SlideShare a Scribd company logo
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
SELAMAT DATANG
SELAMAT DATANG
DI KELAS ILMU FALAK FAKULTAS SYARIAH
Sebelum manusia
menemukan
hisab/perhitungan
falak/astronomi, pada zaman
Rasulullah waktu shalat
ditentukan berdasarkan
observasi terhadap gejala
alam dengan melihat
langsung matahari. Lalu
berkembang dengan
dibuatnya Jam Surya atau Jam
Matahari serta Jam Istiwa
atau sering disebut Tongkat
Istiwa dengan kaidah
bayangan matahari.
http://rukyatulhilal.org/waktu-shalat/index.html
Waktu Subuh
Waktunya diawali saat Fajar Shiddiq sampai matahari terbit (syuruk). Fajar
Shiddiq ialah terlihatnya cahaya putih yang melintang mengikut garis lintang
ufuk di sebelah Timur akibat pantulan cahaya matahari oleh
atmosfer. Menjelang pagi hari, fajar ditandai dengan adanya cahaya samar yang
menjulang tinggi (vertikal) di horizon Timur yang disebut Fajar Kidzib atau
Fajar Semu yang terjadi akibat pantulan cahaya matahari oleh debu partikel
antar planet yang terletak antara Bumi dan Matahari. Setelah cahaya ini muncul
beberapa menit kemudian cahaya ini hilang dan langit gelap kembali. Saat
berikutnya barulah muncul cahaya menyebar di cakrawala secara horizontal, dan
inilah dinamakan Fajar Shiddiq. Secara astronomis Subuh dimulai saat
kedudukan matahari (s°) sebesar 18° di bawah horizon Timur atau disebut
dengan "astronomical twilight" sampai sebelum piringan atas matahari
menyentuh horizon yang terlihat (ufuk Hakiki / visible horizon). Di Indonesia
khususnya Departemen Agama menganut kriteria sudut s=20° dengan alasan
kepekaan mata manusia lebih tinggi saat pagi hari karena perubahan terjadi dari
gelap ke terang.
Waktu Zuhur
Disebut juga waktu Istiwa (zawaal) terjadi ketika matahari berada
di titik tertinggi. Istiwa juga dikenal dengan sebutan Tengah Hari
(midday/noon). Pada saat Istiwa, mengerjakan ibadah shalat (baik
wajib maupun sunnah) adalah haram. Waktu Zuhur tiba sesaat
setelah Istiwa, yakni ketika matahari telah condong ke arah Barat.
Waktu tengah hari dapat dilihat pada almanak astronomi atau
dihitung dengan menggunakan algoritma tertentu. Secara
astronomis, waktu Zuhur dimulai ketika tepi piringan matahari
telah keluar dari garis zenith, yakni garis yang menghubungkan
antara pengamat dengan pusat letak matahari ketika berada di titik
tertinggi (Istiwa). Secara teoretis, antara Istiwa dengan masuknya
Zuhur ( z° ) membutuhkan waktu 2 menit, dan untuk faktor
keamanan biasanya pada jadwal shalat waktu Zuhur adalah 4 menit
setelah Istiwa terjadi atau z=1°
Waktu Ashar
Menurut Mazhab Syafi'i, Maliki, dan Hambali, waktu Ashar
diawali jika panjang bayang-bayang benda melebihi panjang
benda itu sendiri. Sementara Madzab Imam Hanafi mendefinisikan
waktu Ashar jika panjang bayang-bayang benda dua kali melebihi
panjang benda itu sendiri. Waktu Ashar dapat dihitung dengan
algoritma tertentu yang menggunakan trigonometri tiga dimensi.
Secara astronomis ketinggian matahari saat awal waktu Ashar
dapat bervariasi tergantung posisi gerak tahunan matahari/gerak
musim. Di Indonesia khususnya Departemen Agama menganut
kriteria waktu Ashar adalah saat panjang bayangan = panjang
benda + panjang bayangan saat istiwa. Dengan demikian besarnya
sudut tinggi matahari waktu Ashar ( a° ) bervariasi dari hari ke
hari.
Waktu Maghrib
Diawali saat matahari terbenam di ufuk sampai
hilangnya cahaya merah di langit Barat. Secara
astronomis waktu maghrib dimulai saat seluruh
piringan matahari masuk ke horizon yang terlihat
(ufuk Mar'i / visible horizon) sampai waktu Isya
yaitu saat kedudukan matahari sebesar i° di
bawah horizon Barat. Di Indonesia khususnya
Departemen Agama menganut kriteria sudut
i=18° di bawah horison Barat.
Waktu ‘Isya
Diawali dengan hilangnya cahaya merah (syafaq)
di langit Barat, hingga terbitnya Fajar Shiddiq di
Langit Timur. Secara astronomis, waktu
Isya merupakan kebalikan dari waktu Subuh
yaitu dimulai saat kedudukan matahari sebesar i°
di bawah horizon Barat sampai sebelum posisi
matahari sebesar s° di bawah horizon Timur.
Waktu Imsak
adalah awal waktu berpuasa. Diawali 10 menit
sebelum Waktu Subuh dan berakhir saat Waktu
Subuh. Ijtihad 10 menit adalah perkiraan waktu
saat Rasulullah membaca Al Qur'an sebanyak 50
ayat waktu itu.
Shalat Dhuha
Dilakukan ketika waktu matahari baru naik
(mengikut pandangan beberapa ulama, pada
ketinggian segalah atau tujuh hasta) atau sekitar
3,5° ketinggian Matahari.
ILUSTRASI POSISI MATAHARI DALAM WAKTU SHALAT
http://rukyatulhilal.org/waktu-shalat/index.html
Waktu Ihtiyath
Demi menjaga "keamanan" terhadap jadwal
waktu shalat yang biasanya diberlakukan untuk
suatu kawasan tertentu, maka dalam hal ini setiap
awal waktu shalat menggunakan kaidah "ihtiyati"
yaitu menambahkan atau mengurangi beberapa
menit dari waktu yang sebenarnya. Besarnya
ihtiyati ini biasanya ditambahkan 2 menit di awal
waktu shalat dan dikurangkan 2 menit sebelum
akhir waktu shalat.
DATA DAN RUMUS
YANG DIGUNAKAN
