tugas akhir Filsafat Ilmu
kelas S
Filsafat adalah ilmu mengkaji pertanyaan-pertanyaan umum dan asasi, misalnya pertanyaan - pertanyaan tentang eksistensi, penalaran,nilai - nilai luhur, akal budi, dan bahasa.
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Akhir Pengantar Filsafat Ilmu Kelas S
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Anggota Kelompok 6 :
1. Fauzia Indahningsih 1212100253
2. Heri Swandana 1212100277
3. Iga Rani 1212100288
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...FristaDeaAmanda
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Kelompok 11 filsafat Ilmu A pertemuan 1-11
Universitas 17 Agustus Surabaya
Prodi Manajemen A
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Kelompok 11
1. Fawwas Maulana (1211900327)
2. Suca Rani (1211900329)
3. Frista Dea Amanda (1211900353)
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptxbungashoumizahro
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
MANAJEMEN R
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DOSEN PENGAMPU : BAPAK Dr. SIGIT SARDJONO, M.S.
TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU
KELOMPOK 5 :
(1212100035) BUNGA SHOUMIZAHRO
(1212100036) VIRDIANA DIVA ZURINDA
(1212100038) MOCH ALFAN
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Akhir Pengantar Filsafat Ilmu Kelas S
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Anggota Kelompok 6 :
1. Fauzia Indahningsih 1212100253
2. Heri Swandana 1212100277
3. Iga Rani 1212100288
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...FristaDeaAmanda
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Kelompok 11 filsafat Ilmu A pertemuan 1-11
Universitas 17 Agustus Surabaya
Prodi Manajemen A
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Kelompok 11
1. Fawwas Maulana (1211900327)
2. Suca Rani (1211900329)
3. Frista Dea Amanda (1211900353)
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptxbungashoumizahro
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
MANAJEMEN R
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DOSEN PENGAMPU : BAPAK Dr. SIGIT SARDJONO, M.S.
TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU
KELOMPOK 5 :
(1212100035) BUNGA SHOUMIZAHRO
(1212100036) VIRDIANA DIVA ZURINDA
(1212100038) MOCH ALFAN
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Akhir Pengantar Filsafat Ilmu Kelas S
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.s
Anggota Kelompok 10 :
1. Lailatul Fitria 1212100340
2. Shalsabil 1212100346
3. Syafaat Nur M 1212100349
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Akhir Pengantar Filsafat Ilmu Kelas S
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Anggota Kelompok 6 :
1. Fauzia Indahningsih 1212100253
2. Heri Swandana 1212100277
3. Iga Rani 1212100288
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Msdinyrusdiananda
A Manfaat Mahasiswa Belajar Filsafat
B Perkembangan Filsafat
C Logika Berfikir Untuk Mengetahui Kebenaran Ilmiah
D Teori Kebenaran
E Tataran Keilmuan / Pengetahuan : Ontologi,Epistemologi dan Aksiologi
F Filsafat Pancasila
G Karya Ilmiah Filsafat
H Kumpulan Soal dan Jawab
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Akhir Pengantar Filsafat Ilmu Kelas S
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.s
Anggota Kelompok 10 :
1. Lailatul Fitria 1212100340
2. Shalsabil 1212100346
3. Syafaat Nur M 1212100349
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Akhir Pengantar Filsafat Ilmu Kelas S
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Anggota Kelompok 6 :
1. Fauzia Indahningsih 1212100253
2. Heri Swandana 1212100277
3. Iga Rani 1212100288
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Msdinyrusdiananda
A Manfaat Mahasiswa Belajar Filsafat
B Perkembangan Filsafat
C Logika Berfikir Untuk Mengetahui Kebenaran Ilmiah
D Teori Kebenaran
E Tataran Keilmuan / Pengetahuan : Ontologi,Epistemologi dan Aksiologi
F Filsafat Pancasila
G Karya Ilmiah Filsafat
H Kumpulan Soal dan Jawab
1. Tugas Akhir Pengantar
Filsafat Ilmu
Kelompok 5
Kelas S
Prodi Manajemen
Fakultas Ekonimi Dan Bisnis
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Jl. Semolowaru No. 45, Menur Pumpungan, Kec. Sukolilo, Kota Surabaya, Jawa timur 60118
4. “Aku datang - entah dari mana
aku ini - entah siapa
aku pergi - entah kemana
aku akan mati - entah kapan
aku heran bahwa aku gembira”.
(Martinus dari Biberach,
tokoh abad pertengahan).
5. Manusia Bertanya
Manusia adalah makhluk bertanya, ia mempunyai
hasrat untuk mengetahui segala sesuatu. Atas
dorongan hasrat ingin tahunya, manusia tidak
hanya bertanya tentang berbagai hal yang ada
di luar dirinya, tetapi juga bertanya tentang
dirinya sendiri.
6. Rasa heran dan Meragukan ini mendorong
manusia untuk berfikir lebih mendalam,
menyeluruh dan kritis untuk memperoleh
kepastian dan kebenaran yang hakiki. Berpikir
secara mendalam, menyeluruh , dan kritis
inilah yang kemudian disebut berfilsafat.
Manusia Berfilsafat
7. Manusia Berteologi
Teologi pengetahuan
metodis, sistematis dan
koheren tentang seluruh
kenyataan berdasarkan
iman.
Iman sikap batin iman
seseorang terwujud dalam
sikap perilaku dan
perbuatannya, terhadap
sesamanya dan terhadap
lingkungan hidupnya
8. Obyek Material
ilmu pengetahuan itu sendiri
yakni pengetahuan yang telah
disusun secara sistematis
dengan metode ilmiah
tertentu sehingga dapat
dipertanggungjawabkan
Hkebenarannya secara umum
9. Obyek Formal
Hakikat (esensi) ilmu
pengetahuan, artinya
filsafat ilmu lebih menaruh
perhatian terhadap
problem problem mendasar
ilmu pengetahuan
10. Ketika bangsa Yunani mulai
membuat refleksi atas persoalan-
persoalan yang sekarang menjadi
obyek material dalam filsafat
dan bahkan ketika hasil - hasil
refleksi itu dibukukan dalam
naskah - naskah yang sekarang
menjadi klasik.
Sesungguhnya, berefleksi
merupakan ciri khas manusia
sebagai Apribadi dan dalam
kelompok. Refleksi merupakan
sarana untuk mengembangkan
spiritualitas dan aktualisasi
menjadi manusia yang utuh,
dewasa dan mandiri.
Manusia Berteologi
13. KELOMPOK
5 BELA ANDRIANI MAHAR DIKA PUTRI
1212100209
FARICHATUN NISA'
1212100217
FAUZIA INDAHNINGSIH
1212100253
14. ALASAN PERLUNYA BELAJAR
Sebagai seorang mahasiswa kita harus mempelajari filsafat ilmu
agar dapat mengembangkan semangat toleransi dalam
perbedaan pandangan, mampu membiasakan diri untuk bersikap
logis-rasional Opini & argumentasi, mampu berpikir secara
cermat dan tidak kenal lelah, serta mampu membiasakan diri
untuk bersikap kritis. Sebagai manusia yang bermasyarakat,
mahasiswa juga harus bisa menerapkan apa yang telah
dipelajarinya dalam filsafat ilmu.
15. PENGERTIAN FILSAFAT
ILMU
Plato mengartikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang
berminat mencapai kebenaran yang hakiki lewat dialektika.
Aristoteles mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan tentang
kebenaran.
Des cartes mendefinisikan filsafat sebagai kumpulan ilmu
pengetahuan tentang Tuhan, alam, dan manusia.
Al-Farabi mengartikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang
alam wujud dan hakikat alam yang sebenarnya.
Immanuel Kant mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan
yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan.
16. Fungsi Filsafat Ilmu
Berpikir Secara
Rasional
Berpikir radikal justru
hendak memperjelas
realitas, lewat penemuan
serta pemahaman akan
akar realitas itu sendiri.
Berpikir secara
rasional berarti
berpikir logis,
sistematis dan kritis
17. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT
DALAM KEHIDUPAN
Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya
menyelidiki suatu bidang tertentu dari realitas yang tertentu
saja.Filsafat senantiasa mengajukan pertanyaan tentang seluruh
kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu mempersoalkan hakikat,
prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang ada, bahkan apa
saja yang dapat dipertanyakan, termasuk filsafat itu sendiri
Manfaat lain filsafat adalah didasarkan pada pengertian filsafat
sebagai suatu integrasi atau pengintegrasi sehingga dapat
melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan.
