SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
                  UNDANG-

                           NOMOR 5 TAHUN 1968

                                  TENTANG

PENYELESAIAN PERSELISIHAN ANTARA NEGARA DAN WARGANEGARA ASING
                  MENGENAI PENANAMAN MODAL

               DENGAN RACHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.

                      PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:

   a. bahwa untuk mendorong dan membina penanaman modal asing di
      Indonesia dan sesuai dengan Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan
      Rakyat , Sementara No. XII/ MPRS/1966 dan No. XXIII/MPRS/1966, maka
      dianggap perlu agar Pemerintah Republik Indonesia ikut serta dalam
      Konvensi tentang Penyelesaian Perselisihan antara Negara dan
      Warganegara Asing mengenai Penanaman Modal (Convention on the
      Settlement of Investment Disputes between States and Nationals of other
      States) :
   b. bahwa Republik Indonesia adalah Anggota Bank Internasional untuk
      Rekonstruksi dan Pembangunan (International Bank for Reconstruction and
      Development), sehingga memenuhi syarat untuk dapat ikut serta dalam
      Konvensi tersebut diatas;
   c. bahwa untuk tujuan tersebut pada huruf a Pemerintah Republik Indonesia
      telah menandatangani Konvensi tersebut pada tanggal 16 Pebruari 1968.

Mengingat:

   1. Pasal 5 ayat (1), pasal 11 dan pasal 20 Undang-undang Dasar 1945;
   2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. XII/MPRS/1966
      dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No.
      XXIII/MPRS/1966.
   3. Undang-undang No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing
      (Lembaran-Negara tahun 1967 No. 1, Tambahan Lembaran-Negara No.
      2818);
   4. Undang-undang No. 9 tahun 1966 tentang Keanggotaan Kembali Republik
      Indonesia dalam Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund)
      dan Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (International
      Bank for Reconstruction and Development) (Lembaran Negara tahun 1966
      No. 36);
   5. Undang-undang No. 2 tahun 1967 tentang Perubahan Undang-undang No. 9
      tahun 1966 tentang Keanggotaan Kembali Republik Indonesia dalam Dana
      Moneter Internasional (International Monetary Fund) dan Bank Internasional
      untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (International Bank for Reconstruction
      and Development) (Lembaran-Negara tahun 1967 No. 2, Tambahan
      Lembaran-Negara No. 2819).
Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong

                                MEMUTUSKAN :

Menetapkan : Undang-undang tentang Persetujuan atas Konvensi tentang
            Penyelesaian Perselisihan antara Negara dan Warganegara Asing
            mengenai Penanam Modal.

                                   Pasal 1.

Menyetujui Konvensi tentang Penyelesaian Perselisihan antara Negara dan
Warganegara Asing mengenai Penanaman Modal (Convention on the Settlement of
Investment Disputes between States and National of other States) yang salinannja
dilampirkan pada Undang-undang ini.

                                   Pasal 2.

Pemerintah mempunyai wewenang untuk memberikan persetujuan bahwa sesuatu
perselisihan tentang penanaman modal antara Republik Indonesia dan
Warganegara Asing diputuskan menurut Konvensi termaksud dan untuk mewakili
Republik Indonesia dalam perselisihan tersebut dengan hak substitusi.

                                   Pasal 3.

   (1) Untuk melaksanakan putusan Mahkamah Arbitrase sebagaimana dimaksud
       dalam Konvensi tersebut mengenai perselisihan antara Republik Indonesia
       dan Warganegara Asing diwilayah Indonesia, diperlukan surat pernyataan
       Mahkamah Agung bahwa putusan tersebut dapat dilakanakan.
   (2) Mahkamah Agung mengirimkan surat pernyataan termaksud dalam ayat (1)
       pasal ini kepada Pengadilan Negeri dalam daerah hukum mana putusan itu
       harus dijalankan dan memerintahkan untuk melaksanakannya.
   (3) Surat pernyataan dan perintah yang dimaksud dalam ayat (2) pasal ini
       disampaikan kepada Pengadilan Negeri yang bersangkutan melalui
       Pengadilan Tinggi yang daerah hukumnya meliputi daerah hukum
       Pengadilan Negeri tersebut.

                                   Pasal 4.

Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam Undang- undang ini akan diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Perundangan.




