SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
Toraja
Daerah Toraja adalah kabupaten di Provinsi
Sulawesi Selatan, Indonesia. Toraja terbagi atas 2
kabupaten yaitu Tana Toraja dan Toraja Utara.
Ibu kota kabupaten Tana Toraja adalah Makale.
Sedangkan Toraja Utara ibukotanya adalah
Rantepao.
Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan
dan mempertahankan gaya hidup yang khas dan
masih menunjukkan gaya hidup Austronesia
yang asli dan mirip dengan budaya Nias. Daerah
ini merupakan salah satu obyek wisata di
Sulawesi Selatan.
Kebanyakan masyarakat Toraja hidup sebagai
petani.Komoditi andalan dari daerah Toraja adalah sayur-
sayuran,kopi, cengkeh, cokelat, dan vanili.
Perkenonomian di Tana Toraja digerakkan oleh 6 pasar
tradisional dengan sistem perputaran setiap 6 hari.
Ketujuh pasar yang ada ialah:
1. Pasar Makale
2. Pasar Rantepao
3. Pasar Ge'tengan
4. Pasar Sangalla'
5. Pasar Rembon
6. Pasar Salubarani
1. Pallawa
 Tongkonan Pallawa adalah salah satu
 tongkonan atau rumah adat yang sangat
 menarik dan berada di antara pohon-pohon
 bambu di puncak bukit. Tongkonan tersebut
 didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau
 yang ditancapkan di bagian depan rumah adat.
 Terletak sekitar 12 Km ke arah utara dari
 Rantepao.
2. Londa
Londa adalah bebatuan curam di sisi
makam khas Tana Toraja. Salah satunya
terletak di tempat yang tinggi dari bukit
dengan gua yang dalam dimana peti-peti
mayat diatur sesuai dengan garis
keluarga, di satu sisi bukit lainya
dibiarkan terbuka menghadap
pemandangan hamparan hijau. Terletak
sekitar 5 Km ke arah selatan dari
Rantepao.
3. Ke’te Kesu
Obyek yang mempesona di desa ini berupa
Tongkonan, lumbung padi dan bangunan
megalith di sekitarnya. Sekitar 100 meter di
belakang perkampungan ini terdapat situs
pekuburan tebing dengan kuburan bergantung
dan tau-tau dalam bangunan batu yang diberi
pagar. Tau-tau ini memperlihatkan penampilan
pemiliknya sehari-hari. Perkampungan ini juga
dikenal dengan keahlian seni ukir yang dimiliki
oleh penduduknya dan sekaligus sebagai tempat
yang bagus untuk berbelanja souvenir. Terletak
sekitar 4 Km dari tenggara Rantepao.
4. Batutumonga
Di kawasan ini anda dapat menemukan
sekitar 56 batu menhir dalam satu lingkaran
dengan 4 pohon di bagian tengah.
Kebanyakan batu menhir memiliki
ketinggian sekitar 2 – 3 meter. Dari tempat
ini anda dapat melihat keindahan Rantepao
dan lembah sekitarnya. Terletak di daerah
Sesean dengan ketinggian 1300 Meter dari
permukaan laut.
5. Tilangnga’ dan Limbong
Tilangnga’ terletak ± 11 km dari Makale di Kecamatan
Makale Utara. Ada sebuah kolam renang alami dengan
mata air yang sejuk terletak di hutan bambu. Mata air ini
mengalir dari cela-cela batu kapur dan tidak pernah kering
sekalipun pada musim kemarau. Tilangnga’ juga dihuni
oleh belut-belut besar yang tidak berbahaya dan bermakna
keberuntungan bagi orang-orang yang dapat melihatnya,
sehingga banyak orang yang berkunjung ke sana bila
hendak melakukan sesuatu hal yang penting. Tempat ini
biasanya ramai pada akhir pekan atau pada hari-hari libur.
Limbong juga merupakan salah satu pemandian alam yang
sering dikunjungi oleh wisatawan
6. Lemo
Tempat ini sering disebut sebagai rumah
para arwah. Di pemakaman Lemo anda
dapat melihat mayat yanng disimpan di
udara terbuka, di tengah bebatuan yang
curam. Kompleks pemakaman ini
merupakan perpaduan antara kematian,
seni dan ritual. Pada waktu-waktu tertentu
pakaian dari mayat-mayat akan diganti
dengan melalui upacara Ma' Nene.
Toraja

