana yang mengandung uraian yang menyeluruh
bersifat terpadu, misalnya dengan program lain diluar
kesehatan.
44. Proses Perencanaan Kesehatan Lingkungan
Perencanaan dalam suatu organisasi adalah
suatu proses, dimulai dari identifikasi masalah,
penentuan prioritas masalah, perencanaan
pemecahan masalah, implementasi
(pelaksanaan pemecahan masalah) dan evaluasi.
Dari hasil evaluasi tersebut akan muncul
masalah-masalah baru kemudian dari masalah-
masalah tersebut dipilih prioritas masalah dan
selanjutnya kembali ke siklus semula.
45. Proses perencanaan ini pada umumnya
menggunakan pendekatan pemecahan masalah
(problem solving) yakni Problem Solving For Better
Health. Problem Solving For Better Health
membantu dalam melaksanakan upaya problem
sloving skala kecil yang secara langsung dapat
memberi manfaat bagi banyak orang.
Falsafahnya adalah dapat menggunakan
sumber daya yang ada untuk mencapai dampak
positif yang lebih besar dalam mengatasi masalah
kesehatan setempat dibandingkan dengan dampak
umum yang telah dicapai walaupun ketersediaan
dana yang tidak memadai.
46. Adapun yang menjadi proses dalam Problem
Solving For Better Health adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama yaitu mendefinisikan masalah
secara jelas.
- Tentukan sifat, besar, sebab dan faktor-faktor
penunjang timbulnya suatu masalah kesehatan.
- Masalah yang didapat harus riil berdasarkan data
primer yang didapatkan.
- Prioritas masalah merupakan masalah kesehatan
yang dapat diatasi sendiri.
- Prinsip utamanya menggunakan sumber daya
setempat yang sudah ada (tenaga, teknis,
peralatan, logistik dan dana) untuk mengatasi
masalah.
47. 2. Langkah kedua yaitu menentukan bagian realistik dari masalah.
- Prinsipnya mengatasi masalah bagian demi bagian.
- Caranya dengan mengambil bagian yang kecil dari masalah, bagian yang
realistik dan dapat dikelola
3. Langkah ketiga yaitu mendefinisikan suatu solusi.
- Jenis-jenis solusi : pendidikan, biomedis, psikologis, ekonomi, usaha
mikro, job training, lingkungan.
- Buatlah pertanyaan yang baik yaitu pertanyaan yang relevan, terdefinisi
dengan baik dan dapat dijawab. Sebaiknya pertanyaan harus mencakup
elemen-elemen seperti:
Dengan apa
Melakukan (kegiatan apa)
Dengan (siapa atau untuk siapa)
Dimana
Selama (untuk berapa lama)
Akan mencapai (tujuan yang diinginkan)
48. 4. Langkah keempat yaitu menyusun Plan of
Action
- POA merupakan perangkat organisasi,
langkah-langkah dan alat komunikasi
- POA dapat menjabarkan rincian dari solusi
yang diambil
- POA harus dapat menjabarkan bagaimana
anda akan mengevaluasi dampak dari upaya
anda.
49. Suatu POA seharusnya memiliki 5 komponen utama, yaitu:
1) Mengapa. Jabaran dari alasan mengapa anda memilih
masalah yang akan anda pecahkan.
2) Apa. Jabaran dari masalah yang anda pilih dan ditulis dalam
bentuk pertanyaan yang baik.
3) Bagaimana. Menjabarkan metodologi (siapa, apa
kegiatannya, isi, frekuensi, lama, dimana) yang akan
digunakan untuk mengatasi masalah.
4) Evaluasi. Bagaimana caranya mengukur atau melakukan
evaluasi dampak atau efektifitas upaya anda, Apa yang paling
penting untuk dinilai. Komponen dari kegiatan evaluasi
adalah : apa yang akan dievaluasi, bagaimana cara melakukan
evaluasi, berapa sering/ dan berapa lama dan siapa yang
akan melakukan evaluasi. Perlu dibuat rencana anggaran
yang diperlukan (termasuk yang telah tersedia ataupun yang
belum tersedia) dan jadwal kegiatan.
5) Kesinambungan. Bagaimana caranya untuk mencegah agar
masalah yang telah anda atasi tidak timbul kembali.
50. 5. Langkah terakhir yaitu kesinambungan.
Langkah ini merupakan pendekatan untuk
menjamin kesinambungan solusi :
- Melibatkan pihak terkait dari awal masalah
ataupun pada fase persiapan kegiatan
- Apabila kegiatan tersebut berhasil mengatasi
masalah perlu dilakukan melegalkan pola, model,
pendekatan atau sistem yang berhasil tersebut
sebagai kegiatan rutin masyarakat setempat
- Penyebarluasan dan penerapan pola, metode,
model ke tempat lain dengan masalah yang
sama.
51. Model Pendidikan Tenaga Kesehatan Lingkungan
Lingkungan terdiri dari semua kondisi, keadaan dan pengaruh
eksternal yang mengelilingi dan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan suatu organisme atau suatu komunitas
organisme. Terdapat bahaya alam dan bahaya buatan manusia
yang mengancam habitat, iklim, dam pada akhirnya kesehatan
baik individu maupun komunitas mereka.
Masalah lingkungan yang semakin tidak baik, membuat
diperlukannya model pendidikan bagi tenaga kesehatan
khususnya untuk masalah lingkungan. Disini tenaga kesehatan
diberikan pendidikan berupa sosialisasi guna
menyebarluaskan kesadaran terhadap masalah-masalah
lingkungan yang semakin banyak. Sasaran pendekatan ini
dimaksudkan untuk mengubah perilaku mereka yang
menghasilkan pencemaran/masalah, yang berarti akan
mengurangi masalah langsung pada sumber.
