SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
YESUS SEKETIKA LEBIH RENDAH DARI PADA MALAIKAT-
MALAIKAT DI SORGA DALAM IBRANI 2:5-9
STT MAWAR SARON LAMPUNG
Yoseph Octadionisius Gulo
yosephdion@gmail.com
Abstract:
The Lord Jesus Christ came to earth to save His people from the sins that bound them. He came
into the world taking human form until he died on the cross and rose on the third day and sat
at the right hand of God the Father. Jesus had 2 statuses regarding his divinity and as a human.
Because he has the status of a human, of course many do not understand whether when Jesus
is in human status it will affect His divinity. It turns out that this is in accordance with the
context of Hebrews 2:5-9 which when we see that it has a unique sentence that is immediately
lower, as it can be seen that what is being addressed here is not Jesus who was human or Jesus
who has human status but here shows that human status is that is, we who live in this world
who are said to be lower than angels are not Jesus, but in the next verse it will show how Jesus
is glorified and glorified.
Keywords: Jesus, Angel, Man
Abstrak:
Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa
yang mengikat mereka. Ia datang ke dunia mengambil wujud manusia hingga ia mati diatas
kayu salib dan bangkit pada hari yang ketiga dan duduk disebelah kanan Allah Bapa. Yesus
memiliki 2 status yaitu mengenai keilahiannya dan sebagai manusia. Karena ia memiliki status
sebagai manusia tentu banyak yang tidak mengerti apakah Ketika Yesus berstatus manusia
maka akan mempengaruhi keilahian-Nya. Ternyata ini sesuai dengan dalam konteks Ibrani 2:5-
9 yang Ketika kita lihat memiliki kalimat yang unik yaitu seketika lebih rendah, seperti yang
terlihat bahwa yang dituju disini bukanlah Yesus yang sebagai manusia atau Yesus yang
memiliki status manusia namun disini memperlihatkan bahwa status manusia itulah yaitu kita
yang hidup di dunia ini yang dikatakan lebih rendah dari malaikat bukanlah Yesus, tetapi pada
ayat selanjutnya akan memperlihatkan bagaimana Yesus diagungkan dan dimuliakan.
Kata kunci: Yesus, Malaikat, Manusia
Pendahuluan
Yesus datang ke dunia ini untuk menebus dosa umat-Nya.1
Kematian dan kebangkitan
Tuhan Yesus merupakan titik sentral dalam ajaran agama Kristen. Menurut Kitab Suci Kristen,
Yesus Kristus dikisahkan mati di kayu salib sebagai korban penebusan dosa manusia, dan
kemudian bangkit dari kematian tiga hari kemudian. Kematian Yesus di kayu salib dianggap
sebagai tindakan pengorbanan-Nya untuk menebus dosa-dosa manusia.2
Dalam teologi
Kristen, diyakini bahwa manusia berdosa dan memerlukan pengampunan dari Allah. Yesus,
sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia, menerima hukuman atas dosa-dosa manusia
dengan mati di kayu salib. Kematian-Nya dianggap sebagai pembayaran penuh untuk dosa-
dosa manusia, sehingga mereka yang percaya kepada-Nya dapat menerima pengampunan dan
kehidupan kekal. Kemudian, kebangkitan Yesus adalah peristiwa penting yang terjadi setelah
kematian-Nya.3
Menurut Injil, tiga hari setelah kematian-Nya, Yesus bangkit dari kematian.
Kebangkitan-Nya menegaskan kekuatan-Nya atas kematian dan menunjukkan bahwa Dia
adalah Anak Allah yang hidup. Kebangkitan Yesus memberikan keyakinan akan hidup kekal
bagi mereka yang percaya kepada-Nya dan menunjukkan harapan akan kehidupan setelah
kematian.4
Kematian dan kebangkitan Yesus memiliki makna teologis dan spiritual yang
mendalam bagi umat Kristen. Mereka melambangkan penebusan dosa dan kemenangan atas
kematian, serta menegaskan identitas-Nya sebagai Juruselamat dan Tuhan. Kematian dan
kebangkitan Yesus juga menjadi dasar iman Kristen dan menunjukkan kasih dan kuasa Allah
yang luar biasa terhadap manusia. Dalam tradisi Kristen, Yesus Kristus dianggap lebih tinggi
daripada malaikat-malaikat.5
Yesus dianggap sebagai Anak Allah yang terlahir dalam rupa
manusia untuk menjadi Juruselamat umat manusia. Yesus diyakini memiliki otoritas yang lebih
tinggi daripada malaikat-malaikat dan memiliki kedudukan yang unik sebagai Tuhan yang
menyelamatkan. Dalam Alkitab, khususnya dalam Surat kepada Ibrani (Hebreus) di Perjanjian
1
H R Dannari, “Kajian Teologi Tentang Penderitaan Yesus Sebagai Anak Daud,” 2020,
https://osf.io/preprints/x8t6c/.
2
Candra Gunawan, “Signifikansi Kematian Yesus: Evaluasi Perdebatan Ioanes Rakhmat Dan Joas Adiprasetya,”
Jurnal Amanat Agung 7, no. i (2011).
3
Lewi Nataniel Bora, “Keserupaan Dengan Yesus Dalam Penderitaan, Kesengsaraan Dan Kematian-Nya,”
Manna Rafflesia 7, no. 1 (2020): 65–89.
4
Yohanes Adrie Hartopo, “Kematian Yesus Kristus Menurut Lukas 23: 44-48: Suatu Analisis Dari Perspektif
Kritik Redaksi ” Jurnal Amanat Agung 2, no. 1 (2017): 44–48.
5
Wenny Kristiani Waruwu, “KONSEP KRISTOLOGI MENURUT SURAT IBRANI DAN IMPLIKASINYA
BAGI ORANG PERCAYA MASA KINI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : PENGANTAR
PERJANJIAN BARU III PROGRAM SARJANA TEOLOGI ( S . Th .) Dosen Pengampu : Sri Ayu Dyah Utami
, S . S ., M . Th Oleh :,” KONSEP KRISTOLOGI MENURUT SURAT IBRANI DAN IMPLIKASINYA BAGI
ORANG PERCAYA MASA KINI, no. 1 (2018).
Baru, dikatakan bahwa Yesus diberikan nama yang lebih tinggi daripada malaikat-malaikat.
Ayat-ayat seperti Ibrani 1:4-5 menjelaskan bahwa Yesus adalah "jauh lebih baik daripada para
malaikat" dan bahwa "apakah Dia yang dikatakan Allah kepada-Nya, engkau adalah Anak-Ku,
Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini?" Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Yesus
memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada malaikat-malaikat,6
Dalam Kitab Ibrani juga disebutkan bahwa Yesus pernah lebih rendah dari malaikat-
malaikat di sorga pada ayatnya ke 7. Ketika Yesus menjadi manusia banyak yang mengaitkan
bahwa Yesus merendahkan diri-Nya maka posisi-Nya di sorga lebih rendah dari malaikat-
malaikat sebab malaikat-malaikat adalah makhluk spiritual yang diciptakan oleh Allah.7
Malaikat-malaikat ini memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada manusia, tetapi mereka
bukanlah objek penyembahan dan tidak setara dengan Allah. Bisa kita melihat bahwa manusia
adalah makhluk ciptaan Allah yang diciptakan dengan tubuh materi dan jiwa spiritual.
Malaikat, di sisi lain, adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki sifat-sifat spiritual dan tidak
memiliki tubuh fisik seperti manusia. Dalam hierarki penciptaan, manusia ditempatkan di
bawah malaikat dalam hal kedudukan. Manusia diciptakan sedikit lebih rendah daripada
malaikat (Mazmur 8:5)8
, tetapi manusia diberikan tanggung jawab unik dan dijadikan sebagai
mahkota ciptaan Allah (Mazmur 8:6-8)9
. Malaikat diberikan peran untuk melayani Allah dan
manusia. Dalam tanggung jawab yang diberikan pun sangat terlihat berbeda, Manusia
diberikan tanggung jawab untuk menjalani hidup yang benar di hadapan Allah, melayani
sesama manusia, dan menghormati perintah Allah. Malaikat memiliki peran dan tugas khusus
dalam melaksanakan rencana Allah, termasuk memberikan pesan dan pertolongan kepada
manusia, menjaga dan melindungi umat Allah, serta memuliakan dan memuji Allah.
Terlihat jelas bahwa betapa besarnya jurang perbedaan antara malaikat dengan manusia.
Lalu bagaimana dengan Yesus yang datang ke dunia turun menjadi manusia yang dikandung
oleh anak dara maria melalui karunia dari Roh Kudus. Yesus juga mengalami hal yang sama
dengan manusia secara normal. Dengan status Yesus yang sebagai manusia apakah juga akan
mempengaruhi statusnya di sorga dan kekekalan nanti. Apa yang di maksud dengan seketika
atau dibuat lebih rendah dari pada malaikat-malaikat di sorga. Bagaimana dengan keilahian
6
Berkat Harefa, “Yesus Kristus Anak Allah Menurut Ibrani 1:1-4 (Studi Eksegesis),” Stt Teologi Injili
Arastamar 4 (2009): 1–10.
7
Suhanri Simanullang, “Hakikat Malaikat : Teologi Sistematika 2,” Hakikat Malaikat : Teologi Sistematika 2,
no. 1 (2017).
8
LAI, Alkitab (Jakarta pusat, n.d.).
9
LAI, Alkitab.
Yesus yang menyatakan dirinya adalah bagian dari pribadi Tritunggal Allah, Anak, dan Roh
Kudus sedangkan Yesus sendiri datang ke dunia menjadi manusia seutuhnya dan dibuat lebih
rendah, dan ini menjadi kontras dengan tujuan penulisan Kitab Ibrani ini dimana bahwa tujuan
dibutnya surat ini ditujukan untuk kepada setiap orang yang percaya menjadi diteguhkan
karena Yesus ditinggikan dan dimuliakan, seorang Imam besar, dan Allah yang perkasa dan
dahsyat. Maka dalam penulisan ini penulis akan menjelaskan bahwa dalam keadaan Yesus yang
sebagai manusia dan statusnya di dunia di mana Ia menebus dosa manusia hingga kepada
maksud dari Yesus yang seketika dibuat lebih rendah dari malaikat-malaikat. Apakah ini
kesengajaan maka dibuat lebih rendah atau tidak.
Metode
Dalam penulisan ilmiah ini peneliti memakai metode studi Pustaka dimana akan
Metode ini dilakukan dengan mengambil data dari buku-buku teks dan literatur-literatur
lainnya sebagai objek yang utama. Untuk kebutuhan penelitian ini, maka peneliti menggunakan
sumber data sekunder yang mencari dan mengumpulkan data dari bahan-bahan tertulis, seperti:
buku-buku teks, jurnal-jurnal ilmiah, dan lain-lain. Selanjutnya data-data tersebut dianalisis
oleh peneliti.10
Rumusan Masalah
Apakah maksudnya Yesus seketika lebih rendah dari malaikat-malaikat di sorga dalam Ibrani
2:5-9?
Hasil dan Pembahasan
Pengantar Kitab Ibrani
• Penulis : Tidak Disebutkan
• Tema : Perjanjian yang Lebih Baik
• Tanggal Penulisan : 67-69 M (tidak dapat dipastikan)
Kitab Ibrani, juga dikenal sebagai Surat kepada Orang Ibrani, adalah salah satu kitab
dalam Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Tidak diketahui kepada siapa surat ini
dialamatkan, sekalipun Roma merupakan kemungkinan. Judul kitab ini di dalam naskah-
naskah Yunani yang tertua hanyalah, "Kepada Orang Ibrani." Sekalipun demikian isi surat ini
10
Adlini, M. N., Dinda, A. H., Yulinda, S., Chotimah, O., & Merliyana, S. J. (2022). Metode penelitian kualitatif
studi pustaka. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 974-980.