Rambu Tuka’ & Rambu Solo’


           Hewan Kurban
                    Kendaraan menuju alam (Puya)


           Kerbau Belang          Kerbau raja
          (Bubalus bubalis)
Rambu Tuka’
Upacara Adat Rambu Tuka’ adalah acara yang berhungan
dengan acara syukuran misalnya acara
pernikahan, syukuran panen dan peresmian rumah adat
atau tongkonan baru, atau selesai direnovasi. Rambu
Tuka menghadirkan semua rumpun keluarga. Semua
Upacara tersebut dikenal dengan nama
Ma’Bua’, Merok, atau Mangrara Banua Sura’.
Dalam upacara adat Rambu Tuka’ diikuti oleh seni tari :
Pa’ Gellu, Pa’ Boneballa, Gellu Tungga’, Ondo
Samalele, Pa’Dao
Bulan, Pa’Burake, Memanna, Maluya, Pa’Tirra’, Panimbo
ng dan lain-lain. Untuk seni musik yaitu
Pa’pompang, pa’Barrung, Pa’pelle’.
Seni Musik dan seni tari yang ditampilkan dalam
upacara adat Rambu Solo’ tidak boleh (tabu)
ditampilkan pada upacara adat Rambu Tuka’.
Rambu Solo’
Rambu Solo adalah upacara pemakaman secara adat yang
mewajibkan keluarga dari almarhum membuat sebuah upacara
sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah
meninggal dunia.
Upacara Adat Rambu Solo' terbagi dalam beberapa tingkatan dan
mengacu pada strata sosial dalam masyarakat Toraja yaitu:
1. Dipasang Bongi: Upacara pemakaman yang hanya dilaksanakan
    dalam 1 malam saja.
2. Dipatallung Bongi: Upacara pemakaman yang berlangsung
    selama 3 malam dan dilaksanakan dirumah almarhum serta
    dilakukan pemotongan hewan.
3. Dipalimang Bongi: Upacara pemakaman yang berlangsung
    selama 5 malam dan dilaksanakan disekitar rumah almarhum
    serta dilakukan pemotongan hewan.
4. Dipapitung Bongi: Upacara pemakaman yang berlangsung
    selama 7 malam yang pada setiap harinya dilakukan pemotongan
    hewan.
Hal-hal yang dilakukan dalam acara
Rambu Solo’ antara lain :
         - Ma’Badong
         - Ma' Randing
         - Ma’Dondi
         - Ma’Katia
         - Ma’papangngan
         - Passailo
         - Ma’pasilaga Tedong
Dan hal yang paling utama adalah
Kerbau Belang / Tedong Bonga
           (Bubalus bubalis)
Jenis kerbau yang terkenal dari Toraja adalah
Tedong Bonga. Tedong bonga harganya sangat
tinggi, hingga ratusan juta rupiah. Kerbau
Tedong Bonga tergolong dalam kelompok kerbau
lumpur (Bubalus bubalis), merupakan endemik
spesies yang hanya terdapat di Toraja saja.
Kesulitan dalam pembiakan dan ditambah lagi
dengan kecenderungan untuk menyembelih
sebanyak-banyaknya      pada    upacara adat,
membuat plasma nutfah (sumber daya genetika)
asli itu terancam kelestariannya.
Kerbau belang yang dikorbankan untuk
acara rambu Solo’ adalah kerbau pilihan.
Kerbau jantan yang sehat dengan postur
tubuh yang bagus. Kerbau jantan Toraja
karena dipelihara dengan baik, bila
dilihat sangat bagus postur tubuhnya.
Menjelang usainya Upacara Rambu Solo’,
keluarga      mendiang       diwajibkan
mengucapkan syukur pada Sang Pencipta
yang sekaligus menandakan selesainya
upacara pemakaman Rambu Solo’.
Keseharian masyarakat Tana Toraja,
Sulawesi Selatan, tak bisa dipisahkan
dengan hewan ternak kerbau. Ini
berlangsung hingga sekarang. Bahkan,
sebelum uang dijadikan alat penukaran
transaksi modern, hewan bertanduk ini
sudah kerap ditukar dengan benda lain.
Selain memiliki nilai ekonomis tinggi, hewan
bertubuh tambun ini juga melambangkan
kesejahteraan      sekaligus    menandakan
tingkat kekayaan dan status sosial
pemiliknya di mata masyarakat.
Kerbau Tana Toraja memiliki ciri fisik yang
khas ketimbang daerah lain, terutama pada
warna kulitnya yang belang menyerupai
sapi. Orang Toraja biasa menyebut jenis
kerbau ini Tedong Bonga. Lantaran kulitnya
yang aneh, maka kerbau belang memiliki
arti penting dalam setiap ritual pesta
kematian atau Rambu Solo. Kerbau ini
diperlakukan secara khusus. Semenjak kecil
sudah dikebiri oleh pemiliknya sehingga
dianggap suci sebagai hewan kurban pada
upacara Rambu Solo`.
Tak salah jika harga kerbau setengah albino
ini menjadi mahal. Harga seekor hewan yang
masuk golongan kerbau lumpur (Bubalus
bubalis) itu kira-kira Rp 50 juta hingga Rp 100
juta. Jumlah yang cukup besar memang.
Selain kerbau belang, kerbau biasa pun juga
akan dikurbankan dalam ritual Rambu Solo`.
Salah satunya bernama Bantu Pako. Kerbau
berbobot 200 kilogram, harganya bisa
mencapai Rp 20 jutaan. Namun, hewan
tersebut nasibnya hanya untuk diadu dan
dikurbankan.
MENGAPA POPULASI
   MENURUN ?
Penurunan Populasi