                                   Pasal 5.
Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya setiap
orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini
dengan penempatannya dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta
pada tanggal 29 Juni 1968.
Presiden Republik Indonesia,

SOEHARTO
Jenderal T.N.I.

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 29 Juni 1968.
Sekretaris Negara R.I.,

ALAMSYAH
Mayor Jenderal T.N.I.
PENJELASAN
                               ATAS
                 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
                       NOMOR 5 TAHUN 1968
                             TENTANG
PERSETUJUAN ATAS KONVENSI TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN ANTARA
       NEGARA DAN WARGA NEGARA ASING MENGENAI PENANAMAN
                              MODAL

PENJELASAN UMUM

Konvensi tentang Penyelesaian Perselisihan antara Negara dan Warganegara Asing
mengenai Penanaman Modal (Convention on the Settlement of Investment Disputes
between States and Nationals of other States), untuk selanjutnya disebut Konvensi,
mengatur penyelesaian perselisihan antara suatu Negara dengan perorangan atau
Perusahaan Asing yang menanam Modalnya di Negara tersebut dengan jalan damai
(conciliation) atau arbitrase (arbitration).

Suatu Negara yang hendak mempergunakan fasilitas itu harus:
   a. Anggota Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan
       (International Bank for Reconstruction and Development), sesuai dengan
       pasal 67 Konvensi;
   b. Terlebih dahulu menandatangani Konvensi dan setelah itu menyetujuinya
       (ratifikasi) menurut hukum yang berlaku untuk Negara yang bersangkutan
       sesuai dengan Pasal 68 Konvensi.

Walaupun Konvensi telah berlaku untuk sesuatu Negara namun tidaklah ada suatu
kewajiban bahwa setiap perselisihan harus diselesaikan menurut Konvensi. Sebab
syarat mutlak untuk penyelesaian perselisihan menurut Konvensi adalah
persetujuan dari kedua belah pihak yang berselisih.
Untuk mendorong dan membina Penanaman Modal Asing di Indonesia sejalan
dengan Undang-undang No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, maka
Republik Indonesia telah menanda-tangani Konvensi yang memerlukan persetujuan
dengan Undang-undang supaya berlaku di Indonesia.

PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1.

Cukup jelas.

Pasal 2.

Menurut Pasal-pasal 25 ayat (1) dan 36 ayat (2) Konvensi setiap perselisihan harus
terlebih dahulu mendapat persetujuan dari kedua belah pihak yang berselisih,
sebelum dapat diajukan di depan Mahkamah Arbitrase (Arbitral Tribunal). Dengan
pasal ini dipastikan bahwa Pemerintah mempunyai wewenang untuk memberikan
persetujuan yang dimaksud itu serta untuk mewakili Republik Indonesia dalam
perselisihan tersebut dengan hak substitusi di mana perlu.
Pasal 3.

Ayat (1).

   a. Pasal 54 ayat (1) dan ayat (3) Konvensi menentukan bahwa putusan
      Mahkamah Arbitrase dipersamakan dengan putusan terakhir dan
      Pengadilan Negara yang bersangkutan. Putusan tersebut harus dilaksanakan
      menurut hukum Negara itu.
   b. Untuk kepastian cara pelaksanaan putusan itu di Indonesia maka Pasal 3 ayat
      (1) menentukan bahwa Mahkamah Agung harus terlebih dahulu menyatakan
      bahwa putusan Mahkamah Arbitrase itu dapat dijalankan dalam wilayah
      Republik Indonesia.
   c. Perselisihan yang dimaksud dalam ayat (1) ini ialah perselisihan antara
      Republik Indonesia dan Warganegara Asing mengenai Penanaman Modal di
      wilayah Indonesia. Tidak termasuk di dalamnya perselisihan antara Negara
      lain dengan Warganegara Asing lain pula yanghendak menjalankan putusan
      Mahkamah Arbitrase mengenai penanaman modal di dalam wilayah
      Indonesia (Pasal 55 Konvensi).
   d. Surat pernyataan diberikan oleh Mahkamah Agung sebagai Pengadilan
      Tertinggi yang berkedudukan di Ibu Kota Republik Indonesia.

Ayat (2).

Cukup jelas.

Ayat (3).

Surat pernyataan dan perintah diberikan kepada Pengadilan Tinggi sebagai
tingkatan bawahan untuk diteruskan kepada Pengadilan Negeri yang
bersangkutan.