menunjukkan bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi. Penggunaan
Septuaginta (Alkitab PL dalam bahasa Yunani) oleh penulis ketika mengutip PL menunjukkan
bahwa para penerima surat ini mungkin adalah orang-orang Yahudi berbahasa Yunani yang
tinggal di luar Palestina. Kitab ini dianggap sebagai salah satu tulisan yang paling penting
dalam Alkitab dan memiliki nilai teologis yang tinggi. Kitab Ibrani ditulis oleh penulis yang
tidak diketahui, tetapi tradisi gerejawi dan sebagian besar sarjana mengaitkannya dengan rasul
Paulus.11
 Tujuan dan Tema
Tujuan utama Kitab Ibrani adalah untuk menguatkan iman dan kesetiaan orang-orang
Ibrani yang telah memeluk iman Kristen. Penulis ingin memperkuat keyakinan mereka dalam
Kristus dan menunjukkan superioritas Kristus dibandingkan dengan perjanjian-perjanjian
sebelumnya, seperti perjanjian Musa dan peranan imamat imam-imam lama. Tema utama
dalam Kitab Ibrani adalah superioritas Kristus dan pentingnya tetap teguh dalam iman kepada-
Nya. Penulis mencoba meyakinkan pembaca bahwa Kristus adalah pemenuhan yang lebih baik
dari segala yang terdapat dalam hukum Musa, imamat imam-imam lama, dan ibadah-ibadah
lainnya. Kitab ini mengajarkan bahwa Kristus adalah Sang Anak yang lebih agung dari semua
malaikat, Sang Pemimpin yang lebih agung dari Musa, dan Sang Imam Agung yang sempurna
dan abadi.
Penulis Kitab Ibrani juga ingin mengingatkan pembaca akan bahaya meninggalkan iman
Kristus. Kitab ini mencatat peringatan-peringatan keras terhadap kemurtadan dan
menggambarkan konsekuensi yang serius bagi mereka yang meninggalkan kepercayaan
mereka dalam Kristus. Selain itu, Kitab Ibrani mengajarkan pentingnya iman, kesabaran, dan
ketekunan dalam hidup Kristen. Penulis menunjukkan contoh-contoh dari Perjanjian Lama
tentang orang-orang yang hidup dengan iman, dan mengingatkan pembaca akan kebutuhan
untuk hidup dengan tekun dan bertahan dalam iman di tengah tantangan dan penganiayaan.
Dalam ringkasannya, tujuan Kitab Ibrani adalah untuk memperkuat iman orang-orang Kristen
Ibrani, meneguhkan keyakinan mereka dalam superioritas Kristus, memperingatkan tentang
bahaya meninggalkan iman, dan mendorong pembaca untuk hidup dengan iman, kesabaran,
dan ketekunan. Kitab ini memiliki pesan yang relevan bagi orang-orang percaya saat ini untuk
menjaga dan memperkuat iman mereka dalam Kristus.
11
Sabda, “Ibrani 2:5-9 TB,” Sabda.Org, last modified 2016, sabda.org.
 Isi dan Struktur
Kitab Ibrani terdiri dari 13 bab. Sebagian besar kitab ini berbentuk surat, dengan pengajaran
teologis yang dalam dan bervariasi. Penulis mengutip berbagai peristiwa dan ajaran dalam
Perjanjian Lama untuk menunjukkan bagaimana Kristus adalah pemenuhan yang lebih baik
dari segala hal yang terdapat dalam hukum Musa, imamat imam-imam lama, dan ibadah-ibadah
lainnya.
 Poin-Poin Kunci
Kitab Ibrani menyoroti keilahian, keutamaan, dan penebusan yang diberikan oleh Kristus.
Penulis menjelaskan bahwa Kristus adalah Sang Anak yang lebih agung dari semua malaikat,
Sang Pemimpin yang lebih agung dari Musa, dan Sang Imam Agung yang sempurna dan abadi.
Kitab ini juga menekankan pentingnya iman, kesabaran, dan ketekunan dalam hidup Kristen.
 Pesan dan Relevansi
Kitab Ibrani memiliki pesan yang kuat bagi orang-orang Kristen, baik pada saat penulisannya
maupun bagi kita saat ini. Kitab ini mengajarkan pentingnya menjaga iman yang teguh dalam
Kristus, menghormati otoritas-Nya, dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip iman Kristen.
Kitab ini juga mengajak kita untuk menolak keinginan untuk kembali ke agama yang lebih
lama atau terjerat dalam dosa, dan untuk tetap setia kepada Kristus sampai akhir.
Kitab Ibrani menyajikan pandangan teologis yang mendalam dan memberikan landasan kuat
bagi iman Kristen. Pesan-pesan yang terkandung di dalamnya menguatkan keyakinan,
mengingatkan akan pentingnya iman yang teguh, dan mengarahkan kita untuk hidup secara
konsisten dengan iman kita kepada Kristus.12
Yesus Sebagai Manusia
Yesus dipandang sebagai manusia dalam tradisi Kristen. Kemanusiaan Yesus adalah aspek
penting dalam teologi Kristen yang menekankan bahwa Dia adalah pribadi yang sepenuhnya
manusia.13
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dijelaskan mengenai Yesus sebagai
manusia:
12
Sabda, “Ibrani 2:5-9 TB.”
13
Peniel C D Maiaweng, “INKARNASI : REALITAS KEMANUSIAAN YESUS,” INKARNASI : REALITAS
KEMANUSIAAN YESUS 13, no. 1 (2015).
 Kelahiran dan kehidupan manusia: Yesus dilahirkan sebagai bayi manusia dari perawan
Maria. Ia mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik, mengalami proses belajar
dan pengalaman hidup sebagaimana manusia pada umumnya. Ia juga mengalami
berbagai aspek kemanusiaan, termasuk lapar, haus, lelah, dan emosi seperti sukacita
dan kesedihan.
 Tubuh dan jasmani: Yesus memiliki tubuh dan jasmani manusia. Ia makan, tidur, dan
merasakan sensasi fisik seperti manusia lainnya. Ketika Ia melakukan pelayanan-Nya
di dunia, Ia menggunakan tubuh-Nya untuk berinteraksi dengan orang-orang dan
menyampaikan ajaran-Nya.
 Emosi dan relasi sosial: Yesus mengalami berbagai emosi dan hubungan sosial dalam
kehidupan-Nya. Ia merasa belas kasihan, mengasihi, dan mengalami kegembiraan serta
kesedihan. Ia memiliki hubungan dengan keluarga, teman-teman, dan pengikut-Nya,
serta berinteraksi dengan orang-orang dalam masyarakat.
 Percobaan dan pencobaan: Yesus menghadapi pencobaan dan godaan, seperti yang
dicatat dalam Kitab Suci. Ia menghadapi godaan untuk menyerah pada keinginan-Nya
sendiri dan menghindari penderitaan, tetapi Ia tetap setia kepada kehendak Allah.
 Penderitaan dan kematian: Salah satu aspek kemanusiaan Yesus yang sangat penting
adalah penderitaan-Nya dan kematian di kayu salib. Yesus mengalami penderitaan fisik,
emosional, dan spiritual saat Ia mengorbankan diri-Nya sebagai kurban penebusan dosa
manusia. Kematian-Nya menjadi jalan untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa
dan memberikan kesempatan untuk hidup kekal.14
Pemahaman akan kemanusiaan Yesus menekankan pengalaman-Nya yang nyata sebagai
manusia dan pengorbanan-Nya yang mengungkapkan kasih Allah kepada umat manusia.
Kemanusiaan Yesus menjadi landasan bagi pengajaran moral dan teladan dalam menjalani
kehidupan Kristiani. Melalui kemanusiaan-Nya, Yesus menjadi perantara yang sempurna
antara Allah dan manusia, memahami segala kesulitan dan tantangan yang dihadapi manusia.
Dalam Ibrani 1:3, penulis memperkenalkan Yesus sebagai Anak Allah yang ditinggikan,
sesudah itu ia memberi perincian mengenai keadaan kemanusiaan-Nya sebagai berikut:
a. Ia lebih rendah daripada malaikat dan dalam misi-Nya, Ia memperlihatkan manusia
bukan malaikat-malaikat (Ibr 2:9, 16)
14
Maiaweng, “INKARNASI REALITAS Kemanus. YESUS.”
Disebutkan bahwa Yesus "dikecualikan dari kemuliaan dan kehormatan" untuk
"sementara waktu," dan bahwa Ia "tidak membantu malaikat-malaikat," melainkan Ia
datang untuk "menolong keturunan Abraham." Ayat-ayat tersebut menegaskan bahwa
Yesus bukan malaikat, melainkan Ia datang sebagai manusia untuk memberikan
pertolongan kepada umat manusia. Ini menunjukkan bahwa Yesus turun ke dunia
sebagai manusia agar Ia bisa berbagi dalam kondisi manusia, mengalami penderitaan
dan kesulitan seperti yang dialami oleh manusia, dan memberikan penebusan bagi
keturunan Abraham.
b. Ia mempunyai darah dan daging , Ia mengalami pencobaan (Ibr 2:18; 4:15)
Dalam Surat Ibrani 2:18, dikatakan bahwa karena Yesus sendiri telah menderita
dan diuji dalam penderitaan-Nya, Ia dapat merasa belas kasihan dan membantu mereka
yang diuji. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus memiliki pengalaman penderitaan dan
pencobaan yang sebanding dengan manusia, sehingga Ia bisa memahami dan menjadi
perantara yang penyayang. Dalam Surat Ibrani 4:15, ditegaskan bahwa Yesus adalah
Imam Besar yang tidak mampu menjadi acuh tak acuh terhadap kelemahan manusia,
karena Ia sendiri mengalami pencobaan serupa, tetapi tidak berbuat dosa. Dalam
kehidupan-Nya di bumi, Yesus menghadapi pencobaan dan godaan yang sama seperti
yang dialami oleh manusia, namun Ia tidak jatuh dalam dosa. Hal ini menegaskan
bahwa Yesus, sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia, mengalami segala aspek
kehidupan manusia, termasuk penderitaan dan pencobaan.
c. Ia berdoa dan memohon dengan suara jeritan yang mengharukan dan ratap tangis pada
waktu di getsemani (Ibr 5:7)
Ayat tersebut menekankan intensitas dan kedalaman pengalaman doa Yesus
ketika Ia berhadapan dengan penderitaan yang akan Ia alami, terutama menjelang
penyaliban-Nya. Saat berada di Taman Getsemani, Yesus merasa sangat terbebani oleh
beban yang akan Ia tanggung, yakni menebus dosa manusia melalui kematian-Nya di
kayu salib. Dalam doa-Nya, Yesus mengungkapkan keadaan batin yang sangat kritis
dan penuh tekanan, sehingga Ia berdoa dengan suara jeritan yang mengharukan dan
ratap tangis. Ini menunjukkan intensitas emosi dan ketegangan yang dialami-Nya pada
saat itu. Yesus adalah manusia sejati, dan Ia mengalami kesedihan yang mendalam dan
kecemasan sehubungan dengan misi-Nya.
Meskipun Yesus merasa terbebani, dalam doa-Nya Ia menyerahkan diri-Nya
sepenuhnya kepada kehendak Bapa surga. Ia mengatakan, "Bukan kehendak-Ku, tetapi
kehendak-Mu terjadi" (Lukas 22:42). Dalam momen itu, Yesus menunjukkan ketaatan
dan kesetiaan-Nya kepada Allah Bapa, walaupun Ia mengalami penderitaan yang tak
terbayangkan. Pengalaman doa Yesus di Taman Getsemani memperlihatkan sisi
manusia-Nya yang lemah dan rentan, serta kasih-Nya yang mendalam terhadap umat
manusia. Doa-Nya tersebut juga mengilustrasikan betapa besar pengorbanan dan
kesetiaan-Nya dalam menebus dosa umat manusia melalui kematian-Nya di salib.
d. Ia belajar taat melalui penderitaan-Nya, sebagai hasilnya Ia dikatakan telah dijadikan
sempurna (Ibr 2:10, 5:8-9)
Dalam Surat Ibrani 2:10, dikatakan bahwa Allah telah menjadikan Yesus
"sempurna melalui penderitaan-Nya." Penderitaan yang Ia alami memainkan peran