 jumlah pemotongan


  rendahnya angka
     kelahiran
1. Pola perkembangbiakan kerbau belang
   yang     terbatas     akibat      sistem
   pemeliharaannya        yang       sangat
   dilindungi oleh pemiliknya.
2. Sengaja dikebiri
3. Berkurangnya lahan penggembalaan.
3. Reproduksi ternak kerbau yang secara
   umum lebih lambat dari sapi,
4. Pola pemeliharaan yang ekstensif,
5. Tingginya pemotongan pejantan,
6. Kurangnya pakan di musim tertentu
Upaya-upaya yang dilakukan agar
kerbau belang tetap lestari :
1. Diberlakukannya pajak yang tinggi (khusus
   Tedong Bonga), pada acara rambu solo’
2. Memelihara pejantan unggul
3. Koleksi sperma secara langsung
4. Koleksi sperma dari epididimis (buah zakar)
5. Pembinaan perbibitan ternak kerbau di rakyat
6. diterapkan bioteknologi reproduksi dengan
   memasukkan materi genetik, ut menghasilkan
   pejantan unggul untuk tujuan IB.
7. Peningkatan keterampilan dan
   wawasan peternak
8. Pengendalian pemotongan ternak
   betina produktif
9. Mengadakan pelatihan budidaya
   kerbau
10.Inseminasi buatan
Tehnik menyuntikkan sperma ke kerbau
betina yang sedang birahi, dan sperma
yang disuntikkan tersebut diperoleh
dari pejantan yang sebelumnya telah
dikoleksi kemudian disimpan, setelah
sebelumnya diawetkan dalam bentuk
cair atau beku
Kesimpulan
    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kerbau
mempunyai potensi dari berbagai sudut pandang untuk
dikembangkan di berbagai wilayah di Indonesia. Kerbau
merupakan salah satu jenis ternak penghasil daging yang
potensial untuk mendukung program revitalisasi pertanian
dan kecukupan daging tersebut.
    Kendala umum dalam pengembangan peternakan
kerbau disebabkan masih merupakan usaha sampingan
atau sebagai ternak pekerja, keterbatasan bibit unggul,
kesehatan ternak dan pakan ternak. Dan dilihat dari
efisiensi   reproduksi    faktor  penyebab    penurunan
produktivitas kerbau disebabkan oleh faktor internal
(masak lambat, lama bunting, berahi tenang, waktu berahi,
jarak beranak yang panjang, beranak pertama) dan faktor
eksternal (Pakan, Sosial budaya).
Saran
Dalam rangka meningkatkan populasi
dan kualitas kerbau di negeri ini kita
perlu melaksanakan, memperhatikan
dan memperbaiki aktivitas untuk
menyiasati     faktor internal    dan
eksternal   yang lebih terarah dan
berkelanjutan.
Rambu Solo' dan Kerbau Belang