Pasal 4.

Pasal ini dimaksudkan untuk mengatur follow-up dari pelaksanaan penanda-
tanganan Konvensi sepanjang yang sedemikian itu belum atau belum cukup diatur
dalam Undang-undang ini.

Pasal 5.

Cukup jelas.



CATATAN
Di dalam dokumen ini terdapat lampiran dalam format gambar.


Kutipan: LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA
TAHUN 1968 YANG TELAH DICETAK ULANG

More Related Content

What's hot

EMLI Training-Presentasi Restrukturisasi Hutang Dalam Project Pertambangan
EMLI Training-Presentasi Restrukturisasi Hutang Dalam Project PertambanganEMLI Training-Presentasi Restrukturisasi Hutang Dalam Project Pertambangan
EMLI Training-Presentasi Restrukturisasi Hutang Dalam Project PertambanganEMLI Indonesia
 
EMLI Training-Presentasi Sengketa Dalam Usaha Pertambangan
EMLI Training-Presentasi Sengketa Dalam Usaha PertambanganEMLI Training-Presentasi Sengketa Dalam Usaha Pertambangan
EMLI Training-Presentasi Sengketa Dalam Usaha PertambanganEMLI Indonesia
 
Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Ricco Survival Yubaidi
 
Kredit dan Hukum Perjanjian Jaminan
Kredit dan Hukum Perjanjian JaminanKredit dan Hukum Perjanjian Jaminan
Kredit dan Hukum Perjanjian JaminanDamar Kartika
 
Contoh Perjanjian Kompensasi Kayu Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 ...
Contoh Perjanjian Kompensasi Kayu Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 ...Contoh Perjanjian Kompensasi Kayu Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 ...
Contoh Perjanjian Kompensasi Kayu Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 ...GLC
 
Pembagian Harta Pailit
Pembagian Harta Pailit Pembagian Harta Pailit
Pembagian Harta Pailit alsalcunsoed
 
EMLI Training-Default and Bankcruptcy-By: Rizky Dwinanto, S.H., M.H.-Partner ...
EMLI Training-Default and Bankcruptcy-By: Rizky Dwinanto, S.H., M.H.-Partner ...EMLI Training-Default and Bankcruptcy-By: Rizky Dwinanto, S.H., M.H.-Partner ...
EMLI Training-Default and Bankcruptcy-By: Rizky Dwinanto, S.H., M.H.-Partner ...EMLI Indonesia
 
Akad Fidusia - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akad Fidusia - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Akad Fidusia - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akad Fidusia - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Ricco Survival Yubaidi
 
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUUu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUFERI S SAMAD
 
Roya Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Roya Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Roya Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Roya Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Ricco Survival Yubaidi
 

What's hot (18)

Uu 24 2000
Uu 24 2000Uu 24 2000
Uu 24 2000
 
EMLI Training-Presentasi Restrukturisasi Hutang Dalam Project Pertambangan
EMLI Training-Presentasi Restrukturisasi Hutang Dalam Project PertambanganEMLI Training-Presentasi Restrukturisasi Hutang Dalam Project Pertambangan
EMLI Training-Presentasi Restrukturisasi Hutang Dalam Project Pertambangan
 
EMLI Training-Presentasi Sengketa Dalam Usaha Pertambangan
EMLI Training-Presentasi Sengketa Dalam Usaha PertambanganEMLI Training-Presentasi Sengketa Dalam Usaha Pertambangan
EMLI Training-Presentasi Sengketa Dalam Usaha Pertambangan
 
Uu pi
Uu piUu pi
Uu pi
 
Hukum jaminan
Hukum jaminanHukum jaminan
Hukum jaminan
 
Hukum Jaminan
Hukum JaminanHukum Jaminan
Hukum Jaminan
 
Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
Kredit dan Hukum Perjanjian Jaminan
Kredit dan Hukum Perjanjian JaminanKredit dan Hukum Perjanjian Jaminan
Kredit dan Hukum Perjanjian Jaminan
 
Contoh Perjanjian Kompensasi Kayu Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 ...
Contoh Perjanjian Kompensasi Kayu Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 ...Contoh Perjanjian Kompensasi Kayu Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 ...
Contoh Perjanjian Kompensasi Kayu Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 ...
 
