SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
UNSUR DELIK TINDAK PIDANA KEJAHATAN PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF
MENURUT UNDANG-UNDANGN N0 8 TAHUN 2012

Pasal

Subyek

Kesengajaan

Pasal 292

Setiap orang

dengan sengaja

Pasal 293

Setiap orang

Pasal 294

Setiap anggota
KPU, KPU
Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota,
PPK, PPS, dan
PPLN

Peristiwa Pidana
1
menyebabkan orang
lain kehilangan hak
pilihnya

2

dengan kekerasan,
dengan ancaman
kekerasan,

dengan menggunakan
kekuasaan yang ada
padanya

tidak menindaklanjuti
temuan Bawaslu,
Bawaslu Provinsi,
Panwaslu
Kabupaten/Kota,
Panwaslu Kecamatan,
Pengawas Pemilu
Lapangan dan
Pengawas Pemilu Luar
Negeri

dalam melakukan
pemutakhiran data
Pemilih, penyusunan dan
pengumuman daftar
pemilih sementara,
perbaikan dan
pengumuman daftar
pemilih sementara hasil
perbaikan, penetapan dan
pengumuman daftar
pemilih tetap, daftar
pemilih tambahan, daftar
pemilih khusus, dan
rekapitulasi daftar
pemilih tetap

Sanksi
3

pendaftaran Pemilih
menghalangi seseorang
untuk terdaftar sebagai
Pemilih dalam Pemilu
yang merugikan Warga
Negara Indonesia yang
memiliki hak pilih
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 50 ayat (2)

pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun dan denda paling
banyak Rp24.000.000,00 (dua
puluh empat juta rupiah).
pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp36.000.000,00 (tiga
puluh enam juta rupiah).
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak
Rp36.000.000,00 (tiga puluh
enam juta rupiah).

Kualifikasi
Delik
Pasal 295

Setiap anggota
KPU
Kabupaten/Kota

Dengan sengaja

tidak memberikan
salinan daftar pemilih
tetap kepada Partai
Politik Peserta Pemilu

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 38 ayat (5)

Pasal 296

Setiap anggota
KPU, KPU
Provinsi, dan
KPU
Kabupaten/Kota

tidak menindaklanjuti
temuan Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, dan
Panwaslu
Kabupaten/Kota dalam
pelaksanaan verifikasi
partai politik calon
Peserta Pemilu
melakukan perbuatan
curang

Pasal 297

Setiap orang

dengan sengaja

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (3)

Pasal 298

Setiap orang

Dengan sengaja

membuat surat atau
dokumen palsu

dengan maksud untuk
memakai atau menyuruh
orang memakai,

Pasal 299

Setiap pelaksana,
peserta, dan
petugas
Kampanye
Pemilu

dengan sengaja

melanggar larangan
pelaksanaan Kampanye
Pemilu

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 86 ayat (1)
huruf a, huruf b, huruf c,
huruf d, huruf e, huruf f,
huruf g, huruf h, atau
huruf i

menyesatkan seseorang,
dengan memaksa, dengan
menjanjikan atau dengan
memberikan uang atau
materi lainnya

pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun dan denda paling
banyak Rp24.000.000,00 (dua
puluh empat juta rupiah).
Pasal
pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp36.000.000,00 (tiga
puluh enam juta rupiah).

untuk memperoleh
dukungan bagi
pencalonan anggota
DPD dalam Pemilu
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13
untuk menjadi bakal
calon anggota DPR,
DPD, DPRD provinsi,
DPRD kabupaten/kota
atau calon Peserta
Pemilu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
64 dan dalam Pasal 74

dipidana dengan pidana dengan
pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp36.000.000,00 (tiga
puluh enam juta rupiah).
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan
denda paling banyak
Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua
juta rupiah).

dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp24.000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah).
Pasal 300

Pasal 301
ayat
(1)
Pasal 301
ayat (2)

Setiap
Ketua/Wakil
Ketua/ketua
muda/hakim
agung/hakim
konstitusi, hakim
pada semua badan
peradilan,
Ketua/Wakil
Ketua dan
anggota Badan
Pemeriksa
Keuangan,
Gubernur, Deputi
Gubernur Senior,
dan deputi
gubernur Bank
Indonesia serta
direksi, komisaris,
dewan pengawas,
dan karyawan
badan usaha milik
negara/badan
usaha milik
daerah

melanggar larangan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 86 ayat (3

Setiap pelaksana

dengan sengaja

Setiap pelaksana,
peserta, dan/atau
petugas
Kampanye

dengan sengaja

dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp24.000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah

pada masa tenang

menjanjikan atau
memberikan imbalan
uang atau materi lainnya
kepada Pemilih secara

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 84

pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan denda paling
banyak Rp48.000.000,00 (empat
puluh delapan juta rupiah
Pemilu

Pasal 301
Ayat (3)

Pasal 302
Ayat (1)

