SlideShare a Scribd company logo
AMINAH, NASABAH BANK SAMPAH
Bagi kebanyakan orang, sampah adalah barang yang menjijikkan yang mesti
dijauhi. Namun bagi Aminah (58 tahun) sampah justru sangat berarti. Sehari-hari
warga Kelurahan Rajawali, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, itu
mengumpulkan sampah di sekitar rumahnya untuk dijual.
”Lumayan, bisa dapat tambahan duit buat hidup,” kata perempuan yang
sehari-hari berjualan rokok dan kopi itu. Sejak September, Aminah semakin rajin
mengumpulkan sampah. Barang buangan itu tak lagi dijual ke pengepul. Aneka
sampah yang dikumpulkan itu ”ditabung” di Bank Sampah Rajawati yang mulai
aktif sejak pertengahan tahun ini. Bank sampah merupakan lembaga yang
dibentuk dengan tujuan mengajak warga mengurangi volume sampah melalui
melikah dan memanfaatkan sampah yang bernilai ekonomi. Warga bisa menyetor
sampah yang sudah dipilah ke lembaga itu dan dibayar senilai sampah yang
disetorkan.
Dengan bank sampah itu, Aminah tak lagi menjual sampah setiap hari. ”
Sekarang saya setor setiap mimggu saja. Lebih enak karena uangnya terkumpul
dan enggak langsung habis. Apalagi, ini kan uangnya ditabung dulu minimal
sebulan,” katanya.
Dua bulan menjadi nasabah Bank Sampah Rajawali, saldo tabungan Aminah
mencapai Rp300.000. ”Rasanya senang banget bisa punya tabungan. Orang kayak
saya ini mana bisa punya tabungan kalau enggak ada bank sampah,” katanya
minggu lalu. Di antara 635 nasabah Bank Sampah, Aminah disebut sebagai
nasabah teladan karena paling rajin menabung.
PROLOG
”Aku kehilangan dua anak, ibu, dan seluruh harta benda akibat
tsunami. Aku memang mendapat kepuasan batin sebagai wartawan
foto, namun sekaligus perasaan gagal sebagai ayah dan anak,” kata
Bedu Saini, 38 tahun, wartawan Serambi Indonesia.
Sebuah rumah kecil di Lambaro Skep, kecamatan kuta Alam,
Banda Aceh, Minggu pagi 26 Desember 2004. Bedu Saini tengah
bersantai di dalam rumah sambil menonton TV bersama ibunya,
Rawani (65 tahun) serta dua anaknya, Nisrina Alifa (6) dan Qatrum
Nada (4). istrinya, Khalidah (35) menggendong si bungsu, bayi laki-
laki berusia empat bulan yang belum diberi nama.
Keluarga muda ini baru mengontrak rumah itu empat bulan
yang lalu, pindah dari kontrakan lama di kajhue, Aceh Besar. Sudah
14 tahun Bedu bekerja di Serami Indonesia, namun dia masih harus
pindah dari satu rumah kontrakan ke rumah kontrakan lainnya.
ANAK-ANAK PANTAI YANG
“TERHEMPAS” BADAI
Sama dengan kakak-kakaknya, Aldiran (14 tahun), Rico (10 tahun), Rickey (8
tahun), Chichi (5 tahun),begitu juuga Reka Chintya tidur sebilik dengan kedua
orangtuanya..
Lima nama anak yang terdengar manis itu bukanlah nama anak-anak kota,
tapi anak keluarga nelayan miskin yang hanya sekolah sampai kelas III SD yang
tinggal di bilik sewaan Rp20 ribu per bulan di pinggir pantai Pasir Purus,
Kotamadya Padang, Sumatera Barat. Reka, bayi usia delapan bulan itu, hanya bisa
menggeliat sambil memeluk ibu atau kakaknya jika ia merasa kedinginan tidur di
lantai ubin di kamar berukuran 2 x 3 meter itu. Ia pun acap terbangun tengah
malam, bukan karena lapar seperti bayi-bayi lainnya yang selalu minta susu, tapi
digendong oleh kakak-kakaknya untuk menghindari banjir akibat hempasan badai
laut yang menerobos rumah gubuk mereka.
Tak ada kasur, apalagi selimut untuk anak-anak itu, karena ibunya, Ny
Nursyamsi (34 tahun), hanya mendapat uang belanja untuk tiga kali makan dari
suaminya. “Itu kalau suami pergi ke laut. Kalau cuaca buruk, berarti dia di rumah,
dan tak ada jatah belanja,” kata istri nelayan itu.
Reka, katanya menambahkan, adalah anak gagal KB, karena ia tak sanggup
lagi membayar uang suntik Rp20 ribu setiap tiga bulan. Untuk makan sehari-hari,
ibu muda itu menerima upah mencuci pakaian dari dua rumah, yang lokasinya
hanya beberapa meter dari gubuknya.
“TATO” DAN KEHIDUPAN
“SIKALABAI” DI MENTAWAI
Perempuan di mana pun agaknya sama saja, tak bisa lepas dari asesoris, untuk
melengkapi kecantikan mereka.
“Sikalabai” – perempuan—di Kepulauan Mentawai, 100 kilometer sebelah barat Pulau
Sumatera, gugusan daerah terpencil yang hanya bisa dijangkau 10 – 15 jam dengan kapal
ferry pada malam hari, juga lekat dengan berbagai perhiasan, bahkan kalau bisa dibawa mati.
Perhiasan itu berupa tato di pergelangan tangan, jari dan bahu, serta lehernya,
bahkan di betis, yang menggambarkan berbagai asesoris. “Semuanya itu bukan sekadar
untuk gaya, tapi juga lambang kesetiaan,” kata Maria, ibu tiga anak dari suku Sagaelok,
Kecamatan Siberut Selatan, Mentawai.
Di pergelangan tangannya terlihat “gelang-gelang” berupa lukisan garis hitam yang
dibuatnya semasa gadis dengan cara menusuk kulitnya dengan jarum halus yang lebih dulu
diberi warna hitam yang diambil dari gumpalan asap lampu minyak yang dipadatkan. Di betis
dan bahunya terlihat lukisan bunga, sementara di lehernya pun ada “untaian kalung” berupa
garis lengkungan hitam.
Begitu juga dengan Agustina dari suku Sakaliau di kecamatan yang sama, selain
mengenakan sekitar 15 kalung manik-manik yang diuntainya sendiri, juga mengenakan
asesoris abadi yang dibuat seperti Maria. Ibu lima anak yang usianya sekitar 40-an ini
mengaku, dengan tato terasa lengkaplah kecantikannya.
Berbeda dengan Maria, lukisan yang melekat di tubuh Agustina lebih berani dan
kreatif. Garisnya tidak hanya satu lengkungan, tapi berderet-deret mirip gelang keroncong
yang dikenakan anak gadis zaman sekarang. Kalung tato Agustina di leher pun lebih dari lima
baris.
ATLIT PEMUSIK YANG BANGGA
DIPANGGIL ”SIR..”
Anak muda itu bersahaja, dan hampir setiap hari dapat dipastikan memakai baju
olahraga. Dimulai ketika jam sekolah berdering, ia pun bergegas ke lapangan sambil berlari-
lari kecil, dan tangannya melambaikan ke sejumlah anak SD.
”Sir... sir,” begitu ia disapa muridnya sambil mengikutinya berlari mengelilingi lapangan
sekolah. Yusuf Satryo (30 tahun) langsung tersenyum lebar dan hatinya sangat berbunga-
bunga ketika dipanggil oleh murid-muridnya yang masih kecil. Lulusan FPOK UNJ tahun 2005
ini adalah guru olahraga di SD Boarding International School di kawasan Kuningan, Jakarta