More Related Content

Similar to Rambu Solo' dan Kerbau Belang

kebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanakebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanaErick Ruing
 
Suku mentawai "Kesederhanaan yang nyaris hilang"
Suku mentawai "Kesederhanaan yang nyaris hilang"Suku mentawai "Kesederhanaan yang nyaris hilang"
Suku mentawai "Kesederhanaan yang nyaris hilang"Niki Anane
 
5 pemandangan alam paling indah di indonesia
5 pemandangan alam paling indah di indonesia5 pemandangan alam paling indah di indonesia
5 pemandangan alam paling indah di indonesiaFreddy Then
 
Kearifan Lokal (Arum and Riko)
Kearifan Lokal (Arum and Riko)Kearifan Lokal (Arum and Riko)
Kearifan Lokal (Arum and Riko)RezaWahyuni5
 
Tugas pp ips
Tugas pp ipsTugas pp ips
Tugas pp ipstickaaja
 
Menjelajahi Pesona Keindahan Alam Eksotis Di Papua
Menjelajahi Pesona Keindahan Alam Eksotis Di Papua  Menjelajahi Pesona Keindahan Alam Eksotis Di Papua
Menjelajahi Pesona Keindahan Alam Eksotis Di Papua AlanaAlexandria1
 
Menjelajahi Pesona Keindahan Alam Eksotis Di Papua
Menjelajahi Pesona Keindahan Alam Eksotis Di PapuaMenjelajahi Pesona Keindahan Alam Eksotis Di Papua
Menjelajahi Pesona Keindahan Alam Eksotis Di PapuaHowtostart.com
 
Budaya bangka
Budaya bangkaBudaya bangka
Budaya bangkaAgustina
 
Keanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYA
Keanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYAKeanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYA
Keanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYANaila N. K
 
Kebudayaan dari indonesia bagian tengah
Kebudayaan dari indonesia bagian tengahKebudayaan dari indonesia bagian tengah
Kebudayaan dari indonesia bagian tengahYadhi Muqsith
 
Budidaya Ikan BBPBL Lampung - Kunjungan Ilmiah
Budidaya Ikan BBPBL Lampung - Kunjungan IlmiahBudidaya Ikan BBPBL Lampung - Kunjungan Ilmiah
Budidaya Ikan BBPBL Lampung - Kunjungan IlmiahTrianaWidyaSari1
 
Tentang Lampung
Tentang LampungTentang Lampung
Tentang LampungRaha Sia
 
Sosio budaya Gizi
Sosio budaya GiziSosio budaya Gizi
Sosio budaya GiziAndiEta1
 
Suku pamona 2
Suku pamona 2Suku pamona 2
Suku pamona 2Bia Putri
 

Similar to Rambu Solo' dan Kerbau Belang (20)

kebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanakebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopana
 
