Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Rambu Solo' dan Kerbau Belang
1.
2. Toraja
Daerah Toraja adalah kabupaten di Provinsi
Sulawesi Selatan, Indonesia. Toraja terbagi atas 2
kabupaten yaitu Tana Toraja dan Toraja Utara.
Ibu kota kabupaten Tana Toraja adalah Makale.
Sedangkan Toraja Utara ibukotanya adalah
Rantepao.
Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan
dan mempertahankan gaya hidup yang khas dan
masih menunjukkan gaya hidup Austronesia
yang asli dan mirip dengan budaya Nias. Daerah
ini merupakan salah satu obyek wisata di
Sulawesi Selatan.
3. Kebanyakan masyarakat Toraja hidup sebagai
petani.Komoditi andalan dari daerah Toraja adalah sayur-
sayuran,kopi, cengkeh, cokelat, dan vanili.
Perkenonomian di Tana Toraja digerakkan oleh 6 pasar
tradisional dengan sistem perputaran setiap 6 hari.
Ketujuh pasar yang ada ialah:
1. Pasar Makale
2. Pasar Rantepao
3. Pasar Ge'tengan
4. Pasar Sangalla'
5. Pasar Rembon
6. Pasar Salubarani
4. 1. Pallawa
Tongkonan Pallawa adalah salah satu
tongkonan atau rumah adat yang sangat
menarik dan berada di antara pohon-pohon
bambu di puncak bukit. Tongkonan tersebut
didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau
yang ditancapkan di bagian depan rumah adat.
Terletak sekitar 12 Km ke arah utara dari
Rantepao.
5.
6. 2. Londa
Londa adalah bebatuan curam di sisi
makam khas Tana Toraja. Salah satunya
terletak di tempat yang tinggi dari bukit
dengan gua yang dalam dimana peti-peti
mayat diatur sesuai dengan garis
keluarga, di satu sisi bukit lainya
dibiarkan terbuka menghadap
pemandangan hamparan hijau. Terletak
sekitar 5 Km ke arah selatan dari
Rantepao.
7.
8.
9. 3. Ke’te Kesu
Obyek yang mempesona di desa ini berupa
Tongkonan, lumbung padi dan bangunan
megalith di sekitarnya. Sekitar 100 meter di
belakang perkampungan ini terdapat situs
pekuburan tebing dengan kuburan bergantung
dan tau-tau dalam bangunan batu yang diberi
pagar. Tau-tau ini memperlihatkan penampilan
pemiliknya sehari-hari. Perkampungan ini juga
dikenal dengan keahlian seni ukir yang dimiliki
oleh penduduknya dan sekaligus sebagai tempat
yang bagus untuk berbelanja souvenir. Terletak
sekitar 4 Km dari tenggara Rantepao.
10.
11.
12.
13.
14. 4. Batutumonga
Di kawasan ini anda dapat menemukan
sekitar 56 batu menhir dalam satu lingkaran
dengan 4 pohon di bagian tengah.
Kebanyakan batu menhir memiliki
ketinggian sekitar 2 – 3 meter. Dari tempat
ini anda dapat melihat keindahan Rantepao
dan lembah sekitarnya. Terletak di daerah
Sesean dengan ketinggian 1300 Meter dari
permukaan laut.
15.
16.
17. 5. Tilangnga’ dan Limbong
Tilangnga’ terletak ± 11 km dari Makale di Kecamatan
Makale Utara. Ada sebuah kolam renang alami dengan
mata air yang sejuk terletak di hutan bambu. Mata air ini
mengalir dari cela-cela batu kapur dan tidak pernah kering
sekalipun pada musim kemarau. Tilangnga’ juga dihuni
oleh belut-belut besar yang tidak berbahaya dan bermakna
keberuntungan bagi orang-orang yang dapat melihatnya,
sehingga banyak orang yang berkunjung ke sana bila
hendak melakukan sesuatu hal yang penting. Tempat ini
biasanya ramai pada akhir pekan atau pada hari-hari libur.
Limbong juga merupakan salah satu pemandian alam yang
sering dikunjungi oleh wisatawan
18.
19.