Selatan.
Semula, mantan atlit renang ini tidak menyangka, kalau jalan hidupnya nanti akan
menadi guru olahraga. ”Saya masuk FPOK, hanya karena tidak suka belajar yang berat-berat.
Saya cuma mau berenang, kalau perlu setiap hari,” katanya sambil menunjukkan
prestasinya di tingkat nasional yang pernah diraihnya. Peraih medali emas . kejuaraan
nasional ini juga pemain musik di grup band Balige dan Back to School, sebagai penyanyi
sekaligus pencipta lagu dan penabuh drum. Sekarang ini, ayah satu anak perempuan ini
bertekad bulat untuk terus menjadi guru olahraga, karena panggilan ”sir..sir” dari para
muridnya dianggapnya sebagai tambahan darah merah dalam hidupnya.
Musiknya beraliran keras dan memekakkan telinga, dan hampir setiap akhir pekan,
guru olahraga ini akan masuk ke studio untuk latihan musik. Saat dia ”manggung” dengan
pakaian ala punk, maka tak seorang pun akan menyangka bahwa dia adalah guru olahraga di
SD, karena dia terlihat sangat garang dengan suara berat sambil berjingkrak-jingkrak di atas
panggung. Potret Yusuf Satryo di panggung akan sangat berbeda 100 persen dengan saat dia
berpakaian olahraga di halaman sekolah dengan murid – murid SD. Ya, Usup-- begitu nama
kecilnya -- di panggung adalah penyanyi punk, tapi dia akan berubah menjadi sosok guru
yang sangat lembut dan sayang dengan muridnya yang selalu memanggilnya ”sir”.
KARAPAN SAPI, WISATA
BERDARAH ?Hampir semua wisatawan yang bercampur baur dengan penduduk setempat
berteriak-teriak agal histeris ketika mengetahui kuda poni yang menjadi idolanya
akhirnya masuk garis finish dengan penuh kemenangan.
Begitu juga jokinya yang umumnya adalah anak-anak pun seperti kesurupan,
karena sangat berbahagi, ketika sapi tunggangan nya berhasil menang. Itulah
sebagian kecil pemandangan karapan sapi di kawasan Sumenep, Madura yang
diselenggarakan hampir setiap bulan.
Sapi yang memang dipelihara untuk lomba itui dengan asupan makanan
sagat bergizi seperti satu kilogram telur danm lain-lain, merupakan objek wisata
yang selalu ditunggu-tunggu wisatawan. Namun di balik itu, ada kekekuatiran atau
lebih tepatnya keprihatinan di balik kegemuruhan suara wisatawan yang
menyaksikan karapan sapi Madura yang sangat terkenal ini. Bahkan pemda
setempat sempat membuat peraturan daerah untuk menghentikan karapan sapi
ini, namun tidakm pernah berhasil.
Ada apa gerangan? Inilah konflik wisata budaya, antara objek wisata dan
luka darah binatang yang tentu saja sangat menyakitkan binatang tersebut. Para
joki itu akan dilengkapi dengan cambuk yang semua ujungnya ada paku-paku
tajam bahkan pisau kecil berduri untuk mencambuk para sapi jika mereka berlari
lambat, hanya untuk mengejar lawannya... (Artini, 1014)
Inilah wisata yang berdarah-darah.....
KALAU REMAJA SEDANG GALAU….
Susah diatur plus ngeyel, dandanannya alay, keinginannya nggak jelas, lebih
hafal lagu-lagu yang sedang hits daripada pelajaran, suka marah=marah dan
mendengar music yang memekakkan telinga. Tiba-tiba saja dia jatuh cinta dengan
temannya dan besoknya mendadak menangis karena diejek teman di kelas. Ketika
keluarga sedang terlelap tidur, tiba-tiba saja dia menyetel musik yang
memekakkan dan dia pun berjingkrak-jingkrak semaunya.
Di sisi lain, dia mulai susah diajak ngobrol, jalan-jalan ke mal, tapi kalau ada
temannya yang bertandang ke rumah, wow…. betapa dia sangat bahagia.
Itulah gambaran anak manis yang kemarin masih suka dipeluk-peluk, tapi
sekarang dia berubah menjadi abege yang menjengkelkan, suka aneh-aneh, susah
diatur dan juga seringkali merepotkan orang tua.
Adriana S. Ginanjar, psikolog yang namanya sangat lekat dengan
pengasuhan anak austik, mengungkapkan masalah kegalauan anak remaja dalam
buku kecil Masa Galau Remaja Austik (2014) sebagai pegangan para orang tua
yang memiliki anak Spectrum Austistik (SA) yang sedang beranjak remaja
. Buku yang disajikan dengan bahasa ringan ini memberi petunjuk bahwa
masa remaja yang penuh kegalauan adalah suatu tahapan perkembangan secara
fisik dan emosional yang mesti dilalui seorang anak menuju dewasa. Si Unyil yang
imut-imut akan mengalami masa remaja, dan dia bisa berubah menjadi remaja
yang “horror”. Orang tua sebenarnya tidak perlu risau, karena masa meledak-
ledak pada tahapan remaja merupakan tanda - tanda normal bahwa anak-anak
sedang menuju masa aktualisasi potensi diri mereka.
TV MENEBAR KEKERASAN
Seorang bocah umur tujuh tahun asyik sendiri menonton film seri
Amerika, Robocop, di bilik orang tua mereka. Pembantu rumah masuk,
dan mematikan TV yang sedang menayangkan program lokal.
Sang anak bereasi cepat, tapi amat mengejutkan. Sebelum pembantu
sadar, si anak pergi mengambil pistol kaliber 22 dari laci, dan menembak
si “inang” di kepala. Wanita malang itu mati seketika.
Komentator menyalahkan pembunuhan tragis yang terjadi di Manila
Februari lalu, kepada penanggung jawab film keras yang ditonton si anak.
Kurang sebulan kemudian, seorang anak usia delapan tahun juga telah
menembak dan melukai parah seorang saudaranya. Secara lugu, ia
menceritakan kepada polisi bahwa ia hanya “melakukan apa yang
dilihatnya di TV”.
Para pakar mengingatkan agar jangan tergesa-gesa menarik
kesimpulan. Tapi mereka sependapat, dua tragedi itu bukti kesalahan fatal
TV Pilipina.
“Orang tua harus melepaskan anggapan bahwa mereka bisa
melindungi anak-anak dari pengaruh kekerasan yang makin banyak
ditayangkan di TV,” ujar Fenydelos Angeles-Bautista, pendidik anak dan
direktur “Batibot”, program TV pendidikan anak
BERANI MELAWAN ROKOKSeorang pelatih biola di Taman Suropati, Jakarta Pusat, yang sejuk rindang,
terus menggesek biola sambil di mulutnya ada rokok, meski ia sedang berada di
tengah-tengah anak-anak yang sedang berlatih.
Di pojok taman yang asri itu juga terlihat beberapa pasangan kekasih di
bawah pohon rindang dengan selimut asap rokok. Yang perempuan hanya diam
saja ketika teman laki-lakinya mengepulkan asap rokok seenaknya. Tak ada yang
berani menolak perokok.
Memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia 31 Mei di negeri ini sampai
