Dokumen tersebut membahas tentang ketidaksetaraan pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kondisi geografis, anggaran kesehatan mental yang terbatas, distribusi tenaga kesehatan jiwa yang tidak merata, serta stigma dan diskriminasi terhadap gangguan jiwa. Dokumen tersebut juga menyebutkan upaya yang dilakukan perawat jiwa untuk meningkatkan layanan kesehatan jiwa di masyarakat
2. Akses ke pelayanan kesehatan belum setara
(that access to mental health services remains unequal)
1. 75% – 95% ODGJ dari negara dengan pendapatan rendah dan sedang
tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan jiwa (75% to 95% of people
with mental disorders in low- and middle-income countries unable to access mental
health services at all)
2. Akses pelayanan KESWA di negara berpenghasilan tinggi tidak jauh
lebih baik (access in high income countries is not much better)
3. Kurangnya investasi dalam kesehatan mental yang tidak proporsional
dengan anggaran kesehatan secara keseluruhan berkontribusi pada
kesenjangan pelayanan kesehatan jiwa
(Lack of investment in mental health disproportionate to the overall health budget
contributes to the mental health treatment gap).
KESETARAAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA?????
3. 4. Banyak ODGJ tidak menerima asuhan yang layak dan seharusnya
diterima (Many people with a mental illness do not receive the
treatment that they are entitled to and deserve )
5. Pasien, keluarganya, dan pelaku rawatnya terus mengalami stigma
dan diskriminasi (together with their families and carers continue to
experience stigma and discrimination)
6. Gap antara yang kaya dan yang miskin semakin lebar sehingga ada
kebutuhan yang tidak terpenuhi dan berlanjut pada ODGJ (The
gap between the ‘haves’ and the ‘have nots’ grows ever wider and
there is continuing unmet need in the care of people with a mental
health problem)
4. 7. Bukti penelitian menunjukkan bahwa ada kekurangan dalam
kualitas perawatan yang diberikan kepada ODGJ (Research
evidence shows that there is a deficiency in the quality of care
provided to people with a mental health problem)
8. Diperlukan waktu hingga 15 tahun sebelum perawatan medis,
sosial dan psikologis untuk ODGJ telah terbukti berhasil
diberikan kepada pasien untuk dipraktikan sehari-hari (It can
take up to 15 years before medical, social and psychological
treatments for mental illness that have been shown to work in
good quality research studies are delivered to the patients that
need them in everyday practice)
5. 9. Stigma dan diskriminasi pada ODGJ mempengaruhi kesehatan fisik
dan mental orang tersebut, kesempatan pendidikan, pendapatan saat
ini dan masa depan dan prospek pekerjaan, dan juga mempengaruhi
keluarga dan orang yang mereka cintai (The stigma and discrimination
experienced by people who experience mental ill health not only
affects that persons physical and mental health, stigma also affects
their educational opportunities, current and future earning and job
prospects, and also affects their families and loved ones)
10. Orang yang mengalami penyakit fisik juga sering mengalami tekanan
psikologis dan kesulitan kesehatan mental, sebagian besar mengalami
ansietas dan depresi (People who experience physical illness also often
experience psychological distress and mental health difficulties. , and the
majority also experience anxiety and/ or depression)
6. • Semua usia
• Semua sosial ekonomi
• Kematian-Duka
• Dampak Ekonomi: PHK, hilang pekerjaan
• Jarak Fisik dan Sosial mengakibatkan ISOLASI SOSIAL
(The COVID 19 pandemic has further highlighted the effects of inequality on
health outcomes and no nation, however rich, has been fully prepared for
this. The pandemic has and will continue to affect people, of all ages, in
many ways: through infection and illness, sometimes resulting in death
bringing bereavement to surviving family members; through the economic