Pembagian Harta Pailit
Pembagian Harta Pailit Pembagian Harta Pailit
Pembagian Harta Pailit
 
Uu 32 1964
Uu 32 1964Uu 32 1964
Uu 32 1964
 
Pmk 162 2012ptkp
Pmk 162 2012ptkpPmk 162 2012ptkp
Pmk 162 2012ptkp
 
EMLI Training-Default and Bankcruptcy-By: Rizky Dwinanto, S.H., M.H.-Partner ...
EMLI Training-Default and Bankcruptcy-By: Rizky Dwinanto, S.H., M.H.-Partner ...EMLI Training-Default and Bankcruptcy-By: Rizky Dwinanto, S.H., M.H.-Partner ...
EMLI Training-Default and Bankcruptcy-By: Rizky Dwinanto, S.H., M.H.-Partner ...
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 
Akad Fidusia - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akad Fidusia - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Akad Fidusia - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akad Fidusia - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUUu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
 
Uu 01 1955
Uu 01 1955Uu 01 1955
Uu 01 1955
 
Roya Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Roya Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Roya Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Roya Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 

Viewers also liked

Statment pulau padang_9_juni
Statment pulau padang_9_juniStatment pulau padang_9_juni
Statment pulau padang_9_juniPeople Power
 
Sekilas Tentang PRD
Sekilas Tentang PRDSekilas Tentang PRD
Sekilas Tentang PRDPeople Power
 
Model hutan kelola
Model hutan kelolaModel hutan kelola
Model hutan kelolaPeople Power
 
Kronologis perluasan areal RAPP & 3.3 T Kerugian Negara
Kronologis perluasan areal RAPP & 3.3 T Kerugian NegaraKronologis perluasan areal RAPP & 3.3 T Kerugian Negara
Kronologis perluasan areal RAPP & 3.3 T Kerugian NegaraPeople Power
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012People Power
 
Ringkasan Rpp Minerba
Ringkasan Rpp MinerbaRingkasan Rpp Minerba
Ringkasan Rpp MinerbaPeople Power
 
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantarPp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantarPeople Power
 
Pp no 18 tahun 2010 usaha budidaya tanaman
Pp no 18 tahun 2010 usaha budidaya tanamanPp no 18 tahun 2010 usaha budidaya tanaman
Pp no 18 tahun 2010 usaha budidaya tanamanPeople Power
 
KRONOLOGIS PERLUASAN AREAL PT. RAPP
KRONOLOGIS PERLUASAN AREAL  PT. RAPP  KRONOLOGIS PERLUASAN AREAL  PT. RAPP
KRONOLOGIS PERLUASAN AREAL PT. RAPP People Power
 

Viewers also liked (16)

Statment pulau padang_9_juni
Statment pulau padang_9_juniStatment pulau padang_9_juni
Statment pulau padang_9_juni
 
Uu 12 1967
Uu 12 1967Uu 12 1967
Uu 12 1967
 
Uu 13 2002
Uu 13 2002Uu 13 2002
Uu 13 2002
 
Sekilas Tentang PRD
Sekilas Tentang PRDSekilas Tentang PRD
Sekilas Tentang PRD
 
Uu 05 1991
Uu 05 1991Uu 05 1991
Uu 05 1991
 
Uu 08 2004
Uu 08 2004Uu 08 2004
Uu 08 2004
 
Uu 34 1964
Uu 34 1964Uu 34 1964
Uu 34 1964
 
Uu 02 1989
Uu 02 1989Uu 02 1989
Uu 02 1989
 
Uu 02 2003
Uu 02 2003Uu 02 2003
Uu 02 2003
 
Model hutan kelola
Model hutan kelolaModel hutan kelola
Model hutan kelola
 
Kronologis perluasan areal RAPP & 3.3 T Kerugian Negara
Kronologis perluasan areal RAPP & 3.3 T Kerugian NegaraKronologis perluasan areal RAPP & 3.3 T Kerugian Negara
Kronologis perluasan areal RAPP & 3.3 T Kerugian Negara
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
 
Ringkasan Rpp Minerba
Ringkasan Rpp MinerbaRingkasan Rpp Minerba
Ringkasan Rpp Minerba
 
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantarPp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar
 
Pp no 18 tahun 2010 usaha budidaya tanaman
Pp no 18 tahun 2010 usaha budidaya tanamanPp no 18 tahun 2010 usaha budidaya tanaman
Pp no 18 tahun 2010 usaha budidaya tanaman
 
