SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
TRADISI DAN POLA PERKAWINAN MASYARAKAT BAOPANA FLORES
BAGIAN TIMUR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakanga
Setiap orang pasti mendambakan kehidupan yang bebas dari gangguan
(rasa aman), bebas dari kekhawatiran (rasa tenteram), bebas dari
ketidakpastian hidup, sejahtera lahir batin (rasa nyaman) serta kehangatan
dalam jalinan kebersamaan, kekeluargaan dan kekerabatan yang penuh
pengertian dan kasih sayang. Kondisi semacam ini memungkinkan orang
senantiasa bergairah untuk dapat berdoa dan bekerja mensyukuri keagungan
Yang Maha Kuasa serta berterimakasih atas rejeki yang dilimpahkan bagi
mereka. Suasana seperti ini hanya ditemukan dalam masyarakat yang
homogen, masyarakat yang ditemukan di lembah-lembah, di bukit-bukit, di
lereng-lereng gunung, maupun di tepi pantai. Itulah masyarakat pedesaan.
Berbicara mengenai masyarakat pedesaan, mempunyai kaitan erat
dengan tradisi adat istiadat yang sangat kental dan sangat menonjol.
Terciptanya atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagi hasil interaksi
antara manusia dengan segala isi alam raya ini. Manusia yang telah dilengkapi
Tuhan dengan akal dan pikirannya menjadikannya mereka khalifah di muka
bumi dan diberikan kemampuan ini (Rafael Raga Maran). Dengan sumber-
1
sumber kemampuan daya manusia tersebut nyatalah bahwa manusia
menciptakan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia namun
manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan, dengan kata lain kebudayaan
ada karena manusia penciptanya, dan manusia dapat hidup di tengah-tengah
kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakalah
manusia sebagai pendukungnya (Peter L. Berger). Manusia dapat
mengembangkan kebudayaan begitu pula manusia hidup dan tergantung pada
kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Dan kebudayaan juga memberikan
aturan bagi manusia. Maka dari keseluruhan ini dapat disimpulkan bahwa
budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum adat istiadat, dan kemampuan
yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. (koenjaraningrat).
Bagi saya, menelusuri, mencermat, mempelajari, mencari tahu
kebudayaan sendiri adalah suatu hal yang takan pernah saya lupakan, karena
bagi saya segala tingkah laku perbuatan, tutur kata, awalnya saya peroleh dari
kebudayaan saya sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kampung Baopana
sss
Sebuah dusun kecil nan sepi, penduduknya masih dari kalangan terbatas
dengan karakter sosial budaya yang homogen. Setiap rumah memiliki
pekarangan yang luas sehingga jarak antara rumah yang satu dengan yang
lainnya relatif cukup renggang, tidak ada disparitas sosial yang menonjol dari
warganya hidup berdampingan secara harmonis. Sebagai sebuah pemukiman,
Baopana merupakan suatu Lewo (Kampung) yang tenang, damai berada di
kecamatan Lebatukan di Pulau Lembata, yang dulu dikenal dengan Pulau
Lomblen, salah satu deretan pulau di ujung timur pulau Flores, Nusa Tenggara
Timur. Boleh dibilang sangat trategis berada di tengah jalur transportasi darat
yang menghubungkan kota lewoleba sebagai ibukota kabupaten menuju ke
ujung timur, yakni menuju ke wilayah Kedang.
3
Sebelum tersentuh modernnisasi, letak Baopana agak terisolir baik lewat
jalur darat maupun jalur laut. Walaupun jalannya sudah dibuat pada waktu
zaman penjajahan Belanda, namun jalannya masih sangat sederhana dalam
artian bahwa belum ada proyek pembangunan jalan. Berjarak 8 Km dari