sekarang masih berkutat pada satu pertanyaan yang sampai sekarang tak
terjawabkan. Mengapa orang Indonesia suka sekali merokok? Pergilah ke pasar
tradisional, terminal, atau tempat hiburan, dan kafe-kafe, maka tempat itu akan
terasa sesak karena penuh asap rokok.
Sopir-sopir bis angkutan umum ber-AC, sopir mikrolet, sopir oplet, juga
tidak peduli, sambil menyetir juga mengepulkan asap rokok dari mulut dan
hidungnya. Penumpang hanya pasrah melihat sopir merokok. Apalagi si sopir bajaj,
yang posisi duduknya sangat dekat dengan penumpang, tokh juga terus merokok
dan tidak peduli dengan penumpangnya adalah anak sekolah atau ibu yang
membawa bayi.
Anak-anak SD dan pelajar remaja saja juga sudah jadi perokok.
Mereka memilih tidak membeli tiket kereta api, tapi duduk dengan tenang sambil
mengepulkan asap rokoknya di atas gerbong kereta api. Harga rokok memang
murah sekali, cukup dijangkau dengan uang jajan anak-anak. Menurut Hakim
Sorimuda Pohan,SpOG dari Indonesia Tobacco Control Network, para perokok ini
sebenarnya termasuk kelompok masyarakat kurang beradab, karena tidak
memenuhi aturan.
ANAK KECIL ITU “LENGKET” DENGAN
PENGASUH
Suasana di ruang tunggu F7 di bandara Soekarno Hatta cukup ramai.
Ada yang ber selfie ria, ada yang ngobrol dengan suara keras, ada yang
duduk melamun, ada yang baca koran, dan ada yang nonton TV airport.
Mereka semua sedang menunggu pengumuman keberangkatan pesawat
Garuda Indonesia menuju Batam.
Masing-masing sibuk dengan kebutuhannya sendiri. Coba tengok di
pojok. Seorang laki-laki setengah baya terus saja menciumi anak
majikannya yang usianya sekitar tujuh tahun. Bocah laki-laki itu diam saja,
tapi sekali-sekali dia menepis muka laki-laki itu. Keduanya duduk di
belakang orang tuanya, sehingga pemandangan yang cukup
mencurigakan itu luput dari pantauannya. Mereka berdua merasa
anaknya aman-aman saja bersama pengasuh laki-laki itu, sementara baby
sitter nya yang lain sibuk bercengkerama dengan temannya.
Laki-laki itu terus saja menempelkan wajahnya ke pipi anak itu,
sambil tangannya membelai-belai rambutnya. Inikah bentuk kasih sayang
pengasuh laki-laki kepada anak majikannya ? Gambaran itu terus
berlanjut di tempat duduk di atas pesawat, sehingga penumpang lain pun
merasa jengah.
AIR UNTUK ANAK
Zulfikar (11 tahun) bersama lima anak lainnya terus berlarian mengejar
debur ombak pantai sambil memungut barang-barang bekas yang terhempas di
pinggir pantai. Sekilas pintas mereka tampak bahagia saling berkejaran dengan
hempasan ombak, karena setiap bunyi gemuruh ombak berarti ada harapan.
Namun, lihatlah badannya, kulitnya, wajahnya. Mereka yang tinggal di
kampung nelayan Cilincing, Jakarta Utara, ini adalah anak-anak yang kering
kerontang meski dekat dengan limpahan air laut tapi jauh dari air bersih
Panas tengah hari tidak mengusik mereka untuk terus berlari di pinggir
pantai dengan kaki telanjang sambil mencari barang-barang bekas, padahal tanpa
terasa sebenarnya tenggorokannya sudah mulai kering. Namun, anak-anak
tetaplah anak-anak, kalau sudah berkumpul dengan sesama teman, maka rasa
dahaga pun sirna.
Tapi lihatlah, kulit hitam Zulfikar yang kena panas matahari tapi penuh
korengan, begitu juga anak-anak lainnya, dengan bibir kering dan rata-rata kurus
itu, adalah potret anak-anak yang kurang sehat. Hanya keceriaan sebagai anak-
anak yang membuat mereka kelihatan baik-baik saja, padahal mereka
sebenarnya sudah dapat diketegorikan anak kurang gizi.
Apakah Zulfikar dan kawan-kawannya memang tidak haus? Anak nelayan
itu hanya tersenyum sambil menjelaskan bahwa tidak ada air minum di rumah.
“Rasa haus jadi hilang kalau kumpul dengan teman-teman, sambil makan
gorengan atau makanan lain,” ujarnya.
DI BALIK MUSIK REMAJA
Mereka menyerbu halaman yang tak begitu luas di depan
panggung, lalu langsung ber-pogo dance-- mengikuti lagu Andai
dan Dub Dab yang dimainkan lima anak gadis pelajar STM
Bhayangkari jurusan Elektro.
Meski bergoyang di tempat yang sempit bahkan saling
menyemburkan ludah ke udara, namun tak satu pun yang
tersinggung apalagi marah. Mereka terus saja bergoyang sampai
dua lagu yang memekakkan telinga itu selesai.
“Kalau di tempat lain, jangankan kena ludah, saling lirik saja,
pastilah terjadi tawuran,” kata seorang pelajar yang melihat
teman-teman sebayanya dari sekolah lain saling bersatu dalam
musik yang digelar di Sanggar Krida Wanita Jaya Raya (Sangkrini)
TMII, Minggu lalu (18/8).
Sebanyak 10 finalis kelompok musik remaja, hasil seleksi dari
178 grup peserta Festival Band Pelajar Se-Jabotabek 11-18 Juli
kelihatannya cukup berhasil memukau para penonton yang
sebagian terbesar adalah pelajar dari berbagai sekolah.
BALADA BUSWAY
Pagi itu terasa sangat sejuk, karena baru pukul 5.30, tapi begitu ketika kaki
melangkah masuk ke dalam mobil angkutan berekor panjang yang dikenal
sebagai busway, maka mulai berubah menjadi pengap. Busway memang ber AC,
namun penumpangnya penuh sesak. Mau kemanakah mereka gerangan? Oh,
inikah mereka yang gila kerja dan harus mengejar waktu kerja,, atau karyawan
dan karyawati yang disiplin, atau apa?
Sederetan perempuan yang duduk di bagian kanan busway asyik bermain
hp, gadget, dan lainnya, dan sederetan lagi anak-anak gadis yang duduk
terkantuk-kantuk, bahkan terlihat hanyut di dalam mimpinya karena ada yang
mulutnya sedikit menganga.
Di seberang bangku mereka, duduk laki-laki muda seperti orang kantoran
yang juga terkantuk-kantuk karena goyangan busway yang melaju pelan di
jalurnya. Di depannya ada ibu-ibu muda yang bergelantungan, ibu setengah tua
yang akan menuju kantor, dengan satu tangan memegang gantungan di dekat
kepalanya dan satu tangan lainnya memegang tas. Inilah balada busway, tempat
berkumpulnya ketidakadilan, ketidakpekaan, ketidakpedulian dengan sesama. Ada
tulisan prioritas tempat duduk untuk orang tua, ibu hamil, ibu dengan anak kecil
atau orang cacat yang tertempel di dinding kaca bis tersebut.
Inilah agaknya error komunikasi yang dimaksudkan oleh pakar komunikasi
dunia, Shannon and Weaver, karena pesan itu tidak nyambung alias tidak dibaca,
meski di depan mata.
Yuk menulis...
Yuk menulis...