18. 1. Membantu memahami bahwa sesuatu
tidak selalu tampak seperti apa adanya
2. Mengerti tentang diri kita sendiri dan
dunia kita
3.Membuat kita lebih kritis
4. Mengembangkan kemampuan dalam
menalar secara jelas, membedakan
argumen yg baik dan yg buruk.
MANFAAT FILSAFAT
SECARA UMUM
19. MANFAAT FILSAFAT
ILMU SECARA KHUSUS
1. Sebagai alat mencari kebenaran dari
segala fenomena yang ada.
2. Mempertahankan, menunjang dan
melawan atau berdiri netral terhadap
pandangan filsafat lainnya
3. Memberikan pengertian tentang cara
hidup, pandangan hidup dan pandangan
dunia.
4. Memberikan ajaran tentang moral dan
etika yang berguna dalam kehidupan
20. MENGAPA HARUS
BELAJAR FILSAFAT
Filsafat ilmu sangat penting bagi seorang mahasiswa
karena untuk membiasakan diribersikap kritis, logis
dan rasional serta menumbuhka rasa toleransi dalam
perbedaan pandangan.Sebagai seorang mahasiswa
kita harus mempelajari filsafat ilmu agar dapat
mengembangkan semangat toleransi dalam
perbedaan pandangan, mampu membiasakan diri
untuk bersikap logis-rasional Opini &argumentasi,
mampu berpikir secara cermat dan tidak kenal lelah,
serta mampu membiasakan diriuntuk bersikap kritis.
21. PERKEM BANGAN
FILSAFAT ILMU
Sejarah kefilsafatan di kalangan
filsuf menjelaskan tentang tiga
hal yang mendorong manusia
untuk berfilsafat, yaitu
kekaguman atau keheranan,
keraguan atau kegengsian dan
kesadaran akan keterbatasan.
THALES adalah orang pemikir pertama dan
terkemuka pada jaman Yunani Kuno yang
dalam sejarah filsafat diakui sebagai The
Father of Philosophy atau bapak filsafat dan
bapak penalaran deduktif, terkenal sebagai
ilmuwan pertama di dunia dan ahli
matematika Yunani yang pertama serta
termasuk sebagai salah seorang dari Seven
Wise Men of Greece atau tujuh orang arif
bangsa Yunani yang hidup tahun 640
sampai 546 sebelum masehi.
sedangkan Menurut Pythagoras, kearifan
yang sesungguhnya hanyalah dimiliki
semata-mata oleh Tuhan, oleh karena itu ia
tidak mau disebut sebagai orang arif
seperti halnya Thales.
22. Hakekat Filsafat yang paling awal adalah
pengetahuan teoritis yang menelaah
peradaban yang abadi, tidak berubah dan
terpisah dari materi.Sejak abad XVII Filsafat
alam sesungguhnya bukanlah pengetahuan
filsafat melainkan pengetahuan yang
dikenal sebagai Ilmu Alam.
Ada beberapa pendekatan yang dipilih
manusia untuk memahami, mengolah, dan
menghayati dunia beserta isinya.
HAKEKAT FILSAFAT
23. Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai
seseorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke
bintang-bintang. Seorang ilmuwan tidak akan pernah
puas mengenal ilmu hanya dari sisi pandang ilmu itu
sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dalam konstelasi
pengetahuan lainnya. Apa kaitan ilmu dengan moral,
dengan agama, dan apakah ilmu itu membawa
kebahagiaan kepada dirinya.
Filsafat Memiliki Cara Berfikir Yang Menyeluruh
KARAKTERISTIK
BERFIKIR SECARA
FILSAFAT
24. Hubungan Filsafat Dengan Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata ke-budaya-an. Budaya
berarti budi dan daya. Unsur budi adalah cipta (akal),
rasa, dan karsa (kehendak).
Hubungan Filsafat Dengan Lingkungan
Filsafat sebagai hasil budaya manusia juga tidak
lepas dari pengaruh alam sekitarnya. Itulah
sebabnya terdapat berbagai jenis kefilsafatan
tertentu yang mempunyai ciri-ciri tersendiri.
HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DENGAN
KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN
25. GUNA DAN FUNGSI FILSAFATl
Fungsi Filsafat
Berdasarkan sejarah kelahirannya,
filsafat mula-mula berfungsi
sebagai induk atau ibu ilmu
pengetahuan.
Karena Sebelum ilmu pengetahuan
lain ada, filsafat harus menjawab
segala macam persoalan tentang
manusia, masyarakat, sosial
ekonomi, negara, kesehatan, dan
lain sebagainya.
Guna Filsafat
Filsafat mempunyai
kegunaan baik teoritis
maupun praktis. Dengan
mempelajari filsafat,
orang 'akan bertambah
pengetahuannya
28. Bela Andriani Mahar Dika
Putri 1212100209
Farichatun Nisa’
1212100217
Fauzia Indahningsih
1212100253
Kelompok 5
29. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu bertanya. Ia
memper¬tanyakan dirinya, keberadaannya, dan dunianya.
Pertanyaan yang bersifat mendasar disebutkan pertanyaan filosofis.
Pertanyaan-pertanyaan yang termasuk dalam tingkatan ini antara lain,
Siapakah diri kita? Ke mana tujuan hidup?
Apa yang paling berharga bagi kehidupan ini?
Apakah hidup kita bersifat abadi?
Semua pertanyaan ini disebut mendasar, karena menyentuh hal-hal
yang hakiki tentang manusia.
KEBERADAAN MANUSIA DILIHAT
DARI SISI FILSAFAT
30. Segala pertanyaan yang menyangkut
hal-hal lain, seperti tentang bumi,
bulan, langit, udara, air dan atom,
sel serta tentang Tuhan hanya
relevan jika dikaitkan dengan
manusia
Dalam aliran ini Gabriel Marcel
(1889-1973)8 dan Martin Buber
(1878-1965). Keduanya sama-sama
mengakui bahwa manusia adalah
sebuah persoalan yang tidak akan
pernah berujung.
Manusia sebagai
sebuah persoalan
Martin Buber
(1878-1965)
●Gabriel Marcel
(1889-1973)8
31. Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, yakni philein,
artinya men¬cintai dan sophia, artinya kebijaksanaan.
Dari dua kata ini secara harafiah filsafat diartikan
dengan cinta akan kebijaksanaan.
Beberapa filsuf Yunani seperti Herodotus (484¬425 sM),
Pythagoras (560-480 sM) dan Plato (427-347 sM)
menunjukkan keanekaan pengertian itu. Herodotus
menggunakan kata philosophein dalam upaya "untuk
Apa Itu Filsafat?
32. Pythagoras
"pengetahuan hasil
kontemplasi"
Plato
hakikat filsafat sebagai hasil
kontemplasi dalam lima karakter
Filsuf Yunani Dapat bertahan terhadap diskusi
kritis
Menggunakan metode dialektis
Berusaha mencapai realitas yang
terdalam
Terkait dengan butir ketiga di atas,
filsafat bertujuan untuk menangkap
tujuan ideal realitas
Mengetahui bagaimana harus hidup
sebagai manusia
33. 1
Sebagai hasil
perenungan.
Permenungan
terhadap hasil
permenungan atau
ideide yang ada
2
Sebagai kritik
Dalam pengertian
ini filsafat berusaha
mengerti,
membedakan dan
mengambil
keputusan
3
Sebagai ilmu yang
berusaha mencari
kebenaran secara
metodis, sistematis,
rasional dan radikal
melampaui kebenaran
dan
pertanggungjawaban
Filsafat bisa didefinisikan
34. FilsafatManusiadanMetodenya
a. Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu
Lain
Tugas dan fungsi filsafat manusia
adalah mempelajari manusia dalam
kebulatan aslinya serta
menghadapinya sebagai sesuatu
keseluruhan
Tujuannya, sekali lagi, adalah
b. Metode Filsafat Manusia
Sebagai bagian dari filsafat,
filsafat manusia memiliki cara
kerja yang sama dengan cara
kerja filsafat pada umumnya,
yakni berusaha menangkap
makna di balik gejala empiris itu.
