Dokumen tersebut membahas tiga aspek peraturan berbahasa yaitu linguistik, sosiolinguistik, dan pragmatik. Aspek linguistik meliputi sebutan, intonasi, dan tatabahasa. Aspek sosiolinguistik mencakup jarak sosial, giliran bercakap, memulai dan mengakhiri percakapan, serta konteks percakapan. Sedangkan aspek pragmatik berfokus pada pemilihan kata dan tujuan komunikasi.
- istilah semantik
- semantik dan makna
- semantik dan linguistik
Semantik (Fitur Makna dalam Bahasa Melayu)
- Sifat makna
- kelas makna
Makna Leksikal dalam Bahasa Melayu
- Sinonim
- Antonim
- Hiponim
- homonim
- Polisem
- Ameliorasi
- Pejorasi
Perubahan Makna Lesikal dalam Semantik
- Peluasan makna
- Faktor perubahan makna
Perubahan makna leksikal dalam semantik
- Peluasan makna
- Penyempitan makna
- Anjakan makna/ Perubahan makna
- penyempitan makna
Perubahan Makna Leksikal dalam Semantik
- Peluasan Makna
Ketaksaan Makna Leksikal dalam Tatabahasa
-Permasalahan dalam pengajaran makna
- Kepersisan makna
- ketaksaan leksikal
- ketaksaan struktur
- kekaburan makna
Maaf jika ada kesalahan ejaan dan kekurangan isi serta huraian.
Nota tersebut merupakan hasil daripada buku / nota ringkas / bahan internet.
Dokumen tersebut membahas tentang psikolinguistik dan proses perolehan bahasa pertama kanak-kanak, termasuk definisi psikolinguistik, teori-teori yang terkait seperti teori behaviorisme dan kognitif, serta tahap-tahap perkembangan bahasa menurut Piaget."
Dokumen tersebut membahas tiga peringkat kemahiran menulis, yaitu peringkat pramenulis, peringkat mekanis, dan peringkat pelahiran. Pada peringkat pramenulis, murid dilatih kemahiran motorik dasar seperti membentuk garis dan huruf. Kemudian pada peringkat mekanis, murid belajar membentuk huruf, suku kata, dan kata. Pada peringkat terakhir, pelahiran, murid mampu menulis karangan se
Dokumen tersebut membahas tiga aspek peraturan berbahasa yaitu linguistik, sosiolinguistik, dan pragmatik. Aspek linguistik meliputi sebutan, intonasi, dan tatabahasa. Aspek sosiolinguistik mencakup jarak sosial, giliran bercakap, memulai dan mengakhiri percakapan, serta konteks percakapan. Sedangkan aspek pragmatik berfokus pada pemilihan kata dan tujuan komunikasi.
- istilah semantik
- semantik dan makna
- semantik dan linguistik
Semantik (Fitur Makna dalam Bahasa Melayu)
- Sifat makna
- kelas makna
Makna Leksikal dalam Bahasa Melayu
- Sinonim
- Antonim
- Hiponim
- homonim
- Polisem
- Ameliorasi
- Pejorasi
Perubahan Makna Lesikal dalam Semantik
- Peluasan makna
- Faktor perubahan makna
Perubahan makna leksikal dalam semantik
- Peluasan makna
- Penyempitan makna
- Anjakan makna/ Perubahan makna
- penyempitan makna
Perubahan Makna Leksikal dalam Semantik
- Peluasan Makna
Ketaksaan Makna Leksikal dalam Tatabahasa
-Permasalahan dalam pengajaran makna
- Kepersisan makna
- ketaksaan leksikal
- ketaksaan struktur
- kekaburan makna
Maaf jika ada kesalahan ejaan dan kekurangan isi serta huraian.
Nota tersebut merupakan hasil daripada buku / nota ringkas / bahan internet.
Dokumen tersebut membahas tentang psikolinguistik dan proses perolehan bahasa pertama kanak-kanak, termasuk definisi psikolinguistik, teori-teori yang terkait seperti teori behaviorisme dan kognitif, serta tahap-tahap perkembangan bahasa menurut Piaget."
Dokumen tersebut membahas tiga peringkat kemahiran menulis, yaitu peringkat pramenulis, peringkat mekanis, dan peringkat pelahiran. Pada peringkat pramenulis, murid dilatih kemahiran motorik dasar seperti membentuk garis dan huruf. Kemudian pada peringkat mekanis, murid belajar membentuk huruf, suku kata, dan kata. Pada peringkat terakhir, pelahiran, murid mampu menulis karangan se
Dokumen tersebut membahas mengenai definisi sastera kanak-kanak, remaja, dewasa, dan popular. Ia menjelaskan bahwa sastera kanak-kanak berperanan dalam pembangunan diri dan merangsang imajinasi, manakala sastera remaja relevan dengan perkembangan remaja. Sastera dewasa dan popular pula menyampaikan pesan moral dan nilai-nilai murni sambil menghibur pembaca. Dokumen ini juga memberikan contoh k
1. Dokumen tersebut membahas tentang kemahiran mendengar dan bertutur sebagai komponen utama kemahiran lisan.
2. Kemahiran mendengar melibatkan aktiviti penerimaan maklumat sedangkan kemahiran bertutur melibatkan aktiviti penghasilan maklumat.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses dan peringkat-peringkat pengajaran kemahiran mendengar agar murid dapat memahami dan memproses maklumat
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan bentuk kata. Kata terbentuk dari gabungan morfem, yaitu unit terkecil yang membawa makna. Terdapat dua jenis morfem, yaitu morfem bebas yang dapat berdiri sendiri sebagai kata dan morfem terikat yang membutuhkan morfem lain untuk membentuk kata. Kata merupakan satuan terkecil yang membawa makna lengkap dalam bahasa.
