3. Inspirasi 1
Ustadz Hasan Al-Banna sampai menuliskan bahwa amal
itu berujung pada Islam sebagai guru alam semesta
(Ustadziyyatul-'Alam), tidak lagi amalan pribadi. Ulama
pemimpin spiritual sekaligus pemimpin negara
sebagaimana dicontohkan oleh Nabi saw dan Khulafa'
Rasyidiin.
4. Inspirasi 02
Ibnu Taimiyyah memberikan sebuah keterangan bahwa
Islam ditegakkan dengan dua hal, yakni Al-Quran dan
pedang. Jika umat tidak bisa diluruskan dengan ini (AlQuran) maka diluruskan dengan ini (pedang). Pedang
bukanlah simbol dari peperangan melainkan kekuasaan
negara
5. Latar Belakang Kondisi Masyarakat Arab
Makkah
Masyarakat Arab pada saat itu sudah mengenal Allah
swt sebagai tuhan mereka.
Masyarakat Arab menjadikan pendahulu-pendahulu
mereka yang shalih lainnya sebagai perantara dalam
ibadah.
Masyarakat Arab berada dalam kondisi jahiliyah
dengan segala tingkah laku yang tidak manusiawi.
6. Inti Dakwah Rasulullah di Makkah
Tiga belas tahun di Mekah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (saw) hanya
mengajarkan bagaimana mengesakan Allah subhanahu wa ta'ala (swt) dan
menjauhi thaghut (sesembahan selain Allah).
Hal yang dilakukan Nabi adalah pemurnian kepada tauhid.
spiritualitas dan rohani,
konsep ketuhanan,
iman, dan hati.
mendakwahkan purifikasi penyembahan dan tata cara beribadah.
7. Inti Dari Wahyu Pertama Rasulullah
(QS. Al-’Alaq 1-5)
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
PemurahYang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalamDia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.
8. Inti Dari Wahyu Pertama Rasulullah
(QS. Al-’Alaq 1-5)
Wahyu pertama Ketika perintah untuk
menyebarkan ajaran Islam itu hadir, maka yang
pertama kali didakwahkan adalah masalah
konsep tauhid.
9. Inti Wahyu Kedua Kepada Rasulullah
(Al-Muddatstsir:1-7)
Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah
peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah! dan pakaianmu
bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah
kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
10. Inti Wahyu Kedua Kepada Rasulullah (AlMuddatstsir:1-7)
1. Tauhid,
2. Iman kepada Hari Akhirat,
3. Membersihkan jiwa dengan cara mejauhi kemungkaran dan kekejian
yang kadang-kadang mengakibatkan munculnya hal-hal yang kurang
menyenangkan, mencari keutamaan, kesempurnaan, dan perbuatanperbuatan yang baik,
4. menyerahkan semua urausan hanya kepada Allah,
5. Semua itu dilakukan setelah beriman kepada risalah Muhammad,
bernaung dibawah kepemimpinan dan bimbingan beliau yang lurus.
11. Fase Persiapan untuk hijrah Menegara
Melakukan ekspedisi-ekspedisi hijrah ke beberapa negara,
keputusan untuk menjadikan Yatsrib (Madinah) menjadi
wilayah yang akan menjadi basis Islam.
Ekspedisi Mush'ab bin Umair telah lebih dahulu menyerukan
Islam di Yatsrib dan memberitahukan akan adanya seorang nabi
yang diutus kepada mereka.
Yatsrib dijadikan wilayah yang tepat untuk menjadi basis.
12. Filosofi Nama Madinah
Konsep sekularisasi terbantah jelas dengan peristiwa ini. Hijrah juga
memberikan keterangan yang jelas untuk membantah bahwa agama
adalah masalah hubungan dengan Tuhan saja sedangkan masalah
dunia adalah urusan tersendiri.
Merubah nama Yatsrib menjadi Madinah juga membawa pesan
daerah Islam. Kata “Madinah” menurut al-Attas adalah bentukan
dari kata diin (Dal-Ya'-Nuun). Dengan demikian, wilayah kekuasaan
tersebut berbasiskan diin (agama), jauh dari sekuler.