DATA YANG HARUS DIKETAHUI
1. Lintang Tempat ()
2. Bujur Tempat ()
3. Deklinasi Matahari (o)
4. Equation of Time/Perata Waktu (eo)
5. Tinggi Matahari (ho)
6. Koreksi Waktu Daerah (Kwd) :
(dh -  )/15
7. Ikhtiyat
Deklinasi Matahari
Deklinasi matahari/mail al syams/declination of the sun,
simbol δo (delta). jarak Matahari dari Equator. Nilai
deklinasi positip berarti Matahari berada di sebelah Utara
Equator, dengan tanda (+) dalam penulisanya tanda (+)
tidak perlu ditulis. Sebaliknya Nilai Deklinasi negatif
berarti Matahari berada di sebelah Selatan Equator,
dengan tanda (-). Data ini diperlukan dalam penentuan
bayang-bayang kiblat, waktu shalat, ijtima, ketinggian
hilal, gerhana dan sebagainya
LANJUTAN
Nilai deklinasi setiap hari terus berubah namun setiap
tahun relatif sama. Setiap tanggal 21 Maret deklinasi
bernilai 0o matahari persis di ekuator, kemudian dari hari
ke hari terus bergerak ke Utara sampai sekitar 21 Juni
deklinasi matahari mencapai nilai maksimum positif
sekitar 23o 27’. Kemudian setelah itu kembali bergerak
ke Selatan sampai sekitar tangal 23 September nilai
deklinasi kembali 0o. Selanjutnya matahari terus bergerak
ke Selatan sampai sekitar tanggal 22 Desember nilai
deklinasi mencapai maksimum negatif sekitar -23o 27’.
Equation of Time
Perata waktu matahari, ta’dil al zaman, ta’dil al
waqt, ta’dil al waqt li al syams, equation of time
the sun, simbol eo. Selisih antara waktu kulminasi
matahari hakiki dengan waktu kulminasi matahari
rata-rata. Data ini biasanya dinyatakan dengan
huruf "e" kecil dan diperlukan dalam menghisab
bayang-bayang kiblat, waktu shalat dan awal
bulan
Tinggi matahari
Tinggi matahari, irtifa’al syams, hight of the sun,
simbol ho. Jarak busur sepanjang lingkaran
vertikal yang dihitung dari ufuk sampai matahari.
Tinggi matahari bertanda positip (+) apabila
posisi matahari berada di atas ufuk. Sebaliknya
bertanda negatip (-) apabila posisi matahari
berada di bawah ufuk.
Sudut waktu matahari
Sudut waktu matahari, fadhl al dair li al syams,
hour angle of the sun, simbol to. Sudut matahari
pada kutub langit selatan atau utara yang diapit
oleh garis meridian dan lingkaran deklinasi yang
melewati matahari. Atau dengan istilah lain
adalah busur sepanjang lingkaran harian matahari
yang dihitung dari titik kulminasi atas sampai
dimana tempat posisi matahari.
KWD
Waktu daerah atau disebut dengan koreksi waktu
daerah yang disingkat dengan KWD adalah
pembagian waktu yang ditetapkan dan
diberlakukan berdasarkan satu kesatuan wilayah
waktu tertentu yang berpedoman pada bujur
tempat
Rumus : Kwd = (dh - )/15
Berdasarkan keputusan presiden nomor 41 tahun
1987 tanggal 26 november 1987 indonesia dibagi
tiga wilayah waktu :
• Waktu Indonesia Barat (WIB) yang berpedoman
pada bujur 105o BT (GMT + 7 jam).
• Waktu Indonesia Tengah (WITA) yang berpedoman
pada bujur 120o BT (GMT + 8 jam).
• Waktu Indonesia Timus (WIT) yang berpedoman
pada bujur 135o BT (GMT + 9 jam)
DATA DAN RUMUS YANG DIGUNAKAN
1. Rumus sudut waktu matahari
Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos 
2. Rumus awal waktu
(12 – e) + (t/15) + Kwd + i
3. Rumus tinggi matahari (ho)
Ashar : Cotan h = tan [ – ] + 1
Maghrib : - 1o
Isya : - 18o
Imsak : - 22o 30’
Subuh : - 20 / 18
Terbit/Thulu’ : -1o
Dhuha : 4o 30’ / 3o 30’
4. Rumus koreksi waktu daerah : Kwd = (dh - )/15
Contoh KWD UIN Malang = (105o - 112o 36’)/15
RUMUS AWAL WAKTU SHALAT
1. Dhuhur = (12 – e) + Kwd + i
2. Ashar = (12 – e) + (t/15) + Kwd + i
3. Maghrib, Isya’ =(12–e) +(t/15) + Kwd + i
4. Imsak = (12 – e) – (t/15) + Kwd + i
4. Subuh = (12 – e) – (t/15) + Kwd + i
5. Terbit = (12 – e) – (t/15)+ Kwd - i
6. Dhuha = (12 – e) – (t/15)+ Kwd + i
PROSEDUR DALAM PERHITUNGAN
1. Tempat dan Tanggal yg akan dihitung
awal waktunya
2. Data lintang dan bujur tempat (, )
3. Data matahari dan perata waktu (o, eo)
4. Data tinggi matahari (ho)
5. Data koreksi waktu daerah (Kwd)
6. Rumus yang digunakan
DATA DIKETAHUI
Lintang tempat UIN Malang (): - 7° 57' LS.
Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT.
Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d
Rumus yang Digunakan :
Awal waktu Dzuhur : 12 - e + KWD + i
Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu
Shalat Dzuhur di UIN Malang pada Tanggal 20
April 2022 ?
Awal Waktu Shalat Dzuhur di UIN
Malang pada Tanggal 20 April 2022?
Prosedur perhitungan dan hasilnya :
(12-e) + (KWD) + i
(12- 0j 01m 07d) + ((105- 112° 36‘)/15) + 0j 02m
Awal Dzuhur : 11 : 30 : 29 WIB.
Hitunglah Awal Waktu Shalat Ashar
Tanggal 20 April 2022 di UIN Malang?
DATA DIKETAHUI
Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS.
Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT.
Deklinasi matahari (o) : 11 37' 11"
Eq. of time (eo ) : 0j 01m 07d
Rumus yang Digunakan
Cotan h = tan ( -  ) + 1
Cos t = - Tan  tan  + sin h / cos  / cos 
Awal waktu Ashar : (12 - e) + (t/15) + kwd + i
Rumus yang Digunakan
1. Mencari tinggi matahari
Cotan h = tan ( -  ) + 1
