usaha menengah dinilai jauh lebih siap dilihat dari segi kemampuan SDM, skala usaha dan kemampuannya untuk melakukan inovasi dan akses pasar. Dalam perjalanannya pembinaan terhadap UKM, lebih condong kepada pembinaan pengusaha kecil, sementara pembinaan terhadap usaha menengah seolah-olah terlupakan. Kebijakan pengembangan usaha bagi usaha menengah belum bersandar pada satu peraturan pemerintah sebagai payung kebijakan, dan dalam aras pengembangan usaha, masih terdapat grey area dalam pengembangan usaha menengah
Strategi Indonesia dalam menghadapi AEC 2015W.R. Putra
Bagaimana Peluang Indonesia dalam menuju AEC ?
Apa saja tantangan Indonesia dalam menuju AEC ?
Apa saja strategi-strategi yang harus dilakukan Indonesia?
praktikum kimia membuat produk sabun cuci dari minyak kelapa.
dengan memahami perubahan wujud suatu benda serta kegunaan suatu unsur bagi kehidupan manusia, seperti halnya pembuatan sabun ini.
usaha menengah dinilai jauh lebih siap dilihat dari segi kemampuan SDM, skala usaha dan kemampuannya untuk melakukan inovasi dan akses pasar. Dalam perjalanannya pembinaan terhadap UKM, lebih condong kepada pembinaan pengusaha kecil, sementara pembinaan terhadap usaha menengah seolah-olah terlupakan. Kebijakan pengembangan usaha bagi usaha menengah belum bersandar pada satu peraturan pemerintah sebagai payung kebijakan, dan dalam aras pengembangan usaha, masih terdapat grey area dalam pengembangan usaha menengah
Strategi Indonesia dalam menghadapi AEC 2015W.R. Putra
Bagaimana Peluang Indonesia dalam menuju AEC ?
Apa saja tantangan Indonesia dalam menuju AEC ?
Apa saja strategi-strategi yang harus dilakukan Indonesia?
praktikum kimia membuat produk sabun cuci dari minyak kelapa.
dengan memahami perubahan wujud suatu benda serta kegunaan suatu unsur bagi kehidupan manusia, seperti halnya pembuatan sabun ini.
Laporan Digital Marketing - Mailchimp, Google Adwords & Facebook AdsZulkifli Abdullah
Slide presentation ringkas berkenaan laporan prestasi pemasaran digital menggunakan Mailchimp, Google Adwords & Facebook Ads di salah satu website E-Commerce di Malaysia.
Brand Local Champion
Sahabat TDA Wilayah, akhirnya presentasi #tentangHKI yang akan saya presentasikan di Pameran #LocalBrandKeren Pesta Wirausaha TDA 2014. Moga bermanfaat..!
Produk pangan khas daerah nabati dan hewaniNandag23
Berisi tentang macam - macam produk pangan khas daerah yang berbahan dasar nabati dan hewani. Contohnya rendang, dadih, bandeng presto, asinan, kripik buah, dll.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
Week 13 prospek ukm dalam era perdagangan bebas yusinadia sekar sari 11140023
1. Prospek UKM Dalam Era
Perdagangan Bebas
PRESENTED BY :
YUSINADIA SEKAR SARI
11140023
2. Globalisasi dan Perdagangan Bebas
Kemajuan teknologi informasi dan transportasi abad 21, memengaruhi
perkembangan perdagangan barang dan jasa. Globalisasi
perdagangan telah menghendaki dilaksanakannya perdagangan
bebas melalui liberalisasi perdagangan. Liberalisasi perdagangan
dimaksudkan sebagai perdagangan yang tidak mengenal rintangan
perdagangan (Trade Barriers).
3. Globalisasi perekonomian dunia juga memperbesar ketidakpastian
terutama karena semakin tingginya mobilisasi modal, manusia, dan
sumber daya produksi lainnya. Kemampuan UKM bertahan selama
ini di Indonesia menunjukan potensi kekuatan yang dimiliki UKM
Indonesia untuk menghadapi perubahan-perubahan dalam
perdagangan dan perekonomian dunia di masa depan.
UKM memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan
perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif
lapangan kerja baru, UKM juga berperan dalam mendorong laju
pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter tahun 1997 di saat
perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam
mengembangkan usahanya.Saat ini,UKM telah berkontribusi besar
pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia.
4. PROSPEK UKM DALAM ERA
GLOBALISASI
Bagi setiap unit usaha dari semua skala dan di semua sektor
ekonomi, era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian
dunia di satu sisi akan menciptakan banyak kesempatan. Namun
disisi lain akan menciptakan bamyak tantangan yang apabila tidak
dapat dihadapi dengan baik akan menjelma menjadi ancaman.