35. Bagaimana manusia bisa melakukan penelusuran terhadap hal-hal
yangbersifat metaempiris itu?
Jawabnya adalah melalui refleksi.
Titik tolak refleksi filsafat manusia
adalah pengalaman.
36. Refleksi filsafat manusia menyangkut dua :
1. Pertanyaan-pertanyaan tentang esensi
manusia dan alam
2. Proses pemahaman diri berdasarkan totalitas
gejala dan kejadian manusia
Jadi, metode filsafat manusia untuk menangkap
hakikat manusia secara utuh adalah refleksi,
dan analisa transendental serta sintesis
37. Ada tiga alasan untuk
menunjukkan relevansi itu :
Pertama, dengan bertanya kita
mewujudkan hakikat kemanusiaan.
Relevansi Filsafat
Manusia
Kedua, dengan mendalami
manusia, kita mengenal manusia
dengan lebih baik.
Ketiga, sebagai konsekuensi lebih
lanjut dari butir kedua, filsafat
manusia mengantar kita untuk
semakin mampu bertanggungjawab
terhadap diri kita dan sesama.
38. Persona atau pribadi merupakan salah satu
dimensi mendasar manusia.
Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan
untuk menentukan dirinya sendiri.
Dapat ditunjukkan bahwa manusia sebagai
pribadi adalah nyata, secara lain dapat
dikatakan, pribadi manusia bukan melulu konsep
abstrak, melainkan sesuatu yang kelihatan dalam
Manusia Sebagai Persona
39. Pengertian Individu
A. Makhluk Infrahuman
Setiap makhluk di dunia ini
merupakan individualitas tersendiri.
Bagi makhluk infrahuman pengertian
"individu" dikaitkan dengan jenis.
Singkatnya, kata individu di kaitkan
dengan tiga ciri, yakni bersifat
kuantitatif, dan numerik serta
uniform atau seragam.
B. Manusia
Individu manusia terkait dengan
keunikan. Keunikan itu berakar pada
dimensi kerohanian.Persamaannya,baik
manusia maupun infrahuman
mempunyai individualitas. Perbedaannya
terletak pada derajat kesatuan. Jadi,
bagi manusia individu mengandung arti
kesatuan dan keutuhan badan dan jiwa
40. Persona
Selain kata "individu", kata "persona" juga
dikenakan pada manusia. Secara etimologis,
kata "persona" berasal dari bahasa Yunani,
yang artinya adalah topeng.
Persona dan individualitas mengandung makna
yang sama, yakni keutuhan. Manusia menjadi
41. 1. Pandangan Ontologis : Tekanan manusia sebagai
pribadi diletakkan pada rasionalitas dan individualitas.
Substansi manusia dipandang dalam dua hal, yakni
pertama, ia adalah makhluk yang berpikir. kedua, ia memiliki
kodrat sebagai individu.
2. Pandangan Psikologis : Pendekatan psikologis
meletakkan pribadi manusia pada aspek psikis. Fokus
perhatian psikologi adalah emosi dan afeksi. Psikologi
meletakkan pribadi manusia pada kejiwaan.
3. Pandangan Dialogis : Pribadi manusia dengan
hubungan antara satu manusia dengan manusia yang lain.
Pribadi setiap manusia terbentuk melalui relasi jiwa dan
Tiga Pandangan
42. 1. Kesadaran,Kesadaran bersumber pada aspek
kerohaniannya. Dengan kesadaran, manusia
mempertimbangkan kualitas tindakannya.
2. Otonom, Manusia juga memiliki kemampuan untuk
menentukan dirinya. Itu berarti, sifat otonom menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari pribadi manusia.
3. Transendensi diri sebagai pribadi memampukan manusia
untuk mengatasi ruang dan waktu.
4. Melalui komunikasi, setiap pribadi sadar bahwa ia
merupakan bagian dari orang lain. Ia menyadari bahwa
keberadaannya bermakna berkat kehadiran orang lain dan
Nilai - Nilai Absolut Pribadi
43. Beberapa Elemen Persona
Pertama adalah karakter. Setiap
pribadi memiliki karakter yang unik.
Karakter alamiah terbentuk melalui
lingkungan di mana seseorang
hidup.
Kedua, akal budi. Akal budi
merupakan elemen persona yang
paling hakiki. Dibandingkan dengan
makhluk lainnya, akal budi
merupakan keistimewaan manusia.
Ketiga, kebebasan. kebebasan juga
bersifat personal. Mengapa? Karena
yang dapat menentukan diri
Keempat, nama. Nama merupakan
perwujudan dan pengejawantahan
sekaligus menjadi identitas pribadi
seseorang.
Kelima, suara hati.Suara hati ada
dalam diri setiap orang,Karena itu
suara hati tidak bersifat massal
melainkan bersifat personal.
Keenam, perasaan. Perasaan
merupakan ungkapan lubuk hati
yang mendalam dari setiap pribadi.
Perasaan tidak dibicarakan secara
kolektif, melainkan dikaitkan dengan
44. Selain makhluk yang bertanya, Manusia juga adalah pribadi
yang unik. Keunikan manusia bersumber dari aspek kerohanian,
yakni jiwanya.
Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan untuk
menentukan diri. Ia juga memberi makna bagi kehidupannya
dengan mempertimbangkan segala tindakannya. Karena itu
manusia bukan saja the rational being, melainkan juga the act
of being. Artinya, kualitas manusia sebagai pribadi diungkapkan
melalui perbuatan nyata sehari-hari.
Sebagai pribadi manusia adalah makhluk yang
transendental,otonom, bebas dan relasional.
Sebagai pribadi manusia bukan konsep yang abstrak. Ia adalah
makhluk yang konkret. Realitas manusia sebagai pribadi
Kesimpulan
48. Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris
yaitu knowledge.
Sedangkan secara terminologi akan dikemukakan beberapa definisi
tentang pengetahuan.
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge)
adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara Iangsung dari
kesadarannya sendiri.
Orang pragmatic, terutama John Dewey tidak membedakan
pengetahuan dengan kebenaran (antara knowledge dengan truth). Jadi
pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi.
DEFINISI DAN JENIS
PENGETAHUAN
49. Jenis Pengetahuan
1. Pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan
dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense.
2. Pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam
pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu
pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif.
3. Pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran
yang bersifat kontemplatif dan spekulatif.
4. Pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari
Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan
wajib diyakini oleh para pemeluk agama.
50. Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan
ciri khas manusia karena manusia adalah satu-satunya makhluk
yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh- sungguh.
Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi
kebutuhan-kebutuhan kelangsungan hidup ini
Manusia mengembangkan kebudayaan, manusia memberi makna
kepada kehidupan, manusia "memanusiakan diri dalam hidupnya"
HAKIKAT DAN SUMBER
PENGETAHUAN
51. Hakikat Pengetahuan
Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan itu, yaitu:
Realisme
Ajaran realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau lain cara, ada hal-hal
yang hanya terdapat di dalam dan tentang dirinya sendiri, serta yang
hakikatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.
Idealisme
Kalau realisme mempertajam perbedaan antara yang mengetahui dan yang
diketahui, idealisme adalah sebaliknya. Bagi idealisme, dunia dan bagian-
bagiannya harus dipandang sebagai hal-hal yang mempunyai hubungan
seperti organ tubuh dengan bagian-bagiannya.
52. Sumber Pengetahuan
Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain:
Empirisme
Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini
manusia memperoleh penge¬tahuan melalui pengalamannya.
Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.
Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh
pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek.
53. Sumber Pengetahuan
Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain:
Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi.
Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan
kebebasannya.
Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat
perantaraan para nabi.
Kepercayaan inilah yang merupakan titik tolak dalam agama dan lewat pengkajian
selanjutnya dapat meningkatkan atau menurunkan kepercayaan itu.
54. Ilmu memulai penjelasannya pada
pengalaman manusia dan berhenti pada
batas pengalaman manusia. Ilmu hanya
merupakan salah satu pengetahuan dari
sekian banyak pengetahuan yang mencoba
menelaah kehidupan dalam batas
ontologis tertentu.
DEFINISI ILMU
55. Konsep Ilmu
Bagan, rencana, atau pengertian, baik yang bersifat abstrak
maupun operasional yang merupakan alat penting untuk
kepentingan pemikiran dalam ilmu atau pengetahuan ilmiah.