ibukota kabupaten.
2.2. Mata Penceharian
Kegiatan ekonomi dan mata penceharian masyarakat Baopana
sepenuhnya menyadarai hidup pada kehendak alam, umumnya mereka
mengelolah lahan pertanian secara tradisional (berkebun). Hasil kebun seperti
padi, jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian, biasanya hanya untuk
mencukupi kebutuhan hidup selama setahun. Disaat musim panen, masyarakat
juga beternak seperti babi, kambing, dan ayam yang lazimnya hanya
dimanfaatkan untuk keperluan sendiri seperti Pesta, urusan adat dan yang
lainnya. Warga juga menanam tanaman jangka panjang seperti kemiri, kopra
dan lain-lain, tapi belum banyak yang bernilai ekonomis. Biasanya masih
sebatas untuk kepentingan konsumsi sendiri, dimana hasil yang mereka
peroleh ini hanya untuk menghidupi keluarga, bukan bertujuan untuk
mengejar keuntungan.
4
Berada di daerah tropis yang dikelilingi laut dan selat, iklim serta cuaca
di Nusa Tenggara Timur umumnya termasuk lembata khususnya terkadang
kurang bersahabat, rejeki yang tidak menentu sering kali dialami oleh
masyarakat yang bertani seperti di Baopana. Kondisi alam ini mngakibatkan
curah hujan yang rendah dengan musim kemarau yang panjang sedangkan
hama pun menjadi hantu yang menakutkan bagi para petani. Suhu udara yang
tinggi mengakibatkan keadaan alam yang cederung panas hampir sepanjang
tahun, sering juga diterjang topan dan badai sehingga hasil pertanian menjadi
tidak menentu, resiko rawan pangan pun tidak jarng dihadapi oleh masyarakat
Baopana. Walau keadaan alam dan cuaca sering kurang bersahabat tapi
masyarakatnya selalu percaya bahwa alam punya hukumannya sendiri.
Mereka yakin alam tidak mungkin membiakan kehidupan manusia berjalan
sendiri dan merana. Kuasa alam akan memberikan rejeki dan peruntungan
bagi kehidupan. Untuk itu manusia dituntut untuk selalu menjaga harmoni
kehidupannya dengan alam dan lingkungan. Dalam prakteknya manusia selalu
5
mengekspresikan sikap dan kehidupan mereka secara total terhadap kuasa
Ilahi sebagai pemberi dan pengatur kehidupan.
Menghadapi iklim dan kondisi yang mengitari seperti di atas secara
alamiah melahirkan kearifan masyarakat Baopana guna menjawab tantangan
bagi masa depan kehidupan dan generasi mereka. Masyarakat lalu belajar dari
alam dan memunculkan kreatifitas dan improfisasi untuk mencari jalan keluar
bagi kehidupan yang lebih baik. Selalu ada sikap yang diambil agar tetap
survive dari keadaan alam yang demikian. Di pihak lain, sebagian warga juga
encari alternatif kerja dan berpeluang memperoleh rejeki lain di luar wilayah
daerah sendiri.
Untuk menjawb tuntutan hidup yang lebih baik, sejak tempo dulu
masyarakat Baopana dikenal dengan pergi merantau mencari pengalaman dan
bekerja di tempat lain yang lebih menjajikan. Dari merantau tersebut tidak
heran sejak beberapa dekade lalu, di daerah saya ini menjadi salah satu
lumbung tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri, terutama ke negara
Malaysia. Hasil kerja berupa uang dibawah pulang ke kampung untuk
membangun rumah, atau membiayai pendidikan anggota keluarga seperti anak,
adik yang sedang bersekolah ataupun yang sedang berkuliah.
2.3. Sekilas Sejarah Lamaholot
Salah satu sumber sejarah yang amat penting (ADM) sejarah
pemerintahan raja-raja timor tahun 1994 adalah cerita rakyat yang dituturkan
6
turun temurun dari tradisi lisan, menurut arti katanya cerita rakyat adalah cerita