penting dalam pengembangan kesempurnaan-Nya sebagai Juru Selamat dan Imam
Besar. Melalui penderitaan-Nya, Ia belajar tentang kesetiaan dan taat kepada kehendak
Allah, serta mengalami secara pribadi konsekuensi dan penderitaan yang dihadapi oleh
manusia. Dalam Surat Ibrani 5:8-9, dijelaskan bahwa meskipun Yesus adalah Anak
Allah yang kekal, Ia belajar ketaatan melalui apa yang Ia derita. Ia menjadi sumber
keselamatan kekal bagi mereka yang taat kepada-Nya, dan menjadi "penyebab
keselamatan yang kekal" bagi mereka yang mematuhi-Nya.15
Penderitaan dan ketaatan Yesus dianggap sebagai bagian dari rencana Allah
untuk menyempurnakan-Nya dalam peran-Nya sebagai Juruselamat dan Imam Besar.
Melalui penderitaan-Nya, Ia mengerti dan berempati dengan penderitaan manusia, dan
juga menunjukkan kesetiaan yang sempurna kepada Allah Bapa.
e. Ia merasakan pengalaman takut akan Alllah (Ibr 5:7)
Ayat tersebut menyatakan, "Dalam masa hidup-Nya di dunia, Kristus berdoa
dengan suara yang keras dan menangis dengan sangat, dan Ia merasakan pengalaman
takut akan Allah." Ayat ini menggambarkan momen Yesus di Taman Getsemani
sebelum penyalibannya, ketika Ia mengalami kecemasan dan ketakutan yang besar
menghadapi beban yang akan Ia tanggung. Pengalaman takut Yesus terhadap Allah
bukanlah takut yang melibatkan ketidakpercayaan atau ketakutan akan hukuman-Nya,
15
Adi Putra, “Bukti-Bukti Keilahian Dan Kemanusiaan Yesus Dalam Perjanjian Baru,” Bukti-Bukti Keilahian
Dan Kemanusiaan Yesus Dalam Perjanjian Baru 2, no. 1 (2022): 1–14.
melainkan merupakan respons yang manusiawi terhadap tanggung jawab besar yang
dihadapinya dalam menebus dosa umat manusia. Yesus, sebagai manusia yang
sempurna, merasakan tekanan dan tanggung jawab berat dalam menghadapi
pengorbanan-Nya yang akan datang.
Meskipun Yesus merasakan takut, dalam keadaan itu, Ia menyerahkan diri-Nya
sepenuhnya kepada kehendak Bapa surga. Ia mengatakan, "Bapa, janganlah kiranya
kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu terjadi" (Lukas 22:42). Ini menunjukkan
ketaatan-Nya yang penuh terhadap kehendak Allah, meskipun Ia merasakan ketakutan
dan kecemasan. Pengalaman takut yang Yesus alami menggambarkan kesempurnaan-
Nya sebagai manusia yang menyatu dengan kehendak Allah, dan juga memperlihatkan
kedalaman pengorbanan-Nya dalam menebus dosa manusia. Pengalaman ini juga
memperlihatkan kedekatan-Nya dengan kondisi manusia dan empati-Nya terhadap
ketakutan dan penderitaan yang dialami oleh umat manusia.
f. Ia menganggap kematian sebagai bagian yang tidak dapat dihindari dalam misi-Nya
(Ibr 2:9, 14)
Dalam Surat Ibrani 2:9, dikatakan bahwa Yesus "dikecualikan dari kemuliaan
dan kehormatan" untuk "sementara waktu" agar Ia dapat mengalami kematian untuk
semua orang. Ini menunjukkan bahwa Yesus menyadari bahwa kematian adalah bagian
penting dari rencana penyelamatan Allah, dan Ia rela mengalami kematian itu untuk
menebus dosa umat manusia. Dalam Surat Ibrani 2:14, juga disebutkan bahwa Yesus
menjelma menjadi manusia agar "oleh kematian-Nya, Ia memusnahkan yang berkuasa
atas maut, yaitu Iblis." Hal ini menunjukkan bahwa Yesus menganggap kematian-Nya
sebagai cara untuk mengalahkan kuasa maut dan Iblis, dan membawa kehidupan kekal
bagi mereka yang percaya kepada-Nya.Dalam misi-Nya sebagai Juruselamat, Yesus
menyadari bahwa kematian-Nya adalah jalan yang harus ditempuh untuk
membebaskan umat manusia dari dosa dan maut. Ia dengan sukarela mengorbankan
nyawa-Nya sebagai korban penebusan, sehingga melalui kematian-Nya, Ia membawa
keselamatan dan kehidupan yang kekal kepada mereka yang percaya kepada-Nya.
Pemahaman Yesus mengenai pentingnya kematian dalam misi-Nya
mencerminkan kasih-Nya yang tak terbatas dan pengorbanan-Nya yang besar.
Kematian-Nya bukanlah akhir, tetapi merupakan jalan bagi kebangkitan-Nya yang
memastikan harapan keselamatan dan kehidupan kekal bagi umat manusia.16
Yesus seketika lebih rendah?
Ibrani 2:5-9 berbunyi dalam versi Alkitab Terjemahan Baru sebagai berikut:
"Sebab bukan kepada malaikat-malaikatlah Ia menundukkan dunia yang akan datang ini,
tentang apa yang kita bicarakan itu. Tetapi ada suatu hikmat yang disaksikan oleh Kitab Suci,
yakni: 'Apa itu manusia, sehingga Engkau mengingat dia, atau anak manusia, sehingga Engkau
memperhatikan dia? Engkau telah menjadikannya sedikit lebih rendah dari malaikat-malaikat,
dengan memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat, dan Engkau telah menyerahkan
kepadanya segala sesuatu yang Engkau ciptakan.' Sebab dalam memperserahkan segala sesuatu
kepada dia, Ia tidak meninggalkan sesuatu pun yang tidak tunduk kepada dia. Memang kita
belum melihat, sekarang ini, segala sesuatu tunduk kepada dia. Tetapi kita melihat Yesus, yang
sedikit lebih rendah daripada malaikat-malaikat oleh karena sengsara dan mati, dimahkotai
dengan kemuliaan dan hormat karena Dia, oleh kasih karuniaAllah, mengalami maut atas nama
setiap orang."17
Dalam konteks ayat-ayat ini, manusia dinyatakan sedikit lebih rendah dari malaikat-malaikat
dalam arti bahwa manusia dapat mengalami kesengsaraan dan kematian, sedangkan malaikat-
malaikat tidak. Tetapi kemudian dikatakan bahwa Yesus, melalui sengsara dan mati-Nya,
dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, menunjukkan kedudukan yang luhur di atas
malaikat-malaikat.
Dalam Ibrani 2:5-9, terjemahan yang paling umum digunakan sebagai berikut:
"Karena memang Allah tidak menguasai dunia yang akan datang yang kita bicarakan ini,
melainkan ada seorang yang telah menyaksikan tentangnya, yaitu: 'Apakah manusia ini,
sehingga Engkau mengingat dia, atau anak manusia ini, sehingga Engkau memperhatikannya?
Engkau menjadikannya sedikit lebih rendah dari malaikat, mahkota kemuliaan dan hormat
Engkau Engkau letakkan di atas kepalanya; Engkau memberinya kekuasaan atas karya tangan-
Mu; segala sesuatu telah Kauberikan kepadanya di bawah kaki-Nya.'" (Ibrani 2:5-8)
Pada ayat ini, tampaknya Yesus disebut sebagai "anak manusia" yang ditempatkan oleh
Allah sedikit lebih rendah daripada malaikat. Namun, penting untuk dicatat bahwa ada
16
Rospianti Tamyong, “Kemanusiaan Yesus Kristus,” Kemanusiaan yesus kristus 1, no. 2 (n.d.): 24–34.
17
Sabda, “Ibrani 2:5-9 TB.”
interpretasi dan pemahaman yang berbeda dalam memahami ayat ini. Beberapa teolog
berpendapat bahwa Yesus, saat menjadi manusia dalam wujud-Nya di dunia ini, menjadi
sementara waktu sedikit lebih rendah daripada malaikat dalam kedudukan-Nya. Ini karena
Yesus mengambil sifat manusia, sementara malaikat adalah makhluk rohani yang lebih tinggi.
Namun, setelah kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya ke surga, Yesus diangkat dan diberikan
kedudukan yang lebih tinggi dari malaikat. Dalam prespektif kekristenan, Yesus adalah
inkarnasi Allah yang mengambil rupa manusia untuk menebus dosa umat manusia. Oleh karena
itu, walaupun sementara waktu lebih rendah dari malaikat dalam rupa manusia-Nya, Yesus
memperoleh kekuasaan dan kemuliaan yang luar biasa setelah kematian-Nya dan kebangkitan-
Nya.
Jadi, Ibrani 2:5-9 sebenarnya menegaskan bahwa Yesus ditinggikan di atas malaikat-malaikat,
bukan lebih rendah dari mereka.
Kesimpulan
Yesus datang ke dunia turun menjadi manusia dan mati untuk menebus dosa-dosa
manusia dan bangkit menjadi raja diatas segala raja. Dalam bentuk manusianya Yesus juga
merasakan segala sesuatu yang dirasakan oleh manusia, sakit, penderitaan, dan lain-lain. Yesus
dalam status manusia adalah manusia seutuhnya, lalu dalam kaitannya dengan manusia yang
dibawah malaikat jika dihubungkan dengan Yesus adalah tidak ada kaitannya dengan Yesus.
Dalam konteks Ibrani 2:5-9 bahwa seketika itu ditujukan pada status manusia, yaitu kita,
sedangkan Yesus tidaklah demikian karena Ia masih memiliki keilahian-Nya, sedangkan kita
tidak, maka pada akhirnyaAlkitab tidak pernah mencatat tentang Yesus direndahkan melainkan
Tuhan Yesus yang ditinggikan dan diagungkan dari selamanya sampai selama-lamanya.
Daftar Pustaka
H R Dannari, “Kajian Teologi Tentang Penderitaan Yesus Sebagai Anak Daud,” 2020,
https://osf.io/preprints/x8t6c/.
Candra Gunawan, “Signifikansi Kematian Yesus: Evaluasi Perdebatan Ioanes Rakhmat Dan
Joas Adiprasetya,” Jurnal Amanat Agung 7, no. i (2011).
Lewi Nataniel Bora, “Keserupaan Dengan Yesus Dalam Penderitaan, Kesengsaraan Dan
Kematian-Nya,” Manna Rafflesia 7, no. 1 (2020): 65–89.
Yohanes Adrie Hartopo, “Kematian Yesus Kristus Menurut Lukas 23: 44-48: Suatu Analisis
Dari Perspektif Kritik Redaksi ” Jurnal Amanat Agung 2, no. 1 (2017): 44–48.
Wenny Kristiani Waruwu, “KONSEP KRISTOLOGI MENURUT SURAT IBRANI DAN
IMPLIKASINYA BAGI ORANG PERCAYA MASA KINI Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : PENGANTAR PERJANJIAN BARU III PROGRAM SARJANA TEOLOGI (
S . Th .) Dosen Pengampu : Sri Ayu Dyah Utami , S . S ., M . Th Oleh :,” KONSEP
KRISTOLOGI MENURUT SURAT IBRANI DAN IMPLIKASINYA BAGI ORANG PERCAYA
MASA KINI, no. 1 (2018).
Berkat Harefa, “Yesus Kristus Anak Allah Menurut Ibrani 1:1-4 (Studi Eksegesis),” Stt Teologi
Injili Arastamar 4 (2009): 1–10.
Suhanri Simanullang, “Hakikat Malaikat : Teologi Sistematika 2,” Hakikat Malaikat : Teologi
Sistematika 2, no. 1 (2017).
LAI, Alkitab (Jakarta pusat, n.d.).
LAI, Alkitab.
Adlini, M. N., Dinda, A. H., Yulinda, S., Chotimah, O., & Merliyana, S. J. (2022). Metode
penelitian kualitatif studi pustaka. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 974-980.
Sabda, “Ibrani 2:5-9 TB,” Sabda.Org, last modified 2016, sabda.org.
Sabda, “Ibrani 2:5-9 TB.”
Peniel C D Maiaweng, “INKARNASI : REALITAS KEMANUSIAAN YESUS,”
INKARNASI : REALITAS KEMANUSIAAN YESUS 13, no. 1 (2015).
Maiaweng, “INKARNASI REALITAS Kemanus. YESUS.”
Adi Putra, “Bukti-Bukti Keilahian Dan Kemanusiaan Yesus Dalam Perjanjian Baru,” Bukti-
Bukti Keilahian Dan Kemanusiaan Yesus Dalam Perjanjian Baru 2, no. 1 (2022): 1–14.
Rospianti Tamyong, “Kemanusiaan Yesus Kristus,” Kemanusiaan yesus kristus 1, no. 2 (n.d.):
24–34.
Sabda, “Ibrani 2:5-9 TB.”
Yesus Seketika lebih rendah dari Malaikat-malaikat di sorga dalam Ibrani 2:5-9.docx