Kesantunan bahasa dalam teknologi maklumat dan komunikasi.HanaFitrah
Dokumen tersebut membahas mengenai kesantunan bahasa dalam teknologi maklumat dan komunikasi. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain penggunaan bahasa yang tidak sopan dalam media sosial yang dapat merusak kualitas bahasa Melayu, serta implikasi negatif lainnya seperti kemunculan budaya plagiarisme di kalangan pelajar. Langkah-langkah seperti peranan keluarga dan sekolah dalam pendidikan bahasa
Dokumen tersebut membahas konsep kesusasteraan Melayu dalam bahasa Melayu. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa sastera merupakan seni kreatif yang menggunakan bahasa sebagai medium utamanya, dan memiliki berbagai ciri khusus seperti penggunaan bahasa yang indah, sisipan ilmu pengetahuan pengarang, daya sensitivitas pengarang terhadap masyarakat, makna tersurat dan tersirat, nil
Maaf, saya tidak dapat memberikan ringkasan atau komentar mengenai dokumen tersebut karena tidak mendapatkan informasi yang cukup untuk memahami konteks dan isinya. Saya hanya diberikan potongan-potongan teks tanpa penjelasan konteks atau latar belakang cerita. Untuk memberikan ringkasan yang relevan dan bermakna, saya membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap dokumen tersebut.
GAYA BAHASA DALAM DRAMA-DRAMA KARYA SITI JASMINA IBRAHIM MENGIKUT TEORI STILI...mardhia2020
Tiga kalimat ringkasan:
Dokumen tersebut membahas mengenai gaya bahasa yang digunakan dalam drama-drama karya Siti Jasmina Ibrahim sesuai dengan teori stilistik. Berbagai jenis gaya bahasa seperti perbandingan, penyirnaan, pengulangan, dan penekanan dianalisis berdasarkan contoh-contoh dari drama-dramanya.
Dokumen tersebut membahas mengenai definisi sastera kanak-kanak, remaja, dewasa, dan popular. Ia menjelaskan bahwa sastera kanak-kanak berperanan dalam pembangunan diri dan merangsang imajinasi, manakala sastera remaja relevan dengan perkembangan remaja. Sastera dewasa dan popular pula menyampaikan pesan moral dan nilai-nilai murni sambil menghibur pembaca. Dokumen ini juga memberikan contoh k
1. Dokumen tersebut membahas tentang kemahiran mendengar dan bertutur sebagai komponen utama kemahiran lisan.
2. Kemahiran mendengar melibatkan aktiviti penerimaan maklumat sedangkan kemahiran bertutur melibatkan aktiviti penghasilan maklumat.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses dan peringkat-peringkat pengajaran kemahiran mendengar agar murid dapat memahami dan memproses maklumat
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan bentuk kata. Kata terbentuk dari gabungan morfem, yaitu unit terkecil yang membawa makna. Terdapat dua jenis morfem, yaitu morfem bebas yang dapat berdiri sendiri sebagai kata dan morfem terikat yang membutuhkan morfem lain untuk membentuk kata. Kata merupakan satuan terkecil yang membawa makna lengkap dalam bahasa.
Kesantunan bahasa dalam teknologi maklumat dan komunikasi.HanaFitrah
Dokumen tersebut membahas mengenai kesantunan bahasa dalam teknologi maklumat dan komunikasi. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain penggunaan bahasa yang tidak sopan dalam media sosial yang dapat merusak kualitas bahasa Melayu, serta implikasi negatif lainnya seperti kemunculan budaya plagiarisme di kalangan pelajar. Langkah-langkah seperti peranan keluarga dan sekolah dalam pendidikan bahasa
Dokumen tersebut membahas konsep kesusasteraan Melayu dalam bahasa Melayu. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa sastera merupakan seni kreatif yang menggunakan bahasa sebagai medium utamanya, dan memiliki berbagai ciri khusus seperti penggunaan bahasa yang indah, sisipan ilmu pengetahuan pengarang, daya sensitivitas pengarang terhadap masyarakat, makna tersurat dan tersirat, nil
Maaf, saya tidak dapat memberikan ringkasan atau komentar mengenai dokumen tersebut karena tidak mendapatkan informasi yang cukup untuk memahami konteks dan isinya. Saya hanya diberikan potongan-potongan teks tanpa penjelasan konteks atau latar belakang cerita. Untuk memberikan ringkasan yang relevan dan bermakna, saya membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap dokumen tersebut.
GAYA BAHASA DALAM DRAMA-DRAMA KARYA SITI JASMINA IBRAHIM MENGIKUT TEORI STILI...mardhia2020
Tiga kalimat ringkasan:
Dokumen tersebut membahas mengenai gaya bahasa yang digunakan dalam drama-drama karya Siti Jasmina Ibrahim sesuai dengan teori stilistik. Berbagai jenis gaya bahasa seperti perbandingan, penyirnaan, pengulangan, dan penekanan dianalisis berdasarkan contoh-contoh dari drama-dramanya.
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara novel dan teks sejarah. Novel umumnya memiliki alur cerita yang lebih kompleks dan jumlah kata lebih banyak daripada teks sejarah, sedangkan teks sejarah menyajikan peristiwa secara kronologis berdasarkan urutan waktu dan menggunakan bahasa yang lebih faktual. Contoh novel dan teks sejarah yang dibahas adalah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck kary
Novel Azab dan Sengsara mengisahkan tentang cinta terlarang antara Aminu'ddin dan Mariamin di Tapanuli pada masa kolonial. Kisah ini menggambarkan adat istiadat perkawinan paksa yang berlaku dalam masyarakat setempat pada waktu itu, seperti yang dialami oleh kedua tokoh utama. Novel ini juga menggambarkan konflik antara cinta dan kewajiban menuruti keinginan orang tua sesuai adat istiadat
Periodisasi sastra angkatan balai pustaka ( 20 )nuniek20
Balai Pustaka disebut angkatan 20an atau populernya dengan sebutan angkatan Siti Nurbaya. Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah. Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli
1. Cerita ini menceritakan tentang persahabatan antara Lina dan Rika yang mulai retak akibat perebutan pop corn dan berakhir dengan pertengkaran.