More Related Content

What's hot (13)

Pembentangan salina 1
Pembentangan salina 1Pembentangan salina 1
Pembentangan salina 1
 
Drama 9 orang
Drama 9 orangDrama 9 orang
Drama 9 orang
 
NOVEL SALINA
NOVEL SALINANOVEL SALINA
NOVEL SALINA
 
Pelajaran 1 Bm
Pelajaran 1 BmPelajaran 1 Bm
Pelajaran 1 Bm
 
Pelajaran 1 Bm
Pelajaran 1 BmPelajaran 1 Bm
Pelajaran 1 Bm
 
Zutto aishite
Zutto aishiteZutto aishite
Zutto aishite
 
Bahasa Melayu - Cerpen Oren
Bahasa Melayu - Cerpen OrenBahasa Melayu - Cerpen Oren
Bahasa Melayu - Cerpen Oren
 
M46314 n6
M46314 n6M46314 n6
M46314 n6
 
cerpen Thank you
cerpen Thank you cerpen Thank you
cerpen Thank you
 
Inggit oktaviani
Inggit oktavianiInggit oktaviani
Inggit oktaviani
 
Refrain
RefrainRefrain
Refrain
 
10 cerpen
10 cerpen10 cerpen
10 cerpen
 
Naskah drama arti sahabat
Naskah drama arti sahabatNaskah drama arti sahabat
Naskah drama arti sahabat
 

Similar to Yuk menulis...

Cerpen indo
Cerpen indoCerpen indo
Cerpen indo26765422
 
Kupasan buku "Kampung Oh kampung"
Kupasan buku "Kampung Oh kampung"Kupasan buku "Kampung Oh kampung"
Kupasan buku "Kampung Oh kampung"Laila Wati Johari
 
Semut dan belalang
Semut dan belalangSemut dan belalang
Semut dan belalangDayat Caem
 
Banyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangiBanyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangiTito Aloysius
 
Kumpulan cerpen kompas
Kumpulan cerpen kompasKumpulan cerpen kompas
Kumpulan cerpen kompasAyu Nanda
 
Seorang miskin yang kaya
Seorang miskin yang kayaSeorang miskin yang kaya
Seorang miskin yang kayaramadhan73
 
Seorang miskin yang kaya...
Seorang miskin yang kaya...Seorang miskin yang kaya...
Seorang miskin yang kaya...ramadhan73
 
Seorang miskin yang kaya
Seorang miskin yang kayaSeorang miskin yang kaya
Seorang miskin yang kayaramadhan73
 
Rumputeki online-edisi-mei-2010
Rumputeki online-edisi-mei-2010Rumputeki online-edisi-mei-2010
Rumputeki online-edisi-mei-2010rumputeki
 
PPT Revisi VISITASI Mrs Ila.pptx
PPT Revisi VISITASI Mrs Ila.pptxPPT Revisi VISITASI Mrs Ila.pptx
PPT Revisi VISITASI Mrs Ila.pptxwasilah8
 
173533428 cerpen
173533428 cerpen173533428 cerpen
173533428 cerpenWarnet Raha
 
Orang orang berpayung hitam (iyut fitra)
Orang orang berpayung hitam (iyut fitra)Orang orang berpayung hitam (iyut fitra)
Orang orang berpayung hitam (iyut fitra)Arvinoor Siregar SH MH
 
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)Andri Goodwood
 
Kebudayaan Sumatera Barat
Kebudayaan Sumatera BaratKebudayaan Sumatera Barat
Kebudayaan Sumatera Baratnadsca
 

Similar to Yuk menulis... (20)

Cerpen indo
Cerpen indoCerpen indo
Cerpen indo
 
Kupasan buku "Kampung Oh kampung"
Kupasan buku "Kampung Oh kampung"Kupasan buku "Kampung Oh kampung"
Kupasan buku "Kampung Oh kampung"
 
Para Penanti
Para PenantiPara Penanti
Para Penanti
 
Majalah Antarkata
Majalah AntarkataMajalah Antarkata
Majalah Antarkata
 
Semut dan belalang
Semut dan belalangSemut dan belalang
Semut dan belalang
 
Tasinah
TasinahTasinah
Tasinah
 
Asal mula tari linda
Asal mula tari lindaAsal mula tari linda
Asal mula tari linda
 
Banyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangiBanyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangi
 
Kumpulan cerpen kompas
Kumpulan cerpen kompasKumpulan cerpen kompas
Kumpulan cerpen kompas
 
Seorang miskin yang kaya
Seorang miskin yang kayaSeorang miskin yang kaya
Seorang miskin yang kaya
 
Seorang miskin yang kaya...
Seorang miskin yang kaya...Seorang miskin yang kaya...
Seorang miskin yang kaya...
 
Seorang miskin yang kaya
Seorang miskin yang kayaSeorang miskin yang kaya
Seorang miskin yang kaya
 
Seorang ibu menunggu (an. ismanto)
Seorang ibu menunggu (an. ismanto)Seorang ibu menunggu (an. ismanto)
Seorang ibu menunggu (an. ismanto)
 
Rumputeki online-edisi-mei-2010
Rumputeki online-edisi-mei-2010Rumputeki online-edisi-mei-2010
Rumputeki online-edisi-mei-2010
 
PPT Revisi VISITASI Mrs Ila.pptx
PPT Revisi VISITASI Mrs Ila.pptxPPT Revisi VISITASI Mrs Ila.pptx
PPT Revisi VISITASI Mrs Ila.pptx
 
Ukoro geni ebook
Ukoro geni ebookUkoro geni ebook
Ukoro geni ebook
 
173533428 cerpen
173533428 cerpen173533428 cerpen
173533428 cerpen
 
Orang orang berpayung hitam (iyut fitra)
Orang orang berpayung hitam (iyut fitra)Orang orang berpayung hitam (iyut fitra)
Orang orang berpayung hitam (iyut fitra)
 