More Related Content

Similar to Yesus Seketika lebih rendah dari Malaikat-malaikat di sorga dalam Ibrani 2:5-9.docx

Paper teologi pb
Paper teologi pbPaper teologi pb
Paper teologi pbhelmutmudes
 
Peran Roh Kudus dalam Gereja
Peran Roh Kudus dalam Gereja Peran Roh Kudus dalam Gereja
Peran Roh Kudus dalam Gereja AndySeubelan
 
Pengajaran Dasar GBI
Pengajaran Dasar GBIPengajaran Dasar GBI
Pengajaran Dasar GBIKirenius Wadu
 
Paper Teologi PB (Roh Kudus Menurut Surat Pastoral)
Paper Teologi PB (Roh Kudus Menurut Surat Pastoral)Paper Teologi PB (Roh Kudus Menurut Surat Pastoral)
Paper Teologi PB (Roh Kudus Menurut Surat Pastoral)Yunus Oktavianus Pandia
 
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)MiksenTenis
 
Teologi-Perjanjian-Baru_Allah
Teologi-Perjanjian-Baru_AllahTeologi-Perjanjian-Baru_Allah
Teologi-Perjanjian-Baru_Allahnofryzhia
 
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen ProtestanMakalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen ProtestanReynes E. Tekay
 
Makalah Teologi Perjanjian Baru pandangan surat paulus dipernjara mengenai allah
Makalah Teologi Perjanjian Baru pandangan surat paulus dipernjara mengenai allahMakalah Teologi Perjanjian Baru pandangan surat paulus dipernjara mengenai allah
Makalah Teologi Perjanjian Baru pandangan surat paulus dipernjara mengenai allahistondoluanak
 
Di manakah ayat yang menuliskan yesus berkata edt 7 jan 2021
Di manakah ayat yang menuliskan yesus berkata edt 7 jan 2021Di manakah ayat yang menuliskan yesus berkata edt 7 jan 2021
Di manakah ayat yang menuliskan yesus berkata edt 7 jan 2021BonggasLT
 
Teologi PB
Teologi PBTeologi PB
Teologi PBKontoru2
 
Pandangan Surat Dogmatis Tentang Allah
Pandangan Surat Dogmatis Tentang AllahPandangan Surat Dogmatis Tentang Allah
Pandangan Surat Dogmatis Tentang Allahsalmonkabak
 
Makalah Peran Roh Kudus
Makalah   Peran Roh KudusMakalah   Peran Roh Kudus
Makalah Peran Roh Kudussalmonkabak
 
Pandangan Injil Yohanes Dan Tulisan Yohanes Serta Wahyu Terhadap Allah,Yesus,...
Pandangan Injil Yohanes Dan Tulisan Yohanes Serta Wahyu Terhadap Allah,Yesus,...Pandangan Injil Yohanes Dan Tulisan Yohanes Serta Wahyu Terhadap Allah,Yesus,...
Pandangan Injil Yohanes Dan Tulisan Yohanes Serta Wahyu Terhadap Allah,Yesus,...nofryzhia
 
Sanggahan kepada alkitab 2
Sanggahan kepada alkitab 2Sanggahan kepada alkitab 2
Sanggahan kepada alkitab 2henry jaya teddy
 
Peran Roh Kudus dalam Pengembangan Gereja (Ryan Sepryadi Lay Lele)
Peran Roh Kudus dalam Pengembangan Gereja (Ryan Sepryadi Lay Lele)Peran Roh Kudus dalam Pengembangan Gereja (Ryan Sepryadi Lay Lele)
Peran Roh Kudus dalam Pengembangan Gereja (Ryan Sepryadi Lay Lele)RyanSepryadiryan
 