52. Aspek Kesehatan Lingkungan
Banyak aspek yang mempengaruhi kesehatan suatu
komunitas. Akibatnya, status kesehatan setiap
komunitas berlainan. Aspek tersebut dapat berupa
aspek fisik, sosial dan atau budaya. Aspek tersebut
juga mencakup kemampuan komunitas untuk
mengorganisasi dan bekerja sama sebagai satu
kesatuan dan juga perilaku individu yang ada dalam
komunitas tersebut. Aspek fisik Aspek Sosial/
budaya Aspek organisasi Aspek perilaku komunitas
individual
53. 1. Aspek fisik
Aspek fisik mencakup pengaruh demografi,
lingkungan, besar komunitas dan perkembangan
industri. Pengaruh demografi dipengaruhi secara
langsung oleh ketinggian, letak dan iklim. Mutu
lingkungan berkaitan dengan mutu kepedulian kita
terhadapnya. Besarnya komunitas juga dapat
memberikan dampak positif maupun negatif
terhadap kesehatan komunitas. Kemampuan
komunitas untuk merencanakan, mengorganisasi
maupun mendayagunakan sumber daya secara
efektif dapat menentukan apakah besarannya dapat
dimanfaatkan atau tidak.
54. 2. Aspek sosial budaya
Faktor yang muncul dari interaksi antara individu
atau kelompok di dalam komunitas. Contohnya,
masyarakat yang hidup di kota, dengan keadaan
serba ada, memiliki angka kesakitan terkait stres
yang lebih tinggi dibanding masyarakat yang hidup
didesa. Budaya muncul dari petunjuk yang
diwariskan kepada seseoranga sebagai bagian dari
lingkungan tertentu. Mereka diarahkan bagaimana
memandang dunia dan berperilaku di dalamnya
berkaitan dengan orang lain, dengan kekuatan
supranatural atau Tuhan, dan dengan lingkungan
alamnya. Beberapa faktor yang menyebabkan
adalah kepercayaa, tradisi, dan praduga; ekonomi,
politik, agama, sosial, dan lain sebagainya.
55. 3. Apek organisasi komunitas
Pengorganisasi masyarakat merupakan proses
untuk membantu masyarakat dalam
mengidentifikasikan masalah atau tujuan umum,
memobilisasikan sumber daya, dan dengan cara
lain membangun serta menerapkan startegi untuk
mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan
bersama.
4. Aspek perilaku individual
Imunitas kelompok merupakan kekebalan suatu
populasi terhadap penyebaran suatu agens
infeksius yang didasarkan pada imunitas sebagian
besar penduduk.
56. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang
sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-
masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya
dilihat dari segi kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat
dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah
"sehat-sakit" atau kesehatan tersebut.
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu
kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga
berpengaruh positif terhadap terwujudnya status
kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan
lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan,
pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air
bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air
limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya.
57. Adapun yang dimaksud dengan usaha
kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk
memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan
hidup manusia agar merupakan media yang baik
untuk terwujudnya kesehatan optimum bagi
manusia yang hidup di dalamnya.
Masalah kesehatan lingkungan di negara-
negara yang sedang berkembang adalah
berkisar pada masalah sanitasi (jamban),
penyediaan air minum, perumahan (housing),
pembuangan sampah dan pembuangan air
limbah (air kotor).
58. Sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk
lebih dari 200 juta jiwa, masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi
sangat kompleks terutama di kota-kota besar. Hal tersebut disebabkan, antara
lain :
1. Urbanisasi penduduk
Di Indonesia, terjadi perpindahan penduduk dalam jumlah besar dari desa ke
kota. Lahan pertanian yang semakin berkurang terutama di pulau Jawa dan
terbatasnya lapangan pekerjaan mengakibatkan penduduk desa berbondong-
bondong datang ke kota besar mencari pekerjaan sebagai pekerja kasar
seperti pembantu rumah tangga, kuli bangunan dan pelabuhan, pemulung
bahkan pengemis dan pengamen jalanan yang secara tidak langsung
membawa dampak sosial dan dampak kesehatan lingkungan seperti
munculnya pemukiman kumuh dimana-mana.
2. Tempat pembuangan sampah
Di hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan sampah dilakukan
secara dumping tanpa ada pengolahan lebih lanjut. Sistem pembuangan
semacam itu selain memerlukan lahan yang cukup luas juga menyebabkan
pencemaran pada udara, tanaha dan air selain lahannya juga dapat menjadi
tempat berkembangbiaknya agen dan vektor penyakit menular
59. 3. Penyediaan sarana air bersih
Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, hanya 60%
penduduk Indonesia mendapatkan air bersih dari PDAM,
terutama untuk penduduk perkotaan, selebihnya
mempergunakan sumur atau sumber lain. Bila datang
musim kemarau, krisis air dapat terjadi dan penyakit
gastroenteritis mulai muncul
dimana-mana.
4. Pencemaran udara
Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi
nilai ambang batas (NAB) normal terutama di kota-kota
besar akibat gas buangan kendaraan bermotor. Selain itu,
hampir setiap tahun asap tebal meliputi wilayah
nusantara bahkan sampai ke negara tetangga akibat
pembakaran hutan untuk lahan pertanian dan
perkebunan.