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
 
Kebudayaan Sumatera Barat
Kebudayaan Sumatera BaratKebudayaan Sumatera Barat
Kebudayaan Sumatera Barat
 

More from Arif

Desain promosi untuk pelaku UMKM
Desain promosi untuk pelaku UMKMDesain promosi untuk pelaku UMKM
Desain promosi untuk pelaku UMKMArif
 
Riset pasar bagi pelaku UMKM (bag I)
Riset pasar bagi pelaku UMKM (bag I)Riset pasar bagi pelaku UMKM (bag I)
Riset pasar bagi pelaku UMKM (bag I)Arif
 
Sekilas Tentang Konten Promosi
Sekilas Tentang Konten PromosiSekilas Tentang Konten Promosi
Sekilas Tentang Konten PromosiArif
 
Strategi Pemasaran PTS Saat Pandemi
Strategi Pemasaran PTS Saat PandemiStrategi Pemasaran PTS Saat Pandemi
Strategi Pemasaran PTS Saat PandemiArif
 
Bikin Iklan Dengan Videodroid
Bikin Iklan Dengan VideodroidBikin Iklan Dengan Videodroid
Bikin Iklan Dengan VideodroidArif
 
Peta Okupasi Nasional Bidang Komunikasi
Peta Okupasi Nasional Bidang KomunikasiPeta Okupasi Nasional Bidang Komunikasi
Peta Okupasi Nasional Bidang KomunikasiArif
 
Proses Kreativitas dan Inovasi
Proses Kreativitas dan InovasiProses Kreativitas dan Inovasi
Proses Kreativitas dan InovasiArif
 
Seminar sertifikasi lsp komputer
Seminar sertifikasi   lsp komputerSeminar sertifikasi   lsp komputer
Seminar sertifikasi lsp komputerArif
 
Headline Dan Copywriting
Headline Dan CopywritingHeadline Dan Copywriting
Headline Dan CopywritingArif
 
Maskot itu Penting
Maskot itu PentingMaskot itu Penting
Maskot itu PentingArif
 
Web usability Tempo.co
Web usability Tempo.coWeb usability Tempo.co
Web usability Tempo.coArif
 
Web usability Beritasatu.com
Web usability Beritasatu.comWeb usability Beritasatu.com
Web usability Beritasatu.comArif
 
Web usability Tribunnews.com
Web usability Tribunnews.comWeb usability Tribunnews.com
Web usability Tribunnews.comArif
 
Web usability Liputan6.com
Web usability Liputan6.comWeb usability Liputan6.com
Web usability Liputan6.comArif
 
Web usability Liputan6.com
Web usability Liputan6.comWeb usability Liputan6.com
Web usability Liputan6.comArif
 
Web usability Arrahmah.com
Web usability Arrahmah.comWeb usability Arrahmah.com
Web usability Arrahmah.comArif
 
Proses kreativitas dan inovasi
Proses kreativitas dan inovasiProses kreativitas dan inovasi
Proses kreativitas dan inovasiArif
 
Creative industry in indonesia
Creative industry in indonesiaCreative industry in indonesia
Creative industry in indonesiaArif
 

More from Arif (18)

Desain promosi untuk pelaku UMKM
Desain promosi untuk pelaku UMKMDesain promosi untuk pelaku UMKM
Desain promosi untuk pelaku UMKM
 
Riset pasar bagi pelaku UMKM (bag I)
Riset pasar bagi pelaku UMKM (bag I)Riset pasar bagi pelaku UMKM (bag I)
Riset pasar bagi pelaku UMKM (bag I)
 
Sekilas Tentang Konten Promosi
Sekilas Tentang Konten PromosiSekilas Tentang Konten Promosi
Sekilas Tentang Konten Promosi
 
Strategi Pemasaran PTS Saat Pandemi
Strategi Pemasaran PTS Saat PandemiStrategi Pemasaran PTS Saat Pandemi
Strategi Pemasaran PTS Saat Pandemi
 
Bikin Iklan Dengan Videodroid
Bikin Iklan Dengan VideodroidBikin Iklan Dengan Videodroid
Bikin Iklan Dengan Videodroid
 
Peta Okupasi Nasional Bidang Komunikasi
Peta Okupasi Nasional Bidang KomunikasiPeta Okupasi Nasional Bidang Komunikasi
Peta Okupasi Nasional Bidang Komunikasi
 
Proses Kreativitas dan Inovasi
Proses Kreativitas dan InovasiProses Kreativitas dan Inovasi
Proses Kreativitas dan Inovasi
 
Seminar sertifikasi lsp komputer
Seminar sertifikasi   lsp komputerSeminar sertifikasi   lsp komputer
Seminar sertifikasi lsp komputer
 
Headline Dan Copywriting
Headline Dan CopywritingHeadline Dan Copywriting
Headline Dan Copywriting
 
Maskot itu Penting
Maskot itu PentingMaskot itu Penting
Maskot itu Penting
 
Web usability Tempo.co
Web usability Tempo.coWeb usability Tempo.co
Web usability Tempo.co
 
Web usability Beritasatu.com
Web usability Beritasatu.comWeb usability Beritasatu.com
Web usability Beritasatu.com
 
Web usability Tribunnews.com
Web usability Tribunnews.comWeb usability Tribunnews.com
Web usability Tribunnews.com
 
Web usability Liputan6.com
Web usability Liputan6.comWeb usability Liputan6.com
Web usability Liputan6.com
 
Web usability Liputan6.com
Web usability Liputan6.comWeb usability Liputan6.com
Web usability Liputan6.com
 
Web usability Arrahmah.com
Web usability Arrahmah.comWeb usability Arrahmah.com
Web usability Arrahmah.com
 
Proses kreativitas dan inovasi
Proses kreativitas dan inovasiProses kreativitas dan inovasi
Proses kreativitas dan inovasi
 
Creative industry in indonesia
Creative industry in indonesiaCreative industry in indonesia
Creative industry in indonesia
 

Recently uploaded

BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdferlita3
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...haryonospdsd011
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERIPURWANTOSDNWATES2
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufalKhawariz
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptDedi Dwitagama
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxSriayuAnisaToip
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfgloriosaesy
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxGallantryW
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)LabibAqilFawaizElB
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxAgungRomadhon3
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...AgusRahmat39
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024SABDA
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)saritharamadhani03
 
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis JurnalLidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis JurnalCloudybblz
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxmuhammadyudiyanto55
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfnaqarin2
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptAryLisawaty
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxnawasenamerta
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGEviRohimah3
 

Recently uploaded (20)

BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis JurnalLidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 

Yuk menulis...