20. 6. Lemo
Tempat ini sering disebut sebagai rumah
para arwah. Di pemakaman Lemo anda
dapat melihat mayat yanng disimpan di
udara terbuka, di tengah bebatuan yang
curam. Kompleks pemakaman ini
merupakan perpaduan antara kematian,
seni dan ritual. Pada waktu-waktu tertentu
pakaian dari mayat-mayat akan diganti
dengan melalui upacara Ma' Nene.
21.
22. Toraja
Rambu Tuka’ & Rambu Solo’
Hewan Kurban
Kendaraan menuju alam (Puya)
Kerbau Belang Kerbau raja
(Bubalus bubalis)
23. Rambu Tuka’
Upacara Adat Rambu Tuka’ adalah acara yang berhungan
dengan acara syukuran misalnya acara
pernikahan, syukuran panen dan peresmian rumah adat
atau tongkonan baru, atau selesai direnovasi. Rambu
Tuka menghadirkan semua rumpun keluarga. Semua
Upacara tersebut dikenal dengan nama
Ma’Bua’, Merok, atau Mangrara Banua Sura’.
Dalam upacara adat Rambu Tuka’ diikuti oleh seni tari :
Pa’ Gellu, Pa’ Boneballa, Gellu Tungga’, Ondo
Samalele, Pa’Dao
Bulan, Pa’Burake, Memanna, Maluya, Pa’Tirra’, Panimbo
ng dan lain-lain. Untuk seni musik yaitu
Pa’pompang, pa’Barrung, Pa’pelle’.
Seni Musik dan seni tari yang ditampilkan dalam
upacara adat Rambu Solo’ tidak boleh (tabu)
ditampilkan pada upacara adat Rambu Tuka’.
24.
25. Rambu Solo’
Rambu Solo adalah upacara pemakaman secara adat yang
mewajibkan keluarga dari almarhum membuat sebuah upacara
sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah
meninggal dunia.
Upacara Adat Rambu Solo' terbagi dalam beberapa tingkatan dan
mengacu pada strata sosial dalam masyarakat Toraja yaitu:
1. Dipasang Bongi: Upacara pemakaman yang hanya dilaksanakan
dalam 1 malam saja.
2. Dipatallung Bongi: Upacara pemakaman yang berlangsung
selama 3 malam dan dilaksanakan dirumah almarhum serta
dilakukan pemotongan hewan.
3. Dipalimang Bongi: Upacara pemakaman yang berlangsung
selama 5 malam dan dilaksanakan disekitar rumah almarhum
serta dilakukan pemotongan hewan.
4. Dipapitung Bongi: Upacara pemakaman yang berlangsung
selama 7 malam yang pada setiap harinya dilakukan pemotongan
hewan.
26. Hal-hal yang dilakukan dalam acara
Rambu Solo’ antara lain :
- Ma’Badong
- Ma' Randing
- Ma’Dondi
- Ma’Katia
- Ma’papangngan
- Passailo
- Ma’pasilaga Tedong
Dan hal yang paling utama adalah
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33. Kerbau Belang / Tedong Bonga
(Bubalus bubalis)
Jenis kerbau yang terkenal dari Toraja adalah
Tedong Bonga. Tedong bonga harganya sangat
tinggi, hingga ratusan juta rupiah. Kerbau
Tedong Bonga tergolong dalam kelompok kerbau
lumpur (Bubalus bubalis), merupakan endemik
spesies yang hanya terdapat di Toraja saja.
Kesulitan dalam pembiakan dan ditambah lagi
dengan kecenderungan untuk menyembelih
sebanyak-banyaknya pada upacara adat,
membuat plasma nutfah (sumber daya genetika)
asli itu terancam kelestariannya.
34. Kerbau belang yang dikorbankan untuk
acara rambu Solo’ adalah kerbau pilihan.
Kerbau jantan yang sehat dengan postur
tubuh yang bagus. Kerbau jantan Toraja
karena dipelihara dengan baik, bila
dilihat sangat bagus postur tubuhnya.
Menjelang usainya Upacara Rambu Solo’,
keluarga mendiang diwajibkan
mengucapkan syukur pada Sang Pencipta
yang sekaligus menandakan selesainya
upacara pemakaman Rambu Solo’.
35.
36.
37.
38.
39. Keseharian masyarakat Tana Toraja,
Sulawesi Selatan, tak bisa dipisahkan
dengan hewan ternak kerbau. Ini
berlangsung hingga sekarang. Bahkan,
sebelum uang dijadikan alat penukaran
transaksi modern, hewan bertanduk ini
sudah kerap ditukar dengan benda lain.