2. Mama Rika mencoba mendamaikan pertengkaran tersebut dengan menasehati bahwa marah akan membuat persahabatan hancur.
3. Cerita ini menggambarkan betapa rapuhnya persahabatan yang dapat hancur karena hal sepele.
Ketiga-tiga teks mendokumentasikan tema dan persoalan berkaitan kehidupan masyarakat luar bandar dan pergolakan generasi. Seroja Masih di Kolam menggambarkan pergolakan identiti diri dan pengaruh budaya barat. Alun Hidup menggambarkan cabaran penghijrahan dan kekitaan masyarakat luar bandar. Seorang Tua di Kaki Gunung menggambarkan konflik antara tradisi dengan gaya hidup moden dan sikap golong
Novel Interlok kaya dengan unsur falsafah yang menerapkan integrasi perkauman antara Melayu, Cina, dan India. Ia juga menggambarkan pandangan hidup masyarakat pada masa itu seperti bersikap saling tolong-menolong dan bersaing secara positif. Selain itu, novel ini menekankan nilai pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam memperbaiki taraf hidup.
1. BSS 3022
KARYA AGUNG MELAYU
ANALISIS KARYA MODEN
(SALINA - A.SAMAD SAID)
NAMA NO.MATRIK
MOHD AMIRUL ASRI BIN ZAHARUDDIN D20121061137
NOR AYUMI BINTI MD LAZIM D20131063272
JULIANA AZRENA BINTI BAHARUDDIN D20131063263
NURLIYANA BINTI AHAMAD DORMAD D20131063358
Nurrul wahidah binti hamid D20131063268
2. SINOPSIS
Novel Salina mengenai seorang perempuan bernama Salina yang didorong
kemiskinan untuk mencari kerja sebagai pelayan di Singapura dan Tanah
Melayu (Malaysia) pada tahun 50-an.
Salina menceritakan kehidupan masyarakat terutama orang Melayu di
Kampung Kambing, Singapura selepas Perang Dunia Kedua.
Penduduk di kampung ini tinggal di kandang kambing yang disewakan oleh
seorang lelaki India.
Salina adalah seorang pelacur yang menyara dan memelihara Abdul Fakar
yang malas bekerja dan sering meminta duit daripada Salina untuk pergi
berjoget dan minum arak.
3. Antara penghuni lain yang tinggal di kampung ini ialah Siti
Salina dan kekasihnya, Abdul Fakar, Hilmy dan ibunya, Kadijah,
Zarina, seorang janda serta anak tirinya iaitu Nadihah, Mansur
dan Sunarto, anak yang dipungut oleh arwah bapa Nadihah,
serta Haji Karman.
Novel ini menggambarkan kemiskinan, keruntuhan moral di
kota dan pergelutan untuk melangsungkan survival di tengah-
tengah kehancuran kehidupan selepas perang
5. 1. Kesempitan hidup dalam
meneruskan kehidupan semasa
tragedi Perang Dunia Kedua.
Peperangan yang berlaku antara Jepun dan Singapura meninggalkan
kesan yang mendalam bagi masyarakat Singapura apabila akhirnya
Singapura telah jatuh ke tangan Jepun.
Kesannya, rakyat Singapura hidup dalam kesusahan serta kesempitan
apabila harta benda serta segala kekayaan yang mereka peroleh telah
musnah akibat peperangan yang terjadi.
Berdasarkan novel Salina, pengarang jelas menggambarkan kedaifan
hidup rakyat Singapura ketika itu yang kehilangan segala harta benda
mereka dan hanya tinggal sehelai sepinggang dan mencari rumah
untuk berteduh.
6. “ Sebanyak lima puluh ringgit telah didahulukan sebagai wang
kopi masuk ke rumah itu dan setelah berjanji bersedia membayar
dua puluh ringgit setiap bulan dengan waktu pembayarannya
ditetapkan, maka baharullah bilik yang beratapkan zing-zing tong
minyak, daun rumbia dan kulit-kulit kayu balak dengan berlapiskan
tikar-tikar getah yang buruk dan di atasnya pula merayap-rayap
liar daun-daun labu yang segar, berdindingkan kayu-kayu, peti
susu,zing-zing tong minyak, kulit-kulit balak, kadbod-kadbod serta
berlantaikan tanah itu menjadi hak milik sewaannya, tempat
mereka berlindung daripada panas dan hujan.”
(Salina, 1980: 2)
Sambungan...
7. 2. Penindasan golongan kaya
terhadap golongan miskin
Dalam novel Salina, eksploitasi dan penindasan ini dapat dilihat
sewaktu orang kaya atau pemilik rumah atau bilik itu telah menindas
dan mengeksploitasi orang miskin yang menyewa rumahnya kerana dia
sedar bahawa tindakannya tidak akan memberikan apa-apa kesan
kepadanya memandangkan orang miskin tersebut sememangnya
memerlukan tempat tinggal untuk berlindung.
Oleh itu, mereka boleh melakukan tindakan seperti menaikkan harga
sewa rumah dengan sewenang-wenangnya memandangkan tiada
tindakan yang akan diambil daripada perbuatannya.
8. Sambungan...
“Ohooo,” kata Benggali jaga itu:suaranya besar dan penuh kahak ditekaknya.
“Berapa itu bilik punya sewa sekarang? Apa sudah naik lagikah?”
“Ya. Sekarang lagi sikit naik. Dulu Paliamah lima orang tinggal, dia punya sewa
lapan belas ringgit. Tapi sekarang saya dengan KurupayaSamy kasi naik lagi.
Sekarang dua puluh ringgit satu bulan,” kata pekedai India itu sambil menggeleng-
gelengkan kepala dan menggosok-gosokkan tapak tangan seperti selalu dibuatnya
bila bercakap.
“ Alamak, ini Kurupaya banyak cilaka. Sudah banyak wang, sekarang mahu banyak
wang lagi,” kata Benggali jaga itu meludah-ludah sambil pergi duduk pula dijurinya.
“Berapa itu orang tua kasi wang kopi?”
“Lima Puluh ringgit,” kata pekedai India kurus panjang itu sambil masuk semula ke
dalam kedainya untuk melayan pembeli lain. Selepas itu dia keluar semula lalu
berkata:
“Sekarang lima puluh ringgit orang tak ada kira; orang bayar. Rumah banyak susah
mahu dapat. Seratus ringgit pun orang bayar.”
“Ya, ya itu betul. Tapi gasak orang miskin punya wang banyak-banyak tak ada
baiklah!” kata Benggali jaga itu.