Konsep ilmu sangat dibutuhkan agar suatu ilmu dapat menyusun
berbagai asas, teori, sampai dalil. Agar dapat berguna maka
harus memiliki dua sifat dasar, yaitu sifat operasional untuk
kepentingan pengamatan (observasi), dan sifat abstrak untuk
kepentingan penyimpulan dan generalisasi.
56. Perbedaan Pengetahuan
dengan Ilmu
Dari sejumlah pengertian yang ada, sering ditemukan kerancuan
antara pengertian pengetahuan dan ilmu. Kedua kata tersebut
dianggap memiliki persamaan arti, bahkan ilmu dan pengetahuan
terkadang dirangkum menjadi kata majemuk yang mengandung
arti tersendiri.
Dari asal katanya, kita dapat ketahui bahwa pengetahuan diambil
dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge, sedangkan ilmu
diambil dari kata science dan peralihan dari kata Arab ilm.
57. Pengetahuan yang bersifat
prailmiah ialah pengetahuan
yang belum memenuhi
syarat-syarat ilmiah pada
umumnya.
prailmiah
pengetahuan ilmiah adalah
penge-tahuan yang hams
memenuhi syarat-syarat ilmiah.
Pengetahuan pertama disebut
pengetahuan biasa, pengetahuan
kedua disebut pengetahuan
ilmiah.
penge¬tahuan ilmiah.
Perbedaan antara pengetahuan
yang sifatnya prailmiah dengan
penge¬tahuan ilmiah
58. Perbedaan Pengetahuan
dengan Ilmu
Perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan dapat ditelusuri
dengan melihat perbedaan ciri-cirinya. Herbert L. Searles
memperlihatkan ciri-ciri tersebut sebagai berikut:
"Kalau ilmu berbeda dengan filsafat berdasarkan empiris, maka
ilmu berbeda dari pengetahuan biasa karena ciri sistematisnya".
Dengan demikian dapat kita tarik kesimpulan bahwa dalam
bahasa, pengetahuan dengan ilmu bersinonim arti, sedangkan
dalam arti material, keduanya mempunyai perbedaan.
59. DASAR
ONTOLOGIS
Dasar ilmu yang
membahas tentang
hakikat yang ada,
baik yang berbentuk
jasmani/konkret
maupun
rohani/abstrak.
DASAR
EPISTEMOLOGIS
metode atau cara-cara
mendapatkan
pengetahuan yang
benar. Seperti, Metode
induktif, deduktif,
positivisme,
kontemplatif, dealektis
DASAR
AKSIOLOGIS
Dasar ilmu
pengetahuan yang
berbicara tentang
nilai kegunaan ilmu.
DASAR ILMU PENGETAH
60. Objek Keilmuan ini mencakup Segala sesuatu (yang tampak secara fisik
maupun nonfisik berupa fenomena atau gejala kerohanian, kejiwaan, atau
sosial) yang sejauh dapat dijangkau oleh pikiran atau indra manusia.
Para filsuf membagi objek keilmuan ini menjadi 2 golongan :
Objek material meliputi ide abstrak, benda-benda fisik, jasad hidup,
gejala rohani, gejala sosial, gejala kejiwaan.
Objek formal meliputi sudut pandang, minat akademis, atau cara
kerja yang digunakan untuk menggali, menggarap, menguji, menganalisis,
dan menyusun berbagai pemikiran.
OBJEK ILMU PENGETAHUAN
61. Konsep Ilmu Pengetahuan
lmu pengetahuan sebagai objek, menurut Ali Maksum
(2011) merupakan himpunan informasi yang berupa
pengetahuan ilmiah tentang gejala yang dapat dilihat,
dirasakan, atau dialami.
Masalah yang menjadi perhatian di dalam aktivitas ilmu
pengetahuan yaitu pencarian kejelasan dan perumusan
penjelasan mengenai struktur, fungsi, dan pola laku gejala-
gejala, baik gejala alam, gejala sosial, maupun gejala pikir.
62. Tujuan Ilmu
Pengetahuan
Berdasarkan pengembangan ilmu
pengetahuan untuk keperluan ilmu
pengetahuan itu sendiri, yaitu sebatas untuk
memenuhi rasa keingintahuan manusia.
Pengembangan ilmu pengetahuan haruslah
dapat memberikan manfaat bagi manusia
dalam pemecahan masalah kehidupan.
63. Ciri - Ciri Ilmu Pengetahuan
1. Sistematis, bahwa ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun
secara sistematis.
2. Empiris, bahwa ilmu mengandung pengetahuan yang diperoleh
berdasarkan pengamatan serta percobaan secara terstruktur.
3. Objektif, bahwa ilmu menunjukkan pada bentuk pengetahuan yang bebas dari
prasangka perorangan
4. Analitis, bahwa ilmu berusaha mencermati, mendalami, dan
membedakan pokok soalnya ke dalam bagian-bagian yang terperinci.
5. Verifikatif bahwa ilmu mengandung kebenaran yang terbuka untuk
diperiksa atau diuji.
6. Instrumental, bahwa ilmu merupakan alat atau sarana tindakan untuk
melakukan sesuatu hal.
7. Faktual, dalam arti ilmu tidak memberikan penilaian baik atau buruk
terhadap apa yang ditelaahnya.
66. Bela Andriani Mahar Dika P. 1212100209
Farichatun Nisa’ 1212100217
Dista Septyas Mutiara 1212100250
Kelompok 5
67. Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak
berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari para
penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri.
Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah
rasio : kebenaran pasti berasal dari rasio (akal).
Aliran empirisme sebaliknya, meyakini pengalaman sumber
pengetahuan itu, baik yang batin maupun yang inderawi.
Lalu muncul aliran kritisisme, yang mencoba memadukan kedua
pendapat berbeda itu.
Zaman modern
68. Filsafat masa kini merupakan aneka bentuk reaksi langsung
maupun tidak langsung atas pemikiran dari Georg Wilhelm
Friedrich Hegel (1770-1831).
Hegel menerangkan tentang alam semesta serta gerak-
geriknya berdasarkan suatu prinsip, yaitu semua yang ada dan
semua kejadian merupakan pelaksanaan yang sedang berjalan
dari yang mutlak dan bersifat rohani.
Masa kini
01
02
03
04
05
06
69. ● THALES
Filsafat dimulai oleh Thales, sebagai seorang filsafat jagat
raya. Ia diberi gelar “Bapak Filsafat”.
● ANAXIMANDER
Ia menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal
dan ada dengan sendirinya. Substansi itu adalah: “Udara”.
● PYTHAGORAS
Ia seorang ahli matematika dan ia mengajarkan bahwa
bilangan merupakan substansi dari semua benda.
Tokoh - Tokoh Filsafat
01
02
03
04
05
06
70. ● HERACLITUS
Ia tokoh relativisme (suatu pandangan bahwa pengetahuan itu
dibatasi, baik oleh akal budi yang serba terbatas maupun oleh
cara mengetahui yang serba terbatas) dan sebagai logikawan
pertama.
● ZENO
Ia merupakan tokoh yang merelatifkan kebenaran. Baginya tidak
ada kebenaran mutlak dan tidak ada generalisasi.
● PROTAGORAS
Ia menyatakan bahwa “manusia adalah ukuran kebenaran”.
Pernyataan itu merupakan tulang punggung humanisme.
● GORGIAS
Ia membangkitkan semangat berfilsafat. Ia mengingatkan bahwa
71. ● SOCRATES
Ia tidak meninggalkan tulisan. Doktrin bahwa semua
kebenaran itu relatif telah mengguncangkan sains telah
mapan, mengguncangkan keyakinan agama.
● PLATO
Ia murid dan sahabat Socrates. Sebagai muridnya, Plato
menjelaskan bahwa kebenaran umum itu memang ada,
bukan dibuat, melainkan sudah ada di alam idea.
● ARISTOTELES
Ia dikenal sebagai Bapak Logika. Logikanya disebut logika
tradisional (dalam perkembangannya ada logika modern).