Bentuk kesempatan dan tantangan yang akan muncul tentu akan
berbeda menurut jenis kegiatan ekonomi yang berbeda. Globalisasi
perekonomian dunia juga memperbesar ketidakpastian terutama
karena semakin tingginya mobilisasi modal, manusia, dan sumber
daya produksi lainnya serta semakin terintegrasinya kegiatan
produksi, investasi dan keuangan antarnegara yang antara lain dapat
menimbulkan gejolak-gejolak ekonomi di suatu wilayah akibat
pengaruh langsung dari ketidakstabilan ekonomi di wilayah lain.
5. 1. Sifat Alami dari Keberadaan UKM
Laju pertumbuhan negatif dari jumlah UK lebih kecil dibandingkan apa yang dialami
oleh UM dan UB. Perbedaan ini disuatu sisi memberi suatu kesan bahwa pada umumnya UK
lebih “ tahan banting” dibandingkan dua kelompok usaha lainnya itu dalam menghadapi suatu
gejolak ekonomi. Relatif lebih baiknya UK dibandingkan UM atau UB dalam menghadapi krisis
ekonomi tahun tahun 1998 tidak lepas dengan sifat alami dari keberadaan UM, apalagi UB di
indonesia. Sifat alami yang berbeda ini sangat penting untuk dipahami, agar dapat memprediksi
masa depan UK atau UKM.
2. Kemampuan UKM
Dalam era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia, kemajuan T,
penguasaan ilmu pengetahuan, dan kualitas SDM yang tinggi (profesionalisme) merupakan tiga
faktor keunggulan kompetitif yang akan menjadi dominan dalam menentukan bagus tidaknya
prospek dari suatu usaha. Jika pengusaha kecil dan menengah Indonesia tidak memiliki ketiga
keunggulan kompetitif tersebut bahkan, UKM indonesia akan terancam tergusur dari segmen
pasarnya sendiri oleh produk-produk M dengan harga yang lebih murah dan kualitas serta disain
yang lebih baik, seperti yang terjadi sekaarang dengan membanjirnya barang-barang dari Cina
sampai kepasar-pasar tradisional. Pentingnya ketiga faktor keunggulan kompetitif tersebut
dikombinasikan dengan faktor-faktor kekuatan lainnya yang sangat menentukan prospek UKM di
masa depan. Didalam era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia, lingkungan
eksternal domestik dipengaruhi oleh tiga faktor penting, yang merupakan tiga tantangan yang
dihadapi oleh setiap perusahaan di Indonesia. Jika perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak
siap, tantangan-tantangan tersebut bisa berubah menjadi ancaman.
6. Kerjasama antara perusahaan di Indonesia, dalam hal ini antara
UKM dan UB, dikenal dengan istilah kemitraan (Peraturan Pemerintah No.
44 Tahun 1997 tentang Kemitraan). Kemitraan tersebut harus disertai
pembinaan UB terhadap UKM yang memperhatikan prinsip saling
memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. Kemitraan
merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih
dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan
prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan
merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai dengan mengenal calon
mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya,
memulai membangun strategi, melaksanakan, memonitor, dan
mengevaluasi sampai target tercapai. Pola kemitraan antara UKM dan UB
di Indonesia yang telah dibakukan, menurut UU No. 9 Tahun 1995 tentang
Usaha Kecil dan PP No. 44 Tahun 1997 tentang kemitraan, terdiri atas 5
(lima) pola, yaitu : (1).Inti Plasma, (2).Subkontrak, (3).Dagang Umum,
(4).Keagenan, dan (5).Waralaba.[5]
Pola pertama, yaitu inti plasma merupakan hubungan kemitraan antara
UKM dan UB sebagai inti membina dan mengembangkan UKM yang
menjadi plasmanya dalam menyediakan lahan, penyediaan sarana
produksi, pemberian bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi,
perolehan, penguasaan dan peningkatan teknologi yang diperlukan bagi
peningkatan efisiensi dan produktivitas usaha. Dalam hal ini, UB
mempunyai tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) untuk
membina dan mengembangkan UKM sebagai mitra usaha untuk jangka
Kemitraan Usaha dan Masalahnya
7. Pola kedua, yaitu subkontrak merupakan hubungan kemitraan UKM dan UB, yang
didalamnya UKM memproduksi komponen yang diperlukan oleh UB sebagai
bagian dari produksinya. Subkontrak sebagai suatu sistem yang menggambarkan
hubungan antara UB dan UKM, di mana UB sebagai perusahaan induk (parent
firma) meminta kepada UKM selaku subkontraktor untuk mengerjakan seluruh atau
sebagian pekerjaan (komponen) dengan tanggung jawab penuh pada perusahaan
induk. Selain itu, dalam pola ini UB memberikan bantuan berupa kesempatan
perolehan bahan baku, bimbingan dan kemampuan teknis produksi, penguasaan
teknologi, dan pembiayaan.
Pola ketiga, yaitu dagang umum merupakan hubungan kemitraan UKM dan UB,
yang di dalamnya UB memasarkan hasil produksi UKM atau UKM memasok
kebutuhan yang diperlukan oleh UB sebagai mitranya. Dalam pola ini UB
memasarkan produk atau menerima pasokan dari UKM untuk memenuhi
kebutuhan yang diperlukan oleh UB.