impact, with job losses and continued job insecurity; and with the physical
distancing that can lead to social isolation)
CONTOH PENYAKIT FISIK: COVID-19
7. ‘’ACT URGENTLY’’
• Fokus pada isu-isu yang melanggengkan ketidaksetaraan kesehatan
mental secara lokal dan global
• Tingkatkan peran serta aktif masyarakat dalam mengatasi
ketidaksetaraan di wilayah mereka
• Mendorong para peneliti untuk membagikan apa yang mereka ketahui
tentang ketidaksetaraan kesehatan mental termasuk ide-ide praktis
tentang cara mengatasi hal ini
(The 2021 World Mental Health Day campaign ‘Mental Health in an Unequal
World’ will enable us to focus on the issues that perpetuate mental health
inequality locally and globally. We want to support civil societies to play an
active role in tackling inequality in their local areas. We want to encourage
researchers to share what they know about mental health inequality
including practical ideas about how to tackle this)
9. Kebijakan
Keswa
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG
KESEHATAN JIWA
◦ Ps 8 ay 5:
Upaya promotif di lingkungan masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
dilaksanakan dalam bentuk komunikasi, informasi, dan
edukasi mengenai Kesehatan Jiwa, serta menciptakan
lingkungan masyarakat yang kondusif untuk
pertumbuhan dan perkembangan jiwa yang sehat
◦ Ps 15
Upaya preventif di lingkungan masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf c
dilaksanakan dalam bentuk:a. menciptakan
lingkungan masyarakat yang kondusif; b. memberikan
komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai
pencegahan gangguan jiwa; dan c. menyediakan
konseling bagi masyarakat yang membutuhkan
13. Ketidaksetaraan
Pelayanan
Keswa di
Indonesia
(2020-22)
Kondisi geografis
- 275 juta penduduk
- 17.000 pulau
- penduduk di 6.000 pulau
- 66%di p Jawa
Stigma &
diskriminasi
Anggaran
keswa
terbatas
1% total
anggaran
Sebaran tenaga
Kesehatan
- 7000 perawat jiwa
- 987 psikiater
- 3.349 psikolog klinis
Pandemik C19
- 69%masalah psikologis
- 68%kecemasan
- 67%depresi
- 77%trauna psikologis
- 49%depresi
(2.364 responden)
PKM Kab/kota di
dengan upaya keswa
- 100%: 12 dari 34
propinsi (35.3%)
- <100%: 23 dari 34
propinsi (67.65%)
6 propinsi
belum
memiliki RSJ
Sumber:
Kemenkes, IPKIndonesia, PDSKJI, APKI
14. Kesetaraan Pelayanan Keswa
WHO memperbarui Mental Health Action Plan 2013-2020 menjadi Comprehensive Mental Health Action Plan 2013-2030
dengan empat sasaran utama rencana aksi:
1. Penguatan kepemimpinan dan tata kelola
2. Layanan keswa dan kesejahteraan sosial berbasis masyarakat yang komprehensif, terintegrasi dan responsif
3. Implementasi promosi dan prevensi
4. Penguatan sistem informasi, bukti dan penelitian
Rencana aksi di Indonesia:
◦ T
erwujudnya upaya keswa berbasis masyarakat:
- pelibatan komponen masyarakat (toma , toga, towa, komunitas pemerhati keswa, kader)
- mendorong pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam upaya keswa
◦ Terwujudnya yankeswa yang komprehensif
- kerjasama kementrian kesehatan dan kementrian sosial
- pelibatan pemda setempat
- penguatan sistem informasi dan koordinasi pemda, dinkes, dinsos
◦ Terwujudnya masyarakat peduli kessehatan jiwa
15. 3
4
2
5 6
7
1
Jawa Barat
1. Praktik Mandiri:
Panti Gramesia
Jawa Timur
2. Posyandu Jiwa
3. Jambore Keswa
4. Kohort Keswa
Kalimantan Timur
5. Praktik mandiri: Borneo
Mental Health Nursing
6. Lysa
Sumatera Barat
7. Praktik mandiri &
rehabilitasi : Henetsa
Bina Center
Nusa Tenggara Barat
8. Makpasol
Kontribusi Perawat Jiwa Dalam Kesetaraan
Pelayanan Keswa
8
19. What next?
Lanjutkan upaya
promotive & preventif
keperawatan jiwa
melalui pemberdayaan
masyarakat
Penguatan IPTEK dan
sistem informasi dalam
upaya preventif dan
promotif kepkeswa
Penguatan edukasi
kepkeswa melalui
media masa cetak dan
online serta medsos
Penguatan penelitian
keperawatan jiwa