Suku mentawai "Kesederhanaan yang nyaris hilang"
Suku mentawai "Kesederhanaan yang nyaris hilang"Suku mentawai "Kesederhanaan yang nyaris hilang"
Suku mentawai "Kesederhanaan yang nyaris hilang"
 
5 pemandangan alam paling indah di indonesia
5 pemandangan alam paling indah di indonesia5 pemandangan alam paling indah di indonesia
5 pemandangan alam paling indah di indonesia
 
Kearifan Lokal (Arum and Riko)
Kearifan Lokal (Arum and Riko)Kearifan Lokal (Arum and Riko)
Kearifan Lokal (Arum and Riko)
 
Tugas pp ips
Tugas pp ipsTugas pp ips
Tugas pp ips
 
Menjelajahi Pesona Keindahan Alam Eksotis Di Papua
Menjelajahi Pesona Keindahan Alam Eksotis Di Papua  Menjelajahi Pesona Keindahan Alam Eksotis Di Papua
Menjelajahi Pesona Keindahan Alam Eksotis Di Papua
 
Menjelajahi Pesona Keindahan Alam Eksotis Di Papua
Menjelajahi Pesona Keindahan Alam Eksotis Di PapuaMenjelajahi Pesona Keindahan Alam Eksotis Di Papua
Menjelajahi Pesona Keindahan Alam Eksotis Di Papua
 
Makalah budidaya ikan nila
Makalah budidaya ikan nilaMakalah budidaya ikan nila
Makalah budidaya ikan nila
 
Budaya bangka
Budaya bangkaBudaya bangka
Budaya bangka
 
Materi rumah adat
Materi rumah adatMateri rumah adat
Materi rumah adat
 
Sosiologi - Suku Karo
Sosiologi - Suku KaroSosiologi - Suku Karo
Sosiologi - Suku Karo
 
Keanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYA
Keanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYAKeanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYA
Keanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYA
 
Kebudayaan dari indonesia bagian tengah
Kebudayaan dari indonesia bagian tengahKebudayaan dari indonesia bagian tengah
Kebudayaan dari indonesia bagian tengah
 
Nusa tenggara timur (ntt)
Nusa tenggara timur (ntt)Nusa tenggara timur (ntt)
Nusa tenggara timur (ntt)
 
Budidaya Ikan BBPBL Lampung - Kunjungan Ilmiah
Budidaya Ikan BBPBL Lampung - Kunjungan IlmiahBudidaya Ikan BBPBL Lampung - Kunjungan Ilmiah
Budidaya Ikan BBPBL Lampung - Kunjungan Ilmiah
 
Suku dayak
Suku dayakSuku dayak
Suku dayak
 
Tentang Lampung
Tentang LampungTentang Lampung
Tentang Lampung
 
Sosio budaya Gizi
Sosio budaya GiziSosio budaya Gizi
Sosio budaya Gizi
 
KLIPING PMD
KLIPING PMDKLIPING PMD
KLIPING PMD
 
Suku pamona 2
Suku pamona 2Suku pamona 2
Suku pamona 2
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