Pola keempat, yaitu keagenan merupakan hubungan kemitraan antara UKM dan
UB, yang di dalamnya UKM diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa
UB sebagai mitranya. Pola keagenan merupakan hubungan kemitraan, di mana
pihak prinsipal memproduksi atau memiliki sesuatu, sedangkan pihak lain (agen)
bertindak sebagai pihak yang menjalankan bisnis tersebut dan menghubungkan
produk yang bersangkutan langsung dengan pihak ketiga.
Pola kelima, yaitu waralaba merupakan hubungan kemitraan, yang di dalamnya
pemberi waralaba memberikan hak penggunaan lisensi, merek dagang, dan
saluran distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba dengan disertai
bantuan bimbingan manajemen. Dalam pola ini UB yang bertindak sebagai
pemberi waralaba menyediakan penjaminan yang diajukan oleh UKM sebagai
penerima waralaba kepada pihak ketiga.
8. Posisi UMKM Dalam Pasar Bebas
Asean
Menuju Pasar Bebas Asean 2015, masih banyak peluang UMKM
untuk meraih pangsa pasar dan peluang investasi. Guna memanfaatkan
peluang tersebut, maka tantangan yang terbesar bagi UMKM di Indonesia
menghadapi Pasar Bebas Asean adalah bagaimana mampu menentukan
strategi yang tepat guna memenangkan persaingan. Saat ini, struktur
ekspor produk UMKM Indonesia banyak berasal dari industri pengolahan
seperti furniture, makanan dan minuman, pakaian jadi atau garmen, industri
kayu dan rotan, hasil pertanian terutama perkebunan dan perikanan,
sedangkan di sektor pertambangan masih sangat kecil (hanya yang
berhubungan dengan yang batubatuan, tanah liat dan pasir). Secara rinci
barang ekspor UMKM antara lain alat-alat rumah tangga, pakaian jadi atau
garmen, batik, barang jadi lainnya dari kulit, kerajinan dari kayu, perhiasan
emas atau perak, mainan anak, anyaman, barang dari rotan, pengolahan
ikan, mebel, sepatu atau alas kaki kulit, arang kayu/tempurung, makanan
ringan dan produk bordir. Sedangkan bahan baku produksi UMKM yang
digunakan adalah bahan baku lokal sisanya dari impor seperti plastik, kulit
dan beberapa zat kimia
9. Beberapa kendala UMKM yang banyak dialami negara-negara berkembang
termasuk Indonesia antara lain adalah masalah kurangnya bahan baku yang mesti harus
diimpor dari negara lain untuk proses produksi. Disamping itu pemasaran barang,
permodalan, ketersediaan energi, infrastruktur dan informasi juga merupakan permasalahan
yang sering muncul kemudian, termasuk masalah-masalah non fisik seperti tingginya inflasi,
skill, aturan perburuhan dan lain sebagainya.
Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh UKM dalam menghadapi MEA tersebut antara
lain yaitu :
Pola pikir masyarakat Indonesia masih lebih cenderung mengkonsumsi produk atau jasa
dari luar negeri dibandingkan dari dalam negeri.
Masih lemahnya infrastruktur seperti akses transportasi menyebabkan biaya ekonomi
menjadi lebih tinggi terutama juga bagi sektor produksi dan bagi pasar.
UKM menghadapi keterbatasan akses finansial karena masih adanya keraguan bank
terhadap UKM dalam memberikan pinjaman. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan
bank dalam memberikan pinjaman serta menentukan suku bunga adalah biaya dana,
keuntungan perusahaan, profil risiko calon debitur, dan sektor usaha. Banyak UKM yang
belum dapat memenuhi beberapa persyaratan tersebut. Oleh karena itu, Pemerintah pun
perlu proaktif memberikan penyuluhan dan pelatihan serta memberikan ruang bagi para
pengusaha UKM untuk saling berbagi pengalaman. Sehingga UKM pun akan siap
menghadapi MEA.
Keterbatasan UKM dalam memanfaatkan teknologi karena kurangnya pengetahuan dan
akses sehingga aktivitas promosi terbatas dan menjadi penghambat bagi UKM untuk
memperluas target pasarnya dalam menghadapi MEA.
Investasi UKM pada pengembangan dan penelitian produk atau jasa masih sangat rendah
karena UKM lebih fokus kepada pemasaran atau kebutuhan operasionalnya.
Banyak UKM yang belum memiliki perencanaan bisnis yang belum matang..
10. Strategi UMKM Meningkatkan Daya Saing Industri
untuk Mengahadapi Pasar Bebas Asean
Peran Pemerintah melalui Beberapa Program
Pemberdayaan UMKM (Penyaluran Kredit
Perluasan Akses Informasi Jaringan Pemasaran bagi UMKM
Meningkatkan Sumber Daya Manusia
Penguatan lembaga pendamping melalui Peningkatan
Capacity Building
Pengembangan Sumber Daya Manusia pada UMKM melalui
IT (Information Technology)