13. Pondasi Menegara di Yastrib (Madinah) 01
1. Kebijakan membangun masjid Nabawi sebagai basis kenegaraan.
Masjid digunakan untuk shalat, tempat pengajaran, untuk
menyelesaikan masalah, gedung parlemen dan tempat mengatur
pemerintahan.
2. Kebijakan berikutnya adalah mempersaudarakan antara kaum
Muhajirin dan Anshar.
3. membuat butir-butir perjanjian Islam. Butir-butir perjanjian ini
sangat menarik untuk disimak karena tidak membahas sedikitpun
masalah aqidah—karena aqidah dianggap sudah jelas tertanam,
membahas masalah kehidupan bermasyarakat.
14. Pondasi Menegara di Yastrib (Madinah) 02
4. membangun hubungan kenegaraan dengan Yahudi. Hubungan
perjanjian ini kita kenal dengan Piagam Madinah (Shahifatul
Madinah). Piagam madinah juga tidak membahas aqidah secara
khusus. Poin penting dalam pembahasan mengenai
kepemimpinan adalah bahwa semua perselisihan akan
dikembalikan kepada Allah swt dan Muhammad saw.
15. Langkah Aplikatif di era Kontemporer
Era kontemporer telah menunjukkan kinerja Islam yang
demikian dengan adanya kelompok-kelompok dalam masyarakat
Islam. Organisasi semacam Ikhwanul Muslimin di Mesir dan
Muhammadiyah di Indonesia telah mencapai level dimana Islam
tidak lagi menjadi masalah ritual dan keyakinan, tapi menjadi
praktek tata hidup dan kenegaraan. Kita hanya tinggal menunggu
waktu di mana negara-negara di dunia menganut tata aturan
hukum Islam dalam kehidupan masyarakat dan negara mereka,
jika para ulama bergerak bersama ke arah itu.
16. Inspirasi 10
“Islam adalah sebuah sistem universal yang lengkap dan mencakup
seluruh aspek hidup dan kehidupan.
Islam adalah negara dan tanah air, pemerintahan dan rakyat,
akhlaq dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan,
peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan,
materi dan sumber daya alam, usaha dan kekayaan,
jihad dan dakwah, tentara dan pemikiran,
sebagaimana Islam adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang
benar, tidak kurang dan tidak lebih”.
(Hasan Al Banna)
17. Prinsip Pengembangan Kepemimpinan
Rasulullah
Makkah
Pengembangan kepemimpinan berbasis pada kekuatan dan
akhlakyang Islami
Pengembangan Kepemimpinan bersifat bertahap, sistematis dan
terstruktur,
Dimulai dengan dakwah sirriyah (Dakwah tertutup)
Dakwah jahriyah (Dakwah terbuka)
Dakwah Fardiyah (Dakwah Personal)
Madrasah Arqom biln Abi Arqom (Dakwah Klasikal intensif)
18. Prinsip Pengembangan Kepemimpinan
Rasulullah
Madinah
Pengembangan kepemimpinan bertujuan membekali bergabai kebutuhan
pengetahuan, akhlak dan keahlian yang sesuai dengan kebijakan, strategi
dan program yang sedang berjalan
Menggunakan seluruh potensi internal maupun eksternal yang dapat
mendukung kepemimpinan masa depan.
Subtansi kepemimpinan bersifat assessment personalmaupun
institusional
Mendirikan Masjid pusat kepemimpinan ummat
Mempersaudarakan Muhajirin dan Anshor (Pemimpin dan orang yang
siap dipimpin)
Membuat perundang-undangan (Piagam madinah)
Membangun hubungan dengan masyarakat di luar madinah
19. Pemilu Bagian Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Dr. Yusuf Qaradhawi,
”Merendahkan harga diri bangsa adalah kemungkaran. Berlaku
curang dalam Pemilihan Umum adalah kemungkaran. Enggan
memberikan suara (kesaksian) dalam Pemilihan Umum adalah
kemungkaran. Menyerahkan urusan kepada orang yang tidak
memiliki kompetensi adalah kemungkaran”.