Pasal 302
Ayat (2)

langsung ataupun tidak
langsung

Setiap orang

dengan sengaja

pada hari pemungutan
suara

menjanjikan atau
memberikan uang atau
materi lainnya kepada
Pemilih

Anggota KPU,
KPU Provinsi,
KPU
Kabupaten/Kota,
Sekretaris
Jenderal KPU,
pegawai
Sekretariat
Jenderal KPU,
sekretaris KPU
Provinsi, pegawai
sekretariat KPU
Provinsi,
sekretaris KPU
Kabupaten/Kota,
dan pegawai
sekretariat KPU
Kabupaten/Kota

dengan sengaja

melakukan tindak
pidana Pemilu

dalam pelaksanaan
Kampanye Pemilu

dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp24.000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah).

karena
kelalaiannya

melakukan tindak
pidana Pemilu

dalam pelaksanaan
Kampanye Pemilu

dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun 6

Anggota KPU,
KPU Provinsi,
KPU

untuk tidak
menggunakan hak
pilihnya atau memilih
Peserta Pemilu

dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak
Rp36.000.000,00 (tiga puluh
enam juta rupiah).
Kabupaten/Kota,
Sekretaris
Jenderal KPU,
pegawai
Sekretariat
Jenderal KPU,
sekretaris KPU
Provinsi, pegawai
sekretariat KPU
Provinsi,
sekretaris KPU
Kabupaten/Kota,
dan pegawai
sekretariat KPU
Kabupaten/Kota
Pasal 303
Ayat (1)

Pasal 303
Ayat (2)

(enam) bulan dan denda paling
banyak Rp18.000.000,00 (delapan
belas juta rupiah).

Setiap orang,
kelompok,
perusahan,
dan/atau badan
usaha
nonpemerintah

memberikan dana
Kampanye Pemilu
melebihi batas yang
ditentukan

Setiap Peserta
Pemilu

menggunakan kelebihan
sumbangan,
tidak melaporkan
kelebihan sumbangan
kepada KPU,

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 131 ayat (1)
dan ayat (2)

tidak menyerahkan
kelebihan sumbangan
kepada kas negara paling
lambat 14 (empat belas)
hari setelah masa
Kampanye Pemilu
berakhir

dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 131 ayat
(4)

dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
Pasal 304
Ayat(1)

Setiap orang,
kelompok,
perusahan,
dan/atau badan
usaha
nonpemerintah

memberikan dana
Kampanye Pemilu
melebihi batas yang
ditentukan

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 133 ayat (1)
dan ayat (2)

Setiap Peserta
Pemilu

menggunakan kelebihan
sumbangan, tidak
melaporkan kelebihan
sumbangan kepada
KPU,

tidak menyerahkan
kelebihan sumbangan
kepada kas negara paling
lambat 14 (empat belas)
hari setelah masa
Kampanye Pemilu
berakhir

Pasal 305

Peserta Pemilu

terbukti menerima
sumbangan dana
Kampanye Pemilu

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 139

Pasal 306

Setiap perusahaan
pencetak surat
suara

mencetak surat suara
melebihi jumlah yang
ditetapkan oleh KPU

untuk kepentingan
tertentu

Pasal 307

Setiap perusahaan
pencetak surat
suara

yang tidak menjaga
kerahasiaan, keamanan,
dan keutuhan surat
suara

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 146 ayat (2)

Pasal 308

Setiap orang

menggunakan

menghalangi seseorang

Pasal 304
Ayat (2)

dengan sengaja

dengan sengaja

pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun dan denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 133 ayat
(4)

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 146 ayat
(1)

menggagalkan

pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun dan denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).

pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp36.000.000,00 (tiga
puluh enam juta rupiah).
pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun dan denda paling
banyak Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah).
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
pidana penjara paling lama 2
kekerasan

Pasal 309

Setiap orang

dengan sengaja

melakukan perbuatan
yang menyebabkan
suara seorang Pemilih
menjadi tidak bernilai

Pasal 310

Setiap orang

dengan sengaja

pada saat pemungutan
suara mengaku dirinya
sebagai orang lain

Pasal 311

Setiap orang

dengan sengaja

Setiap orang

dengan sengaja

mengubah,
merusak,menghilangka
n

Pasal 313

Setiap orang

dengan sengaja

merusak, mengganggu,
atau mendistorsi

Pasal 314

Setiap anggota

pemungutan suara

berita acara pemungutan
dan penghitungan suara,
dan/atau sertifikat hasil
penghitungan suara
sistem informasi
penghitungan suara hasil
Pemilu

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 181 ayat
(4)

menyerahkan kotak suara

sebagaimana dimaksud

merusak atau
menghilangkan hasil
pemungutan suara yang
sudah disegel

Pasal 312

yang akan melakukan
haknya untuk memilih,
melakukan kegiatan yang
menimbulkan gangguan
ketertiban dan
ketenteraman
pelaksanaan pemungutan
suara,
menyebabkan Peserta
Pemilu tertentu mendapat
tambahan suara atau
perolehan suara Peserta
Pemilu menjadi
berkurang
memberikan suaranya
lebih dari 1 (satu) kali di
1 (satu) TPS atau lebih

tidak menjaga,

(dua) tahun dan denda paling
banyak Rp24.000.000,00 (dua
puluh empat juta rupiah)

pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan denda paling
banyak Rp48.000.000,00 (empat
puluh delapan juta rupiah).

pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun 6 (enam) bulan dan
denda paling banyak
Rp18.000.000,00 (delapan belas
juta rupiah).
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak
Rp36.000.000,00 (tiga puluh
enam juta rupiah).
pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp36.000.000,00 (tiga
puluh enam juta rupiah).
pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp36.000.000,00 (tiga
puluh enam juta rupiah).
dipidana dengan pidana penjara
KPPS/KPPSLN

mengamankan keutuhan
kotak suara,

Pasal 315

PPS

Pasal 316

PPK

tidak menyerahkan
kotak suara tersegel,
berita acara rekapitulasi
hasil penghitungan
perolehan suara, dan
sertifikat rekapitulasi
hasil penghitungan
perolehan suara Partai
Politik Peserta Pemilu
tidak menyerahkan
kotak suara tersegel,
berita acara rekapitulasi
hasil penghitungan
perolehan suara, dan
sertifikat rekapitulasi
hasil penghitungan
perolehan suara Partai
Politik Peserta Pemilu

Pasal 317
Ayat(1)

Pelaksana
kegiatan
penghitungan
cepat

melakukan
penghitungan cepat

tersegel yang berisi surat
suara, berita acara
pemungutan suara, dan
sertifikat hasil
penghitungan suara
kepada PPS atau kepada
PPLN bagi KPPSLN
pada hari yang sama
suara calon anggota
DPR, DPD, DPRD
provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota di tingkat
PPS

dalam Pasal 182 ayat
(4) dan ayat (5)

paling lama 1 (satu) tahun 6
(enam) bulan dan denda paling
banyak Rp18.000.000,00 (delapan
belas juta rupiah).

sebagaimana dimaksud dipidana dengan pidana penjara
dalam Pasal 187 kepada paling lama 2 (dua) tahun dan
PPK
denda paling banyak
Rp24.000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah).

suara calon anggota
DPR, DPD, DPRD
provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota di tingkat
PPK

sebagaimana dimaksud dengan pidana penjara paling
dalam Pasal 191 kepada lama 2 (dua) tahun dan denda
KPU Kabupaten/Kota paling banyak Rp24.000.000,00
(dua puluh empat juta rupiah).

tidak memberitahukan
bahwa prakiraan hasil
penghitungan cepat
bukan merupakan hasil
resmi Pemilu

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 247 ayat
(4)

pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun 6 (enam) bulan dan
denda paling banyak
Rp18.000.000,00 (delapan belas
juta rupiah
Pasal 317
Ayat(2)

Pasal 318

Pasal 319

Pasal 320

Pasal 321
Dalam

Pelaksana
kegiatan
penghitungan
cepat

yang mengumumkan
prakiraan hasil
penghitungan cepat

sebelum 2 (dua) jam
setelah selesainya
pemungutan suara di
wilayah Indonesia bagian
barat

Setiap anggota
KPU, KPU
Provinsi, dan
KPU
Kabupaten/Kota
KPU

tidak melaksanakan
putusan pengadilan
yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 265 ayat (2)

tidak menetapkan
perolehan hasil Pemilu
anggota DPR, DPD,
DPRD provinsi, dan
DPRD kabupaten/kota
tidak menindaklanjuti
temuan dan/atau
laporan pelanggaran
Pemilu

secara nasional

Setiap anggota
dengan sengaja
Bawaslu,
Bawaslu Provinsi,
Panwaslu
Kabupaten/Kota,
Panwaslu
Kecamatan,
dan/atau
Pengawas Pemilu
Lapangan/Penga
was Pemilu Luar
Negeri
penyelenggara
Pemilu

melakukan tindak
pidana Pemilu

dilakukan oleh anggota
KPU, KPU
Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, PPK,
PPS/PPLN, dan/atau
KPPS/KPPSLN

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 273, Pasal
275, Pasal 276, Pasal
283, Pasal 286, Pasal

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 247 ayat
(5)

sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 205 ayat
(2),

dalam setiap tahapan
penyelenggaraan
Pemilu

dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun 6
(enam) bulan dan denda paling
banyak Rp18.000.000,00 (delapan
belas juta rupiah).
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp24.000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah).
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling banyak
Rp60.000.000,00 (enam puluh
juta rupiah).
pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun dan denda paling
banyak Rp24.000.000,00 (dua
puluh empat juta rupiah).
Pasal

pidana bagi yang bersangkutan
ditambah 1/3 (satu pertiga) dari
ketentuan pidana yang ditetapkan
dalam Undang-Undang ini.
291, Pasal 292, Pasal
293, Pasal 297, Pasal
298, Pasal 301 ayat (3),
Pasal 303 ayat (1), Pasal
304 ayat (1), Pasal 308,
Pasal 309, Pasal 310,
Pasal 311, Pasal 312,
Pasal 313,

More Related Content

What's hot

Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, WalikotaRestatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, WalikotaAhsanul Minan
 
Uu no.10 ttg pemilu anggota dpr, dpd, dprd
Uu no.10 ttg pemilu anggota dpr, dpd, dprdUu no.10 ttg pemilu anggota dpr, dpd, dprd
Uu no.10 ttg pemilu anggota dpr, dpd, dprdihsan ch
 
Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaran
Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaranPresentasi kajian penindakan dugaan pelanggaran
Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaranBilly Adam Fisher
 
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015Election Commision
 
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015Lesmana Putra
 
Materi UU Pemilu tahapan dan program pemilu 2019
Materi UU Pemilu tahapan dan program pemilu 2019Materi UU Pemilu tahapan dan program pemilu 2019
Materi UU Pemilu tahapan dan program pemilu 2019Dody Wijaya
 
Presentasi penanganan pelanggaran pemilu
Presentasi penanganan pelanggaran pemiluPresentasi penanganan pelanggaran pemilu
Presentasi penanganan pelanggaran pemiluBilly Adam Fisher
 
Kelembagaan pengawas pemilu di aceh
Kelembagaan pengawas pemilu di acehKelembagaan pengawas pemilu di aceh
Kelembagaan pengawas pemilu di acehAhsanul Minan
 
Penyelesaian sengketa pemilihan gubernur, bupati dan walikota
Penyelesaian sengketa pemilihan gubernur, bupati dan walikotaPenyelesaian sengketa pemilihan gubernur, bupati dan walikota
Penyelesaian sengketa pemilihan gubernur, bupati dan walikotaBilly Adam Fisher
 
Pendidikan pemilih untuk pemula
Pendidikan pemilih untuk pemulaPendidikan pemilih untuk pemula
Pendidikan pemilih untuk pemulaZainur Ihsan
 
Pilkada sebagai sumber korupsi
Pilkada sebagai sumber korupsiPilkada sebagai sumber korupsi
Pilkada sebagai sumber korupsiNugroho Setiawan
 
Penanganan pelanggaran
Penanganan pelanggaranPenanganan pelanggaran
Penanganan pelanggaranAhmad Solihin
 
Penegakan hukum dalam pelaksanaan pemilukada
Penegakan hukum dalam pelaksanaan pemilukadaPenegakan hukum dalam pelaksanaan pemilukada
Penegakan hukum dalam pelaksanaan pemilukadaNovita Pratiwi
 
Potensi kerawanan pemilu-updated
Potensi kerawanan pemilu-updatedPotensi kerawanan pemilu-updated
Potensi kerawanan pemilu-updatedAhsanul Minan
 
Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup
Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbupPengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup
Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbupAhsanul Minan
 
Isu Krusial dalam Pilkada 2018
Isu Krusial dalam Pilkada 2018Isu Krusial dalam Pilkada 2018
Isu Krusial dalam Pilkada 2018Ahsanul Minan
 

What's hot (19)

Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, WalikotaRestatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
 
Uu no.10 ttg pemilu anggota dpr, dpd, dprd
Uu no.10 ttg pemilu anggota dpr, dpd, dprdUu no.10 ttg pemilu anggota dpr, dpd, dprd
Uu no.10 ttg pemilu anggota dpr, dpd, dprd
 
Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaran
Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaranPresentasi kajian penindakan dugaan pelanggaran
Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaran
 
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015
 
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
 
Materi UU Pemilu tahapan dan program pemilu 2019
Materi UU Pemilu tahapan dan program pemilu 2019Materi UU Pemilu tahapan dan program pemilu 2019
Materi UU Pemilu tahapan dan program pemilu 2019
 
Presentasi penanganan pelanggaran pemilu
Presentasi penanganan pelanggaran pemiluPresentasi penanganan pelanggaran pemilu
Presentasi penanganan pelanggaran pemilu
 
Kelembagaan pengawas pemilu di aceh
Kelembagaan pengawas pemilu di acehKelembagaan pengawas pemilu di aceh
Kelembagaan pengawas pemilu di aceh
 
Penyelesaian sengketa pemilihan gubernur, bupati dan walikota
Penyelesaian sengketa pemilihan gubernur, bupati dan walikotaPenyelesaian sengketa pemilihan gubernur, bupati dan walikota
Penyelesaian sengketa pemilihan gubernur, bupati dan walikota
 
Wita ti
Wita tiWita ti
Wita ti
 
Muktiono materi presentasi
Muktiono materi presentasiMuktiono materi presentasi
Muktiono materi presentasi
 
Perspektif UU 10 th 2016
Perspektif UU 10 th 2016 Perspektif UU 10 th 2016
Perspektif UU 10 th 2016
 
Pendidikan pemilih untuk pemula
Pendidikan pemilih untuk pemulaPendidikan pemilih untuk pemula
Pendidikan pemilih untuk pemula
 
Pilkada sebagai sumber korupsi
Pilkada sebagai sumber korupsiPilkada sebagai sumber korupsi
Pilkada sebagai sumber korupsi
 
Penanganan pelanggaran
Penanganan pelanggaranPenanganan pelanggaran
Penanganan pelanggaran
 
Penegakan hukum dalam pelaksanaan pemilukada
Penegakan hukum dalam pelaksanaan pemilukadaPenegakan hukum dalam pelaksanaan pemilukada
Penegakan hukum dalam pelaksanaan pemilukada
 
Potensi kerawanan pemilu-updated
Potensi kerawanan pemilu-updatedPotensi kerawanan pemilu-updated
Potensi kerawanan pemilu-updated
 
Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup
Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbupPengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup
Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup
 
Isu Krusial dalam Pilkada 2018
Isu Krusial dalam Pilkada 2018Isu Krusial dalam Pilkada 2018
Isu Krusial dalam Pilkada 2018
 

Similar to Unsur delik tindak pidana kejahatan pemilihan umum legislatif

Unsur delik tindak pidana pelanggaran pemilihan umum legislatif
Unsur delik tindak pidana pelanggaran pemilihan umum legislatifUnsur delik tindak pidana pelanggaran pemilihan umum legislatif
Unsur delik tindak pidana pelanggaran pemilihan umum legislatifAhmad Solihin
 
Soal Adelin Lis Versi Riau
Soal Adelin Lis Versi RiauSoal Adelin Lis Versi Riau
Soal Adelin Lis Versi RiauPeople Power
 
Peran Pengawas TPS pada Pemilu 2024-1.ppt
Peran Pengawas TPS pada Pemilu 2024-1.pptPeran Pengawas TPS pada Pemilu 2024-1.ppt
Peran Pengawas TPS pada Pemilu 2024-1.pptIndahDesviana
 
Pasal pasal
Pasal pasalPasal pasal
Pasal pasalumum
 
MATERI_GAKUMDU OK SIIP.pptx
MATERI_GAKUMDU OK SIIP.pptxMATERI_GAKUMDU OK SIIP.pptx
MATERI_GAKUMDU OK SIIP.pptxNANASUPRIATNA71
 
Undang undang nomor 31 pidana korupsi
Undang undang nomor 31 pidana korupsiUndang undang nomor 31 pidana korupsi
Undang undang nomor 31 pidana korupsiSyem James
 
Uu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
Uu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsiUu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
Uu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsiaanpalisury
 
Uu 1999 nomor 31 pemberantasan tindak pidana korupsi
Uu 1999 nomor 31 pemberantasan tindak pidana korupsiUu 1999 nomor 31 pemberantasan tindak pidana korupsi
Uu 1999 nomor 31 pemberantasan tindak pidana korupsiMystic333
 
Penyampaian informasi terka WA0014..pptx
Penyampaian informasi terka WA0014..pptxPenyampaian informasi terka WA0014..pptx
Penyampaian informasi terka WA0014..pptxfazhami46
 
Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)
Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)
Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)intelnvidia277
 
Undang-Undang nomor 31 tahun 1999
Undang-Undang nomor 31 tahun 1999Undang-Undang nomor 31 tahun 1999
Undang-Undang nomor 31 tahun 1999Muhammad Sirajuddin
 
presentasi pemilu.pptx
presentasi pemilu.pptxpresentasi pemilu.pptx
presentasi pemilu.pptxADHY ARJUNA
 
Netralitas ASN dalam pemiluuuuuuuuuuuuuuuuu 2024.pdf
Netralitas ASN dalam pemiluuuuuuuuuuuuuuuuu 2024.pdfNetralitas ASN dalam pemiluuuuuuuuuuuuuuuuu 2024.pdf
Netralitas ASN dalam pemiluuuuuuuuuuuuuuuuu 2024.pdfRochmaHidayati2
 
KONSEKUENSI HUKUM UU TPKS DAN ANAK.pptx
KONSEKUENSI HUKUM UU TPKS DAN ANAK.pptxKONSEKUENSI HUKUM UU TPKS DAN ANAK.pptx
KONSEKUENSI HUKUM UU TPKS DAN ANAK.pptxjoevarenzmr
 

Similar to Unsur delik tindak pidana kejahatan pemilihan umum legislatif (20)

Unsur delik tindak pidana pelanggaran pemilihan umum legislatif
Unsur delik tindak pidana pelanggaran pemilihan umum legislatifUnsur delik tindak pidana pelanggaran pemilihan umum legislatif
Unsur delik tindak pidana pelanggaran pemilihan umum legislatif
 
PASAL TINDAK PIDANA
PASAL TINDAK PIDANA PASAL TINDAK PIDANA
PASAL TINDAK PIDANA
 
Soal Adelin Lis Versi Riau
Soal Adelin Lis Versi RiauSoal Adelin Lis Versi Riau
Soal Adelin Lis Versi Riau
 
Peran Pengawas TPS pada Pemilu 2024-1.ppt
Peran Pengawas TPS pada Pemilu 2024-1.pptPeran Pengawas TPS pada Pemilu 2024-1.ppt
Peran Pengawas TPS pada Pemilu 2024-1.ppt
 
Pasal pasal
Pasal pasalPasal pasal
Pasal pasal
 
MATERI_GAKUMDU OK SIIP.pptx
MATERI_GAKUMDU OK SIIP.pptxMATERI_GAKUMDU OK SIIP.pptx
MATERI_GAKUMDU OK SIIP.pptx
 
Undang undang nomor 31 pidana korupsi
Undang undang nomor 31 pidana korupsiUndang undang nomor 31 pidana korupsi
Undang undang nomor 31 pidana korupsi
 
Hukum_Tata_Negara.ppt
Hukum_Tata_Negara.pptHukum_Tata_Negara.ppt
Hukum_Tata_Negara.ppt
 