Rambu Solo' dan Kerbau Belang

  • 1.
  • 2. Toraja Daerah Toraja adalah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Toraja terbagi atas 2 kabupaten yaitu Tana Toraja dan Toraja Utara. Ibu kota kabupaten Tana Toraja adalah Makale. Sedangkan Toraja Utara ibukotanya adalah Rantepao. Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan dan mempertahankan gaya hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli dan mirip dengan budaya Nias. Daerah ini merupakan salah satu obyek wisata di Sulawesi Selatan.
  • 3. Kebanyakan masyarakat Toraja hidup sebagai petani.Komoditi andalan dari daerah Toraja adalah sayur- sayuran,kopi, cengkeh, cokelat, dan vanili. Perkenonomian di Tana Toraja digerakkan oleh 6 pasar tradisional dengan sistem perputaran setiap 6 hari. Ketujuh pasar yang ada ialah: 1. Pasar Makale 2. Pasar Rantepao 3. Pasar Ge'tengan 4. Pasar Sangalla' 5. Pasar Rembon 6. Pasar Salubarani
  • 4. 1. Pallawa Tongkonan Pallawa adalah salah satu tongkonan atau rumah adat yang sangat menarik dan berada di antara pohon-pohon bambu di puncak bukit. Tongkonan tersebut didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau yang ditancapkan di bagian depan rumah adat. Terletak sekitar 12 Km ke arah utara dari Rantepao.
  • 5.
  • 6. 2. Londa Londa adalah bebatuan curam di sisi makam khas Tana Toraja. Salah satunya terletak di tempat yang tinggi dari bukit dengan gua yang dalam dimana peti-peti mayat diatur sesuai dengan garis keluarga, di satu sisi bukit lainya dibiarkan terbuka menghadap pemandangan hamparan hijau. Terletak sekitar 5 Km ke arah selatan dari Rantepao.
  • 7.
  • 8.
  • 9. 3. Ke’te Kesu Obyek yang mempesona di desa ini berupa Tongkonan, lumbung padi dan bangunan megalith di sekitarnya. Sekitar 100 meter di belakang perkampungan ini terdapat situs pekuburan tebing dengan kuburan bergantung dan tau-tau dalam bangunan batu yang diberi pagar. Tau-tau ini memperlihatkan penampilan pemiliknya sehari-hari. Perkampungan ini juga dikenal dengan keahlian seni ukir yang dimiliki oleh penduduknya dan sekaligus sebagai tempat yang bagus untuk berbelanja souvenir. Terletak sekitar 4 Km dari tenggara Rantepao.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14. 4. Batutumonga Di kawasan ini anda dapat menemukan sekitar 56 batu menhir dalam satu lingkaran dengan 4 pohon di bagian tengah. Kebanyakan batu menhir memiliki ketinggian sekitar 2 – 3 meter. Dari tempat ini anda dapat melihat keindahan Rantepao dan lembah sekitarnya. Terletak di daerah Sesean dengan ketinggian 1300 Meter dari permukaan laut.
  • 15.
  • 16.
  • 17. 5. Tilangnga’ dan Limbong Tilangnga’ terletak ± 11 km dari Makale di Kecamatan Makale Utara. Ada sebuah kolam renang alami dengan mata air yang sejuk terletak di hutan bambu. Mata air ini mengalir dari cela-cela batu kapur dan tidak pernah kering sekalipun pada musim kemarau. Tilangnga’ juga dihuni oleh belut-belut besar yang tidak berbahaya dan bermakna keberuntungan bagi orang-orang yang dapat melihatnya, sehingga banyak orang yang berkunjung ke sana bila hendak melakukan sesuatu hal yang penting. Tempat ini biasanya ramai pada akhir pekan atau pada hari-hari libur. Limbong juga merupakan salah satu pemandian alam yang sering dikunjungi oleh wisatawan
  • 18.
  • 19.