  • 1.
  • 2. AMINAH, NASABAH BANK SAMPAH Bagi kebanyakan orang, sampah adalah barang yang menjijikkan yang mesti dijauhi. Namun bagi Aminah (58 tahun) sampah justru sangat berarti. Sehari-hari warga Kelurahan Rajawali, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, itu mengumpulkan sampah di sekitar rumahnya untuk dijual. ”Lumayan, bisa dapat tambahan duit buat hidup,” kata perempuan yang sehari-hari berjualan rokok dan kopi itu. Sejak September, Aminah semakin rajin mengumpulkan sampah. Barang buangan itu tak lagi dijual ke pengepul. Aneka sampah yang dikumpulkan itu ”ditabung” di Bank Sampah Rajawati yang mulai aktif sejak pertengahan tahun ini. Bank sampah merupakan lembaga yang dibentuk dengan tujuan mengajak warga mengurangi volume sampah melalui melikah dan memanfaatkan sampah yang bernilai ekonomi. Warga bisa menyetor sampah yang sudah dipilah ke lembaga itu dan dibayar senilai sampah yang disetorkan. Dengan bank sampah itu, Aminah tak lagi menjual sampah setiap hari. ” Sekarang saya setor setiap mimggu saja. Lebih enak karena uangnya terkumpul dan enggak langsung habis. Apalagi, ini kan uangnya ditabung dulu minimal sebulan,” katanya. Dua bulan menjadi nasabah Bank Sampah Rajawali, saldo tabungan Aminah mencapai Rp300.000. ”Rasanya senang banget bisa punya tabungan. Orang kayak saya ini mana bisa punya tabungan kalau enggak ada bank sampah,” katanya minggu lalu. Di antara 635 nasabah Bank Sampah, Aminah disebut sebagai nasabah teladan karena paling rajin menabung.
  • 3. PROLOG ”Aku kehilangan dua anak, ibu, dan seluruh harta benda akibat tsunami. Aku memang mendapat kepuasan batin sebagai wartawan foto, namun sekaligus perasaan gagal sebagai ayah dan anak,” kata Bedu Saini, 38 tahun, wartawan Serambi Indonesia. Sebuah rumah kecil di Lambaro Skep, kecamatan kuta Alam, Banda Aceh, Minggu pagi 26 Desember 2004. Bedu Saini tengah bersantai di dalam rumah sambil menonton TV bersama ibunya, Rawani (65 tahun) serta dua anaknya, Nisrina Alifa (6) dan Qatrum Nada (4). istrinya, Khalidah (35) menggendong si bungsu, bayi laki- laki berusia empat bulan yang belum diberi nama. Keluarga muda ini baru mengontrak rumah itu empat bulan yang lalu, pindah dari kontrakan lama di kajhue, Aceh Besar. Sudah 14 tahun Bedu bekerja di Serami Indonesia, namun dia masih harus pindah dari satu rumah kontrakan ke rumah kontrakan lainnya.
  • 4. ANAK-ANAK PANTAI YANG “TERHEMPAS” BADAI Sama dengan kakak-kakaknya, Aldiran (14 tahun), Rico (10 tahun), Rickey (8 tahun), Chichi (5 tahun),begitu juuga Reka Chintya tidur sebilik dengan kedua orangtuanya.. Lima nama anak yang terdengar manis itu bukanlah nama anak-anak kota, tapi anak keluarga nelayan miskin yang hanya sekolah sampai kelas III SD yang tinggal di bilik sewaan Rp20 ribu per bulan di pinggir pantai Pasir Purus, Kotamadya Padang, Sumatera Barat. Reka, bayi usia delapan bulan itu, hanya bisa menggeliat sambil memeluk ibu atau kakaknya jika ia merasa kedinginan tidur di lantai ubin di kamar berukuran 2 x 3 meter itu. Ia pun acap terbangun tengah malam, bukan karena lapar seperti bayi-bayi lainnya yang selalu minta susu, tapi digendong oleh kakak-kakaknya untuk menghindari banjir akibat hempasan badai laut yang menerobos rumah gubuk mereka. Tak ada kasur, apalagi selimut untuk anak-anak itu, karena ibunya, Ny Nursyamsi (34 tahun), hanya mendapat uang belanja untuk tiga kali makan dari suaminya. “Itu kalau suami pergi ke laut. Kalau cuaca buruk, berarti dia di rumah, dan tak ada jatah belanja,” kata istri nelayan itu. Reka, katanya menambahkan, adalah anak gagal KB, karena ia tak sanggup lagi membayar uang suntik Rp20 ribu setiap tiga bulan. Untuk makan sehari-hari, ibu muda itu menerima upah mencuci pakaian dari dua rumah, yang lokasinya hanya beberapa meter dari gubuknya.
  • 5. “TATO” DAN KEHIDUPAN “SIKALABAI” DI MENTAWAI Perempuan di mana pun agaknya sama saja, tak bisa lepas dari asesoris, untuk melengkapi kecantikan mereka. “Sikalabai” – perempuan—di Kepulauan Mentawai, 100 kilometer sebelah barat Pulau Sumatera, gugusan daerah terpencil yang hanya bisa dijangkau 10 – 15 jam dengan kapal ferry pada malam hari, juga lekat dengan berbagai perhiasan, bahkan kalau bisa dibawa mati. Perhiasan itu berupa tato di pergelangan tangan, jari dan bahu, serta lehernya, bahkan di betis, yang menggambarkan berbagai asesoris. “Semuanya itu bukan sekadar untuk gaya, tapi juga lambang kesetiaan,” kata Maria, ibu tiga anak dari suku Sagaelok, Kecamatan Siberut Selatan, Mentawai. Di pergelangan tangannya terlihat “gelang-gelang” berupa lukisan garis hitam yang dibuatnya semasa gadis dengan cara menusuk kulitnya dengan jarum halus yang lebih dulu diberi warna hitam yang diambil dari gumpalan asap lampu minyak yang dipadatkan. Di betis dan bahunya terlihat lukisan bunga, sementara di lehernya pun ada “untaian kalung” berupa garis lengkungan hitam. Begitu juga dengan Agustina dari suku Sakaliau di kecamatan yang sama, selain mengenakan sekitar 15 kalung manik-manik yang diuntainya sendiri, juga mengenakan asesoris abadi yang dibuat seperti Maria. Ibu lima anak yang usianya sekitar 40-an ini mengaku, dengan tato terasa lengkaplah kecantikannya. Berbeda dengan Maria, lukisan yang melekat di tubuh Agustina lebih berani dan kreatif. Garisnya tidak hanya satu lengkungan, tapi berderet-deret mirip gelang keroncong yang dikenakan anak gadis zaman sekarang. Kalung tato Agustina di leher pun lebih dari lima baris.