Uu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
Uu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsiUu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
Uu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
 
Money Politik 1.pptx
Money Politik 1.pptxMoney Politik 1.pptx
Money Politik 1.pptx
 
Uu 1999 nomor 31 pemberantasan tindak pidana korupsi
Uu 1999 nomor 31 pemberantasan tindak pidana korupsiUu 1999 nomor 31 pemberantasan tindak pidana korupsi
Uu 1999 nomor 31 pemberantasan tindak pidana korupsi
 
Penyampaian informasi terka WA0014..pptx
Penyampaian informasi terka WA0014..pptxPenyampaian informasi terka WA0014..pptx
Penyampaian informasi terka WA0014..pptx
 
Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)
Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)
Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)
 
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsiUu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
 
uu311999.pdf
uu311999.pdfuu311999.pdf
uu311999.pdf
 
Undang-Undang nomor 31 tahun 1999
Undang-Undang nomor 31 tahun 1999Undang-Undang nomor 31 tahun 1999
Undang-Undang nomor 31 tahun 1999
 
presentasi pemilu.pptx
presentasi pemilu.pptxpresentasi pemilu.pptx
presentasi pemilu.pptx
 
Audit Investigatif Dengan Menganalisis Unsur Perbuatan Melawan Hukum
Audit Investigatif Dengan Menganalisis Unsur Perbuatan Melawan HukumAudit Investigatif Dengan Menganalisis Unsur Perbuatan Melawan Hukum
Audit Investigatif Dengan Menganalisis Unsur Perbuatan Melawan Hukum
 
Netralitas ASN dalam pemiluuuuuuuuuuuuuuuuu 2024.pdf
Netralitas ASN dalam pemiluuuuuuuuuuuuuuuuu 2024.pdfNetralitas ASN dalam pemiluuuuuuuuuuuuuuuuu 2024.pdf
Netralitas ASN dalam pemiluuuuuuuuuuuuuuuuu 2024.pdf
 
KONSEKUENSI HUKUM UU TPKS DAN ANAK.pptx
KONSEKUENSI HUKUM UU TPKS DAN ANAK.pptxKONSEKUENSI HUKUM UU TPKS DAN ANAK.pptx
KONSEKUENSI HUKUM UU TPKS DAN ANAK.pptx
 

More from Ahmad Solihin

Sistem pemerintahan parlementer vs sistem pemerintahan presidensial
Sistem pemerintahan parlementer vs sistem pemerintahan presidensialSistem pemerintahan parlementer vs sistem pemerintahan presidensial
Sistem pemerintahan parlementer vs sistem pemerintahan presidensialAhmad Solihin
 
Otonomi daerah dalam sistem ketatanegaraan ri
Otonomi daerah dalam sistem ketatanegaraan riOtonomi daerah dalam sistem ketatanegaraan ri
Otonomi daerah dalam sistem ketatanegaraan riAhmad Solihin
 
Kewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mprKewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mprAhmad Solihin
 
Otonomi khusus papua dalam sistem tatanegara indonesia
Otonomi khusus papua dalam sistem tatanegara indonesiaOtonomi khusus papua dalam sistem tatanegara indonesia
Otonomi khusus papua dalam sistem tatanegara indonesiaAhmad Solihin
 
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Ahmad Solihin
 
Perlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalPerlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalAhmad Solihin
 
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Ahmad Solihin
 
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilih
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilihPer kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilih
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilihAhmad Solihin
 
PERBANDINGAN HIERARKI TATA HUKUM
PERBANDINGAN HIERARKI TATA HUKUMPERBANDINGAN HIERARKI TATA HUKUM
PERBANDINGAN HIERARKI TATA HUKUMAhmad Solihin
 

More from Ahmad Solihin (9)

Sistem pemerintahan parlementer vs sistem pemerintahan presidensial
Sistem pemerintahan parlementer vs sistem pemerintahan presidensialSistem pemerintahan parlementer vs sistem pemerintahan presidensial
Sistem pemerintahan parlementer vs sistem pemerintahan presidensial
 
Otonomi daerah dalam sistem ketatanegaraan ri
Otonomi daerah dalam sistem ketatanegaraan riOtonomi daerah dalam sistem ketatanegaraan ri
Otonomi daerah dalam sistem ketatanegaraan ri
 
Kewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mprKewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mpr
 
Otonomi khusus papua dalam sistem tatanegara indonesia
Otonomi khusus papua dalam sistem tatanegara indonesiaOtonomi khusus papua dalam sistem tatanegara indonesia
Otonomi khusus papua dalam sistem tatanegara indonesia
 
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
 
Perlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalPerlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasional
 
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
 
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilih
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilihPer kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilih
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilih
 
PERBANDINGAN HIERARKI TATA HUKUM
PERBANDINGAN HIERARKI TATA HUKUMPERBANDINGAN HIERARKI TATA HUKUM
PERBANDINGAN HIERARKI TATA HUKUM
 