KRONOLOGIS PERLUASAN AREAL PT. RAPP
KRONOLOGIS PERLUASAN AREAL  PT. RAPP  KRONOLOGIS PERLUASAN AREAL  PT. RAPP
KRONOLOGIS PERLUASAN AREAL PT. RAPP
 

Similar to UNDANG-UNDANG PENYELESAIAN INVESTASI ASING

Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utangUu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utanganthonius karianga
 
Proses Pembuatan Perjanjian Internasional
Proses Pembuatan Perjanjian InternasionalProses Pembuatan Perjanjian Internasional
Proses Pembuatan Perjanjian InternasionalNidya Milano
 
Hukum perjanjian internasiona la
Hukum perjanjian internasiona laHukum perjanjian internasiona la
Hukum perjanjian internasiona laAdhy Djr
 
2. uu perjanjian internasional no.24 th.2000
2. uu perjanjian internasional no.24 th.20002. uu perjanjian internasional no.24 th.2000
2. uu perjanjian internasional no.24 th.2000Adi Kuntarto
 
Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesia
Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesiaPerjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesia
Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesiaAang Gustaffi
 
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana...Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana...adeayularassati
 
Hbl, syifa ramadhanti, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana,...
Hbl, syifa ramadhanti, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana,...Hbl, syifa ramadhanti, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana,...
Hbl, syifa ramadhanti, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana,...ramadhanti syifa
 
Pp no 53 tahun 2008
Pp no 53 tahun 2008Pp no 53 tahun 2008
Pp no 53 tahun 2008khairu_zikri
 

Similar to UNDANG-UNDANG PENYELESAIAN INVESTASI ASING (20)

Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utangUu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
 
MATERI ARBITRASE III.pptx
MATERI ARBITRASE III.pptxMATERI ARBITRASE III.pptx
MATERI ARBITRASE III.pptx
 
Uu 01 2001
Uu 01 2001Uu 01 2001
Uu 01 2001
 
Proses Pembuatan Perjanjian Internasional
Proses Pembuatan Perjanjian InternasionalProses Pembuatan Perjanjian Internasional
Proses Pembuatan Perjanjian Internasional
 
Uu 24 2002
Uu 24 2002Uu 24 2002
Uu 24 2002
 
Hukum perjanjian internasiona la
Hukum perjanjian internasiona laHukum perjanjian internasiona la
Hukum perjanjian internasiona la
 
2. uu perjanjian internasional no.24 th.2000
2. uu perjanjian internasional no.24 th.20002. uu perjanjian internasional no.24 th.2000
2. uu perjanjian internasional no.24 th.2000
 
Uu 18 2003+Pjls
Uu 18 2003+PjlsUu 18 2003+Pjls
Uu 18 2003+Pjls
 
Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesia
Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesiaPerjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesia
Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesia
 
Uu no.25 2007
Uu no.25 2007Uu no.25 2007
Uu no.25 2007
 
Uu 18 1952
Uu 18 1952Uu 18 1952
Uu 18 1952
 
Uu 24 2000 Pjls
Uu 24 2000 PjlsUu 24 2000 Pjls
Uu 24 2000 Pjls
 
Uu 19 1952
Uu 19 1952Uu 19 1952
Uu 19 1952
 
Uu 12 1997
Uu 12 1997Uu 12 1997
Uu 12 1997
 
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana...Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana...
 
Uu 04 1971
Uu 04 1971Uu 04 1971
Uu 04 1971
 
Uu 16 1952
Uu 16 1952Uu 16 1952
Uu 16 1952
 
Hbl, syifa ramadhanti, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana,...
Hbl, syifa ramadhanti, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana,...Hbl, syifa ramadhanti, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana,...
Hbl, syifa ramadhanti, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas mercu buana,...
 