biasa yang dapat didengarkan oleh semua orang di setiap tempat dan pada
setiap waktu. Certra rakyat yang mengandung sejarah yaitu upacara-upacara
adat dengan menggunakan bahasa tua dengan kiasan. Dalam tradisi lamaholot,
tradisi ini terlihat jelas antara lain pada upacara (Painapan) upacara resmi antara
suku pemberi gadis (opuale) dan suku penerima gadis (anamaking), upacara
pembuatan rumah adat Suku (Korke), upacara buka kebun baru (Ekarajang atau
Moitelone), dan lain-lain. Syair adat yang berniali sejarah ini menurut bahasa
lamaholot tengah disebut (koda-kniri) dan orang yang mengucapkan disebut
koda-alapen atau anakoda. Karena lisan dan bersifat subjektif selalu ada
kecenderungan untuk lebih mengagungkan keluarga dan suku sendiri seperti
yang terdapat pada masyarakat umumnya.
2.4. Asal Usul Suku Baopana
Sekilas sejarah leluhur awal dari suku yang diuraikan di sini sumbernya
masih sangat terbatas dan tercecer, bisa saja ada keterkaitan dengan sejarah dan
keturunan di daerah lainnya yang lebih utuh. Karena itu dengan segala rasa
hormat mungkin saja di sana sini ada yang alpa atau keliru dalam penyebutan
tetapi menjadi bagia dari latar belakang kehidupan saya. Pemaparan ini hanya
mewakili sejarah tutur (ceritra rakyat) yang hidup dan berada di Baopana,
tempat saya lahir dan dibesarkan. Walaupun begitu kiranya bisa menjadi bahan
7
komperesif untuk menelusuri jejak tali temali kekerabatan dengan masyarakat
di kampung atau di daerah lain.
Dalam bahasa setempat (Bahasa Lamaholot) Baopana sesungguhnya
berasal dari dua kata yaitu “Bao” yang berarti terapung dan “Pana” yang berarti
berjalan, sehingga dari makan leksiak “Baopana “ berarti terapung dan berjalan
terus atau biasa diartikan bahwa merupakan sebuah kampung yang melewati
masa-masa perkembangan.
Di Baopana terdapat tujuh suku yang mendiami kampung ini. Suku-
suku tersebut antara lain suku Ruing Lelawerang, suku Ruing Lelalein, Suku
Asan Tereng, Suku Lengari, Suku Raang, Suku Lasar, dan suku Lengari
Latu’an. Dari ketujuh suku ini masing-masing suku mempunyai peran yang
berbeda
• Suku Ruing Lelawerang
Sebagai Kepala Kampug yang memegang mandat tertinggi dimana semua
keputusan berada pada suku tersebut
• Suku Raang
Sebagai suku yang memberikan penawaran racun atau obat dalam pemulihan
penyembuhan
• Suku Lengari Latu’an
Sebagai penasihat atau sebagai orang yang bijak dalam menangani masalah,
baik itu masalah dalam kampung maupun masalah di luar kampong :
8
o Suku Ruing Lelalein
Sebagai suku pembaca alam, pembawa kabar baik itu kabar baik maupun
kabar buruk
o Suku Asan Tereng
Sebagai suku yang handal dalam menyusun strategi peperangan
o Suku Lasar
Sebagai suku yang terdepan saat melakukan peperangan, karena handal saat
berperang
o Suku Lengari
ketujuh suku tersebut sampai saat ini masih tetap utuh, tetap ada dengan
rumah adatnya sendir.
Secara umum cerita rakyat ini mengisahkan bahwa leluhur orang-
orang lembata datang dari larantuka (Lewonama) lalu ke solor dan menetap di
adonara sebelum hijrah ke Lembata. Sebelum di Larantuka, para leluhur awal
sesungguhnya diketahui berasal dari Maluku. Sejumlah alasan seperti
peperangan dan bencana akhirnya mereka berlayar ke selatan dan singgah
serta berdiam di suatu tempat yang bernama Laran di Pulau Timor. Di tempat
ini mereka menghasilkan keturunan dua orang bersaudara, yang satu
perempuan dan yang satu laki-laki. Yang laki-laki bernama Pati Golo Arakian,
anak dari leluhur bernama Maromak Oan yang konon sangat sakti. Konon Pati