72. 1. Filsafat sebagai Demitologisasi Metafisis
Setelah mengamati bahwa filsafat lahir dari mitos,
sekarang harus mengakui bahwa mitos begitu saja
bukanlah filsafat. Jalan yang mengarah dari mitos
menuju ilmu, melalui sastra dan filsafat, justru bisa
disebut "demitologisasi". Istilah ini mengacu pada
proses pengambilan "mitos" (dalam pengertian modern
sebagai "keyakinan yang keliru") keluar dari mitos—yaitu
mempertanyakan keyakinan-keyakinan kita yang tak
tertanyakan dengan harapan mengubahnya menjadi
73. 2. Filsafat Sebagai Dialog Rasional
Garis pembagi tebal dalam filsafat Yunani
kuno-garis yang menempatkan para filsuf yang
memiliki pandangan yang terlihat jauh dan asing di
satu sisi dan para filsuf an mempunyai pandangan
yang dengan jelas tampak lebih relevan dengan
permasalahan filosofis kontemporer di sisi lain—
terdapat dalam bentuk secrang filsuf saja yang,
sepengetahuan kita, tidak pernah menulis buku.
74. 3. Filsafat Sebagai Ilmu Teleologis
Pemanfaatan aka universal oleh Sokrates dan
penggunaan dialog oleh Plato untuk membangun
sistem idealisme, yang didasarkan pada
ajaranajaran Sokrates, mengubah dengan cepat
perkembangan filsafat di Yunani kuno. Dengan
menyebut gagasan Plato, saya telah menyirnpulkan
bahwa idealisme bisa menghasilkan bangunan ilmu
78. —Bradley
“Kebenaran itu adalah kenyataan.”
Jadi untuk membuktikan bahwa hari benar-benar hujan,
kita harus membedakan dengan melihat kenyataan
terjadi di luar rumah.
Tetapi kenyataan yang terjadi sekarang tidak
seluruhnya berupa kebenaran, bahkan yang tidak
seharusnya terjadi akhirnya terjadi juga karena das
solen tidak sama dengan das sein.
Apakah Kebenaran Itu Sebenarnya ?
79. —Aristoteles
“kebenaran itu subjektif sifatnya.”
Kebenaran bagi seseorang adalah tidak benar bagi yang
lain, sehingga kemudian lahirlah kebenaran relatif dan
kebenaran mutlak.
80. Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar
bahwa pengetahuan itu terdiri atas :
Pengetahuan
Indrawi
Pengetahuan Akal
01 02 03 04
Pengetahuan
Budi
Pengetahuan
Kepercayaan
(otoritatif)
05
Pengetahuan
Intuitif
81. “Pengetahuan akal itu disebut ilmu” untuk membahasnya
disebut logika
“Pengetahuan budi itu disebut moral” untuk membahasnya
disebut etika
“Pengetahuan indrawi itu disebut seni” untuk membahasnya
disebut estetika.
“Pengetahuan kepercayaan itu disebut agama” tetapi dalam hal
ini tidak boleh otoritatif karena agama tidak memaksa, agama
harus diterima secara logika, etika dan estetika dan agama itu
hanyalah Islam yang terbukti kebenarannya, keindahannya dan 2
82. TEORI - TEORI KEBENARAN
Teori Kebenaran
Koherensi
kebenaran atas
hubungan antara dua
pernyataan.
Teori Kebenaran
Korespondensi
kebenaran yang sesuai
antara pernyataan
dengan fakta di
lapangan.
Teori Kebenaran
Sintaksis
kebenaran yang
berangkat dari tata
bahasa yang melekat.
Teori Kebenaran
Pragmatis
kebenaran hanya dalam
salah satu konsekuensi
saja.
01 03
02 04
83. TEORI - TEORI KEBENARAN
Teori Kebenaran Non
Deskripsi
pernyataan itu akan
mempunyai nilai benar
yang amat tergantung
peran dan fungsi
pernyataan itu.
Teori Kebenaran Semantis
proposisi itu mempunyai
nilai kebenaran bila
proposisi itu memiliki arti.
Teori Kebenaran
Paradigmatik
kebenaran yang
berubah pada
berbagai ruang dan
waktu.
Teori Kebenaran Logika
yang Berlebihan
kebenaran yang
sebenamya telah
merupakan fakta.
05 07
06 08
84. 01 Pengetahuan atau pengenalan.
02 Pemahaman seperti menjelaskan pengetahuan/informasi yang diketahui.
03 Penerapan seperti penggunaan dan penerapan informasi.
04 Analisis seperti memisahkan membedakan komponen-komponen atau elemen-elemen.
05
Sintesis seperti mengkombinasikan bagian atau elemen ke dalam suatu kesatuan atau
struktur yang lebih besar.
06
Evaluasi seperti membuat penilaian dan keputusan tentang suatu ide, gagasan
penemuan dalil, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu.
Menurut Benjamin S. Bloom pembelajaran kognitif dapat
diurutkan dengan cara sebagai berikut :
85. Yang Maha Benar
Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah Allah Yang Maha Benar (Al
Haq), itulah sebabnya para pedzikir senantiasa mengucapkan Alhamdulillah
(Segala Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian penemuan ilmiahnya,
ataupun ketika selesai melaksanakan Shalat Fardhu sebanyak tiga puluh tiga
kali.
Di dalam ilmu tidaklah bebas nilai, karena antara logika dan etika harus
berdialektika.
Penggabungan ilmu dan agama yang dalam pembicaraan kita sehari-hari
biasanya disebut dengan Imtaq (Iman dan Taqwa).
86. Azas kepastian hukum (dalam istilah Belanda disebut
Rechtzekerheid sedangkan dalam Islam dikenal dengan
Syariah Fiqih
Azas kemurnian tujuan (dalam istilah Belanda disebut
Zulverheid van Oogmerk, sedangkan dalam istilah Islam
dikenal dengan Niat).
Azas keseimbangan (dalam istilah Belanda dikenal dengan
Evenwichtigheid, sedangkan dalam istilah Inggris dikenal
88. K E B E R A D A A N
M A N U S I A D I L I H AT
D A R I S I S I F I L S A FAT
BELA A NDRIA NI
MA H A DIKA
1212100217
FA RICH A TUN
NISA '
1212100253
DISTA SEP TYA S
MUTIA RA
1212100250
89. K E B E R A D A A N M A N U S I A D I L I H A T
D A R I S I S I F I L S A F A T
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu bertanya. Ia
memper¬tanyakan dirinya, keberadaannya, dan dunianya.
Pertanyaan yang bersifat mendasar disebutkan pertanyaan filosofis.
Pertanyaan- pertanyaan yang termasuk dalam tingkatan ini antara
lain
Siapakah diri kita? Ke mana tujuan hidup?
Apa yang paling berharga bagi kehidupan ini?
Apakah hidup kita bersifatabadi?
Semua pertanyaan ini disebut mendasar, karena menyentuh
hal-hal yang hakiki tentang manusia.
90. Gabriel Marcel (1889-1973)
Martin Buber (1878-1965)
Segala pertanyaan yang
menyangkut hal-hal lain, seperti
tentang bumi, bulan, langit,
udara, air dan atom, sel serta
tentang Tuhan hanya relevan
jika dikaitkan dengan manusia
Dalam aliran ini Gabriel Marcel
(1889-1973)8 dan Martin Buber
(1878-1965). Keduanya sama-
sama mengakui bahwa manusia
adalah sebuah persoalan yang
tidak akan pernah berujung.
MANUSIA SEBAGAI
PERSOALAN
MANUSIA SEBAGAI
PERSOALAN
Gabriel Marcel (1889-1973)
Martin Buber (1878-1965)
91. A p a I t u Filsafat?
Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, yakni philein, artinya
men¬cintai dan sophia, artinya kebijaksanaan. Dari dua kata ini
secara harafiah filsafat diartikan dengan cinta akan
kebijaksanaan.
Beberapa filsuf Yunani seperti Herodotus (484¬425 sM),
Pythagoras (560-480 sM) dan Plato (427-347 sM) menunjukkan
keanekaan pengertian itu. Herodotus menggunakan kata
philosophein dalam upaya "untuk menemukan" sesuatu.