(Salina, 1980: 3)
9. 3. Kepincangan
keluarga
Dalam novel Salina, pengarang menunjukkan aspek
kepincangan keluarga akibat daripada sikap rakus atau
tamak manusia terhadap kebahagiaan duniawi.
Zarina iaitu ibu angkat kepada Sunarto sanggup
memarahi serta bergaduh dengan Sunarto hanya
kerana Sunarto tidak memberikan wang yang banyak
kepadanya. Zarina juga sanggup memaki hamun dan
menghalau Sunarto.
Zarina termakan pujuk rayu dan hasutan Fakar
sehinggakan Sunarto dihalaunya daripada rumah.
10. Sambungan...
“Bergaduh dengan siapa?”
“Gaduh dengan Narto. Narto bawa wang sikit
dah dua tiga hari ni. Emak marah. Dia mahukan
duit lebih banyak lagi. Kata narto beca dah
susah nak dapat sewa sekarang ni. Tak macam
dulu, beca sikit. Katanya sekarang teksi dah
mula banyak. Orang lebih suka naik teksi. Sebab
itulah susah nak dapat sewa banyak,” Nadihah
menerangkan.
(Salina, 1980: 18)
11. Walaupun, Salina seorang pelacur tetapi dia masih
mempunyai sifat baik hati apabila dia membantu
Hilmy anak jirannya dengan membiayai
pelajarannya dan bukunya.
Walaupun pada hakikatnya Siti Salina tidak
mempunyai pertalian darah dengan Hilmy dan
Kadijah, namun dia tetap membantu
masyarakatnya yang memerlukan bantuannya.
Jelas disini bahawa pengarang ingin menunjukkan
bahawa kita yang hidup dalam bermasyarakat
haruslah saling tolong-menolong terutamanya
terhadap golongan yang memerlukan.
4. Sikap tolong- menolong
dan saling membantu
terhadap golongan yang
memerlukan.
12. “ Hilmy jangan susah,” kata Siti Salina menyambung terus, “kakak
akan tolong Hilmy. Kalau ada apa-apa kesusahan tentang duit
buku seumpamanya, cakaplah kepada kakak. Kakak tahu sekolah
orang putih banyak pakai buku dan banyak pakai duit. Cakaplah
pada kakak bila sahaja Hilmy perlukan wang sekolah. Kalau kakak
ada duit, kakak beri, kalau kakak tak ada kakak tolong carikan,”
suara Siti Salina begitu bersungguh-sungguh. Dan Siti Salina juga
merasakan bahawa dia tidak berkata-kata kepada orang lain,
tetapi kepada adiknya sendiri, adik yang ingin diberinya sebanyak-
banyak pelajaran, satu keinginan yang selalu dirasakannya akhir-
akhir ini.
(Salina, 1980: 84)
Sambungan...
14. Estetik berkait rapat dengan persoalan keindahan yang
membicarakan unsur keindahan pembinaannya, bahasanya
dan pengalaman keseronokan membacanya.
Menurut Nik Hassan Basri (2007), gaya bahasa ialah cara atau
ragam bahasa yang digunakan dalam penulisan atau lisan
ataupun cara pemakaian bahasa dalam sesebuah karya atau
susunan kata, frasa dan ayat yang digunakan oleh pengarang
dalam usaha melengkapkan tema dan persoalandan
sebagainya dalam karya yang dihasilkan
15. PERSONAFIKASI
Personafikasi ialah sejenis gaya bahasa perbandingan, iaitu
penginsanan atau pemberian ciri-ciri peribadi orang atau
sifat-sifat manusia kepada sesuatu benda, binatang,
tumbuh-tumbuhan, keadaan, peristiwa, barang yang tidak
bernyawa, atau idea yang abstrak.
Contoh :
Suara budak-budak menjerit riuh itu kedengaran semula.
Juga suara enjin kilang menggergaji balak yang sedang
‘bernyawa’,suara wap berhembus dari kilang…
(Salina : 33)
16. SIMILE
Simile ialah perumpamaan. Simile merupakan perbandingan
terus iaitu membandingkan dua hal yang pada hakikatnya
berlainan tetapi dengan sengaja kita mengganggapnya sama.
Perumpamaan ini secara jelas mengungkapkan sesuatu
perbandingan atau persamaan dengan menggunakan kata
‘’seperti’, ‘’laksana’’, ‘’bagai’’, ‘’umpama,’’bak’’, ‘’sebagai’’,
‘’peneka’’, ‘’serupa’’, dan macam-macam lagi.
Contoh :
Dan soal mengapa seorang yang sesihat dan segar Abdul Fakar
sanggup merelakan dirinya menjadi seperti anjing menanti belas
kasihan tuannya sahaja berpusar-pusar juga di kepalanya.
(Salina : 194)
17. Sejenis gaya bahasa pengulangan, iaitu pengulangan perkataan pertama
pada setiap baris atau pada setiap ayat yang biasanya secara berketurunan
supaya memperoleh kesan tertentu waima dalam puisi tradisional, puisi
moden, prosa tradisional, prosa moden sama ada kreatif atau bukan kreatif
(Nik Hassan Basri,2007).
Contoh :
Dia diam pula kerana disedarinya bahawa Hilmy tidak
mendengarkannya sepenuhnya, mungkin tidak semuanya.
Dia melanjutkan dengan suara yang semakin ditinggikan:
suara meninta…
(Salina : 35)
ANAFORA
18. HIBERPOLA
Hiperbola yang merupakan salah satu daripada kelompok
gaya bahasa pertentangan sejenis gaya bahasa yang
mengandungi kenyataan tentang sesuatu perkara secara
berlebih-lebihan atau secara melampau waima daripada
segi jumlahnya, ukuran atau sifatnya.
Contoh :
“Dan dia ketawa terbahak-bahak. Budak-budak muda
yang sedang bercerita itu segera ketawa juga-ketawa
memanjang-manjang. Seorang daripada mereka yang
berambut panjang seperti sudah tiga bulan tidak
digunting.