Golo Arakian dibawah oleh burung garuda ke tanah jawa.karena kehebatanya
9
ole raja di jawa pati golo arakian di angkat jadi hulubalang raja.dia lalu di
tugaskan kembali ke timur untuk mencari kayu cendana dan rempa rempa dan
tetap menetap di flores sampai sekarang.
2.5. upacara upacara adat
• Kebiasaan makan malam suku.
Salah satu kebiasaan yang mentradsi adalah acara makan malam suku,
di baopana. Kebiasaan ini di laksanakan hapir setiap malam usai semua warga
kembali dari kebunya masing masing,di ikuti semua lelaki dewasa dalam
suku. Mereka datag membawa makanan sendiri dari ruma merka masing
masing di sertai tuak.Semua lalu berkumpul di rumah adat suku,dan makan
apa saja sesuai selera.dari makanan yang ada di lanjutkan dengan minum tuak
dan bersendagurau bersama. Ada yang menarik dari acara makan bersama ini
lazimya mereka secara terbuka menyampaikan permasalahan masing –
masingl lalu mediskusikan dengan warga suku laiya,dan mencari solusi
10
brsama. sering hadir pula pihak lain seperti pemuka desa dan toko
masarakat,merka di undang secara berkala oleh masing masing suku utuk
menghadiri momen-momen tersebut.pada kesempatan ini para pemuka
masarakat dapat memberi solusi terhadap permasalahan yang di alami setap
warga suku, lewat kebiasaan ini setiap persoalan yang terjadi di tenga
masarakat gamapng di lokalisir dan dapat dipahami bersama lebih cpat dapat
diatasi dan bisa menemukan solusi yang terbaik.
2.6 Gemohin Atau Moit
Selain makan malam suku, ada model kebersamaan warga yang
berfungsi sebagai sarana pemersatu dan bernilai ekonomis. Model
kebersamaan itu diperaktekan dalam bentuk kerja sama untuk saling
membantu dan saling menguntungkan antara sesama warga. Pola kekerabatan
yang saling membantu ini, oleh masyarakat berbudaya lamaholot disebut
Gemohin. Atau di bebrapa tempat seperti d lembata disebut Moit. Istilahnya
saja berbeda tetapi hakekatnya sama.
11
Peraktek ini sangat nyata dalam kebiasaan seperti membangun rumah
adat, kerja kebun, acara kematian dan lain-lain.
2.7 Upacara Penyambutan Tamu
Ada lagi kebiasaan unik dari masyarkat baopana adalah bila ada tamu
besar yang datang atau berkunjung ke daerah tersebut maka mereka melakukan
tradisi seremonial dalam hal penjemputan tamu tersebut. Kebiasaan
penjemputan tamu ini biasa dilakukan di Laran wutun (ujung jalan) sebagi
suatu tanda bahwa tamu tersebut pantas untuk memimpin suatu masyarakat luas
2.8 Pola Perkawinan
• Pola Patrilineal
Sistem kekerabatan dalm budaya lamaholot mengandung pola patrilineal
atau mengikuti garis keturunan bapak. Pewarisan tradisi ini ditandai dengan
12
penggunaan nama suku bagi setiap anak dalm keluarga sesuai suku bapak.
Peran suku sangat dominan dalam urusan adat dan tradisi khususnya ritual-
ritual dalam siklus utama dalam kehidupan seprti kelahiran, perkawinan, dan
kematian. Keterikatan warga pada sukunya terlihat antara lain penggunaan
nama bagi setiap anak yang lahir selain nama pelindung (sesuai agama) selau
menyertai nama leluhur dan nama suku. Misalnya saya sendiri : Hendrikus
Bala Ruaing, menggunakan 3 jenis nama walupun terdengarnya agak aneh
tapi karena sudah pemberian orang tua dan leluhur sebagai pewaris darah
keturunan sya juga berusaha mempertahankan nama semacam ini. Suku juga
menjadi identitas yang melekat bagi setiap anak keturunan sehingga setiap
warga dari daerh ini akan dapat dikenal, berasal dari kampung mana, dan suku
atau warga yang mana bahkan kemanapun pergi dan dimanpun setiap anak