92. Sebagai hasil perenungan.
Permenungan terhadap hasil
permenungan atau ideide yang ada
Sebagai kritik Dalam pengertian ini
filsafat berusaha mengerti,
membedakan dan mengambil
keputusan
Sebagai ilmuyang berusaha mencari
kebenaran secara metodis,sistematis,
rasional dan radikal melampaui kebenaran
dan pertanggungjawaban
FILSAFAT DAPAT
DI DEFINISIKAN
93. F i l s a f a t M a n u s i a
d a n M e t o d e n y a
Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu Lain
Tugas dan fungsi filsafat manusia adalah mempelajari manusia dalam kebulatan
aslinya serta menghadapinya sebagai sesuatu keseluruhan
Tujuannya, sekali lagi, adalah merumuskan konsep manusia yang universal
Metode Filsafat Manusia
Sebagai bagian dari filsafat, filsafat manusia memiliki cara kerja yang sama
dengan cara kerja filsafat pada umumnya, yakni berusaha menangkap makna di
balik gejala empiris itu.
94. R e f l e k s i f i l s a f a t m a n u s i a
m e n y a n g k u t d u a :
1.Pertanyaan-pertanyaan tentang esensi manusia dan alam
2.Proses pemahaman diri berdasarkan totalitas gejala dan
kejadian manusia
Jadi, metode filsafat manusia untuk menangkap hakikat
manusia secara utuh adalah refleksi, dan analisa
transendental serta sintesis
95. R E L E V A N S I
M A N U S I A
S u d a h d i s e b u t k a n b a h w a m a n u s i a b e r s i f a t d i n a m i s , m i s t e r i d a n
p a r a d o k s a l
Pertama
Dengan bertanya kita
mewujudkan hakikat
kemanusiaan.
Kedua
Dengan mendalami
manusia, kita mengenal
manusia dengan lebih baik.
Ketiga
Sebagai konsekuensi lebih lanjut
dari butir kedua, filsafat manusia
mengantar kita untuk semakin
mampu bertanggungjawab
terhadap diri kita dansesama.
Ada tiga alasan untuk menunjukkan relevansi itu :
96. M a n u s i a S e b a g a i
P e r s o n a
Persona atau pribadi merupakan salah satu dimensi
mendasar manusia.
Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan
untuk menentukan dirinya sendiri.
Dapat ditunjukkan bahwa manusia sebagai pribadi adalah
nyata, secara lain dapat dikatakan, pribadi manusia bukan
melulu konsep abstrak, melainkan sesuatu yang kelihatan
dalam kehidupan sehari-hari.
97. Makhluk Infrahuman
Setiap makhluk di duniaini
merupakan individualitas
tersendiri.
Bagi makhluk infrahuman
pengertian "individu" dikaitkan
dengan jenis.
Singkatnya, kata individu di
kaitkan dengan tiga ciri, yakni
bersifat kuantitatif, dan numerik
serta uniform atau seragam.
PENGERTIAN INDIVIDU
Manusia
● Individu manusia terkait
dengan keunikan. Keunikan itu
berakar pada dimensi
kerohanian.
● Persamaannya,baik manusia
maupun infrahuman mempunyai
individualitas. Perbedaannya
terletak pada derajatkesatuan.
● Jadi, bagi manusia individu
mengandung arti kesatuan dan
keutuhan badan dan jiwa
98. P e r s o n a
Selain kata "individu", kata "persona" juga
dikenakan pada manusia. Secara etimologis,
kata "persona" berasal dari bahasa Yunani,
yang artinya adalah topeng.
Persona dan individualitas mengandung
makna yang sama, yakni keutuhan.
Manusia menjadi pribadi atau individu
karena jiwa dan badannya bersatu.
99. T I G A P A N D A N G A N
Pandangan Ontologis
Tekanan manusia sebagai pribadi
diletakkan pada rasionalitas dan
individualitas. Substansi manusia
dipandang dalam dua hal, yakni
pertama, ia adalah makhluk yang
berpikir. kedua, ia memiliki kodrat
sebagai individu.
Pandangan Psikologis
Pendekatan psikologis
meletakkan pribadi manusia
pada aspek psikis. Fokus
perhatian psikologi adalah
emosi dan afeksi. Psikologi
meletakkan pribadi manusia
pada kejiwaan.
Pandangan Dialogis
Pribadi manusia dengan hubungan
antara satu manusia dengan
manusia yang lain. Pribadi setiap
manusia terbentuk melalui relasi
jiwa dan badan,individu dengan
masyarakat, dan sebaliknya. Jadi,
konsep Aku berpusat padarelasi.
100. N i l a i - N i l a i
A b s o l u t P r i b a d i
● Kesadaran
● Kesadaran bersumber pada
aspek kerohaniannya. Dengan
kesadaran, manusia
mempertimbangkan kualitas
tindakannya.
● Otonom
● Manusia juga memiliki kemampuan
untuk menentukan dirinya. Itu berarti,
sifat otonom menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari pribadi manusia.
Transendensi diri
sebagai pribadi memampukan manusia
untuk mengatasi ruang dan waktu.
Melalui komunikasi
setiap pribadi sadar bahwa ia merupakan
bagian dari orang lain. Ia menyadari
bahwa keberadaannya bermakna berkat
kehadiran orang lain dan karena
berpartisipasi dalam pengakuan
eksistensi yang lain.
101. Beberapa Elemen Persona
Pertama adalah
karakter
Setiap pribadi memilikikarakter
yang unik. Karakter alamiah
terbentuk melalui lingkungan di
mana seseorang hidup.
Kedua adalah akal budi
Akal budimerupakan elemen
persona yang paling hakiki.
Dibandingkan dengan makhluk
lainnya, akal budi merupakan
keistimewaan manusia.
Kelima adalah suara
hati
Suara hati ada dalam diri setiap
orang,Karena itu suara hatitidak
bersifat massal melainkan bersifat
personal.
Keempat adalah nama
Nama merupakan perwujudan
dan pengejawantahan sekaligus
menjadi identitas pribadi
seseorang.
Ketiga adalah
kebebasan
Kebebasan juga bersifat personal.
Mengapa? Karena yang dapat
menentukan diri seseorang, bukan orang
lain, melainkan dirinyasendiri.
Keenam adalah perasaan
Perasaan merupakan ungkapan lubuk
hati yang mendalam dari setiap pribadi.
Perasaan tidak dibicarakan secara
kolektif, melainkan dikaitkan dengan
pribadi.
105. 105
Pengetahuan
Bahwa manusia itu tahu sesuatu, tidak ada yang
menyangkal. Manusia tahu akan dunia sekitarnya, akan
dirinya sendiri, akan orang-orang lain. Manusia tahu
yang baik dan yang buruk, yang indah dan tidak indah.
A
106. 106
1. Manusia Ingin Tahu
2. Manusia Ingin Tahu Yang Benar
Beberapa Pemikir Filsafat Menyimpulkan Adanya 4
Gejala Tahu Antara Lain :
Tidak dari permulaan adanya manusia itu sudah tahu. Pada suatu ketika ia
ingin tahu, maka ia pun memaparkan isi hatinya dengan bahasa, yang
sederhana sekalipun: apa ini apa itu, apa sebabnya begini, apa sebabnya
begitu? Pertanyaan itu biasanya disebabkan karena ia kagum dan heran.
Tampak gejala-gejala bahwa tahu yang memuaskan manusia itu adalah
tahu yang benar. Tahu yang tidak benar disebut keliru. Tidak seorang pun
cinta pada kekeliruan. Keliru sering kali lebih jelek daripada tidak tahu.
107. 107
4. Manusia Tahu Bahwa Ia Tahu
3. Objek Tahu Ialah Yang Ada Dan Yang Mungkin Ada
Tahunya manusia tentang sesuatu bukanlah suatu bekal yang dibawa sejak
lahir. la ingin tahu karena ia kagum atas hal - hal yang ada di sekelilingnya,
yang merangsang dan menimbulkan keinginannya untuk tahu. Objek tahu itu
adalah apa saja yang ada dan yang mungkin ada. Demi kelimpahan ada
yang mengelilingi manusia serta kemungkinannya yang tak habis-habisnya,
oleh kesadarannya.
Oleh karena manusia mengadakan putusan, maka manusia yang tahu itu,
tahulah ia bahwa ia tahu. Manusia tahu benar bahwa ia tidak tahu sesuatu,
maka bertanyalah ia, misalnya kepada orang lain. Setelah diberi tahu, tahu
jugalah ia bahwa ia tahu. Mungkin juga ia mengira bahwa ia tahu, tetapi pada
suatu ketika ternyata ia tahu bahwa ia keliru.
108. Orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan.
Jadi pengetahuan adalah hasil dari tahu.
Pengakuan sesuatu terhadap sesuatu itu disebut
'putusan',
sehingga pada dasarnya putusan dan pengetahuan
itu adalah sama.