19. SINKOF
Sinkof atau sinkop ialah sejenis gaya bahasa
penyirnaan, iaitu pengguguran huruf sisip atau
suku kata perkataan dengan menghilangkan huruf
tengah atau suku kata tengah bagi perkataan, atau
pewujudan kata singkat atau ringkas, iaitu kata
yang terhasil akibat penghilangan huruf atau suku
kata. Contoh gaya bahasa sinkof dalam novel
‘Salina’ ini ialah :
‘’Kaufikir kau mau mengcekik saja ya?’’suara
Zarina semakin mengancam didengarnya.
20. Disfemisme
Disfemisme ialah kebalikan daripada eufemisme. Disfemisme
memilih bentuk kata atau ragam bahasa daripada yang lembut
kepada yang kasar. Namun begitu, bagi masyarakat Melayu lama
kata-kata kasar selalunya bertujuan untuk bergurau dan
berjenaka. Ungkapan disfemisme banyak terdapat dalam pantun
jenaka. Disfemisme turut digunakan dalam bahasa daerah.
Contoh :
‘’Narto tak ada kat rumah? Tanya Abdul Fakar kepada
Nahidah.
‘’Tak ada’’.jawab Nahidah jujur.
‘’Sudah mampuskah?’’ tanya Abdul Fakar lagi; hatinya
panas.
(Salina : 220)
21. Polisidenton
Polisidenton ialah penggunaan kata hubung yang
banyak dalam sesuatu ayat. Dalam novel Salina,
terdapat juga penggunaan gaya bahasa ini seperti
yang dapat dilihat dalam contoh ayat yang berikut:
Di sana sini lecak sahaja, dan di tanah banyak air
yang tertakung-bertakung di tanah yang lekak-
lekuk dan di beberapa buah tin dan botol yang
terselit-selit di celah pokok pisang.
(Salina: 25)
22. Anastrop
Anastrop adalah susunan kata yang lazim. Fungsi
utamanya ialah untuk memberikan penekanan. Takrifan
anastrop menurut Umar Junus (1989) merujuk kepada
pembalikkan susunan ayat dengan tujuan supaya frasa
yang diletakkan pada awal lebih penting daripada frasa
yang di belakang.
...daunnya yang hijau kekuningan yang sebelum itu
digigit-gigit kambing Kurupaya Samy dan dicakar-cakar
oleh tiga ekor anak kucing Siti Salina itu, semakin koyak-
koyak kerana ditiup angin kuat
selamanya.
23. Kepengarangan merujuk kepada
keterampilan, kecerdikan dan kearifan
seseorang pengarang itu dalam berkarya
(Mohd. Rashid Md. Idris, Abd. Rahman
Napiah & Seri Lanang Jaya Hj. Rohani, 2014:
96).
Dalam sesebuah karya, nilai estetik dan
kepengarangan merupakan dua aspek
penting yang boleh mempengaruhi
kedudukan teks tersebut.
24. Penulisan novel Salina berbentuk
autobiografi
Novel Salina berbentuk autobiografi kerana
pengarang sendiri yang mengarangnya. Novel ini
membuka dan membongkar keperitan hidup
masyarakat Melayu di sebuah perkampungan
kecil di Singapura akibat Perang Dunia Kedua.
ditulis berdasarkan kesan pengalaman hidup
yang musnah dalam peperangan, iaitu
pengalaman langsung pengarang sebagai mangsa
perang ketika itu.
25. Kepelbagaian teknik penulisan Salina
Teknik dialog
pengarang novel Salina, A. Samad Said memasukkan teknik
dialog untuk menjadikan cerita lebih hidup dan dekat
dengan pembaca. Teknik ini dapat menarik perhatian
pembaca.
Contoh :
‘’Narto tak ada kat rumah? Tanya Abdul Fakar kepada Nahidah.
‘’Tak ada’’.jawab Nahidah jujur.
‘’Sudah mampuskah?’’ tanya Abdul Fakar lagi; hatinya panas.
(Salina : 220)
26. Teknik monolog dalaman
Teknik yang menonjolkan watak-watak berkata-kata
dalam hati tanpa sebarang ucapan. Semua perasaan
atau kata yang tersirat di hati watak-watak itu
dipaparkan oleh penulis atau pengarangnya (Nik
Hassan Basri, 2007).
Contoh:
Zarina berkata di dalam hatinya sungguh-sungguh.
“Ya, laki-laki tentu akan tergila-gilakan Nahidah!”.
(Salina: 252)
29. 1. FALSAFAH SOSIAL
Sosial ialah gambaran kehidupan realiti manusia.
Novel Salina memaparkan gambaran sebenar golongan masyarakat
yang menjadi mangsa perang dunia kedua sehingga membawa
kesengsaraan dan kemiskinan kepada mereka dan ada segelintir
golongan masyarakat yang terlibat dengan kehidupan yang tidak
sihat
Bentuk yang diketengahkan ialah bentuk yang bersifat realisme,
iaitu cerminan budaya masyarakat pada ketika itu.
Novel bersifat mimetik sastera: karya seni yang merupakan tiruan
atau salinan semula daripada dunia sebenar.
30. Penduduk di Kampung Kambing sangat daif sehinggakan keperluan
air perlu dicuri-curi ambil dari bangunan berek pejabat kerajaan
yang terletak berdepan dengan kampung tersebut.
Rumah-rumah mereka pula sebenarnya kandang kambing yang
telah diubah suai sebagi rumah setinggan.
Ia deretan bilik yang disewa oleh tuan kandang kambing tersebut.
Penghuni-penghuninya kebanyakkan sisa-sisa ledekan perang dunia
kedua yang telah hilang kaum keluarga, kerja dan tempat
bergantung
31. • “rumah-rumah kandang kambing itu semuanya tidak
sempurna. Dindingnya terbuat dari papan-papan peti susu
yang buruk dan berbulu-bulu, kulit-kulit kayu balak yang tebal
dan bercendawan, zink-zink tong minyak berkarat yang sudah
dileperkan (tetapi masih kemik di sana sini) dan kadbod-
kadbod yang sudah berbulu dan berbelang-belang oleh resapan
air hujan,”
(Salina, 1961:3)
32. 2. FALSAFAH
ETIKA
Etika ialah pemikiran tentang moral, pendidikan dan pengajaran.