Cotan h =sift tan (1/(tan (Abs [-7 57' - 11 37' 11“]) + 1))
ho = 36o 25‘ 3.82“
Jika  positif dan kalkulator tidak ada fungsi Abs maka
( -  ) harus dihitung dulu dan nilai negatifnya harus
diabaikan
2. Mencari sudut waktu matahari
Cos t = - Tan  tan  + sin h / cos  / cos 
Shift Cos (-tan (-7 57‘) x tan(11 37' 11“) + sin(36o 25‘ 3.82“)
/cos (-7 57‘)/cos(11 37' 11")
t= 52° 16’ 4,33"
Awal Waktu Shalat Ashar di UIN Malang pada
Tanggal 20 April 2022?
Hasil hitungan
(12-e) + (t/15) + (KWD) + I
(12- 0j 01m 07d) + (52° 16’ 4,33"/15) + ((105° -112°
36’)/15) + 0j 02m
Awal Ashar :14 : 59: 33 WIB.
Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu Shalat
Maghrib di UIN Malang Tanggal 20 April 2022?
DATA DIKETAHUI
Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS.
Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT.
Deklinasi matahari (o) : 11 37' 11"
Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d
Rumus yang Digunakan
Sudut waktu matahari :
Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos 
Awal waktu Maghrib : (12 – e) + (t/15) + kwd + i
h° = - 1°
Prosedur Perhitungan dan Hasilnya :
Mencari sudut waktu matahari
Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos 
Shift Cos (-tan (-7 57‘) x tan (11 37' 11“) + sin (-1) / cos (-7
57' / cos 11 37' 11")
t = 91 1‘’50,99“
Awal Waktu Shalat Maghrib di UIN
Malang pada Tanggal 20 April 2022?
Hasil hitungan
(12-e) + (t/15) + (KWD) + I
(12- 0j 01m 07d) + (91 1‘’50,99“/15) + ((105° -112°
36’)/15) + 0j 02m
Awal Maghrib : 17 : 34 : 36 WIB
Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu Shalat
Isya’ di UIN Malang Tanggal 20 April 2022?
DATA DIKETAHUI
Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS.
Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT.
Deklinasi matahari (o) : 11° 37' 11"
Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d
Rumus Sudut Waktu
Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos 
h = - 18°
Prosedur Perhitungan dan Hasilnya :
Rumus Sudut Waktu
Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos 
h = -18°
Shift Cos (-tan(-7 57‘) x tan(11° 37' 11“) + sin(-18) /
cos(-7 57'/cos(11° 37' 11")
= 108 34’ 29,6“
Awal Waktu Shalat Isya’ di UIN Malang
pada Tanggal 20 April 2022?
Hasil Hitungan
(12-e) + (t/15) + (KWD) + I
(12- 0j 01m 07d) + (108 34’ 29,6“ /15 ) + ((105° -112°
36’)/15) + 0j 02m
Awal Isya' : 18 : 45 WIB
Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu Shalat
Subuh di UIN Malang pada Tanggal 20 April 2022?
DATA DIKETAHUI
Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS.
Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT.
Deklinasi matahari (o) : 11° 37' 11"
Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d
RUMUS SUDUT WAKTU
Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos 
h° = - 20°
Prosedur Perhitungan dan Hasilnya :
Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos 
h° = - 20°
Shift Cos (-tan(-7° 57‘) x tan(11° 37' 11“) + sin(-20°) /
cos(-7° 57‘)/ cos(-11° 37' 11")
t = 110° 38’ 39,33"
Awal Waktu Shalat Subuh di UIN Malang pada
Tanggal 20 April 2022?
Hasil Hitungan :
(12 - e) - (t/15) + kwd + i
(12- 0j 01m 07d) - (110° 38’ 39,33“/15) + ((105° -112°
36’)/15) + 0j 02m
Awal Subuh : 04 : 7: 54 WIB
Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu
Syuruq/Thulu’ di UIN Malang Tanggal 20 April 2022?
DATA DIKETAHUI
Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS.
Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT.
Deklinasi matahari (o) : 11 37' 11"
Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d
Rumus Sudut waktu
Sudut waktu matahari :
Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos 
h° = - 1°
Prosedur Perhitungan dan Hasilnya :
Mencari sudut waktu matahari
Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos 
Shift Cos (-tan (-7 57‘) x tan (11 37' 11“) + sin (-1) / cos (-7
57' / cos 11 37' 11")
t = 91 1‘’50,99“
Awal Waktu Syuruq di UIN Malang pada
Tanggal 20 April 2022?
Hasil hitungan
(12-e) - (t/15) + (KWD) - I
(12- 0j 01m 07d) - (91 1‘’50,99“/15) + ((105° -112°
36’)/15) - 0j 02m
Waktu Syuruq = 05 : 26 : 21,6 WIB
Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu Shalat
Dluha di UIN Malang pada Tanggal 20 April 2022?
DATA DIKETAHUI
Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS.
Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT.
Deklinasi matahari (o) : 11° 37' 11"
Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d
RUMUS SUDUT WAKTU
Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos 
h° = 3° 30’
Prosedur Perhitungan dan Hasilnya :
Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos 
h° = 3° 30’
Shift Cos (-tan(-7° 57‘) x tan(11° 37' 11“) + sin(3°30’) /
cos(-7° 57‘)/ cos(-11° 37' 11")
t = 86° 23’ 31.03"
Awal Waktu Shalat Subuh di UIN Malang pada
Tanggal 20 April 2022?
Hasil Hitungan :
(12 - e) - (t/15) + kwd + i
(12- 0j 01m 07d) - (86° 23’ 31.03"/15) + ((105° -112°
36’)/15) + 0j 02m
Awal Subuh : 05 : 44: 54 WIB
ALHAMDU LILLAHI RABBIL’ALAMIN
WASSALAMU’ALAIKUM
WR WB