Similar to Yesus Seketika lebih rendah dari Malaikat-malaikat di sorga dalam Ibrani 2:5-9.docx (20)

Paper teologi pb
Paper teologi pbPaper teologi pb
Paper teologi pb
 
Peran Roh Kudus dalam Gereja
Peran Roh Kudus dalam Gereja Peran Roh Kudus dalam Gereja
Peran Roh Kudus dalam Gereja
 
Pengajaran Dasar GBI
Pengajaran Dasar GBIPengajaran Dasar GBI
Pengajaran Dasar GBI
 
Memahami Keilahian Tuhan
Memahami Keilahian TuhanMemahami Keilahian Tuhan
Memahami Keilahian Tuhan
 
Ringk alkitab kej (1)
Ringk alkitab kej (1)Ringk alkitab kej (1)
Ringk alkitab kej (1)
 
3198086.ppt
3198086.ppt3198086.ppt
3198086.ppt
 
KRISTOLOGI
KRISTOLOGIKRISTOLOGI
KRISTOLOGI
 
Paper Teologi PB (Roh Kudus Menurut Surat Pastoral)
Paper Teologi PB (Roh Kudus Menurut Surat Pastoral)Paper Teologi PB (Roh Kudus Menurut Surat Pastoral)
Paper Teologi PB (Roh Kudus Menurut Surat Pastoral)
 
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)
 
Teologi-Perjanjian-Baru_Allah
Teologi-Perjanjian-Baru_AllahTeologi-Perjanjian-Baru_Allah
Teologi-Perjanjian-Baru_Allah
 
Ajaran dasar gbi
Ajaran dasar gbiAjaran dasar gbi
Ajaran dasar gbi
 
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen ProtestanMakalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
 
Makalah Teologi Perjanjian Baru pandangan surat paulus dipernjara mengenai allah
Makalah Teologi Perjanjian Baru pandangan surat paulus dipernjara mengenai allahMakalah Teologi Perjanjian Baru pandangan surat paulus dipernjara mengenai allah
Makalah Teologi Perjanjian Baru pandangan surat paulus dipernjara mengenai allah
 
Di manakah ayat yang menuliskan yesus berkata edt 7 jan 2021
Di manakah ayat yang menuliskan yesus berkata edt 7 jan 2021Di manakah ayat yang menuliskan yesus berkata edt 7 jan 2021
Di manakah ayat yang menuliskan yesus berkata edt 7 jan 2021
 
Teologi PB
Teologi PBTeologi PB
Teologi PB
 
Pandangan Surat Dogmatis Tentang Allah
Pandangan Surat Dogmatis Tentang AllahPandangan Surat Dogmatis Tentang Allah
Pandangan Surat Dogmatis Tentang Allah
 
Makalah Peran Roh Kudus
Makalah   Peran Roh KudusMakalah   Peran Roh Kudus
Makalah Peran Roh Kudus
 
Pandangan Injil Yohanes Dan Tulisan Yohanes Serta Wahyu Terhadap Allah,Yesus,...
Pandangan Injil Yohanes Dan Tulisan Yohanes Serta Wahyu Terhadap Allah,Yesus,...Pandangan Injil Yohanes Dan Tulisan Yohanes Serta Wahyu Terhadap Allah,Yesus,...
Pandangan Injil Yohanes Dan Tulisan Yohanes Serta Wahyu Terhadap Allah,Yesus,...
 
Sanggahan kepada alkitab 2
Sanggahan kepada alkitab 2Sanggahan kepada alkitab 2
Sanggahan kepada alkitab 2
 
Peran Roh Kudus dalam Pengembangan Gereja (Ryan Sepryadi Lay Lele)
Peran Roh Kudus dalam Pengembangan Gereja (Ryan Sepryadi Lay Lele)Peran Roh Kudus dalam Pengembangan Gereja (Ryan Sepryadi Lay Lele)
Peran Roh Kudus dalam Pengembangan Gereja (Ryan Sepryadi Lay Lele)
 

Recently uploaded

WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024milliantefraim
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.MeidarLamskingBoangm
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)ErnestBeardly1
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 

Recently uploaded (13)

WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 

Yesus Seketika lebih rendah dari Malaikat-malaikat di sorga dalam Ibrani 2:5-9.docx