  • 6. ATLIT PEMUSIK YANG BANGGA DIPANGGIL ”SIR..” Anak muda itu bersahaja, dan hampir setiap hari dapat dipastikan memakai baju olahraga. Dimulai ketika jam sekolah berdering, ia pun bergegas ke lapangan sambil berlari- lari kecil, dan tangannya melambaikan ke sejumlah anak SD. ”Sir... sir,” begitu ia disapa muridnya sambil mengikutinya berlari mengelilingi lapangan sekolah. Yusuf Satryo (30 tahun) langsung tersenyum lebar dan hatinya sangat berbunga- bunga ketika dipanggil oleh murid-muridnya yang masih kecil. Lulusan FPOK UNJ tahun 2005 ini adalah guru olahraga di SD Boarding International School di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Semula, mantan atlit renang ini tidak menyangka, kalau jalan hidupnya nanti akan menadi guru olahraga. ”Saya masuk FPOK, hanya karena tidak suka belajar yang berat-berat. Saya cuma mau berenang, kalau perlu setiap hari,” katanya sambil menunjukkan prestasinya di tingkat nasional yang pernah diraihnya. Peraih medali emas . kejuaraan nasional ini juga pemain musik di grup band Balige dan Back to School, sebagai penyanyi sekaligus pencipta lagu dan penabuh drum. Sekarang ini, ayah satu anak perempuan ini bertekad bulat untuk terus menjadi guru olahraga, karena panggilan ”sir..sir” dari para muridnya dianggapnya sebagai tambahan darah merah dalam hidupnya. Musiknya beraliran keras dan memekakkan telinga, dan hampir setiap akhir pekan, guru olahraga ini akan masuk ke studio untuk latihan musik. Saat dia ”manggung” dengan pakaian ala punk, maka tak seorang pun akan menyangka bahwa dia adalah guru olahraga di SD, karena dia terlihat sangat garang dengan suara berat sambil berjingkrak-jingkrak di atas panggung. Potret Yusuf Satryo di panggung akan sangat berbeda 100 persen dengan saat dia berpakaian olahraga di halaman sekolah dengan murid – murid SD. Ya, Usup-- begitu nama kecilnya -- di panggung adalah penyanyi punk, tapi dia akan berubah menjadi sosok guru yang sangat lembut dan sayang dengan muridnya yang selalu memanggilnya ”sir”.
  • 7. KARAPAN SAPI, WISATA BERDARAH ?Hampir semua wisatawan yang bercampur baur dengan penduduk setempat berteriak-teriak agal histeris ketika mengetahui kuda poni yang menjadi idolanya akhirnya masuk garis finish dengan penuh kemenangan. Begitu juga jokinya yang umumnya adalah anak-anak pun seperti kesurupan, karena sangat berbahagi, ketika sapi tunggangan nya berhasil menang. Itulah sebagian kecil pemandangan karapan sapi di kawasan Sumenep, Madura yang diselenggarakan hampir setiap bulan. Sapi yang memang dipelihara untuk lomba itui dengan asupan makanan sagat bergizi seperti satu kilogram telur danm lain-lain, merupakan objek wisata yang selalu ditunggu-tunggu wisatawan. Namun di balik itu, ada kekekuatiran atau lebih tepatnya keprihatinan di balik kegemuruhan suara wisatawan yang menyaksikan karapan sapi Madura yang sangat terkenal ini. Bahkan pemda setempat sempat membuat peraturan daerah untuk menghentikan karapan sapi ini, namun tidakm pernah berhasil. Ada apa gerangan? Inilah konflik wisata budaya, antara objek wisata dan luka darah binatang yang tentu saja sangat menyakitkan binatang tersebut. Para joki itu akan dilengkapi dengan cambuk yang semua ujungnya ada paku-paku tajam bahkan pisau kecil berduri untuk mencambuk para sapi jika mereka berlari lambat, hanya untuk mengejar lawannya... (Artini, 1014) Inilah wisata yang berdarah-darah.....
  • 8. KALAU REMAJA SEDANG GALAU…. Susah diatur plus ngeyel, dandanannya alay, keinginannya nggak jelas, lebih hafal lagu-lagu yang sedang hits daripada pelajaran, suka marah=marah dan mendengar music yang memekakkan telinga. Tiba-tiba saja dia jatuh cinta dengan temannya dan besoknya mendadak menangis karena diejek teman di kelas. Ketika keluarga sedang terlelap tidur, tiba-tiba saja dia menyetel musik yang memekakkan dan dia pun berjingkrak-jingkrak semaunya. Di sisi lain, dia mulai susah diajak ngobrol, jalan-jalan ke mal, tapi kalau ada temannya yang bertandang ke rumah, wow…. betapa dia sangat bahagia. Itulah gambaran anak manis yang kemarin masih suka dipeluk-peluk, tapi sekarang dia berubah menjadi abege yang menjengkelkan, suka aneh-aneh, susah diatur dan juga seringkali merepotkan orang tua. Adriana S. Ginanjar, psikolog yang namanya sangat lekat dengan pengasuhan anak austik, mengungkapkan masalah kegalauan anak remaja dalam buku kecil Masa Galau Remaja Austik (2014) sebagai pegangan para orang tua yang memiliki anak Spectrum Austistik (SA) yang sedang beranjak remaja . Buku yang disajikan dengan bahasa ringan ini memberi petunjuk bahwa masa remaja yang penuh kegalauan adalah suatu tahapan perkembangan secara fisik dan emosional yang mesti dilalui seorang anak menuju dewasa. Si Unyil yang imut-imut akan mengalami masa remaja, dan dia bisa berubah menjadi remaja yang “horror”. Orang tua sebenarnya tidak perlu risau, karena masa meledak- ledak pada tahapan remaja merupakan tanda - tanda normal bahwa anak-anak sedang menuju masa aktualisasi potensi diri mereka.
  • 9. TV MENEBAR KEKERASAN Seorang bocah umur tujuh tahun asyik sendiri menonton film seri Amerika, Robocop, di bilik orang tua mereka. Pembantu rumah masuk, dan mematikan TV yang sedang menayangkan program lokal. Sang anak bereasi cepat, tapi amat mengejutkan. Sebelum pembantu sadar, si anak pergi mengambil pistol kaliber 22 dari laci, dan menembak si “inang” di kepala. Wanita malang itu mati seketika. Komentator menyalahkan pembunuhan tragis yang terjadi di Manila Februari lalu, kepada penanggung jawab film keras yang ditonton si anak. Kurang sebulan kemudian, seorang anak usia delapan tahun juga telah menembak dan melukai parah seorang saudaranya. Secara lugu, ia menceritakan kepada polisi bahwa ia hanya “melakukan apa yang dilihatnya di TV”. Para pakar mengingatkan agar jangan tergesa-gesa menarik kesimpulan. Tapi mereka sependapat, dua tragedi itu bukti kesalahan fatal TV Pilipina. “Orang tua harus melepaskan anggapan bahwa mereka bisa melindungi anak-anak dari pengaruh kekerasan yang makin banyak ditayangkan di TV,” ujar Fenydelos Angeles-Bautista, pendidik anak dan direktur “Batibot”, program TV pendidikan anak