  • 20. 6. Lemo Tempat ini sering disebut sebagai rumah para arwah. Di pemakaman Lemo anda dapat melihat mayat yanng disimpan di udara terbuka, di tengah bebatuan yang curam. Kompleks pemakaman ini merupakan perpaduan antara kematian, seni dan ritual. Pada waktu-waktu tertentu pakaian dari mayat-mayat akan diganti dengan melalui upacara Ma' Nene.
  • 21.
  • 22. Toraja Rambu Tuka’ & Rambu Solo’ Hewan Kurban Kendaraan menuju alam (Puya) Kerbau Belang Kerbau raja (Bubalus bubalis)
  • 23. Rambu Tuka’ Upacara Adat Rambu Tuka’ adalah acara yang berhungan dengan acara syukuran misalnya acara pernikahan, syukuran panen dan peresmian rumah adat atau tongkonan baru, atau selesai direnovasi. Rambu Tuka menghadirkan semua rumpun keluarga. Semua Upacara tersebut dikenal dengan nama Ma’Bua’, Merok, atau Mangrara Banua Sura’. Dalam upacara adat Rambu Tuka’ diikuti oleh seni tari : Pa’ Gellu, Pa’ Boneballa, Gellu Tungga’, Ondo Samalele, Pa’Dao Bulan, Pa’Burake, Memanna, Maluya, Pa’Tirra’, Panimbo ng dan lain-lain. Untuk seni musik yaitu Pa’pompang, pa’Barrung, Pa’pelle’. Seni Musik dan seni tari yang ditampilkan dalam upacara adat Rambu Solo’ tidak boleh (tabu) ditampilkan pada upacara adat Rambu Tuka’.
  • 24.
  • 25. Rambu Solo’ Rambu Solo adalah upacara pemakaman secara adat yang mewajibkan keluarga dari almarhum membuat sebuah upacara sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah meninggal dunia. Upacara Adat Rambu Solo' terbagi dalam beberapa tingkatan dan mengacu pada strata sosial dalam masyarakat Toraja yaitu: 1. Dipasang Bongi: Upacara pemakaman yang hanya dilaksanakan dalam 1 malam saja. 2. Dipatallung Bongi: Upacara pemakaman yang berlangsung selama 3 malam dan dilaksanakan dirumah almarhum serta dilakukan pemotongan hewan. 3. Dipalimang Bongi: Upacara pemakaman yang berlangsung selama 5 malam dan dilaksanakan disekitar rumah almarhum serta dilakukan pemotongan hewan. 4. Dipapitung Bongi: Upacara pemakaman yang berlangsung selama 7 malam yang pada setiap harinya dilakukan pemotongan hewan.
  • 26. Hal-hal yang dilakukan dalam acara Rambu Solo’ antara lain : - Ma’Badong - Ma' Randing - Ma’Dondi - Ma’Katia - Ma’papangngan - Passailo - Ma’pasilaga Tedong Dan hal yang paling utama adalah
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33. Kerbau Belang / Tedong Bonga (Bubalus bubalis) Jenis kerbau yang terkenal dari Toraja adalah Tedong Bonga. Tedong bonga harganya sangat tinggi, hingga ratusan juta rupiah. Kerbau Tedong Bonga tergolong dalam kelompok kerbau lumpur (Bubalus bubalis), merupakan endemik spesies yang hanya terdapat di Toraja saja. Kesulitan dalam pembiakan dan ditambah lagi dengan kecenderungan untuk menyembelih sebanyak-banyaknya pada upacara adat, membuat plasma nutfah (sumber daya genetika) asli itu terancam kelestariannya.
  • 34. Kerbau belang yang dikorbankan untuk acara rambu Solo’ adalah kerbau pilihan. Kerbau jantan yang sehat dengan postur tubuh yang bagus. Kerbau jantan Toraja karena dipelihara dengan baik, bila dilihat sangat bagus postur tubuhnya. Menjelang usainya Upacara Rambu Solo’, keluarga mendiang diwajibkan mengucapkan syukur pada Sang Pencipta yang sekaligus menandakan selesainya upacara pemakaman Rambu Solo’.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39. Keseharian masyarakat Tana Toraja, Sulawesi Selatan, tak bisa dipisahkan dengan hewan ternak kerbau. Ini berlangsung hingga sekarang. Bahkan, sebelum uang dijadikan alat penukaran transaksi modern, hewan bertanduk ini sudah kerap ditukar dengan benda lain. Selain memiliki nilai ekonomis tinggi, hewan bertubuh tambun ini juga melambangkan kesejahteraan sekaligus menandakan tingkat kekayaan dan status sosial pemiliknya di mata masyarakat.