Dalam novel Salina, falsafah etika dapat dilihat melalui ilmu
pengetahuan yang masih menjadi keutamaan dalam
masyarakatnya.
Walaupun Katijah mengalami kemusnahan hidup setelah Perang
Dunia Kedua, dia masih mampu menyekolahkan Hilmy malah Hilmy
dapat dilihat sebagai pelajar yang pandai kerana mampu bersekolah
di sekolah Melayu Kota Raja dan berpindah ke sekolah Inggeris
Monk’s Hill dan Victoria School secara percuma.
33. Memang dari sekolah Melayu dulunya; sesudah
sekolah Melayu barulah dihantar ke sekolah
Inggeris. Kalau hendak dihantar ke sekolah
Inggeris terus saja, siapa yang mampu? Ayahnya
bukan ada. Untunglah dapat sekolah free, jawab
Katijah menerangkan.
(Salina, 1961:10)
34. Seterusnya, falsafah etika dapat ditunjukkan melalui
peranan kaum wanita sebagai pelayan.
Pekerjaan sebagai pelayan dalam kalangan golongan wanita
begitu dominan pada zaman perang.
Melalui novel Salina ini, memperlihatkan watak wanita
yang bekerja sebagai seorang pelayan.
Dalam novel ini, memperlihatkan watak Zarina dan
Nahdah.
Zarina merupak ibu tiri kepada Nahidah dan bekerja
sebagai seorang pelayan untuk menyara hidupnya.
35. • “Mak dah pun carikan kerja untuk kau,” kata
Zarina mendekat ke maksud utamanya. “Kerja
tu dah pun mak dapatkan, cuma tunggu
jawapan dari kau saja. Mak harap benar kau
mahu bekerja.”
(Salina,1961:162)
36. 3. FALSAFAH
METAFIZIK
Falsafah metafizik memikirkan tentang kewujudan dan keberadaan.
Dalam novel Salina ini, falsafah metafizik boleh ditunjukkan melalui
watak Haji Karman.
Haji Karman selalu menjadi penghuni surau sendiri.
Beliau selalu mengajak seorang dua anak muda bersembahyang.
Beliau juga sering menegur secara bersopan keserakahan dan
kejahilan segelintir penghuni Kandang Kambing.
Haji Karman sedar bahawa beliau tidak dapat masalah perjuangan
mereka yang berusaha keras demi sesuap nasi pagi dan petang.
37. 4. FALSAFAH
EKONOMI
Ekonomi ialah sistem pendapatan dan pengurusan
harta benda.
Falsafah ekonomi selepas perang dunia kedua yang
paling ketara dapat ditunjukkan apabila kaum
perempuan bekerja sebagai pelayan.
Zarina merupakan ibu tiri kepada Nahidah memaksa
Nahidah menjadi pelayan untuk menyara keluarganya.
38. “Mak dah pun carikan kerja untuk kau,” kata
Zarina mendekat ke maksud utamanya. “Kerja tu
dah pun mak dapatkan, cuma tunggu jawapan
dari kau saja. Mak harap benar kau mahu
bekerja.”
(Salina,1961:162)
39. Falsafah ekonomi boleh ditunjukkan melalui watak Sunarto. Beliau
seorang anak muda yang saban hari kerjanya membawa
beca.Dengan becanya, dia dia mencari rezeki bagi menampung dan
menyara keluarga angkatnya, Zarina Mansur dan Nahidah.
Melalui novel Salina, kita dapat melihat watak seorang ibu tunggal,
iaitu Katijah yang terpaksa bekerja sebagai tukang cuci di empat
buah rumah orang inggeris demi menyara anaknya yang sedang
belajar, iaitu Hilmy.
40. • “Bukan kerja apa-apa; cuma cuci kain dan baju
saja,” Katijah menerangkan. “Hari ni kakak
cuci kain baju di rumah Nyonya Swee Kim dan
Encik Burhan. Esok cuci di rumah orang lain
pula. Begitu bergilir-gilir. Kalau tak begitu
manalah nak dapat duit,” Katijah memandang
Hilmy dan berkata, “nak harapkan budak ni,
kurang-kurang kena tunggu dua tiga tahun
lagi…
(Salina, 1961: 38)
42. NILAI BUDAYA
1. NILAI BUDAYA
MENGENANG BUDI
Nilai ini ditonjolkan pada watak Sunarto yang mengenang budi
ayah angkatnya, iaitu Mutalib yang menyelamatkannya yang
menghidap penyakit demam malaria sewaktu dibawa oleh tentera
Jepun ke Siam.
Walaupun ayah angkatnya telah meninggal dunia dan dirinya
sering diherdik dan dihina oleh Zarina namun dia tetap tinggal di
rumah Zarina kerana ingin membalas jasa ayah angkatnya dengan
menjaga Nahidah dan Mansur dengan baik. Hal ini hasil daripada
didikan ayah angkatnya yang sering bercerita kepadanya tentang
budi bahasa dan dia masih mengingati kata-kata ayahnya, iaitu:
43. Sewaktu di kampungnya dahulu ayahnya sendiri sering
bercerita kepadanya tentang budi bahasa. Walaupun di masa
itu tidak diketahuinya sungguh-sungguh apa sebenarnya budi
bahasa itu dalam erti yang mendalam, tetapi kata-katanya
“budi baik jangan kau lupakan sehingga bila-bila” itu tetap
semarak itulah yang menghalangnya untuk meninggalkan
keluarga Zarina-keluarganya. Ya, budi baik orang tak boleh
kulupa sampai bila-bila, bisik Sunarto di dalam hatinya.
(Salina, 62)
Sambungan...
44. Nilai ini dapat dilihat berdasarkan watak Katijah. Katijah
sering menasihati Siti Salina agar meninggalkan Abdul
Fakar yang selama ini menganiaya dan menyeksa Siti
Salina.
Katijah juga sering bertanyakan sebab Siti Salina terlalu
menyayangi Abdul Fakar sedangkan Abdul Fakar sering
mempergunakan Siti Salina, tetapi Siti Salina tidak pernah
merungut dan membiarkan sahaja dia diperlakukan begitu.