  • 1. YESUS SEKETIKA LEBIH RENDAH DARI PADA MALAIKAT- MALAIKAT DI SORGA DALAM IBRANI 2:5-9 STT MAWAR SARON LAMPUNG Yoseph Octadionisius Gulo yosephdion@gmail.com Abstract: The Lord Jesus Christ came to earth to save His people from the sins that bound them. He came into the world taking human form until he died on the cross and rose on the third day and sat at the right hand of God the Father. Jesus had 2 statuses regarding his divinity and as a human. Because he has the status of a human, of course many do not understand whether when Jesus is in human status it will affect His divinity. It turns out that this is in accordance with the context of Hebrews 2:5-9 which when we see that it has a unique sentence that is immediately lower, as it can be seen that what is being addressed here is not Jesus who was human or Jesus who has human status but here shows that human status is that is, we who live in this world who are said to be lower than angels are not Jesus, but in the next verse it will show how Jesus is glorified and glorified. Keywords: Jesus, Angel, Man Abstrak: Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa yang mengikat mereka. Ia datang ke dunia mengambil wujud manusia hingga ia mati diatas kayu salib dan bangkit pada hari yang ketiga dan duduk disebelah kanan Allah Bapa. Yesus memiliki 2 status yaitu mengenai keilahiannya dan sebagai manusia. Karena ia memiliki status sebagai manusia tentu banyak yang tidak mengerti apakah Ketika Yesus berstatus manusia maka akan mempengaruhi keilahian-Nya. Ternyata ini sesuai dengan dalam konteks Ibrani 2:5- 9 yang Ketika kita lihat memiliki kalimat yang unik yaitu seketika lebih rendah, seperti yang terlihat bahwa yang dituju disini bukanlah Yesus yang sebagai manusia atau Yesus yang memiliki status manusia namun disini memperlihatkan bahwa status manusia itulah yaitu kita yang hidup di dunia ini yang dikatakan lebih rendah dari malaikat bukanlah Yesus, tetapi pada ayat selanjutnya akan memperlihatkan bagaimana Yesus diagungkan dan dimuliakan. Kata kunci: Yesus, Malaikat, Manusia
  • 2. Pendahuluan Yesus datang ke dunia ini untuk menebus dosa umat-Nya.1 Kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus merupakan titik sentral dalam ajaran agama Kristen. Menurut Kitab Suci Kristen, Yesus Kristus dikisahkan mati di kayu salib sebagai korban penebusan dosa manusia, dan kemudian bangkit dari kematian tiga hari kemudian. Kematian Yesus di kayu salib dianggap sebagai tindakan pengorbanan-Nya untuk menebus dosa-dosa manusia.2 Dalam teologi Kristen, diyakini bahwa manusia berdosa dan memerlukan pengampunan dari Allah. Yesus, sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia, menerima hukuman atas dosa-dosa manusia dengan mati di kayu salib. Kematian-Nya dianggap sebagai pembayaran penuh untuk dosa- dosa manusia, sehingga mereka yang percaya kepada-Nya dapat menerima pengampunan dan kehidupan kekal. Kemudian, kebangkitan Yesus adalah peristiwa penting yang terjadi setelah kematian-Nya.3 Menurut Injil, tiga hari setelah kematian-Nya, Yesus bangkit dari kematian. Kebangkitan-Nya menegaskan kekuatan-Nya atas kematian dan menunjukkan bahwa Dia adalah Anak Allah yang hidup. Kebangkitan Yesus memberikan keyakinan akan hidup kekal bagi mereka yang percaya kepada-Nya dan menunjukkan harapan akan kehidupan setelah kematian.4 Kematian dan kebangkitan Yesus memiliki makna teologis dan spiritual yang mendalam bagi umat Kristen. Mereka melambangkan penebusan dosa dan kemenangan atas kematian, serta menegaskan identitas-Nya sebagai Juruselamat dan Tuhan. Kematian dan kebangkitan Yesus juga menjadi dasar iman Kristen dan menunjukkan kasih dan kuasa Allah yang luar biasa terhadap manusia. Dalam tradisi Kristen, Yesus Kristus dianggap lebih tinggi daripada malaikat-malaikat.5 Yesus dianggap sebagai Anak Allah yang terlahir dalam rupa manusia untuk menjadi Juruselamat umat manusia. Yesus diyakini memiliki otoritas yang lebih tinggi daripada malaikat-malaikat dan memiliki kedudukan yang unik sebagai Tuhan yang menyelamatkan. Dalam Alkitab, khususnya dalam Surat kepada Ibrani (Hebreus) di Perjanjian 1 H R Dannari, “Kajian Teologi Tentang Penderitaan Yesus Sebagai Anak Daud,” 2020, https://osf.io/preprints/x8t6c/. 2 Candra Gunawan, “Signifikansi Kematian Yesus: Evaluasi Perdebatan Ioanes Rakhmat Dan Joas Adiprasetya,” Jurnal Amanat Agung 7, no. i (2011). 3 Lewi Nataniel Bora, “Keserupaan Dengan Yesus Dalam Penderitaan, Kesengsaraan Dan Kematian-Nya,” Manna Rafflesia 7, no. 1 (2020): 65–89. 4 Yohanes Adrie Hartopo, “Kematian Yesus Kristus Menurut Lukas 23: 44-48: Suatu Analisis Dari Perspektif Kritik Redaksi ” Jurnal Amanat Agung 2, no. 1 (2017): 44–48. 5 Wenny Kristiani Waruwu, “KONSEP KRISTOLOGI MENURUT SURAT IBRANI DAN IMPLIKASINYA BAGI ORANG PERCAYA MASA KINI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : PENGANTAR PERJANJIAN BARU III PROGRAM SARJANA TEOLOGI ( S . Th .) Dosen Pengampu : Sri Ayu Dyah Utami , S . S ., M . Th Oleh :,” KONSEP KRISTOLOGI MENURUT SURAT IBRANI DAN IMPLIKASINYA BAGI ORANG PERCAYA MASA KINI, no. 1 (2018).
  • 3. Baru, dikatakan bahwa Yesus diberikan nama yang lebih tinggi daripada malaikat-malaikat. Ayat-ayat seperti Ibrani 1:4-5 menjelaskan bahwa Yesus adalah "jauh lebih baik daripada para malaikat" dan bahwa "apakah Dia yang dikatakan Allah kepada-Nya, engkau adalah Anak-Ku, Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini?" Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Yesus memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada malaikat-malaikat,6 Dalam Kitab Ibrani juga disebutkan bahwa Yesus pernah lebih rendah dari malaikat- malaikat di sorga pada ayatnya ke 7. Ketika Yesus menjadi manusia banyak yang mengaitkan bahwa Yesus merendahkan diri-Nya maka posisi-Nya di sorga lebih rendah dari malaikat- malaikat sebab malaikat-malaikat adalah makhluk spiritual yang diciptakan oleh Allah.7 Malaikat-malaikat ini memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada manusia, tetapi mereka bukanlah objek penyembahan dan tidak setara dengan Allah. Bisa kita melihat bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang diciptakan dengan tubuh materi dan jiwa spiritual. Malaikat, di sisi lain, adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki sifat-sifat spiritual dan tidak memiliki tubuh fisik seperti manusia. Dalam hierarki penciptaan, manusia ditempatkan di bawah malaikat dalam hal kedudukan. Manusia diciptakan sedikit lebih rendah daripada malaikat (Mazmur 8:5)8 , tetapi manusia diberikan tanggung jawab unik dan dijadikan sebagai mahkota ciptaan Allah (Mazmur 8:6-8)9 . Malaikat diberikan peran untuk melayani Allah dan manusia. Dalam tanggung jawab yang diberikan pun sangat terlihat berbeda, Manusia diberikan tanggung jawab untuk menjalani hidup yang benar di hadapan Allah, melayani sesama manusia, dan menghormati perintah Allah. Malaikat memiliki peran dan tugas khusus dalam melaksanakan rencana Allah, termasuk memberikan pesan dan pertolongan kepada manusia, menjaga dan melindungi umat Allah, serta memuliakan dan memuji Allah. Terlihat jelas bahwa betapa besarnya jurang perbedaan antara malaikat dengan manusia. Lalu bagaimana dengan Yesus yang datang ke dunia turun menjadi manusia yang dikandung oleh anak dara maria melalui karunia dari Roh Kudus. Yesus juga mengalami hal yang sama dengan manusia secara normal. Dengan status Yesus yang sebagai manusia apakah juga akan mempengaruhi statusnya di sorga dan kekekalan nanti. Apa yang di maksud dengan seketika atau dibuat lebih rendah dari pada malaikat-malaikat di sorga. Bagaimana dengan keilahian 6 Berkat Harefa, “Yesus Kristus Anak Allah Menurut Ibrani 1:1-4 (Studi Eksegesis),” Stt Teologi Injili Arastamar 4 (2009): 1–10. 7 Suhanri Simanullang, “Hakikat Malaikat : Teologi Sistematika 2,” Hakikat Malaikat : Teologi Sistematika 2, no. 1 (2017). 8 LAI, Alkitab (Jakarta pusat, n.d.). 9 LAI, Alkitab.
  • 4. Yesus yang menyatakan dirinya adalah bagian dari pribadi Tritunggal Allah, Anak, dan Roh Kudus sedangkan Yesus sendiri datang ke dunia menjadi manusia seutuhnya dan dibuat lebih rendah, dan ini menjadi kontras dengan tujuan penulisan Kitab Ibrani ini dimana bahwa tujuan dibutnya surat ini ditujukan untuk kepada setiap orang yang percaya menjadi diteguhkan karena Yesus ditinggikan dan dimuliakan, seorang Imam besar, dan Allah yang perkasa dan dahsyat. Maka dalam penulisan ini penulis akan menjelaskan bahwa dalam keadaan Yesus yang sebagai manusia dan statusnya di dunia di mana Ia menebus dosa manusia hingga kepada maksud dari Yesus yang seketika dibuat lebih rendah dari malaikat-malaikat. Apakah ini kesengajaan maka dibuat lebih rendah atau tidak. Metode Dalam penulisan ilmiah ini peneliti memakai metode studi Pustaka dimana akan Metode ini dilakukan dengan mengambil data dari buku-buku teks dan literatur-literatur lainnya sebagai objek yang utama. Untuk kebutuhan penelitian ini, maka peneliti menggunakan sumber data sekunder yang mencari dan mengumpulkan data dari bahan-bahan tertulis, seperti: buku-buku teks, jurnal-jurnal ilmiah, dan lain-lain. Selanjutnya data-data tersebut dianalisis oleh peneliti.10 Rumusan Masalah Apakah maksudnya Yesus seketika lebih rendah dari malaikat-malaikat di sorga dalam Ibrani 2:5-9? Hasil dan Pembahasan Pengantar Kitab Ibrani • Penulis : Tidak Disebutkan • Tema : Perjanjian yang Lebih Baik • Tanggal Penulisan : 67-69 M (tidak dapat dipastikan) Kitab Ibrani, juga dikenal sebagai Surat kepada Orang Ibrani, adalah salah satu kitab dalam Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Tidak diketahui kepada siapa surat ini dialamatkan, sekalipun Roma merupakan kemungkinan. Judul kitab ini di dalam naskah- naskah Yunani yang tertua hanyalah, "Kepada Orang Ibrani." Sekalipun demikian isi surat ini 10 Adlini, M. N., Dinda, A. H., Yulinda, S., Chotimah, O., & Merliyana, S. J. (2022). Metode penelitian kualitatif studi pustaka. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 974-980.