  • 40. Kerbau Tana Toraja memiliki ciri fisik yang khas ketimbang daerah lain, terutama pada warna kulitnya yang belang menyerupai sapi. Orang Toraja biasa menyebut jenis kerbau ini Tedong Bonga. Lantaran kulitnya yang aneh, maka kerbau belang memiliki arti penting dalam setiap ritual pesta kematian atau Rambu Solo. Kerbau ini diperlakukan secara khusus. Semenjak kecil sudah dikebiri oleh pemiliknya sehingga dianggap suci sebagai hewan kurban pada upacara Rambu Solo`.
  • 41. Tak salah jika harga kerbau setengah albino ini menjadi mahal. Harga seekor hewan yang masuk golongan kerbau lumpur (Bubalus bubalis) itu kira-kira Rp 50 juta hingga Rp 100 juta. Jumlah yang cukup besar memang. Selain kerbau belang, kerbau biasa pun juga akan dikurbankan dalam ritual Rambu Solo`. Salah satunya bernama Bantu Pako. Kerbau berbobot 200 kilogram, harganya bisa mencapai Rp 20 jutaan. Namun, hewan tersebut nasibnya hanya untuk diadu dan dikurbankan.
  • 42. MENGAPA POPULASI MENURUN ?
  • 43. Penurunan Populasi jumlah pemotongan rendahnya angka kelahiran
  • 44. 1. Pola perkembangbiakan kerbau belang yang terbatas akibat sistem pemeliharaannya yang sangat dilindungi oleh pemiliknya. 2. Sengaja dikebiri 3. Berkurangnya lahan penggembalaan. 3. Reproduksi ternak kerbau yang secara umum lebih lambat dari sapi, 4. Pola pemeliharaan yang ekstensif, 5. Tingginya pemotongan pejantan, 6. Kurangnya pakan di musim tertentu
  • 45. Upaya-upaya yang dilakukan agar kerbau belang tetap lestari : 1. Diberlakukannya pajak yang tinggi (khusus Tedong Bonga), pada acara rambu solo’ 2. Memelihara pejantan unggul 3. Koleksi sperma secara langsung 4. Koleksi sperma dari epididimis (buah zakar) 5. Pembinaan perbibitan ternak kerbau di rakyat 6. diterapkan bioteknologi reproduksi dengan memasukkan materi genetik, ut menghasilkan pejantan unggul untuk tujuan IB.
  • 46. 7. Peningkatan keterampilan dan wawasan peternak 8. Pengendalian pemotongan ternak betina produktif 9. Mengadakan pelatihan budidaya kerbau 10.Inseminasi buatan
  • 47. Tehnik menyuntikkan sperma ke kerbau betina yang sedang birahi, dan sperma yang disuntikkan tersebut diperoleh dari pejantan yang sebelumnya telah dikoleksi kemudian disimpan, setelah sebelumnya diawetkan dalam bentuk cair atau beku
  • 48. Kesimpulan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kerbau mempunyai potensi dari berbagai sudut pandang untuk dikembangkan di berbagai wilayah di Indonesia. Kerbau merupakan salah satu jenis ternak penghasil daging yang potensial untuk mendukung program revitalisasi pertanian dan kecukupan daging tersebut. Kendala umum dalam pengembangan peternakan kerbau disebabkan masih merupakan usaha sampingan atau sebagai ternak pekerja, keterbatasan bibit unggul, kesehatan ternak dan pakan ternak. Dan dilihat dari efisiensi reproduksi faktor penyebab penurunan produktivitas kerbau disebabkan oleh faktor internal (masak lambat, lama bunting, berahi tenang, waktu berahi, jarak beranak yang panjang, beranak pertama) dan faktor eksternal (Pakan, Sosial budaya).
  • 49. Saran Dalam rangka meningkatkan populasi dan kualitas kerbau di negeri ini kita perlu melaksanakan, memperhatikan dan memperbaiki aktivitas untuk menyiasati faktor internal dan eksternal yang lebih terarah dan berkelanjutan.