Oleh karena itu, orang yang tidak tahu tidak dapat
mengadakan putusan. Atau putusan merupakan
cetusan dari pengetahuan.
― Filsafat Ilmu
108
109. Ada 2 Macam Pengetahuan :
109
1. Pengetahuan Khusus : Yang mengenai sesuatu yang satu atau
tertentu saja
2. Pengetahuan Umum : yang berlaku bagi seluruhnya.
Keduanya milik manusia berlandaskan pengalaman, entah itu
pengalaman manusia itu sendiri ataupun pengalaman orang lain. Yang
harus dicatat, pengetahuan umum ini memang agak aneh. Karena yang
bersentuhan dengan manusia adalah yang khusus, tidaklah manusia
yang berindra itu bertemu dengan yang umum. Akan tetapi pengetahuan
umum itu memang ada dan itu sungguh milik manusia dan dipergunakan
oleh manusia. Jadi manusia memiliki pengetahuan umum itu juga
melalui indranya, melalui persentuhan indranya dengan sesuatu yang
khusus, satu per satu.
110. 110
Putusan itu tidak sama kuatnya. Kalau putusan itu pasti benar,
maka ada kepastian. Inilah yang amat kuat.
Dalam hal kebenaran adalah objek yang diketahui.
Pada umumnya objek yang ada di luar kesadaran hanya
memungkinkan pengetahuan manusia karena objek itu memberi
perangsang kepada manusia untuk tahu.
Di mana ada persesuaian antara pengetahuan dan objeknya, di
situlah ada kebenaran.
Kebenaran yang demikian disebut kebenaran objektif atau logis,
karena menyangkut persesuaian objek dengan pengetahuan.
111. 111
Manusia banyak menggunakan pengetahuan untuk hidupnya sehari hari.
Pengetahuan yang dipergunakan orang, terutama untuk hidupnya sehari-hari
tanpa mengetahui seluk-beluk yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya,
tidak mengetahui sebabnya demikian dan apa sebabnya harus demikian,
disebut pengetahuan biasa.
Keyakinan adalah sikap mental atas dasar kepastian bahwa ada kebenaran, tetapi
kebenaran yang diselidiki sendiri.
Saya yakin bahwa pemberitahuan itu benar.
Jadi setelah diberitahu, saya tahu akan suatu kebenaran.
Pengetahuan yang diperoleh dengan cara demikian ini disebut kepercayaan.
112. 112
ILMU PENGETAHUAN
Ada orang yang ingin tahu dan berusaha memuaskan keinginannya itu Iebih
mendalam. Pengetahuan ini, yang berbeda dengan pengetahuan biasa, disebut
ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tidaklah menghiraukan gunanyaIlmu
pengetahuan adalah pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran ilmiah
tentang objek tertentu, yang diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang
(approach), metode (method), dan sistem tertentu. Jadi pengetahuan yang benar
tentang objek itu tidak bisa dicapai secara langsung dan sifat daripadanya adalah
khusus.
B
113. Ilmu Pengetahuan Kausalistik
Ilmu Pengetahuan Filosofi
Ilmu Pengetahuan yang bersifat
Deskriptif-Analitik
Ilmu Pengetahuan yang bersifat
Normative
“Apakah sesuatu itu? mengapa sesuatu itu ada? bagaimana
keberadaannya? dan apa tujuan keberadaannya?”
Masing-masing pertanyaan itu akan menghasilkan:
Yang mempersoalkan hakikat atau
esensi sesuatu (pengetahuan
universal).
Mencoba memahami norma suatu objek yang
dari sana akan tergambar tujuan dan manfaat
dari objek tersebut.
.
Mencoba menjelaskan sifat-sifat
umum yang dimiliki oleh suatu jenis
objek.
Selalu mencari sebab musabab
keberadaannya (pengetahuan umum bagi
suatu jenis benda).
113
114. Bagi ilmu pengetahuan, perbedaan pengetahuan
yang dihasilkan oleh masing-masing segi itu justru
harus seperti itu, karena dengan demikian
pengetahuan tentang manusia tadi bisa semakin
lengkap dan jelas.
Menurut objek formalnya, ilmu pengetahuan itu
berbeda-beda dan banyak jenis serta sifatnya.
Di samping cara pandang (objek formal) dan
metode ilmiah, dalam rangka mencapai kebenaran
ilmiah dari suatu objek materi maka diperlukan
sistem.
114
115. · Ada 6 (enam) sistem yang lazim dikenal dalam ilmu pengetahuan,
yaitu :
Sistem ini tidak memungkinkan masuknya unsur unsur baru ke dalamnya
Sistem ini memang dimaksudkan untuk memberikan peluang bagi masuknya unsur-unsur
baru agar keberadaan sesuatu hal kemungkinan bisa tetap berlangsung
Sistem tertutup
Sistem terbuka
Sistern alami
115
1
2
3 Sistem ini memang sudah sejak awal merupakan suatu kesatuan yang utuh
dalam rangka mencapai tujuan yang juga telah ditentukan sejak awal
116. Sistem buatan
Sistem ini jelas merupakan hasil karya manusia. Hal ini tercipta atau diciptakan secara
sengaja untuk memenuhi segala macam kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin
kompleks yang disebabkan oleh perkembangan kualitas manusia itu sendiri.
Sistem ini merupakan perkembangan dari sistem buatan, yang dibuat agar lebih
memudahkan tercapainya salah satu tujuan hidup.
Sistem yang berbentuk Lingkaran
Sistem yang berbentuk Lurus
116
4
5
6 Sistem ini juga merupakan perkembangan dari sistem buatan
117. Kebenaran ilmu pengetahuan (lazim
disebut kebenaran keilmuan atau
kebenaran ilmiah) adalah pengetahuan
yang jelas dari suatu objek materi yang
dicapai menurut objek forma (cara
pandang) tertentu dengan metode yang
sesuai dan ditunjang oleh suatu sistem
yang relevan.
― Irene M. Pepperberg
117
119. Ilmu Sebagai Pengetahuan
119
Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan
adalah ilmu. Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran
asosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran
dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan
pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai
kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan universal.
Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan
kausalitas (hubungan sebab-akibat) dari suatu objek menurut
metodemdetode tertentu yang merupakan suatu kesatuan yang
120. Dengan demikian fakta mempunyai peranan dalam pijakan, formulasi
dan penjelasan teori sebagai berikut :
Teori berpijak pada satu-dua fakta hasil penemuan
(discovery); kadang-kadang dari fakta hasil penemuan
yang tidak disengaja (secara kebetulan, serendipity
pattern)
Bila ada fakta yang belum terjelaskan oleh teori, kita dapat
menolak ataupun mereformasi teori itu sedemekian rupa
sehingga dapat menjelaskan fakta tersebut
Fakta memulai teori
Fakta menolak dan mereformasi teori yang telah ada
Fact redefine and clarify theory
120
1
2
3 Fakta dapat mendefinisikan kembali atau
memperjelas definisi yang ada dalam teori
121. 121
Teori sebagai orientasi
Teori sebagai konseptual dan klasifikasi
Teori sebagai generalisasi (summarizing)
Teori mempunyai peranan dalam pengembangan ilmu
yaitu memberikan suatu orientasi kepada Para ilmuwan sehingga dengan teori
tersebut dapat mempersempit cakupan yang akan ditelaah, sedemikian rupa
sehingga dapat menentukan fakta mana yang diperlukan
yaitu dapat memberikan petunjuk tentang kejelasan hubungan antara
konsep dan fenomena atas dasar klasifikasi tertentu
yaitu memberikan rangkuman terhadap generalisasi empirik dan antarhubungan dari
berbagai proposisi (teorema: kesimpulan umum yang didasarkan pada asumsi tertentu,
balk yang akan diuji maupun yang telah diterima)
122. 122
Teori sebagai peramal fakta
Theory points to gaps in our knowledge
yaitu dengan meramal ialah berpikir deduktif dengan konsekuensi logis
(balk menurut waktu maupun tempat). Jadi teori membuat prediksi tentang
adanya fakta, dengan cara membuat ekstrapolasi dari yang sudah diketahui
kepada yang belum diketahui ikian rupa sehingga dapat menentukan fakta
mana yang diperlukan
yaitu teori menunjukkan adanya kesenjangan dalam pengetahuan kita
"sepandai-pandai tupai melompat sekali akan gaga) juga"; sepandai-pandainya
ahli teori tentu tidak dapat secara lengkap menyusun teori yang telah menjadi
pengetahuan itu, yang dengan demikian memberi kesempatan kepada kita
untuk menutup kesenjangan tadi, dengan melengkapi, menjelaskan dan
mempertajamnya
123. 123
Tingkat Kemantapan Teori
Teori akan menjelaskan (meramalkan) fenomena. Dengan penjelasan itu orang menjadi
mengerti. Penjelasan ini berkisar pada hubungan-hubungan (relationship). apabila
prang dapat menjadikan relationship itu, dikatakan bahwa prang tersebut adalah prang
yang mengerti. Sebelum mengerti prang harus tahu. Orang dapat tahu tentang
fenomena melalui deskripsi. Deskripsi memberikan pengetahuan tentang apa,
sedangkan teori memberikan penjelasan atau pengertian tentang mengapa (why).
Bagaimana (how) mengaplikasikan pengetahuan dengan pengertiannya merupakan
suatu keterampilan
A
124. 124
Berpikir Induktif dan Deduktif
Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang tersusun secara sistematis.
Pengetahuan yang dimaksud adalah suatu fenomena yang ditangkap oleh
indra manusia. Menangkap berarti mengamati atau mengobservasi,
sedangkan yang diamati dan fenomena itu tidak lain adalah fakta.
Pekerjaan Induktif ini dimulai dari hal-hal yang khusus (particular) yang
terpikirkan sebagai kelas dari suatu fenomena, menuju generalisasi.
Sedangkan Pekerjaan Deduktif ini berangkat dari hal yang umum (dari
induksi/teori/dalil/hukum) kepada hal-hal yang khusus (particular).
B
125. 125
Metode Ilmiah
Kedudukan metode penelitian dalam metode ilmiah dapat dikatakan hanya
sebagian dari langkah-langkah sistematis dalam memperoleh ilmu, sebab
metode penelitian baru merupakan prosedur sistematis dari bekerjanya
pikiran aiau logic yang hanya menghasilkan kesimpulan atau ketetapan
rasional saja. Untuk menelusuri langkah-langkah sistematika keilmuan
(metode ilmiah) secara tuntas, masih harus dilanjutkan dengan langkah--
langkah sistematis pelaksanaan penelitian yang disebut teknik penelitian
C
130. —NOTONAGORO,1966 :35
“Dari objek materinya pengertian filsafat Pancasila
yaitu suatu sistem pemikiran yang rasional,
sistematis, terdalam dan menyeluruh tentang
hakikat bangsa, negara dan masyarakat Indonesia
yang nilai-nilainya telah ada dan digali dari bangsa
Indonesia sendiri”
131. Ada pembahasan Filsafat Pancasila, yaitu
kajian Pancasila sampai pada tingkat
hakikat sila-sila Pancasila. Maka kajian
Filsafat Pancasila membahas hakikat sila-
sila Pancasila hingga intinya terdalam
132. Manfaat Penggunaan
Filsafat
Manfaat penggunaaan
filsafat terhadap ilmu
pengetahuan sebagai induk
pengetahuan, maka filsafat
berfungsi menentukan
prinsip-prinsip metodis
serta objek dari ilmu
pengetahuan.
Manfaat Filsafat
Pancasila
Manfaat Bagi Pendidikan
Kesarjanaan
Sifat filsafat yang kritis,
dinamis serta mendalam
maka memungkinkan bagi
pengembangan akal,
menghidupkan kecerdasan
berfikir bagi Para calon
sarjana. Dengan demikian
akan memungkinkan bagi
pembinaan cara berfikir
secara rasional dan teratur
Manfaat FilsafatPancasila
Bagi Pendidikan Kesarjanaan
Perkembangan bangsa-bangsa di
seluruh dunia, memiliki ciri khas serta
kekhususan masing-masing, termasuk
hasil karya budaya dari bangsa
tersebut. Bagi bangsa Indonesia salah
satu karya besar bangsa yang bersifat
monumental, dan seharusnya menjadi
kebanggaan bangsa adalah hasil
pemikirannya tentang prinsip-prinsip
hidup berbangsa dan bernegara.
03
133. Hubungan antara Filsafat
dan Ideologi
04
Filsafat sebagai pandangan hidup pada hakikatnya merupakan sistem nilai
yang secara epistemologis kebenarannya telah diyakini sehingga dijadikan
dasar atau pedoman bagi manusia dalam memandang realitas alam semesta,
manusia, masyarakat, bangsa dan negara, tentang makna hidup serta sebagai
dasar dan pedoman bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Tiap ideologi sebagai suatu rangkaian
kesatuan mendasar dan menyeluruh yang jalin-menjalin menjadi pemikiran
(System of thought) yang logis, adalah filsafat.
Permasalahan ideologi merupakan permasalahan yang berkadar kefilsafatan
sekaligus menyangkut praksis.
134. Pancasila Sebagai Ideologi
Terbuka
05
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat
terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual,
dinamis, antsipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan
jaman. Dalam ideologi terbuka terdapat cita-cita dan nilai-nilai mendasar yang
bersifat tetap dan tidak berubah, dan tidak langsung bersifat operasional, oleh
karena itu setiap kali harus eksplisitka.
Sebagai suatu ideologi yang bersifat terbuka maka Pancasila memiliki dimensi
sebagai berikut :
Dimensi idealistis, Dimensi normatif, Dimensi realistis.
135. Pancasila Sebagai Dasar
Filsafat Negara
06
Secara yuridis, Pancasila sebagai dasar filsafat negara tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi :
“maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada :Ke-Tuhan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.”
136. Telah dijelaskan dimuka bahwa sebelum Pancasila ditentukan sebagai
dasar filsafat negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu kala, yaitu sejak lahirnya bangsa
Indonesia sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945 demikian keberadaan
bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa hidup mendiri di antara bangsa-
bangsa lain di dunia mata-mata ditentukan oleh ciri-ciri etnis belaka
melainkan oleh sejumlah unsur khas yang ada pada bangsa Indonesia
yang membedakannya dengan bangsa lain.
138. Pengertian Pancasila
Sebagai Suatu Sistem
A
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya
merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud dengan
sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang
saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu
tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh.
139. Sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
● Suatu kesatuan bagian-bagian
● Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri
sendiri
● Saling berhubungan, saling ketergantungan
● Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu
tujuan bersama (tujuan sistem)
● Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
140. Kesatuan Sila-Sila Pancasila
B
Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan mempunyai bentuk
piramidal. Di antara lima sila ada hubungan yang mengikat
antara yang satu dengan yang lainnya sehingga Pancasila
merupakan suatu kesatuan keseluruhan yang bulat, karena
jika satu sila dengan sila lainnya tidak ada sangkut-pautnya,
maka Pancasila itu menjadi terpecah-pecah.
Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis
dan berbentuk Piramidal
141. Secara filosofis, Pancasila sebagai suatu
kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis,
dasar epistemologis dan dasar aksiologis sendiri
yang berbeda dengan sistem filsafat yang
lainnya misalnya materialisme, liberalisme,
pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain
Kesatuan sila-sila Pancasila
sebagai suatu sistem filsafat
142. Dasar Ontologis Sila-
sila Pancasila
C
Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila
bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri,
melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah
manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis,
oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai
143. Hakikat sila-sila Pancasila
Dalam fungsi kedudukan Pancasila sebagai dasar
Nagara Republik Indonesia maka sangat perlu untuk
diketahui untuk hubungan antara Negara Indonesia
dengan landasan dari Pancasila yaitu : Tuhan,
manusia, satu, rakyat, dan adil.
144. Hubungan tersebut merupakan suatu hubungan kesesuaian, maka arti inti
setiap sila dari Pancasila adalah sebagai berikut :
● Ketuhanan, ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat Tuhan
(yaitu kesesuaian dalam arti sesuai dengan akibat merupakan suatu nilai-nilai
agama).
● Kemanusiaan, ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat
manusia
● Persatuan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan hakikat
satu, yang berarti membuat menjadi satu rakyat, daerah, dan keadaan negara
Indonesia sehingga terwujud suatu kesatuan.
● Kerakyatan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan hakikat
rakyat.