More Related Content

What's hot

Jadwal mabit
Jadwal mabit Jadwal mabit
Jadwal mabit
Yusuf Amin
 
Pengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikanPengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikanLhya Baha
 
PPPK.pdf
PPPK.pdfPPPK.pdf
PPPK.pdf
diahahah399
 
Menemukan Sang Pencipta
Menemukan Sang PenciptaMenemukan Sang Pencipta
Menemukan Sang Pencipta
Erwin Wahyu
 
Materi Pramuka Penegak (Slide Presentasi)
Materi Pramuka Penegak (Slide Presentasi)Materi Pramuka Penegak (Slide Presentasi)
Materi Pramuka Penegak (Slide Presentasi)
rahmatd sugiono
 
MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21
MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21
MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21
Wayan Sudiarta
 
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja PembangunanManajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Randy Wrihatnolo
 
Laporan Diklat Pranata Komputer 2013 (Pusdiklat BPS Jakarta)
Laporan Diklat Pranata Komputer 2013 (Pusdiklat BPS Jakarta)Laporan Diklat Pranata Komputer 2013 (Pusdiklat BPS Jakarta)
Laporan Diklat Pranata Komputer 2013 (Pusdiklat BPS Jakarta)
Bayu Setyatmoko
 
Lingkup Perkembangan AUD
Lingkup Perkembangan AUDLingkup Perkembangan AUD
Lingkup Perkembangan AUD
Mohammad Fauziddin
 
Problematika Remaja
Problematika RemajaProblematika Remaja
Problematika Remaja
Yendri Ikhlas Fernando
 
Landasan hukum kelompok 1
Landasan hukum kelompok 1Landasan hukum kelompok 1
Landasan hukum kelompok 1nefi_23
 
Guru pelopor moderasi beragama converted
Guru pelopor moderasi beragama convertedGuru pelopor moderasi beragama converted
Guru pelopor moderasi beragama converted
Wah Si Mbah
 
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan IslamMenuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
Tri Widodo W. UTOMO
 
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
Nasruddin Asnah
 
Materi manajemen organisasi
Materi manajemen organisasiMateri manajemen organisasi
Materi manajemen organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Pengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma PerencanaanPengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma Perencanaan
Fauzan Barnanda
 
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...
Dadang Solihin
 
Materi seminar motivasi orang tua dan guru sahabat terbaiku
Materi seminar motivasi orang tua dan guru sahabat terbaikuMateri seminar motivasi orang tua dan guru sahabat terbaiku
Materi seminar motivasi orang tua dan guru sahabat terbaiku
Namin AB Ibnu Solihin
 
Akhlakul Karimah
Akhlakul KarimahAkhlakul Karimah
Akhlakul Karimah
Ishmatun Naila
 

What's hot (20)

Jadwal mabit
Jadwal mabit Jadwal mabit
Jadwal mabit
 
Hijab Syar'i By Felix Siauw
Hijab Syar'i By Felix SiauwHijab Syar'i By Felix Siauw
Hijab Syar'i By Felix Siauw
 
Pengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikanPengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikan
 
PPPK.pdf
PPPK.pdfPPPK.pdf
PPPK.pdf
 
Menemukan Sang Pencipta
Menemukan Sang PenciptaMenemukan Sang Pencipta
Menemukan Sang Pencipta
 
Materi Pramuka Penegak (Slide Presentasi)
Materi Pramuka Penegak (Slide Presentasi)Materi Pramuka Penegak (Slide Presentasi)
Materi Pramuka Penegak (Slide Presentasi)
 
MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21
MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21
MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21
 
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja PembangunanManajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
 
Laporan Diklat Pranata Komputer 2013 (Pusdiklat BPS Jakarta)
Laporan Diklat Pranata Komputer 2013 (Pusdiklat BPS Jakarta)Laporan Diklat Pranata Komputer 2013 (Pusdiklat BPS Jakarta)
Laporan Diklat Pranata Komputer 2013 (Pusdiklat BPS Jakarta)
 
Lingkup Perkembangan AUD
Lingkup Perkembangan AUDLingkup Perkembangan AUD
Lingkup Perkembangan AUD
 
Problematika Remaja
Problematika RemajaProblematika Remaja
Problematika Remaja
 
Landasan hukum kelompok 1
Landasan hukum kelompok 1Landasan hukum kelompok 1
Landasan hukum kelompok 1
 
Guru pelopor moderasi beragama converted
Guru pelopor moderasi beragama convertedGuru pelopor moderasi beragama converted
Guru pelopor moderasi beragama converted
 
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan IslamMenuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
 
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
 
Materi manajemen organisasi
Materi manajemen organisasiMateri manajemen organisasi
Materi manajemen organisasi
 
Pengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma PerencanaanPengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma Perencanaan
 
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...
 