Contohnya dapat dilihat pada petikan yang berikut:
2. NILAI BUDAYA Mengambil Berat
Demi Kebaikan Orang Lain
45. “Saya tak adil selama ini, kak,” katanya kepada Katijah. Katijah
kehairanan juga mendengar jawapan itu.
Kenapa?”
“Sebab selama ini saya tak ambil berat segala apa kakak
nasihatkan. Bukan saya tak tau apa yang kak masihatkan itu benar,
tapi entahlah, saya tak mau menerima nasihat itu sehinggalah
sekarang ini. Sekarang ini barulah saya sedar apa yang kakak
nasihatkan itu ialah untuk kebaikan saya. Dan saya akan ikut
sekarang,” kata Siti Salina.
(Salina, 527)
Sambungan...
46. Nilai ketabahan ini dapat dilihat menerusi watak Siti Salina yang
cekal dalam menghadapi dugaan hidup setelah ahli keluarganya
meninggal dunia akibat terkena bom semasa Perang Dunia Kedua.
Berikutan dengan itu, Siti Salina mula terjebak dengan pelacuran
kerana Siti Salina mengalami kesempitan hidup. Dalam masa yang
sama, Abdul Fakar turut mengambil kesempatan terhadapnya dan
Siti Salina dipukul dan dimarahinya. Contohnya :
“Kenapa kau sanggup diseksa orang sampai begitu?” Katijah
bersuara sambil terbatuk-batuk dua tiga kali.
(Salina, 524)
3. Nilai Ketabahan dalam
Menghadapi Dugaan Hidup
47. PANDANGAN HIDUP
Dalam novel Salina, abang Nahidah, iaitu Mansur
sering menasihati Nahidah supaya sentiasa menjaga
maruah dan nama baiknya kerana bagi Mansur tiada
yang lebih berharga di dalam dunia ini melainkan
nama baik dan maruah diri. Contohnya:
1. PANDANGAN HIDUP TENTANG
KEPENTINGAN MENJAGA MARUAH
DIRI
48. Abangnya suka, bercakap kepadanya tentang beberapa hal, bercakap
sekali tentang rancangannya selepas habis sainnya dengan sojar itu,
dan meminta sekali lagi supaya adiknya itu menjaga dirinya baik-baik,
mengingatkan bahawa tidak ada yang lebih berharga di dalam dunia
ini selain meninggalkan nama yang
baik.
(Salina, 435)
Berdasarkan contoh di atas, Mansur sangat menyayangi adiknya,
Nahidah dan sentiasa menasihati adiknya supaya meninggalkan
pekerjaan sebagai pelayan.
Walaupun Mansur mengetahui bahawa adiknya terpaksa bekerja
sebagai pelayan kerana ibu tirinya, Mansur sentiasa berpesan kepada
Nahidah supaya menjaga maruah dirinya dan tidak terlanjur melayani
lelaki-lelaki di tempat kerjanya walaupun dibayar dengan harga yang
tinggi.
Sambungan...
49. Walaupun kehidupan masyarakat yang serba kekurangan namun
pelajaran terhadap ilmu agama tetap dipentingkan.
Dalam Novel Salina ini jelas ditunjukkan dalam watak Pak Haji yang
dianggap nyanyuk oleh Hilmy. Pak Haji merupakan orang tua yang
sangat mementingkan nilai agama kerana dialah yang mengajar kanak-
kanak yang ada di kawasan perumahan itu mengaji. Contoh:
“Entahlah kak, tapi saya rasa tidak pula begitu, dialah yang mengajar
budak-budak mengaji di sini. Murid-muridnya banyak. Pendeknya,
budak-budak di sini semuanya belajar mengaji dengannya,” kata
perempuan muda yang cantik itu.
(Salina: 11)
2. PANDANGAN HIDUP TENTANG
KEPENTINGAN AJARAN ISLAM
50. Perkara ini jelas ditunjukkan oleh watak Salina dan Hilmy yang sangat
mementingkan pelajaran yang mana Salina menjelaskan kepada Hilmy
betapa pentingnya pelajaran sekiranya hendak berjaya apabila dewasa
kelak.
Salina menjelaskan kepada Hilmy sekiranya mendapat peluang untuk
menyambung pelajaran dia harus mengambilnya.
Salina turut menyatakan mengenai biasiswa yang boleh didapati
sekiranya pelajar itu kurang berkemampuan tetapi hebat dari segi
akademik. Perkara ini jelas menunjukkan bahawa Salina amat
mementingkan pelajaran. Contoh:
51. “Hilmy tak tau sekarang ini bagaimana susah orang nak dapat
kerja?” kata Siti Salina menyambung lagi, “kalau tak ada certificate
sekolah, tak dapat kerja. Kalau tak ada kerja bagaimana nak makan,
dan kalau tak ada makan, bagaimana nak hidup? Orang sekolah
hendak apa? Kerana nak senang kemudian harilah. Jadi terlanjur
ada peluang bersekolah tu belajarlah baik-baik. Janganlah difikirkan
soal lain dulu. Tunggulah dan belajarlah sampai dah lulus dan dah
dapat certificate yang baik. Nanti bolehlah dapat kerja yang baik.
Kalau berpeluang melanjutkan pelajaran ke luar negeri
pun, janganlah dilepaskan. Itulah yang lebih baik. Kakak fikir kalau
Hilmy belajar betul-betul tentu Hilmy dapat melanjutkan pelajaran ke
luar negeri; tentu Hilmy akan dapat scholarship. Sekarang ini
khabarnya anak-anak orang miskin selalu diberi scholarship kalau
otaknya baik.”
(Salina: 120)
Sambungan...
53. Nik Hasan Basri Nik Ab. Kadir (2007) mendefinisikan
nilai sebagai segala perbuatan, perlakuan atau
tindakan yang bermutu, bertaraf atau elok yang harus
dijadikan contoh dan teladan.
Berdasarkan karya moden yang dikaji, iaitu novel
Salina, terdapat beberapa ilmu yang telah dikenal pasti
dalam kepengarangan A. Samad Said seperti ilmu
pertukangan, ilmu ketenteraan, ilmu agama dan ilmu
bahasa.