  • 5. menunjukkan bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi. Penggunaan Septuaginta (Alkitab PL dalam bahasa Yunani) oleh penulis ketika mengutip PL menunjukkan bahwa para penerima surat ini mungkin adalah orang-orang Yahudi berbahasa Yunani yang tinggal di luar Palestina. Kitab ini dianggap sebagai salah satu tulisan yang paling penting dalam Alkitab dan memiliki nilai teologis yang tinggi. Kitab Ibrani ditulis oleh penulis yang tidak diketahui, tetapi tradisi gerejawi dan sebagian besar sarjana mengaitkannya dengan rasul Paulus.11  Tujuan dan Tema Tujuan utama Kitab Ibrani adalah untuk menguatkan iman dan kesetiaan orang-orang Ibrani yang telah memeluk iman Kristen. Penulis ingin memperkuat keyakinan mereka dalam Kristus dan menunjukkan superioritas Kristus dibandingkan dengan perjanjian-perjanjian sebelumnya, seperti perjanjian Musa dan peranan imamat imam-imam lama. Tema utama dalam Kitab Ibrani adalah superioritas Kristus dan pentingnya tetap teguh dalam iman kepada- Nya. Penulis mencoba meyakinkan pembaca bahwa Kristus adalah pemenuhan yang lebih baik dari segala yang terdapat dalam hukum Musa, imamat imam-imam lama, dan ibadah-ibadah lainnya. Kitab ini mengajarkan bahwa Kristus adalah Sang Anak yang lebih agung dari semua malaikat, Sang Pemimpin yang lebih agung dari Musa, dan Sang Imam Agung yang sempurna dan abadi. Penulis Kitab Ibrani juga ingin mengingatkan pembaca akan bahaya meninggalkan iman Kristus. Kitab ini mencatat peringatan-peringatan keras terhadap kemurtadan dan menggambarkan konsekuensi yang serius bagi mereka yang meninggalkan kepercayaan mereka dalam Kristus. Selain itu, Kitab Ibrani mengajarkan pentingnya iman, kesabaran, dan ketekunan dalam hidup Kristen. Penulis menunjukkan contoh-contoh dari Perjanjian Lama tentang orang-orang yang hidup dengan iman, dan mengingatkan pembaca akan kebutuhan untuk hidup dengan tekun dan bertahan dalam iman di tengah tantangan dan penganiayaan. Dalam ringkasannya, tujuan Kitab Ibrani adalah untuk memperkuat iman orang-orang Kristen Ibrani, meneguhkan keyakinan mereka dalam superioritas Kristus, memperingatkan tentang bahaya meninggalkan iman, dan mendorong pembaca untuk hidup dengan iman, kesabaran, dan ketekunan. Kitab ini memiliki pesan yang relevan bagi orang-orang percaya saat ini untuk menjaga dan memperkuat iman mereka dalam Kristus. 11 Sabda, “Ibrani 2:5-9 TB,” Sabda.Org, last modified 2016, sabda.org.
  • 6.  Isi dan Struktur Kitab Ibrani terdiri dari 13 bab. Sebagian besar kitab ini berbentuk surat, dengan pengajaran teologis yang dalam dan bervariasi. Penulis mengutip berbagai peristiwa dan ajaran dalam Perjanjian Lama untuk menunjukkan bagaimana Kristus adalah pemenuhan yang lebih baik dari segala hal yang terdapat dalam hukum Musa, imamat imam-imam lama, dan ibadah-ibadah lainnya.  Poin-Poin Kunci Kitab Ibrani menyoroti keilahian, keutamaan, dan penebusan yang diberikan oleh Kristus. Penulis menjelaskan bahwa Kristus adalah Sang Anak yang lebih agung dari semua malaikat, Sang Pemimpin yang lebih agung dari Musa, dan Sang Imam Agung yang sempurna dan abadi. Kitab ini juga menekankan pentingnya iman, kesabaran, dan ketekunan dalam hidup Kristen.  Pesan dan Relevansi Kitab Ibrani memiliki pesan yang kuat bagi orang-orang Kristen, baik pada saat penulisannya maupun bagi kita saat ini. Kitab ini mengajarkan pentingnya menjaga iman yang teguh dalam Kristus, menghormati otoritas-Nya, dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip iman Kristen. Kitab ini juga mengajak kita untuk menolak keinginan untuk kembali ke agama yang lebih lama atau terjerat dalam dosa, dan untuk tetap setia kepada Kristus sampai akhir. Kitab Ibrani menyajikan pandangan teologis yang mendalam dan memberikan landasan kuat bagi iman Kristen. Pesan-pesan yang terkandung di dalamnya menguatkan keyakinan, mengingatkan akan pentingnya iman yang teguh, dan mengarahkan kita untuk hidup secara konsisten dengan iman kita kepada Kristus.12 Yesus Sebagai Manusia Yesus dipandang sebagai manusia dalam tradisi Kristen. Kemanusiaan Yesus adalah aspek penting dalam teologi Kristen yang menekankan bahwa Dia adalah pribadi yang sepenuhnya manusia.13 Berikut adalah beberapa hal yang dapat dijelaskan mengenai Yesus sebagai manusia: 12 Sabda, “Ibrani 2:5-9 TB.” 13 Peniel C D Maiaweng, “INKARNASI : REALITAS KEMANUSIAAN YESUS,” INKARNASI : REALITAS KEMANUSIAAN YESUS 13, no. 1 (2015).
  • 7.  Kelahiran dan kehidupan manusia: Yesus dilahirkan sebagai bayi manusia dari perawan Maria. Ia mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik, mengalami proses belajar dan pengalaman hidup sebagaimana manusia pada umumnya. Ia juga mengalami berbagai aspek kemanusiaan, termasuk lapar, haus, lelah, dan emosi seperti sukacita dan kesedihan.  Tubuh dan jasmani: Yesus memiliki tubuh dan jasmani manusia. Ia makan, tidur, dan merasakan sensasi fisik seperti manusia lainnya. Ketika Ia melakukan pelayanan-Nya di dunia, Ia menggunakan tubuh-Nya untuk berinteraksi dengan orang-orang dan menyampaikan ajaran-Nya.  Emosi dan relasi sosial: Yesus mengalami berbagai emosi dan hubungan sosial dalam kehidupan-Nya. Ia merasa belas kasihan, mengasihi, dan mengalami kegembiraan serta kesedihan. Ia memiliki hubungan dengan keluarga, teman-teman, dan pengikut-Nya, serta berinteraksi dengan orang-orang dalam masyarakat.  Percobaan dan pencobaan: Yesus menghadapi pencobaan dan godaan, seperti yang dicatat dalam Kitab Suci. Ia menghadapi godaan untuk menyerah pada keinginan-Nya sendiri dan menghindari penderitaan, tetapi Ia tetap setia kepada kehendak Allah.  Penderitaan dan kematian: Salah satu aspek kemanusiaan Yesus yang sangat penting adalah penderitaan-Nya dan kematian di kayu salib. Yesus mengalami penderitaan fisik, emosional, dan spiritual saat Ia mengorbankan diri-Nya sebagai kurban penebusan dosa manusia. Kematian-Nya menjadi jalan untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa dan memberikan kesempatan untuk hidup kekal.14 Pemahaman akan kemanusiaan Yesus menekankan pengalaman-Nya yang nyata sebagai manusia dan pengorbanan-Nya yang mengungkapkan kasih Allah kepada umat manusia. Kemanusiaan Yesus menjadi landasan bagi pengajaran moral dan teladan dalam menjalani kehidupan Kristiani. Melalui kemanusiaan-Nya, Yesus menjadi perantara yang sempurna antara Allah dan manusia, memahami segala kesulitan dan tantangan yang dihadapi manusia. Dalam Ibrani 1:3, penulis memperkenalkan Yesus sebagai Anak Allah yang ditinggikan, sesudah itu ia memberi perincian mengenai keadaan kemanusiaan-Nya sebagai berikut: a. Ia lebih rendah daripada malaikat dan dalam misi-Nya, Ia memperlihatkan manusia bukan malaikat-malaikat (Ibr 2:9, 16) 14 Maiaweng, “INKARNASI REALITAS Kemanus. YESUS.”
  • 8. Disebutkan bahwa Yesus "dikecualikan dari kemuliaan dan kehormatan" untuk "sementara waktu," dan bahwa Ia "tidak membantu malaikat-malaikat," melainkan Ia datang untuk "menolong keturunan Abraham." Ayat-ayat tersebut menegaskan bahwa Yesus bukan malaikat, melainkan Ia datang sebagai manusia untuk memberikan pertolongan kepada umat manusia. Ini menunjukkan bahwa Yesus turun ke dunia sebagai manusia agar Ia bisa berbagi dalam kondisi manusia, mengalami penderitaan dan kesulitan seperti yang dialami oleh manusia, dan memberikan penebusan bagi keturunan Abraham. b. Ia mempunyai darah dan daging , Ia mengalami pencobaan (Ibr 2:18; 4:15) Dalam Surat Ibrani 2:18, dikatakan bahwa karena Yesus sendiri telah menderita dan diuji dalam penderitaan-Nya, Ia dapat merasa belas kasihan dan membantu mereka yang diuji. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus memiliki pengalaman penderitaan dan pencobaan yang sebanding dengan manusia, sehingga Ia bisa memahami dan menjadi perantara yang penyayang. Dalam Surat Ibrani 4:15, ditegaskan bahwa Yesus adalah Imam Besar yang tidak mampu menjadi acuh tak acuh terhadap kelemahan manusia, karena Ia sendiri mengalami pencobaan serupa, tetapi tidak berbuat dosa. Dalam kehidupan-Nya di bumi, Yesus menghadapi pencobaan dan godaan yang sama seperti yang dialami oleh manusia, namun Ia tidak jatuh dalam dosa. Hal ini menegaskan bahwa Yesus, sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia, mengalami segala aspek kehidupan manusia, termasuk penderitaan dan pencobaan. c. Ia berdoa dan memohon dengan suara jeritan yang mengharukan dan ratap tangis pada waktu di getsemani (Ibr 5:7) Ayat tersebut menekankan intensitas dan kedalaman pengalaman doa Yesus ketika Ia berhadapan dengan penderitaan yang akan Ia alami, terutama menjelang penyaliban-Nya. Saat berada di Taman Getsemani, Yesus merasa sangat terbebani oleh beban yang akan Ia tanggung, yakni menebus dosa manusia melalui kematian-Nya di kayu salib. Dalam doa-Nya, Yesus mengungkapkan keadaan batin yang sangat kritis dan penuh tekanan, sehingga Ia berdoa dengan suara jeritan yang mengharukan dan ratap tangis. Ini menunjukkan intensitas emosi dan ketegangan yang dialami-Nya pada saat itu. Yesus adalah manusia sejati, dan Ia mengalami kesedihan yang mendalam dan kecemasan sehubungan dengan misi-Nya.