Selain memiliki nilai ekonomis tinggi, hewan
bertubuh tambun ini juga melambangkan
kesejahteraan sekaligus menandakan
tingkat kekayaan dan status sosial
pemiliknya di mata masyarakat.
40. Kerbau Tana Toraja memiliki ciri fisik yang
khas ketimbang daerah lain, terutama pada
warna kulitnya yang belang menyerupai
sapi. Orang Toraja biasa menyebut jenis
kerbau ini Tedong Bonga. Lantaran kulitnya
yang aneh, maka kerbau belang memiliki
arti penting dalam setiap ritual pesta
kematian atau Rambu Solo. Kerbau ini
diperlakukan secara khusus. Semenjak kecil
sudah dikebiri oleh pemiliknya sehingga
dianggap suci sebagai hewan kurban pada
upacara Rambu Solo`.
41. Tak salah jika harga kerbau setengah albino
ini menjadi mahal. Harga seekor hewan yang
masuk golongan kerbau lumpur (Bubalus
bubalis) itu kira-kira Rp 50 juta hingga Rp 100
juta. Jumlah yang cukup besar memang.
Selain kerbau belang, kerbau biasa pun juga
akan dikurbankan dalam ritual Rambu Solo`.
Salah satunya bernama Bantu Pako. Kerbau
berbobot 200 kilogram, harganya bisa
mencapai Rp 20 jutaan. Namun, hewan
tersebut nasibnya hanya untuk diadu dan
dikurbankan.
44. 1. Pola perkembangbiakan kerbau belang
yang terbatas akibat sistem
pemeliharaannya yang sangat
dilindungi oleh pemiliknya.
2. Sengaja dikebiri
3. Berkurangnya lahan penggembalaan.
3. Reproduksi ternak kerbau yang secara
umum lebih lambat dari sapi,
4. Pola pemeliharaan yang ekstensif,
5. Tingginya pemotongan pejantan,
6. Kurangnya pakan di musim tertentu
45. Upaya-upaya yang dilakukan agar
kerbau belang tetap lestari :
1. Diberlakukannya pajak yang tinggi (khusus
Tedong Bonga), pada acara rambu solo’
2. Memelihara pejantan unggul
3. Koleksi sperma secara langsung
4. Koleksi sperma dari epididimis (buah zakar)
5. Pembinaan perbibitan ternak kerbau di rakyat
6. diterapkan bioteknologi reproduksi dengan
memasukkan materi genetik, ut menghasilkan
pejantan unggul untuk tujuan IB.
46. 7. Peningkatan keterampilan dan
wawasan peternak
8. Pengendalian pemotongan ternak
betina produktif
9. Mengadakan pelatihan budidaya
kerbau
10.Inseminasi buatan
47. Tehnik menyuntikkan sperma ke kerbau
betina yang sedang birahi, dan sperma
yang disuntikkan tersebut diperoleh
dari pejantan yang sebelumnya telah
dikoleksi kemudian disimpan, setelah
sebelumnya diawetkan dalam bentuk
cair atau beku
48. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kerbau
mempunyai potensi dari berbagai sudut pandang untuk
dikembangkan di berbagai wilayah di Indonesia. Kerbau
merupakan salah satu jenis ternak penghasil daging yang
potensial untuk mendukung program revitalisasi pertanian
dan kecukupan daging tersebut.
Kendala umum dalam pengembangan peternakan
kerbau disebabkan masih merupakan usaha sampingan
atau sebagai ternak pekerja, keterbatasan bibit unggul,
kesehatan ternak dan pakan ternak. Dan dilihat dari
efisiensi reproduksi faktor penyebab penurunan
produktivitas kerbau disebabkan oleh faktor internal
(masak lambat, lama bunting, berahi tenang, waktu berahi,
jarak beranak yang panjang, beranak pertama) dan faktor
eksternal (Pakan, Sosial budaya).
49. Saran
Dalam rangka meningkatkan populasi
dan kualitas kerbau di negeri ini kita
perlu melaksanakan, memperhatikan
dan memperbaiki aktivitas untuk
menyiasati faktor internal dan
eksternal yang lebih terarah dan
berkelanjutan.