dari daerah kepulauan ini berada.
13
Dalam pola-pola kehidupan berdasarkan suku, sistem perkawinan juga
bersifat “eksogami” (sesama warga suku tidak diperkenankan menjadi suami
isteri dan di anggap tabu) meskipun sudah melewati sekian banyak generasi di
anggap warga sesama suku secara genelogis berasal dari satu nenek monyang
yang sama. Para tetua adat akan mengawasi garis keturunan secara cermat
sesuai dengan ketentuan adat. Jika melanggar dikenakan sanksi yang keras
dan tegas seperti dikucilkan dari anggota suku atau diyakini tidak akan
menghasilkan keturunan, atau anaknya cacat karena ada hubungan darah
dekat.
Dalam perkawinan antara suku, berlaku aturan belis atau mahar kawin
yang harus diberikan suku laki-laki kepada pihak perempuan, mahar kawin ini
ditetapkan menurt tiga tingkatan:
o Lodan (Emas)
o Ketipe (sarung tenun sutra)
o Bala (gading gaja)
Banyak dan ukuran belis disesuiakan dengan status sosial dari kedua bela
pihak. Sedangkan dari pihak perempuan berlaku sistem “Ohe” (membalas
budi) berupa sarung tenun adat, kain pakaian dan perlengkapan rumah tangga
lainnya.
14
2.9 Tarian-Tarian Adat
• Hedung Tana (hamang / Dolo)
Bisa di artikan dalam bahasa indonesia yaitu hedung atau hamang adalah,
suatu tarian bertandak dimana tarian ini dilakukan dengan saling berjabatan
tangan dan menari sambil menyanyi berbalas-balas pantun.
Menyanyi dengan berbalas pantun mempunyai arti tersendiri, biasanya
kaum laki-laki yang dominan dalam berpantun, logisnya pantun-pantun ini
mempunyai arah kehidupan atu menceritakan keakraban antara sesama,
menceritakan keadaan alam, dan lain sebagainya.
15
tari bertandak ini sendir juga melambangkan tari persaudaraan dimana
mereka saling mengenal satu sama lain, memahami adat dari suku masing-
masing.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapt dirangkum dari keseluruhan makalah ini
adalh Masyarakat Lamaholot termasuk di desa Baopana secara tradisi
memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi setiap warga, memiliki suku
umumnya brasal dari satu garis keturunan di dalam kehidupan ”warga atau
16
lewo”. Fungsi dan peran suku menjadi penentu derajat hidup masyarakat.
Selain urusan adat dan tradisi, suku juga berperan sebagai pemerintahan
tradisional.
Suku juga memiliki fungsi dan peran sebagai institut pemerintahan
tradisional. Setiap suku dipimpin oleh kepala suku. Kehidupan masyarakat
tertata oleh peran yang dimainkan oleh sukunya masing-masing. Karena itu
dalam praktek kemasyarakatan, suku berperan sebagai institut yang dapat
mengendalikan perilaku dan sikap hidup warga umumnya. Warga memilki
loyalitas yang tinggi terhadap suku dan atau kepada suku-sukunya. Karena itu
banyak urusan-urusan di tingkat kampung justru berjalan efektif dengan
memperdayakan peran dan fungsi suku dalam proses pembangunan.
Tradisi semacam ini memang sangat sederhana dan mungkin banyak
pihak menganggap sepele, tetapi nilai-nilai yang terpantul dari tradisi ini
seperti musyawarah, dan kerjasama adalah hal yang universal. Sejauh
penilaian saya nilai-nilai ini sangat bermakna bagi karakter pribadi saya
.
B. Saran
Bagi para pembaca umumnya, memaami budaya adalah suatu hal bagi
generasi dalam menjalani hidup., karena budaya merupakan dasar dimana
seseorang dapat tahu tentang perilaku sifat, tindakan dalam masyarakat.
17
Budaya mempunyai keterikatan dalam pembentukan karakter seseoang,
karena dari pada itu Jangan Pernah Sekali-Kali Melupakan Kebudayaan...
18