  • 9. Meskipun Yesus merasa terbebani, dalam doa-Nya Ia menyerahkan diri-Nya sepenuhnya kepada kehendak Bapa surga. Ia mengatakan, "Bukan kehendak-Ku, tetapi kehendak-Mu terjadi" (Lukas 22:42). Dalam momen itu, Yesus menunjukkan ketaatan dan kesetiaan-Nya kepada Allah Bapa, walaupun Ia mengalami penderitaan yang tak terbayangkan. Pengalaman doa Yesus di Taman Getsemani memperlihatkan sisi manusia-Nya yang lemah dan rentan, serta kasih-Nya yang mendalam terhadap umat manusia. Doa-Nya tersebut juga mengilustrasikan betapa besar pengorbanan dan kesetiaan-Nya dalam menebus dosa umat manusia melalui kematian-Nya di salib. d. Ia belajar taat melalui penderitaan-Nya, sebagai hasilnya Ia dikatakan telah dijadikan sempurna (Ibr 2:10, 5:8-9) Dalam Surat Ibrani 2:10, dikatakan bahwa Allah telah menjadikan Yesus "sempurna melalui penderitaan-Nya." Penderitaan yang Ia alami memainkan peran penting dalam pengembangan kesempurnaan-Nya sebagai Juru Selamat dan Imam Besar. Melalui penderitaan-Nya, Ia belajar tentang kesetiaan dan taat kepada kehendak Allah, serta mengalami secara pribadi konsekuensi dan penderitaan yang dihadapi oleh manusia. Dalam Surat Ibrani 5:8-9, dijelaskan bahwa meskipun Yesus adalah Anak Allah yang kekal, Ia belajar ketaatan melalui apa yang Ia derita. Ia menjadi sumber keselamatan kekal bagi mereka yang taat kepada-Nya, dan menjadi "penyebab keselamatan yang kekal" bagi mereka yang mematuhi-Nya.15 Penderitaan dan ketaatan Yesus dianggap sebagai bagian dari rencana Allah untuk menyempurnakan-Nya dalam peran-Nya sebagai Juruselamat dan Imam Besar. Melalui penderitaan-Nya, Ia mengerti dan berempati dengan penderitaan manusia, dan juga menunjukkan kesetiaan yang sempurna kepada Allah Bapa. e. Ia merasakan pengalaman takut akan Alllah (Ibr 5:7) Ayat tersebut menyatakan, "Dalam masa hidup-Nya di dunia, Kristus berdoa dengan suara yang keras dan menangis dengan sangat, dan Ia merasakan pengalaman takut akan Allah." Ayat ini menggambarkan momen Yesus di Taman Getsemani sebelum penyalibannya, ketika Ia mengalami kecemasan dan ketakutan yang besar menghadapi beban yang akan Ia tanggung. Pengalaman takut Yesus terhadap Allah bukanlah takut yang melibatkan ketidakpercayaan atau ketakutan akan hukuman-Nya, 15 Adi Putra, “Bukti-Bukti Keilahian Dan Kemanusiaan Yesus Dalam Perjanjian Baru,” Bukti-Bukti Keilahian Dan Kemanusiaan Yesus Dalam Perjanjian Baru 2, no. 1 (2022): 1–14.
  • 10. melainkan merupakan respons yang manusiawi terhadap tanggung jawab besar yang dihadapinya dalam menebus dosa umat manusia. Yesus, sebagai manusia yang sempurna, merasakan tekanan dan tanggung jawab berat dalam menghadapi pengorbanan-Nya yang akan datang. Meskipun Yesus merasakan takut, dalam keadaan itu, Ia menyerahkan diri-Nya sepenuhnya kepada kehendak Bapa surga. Ia mengatakan, "Bapa, janganlah kiranya kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu terjadi" (Lukas 22:42). Ini menunjukkan ketaatan-Nya yang penuh terhadap kehendak Allah, meskipun Ia merasakan ketakutan dan kecemasan. Pengalaman takut yang Yesus alami menggambarkan kesempurnaan- Nya sebagai manusia yang menyatu dengan kehendak Allah, dan juga memperlihatkan kedalaman pengorbanan-Nya dalam menebus dosa manusia. Pengalaman ini juga memperlihatkan kedekatan-Nya dengan kondisi manusia dan empati-Nya terhadap ketakutan dan penderitaan yang dialami oleh umat manusia. f. Ia menganggap kematian sebagai bagian yang tidak dapat dihindari dalam misi-Nya (Ibr 2:9, 14) Dalam Surat Ibrani 2:9, dikatakan bahwa Yesus "dikecualikan dari kemuliaan dan kehormatan" untuk "sementara waktu" agar Ia dapat mengalami kematian untuk semua orang. Ini menunjukkan bahwa Yesus menyadari bahwa kematian adalah bagian penting dari rencana penyelamatan Allah, dan Ia rela mengalami kematian itu untuk menebus dosa umat manusia. Dalam Surat Ibrani 2:14, juga disebutkan bahwa Yesus menjelma menjadi manusia agar "oleh kematian-Nya, Ia memusnahkan yang berkuasa atas maut, yaitu Iblis." Hal ini menunjukkan bahwa Yesus menganggap kematian-Nya sebagai cara untuk mengalahkan kuasa maut dan Iblis, dan membawa kehidupan kekal bagi mereka yang percaya kepada-Nya.Dalam misi-Nya sebagai Juruselamat, Yesus menyadari bahwa kematian-Nya adalah jalan yang harus ditempuh untuk membebaskan umat manusia dari dosa dan maut. Ia dengan sukarela mengorbankan nyawa-Nya sebagai korban penebusan, sehingga melalui kematian-Nya, Ia membawa keselamatan dan kehidupan yang kekal kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Pemahaman Yesus mengenai pentingnya kematian dalam misi-Nya mencerminkan kasih-Nya yang tak terbatas dan pengorbanan-Nya yang besar.
  • 11. Kematian-Nya bukanlah akhir, tetapi merupakan jalan bagi kebangkitan-Nya yang memastikan harapan keselamatan dan kehidupan kekal bagi umat manusia.16 Yesus seketika lebih rendah? Ibrani 2:5-9 berbunyi dalam versi Alkitab Terjemahan Baru sebagai berikut: "Sebab bukan kepada malaikat-malaikatlah Ia menundukkan dunia yang akan datang ini, tentang apa yang kita bicarakan itu. Tetapi ada suatu hikmat yang disaksikan oleh Kitab Suci, yakni: 'Apa itu manusia, sehingga Engkau mengingat dia, atau anak manusia, sehingga Engkau memperhatikan dia? Engkau telah menjadikannya sedikit lebih rendah dari malaikat-malaikat, dengan memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat, dan Engkau telah menyerahkan kepadanya segala sesuatu yang Engkau ciptakan.' Sebab dalam memperserahkan segala sesuatu kepada dia, Ia tidak meninggalkan sesuatu pun yang tidak tunduk kepada dia. Memang kita belum melihat, sekarang ini, segala sesuatu tunduk kepada dia. Tetapi kita melihat Yesus, yang sedikit lebih rendah daripada malaikat-malaikat oleh karena sengsara dan mati, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat karena Dia, oleh kasih karuniaAllah, mengalami maut atas nama setiap orang."17 Dalam konteks ayat-ayat ini, manusia dinyatakan sedikit lebih rendah dari malaikat-malaikat dalam arti bahwa manusia dapat mengalami kesengsaraan dan kematian, sedangkan malaikat- malaikat tidak. Tetapi kemudian dikatakan bahwa Yesus, melalui sengsara dan mati-Nya, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, menunjukkan kedudukan yang luhur di atas malaikat-malaikat. Dalam Ibrani 2:5-9, terjemahan yang paling umum digunakan sebagai berikut: "Karena memang Allah tidak menguasai dunia yang akan datang yang kita bicarakan ini, melainkan ada seorang yang telah menyaksikan tentangnya, yaitu: 'Apakah manusia ini, sehingga Engkau mengingat dia, atau anak manusia ini, sehingga Engkau memperhatikannya? Engkau menjadikannya sedikit lebih rendah dari malaikat, mahkota kemuliaan dan hormat Engkau Engkau letakkan di atas kepalanya; Engkau memberinya kekuasaan atas karya tangan- Mu; segala sesuatu telah Kauberikan kepadanya di bawah kaki-Nya.'" (Ibrani 2:5-8) Pada ayat ini, tampaknya Yesus disebut sebagai "anak manusia" yang ditempatkan oleh Allah sedikit lebih rendah daripada malaikat. Namun, penting untuk dicatat bahwa ada 16 Rospianti Tamyong, “Kemanusiaan Yesus Kristus,” Kemanusiaan yesus kristus 1, no. 2 (n.d.): 24–34. 17 Sabda, “Ibrani 2:5-9 TB.”
  • 12. interpretasi dan pemahaman yang berbeda dalam memahami ayat ini. Beberapa teolog berpendapat bahwa Yesus, saat menjadi manusia dalam wujud-Nya di dunia ini, menjadi sementara waktu sedikit lebih rendah daripada malaikat dalam kedudukan-Nya. Ini karena Yesus mengambil sifat manusia, sementara malaikat adalah makhluk rohani yang lebih tinggi. Namun, setelah kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya ke surga, Yesus diangkat dan diberikan kedudukan yang lebih tinggi dari malaikat. Dalam prespektif kekristenan, Yesus adalah inkarnasi Allah yang mengambil rupa manusia untuk menebus dosa umat manusia. Oleh karena itu, walaupun sementara waktu lebih rendah dari malaikat dalam rupa manusia-Nya, Yesus memperoleh kekuasaan dan kemuliaan yang luar biasa setelah kematian-Nya dan kebangkitan- Nya. Jadi, Ibrani 2:5-9 sebenarnya menegaskan bahwa Yesus ditinggikan di atas malaikat-malaikat, bukan lebih rendah dari mereka. Kesimpulan Yesus datang ke dunia turun menjadi manusia dan mati untuk menebus dosa-dosa manusia dan bangkit menjadi raja diatas segala raja. Dalam bentuk manusianya Yesus juga merasakan segala sesuatu yang dirasakan oleh manusia, sakit, penderitaan, dan lain-lain. Yesus dalam status manusia adalah manusia seutuhnya, lalu dalam kaitannya dengan manusia yang dibawah malaikat jika dihubungkan dengan Yesus adalah tidak ada kaitannya dengan Yesus. Dalam konteks Ibrani 2:5-9 bahwa seketika itu ditujukan pada status manusia, yaitu kita, sedangkan Yesus tidaklah demikian karena Ia masih memiliki keilahian-Nya, sedangkan kita tidak, maka pada akhirnyaAlkitab tidak pernah mencatat tentang Yesus direndahkan melainkan Tuhan Yesus yang ditinggikan dan diagungkan dari selamanya sampai selama-lamanya. Daftar Pustaka H R Dannari, “Kajian Teologi Tentang Penderitaan Yesus Sebagai Anak Daud,” 2020, https://osf.io/preprints/x8t6c/. Candra Gunawan, “Signifikansi Kematian Yesus: Evaluasi Perdebatan Ioanes Rakhmat Dan Joas Adiprasetya,” Jurnal Amanat Agung 7, no. i (2011). Lewi Nataniel Bora, “Keserupaan Dengan Yesus Dalam Penderitaan, Kesengsaraan Dan Kematian-Nya,” Manna Rafflesia 7, no. 1 (2020): 65–89. Yohanes Adrie Hartopo, “Kematian Yesus Kristus Menurut Lukas 23: 44-48: Suatu Analisis Dari Perspektif Kritik Redaksi ” Jurnal Amanat Agung 2, no. 1 (2017): 44–48.
  • 13. Wenny Kristiani Waruwu, “KONSEP KRISTOLOGI MENURUT SURAT IBRANI DAN IMPLIKASINYA BAGI ORANG PERCAYA MASA KINI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : PENGANTAR PERJANJIAN BARU III PROGRAM SARJANA TEOLOGI ( S . Th .) Dosen Pengampu : Sri Ayu Dyah Utami , S . S ., M . Th Oleh :,” KONSEP KRISTOLOGI MENURUT SURAT IBRANI DAN IMPLIKASINYA BAGI ORANG PERCAYA MASA KINI, no. 1 (2018). Berkat Harefa, “Yesus Kristus Anak Allah Menurut Ibrani 1:1-4 (Studi Eksegesis),” Stt Teologi Injili Arastamar 4 (2009): 1–10. Suhanri Simanullang, “Hakikat Malaikat : Teologi Sistematika 2,” Hakikat Malaikat : Teologi Sistematika 2, no. 1 (2017). LAI, Alkitab (Jakarta pusat, n.d.). LAI, Alkitab. Adlini, M. N., Dinda, A. H., Yulinda, S., Chotimah, O., & Merliyana, S. J. (2022). Metode penelitian kualitatif studi pustaka. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 974-980. Sabda, “Ibrani 2:5-9 TB,” Sabda.Org, last modified 2016, sabda.org. Sabda, “Ibrani 2:5-9 TB.” Peniel C D Maiaweng, “INKARNASI : REALITAS KEMANUSIAAN YESUS,” INKARNASI : REALITAS KEMANUSIAAN YESUS 13, no. 1 (2015). Maiaweng, “INKARNASI REALITAS Kemanus. YESUS.” Adi Putra, “Bukti-Bukti Keilahian Dan Kemanusiaan Yesus Dalam Perjanjian Baru,” Bukti- Bukti Keilahian Dan Kemanusiaan Yesus Dalam Perjanjian Baru 2, no. 1 (2022): 1–14. Rospianti Tamyong, “Kemanusiaan Yesus Kristus,” Kemanusiaan yesus kristus 1, no. 2 (n.d.): 24–34. Sabda, “Ibrani 2:5-9 TB.”