Materi seminar motivasi orang tua dan guru sahabat terbaiku
Materi seminar motivasi orang tua dan guru sahabat terbaikuMateri seminar motivasi orang tua dan guru sahabat terbaiku
Materi seminar motivasi orang tua dan guru sahabat terbaiku
 
Akhlakul Karimah
Akhlakul KarimahAkhlakul Karimah
Akhlakul Karimah
 

Similar to Waktu shalat.ppt

Bab ii
Bab iiBab ii
EPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptx
EPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptxEPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptx
EPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptx
Isna83
 
Pengantar Ilmu Falak oleh bu khobibah balai diklat
Pengantar Ilmu Falak oleh bu khobibah balai diklatPengantar Ilmu Falak oleh bu khobibah balai diklat
Pengantar Ilmu Falak oleh bu khobibah balai diklat
yuliamilasari23
 
Laporan agroklimatologi penentuan waktu setempat
Laporan agroklimatologi penentuan waktu setempatLaporan agroklimatologi penentuan waktu setempat
Laporan agroklimatologi penentuan waktu setempat
Joel mabes
 
KEL. 1 ASTRONOMI.pptx
KEL. 1 ASTRONOMI.pptxKEL. 1 ASTRONOMI.pptx
KEL. 1 ASTRONOMI.pptx
ZahriAlfian
 
Sistem koordinat benda langit.pptx
Sistem koordinat benda langit.pptxSistem koordinat benda langit.pptx
Sistem koordinat benda langit.pptx
ssuser9a63291
 
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
eli priyatna laidan
 
konsep waktu itb.pdf
konsep waktu itb.pdfkonsep waktu itb.pdf
konsep waktu itb.pdf
cyndimaulina
 
Astronomi islam
Astronomi islamAstronomi islam
Astronomi islamAfra Fate
 
Hisab waktu shalat
Hisab waktu shalatHisab waktu shalat
Hisab waktu shalat
Mufarrijul Ikhwan
 
Astronomi waktu dan kalender
Astronomi waktu dan kalenderAstronomi waktu dan kalender
Astronomi waktu dan kalender
Ajeng Rizki Rahmawati
 
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnyaBeberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
kipanji
 
Kalender Bulan
Kalender BulanKalender Bulan
Kalender Bulan
Ajeng Rizki Rahmawati
 
Metode penentuan arah kiblat
Metode penentuan arah kiblatMetode penentuan arah kiblat
Metode penentuan arah kiblat
CAIREU STAIN Pontianak
 
Pengantar astronomi
Pengantar astronomiPengantar astronomi
Pengantar astronomi
maarif sains
 
Dasar dasar hisab praktis
Dasar dasar hisab praktisDasar dasar hisab praktis
Dasar dasar hisab praktis
Edi PeranTauan
 
Waktu sholat
Waktu sholatWaktu sholat
Waktu sholat
maarif sains
 
POWER POINT WAKTU DAN KALENDER Hamdillah Riki Pratama
POWER POINT WAKTU DAN KALENDER Hamdillah Riki PratamaPOWER POINT WAKTU DAN KALENDER Hamdillah Riki Pratama
POWER POINT WAKTU DAN KALENDER Hamdillah Riki Pratama
HRPTAIS
 
Sistem kalender dunia
Sistem kalender duniaSistem kalender dunia
Sistem kalender dunia
Adzmi Asykarullah
 
pptrotasirevolusi-180521022bbbbbbb9.pptx
pptrotasirevolusi-180521022bbbbbbb9.pptxpptrotasirevolusi-180521022bbbbbbb9.pptx
pptrotasirevolusi-180521022bbbbbbb9.pptx
bintaraputra70
 

Similar to Waktu shalat.ppt (20)

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
EPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptx
EPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptxEPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptx
EPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptx
 
Pengantar Ilmu Falak oleh bu khobibah balai diklat
Pengantar Ilmu Falak oleh bu khobibah balai diklatPengantar Ilmu Falak oleh bu khobibah balai diklat
Pengantar Ilmu Falak oleh bu khobibah balai diklat
 
Laporan agroklimatologi penentuan waktu setempat
Laporan agroklimatologi penentuan waktu setempatLaporan agroklimatologi penentuan waktu setempat
Laporan agroklimatologi penentuan waktu setempat
 
KEL. 1 ASTRONOMI.pptx
KEL. 1 ASTRONOMI.pptxKEL. 1 ASTRONOMI.pptx
KEL. 1 ASTRONOMI.pptx
 
Sistem koordinat benda langit.pptx
Sistem koordinat benda langit.pptxSistem koordinat benda langit.pptx
Sistem koordinat benda langit.pptx
 
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
 
konsep waktu itb.pdf
konsep waktu itb.pdfkonsep waktu itb.pdf
konsep waktu itb.pdf
 
Astronomi islam
Astronomi islamAstronomi islam
Astronomi islam
 
Hisab waktu shalat
Hisab waktu shalatHisab waktu shalat
Hisab waktu shalat
 
Astronomi waktu dan kalender
Astronomi waktu dan kalenderAstronomi waktu dan kalender
Astronomi waktu dan kalender
 
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnyaBeberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
 
Kalender Bulan
Kalender BulanKalender Bulan
Kalender Bulan
 
Metode penentuan arah kiblat
Metode penentuan arah kiblatMetode penentuan arah kiblat
Metode penentuan arah kiblat
 
Pengantar astronomi
Pengantar astronomiPengantar astronomi
Pengantar astronomi
 
Dasar dasar hisab praktis
Dasar dasar hisab praktisDasar dasar hisab praktis
Dasar dasar hisab praktis
 
Waktu sholat
Waktu sholatWaktu sholat
Waktu sholat
 
POWER POINT WAKTU DAN KALENDER Hamdillah Riki Pratama
POWER POINT WAKTU DAN KALENDER Hamdillah Riki PratamaPOWER POINT WAKTU DAN KALENDER Hamdillah Riki Pratama
POWER POINT WAKTU DAN KALENDER Hamdillah Riki Pratama
 
Sistem kalender dunia
Sistem kalender duniaSistem kalender dunia
Sistem kalender dunia
 
pptrotasirevolusi-180521022bbbbbbb9.pptx
pptrotasirevolusi-180521022bbbbbbb9.pptxpptrotasirevolusi-180521022bbbbbbb9.pptx
pptrotasirevolusi-180521022bbbbbbb9.pptx
 