Unsur delik tindak pidana kejahatan pemilihan umum legislatif

  • 1. UNSUR DELIK TINDAK PIDANA KEJAHATAN PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF MENURUT UNDANG-UNDANGN N0 8 TAHUN 2012 Pasal Subyek Kesengajaan Pasal 292 Setiap orang dengan sengaja Pasal 293 Setiap orang Pasal 294 Setiap anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan PPLN Peristiwa Pidana 1 menyebabkan orang lain kehilangan hak pilihnya 2 dengan kekerasan, dengan ancaman kekerasan, dengan menggunakan kekuasaan yang ada padanya tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan dan Pengawas Pemilu Luar Negeri dalam melakukan pemutakhiran data Pemilih, penyusunan dan pengumuman daftar pemilih sementara, perbaikan dan pengumuman daftar pemilih sementara hasil perbaikan, penetapan dan pengumuman daftar pemilih tetap, daftar pemilih tambahan, daftar pemilih khusus, dan rekapitulasi daftar pemilih tetap Sanksi 3 pendaftaran Pemilih menghalangi seseorang untuk terdaftar sebagai Pemilih dalam Pemilu yang merugikan Warga Negara Indonesia yang memiliki hak pilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (2) pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah). pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah). dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah). Kualifikasi Delik
  • 2. Pasal 295 Setiap anggota KPU Kabupaten/Kota Dengan sengaja tidak memberikan salinan daftar pemilih tetap kepada Partai Politik Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (5) Pasal 296 Setiap anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Panwaslu Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan verifikasi partai politik calon Peserta Pemilu melakukan perbuatan curang Pasal 297 Setiap orang dengan sengaja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) Pasal 298 Setiap orang Dengan sengaja membuat surat atau dokumen palsu dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang memakai, Pasal 299 Setiap pelaksana, peserta, dan petugas Kampanye Pemilu dengan sengaja melanggar larangan pelaksanaan Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, atau huruf i menyesatkan seseorang, dengan memaksa, dengan menjanjikan atau dengan memberikan uang atau materi lainnya pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah). Pasal pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah). untuk memperoleh dukungan bagi pencalonan anggota DPD dalam Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 untuk menjadi bakal calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota atau calon Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 dan dalam Pasal 74 dipidana dengan pidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah). dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah). dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).
  • 3. Pasal 300 Pasal 301 ayat (1) Pasal 301 ayat (2) Setiap Ketua/Wakil Ketua/ketua muda/hakim agung/hakim konstitusi, hakim pada semua badan peradilan, Ketua/Wakil Ketua dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan, Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan deputi gubernur Bank Indonesia serta direksi, komisaris, dewan pengawas, dan karyawan badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (3 Setiap pelaksana dengan sengaja Setiap pelaksana, peserta, dan/atau petugas Kampanye dengan sengaja dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah pada masa tenang menjanjikan atau memberikan imbalan uang atau materi lainnya kepada Pemilih secara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan denda paling banyak Rp48.000.000,00 (empat puluh delapan juta rupiah
  • 4. Pemilu Pasal 301 Ayat (3) Pasal 302 Ayat (1) Pasal 302 Ayat (2) langsung ataupun tidak langsung Setiap orang dengan sengaja pada hari pemungutan suara menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada Pemilih Anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, Sekretaris Jenderal KPU, pegawai Sekretariat Jenderal KPU, sekretaris KPU Provinsi, pegawai sekretariat KPU Provinsi, sekretaris KPU Kabupaten/Kota, dan pegawai sekretariat KPU Kabupaten/Kota dengan sengaja melakukan tindak pidana Pemilu dalam pelaksanaan Kampanye Pemilu dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah). karena kelalaiannya melakukan tindak pidana Pemilu dalam pelaksanaan Kampanye Pemilu dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 Anggota KPU, KPU Provinsi, KPU untuk tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih Peserta Pemilu dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah).
  • 5. Kabupaten/Kota, Sekretaris Jenderal KPU, pegawai Sekretariat Jenderal KPU, sekretaris KPU Provinsi, pegawai sekretariat KPU Provinsi, sekretaris KPU Kabupaten/Kota, dan pegawai sekretariat KPU Kabupaten/Kota Pasal 303 Ayat (1) Pasal 303 Ayat (2) (enam) bulan dan denda paling banyak Rp18.000.000,00 (delapan belas juta rupiah). Setiap orang, kelompok, perusahan, dan/atau badan usaha nonpemerintah memberikan dana Kampanye Pemilu melebihi batas yang ditentukan Setiap Peserta Pemilu menggunakan kelebihan sumbangan, tidak melaporkan kelebihan sumbangan kepada KPU, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 131 ayat (1) dan ayat (2) tidak menyerahkan kelebihan sumbangan kepada kas negara paling lambat 14 (empat belas) hari setelah masa Kampanye Pemilu berakhir dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). sebagaimana dimaksud dalam Pasal 131 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