  • 10. BERANI MELAWAN ROKOKSeorang pelatih biola di Taman Suropati, Jakarta Pusat, yang sejuk rindang, terus menggesek biola sambil di mulutnya ada rokok, meski ia sedang berada di tengah-tengah anak-anak yang sedang berlatih. Di pojok taman yang asri itu juga terlihat beberapa pasangan kekasih di bawah pohon rindang dengan selimut asap rokok. Yang perempuan hanya diam saja ketika teman laki-lakinya mengepulkan asap rokok seenaknya. Tak ada yang berani menolak perokok. Memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia 31 Mei di negeri ini sampai sekarang masih berkutat pada satu pertanyaan yang sampai sekarang tak terjawabkan. Mengapa orang Indonesia suka sekali merokok? Pergilah ke pasar tradisional, terminal, atau tempat hiburan, dan kafe-kafe, maka tempat itu akan terasa sesak karena penuh asap rokok. Sopir-sopir bis angkutan umum ber-AC, sopir mikrolet, sopir oplet, juga tidak peduli, sambil menyetir juga mengepulkan asap rokok dari mulut dan hidungnya. Penumpang hanya pasrah melihat sopir merokok. Apalagi si sopir bajaj, yang posisi duduknya sangat dekat dengan penumpang, tokh juga terus merokok dan tidak peduli dengan penumpangnya adalah anak sekolah atau ibu yang membawa bayi. Anak-anak SD dan pelajar remaja saja juga sudah jadi perokok. Mereka memilih tidak membeli tiket kereta api, tapi duduk dengan tenang sambil mengepulkan asap rokoknya di atas gerbong kereta api. Harga rokok memang murah sekali, cukup dijangkau dengan uang jajan anak-anak. Menurut Hakim Sorimuda Pohan,SpOG dari Indonesia Tobacco Control Network, para perokok ini sebenarnya termasuk kelompok masyarakat kurang beradab, karena tidak memenuhi aturan.
  • 11. ANAK KECIL ITU “LENGKET” DENGAN PENGASUH Suasana di ruang tunggu F7 di bandara Soekarno Hatta cukup ramai. Ada yang ber selfie ria, ada yang ngobrol dengan suara keras, ada yang duduk melamun, ada yang baca koran, dan ada yang nonton TV airport. Mereka semua sedang menunggu pengumuman keberangkatan pesawat Garuda Indonesia menuju Batam. Masing-masing sibuk dengan kebutuhannya sendiri. Coba tengok di pojok. Seorang laki-laki setengah baya terus saja menciumi anak majikannya yang usianya sekitar tujuh tahun. Bocah laki-laki itu diam saja, tapi sekali-sekali dia menepis muka laki-laki itu. Keduanya duduk di belakang orang tuanya, sehingga pemandangan yang cukup mencurigakan itu luput dari pantauannya. Mereka berdua merasa anaknya aman-aman saja bersama pengasuh laki-laki itu, sementara baby sitter nya yang lain sibuk bercengkerama dengan temannya. Laki-laki itu terus saja menempelkan wajahnya ke pipi anak itu, sambil tangannya membelai-belai rambutnya. Inikah bentuk kasih sayang pengasuh laki-laki kepada anak majikannya ? Gambaran itu terus berlanjut di tempat duduk di atas pesawat, sehingga penumpang lain pun merasa jengah.
  • 12. AIR UNTUK ANAK Zulfikar (11 tahun) bersama lima anak lainnya terus berlarian mengejar debur ombak pantai sambil memungut barang-barang bekas yang terhempas di pinggir pantai. Sekilas pintas mereka tampak bahagia saling berkejaran dengan hempasan ombak, karena setiap bunyi gemuruh ombak berarti ada harapan. Namun, lihatlah badannya, kulitnya, wajahnya. Mereka yang tinggal di kampung nelayan Cilincing, Jakarta Utara, ini adalah anak-anak yang kering kerontang meski dekat dengan limpahan air laut tapi jauh dari air bersih Panas tengah hari tidak mengusik mereka untuk terus berlari di pinggir pantai dengan kaki telanjang sambil mencari barang-barang bekas, padahal tanpa terasa sebenarnya tenggorokannya sudah mulai kering. Namun, anak-anak tetaplah anak-anak, kalau sudah berkumpul dengan sesama teman, maka rasa dahaga pun sirna. Tapi lihatlah, kulit hitam Zulfikar yang kena panas matahari tapi penuh korengan, begitu juga anak-anak lainnya, dengan bibir kering dan rata-rata kurus itu, adalah potret anak-anak yang kurang sehat. Hanya keceriaan sebagai anak- anak yang membuat mereka kelihatan baik-baik saja, padahal mereka sebenarnya sudah dapat diketegorikan anak kurang gizi. Apakah Zulfikar dan kawan-kawannya memang tidak haus? Anak nelayan itu hanya tersenyum sambil menjelaskan bahwa tidak ada air minum di rumah. “Rasa haus jadi hilang kalau kumpul dengan teman-teman, sambil makan gorengan atau makanan lain,” ujarnya.
  • 13. DI BALIK MUSIK REMAJA Mereka menyerbu halaman yang tak begitu luas di depan panggung, lalu langsung ber-pogo dance-- mengikuti lagu Andai dan Dub Dab yang dimainkan lima anak gadis pelajar STM Bhayangkari jurusan Elektro. Meski bergoyang di tempat yang sempit bahkan saling menyemburkan ludah ke udara, namun tak satu pun yang tersinggung apalagi marah. Mereka terus saja bergoyang sampai dua lagu yang memekakkan telinga itu selesai. “Kalau di tempat lain, jangankan kena ludah, saling lirik saja, pastilah terjadi tawuran,” kata seorang pelajar yang melihat teman-teman sebayanya dari sekolah lain saling bersatu dalam musik yang digelar di Sanggar Krida Wanita Jaya Raya (Sangkrini) TMII, Minggu lalu (18/8). Sebanyak 10 finalis kelompok musik remaja, hasil seleksi dari 178 grup peserta Festival Band Pelajar Se-Jabotabek 11-18 Juli kelihatannya cukup berhasil memukau para penonton yang sebagian terbesar adalah pelajar dari berbagai sekolah.
  • 14. BALADA BUSWAY Pagi itu terasa sangat sejuk, karena baru pukul 5.30, tapi begitu ketika kaki melangkah masuk ke dalam mobil angkutan berekor panjang yang dikenal sebagai busway, maka mulai berubah menjadi pengap. Busway memang ber AC, namun penumpangnya penuh sesak. Mau kemanakah mereka gerangan? Oh, inikah mereka yang gila kerja dan harus mengejar waktu kerja,, atau karyawan dan karyawati yang disiplin, atau apa? Sederetan perempuan yang duduk di bagian kanan busway asyik bermain hp, gadget, dan lainnya, dan sederetan lagi anak-anak gadis yang duduk terkantuk-kantuk, bahkan terlihat hanyut di dalam mimpinya karena ada yang mulutnya sedikit menganga. Di seberang bangku mereka, duduk laki-laki muda seperti orang kantoran yang juga terkantuk-kantuk karena goyangan busway yang melaju pelan di jalurnya. Di depannya ada ibu-ibu muda yang bergelantungan, ibu setengah tua yang akan menuju kantor, dengan satu tangan memegang gantungan di dekat kepalanya dan satu tangan lainnya memegang tas. Inilah balada busway, tempat berkumpulnya ketidakadilan, ketidakpekaan, ketidakpedulian dengan sesama. Ada tulisan prioritas tempat duduk untuk orang tua, ibu hamil, ibu dengan anak kecil atau orang cacat yang tertempel di dinding kaca bis tersebut. Inilah agaknya error komunikasi yang dimaksudkan oleh pakar komunikasi dunia, Shannon and Weaver, karena pesan itu tidak nyambung alias tidak dibaca, meski di depan mata.