Waktu shalat.ppt

  • 1. UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG SELAMAT DATANG SELAMAT DATANG DI KELAS ILMU FALAK FAKULTAS SYARIAH
  • 2. Sebelum manusia menemukan hisab/perhitungan falak/astronomi, pada zaman Rasulullah waktu shalat ditentukan berdasarkan observasi terhadap gejala alam dengan melihat langsung matahari. Lalu berkembang dengan dibuatnya Jam Surya atau Jam Matahari serta Jam Istiwa atau sering disebut Tongkat Istiwa dengan kaidah bayangan matahari. http://rukyatulhilal.org/waktu-shalat/index.html
  • 3.
  • 4. Waktu Subuh Waktunya diawali saat Fajar Shiddiq sampai matahari terbit (syuruk). Fajar Shiddiq ialah terlihatnya cahaya putih yang melintang mengikut garis lintang ufuk di sebelah Timur akibat pantulan cahaya matahari oleh atmosfer. Menjelang pagi hari, fajar ditandai dengan adanya cahaya samar yang menjulang tinggi (vertikal) di horizon Timur yang disebut Fajar Kidzib atau Fajar Semu yang terjadi akibat pantulan cahaya matahari oleh debu partikel antar planet yang terletak antara Bumi dan Matahari. Setelah cahaya ini muncul beberapa menit kemudian cahaya ini hilang dan langit gelap kembali. Saat berikutnya barulah muncul cahaya menyebar di cakrawala secara horizontal, dan inilah dinamakan Fajar Shiddiq. Secara astronomis Subuh dimulai saat kedudukan matahari (s°) sebesar 18° di bawah horizon Timur atau disebut dengan "astronomical twilight" sampai sebelum piringan atas matahari menyentuh horizon yang terlihat (ufuk Hakiki / visible horizon). Di Indonesia khususnya Departemen Agama menganut kriteria sudut s=20° dengan alasan kepekaan mata manusia lebih tinggi saat pagi hari karena perubahan terjadi dari gelap ke terang.
  • 5. Waktu Zuhur Disebut juga waktu Istiwa (zawaal) terjadi ketika matahari berada di titik tertinggi. Istiwa juga dikenal dengan sebutan Tengah Hari (midday/noon). Pada saat Istiwa, mengerjakan ibadah shalat (baik wajib maupun sunnah) adalah haram. Waktu Zuhur tiba sesaat setelah Istiwa, yakni ketika matahari telah condong ke arah Barat. Waktu tengah hari dapat dilihat pada almanak astronomi atau dihitung dengan menggunakan algoritma tertentu. Secara astronomis, waktu Zuhur dimulai ketika tepi piringan matahari telah keluar dari garis zenith, yakni garis yang menghubungkan antara pengamat dengan pusat letak matahari ketika berada di titik tertinggi (Istiwa). Secara teoretis, antara Istiwa dengan masuknya Zuhur ( z° ) membutuhkan waktu 2 menit, dan untuk faktor keamanan biasanya pada jadwal shalat waktu Zuhur adalah 4 menit setelah Istiwa terjadi atau z=1°
  • 6. Waktu Ashar Menurut Mazhab Syafi'i, Maliki, dan Hambali, waktu Ashar diawali jika panjang bayang-bayang benda melebihi panjang benda itu sendiri. Sementara Madzab Imam Hanafi mendefinisikan waktu Ashar jika panjang bayang-bayang benda dua kali melebihi panjang benda itu sendiri. Waktu Ashar dapat dihitung dengan algoritma tertentu yang menggunakan trigonometri tiga dimensi. Secara astronomis ketinggian matahari saat awal waktu Ashar dapat bervariasi tergantung posisi gerak tahunan matahari/gerak musim. Di Indonesia khususnya Departemen Agama menganut kriteria waktu Ashar adalah saat panjang bayangan = panjang benda + panjang bayangan saat istiwa. Dengan demikian besarnya sudut tinggi matahari waktu Ashar ( a° ) bervariasi dari hari ke hari.
  • 7. Waktu Maghrib Diawali saat matahari terbenam di ufuk sampai hilangnya cahaya merah di langit Barat. Secara astronomis waktu maghrib dimulai saat seluruh piringan matahari masuk ke horizon yang terlihat (ufuk Mar'i / visible horizon) sampai waktu Isya yaitu saat kedudukan matahari sebesar i° di bawah horizon Barat. Di Indonesia khususnya Departemen Agama menganut kriteria sudut i=18° di bawah horison Barat.
  • 8. Waktu ‘Isya Diawali dengan hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit Barat, hingga terbitnya Fajar Shiddiq di Langit Timur. Secara astronomis, waktu Isya merupakan kebalikan dari waktu Subuh yaitu dimulai saat kedudukan matahari sebesar i° di bawah horizon Barat sampai sebelum posisi matahari sebesar s° di bawah horizon Timur.
  • 9. Waktu Imsak adalah awal waktu berpuasa. Diawali 10 menit sebelum Waktu Subuh dan berakhir saat Waktu Subuh. Ijtihad 10 menit adalah perkiraan waktu saat Rasulullah membaca Al Qur'an sebanyak 50 ayat waktu itu.
  • 10. Shalat Dhuha Dilakukan ketika waktu matahari baru naik (mengikut pandangan beberapa ulama, pada ketinggian segalah atau tujuh hasta) atau sekitar 3,5° ketinggian Matahari.
  • 11. ILUSTRASI POSISI MATAHARI DALAM WAKTU SHALAT http://rukyatulhilal.org/waktu-shalat/index.html
  • 12. Waktu Ihtiyath Demi menjaga "keamanan" terhadap jadwal waktu shalat yang biasanya diberlakukan untuk suatu kawasan tertentu, maka dalam hal ini setiap awal waktu shalat menggunakan kaidah "ihtiyati" yaitu menambahkan atau mengurangi beberapa menit dari waktu yang sebenarnya. Besarnya ihtiyati ini biasanya ditambahkan 2 menit di awal waktu shalat dan dikurangkan 2 menit sebelum akhir waktu shalat.