  • 6. Pasal 304 Ayat(1) Setiap orang, kelompok, perusahan, dan/atau badan usaha nonpemerintah memberikan dana Kampanye Pemilu melebihi batas yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133 ayat (1) dan ayat (2) Setiap Peserta Pemilu menggunakan kelebihan sumbangan, tidak melaporkan kelebihan sumbangan kepada KPU, tidak menyerahkan kelebihan sumbangan kepada kas negara paling lambat 14 (empat belas) hari setelah masa Kampanye Pemilu berakhir Pasal 305 Peserta Pemilu terbukti menerima sumbangan dana Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 139 Pasal 306 Setiap perusahaan pencetak surat suara mencetak surat suara melebihi jumlah yang ditetapkan oleh KPU untuk kepentingan tertentu Pasal 307 Setiap perusahaan pencetak surat suara yang tidak menjaga kerahasiaan, keamanan, dan keutuhan surat suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 146 ayat (2) Pasal 308 Setiap orang menggunakan menghalangi seseorang Pasal 304 Ayat (2) dengan sengaja dengan sengaja pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133 ayat (4) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 146 ayat (1) menggagalkan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah). pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). pidana penjara paling lama 2
  • 7. kekerasan Pasal 309 Setiap orang dengan sengaja melakukan perbuatan yang menyebabkan suara seorang Pemilih menjadi tidak bernilai Pasal 310 Setiap orang dengan sengaja pada saat pemungutan suara mengaku dirinya sebagai orang lain Pasal 311 Setiap orang dengan sengaja Setiap orang dengan sengaja mengubah, merusak,menghilangka n Pasal 313 Setiap orang dengan sengaja merusak, mengganggu, atau mendistorsi Pasal 314 Setiap anggota pemungutan suara berita acara pemungutan dan penghitungan suara, dan/atau sertifikat hasil penghitungan suara sistem informasi penghitungan suara hasil Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 181 ayat (4) menyerahkan kotak suara sebagaimana dimaksud merusak atau menghilangkan hasil pemungutan suara yang sudah disegel Pasal 312 yang akan melakukan haknya untuk memilih, melakukan kegiatan yang menimbulkan gangguan ketertiban dan ketenteraman pelaksanaan pemungutan suara, menyebabkan Peserta Pemilu tertentu mendapat tambahan suara atau perolehan suara Peserta Pemilu menjadi berkurang memberikan suaranya lebih dari 1 (satu) kali di 1 (satu) TPS atau lebih tidak menjaga, (dua) tahun dan denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah) pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan denda paling banyak Rp48.000.000,00 (empat puluh delapan juta rupiah). pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp18.000.000,00 (delapan belas juta rupiah). dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah). pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah). pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah). dipidana dengan pidana penjara
  • 8. KPPS/KPPSLN mengamankan keutuhan kotak suara, Pasal 315 PPS Pasal 316 PPK tidak menyerahkan kotak suara tersegel, berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara, dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Partai Politik Peserta Pemilu tidak menyerahkan kotak suara tersegel, berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara, dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Partai Politik Peserta Pemilu Pasal 317 Ayat(1) Pelaksana kegiatan penghitungan cepat melakukan penghitungan cepat tersegel yang berisi surat suara, berita acara pemungutan suara, dan sertifikat hasil penghitungan suara kepada PPS atau kepada PPLN bagi KPPSLN pada hari yang sama suara calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota di tingkat PPS dalam Pasal 182 ayat (4) dan ayat (5) paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp18.000.000,00 (delapan belas juta rupiah). sebagaimana dimaksud dipidana dengan pidana penjara dalam Pasal 187 kepada paling lama 2 (dua) tahun dan PPK denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah). suara calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota di tingkat PPK sebagaimana dimaksud dengan pidana penjara paling dalam Pasal 191 kepada lama 2 (dua) tahun dan denda KPU Kabupaten/Kota paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah). tidak memberitahukan bahwa prakiraan hasil penghitungan cepat bukan merupakan hasil resmi Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 247 ayat (4) pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp18.000.000,00 (delapan belas juta rupiah
  • 9. Pasal 317 Ayat(2) Pasal 318 Pasal 319 Pasal 320 Pasal 321 Dalam Pelaksana kegiatan penghitungan cepat yang mengumumkan prakiraan hasil penghitungan cepat sebelum 2 (dua) jam setelah selesainya pemungutan suara di wilayah Indonesia bagian barat Setiap anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota KPU tidak melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 265 ayat (2) tidak menetapkan perolehan hasil Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota tidak menindaklanjuti temuan dan/atau laporan pelanggaran Pemilu secara nasional Setiap anggota dengan sengaja Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, dan/atau Pengawas Pemilu Lapangan/Penga was Pemilu Luar Negeri penyelenggara Pemilu melakukan tindak pidana Pemilu dilakukan oleh anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS/PPLN, dan/atau KPPS/KPPSLN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 273, Pasal 275, Pasal 276, Pasal 283, Pasal 286, Pasal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 247 ayat (5) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 205 ayat (2), dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp18.000.000,00 (delapan belas juta rupiah). dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah). dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah). Pasal pidana bagi yang bersangkutan ditambah 1/3 (satu pertiga) dari ketentuan pidana yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini.
  • 10. 291, Pasal 292, Pasal 293, Pasal 297, Pasal 298, Pasal 301 ayat (3), Pasal 303 ayat (1), Pasal 304 ayat (1), Pasal 308, Pasal 309, Pasal 310, Pasal 311, Pasal 312, Pasal 313,