Uu 09 2004
Uu 09 2004Uu 09 2004
Uu 09 2004
 
Pp no 53 tahun 2008
Pp no 53 tahun 2008Pp no 53 tahun 2008
Pp no 53 tahun 2008
 

More from People Power

Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019People Power
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by TyaPeople Power
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparPeople Power
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninPeople Power
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiPeople Power
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013People Power
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013People Power
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...People Power
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...People Power
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...People Power
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPeople Power
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.People Power
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASIPeople Power
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASIPeople Power
 
Rekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTORRekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTORPeople Power
 

More from People Power (20)

Strategi advokasi
Strategi advokasiStrategi advokasi
Strategi advokasi
 
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tya
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
 
Kronologis 1
Kronologis 1Kronologis 1
Kronologis 1
 
Kronologis 2
Kronologis 2Kronologis 2
Kronologis 2
 
Kronologis 4
Kronologis 4Kronologis 4
Kronologis 4
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
 
Kronologis 3
Kronologis 3Kronologis 3
Kronologis 3
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASI
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
 
Rekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTORRekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTOR
 

UNDANG-UNDANG PENYELESAIAN INVESTASI ASING

  • 1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG- NOMOR 5 TAHUN 1968 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN ANTARA NEGARA DAN WARGANEGARA ASING MENGENAI PENANAMAN MODAL DENGAN RACHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mendorong dan membina penanaman modal asing di Indonesia dan sesuai dengan Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat , Sementara No. XII/ MPRS/1966 dan No. XXIII/MPRS/1966, maka dianggap perlu agar Pemerintah Republik Indonesia ikut serta dalam Konvensi tentang Penyelesaian Perselisihan antara Negara dan Warganegara Asing mengenai Penanaman Modal (Convention on the Settlement of Investment Disputes between States and Nationals of other States) : b. bahwa Republik Indonesia adalah Anggota Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (International Bank for Reconstruction and Development), sehingga memenuhi syarat untuk dapat ikut serta dalam Konvensi tersebut diatas; c. bahwa untuk tujuan tersebut pada huruf a Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Konvensi tersebut pada tanggal 16 Pebruari 1968. Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (1), pasal 11 dan pasal 20 Undang-undang Dasar 1945; 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. XII/MPRS/1966 dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. XXIII/MPRS/1966. 3. Undang-undang No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (Lembaran-Negara tahun 1967 No. 1, Tambahan Lembaran-Negara No. 2818); 4. Undang-undang No. 9 tahun 1966 tentang Keanggotaan Kembali Republik Indonesia dalam Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund) dan Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (International Bank for Reconstruction and Development) (Lembaran Negara tahun 1966 No. 36); 5. Undang-undang No. 2 tahun 1967 tentang Perubahan Undang-undang No. 9 tahun 1966 tentang Keanggotaan Kembali Republik Indonesia dalam Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund) dan Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (International Bank for Reconstruction and Development) (Lembaran-Negara tahun 1967 No. 2, Tambahan Lembaran-Negara No. 2819).
  • 2. Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong MEMUTUSKAN : Menetapkan : Undang-undang tentang Persetujuan atas Konvensi tentang Penyelesaian Perselisihan antara Negara dan Warganegara Asing mengenai Penanam Modal. Pasal 1. Menyetujui Konvensi tentang Penyelesaian Perselisihan antara Negara dan Warganegara Asing mengenai Penanaman Modal (Convention on the Settlement of Investment Disputes between States and National of other States) yang salinannja dilampirkan pada Undang-undang ini. Pasal 2. Pemerintah mempunyai wewenang untuk memberikan persetujuan bahwa sesuatu perselisihan tentang penanaman modal antara Republik Indonesia dan Warganegara Asing diputuskan menurut Konvensi termaksud dan untuk mewakili Republik Indonesia