54. 1. ILMU
PERTUKANGAN
ilmu yang berkaitan dengan
kepandaian seseorang
dalam pekerjaan tangan
atau perbuatan
memperbaiki sesuatu
kerosakan.
Berdasarkan novel Salina, ilmu
pertukangan dapat dilihat dalam diri
watak utama itu sendiri iaitu, Siti Salina.
Setelah Siti Salina berpindah ke Kampung
Kambing setelah tamatnya Perang Dunia
Kedua, Siti Salina telah menyewa rumah
di kampung tersebut, tetapi rumah yang
didudukinya itu mengalami banyak
kebocoran.
55. “Tak dapat tidulah. Asyik kena betulkan atap saja. Sini dibetulkan
sana bocor; sana dibetulkan sini pula bocor. Ada daun labu di
atasnya pun tak guna. Bocor juga. Kalaulah begini saja tiap-tiap
malam, pendeknya tak dapat tidur langsunglah,“ kata Hilmy.
Kemudian, diam seketika; menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke
kanan. Dan segera menyambung, “Rumah kakak tak bocor?’
“Dah tak bocor sekarang. Dah kakak betulkan. Kalau tidak dulu
bocor juga macam rumah Hilmy tu, “Siti Salina menjawab.
Matanya memperhatikan api di dapurnya.
(Salina, 1961:42)
Sambungan...
56. 2. ILMU
KETENTERAAN
Ilmu ketenteraan bermaksud ilmu yang
berkaitan dengan perihal peperangan.
A. Samad Said memasukkan nilai ilmu
ketenteraan dalam novel Salina secara
tidak langsung. Hal ini demikian,
peperangan banyak memberi kesan
kepada masyarakat yang terlibat
termasuklah dirinya sendiri.
ilmu ketenteraan ini hanya diceritakan
secara asas sahaja seperti latihan-
latihan yang dijalani oleh anggota
tentera, seperti yang dialami oleh
watak kekasih Salina, iaitu Muhammad
Yusup seperti berikut:
57. “Saya dan kawan-kawan lain akan dibawa ke
suatu tempat yang masih belum diketahui lagi di
mana. Khabarnya kamu akan belajar
menggunakan senjata (tidak lagi belajar cara
mengikat bandage dan merawat luka!) Saya dan
kawan-kawan lain akan belajar pula cara hendak
menggunakan senjata untuk membunuh manusia
yang menjadi musuh.”
(Salina, 1961:184-185)
Sambungan...
59. Sewaktu di kampungnya dahulu ayahnya sendiri
sering bercerita kepadanya tentang budi bahasa.
Walaupun di masa itu tidak diketahuinya sungguh-
sungguh apa sebenarnya budi bahasa itu dalam erti
kata yang mendalam tetapi kata-kata ayahnya “Budi
baik orang jangan kau lupakan sampai bila-bila” itu
tetap semarak dalam hatinya.dan kata-kata yang
semarak itulah yang menghalangnya meninggalkan
keluarga Zarina- ‘Keluarga’nya!“ Ya, budi baik orang
tak boleh kulupakan sampai bila-bila”, bisik Sunarto di
dalam hatinya.
(Salina, 1980 : halaman 42)
Sambungan...
60. 4. ILMU
MEMIKAT
Novel Salina karya A.Samad Said merupakan
novel yang melibatkan kaum hawa dalam
mempertahankan hidup meskipun dalam
bidang yang sering dipandang serong dalam
kalangan masyarakat.
Penulis turut memasukkan unsur pemikat
atau ilmu memikat.
Ilmu memikat dan melayan ini merupakan ilmu
yang sangat diperlukan dalam kerjaya Salina
sebagai pekerja kelab dan pelayan. Dalam ilmu
memikat, Salina perlu pandai melayan dan
bersifat lemah lembut, dan bergurau manja.
Ilmu memikat Salina sering dipandang
serong oleh masyarakat Kampung
Kambing.
61. Di waktu sarapan pagi dia duduk melayan di sebelah Abdul Fakar.
Dia melayannya dengan lemah lembut, dan kalau perlu, ini selalu
diajaknya Abdul Fakar bergurau sekali biar selera itu “terbuka”. Dan
kalau Abdul Fakar ‘malas makan’-ini selalu disengajakan oleh Abdul
Fakar- dia akan menyuapkan makanan-makanan itu; didekatkannya
makanan itu ke mulut Abdul Fakar dan bila Abdul Fakar
menggeleteknyya. Dan dia ketawa manja. Dan selalunya sarapan
pagi itu tidak akan “ sempurna” bukan makanan tapi sulaman
gurauannya itu tidak sampai ‘meliar-liar’… sehingga makan pagi itu
lebih sesuai benar kalau terpanggil “makan bergurau” sahaja.
( Salina, 1980 : halaman 101)
Sambungan...
62. KESIMPULAN
Kesimpulannya, novel Salina boleh dianggap sebagai sebuah karya yang
unggul kerana mempunyai nilai estetik yang tinggi dari aspek
kepengarangannya.
Ciri-ciri karya yang hebat terdapat dalam novel Salina memperlihatkan
keunggulan pengarang dalam menyampaikan mesej kepada pembaca.
Dalam hal ini, novel Salina memperlihatkan kepengarangan A. Samad Said
yang mampu mencetuskan pemikiran, nilai dan pegangan dan
menceritakan keadaan hidup bangsa Melayu selepas perang dunia kedua
yang hidup dalam keadaan yang terdesak dan terpaksa melacurkan diri
demi ingin terus hidup.
63. BIBLIOGRAFI
Abdul Rahman Napiah et. al .(2014). Karya Agung Melayu. Tanjong
Malim:Universiti Pendidikan Sultan Idris.
A.Samad Said. (2003). Salina. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka.
Mana Sikana (2013). Berdiri di akar diri: kritikan sastera Melayu
pascamoden. Kuala Lumpur: Institut Terjemahan & Buku Malaysia
Berhad.
Nik Hassan Basri. (2007). Komsas Pengangan Teras Keterampilan. Kuala Lumpur:
Icon Region Sdn. Bhd.
Siti Aisah Murad .(2007). A.Samad Said dalam esei dan kritikan. Kuala
Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka