Corporate Ethics Rights, Privileges, problems and Protection
Gunawan adam, ST(1) , Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA(2)
1. Penulis
2. Dosen Pengampu
Corporate Ethics Rights, Privileges, problems and Protection
Gunawan adam, ST(1) , Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA(2)
1. Penulis
2. Dosen Pengampu
BE & GG, sonya arista, hapzi ali, etika bisnis pt. samsung electronic, univer...Sonya Arista
Â
PT. Samsung Electronics adalah salah satu anak perusahaan dari Samsung Electronics, terbesar dan paling cepat berkembang perusahaan elektronik global. Samsung Electronics merupakan perusahaan multinasional yang bergerak dibidang manufaktur, penjualan dan pemasaran produk elektronik.
BE & GG, sonya arista, hapzi ali, etika bisnis pt. samsung electronic, univer...Sonya Arista
Â
PT. Samsung Electronics adalah salah satu anak perusahaan dari Samsung Electronics, terbesar dan paling cepat berkembang perusahaan elektronik global. Samsung Electronics merupakan perusahaan multinasional yang bergerak dibidang manufaktur, penjualan dan pemasaran produk elektronik.
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia ModernFajar Jabrik
Â
Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu diperhatikan.
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
ETIKA BISNIS merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Be & gg, muhammad nur cholish, prof. dr. ir.hapzi ali, mm, cma, business ethi...Muhammad Nur Cholish
Â
Be & gg, muhammad nur cholish, prof. dr. ir.hapzi ali, mm, cma, business ethics and good governance, penerapan etika bisnis pada pt.telkom indonesia, universitas mercu buana, 2017. Tugas sebelum UTS
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Unov...Febi Nofita Sari
Â
mplementasi Philosophical Ethics and Business Di Indonesia Serta Kaitannya Dengan Business Ethics & GG dan Resume / Rekomendasi dari tema "Philosophical Etics and Business"
BE & GG, Rimada D. Putri, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT Sompo Insurance Indonesi...Rimada Diamanta Putri
Â
The purposes of this article is to draw a theoretical review of business ethics issue base on
business ethics theories used to measure an ethical violation in an enterprise. Business
activities that develop in Indonesia, will trigger a very tight competition going and
sometimes lead to business person justifies all means to achieve the goal, so that frequent
competition in business.
Similar to Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.implemetasi implikasi perilaku etis dari pemanfaatan teknologi informasi.2018 (20)
Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.implemetasi implikasi perilaku etis dari pemanfaatan teknologi informasi.2018
1. "Implemetasi/Implikasi Perilaku Etis Dari Pemanfaatan Teknologi Informasi."
Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen
Yananto Mihadi P, S.E, M.Si., CMA.
Disusun Oleh :
Sukartiningsih
43217110304
PROGRAM STUDI AKUNTASI S1
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
2018
Jalan Meruya Selatan No.1 RT.005/001, Joglo, Kembangan, Jakarta Barat
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta 116
2. Penerapan Etika Bisnis dalam Perusahaan
Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa
suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya
didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan.
"Utilitarianisme" berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah,
atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar (the
greatest happiness theory). Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan
oleh Jeremy Bentham dan muridnya, John Stuart Mill. Utilitarianisme merupakan suatu
paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah yang berguna, berfaedah, dan
menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak bermanfaat, tak
berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari
segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori
tujuan perbuatan.
Di Indonesia tampaknya masalah penerapan etika perusahaan yang lebih intensif
masih belum dilakukan dan digerakan secara nyata. Pada umumnya baru sampai tahap
pernyataan-pernyaaatn atau sekedar “lips-service” belaka. Karena memang enforcement dari
pemerintah pun belum tampak secara jelas. Sesungguhnya Indonesia harus lebih awal
menggerakan penerapan etika bisnis secara intensif terutama setelah tragedi krisis ekonomi
tahun 1998. Sayangnya bangsa ini mudah lupa dan mudah pula memberikan maaf kepada
suatu kesalahan yang menyebabkan bencana nasional sehingga penyebab krisis tidak
diselesaikan secara tuntas dan tidak berdasarkan suatu pola yang mendasar. Sesungguhnya
penyebab utama krisis ini, dari sisi korporasi, adalah tidak berfungsinya praktek etika bisnis
secara benar, konsisten dan konsekwen. Demikian pula penyebab terjadinya kasus Pertamina
tahun (1975), Bank Duta (1990) adalah serupa.
Praktek penerapan etika bisnis yang paling sering kita jumpai pada umunya
diwujudkan dalam bentuk buku saku “code of conducts” atau kode etik dimasing-masing
perusahaan. Hal ini barulah merupakan tahap awal dari praktek etika bisnis yakni
mengkodifikasi-kan nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis bersama-sama corporate-
culture atau budaya perusahaan, kedalam suatu bentuk pernyataan tertulis dari perusahaan
untuk dilakukan dan tidak dilakukan oleh manajemen dan karyawan dalam melakukan
kegiatan bisnis.
3. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita
menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) tidak
tergantung pada kedudukani individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan
standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam
kegiatan bisnis seringkali kita temukan “grey-area” yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen
Jouurnal (1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria,
membedakan antara ethics, morality dan law sebagai berikut :
Ethics is defined as the consensually accepted standards of behavior for an occupation, trade
and profession
Morality is the precepts of personal behavior based on religious or philosophical grounds
Law refers to formal codes that permit or forbid certain behaviors and may or may not
enforce ethics or morality.
Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah
laku etika kita :
Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensi nya. Oleh karena
itu dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan
biaya serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuan nya memiliki hak
dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari
apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan
ataupun secara kelompok.
4. Dari pengelompokan tersebut Cavanagh (1990) memberikan cara menjawab permasalahan
etika dengan merangkum dalam 3 bentuk pertanyaan sederhana yakni :
Utility : Does it optimize the satisfactions of all stakeholders ?
Rights : Does it respect the rights of the individuals involved ?
Justice : Is it consistent with the canons oif justice ?
Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu
landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik,
sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika
perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen. Contoh kasus Enron yang
selain menhancurkan dirinya telah pula menghancurkan Kantor Akuntan Publik Arthur
Andersen yang memiliki reputasi internasional, dan telah dibangun lebih dari 80 tahun,
menunjukan bahwa penyebab utamanya adalah praktek etika perusahaan tidak dilaksanakan
dengan baik dan tentunya karena lemahnya kepemimpinan para pengelolanya. Dari
pengalaman berbagai kegagalan tersebut, kita harus makin waspada dan tidak terpana oleh
cahaya dan kilatan suatu perusahaan hanya semata-mata dari penampilan saja, karena berkilat
belum tentu emas.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena :
Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik intern
perusahaan maupun dengan eksternal.
Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.
Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga
Akan meningkatkan keunggulan bersaing.
indakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan dari
konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan
pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi. Hal ini akan dapat menurunkan nilai
penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-
nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi
5. pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yany tidak etis misalnya
diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah
aset yang paling berharga bagi perusahaan oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap
dipertahankan.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka
nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen
korporasi yakni dengan cara :
Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
Memperkuat sistem pengawasan
Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.
Ketentuan tersebut seharusnya diwajibkan untuk dilaksanakan, minimal oleh para
pemegang saham, sebagaimana dilakukan oleh perusahaan yang tercatat di NYSE ( antara
lain PT. TELKOM dan PT. INDOSAT) dimana diwajibkan untuk membuat berbagai
peraturan perusahaan yang sangat ketat sesuai dengan ketentuan dari Sarbannes Oxley yang
diterbitkan dengan maksud untuk mencegah terulangnya kasus Enron dan Worldcom.
Kesemuanya itu adalah dari segi korporasi, bagaimana penerapan untuk individu dalam
korporasi tersebut ? Anjuran dari filosuf Immanual Kant yang dikenal dengan Golden Rule
bisa sebagai jawabannya, yakni :
Treat others as you would like them to treat you
An action is morally wrong for a person if that person uses others, merely as means for
advancing his own interests.
A. MORAL, ETIKA, DAN HUKUM
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga Negara
yang memiliki tanggung jawab sosial, kita ingin melakukan hal yang secara moral benar,
berlaku etis dan memenuhi hukum.
6. 1. Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan yang salah. Moral
adalah institusi social dengan sejarah dan seperangkat aturan. Kita mulai belajar mengenai
perilaku moral semenjak kecil. Saat kita tumbuh dewasa secara fisik adan mental, kita belajar
mengenai peraturan-peraturan yang diharapkan masyarakat untuk kita ikuti. Aturan perilaku
ini adalah moral.
2. Etika
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang
berarti karakter. Etika adalah sekumpulan keprcayaan, standar, atau teladan yang
mengarahkan, yang masuk kedalam seseorang atau masyarakat.
Tidak seperti moral, etika bias jadi amat bervariasi dari satu komunitas dengan komunitas
yang lain. Keberagaman komputer ini bias dilihat dala bentuk peranti lunak bajakan yaitu
peranti lunak yang diduplikasi secara illegal dan kemudia digunakan atau dijual.
3. Hukum
Hukum adalah peraturan perilaku formal yang diterapkan oleh otoritas yang berwenang,
seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya. Selama 10 tahun pertama
penggunaan komputer di bidang bisnis dan pemerintahan, tidak terdapat hukum yang
berkaitan dengan komputer. Hal ini dikarenakan karena komputer merupakan inovasi baru,
dan sistem hukum membutuhkan waktu untuk mengerjakannya.
Pada tahun 1966, kasus kejahatan komputer pertama terjadi, yaitu seorang programer sebuah
bank mengubah suatu program komputer sehingga program tersebut tidak akan menandia
rekeningnya ketika terlau banyak menarik uang. Programer tersebut tidak di tuntut atas
kejahtan komputer, karena tidak ada landasan hukumnya. Ia dituntut atas tuduhan membuat
entri palsu pada catatan bank.
4. Undang-undang Komputer di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara pengguna komputer terbesar di dunia sehingga
penerapan etika komputer dalam masyarakat sangat dibutuhkan. Indonesia menggunakan
dasar pemikiran yang sama dengan negara-negara lain sesuai dengan sejarah etika komputer
7. yang ada. Pengenalan teknologi komputer menjadi kurikulum wajib di sekolah-sekolah,
mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA sederajat). Pelajar,
mahasiswa dan karyawan dituntut untuk bisa mengoperasikan program-program komputer
dasar seperti Microsoft Office. Tingginya penggunaan komputer di Indonesia memicu
pelanggaran-pelanggaran dalam penggunaan internet. Survei Business Software
Alliance (BSA) tahun 2001 menempatkan Indonesia di urutan ketiga sebagai negara dengan
kasus pembajakan terbesar di dunia setelah Vietnam dan China. Besarnya tingkat pembajakan
di Indonesia membuat pemerintah Republik Indonesia semakin gencar menindak pelaku
kejahatan komputer berdasarkan Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002
(penyempurnaan dari UUHC No. 6 Tahun 1982 dan UUHC No. 12 Tahun 1997). Upaya ini
dilakukan oleh pemerintah RI untuk melindungi hasil karya orang lain dan menegakkan etika
dalam penggunaan komputer di Indonesia.
Isu Seputar Etika Komputer
Lahirnya etika komputer sebagai sebuah disiplin ilmu baru dalam bidang teknologi tidak
dapat dipisahkan dari permasalahan-permasalahan seputar penggunaan komputer yang
meliputi kejahatan komputer, netiket, e-commerce, pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan
Intelekstual) dan tanggung jawab profesi.
a. Kejahatan Komputer
Kejahatan komputer atau computer crime adalah kejahatan yang ditimbulkan karena
penggunaan komputer secara ilegal. Kejahatan komputer terus berkembang seiring dengan
kemajuan teknologi komputer saat ini. Beberapa jenis kejahatan komputer meliputi Denial of
Services (melumpuhkan layanan sebuah sistem komputer),
penyebaran virus, spam, carding (pencurian melalui internet) dan lain-lain.
b. Netiket
Internet merupakan aspek penting dalam perkembangan teknologi komputer. Internet
merupakan sebuah jaringan yang menghubungkan komputer di dunia sehingga komputer
dapat mengakses satu sama lain. Internet menjadi peluang baru dalam
perkembangan bisnis, pendidikan, kesehatan, layanan pemerintah dan bidang-bidang lainnya.
Melalui internet, interaksi manusia dapat dilakukan tanpa harus bertatap muka. Tingginya
tingkat pemakaian internet di dunia melahirkan sebuah aturan baru di bidang internet yaitu
netiket. Netiket merupakan sebuah etika acuan dalam berkomunikasi menggunakan internet.
8. Standar netiket ditetapkan oleh IETF (The Internet Engineering Task Force),
sebuah komunitas internasional yang terdiri dari operator, perancang jaringan dan peneliti
yang terkait dengan pengoperasian internet.
c. E-commerce
Berkembangnya penggunaan internet di dunia berpengaruh terhadap kondisiekonomi dan
perdagangan negara. Melalui internet, transaksi perdagangan dapat dilakukan dengan cepat
dan efisien. Akan tetapi, perdagangan melalui internet atau yang lebih dikenal dengan e-
commerce ini menghasilkan permasalahan baru seperti perlindungan konsumen,
permasalahan kontrak transaksi, masalah pajak dan kasus-kasus pemalsuan tanda tangan
digital. Untuk menangani permasalahan tersebut, para penjual dan pembeli
menggunakan Uncitral Model Law on Electronic Commerce1996 sebagai acuan dalam
melakukan transaksi lewat internet.
d. Pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh internet menyebabkan terjadinya pelanggaran
HAKI seperti pembajakan program komputer, penjualan program ilegal dan pengunduhan
ilegal.
e. Tanggung Jawab Profesi
Berkembangnya teknologi komputer telah membuka lapangan kerja baru
seperti programmer, teknisi mesin komputer, desainer grafis dan lain-lain. Para pekerja
memiliki interaksi yang sangat tinggi dengan komputer sehingga diperlukan pemahaman
mendalam mengenai etika komputer dan tanggung jawab profesi yang berlaku.
5. Paten Peranti Lunak
Menurut pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, program
komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema
ataupun bentuk lain yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan
9. komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus
atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi-
instruksi tersebut. Program komputer sebagai hasil pemikiran intelektual dari pembuat
program adalah diakui sebagai suatu Karya Cipta, yaitu karya dari perwujudan cipta, rasa dan
karsanya. Hal inilah yan dilindungi oleh hukum. Obyek perlindungan sebuah rogram
komputer adalah serangkaian kode yang mengisi instruksi. Instruksi-instruksi dan bahasa
yang tertulis ini dirancang untuk mengatur microprocessor agar dapat melakukan tugas-tugas
sederhana yang dikehendaki secara tahap demi tahap serta untuk menghasilkan hasil yang
diinginkan. Dan di dalam instruksi inilah terlihat ekspresi dari si pembuat program atau
pencipta.
Perlindungan yang layak yang diberikan oleh hukum terhadap program komputer ini adalah
perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual. Pemberian perlindungan hak kekayaan
intelektual ini dimaksudkan untuk melindungi inovasi di dalam program komputer tersebut.
Undang-undang hak cipta pertama kali di Indonesia, yaitu UU No. 6 Tahun 1982, yang
kemudian disempurnakan menjadi UU No. 7 Tahun 1987, dan kemudian disempurnakan lagi
menjadi UU No. 12 Tahun 1997. Pada tahun 2002, Pemerintah kembali mengeluarkan
Undang – Undang Hak Cipta, yaitu UU No. 19 Tahun 2002, dengan penambahan Hak Cipta
tentang perangkat lunak.
Pasal yang mengatur hak cipta atas perangkat lunak tersebut adalah pasal 15 e yang berbunyi
sebagai berikut: “Perbanyakan suatu Ciptaan selain Program Komputer, secara terbatas
dengan cara atau alat apa pun atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga
ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang non-komersial semata-mata
untuk keperluan aktivitasnya;” tidak melanggar undang-undang.
Pasal 72 ayat 3 UU Hak Cipta berbunyi, “Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak
memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program komputer dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)”. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi kita untuk
menggunakan program komputer secara tidak sah. Hak cipta untuk program komputer
biasanya hanya berlaku untuk jangka waktu 50 tahun. Setelah masa waktu itu berakhir,
biasanya ciptaan menjadi milik umum. Biasanya, pemilik hak cipta kembali memperbaharui
hak cipta dari produknya dengan melakukan revisi dan mendaftarkan kembali ke lembaga
Hak Cipta.
10. Dengan diberlakukannya Undang-undang hak cipta tersebut, berarti masyarakat Indonesia
yang merupakan bagian dari konsumen perangkat lunak tertentu, dengan sendirinya terikat
secara hukum untuk mematuhi Undang-undang tersebut. Segala bentuk pelanggaran terhadap
undang-undang yang melindungi program-program tersebut akan dikenakan sanksi pidana
atau denda.
B. MELETAKKAN MORAL, ETIKA, DAN HUKUM PADA TEMPATNYA
Penggunaan komputer di dunia bisnis diarahkan oleh nilai moral dan etis manajer, spesialis
informasi, dan pengguna, serta hukum yang berlaku. Hukum adalah yang termudah untuk
diinterpretasikan karena bersifat tertulis. Tetapi etika tidak terdefinisi demikian tepat, dan
mungkin bahkan tidak disetujui oleh semua anggota masyarakat.
1. Kebutuhan akan Budaya Etika
Opini yang dipegang luas di dunia bisnis adalah bahwa bisnis merefleksikan kepribadian dari
pemimpinnya. Misalnya pengaruh seorang CEO sangat mempengaruhi kepribadia dari
perusahaannya. Sehingga CEO yang memiliki pengaruh yang amat penting pada
organisasinya sehingga masyarakat cenderung memandang perusahaan tersebut seperti CEO-
nya.
Jika perusahaan di tuntut untuk berlaku etis, maka manajemen tingkat tinggi harus bersikap
etis dalam segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakannya. Manajemen tingkat atas harus
memimpin melalui contoh. Perilaku ini disebut budaya etika.
2. Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas manajemen tingkat atas adalah untuk meyakinkan bahwa konsep etikany merasuk ke
seluruh organisasi, dan turun ke jajaran bawah sehingga menyentuh setiap karyawan. Para
eksekutif dapat mencapai implementasi ini melalui tiga tingkat yaitu:
a. Kredo Perusahaan
Kredo perusahaan adalah pernyataan singkat mengenai nilai-nilai yang ingin
dijunjung perusahaan. Tujuan kredo tersebut adalah untuk memberitahu individu-individu
dan organisasi, baik dalam dan diluar perusahaan, akan nilai-nilai yang dianut perusahaan
tersebut.
11. b. Program Etika
Program etika dalah upaya yang terdiri atas berbagai desain untuk memberikan petunjuk
kepada para karyawan untuk menjalankan kredo perusahaan. Aktivitas yang bisa dilakukan
adalah sesi orientasi yang diadakan untuk karyawan baru. Contoh lain dari program etika
adalah audit etika.
c. Kode Perusahaan yang Disesuaikan
Banyak perusahaanyang merancang sendiri kode etiknya. Terkadang kode-kode etik ini
merupakan adaptasi dari kode etik untuk industry atau profesi tertentu.
3. MeletakkanKredo, Prigram, dan Kode pada Tempatnya
Kredo perusahaan memberikan dasar untuk pelaksanaan program etika perusahaan. Kode etik
tersebut menggambarkan perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan dilaksanakan oleh para
karyawan perusahaan dalam berinteraksi antara satu dengan lain dan dengan elemen-elemen
lingkungan perusahaan.
C. ALASAN DIBALIK ETIKA KOMPUTER
James H. Moor mendefinisikan etika komputer sebagai analisis sifat dan dampak sosial
teknologi komputer serta perumusan dan justifikasi dari kebijakan-kebijakan yang terkait
untuk penggunaan teknologi tersebut secara etis.
Dengan demikian etika komputer terdiri atas dua aktivitas utama. Orang di perusahaan yang
merupakan pilihan logis untuk menerapkan program etika ini adalah CEO. Seorang CEO
haarus (1) menyadari dampak penggunaan komputer terhadap masyarakat dan (2)
merumuskan kebijakan yang menjaga agar teknologi tersebut digunakan di seluruh
perusahaan etis.
1. Alasan Pentingnya Etika Komputer
James H. Moor mengidentifikasikan tiga alasan utama di balik minat masyarakat yang tinggi
akan etika komputer, yaitu:
a. Kelenturan secara logis
12. Moor mengartikan kelenturan secara logis sebagai kemampuan untuk memprogram komputer
untuk melakukan hampir apa saja yang ingin kita lakukan. Komputer akan melakukan terpat
seperti apa yang diinstruksikan oleh pemogram, dan hal ini bisa menjadi pikiran yang
menakutkan. Tetapi, jika komputer digunakan untuk melakukan kegiatan yang tidak etis
bahayanya bukan terletak pada komputer tersebut, melainkan orang-orang yang berada di
balik komputer tersebutlah yang bersalah.
b. Faktor transformasi
Alasan atas etika komputer yang ini didasarkan pada fakta bahwa komputer dapat mengubah
cara kita mengerjakan sesuatu dengan drastis. Salah satu conteh yang baik adalah e-mail. E-
mail tidak menggantikan surat biasa atau sambungan telepon, melainkan menyediakan cara
berkomunikasi yagn benar-benar baru.
c. Faktor ketidaktampakan
Alasan ketiga untuk minat masyarakat atas etika komputer adalah karena masyarakat
memandang komputer sebagai kotak hitam. Seluruh operasi internal komputer tersebut
tersembunyi dari pengelihatan. Ketidaknampakan operasi internal ini memberikan
kesempatan terjadinya nilai-nilai pemograman yang tidak tampak, penghitungan rumit yang
tidak tampak, dan penyalahguanaan yang tidak tampak.
§ Nilai pemograman yang tidak tampak adalah perintah rutin yang dikodekan programer ke
dalam program yang menghasilkan proses yang diinginkan si pengguna. Selama proses
penulisan program, programer tersebut harus melakukan serangkaian penilaian mengenai
bagaimana program tersebut harus mencapai tugasnya. Hal ini bukan merupakan tindakan
jahat yang dilakukan pemogram, tapi lebih pada kurangnya pemahaman.
§ Penghitungan rumit yang tidak tampak berbentuk program yang sangat rumit sehingga
pengguna tidak dapat memahaminya.
§ Penyalahguanaan yang tidak tampak mencakup tindakan yang disengaja yang melintasi
batasan hukum maupun etis. Misalnya, pelanggaran hak individu akan privasi dan memata-
maai orang lain.
2. Hak Sosial dan Komputer
13. Masyarakat tidak hanya mengharapkan pemerintah dan dunia usaha untuk menggunakan
komputer secara etis, namun juga menuntut beberapa hak yang berhubungan dengan
komputer. Klasifikasi hak-hak manusia dalam wilayah komputer yang paling banyak
dipublikasikan adalah PAPA rancangan Richard O. Mason. PAPA untuk merepresentasikan
empat hak dasar masyarakat sehubungan dengan informasi: privasi (accuracy), kepemilikan
(property), dan aksesibilitas (accessibility).
a. Hak Privasi
Menurut Mason para pembuat keputusan sering kali melanggar hak privasi seseorang untuk
mendapatkannya. Misalnya: Para peneliti pemasaran seringkali ditemukan menyelidiki
sampah orang lain untuk mempelajari produk apa yang mereka beli
b. Hak untuk Mendapatkan Keakuratan
Komputer memungkinkan tingkat keakuratan yang tidak dapat dicapai dengan nokomputer.
Potensi ini memang tersedia, namun tidak selalu didapatkan. Beberapa sistem berbasis
komputer berisiskan lebih banyak kesalahan daripada yang diberikan sistem manual.
c. Hak Kepemilikan
Disini yang dibahas adalah hak kepemilikan inteektual biasanya dalam bentuk program
komputer. Vendor peranti lunak dapat menghindari pencurian hak kepemilikan intelektual
melalui undang-undang hak cipta, hak paten atau hukum paten. Keduanya dapat digunakan
untuk melndungi hak kepemilikan.
d. Hak Mendapatkan Akses
Sebelum diperkenalkannya basis data yang terkomputerisasi, kebanyakan informasi tersedia
untuk masyarakat umum dalam bentuk dokumen cetak atau gambar mikroformat yang
disimpan diperpustakaan. Sekarang, kebanyakan informasi ini telah dikonversikan ke basis
data komersial, sehimgga membuat ketersediaan untuk masyarakat berkurang.
D. AUDIT INFORMASI
Saat menyusun etiks penggunssn komputer, satu kelompok dapat memegan peranan yang
amat penting. Mereka adalah parara auditor internal. Perusahaan dengan semua ukuran
mengadalkan auditor eksternal (external auditor) dari luar organisasi untuk memverifikasi
keakuratan catatan akuntansi. Perusahan-perusahaan yang lebih besar memiliki staf tersendiri
14. yang berfungsi sebagai auditor internal (internal auditor), yang melaksanakan analisis yang
sama seperti auditor eksternal namun memiliki tanggung jawab yang lebih luas.
1. Pentingnya Objektivitas
Hal unik yang ditawarkan auditor adlah objektivitas. Mereka beroperasi secara indevenden
terhadap unit-unit bisnis perusahaan dan tidak memiliki hubungan dengan individu atau
kelompok lain di dalam perusahaan. Agar auditor dapat menjaga objektivitas, mereka harus
menyatakan bahwa mereka tidak menginginkan taggung jawab operasinal sistem yang
mereka bantu kembangkan. Mereka hanya bekerja dengan kapasitas sebagai penasihat.
2. Jenis Aktivitas Audit
Terdapat empat jenis dasar audit internal, antara lain:
a. Audit Finansial
Audit finansial meverifikasi catatan-catatan perusahaan dan merupakan jenis aktivitas yang
dilaksanakan auditor eksternal.
b. Audit Operasional
Audit operasional tidak dilaksanakann untuk memverifikasi keakuratan catatan, melainkan
untuk memvalidasi efektivitas prosedur. Audit jenis ini merupakan jenis pekerjaan yang
dilakukan o;eh analisis sistem pada tahap analisis dari masa siklus perencangan sistem.
Sistem yang dipelajari hampir selalu berbentuk virtual dan bukan fisik, namun tidak selalu
melibatkan komputer.
Ketika para auditor internal melakasakan audit operasional, mereka mencari tiga fitur sistem
dasar:
§ Kecukupan pengendalian. Apakah sistem tersebut didesain untuk mencegah, mendeteksi,
atau memperbaiki kesalahan?
§ Efisiensi. Apakah operasional sistem tersebut dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
mencapai produktivitas yang terbesar dari sumber daya yang tersedia?
§ Kepatuhan dengan kebijakan perusahaan. Apakah sistem tersebut memungkinkan
perusahaan tersebut untuk mencapai tujuannya atau memecahkan masalahnya dengan cara
yang disarankan?
15. c. Audit Berkelanjutan
Audit berkelanjutan sama dengan audit internal tetapi audit berkelanjutan berlangsung terus-
menerus.
d. Desain Sistem Pengendalian Internal
Dalam audit operasional dan beriringan, auditor internal mempelajari sistem yang sudah ada.
Namun auditor idak harus menunggu hingg sistem diimplementasikan untuk mempengaruhi
sistem tersebut. Auditor internal selayaknya berpartisipasi secara aktif dalam perancangan
sistem karena dua alasan. Pertama biaya untuk memperbaiki kelemahan sistem meningkat
secara dramatis seiring dengan siklus masa hidup sistem. Kedua, untuk melibatkan para
auditor internal dalam perancanan sistem adalah mereka menawarkan keahlian yang dapat
meningkatkan kualitas sistem tersebut.
3. Substansi Audit Internal
Melibatkan audit internal dalam tim perancangan sistem merupakan suatu langkah yang baik
untuk mendapatkan sistem informasi yang terkendali dengan baik, dan sistem tersebut
merupakan langkah yang baik untuk memberikan yang mereka perlukan kepada manajemen
informasi guna mencapai dan mengelola operasional bisnis yang beretika.
E. MENERAPKAN ETIKA DALAM TEKNOLOGI INFORMASI
Bagaimana budaya etika dicapai dalam sebuah perusahaan? Perusahaan tersebut tidak harus
mengusahakan semua pekerjaan sendiri. Bantuan dalam bentuk kode etik dan program eduksi
etika yang dapat memberikan fondasi untuk budaya tersebut. Program edukai dapat
membantu menyusun kredo perusahaan dan meletakkan program etika pada tempatnya. Kode
etik dapat digunakan seperti pap adanya atau disesuaikan dengan perusahaan tersebut.
1. Kode Etik
Association for Computing Machinery (ACM) yang didirikan pada tahun 1947, adalah
sebuah organisasi komputer professional tertua di dunia. ACM telah menyusun Kode Etik
dan Perilaku Professional (Code of Ethics and Proffesional Practice) yang diharapkan
diikuti oleh 80.000 anggotanya. Selain itu, Kode Etik dan Praktik Profesional Rekayasa
Peranti Lunak (Software Engineering Code of Ethics and Proffesional Practice) dibuat
16. debnan tujuan agar bertindak sebagai panduan untuk mengajarkan dan mempraktikan
rekayasa peranti lunak, yaiu penggunaan prinsip-prinsip perancangan dalam pengembangan
peranti lunak.
Kode Etik dan Perilaku Profesional ACM
Bentuk kode etik ACM yang ada saat ini diadopsi pada tahun 1992 dan berisikan suatu
“keharusan”, yang merupakan pernyataan tanggung jawab pribadi. Kode ini dibagi lagi
menjadi empat bagian.
1) Keharusan moral umum
2) Tanggung jawab profesioanal yang lebih spesifik
3) Keharuan kepemimpinan organisasi
4) Kepatuhan terhadap kode etik
2. Kode Etika dan Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak
Kode ini mencatat pengaruh penting yang dapat diterapkan para ahli peranti lunak pada
sistem dan terdiri atas ekspektasi di delapan hal penting: Masyarakat, Klien dan Atasan,
Produk, Penilaian, Manajemen, Profesi, Kolega,dan Diri Sendiri.
3. Pendidikan Etika Komputer
1) Mata Kuliah di Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi dan universitas telah mengajarkan etika komputer sejak beberapa waktu
lamanya. Sekolah-sekolah bisnis biasanya menawarkan mata kuliah etika komputer atau
mengintegrasikan ilmu tersebut kedalam mata kuliah bisnis seperti pemasaran dan akuntansi.
2) Program Profesional
Misalnya, Asosiasi Manajemen Amerika menawarkan program khusus yang membahas
masalah-masalah penting saat ini, seperti etika.
3) Program Edukasi Swasta
17. Legal Knowlede Company, menawarkan modul mata kuliah berbasis web yang membahas
berbagai permaslahan hukum dan etika. Mata kuliah ini ditunujukan untuk diperunakna
perusahaan yang beruahan meningkatkan keadaran beretika karyawannya. Program
profesioanal memungkinkan manajer dan karyawan di setiap tingkatan untuk menjaga
keadran beretika serta komitmen mereka seiring dengan perubahan tuntutan social.
Ini Manfaat Penerapan Etika Bisnis Dalam Perusahaan
Etika dan nilai bisnis adalah dua hal penting yang tidak boleh diabaikan dalam lingkungan
bisnis yang semakin kompetitif ini. Dengan memiliki etika dan nilai-nilai bisnis, maka bisnis
yang dijalankan tidak hanya menghasilkan keuntungan secara materi, namun juga non
material seperti citra positif, kepercayaan, dan keberlangsungan bisnis itu sendiri.
Fungsi etika bisnis terhadap perusahaan
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan perusahaan adalah penerapan etika dalam
bisnis. Setiap perusahaan memiliki permasalahan etika bisnis yang berbeda. Hal ini
disebabkan karena operasional perusahaan yang sangat spesifik dalam berbagai bidang kerja,
sehingga setiap fungsi perusahaan memilki masalah etika tersendiri.
Adapun manfaat menerapkan etika bisnis dalam perusahaan adalah:
1.Menciptakan kepercayaan konsumen
Perusahaan yang memegang teguh etika bisnis dan nilai-nilai moral dalam menjalankan
usahanya akan menciptakan konsumen yang loyal. Loyalitas ini timbul karena
adanya trustdari konsumen bahwa perusahaan tidak melakukan kecurangan atau hal-hal
negatif yang dapat merugikan konsumen.
2.Image perusahaan yang baik di mata konsumen
Citra perusahaan yang baik akan mendapatkan tanggapan yang positif dari konsumen.
Dengan adanya respon positif dari konsumen maka perusahaan tersebut akan dikenal dan
produknya akan mengalami peningkatan penjualan.
3. Sebagai motivasi karyawan
Karyawan yang bekerja di perusahaan yang menjunjung tinggi etika dan nilai-nilai moral
akan memiliki motivasi kerja yang tinggi. Mengingat perusahaan dimana mereka bekerja
18. mendapatkan kepercayaan dan respon positif di mata masyarakat, tentunya akan membuat
para karyawan ini merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Kebanggan inilah
yang akan melecut semangat karyawan untuk termovitasi bekerja dengan semakin lebih baik.
4.Menghasilkan profit bagi perusahaan
Dengan tingginya kepercayaan konsumen pada bisnis anda, yang akan menaikkan citra
perusahaan dan didukung dengan motivasi karyawan, maka tidak sulit bagi perusahaan anda
untuk menghasilkan profit yang signifikan.
Namun sayangnya tidak semua dan tidak selamanya sebuah bisnis menerapkan etika bisnis
beserta nilai-nilai dalam usahanya. Berbagai permasalahan yang terjadi di fungsi perusahaan
seringkali menimbulkan masalah etika bisnis, seperti pada bidang:
a. Akuntansi
Fungsi atau bidang akuntansi ini adalah komponen yang sangat krusial bagi perusahaan.
Kejujuran, integritas, dan ketelitian adalah syarat yang harus dipenuhi oleh fungsi ini.
Masalah yang biasa muncul dalam etika di bidang akuntansi ini adalah membuat laporan
yang berbeda untuk kepentingan pihak yang berbeda, dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan dari laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan internal perusahaan dibuat
berbeda dengan laporan keuangan untuk bank, dan untuk laporan pajak. Bagian akuntansi
perusahaan sengaja merubah data keuangan memiliki tujuan memperoleh keuntungan pribadi
dari penyusunan laporan fiktif tersebut.
b. Keuangan
Pelanggaran etika bisnis di bidang keuangan yang dilakukan oleh pelaksana bagian keuangan
akan menimbulkan kerugian yang besar bagi pihak investor. Misalnya, saat mengajukan
pinjaman ke bank, pihak perusahaan membuat laporan keuangan yang telah direkayasa
sehingga nampak seolah-olah perusahaan memiliki kuangan yang sehat dan layak
mendapatkan kredit. Faktanya, kondisi keuangan perusahaan tidak sebagus yang dilaporkan.
c. Produksi dan Pemasaran
Hubungan antara perusahaan dan konsumen rentan dengan masalah etika bisnis di bidang
produksi dan pemasaran. Seringkali konsumen merasa dirugikan oleh perusahaan terkait
dengan produk yang diterima tidak sesuai dengan yang diharapkan. Contohnya, berat bersih,
19. hitungan jumlah isi, takaran, atau manfaat yang tidak sesuai dengan yang diinformasikan oleh
produsen. Untuk itu pemerintah Indonesia memberlakukan Undang-Undang nomor 8 tahun
1999 tentang perlindungan konsumen yang menjaga konsumen dari praktek tidak etis yang
dilakukan oleh perusahaan.
d. Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi yang kian pesat, keberadaan sosmed, serta kemudahan bertransaksi di
dunia maya juga menjadi pemicu permasalahan di bidang teknologi informasi. Misalnya; saat
seorang konsumen menyampaikan keluhannya terhadap suatu produk di dunia maya, maka
dengan cepat informasi ini akan tersebar luas. Jika pihak produsen tidak peka dan tidak
menanggani kasus tersebut dengan bijak, maka akan merusak citra perusahaan itu sendiri.
Pelanggaran lainnya seperti transaksi e-commerce yang seringkali ditemukan situs-situs
penipuan dimana saat buyer sudah melakukan transaksi namun barang tidak dikirim.
Perusahaan yang menjunjung tinggi etika bisnis dan nilai-nilai moral akan mencegah pihak
lain mengalami kerugian yang diakibatkan oleh perusahaannya. Contohnya, perusahaan akan
segera menarik produknya dari pasaran saat diketahui bahwa produk tersebut cacat atau
bahkan dapat membahayakan konsumennya.
Pada prinsipnya, tujuan dari aktivitas bisnis ini tidak semata-mata mendapatkan keuntungan
sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara, tapi perilaku etis tidak boleh
diabaikan oleh perusahaan. Perusahaan yang menerapkan etika bisnis tidak berarti tidak
mampu bersaing dengan kompetitor, tapi untuk dinilai masyarakat sebagai perusahaan yang
berperilaku etis serta bermoral.
Adapun alasan yang mendorong perusahaan untuk menjalankan bisnisnya secara etis, yaitu:
Memenuhi ekspektasi publik agar perusahaan beroperasi secara etis. Dimana perusahaan
yang mengabaikan masalah etika akan menjadi sorotan, sasaran kritik, bahkan hukuman.
Mencegah agar perusahaan tidak melakukan tindakan yang merugikan stakeholder lainnya.
Meningkatkan kinerja perusahaan
Meningkatkan kualitas hubungan bisnis dengan menerapkan etika bisnis seperti menepati
janji, kejujuran, dan menolak suap.
20. Mencegah perusahaan agar terhindar dari penyalahgunaan yang dilakukan oleh karyawan
atau pesaing.
Menghindarkan pelanggaran hak-hak pekerja yang dilakukan oleh pemberi kerja. Misalnya;
adanya diskirminasi besaran gaji yang diakibatkan oleh diskriminasi rasial.
Menghindarkan perusahaan dari sanksi hukum akibat tidak dipenuhinya etika bisnis
Mendapatkan keuntungan dari hasil bisnis yang tidak menerapkan etika bisnis dalam
perusahaan serta ketidakjujuran karyawan dapat menyebabkan kebangkrutan usaha.
Sementara perusahaan yang memperhatikan kepentingan semua pihak yang terlibat dalam
bisnisnya akan berhasil dan mempertahankan kegiatan bisnisnya. Terlebih lagi menjalankan
bisnis dengan etika, nilai-nilai kejujuran, dan amanah akan membuat bisnis tersebut lebih
berkah, tidak hanya bagi konsumen atau penggunanya saja, tapi juga bagi orang-orang yang
terlibat didalamnya.
21. Daftar Pustaka :
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Implementasi
Sistem Informasi. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.)
McLeod, Raymond dan George P. Schell. 2008. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
Salemba Empat.
http://dwiekurnia.wordpress.com/menu/5-alat-alat-komunikasi/6-uu-hak-cipta-software/,
diakses pada tanggal 15 April 2013.
Haryatmoko. 2007. Etika Komunikasi. Yogyakarta: Kanisius.
Simarmata, Janner. 2008. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Wahyono, Teguh. 2009. Etika Komputer: Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi
Informasi. Yogyakarta:
http://kolom.pacific.net.id/ind/setyanto_p._santosa/artikel_setyanto_p._santosa/membangun_
dan_mengembangkan_etika_bisnis_dalam_perusahaan.html
Diolah dari http://govindabright.blogspot.co.id