  • 13. DATA DAN RUMUS YANG DIGUNAKAN DATA YANG HARUS DIKETAHUI 1. Lintang Tempat () 2. Bujur Tempat () 3. Deklinasi Matahari (o) 4. Equation of Time/Perata Waktu (eo) 5. Tinggi Matahari (ho) 6. Koreksi Waktu Daerah (Kwd) : (dh -  )/15 7. Ikhtiyat
  • 14. Deklinasi Matahari Deklinasi matahari/mail al syams/declination of the sun, simbol δo (delta). jarak Matahari dari Equator. Nilai deklinasi positip berarti Matahari berada di sebelah Utara Equator, dengan tanda (+) dalam penulisanya tanda (+) tidak perlu ditulis. Sebaliknya Nilai Deklinasi negatif berarti Matahari berada di sebelah Selatan Equator, dengan tanda (-). Data ini diperlukan dalam penentuan bayang-bayang kiblat, waktu shalat, ijtima, ketinggian hilal, gerhana dan sebagainya
  • 15. LANJUTAN Nilai deklinasi setiap hari terus berubah namun setiap tahun relatif sama. Setiap tanggal 21 Maret deklinasi bernilai 0o matahari persis di ekuator, kemudian dari hari ke hari terus bergerak ke Utara sampai sekitar 21 Juni deklinasi matahari mencapai nilai maksimum positif sekitar 23o 27’. Kemudian setelah itu kembali bergerak ke Selatan sampai sekitar tangal 23 September nilai deklinasi kembali 0o. Selanjutnya matahari terus bergerak ke Selatan sampai sekitar tanggal 22 Desember nilai deklinasi mencapai maksimum negatif sekitar -23o 27’.
  • 16. Equation of Time Perata waktu matahari, ta’dil al zaman, ta’dil al waqt, ta’dil al waqt li al syams, equation of time the sun, simbol eo. Selisih antara waktu kulminasi matahari hakiki dengan waktu kulminasi matahari rata-rata. Data ini biasanya dinyatakan dengan huruf "e" kecil dan diperlukan dalam menghisab bayang-bayang kiblat, waktu shalat dan awal bulan
  • 17. Tinggi matahari Tinggi matahari, irtifa’al syams, hight of the sun, simbol ho. Jarak busur sepanjang lingkaran vertikal yang dihitung dari ufuk sampai matahari. Tinggi matahari bertanda positip (+) apabila posisi matahari berada di atas ufuk. Sebaliknya bertanda negatip (-) apabila posisi matahari berada di bawah ufuk.
  • 18. Sudut waktu matahari Sudut waktu matahari, fadhl al dair li al syams, hour angle of the sun, simbol to. Sudut matahari pada kutub langit selatan atau utara yang diapit oleh garis meridian dan lingkaran deklinasi yang melewati matahari. Atau dengan istilah lain adalah busur sepanjang lingkaran harian matahari yang dihitung dari titik kulminasi atas sampai dimana tempat posisi matahari.
  • 19. KWD Waktu daerah atau disebut dengan koreksi waktu daerah yang disingkat dengan KWD adalah pembagian waktu yang ditetapkan dan diberlakukan berdasarkan satu kesatuan wilayah waktu tertentu yang berpedoman pada bujur tempat Rumus : Kwd = (dh - )/15
  • 20. Berdasarkan keputusan presiden nomor 41 tahun 1987 tanggal 26 november 1987 indonesia dibagi tiga wilayah waktu : • Waktu Indonesia Barat (WIB) yang berpedoman pada bujur 105o BT (GMT + 7 jam). • Waktu Indonesia Tengah (WITA) yang berpedoman pada bujur 120o BT (GMT + 8 jam). • Waktu Indonesia Timus (WIT) yang berpedoman pada bujur 135o BT (GMT + 9 jam)
  • 21. DATA DAN RUMUS YANG DIGUNAKAN 1. Rumus sudut waktu matahari Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos  2. Rumus awal waktu (12 – e) + (t/15) + Kwd + i 3. Rumus tinggi matahari (ho) Ashar : Cotan h = tan [ – ] + 1 Maghrib : - 1o Isya : - 18o Imsak : - 22o 30’ Subuh : - 20 / 18 Terbit/Thulu’ : -1o Dhuha : 4o 30’ / 3o 30’ 4. Rumus koreksi waktu daerah : Kwd = (dh - )/15 Contoh KWD UIN Malang = (105o - 112o 36’)/15
  • 22. RUMUS AWAL WAKTU SHALAT 1. Dhuhur = (12 – e) + Kwd + i 2. Ashar = (12 – e) + (t/15) + Kwd + i 3. Maghrib, Isya’ =(12–e) +(t/15) + Kwd + i 4. Imsak = (12 – e) – (t/15) + Kwd + i 4. Subuh = (12 – e) – (t/15) + Kwd + i 5. Terbit = (12 – e) – (t/15)+ Kwd - i 6. Dhuha = (12 – e) – (t/15)+ Kwd + i
  • 23. PROSEDUR DALAM PERHITUNGAN 1. Tempat dan Tanggal yg akan dihitung awal waktunya 2. Data lintang dan bujur tempat (, ) 3. Data matahari dan perata waktu (o, eo) 4. Data tinggi matahari (ho) 5. Data koreksi waktu daerah (Kwd) 6. Rumus yang digunakan
  • 24. DATA DIKETAHUI Lintang tempat UIN Malang (): - 7° 57' LS. Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT. Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d Rumus yang Digunakan : Awal waktu Dzuhur : 12 - e + KWD + i Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu Shalat Dzuhur di UIN Malang pada Tanggal 20 April 2022 ?
  • 25. Awal Waktu Shalat Dzuhur di UIN Malang pada Tanggal 20 April 2022? Prosedur perhitungan dan hasilnya : (12-e) + (KWD) + i (12- 0j 01m 07d) + ((105- 112° 36‘)/15) + 0j 02m Awal Dzuhur : 11 : 30 : 29 WIB.
  • 26. Hitunglah Awal Waktu Shalat Ashar Tanggal 20 April 2022 di UIN Malang? DATA DIKETAHUI Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS. Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT. Deklinasi matahari (o) : 11 37' 11" Eq. of time (eo ) : 0j 01m 07d Rumus yang Digunakan Cotan h = tan ( -  ) + 1 Cos t = - Tan  tan  + sin h / cos  / cos  Awal waktu Ashar : (12 - e) + (t/15) + kwd + i