dalam perselisihan tersebut dengan hak substitusi. Pasal 3. (1) Untuk melaksanakan putusan Mahkamah Arbitrase sebagaimana dimaksud dalam Konvensi tersebut mengenai perselisihan antara Republik Indonesia dan Warganegara Asing diwilayah Indonesia, diperlukan surat pernyataan Mahkamah Agung bahwa putusan tersebut dapat dilakanakan. (2) Mahkamah Agung mengirimkan surat pernyataan termaksud dalam ayat (1) pasal ini kepada Pengadilan Negeri dalam daerah hukum mana putusan itu harus dijalankan dan memerintahkan untuk melaksanakannya. (3) Surat pernyataan dan perintah yang dimaksud dalam ayat (2) pasal ini disampaikan kepada Pengadilan Negeri yang bersangkutan melalui Pengadilan Tinggi yang daerah hukumnya meliputi daerah hukum Pengadilan Negeri tersebut. Pasal 4. Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam Undang- undang ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Perundangan. Pasal 5.
  • 3. Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia. Disahkan di Jakarta pada tanggal 29 Juni 1968. Presiden Republik Indonesia, SOEHARTO Jenderal T.N.I. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 29 Juni 1968. Sekretaris Negara R.I., ALAMSYAH Mayor Jenderal T.N.I.
  • 4. PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1968 TENTANG PERSETUJUAN ATAS KONVENSI TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN ANTARA NEGARA DAN WARGA NEGARA ASING MENGENAI PENANAMAN MODAL PENJELASAN UMUM Konvensi tentang Penyelesaian Perselisihan antara Negara dan Warganegara Asing mengenai Penanaman Modal (Convention on the Settlement of Investment Disputes between States and Nationals of other States), untuk selanjutnya disebut Konvensi, mengatur penyelesaian perselisihan antara suatu Negara dengan perorangan atau Perusahaan Asing yang menanam Modalnya di Negara tersebut dengan jalan damai (conciliation) atau arbitrase (arbitration). Suatu Negara yang hendak mempergunakan fasilitas itu harus: a. Anggota Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (International Bank for Reconstruction and Development), sesuai dengan pasal 67 Konvensi; b. Terlebih dahulu menandatangani Konvensi dan setelah itu menyetujuinya (ratifikasi) menurut hukum yang berlaku untuk Negara yang bersangkutan sesuai dengan Pasal 68 Konvensi. Walaupun Konvensi telah berlaku untuk sesuatu Negara namun tidaklah ada suatu kewajiban bahwa setiap perselisihan harus diselesaikan menurut Konvensi. Sebab syarat mutlak untuk penyelesaian perselisihan menurut Konvensi adalah persetujuan dari kedua belah pihak yang berselisih. Untuk mendorong dan membina Penanaman Modal Asing di Indonesia sejalan dengan Undang-undang No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, maka Republik Indonesia telah menanda-tangani Konvensi yang memerlukan persetujuan dengan Undang-undang supaya berlaku di Indonesia. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Menurut Pasal-pasal 25 ayat (1) dan 36 ayat (2) Konvensi setiap perselisihan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari kedua belah pihak yang berselisih, sebelum dapat diajukan di depan Mahkamah Arbitrase (Arbitral Tribunal). Dengan pasal ini dipastikan bahwa Pemerintah mempunyai wewenang untuk memberikan persetujuan yang dimaksud itu serta untuk mewakili Republik Indonesia dalam perselisihan tersebut dengan hak substitusi di mana perlu.
  • 5. Pasal 3. Ayat (1). a. Pasal 54 ayat (1) dan ayat (3) Konvensi menentukan bahwa putusan Mahkamah Arbitrase dipersamakan dengan putusan terakhir dan Pengadilan Negara yang bersangkutan. Putusan tersebut harus dilaksanakan menurut hukum Negara itu. b. Untuk kepastian cara pelaksanaan putusan itu di Indonesia maka Pasal 3 ayat (1) menentukan bahwa Mahkamah Agung harus terlebih dahulu menyatakan bahwa putusan Mahkamah Arbitrase itu dapat dijalankan dalam wilayah Republik Indonesia. c. Perselisihan yang dimaksud dalam ayat (1) ini ialah perselisihan antara Republik Indonesia dan Warganegara Asing mengenai Penanaman Modal di wilayah Indonesia. Tidak termasuk di dalamnya perselisihan antara Negara lain dengan Warganegara Asing lain pula yanghendak menjalankan putusan Mahkamah Arbitrase mengenai penanaman modal di dalam wilayah Indonesia (Pasal 55 Konvensi). d. Surat pernyataan diberikan oleh Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Tertinggi yang berkedudukan di Ibu Kota Republik Indonesia. Ayat (2). Cukup jelas. Ayat (3). Surat pernyataan dan perintah diberikan kepada Pengadilan Tinggi sebagai tingkatan bawahan untuk diteruskan kepada Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Pasal 4. Pasal ini dimaksudkan untuk mengatur follow-up dari pelaksanaan penanda- tanganan Konvensi sepanjang yang sedemikian itu belum atau belum cukup diatur dalam Undang-undang ini. Pasal 5. Cukup jelas. CATATAN Di dalam dokumen ini terdapat lampiran dalam format gambar. Kutipan: LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1968 YANG TELAH DICETAK ULANG