  • 27. Rumus yang Digunakan 1. Mencari tinggi matahari Cotan h = tan ( -  ) + 1 Cotan h =sift tan (1/(tan (Abs [-7 57' - 11 37' 11“]) + 1)) ho = 36o 25‘ 3.82“ Jika  positif dan kalkulator tidak ada fungsi Abs maka ( -  ) harus dihitung dulu dan nilai negatifnya harus diabaikan 2. Mencari sudut waktu matahari Cos t = - Tan  tan  + sin h / cos  / cos  Shift Cos (-tan (-7 57‘) x tan(11 37' 11“) + sin(36o 25‘ 3.82“) /cos (-7 57‘)/cos(11 37' 11") t= 52° 16’ 4,33"
  • 28. Awal Waktu Shalat Ashar di UIN Malang pada Tanggal 20 April 2022? Hasil hitungan (12-e) + (t/15) + (KWD) + I (12- 0j 01m 07d) + (52° 16’ 4,33"/15) + ((105° -112° 36’)/15) + 0j 02m Awal Ashar :14 : 59: 33 WIB.
  • 29. Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu Shalat Maghrib di UIN Malang Tanggal 20 April 2022? DATA DIKETAHUI Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS. Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT. Deklinasi matahari (o) : 11 37' 11" Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d Rumus yang Digunakan Sudut waktu matahari : Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos  Awal waktu Maghrib : (12 – e) + (t/15) + kwd + i h° = - 1°
  • 30. Prosedur Perhitungan dan Hasilnya : Mencari sudut waktu matahari Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos  Shift Cos (-tan (-7 57‘) x tan (11 37' 11“) + sin (-1) / cos (-7 57' / cos 11 37' 11") t = 91 1‘’50,99“
  • 31. Awal Waktu Shalat Maghrib di UIN Malang pada Tanggal 20 April 2022? Hasil hitungan (12-e) + (t/15) + (KWD) + I (12- 0j 01m 07d) + (91 1‘’50,99“/15) + ((105° -112° 36’)/15) + 0j 02m Awal Maghrib : 17 : 34 : 36 WIB
  • 32. Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu Shalat Isya’ di UIN Malang Tanggal 20 April 2022? DATA DIKETAHUI Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS. Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT. Deklinasi matahari (o) : 11° 37' 11" Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d Rumus Sudut Waktu Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos  h = - 18°
  • 33. Prosedur Perhitungan dan Hasilnya : Rumus Sudut Waktu Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos  h = -18° Shift Cos (-tan(-7 57‘) x tan(11° 37' 11“) + sin(-18) / cos(-7 57'/cos(11° 37' 11") = 108 34’ 29,6“
  • 34. Awal Waktu Shalat Isya’ di UIN Malang pada Tanggal 20 April 2022? Hasil Hitungan (12-e) + (t/15) + (KWD) + I (12- 0j 01m 07d) + (108 34’ 29,6“ /15 ) + ((105° -112° 36’)/15) + 0j 02m Awal Isya' : 18 : 45 WIB
  • 35. Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu Shalat Subuh di UIN Malang pada Tanggal 20 April 2022? DATA DIKETAHUI Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS. Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT. Deklinasi matahari (o) : 11° 37' 11" Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d RUMUS SUDUT WAKTU Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos  h° = - 20°
  • 36. Prosedur Perhitungan dan Hasilnya : Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos  h° = - 20° Shift Cos (-tan(-7° 57‘) x tan(11° 37' 11“) + sin(-20°) / cos(-7° 57‘)/ cos(-11° 37' 11") t = 110° 38’ 39,33"
  • 37. Awal Waktu Shalat Subuh di UIN Malang pada Tanggal 20 April 2022? Hasil Hitungan : (12 - e) - (t/15) + kwd + i (12- 0j 01m 07d) - (110° 38’ 39,33“/15) + ((105° -112° 36’)/15) + 0j 02m Awal Subuh : 04 : 7: 54 WIB
  • 38. Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu Syuruq/Thulu’ di UIN Malang Tanggal 20 April 2022? DATA DIKETAHUI Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS. Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT. Deklinasi matahari (o) : 11 37' 11" Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d Rumus Sudut waktu Sudut waktu matahari : Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos  h° = - 1°
  • 39. Prosedur Perhitungan dan Hasilnya : Mencari sudut waktu matahari Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos  Shift Cos (-tan (-7 57‘) x tan (11 37' 11“) + sin (-1) / cos (-7 57' / cos 11 37' 11") t = 91 1‘’50,99“
  • 40. Awal Waktu Syuruq di UIN Malang pada Tanggal 20 April 2022? Hasil hitungan (12-e) - (t/15) + (KWD) - I (12- 0j 01m 07d) - (91 1‘’50,99“/15) + ((105° -112° 36’)/15) - 0j 02m Waktu Syuruq = 05 : 26 : 21,6 WIB
  • 41. Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu Shalat Dluha di UIN Malang pada Tanggal 20 April 2022? DATA DIKETAHUI Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS. Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT. Deklinasi matahari (o) : 11° 37' 11" Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d RUMUS SUDUT WAKTU Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos  h° = 3° 30’
  • 42. Prosedur Perhitungan dan Hasilnya : Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos  h° = 3° 30’ Shift Cos (-tan(-7° 57‘) x tan(11° 37' 11“) + sin(3°30’) / cos(-7° 57‘)/ cos(-11° 37' 11") t = 86° 23’ 31.03"
  • 43. Awal Waktu Shalat Subuh di UIN Malang pada Tanggal 20 April 2022? Hasil Hitungan : (12 - e) - (t/15) + kwd + i (12- 0j 01m 07d) - (86° 23’ 31.03"/15) + ((105° -112° 36’)/15) + 0j 02m Awal Subuh : 05 : 44: 54 WIB