More Related Content

What's hot

What's hot (18)

Kebudayaan nusa tenggara barat dede ahlam tohir
Kebudayaan nusa tenggara barat dede ahlam tohirKebudayaan nusa tenggara barat dede ahlam tohir
Kebudayaan nusa tenggara barat dede ahlam tohir
 
Antropologi Kesehatan Suku Sasak
Antropologi Kesehatan Suku Sasak Antropologi Kesehatan Suku Sasak
Antropologi Kesehatan Suku Sasak
 
Suku Bugis - Makassar
Suku Bugis - MakassarSuku Bugis - Makassar
Suku Bugis - Makassar
 
Suku Makassar
Suku MakassarSuku Makassar
Suku Makassar
 
Suku melayu
Suku melayuSuku melayu
Suku melayu
 
Suku pamona 2
Suku pamona 2Suku pamona 2
Suku pamona 2
 
suku melayu
suku melayusuku melayu
suku melayu
 
Kab. muna
Kab. munaKab. muna
Kab. muna
 
Suku bugis
Suku bugisSuku bugis
Suku bugis
 
Masyarakat Tradisional
Masyarakat TradisionalMasyarakat Tradisional
Masyarakat Tradisional
 
Pressentasi tentang suku dani
Pressentasi tentang suku daniPressentasi tentang suku dani
Pressentasi tentang suku dani
 
Hukum Kekerabatan dan Waris Adat by Fredy
Hukum Kekerabatan dan Waris Adat by FredyHukum Kekerabatan dan Waris Adat by Fredy
Hukum Kekerabatan dan Waris Adat by Fredy
 
Sosio budaya Gizi
Sosio budaya GiziSosio budaya Gizi
Sosio budaya Gizi
 
Suku dani elang_smancip
Suku dani elang_smancipSuku dani elang_smancip
Suku dani elang_smancip
 
Kepercayaan kaum bugis
Kepercayaan kaum bugisKepercayaan kaum bugis
Kepercayaan kaum bugis
 
History (Sejarah) Bab 11 Sabah
History (Sejarah) Bab 11 SabahHistory (Sejarah) Bab 11 Sabah
History (Sejarah) Bab 11 Sabah
 
Asal usul pulau muna
Asal usul pulau munaAsal usul pulau muna
Asal usul pulau muna
 
Asal usul kabupaten muna sultra
Asal usul kabupaten muna sultraAsal usul kabupaten muna sultra
Asal usul kabupaten muna sultra
 

Similar to WARISAN BUDAYA

2020407007-Suku-Dayak.pptx
2020407007-Suku-Dayak.pptx2020407007-Suku-Dayak.pptx
2020407007-Suku-Dayak.pptxDodiSyahbana
 
328920698-Suku-Dayak.pptx
328920698-Suku-Dayak.pptx328920698-Suku-Dayak.pptx
328920698-Suku-Dayak.pptxDodiSyahbana
 
Suku pamona 2
Suku pamona 2Suku pamona 2
Suku pamona 2Bia Putri
 
Sejarah perkembangan sosial manusia purba
Sejarah perkembangan sosial manusia purbaSejarah perkembangan sosial manusia purba
Sejarah perkembangan sosial manusia purbarendrafauzi
 
Budaya Bugis, Toraja, Makassar, Mandar
Budaya Bugis, Toraja, Makassar, MandarBudaya Bugis, Toraja, Makassar, Mandar
Budaya Bugis, Toraja, Makassar, MandarKhrisna Ariyudha
 
Tugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaanTugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaancicinkura
 
KATA PENGANTAR BUKU PRANATA BANYU DESA DASUN - ANGGA HERMANSAH.docx
KATA PENGANTAR BUKU PRANATA BANYU DESA DASUN - ANGGA HERMANSAH.docxKATA PENGANTAR BUKU PRANATA BANYU DESA DASUN - ANGGA HERMANSAH.docx
KATA PENGANTAR BUKU PRANATA BANYU DESA DASUN - ANGGA HERMANSAH.docxpemajuankebudayaande
 
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptx
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptxbudayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptx
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptxssuser38944b
 
Berhuma: Sebuah Kearifan Lokal Budaya Masyarakat Dayak
Berhuma: Sebuah Kearifan Lokal Budaya Masyarakat DayakBerhuma: Sebuah Kearifan Lokal Budaya Masyarakat Dayak
Berhuma: Sebuah Kearifan Lokal Budaya Masyarakat DayakMasPandjiOfficial
 
Budaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi globalBudaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi globalmafle kh
 
28097020 cerita-rakyat-iban-analisis-dari-aspek-sejarah
28097020 cerita-rakyat-iban-analisis-dari-aspek-sejarah28097020 cerita-rakyat-iban-analisis-dari-aspek-sejarah
28097020 cerita-rakyat-iban-analisis-dari-aspek-sejarahhafizan ghazali
 
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptxPOLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptxDaniel Saroengoe
 
Hubungan Etnik
Hubungan EtnikHubungan Etnik
Hubungan Etnikfinaz_fbi
 

Similar to WARISAN BUDAYA (20)

2020407007-Suku-Dayak.pptx
2020407007-Suku-Dayak.pptx2020407007-Suku-Dayak.pptx
2020407007-Suku-Dayak.pptx
 
328920698-Suku-Dayak.pptx
328920698-Suku-Dayak.pptx328920698-Suku-Dayak.pptx
328920698-Suku-Dayak.pptx
 
Pesisir Selatan
Pesisir SelatanPesisir Selatan
Pesisir Selatan
 
Suku pamona 2
Suku pamona 2Suku pamona 2
Suku pamona 2
 
Suku Dayak, Kalimantan
Suku Dayak, KalimantanSuku Dayak, Kalimantan
Suku Dayak, Kalimantan
 
Sejarah perkembangan sosial manusia purba
Sejarah perkembangan sosial manusia purbaSejarah perkembangan sosial manusia purba
Sejarah perkembangan sosial manusia purba
 
Budaya Bugis, Toraja, Makassar, Mandar
Budaya Bugis, Toraja, Makassar, MandarBudaya Bugis, Toraja, Makassar, Mandar
Budaya Bugis, Toraja, Makassar, Mandar
 
Tugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaanTugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaan
 
KATA PENGANTAR BUKU PRANATA BANYU DESA DASUN - ANGGA HERMANSAH.docx
KATA PENGANTAR BUKU PRANATA BANYU DESA DASUN - ANGGA HERMANSAH.docxKATA PENGANTAR BUKU PRANATA BANYU DESA DASUN - ANGGA HERMANSAH.docx
KATA PENGANTAR BUKU PRANATA BANYU DESA DASUN - ANGGA HERMANSAH.docx
 
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptx
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptxbudayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptx
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptx
 
upacara sedekah bumi
upacara sedekah bumiupacara sedekah bumi
upacara sedekah bumi
 
Berhuma: Sebuah Kearifan Lokal Budaya Masyarakat Dayak
Berhuma: Sebuah Kearifan Lokal Budaya Masyarakat DayakBerhuma: Sebuah Kearifan Lokal Budaya Masyarakat Dayak
Berhuma: Sebuah Kearifan Lokal Budaya Masyarakat Dayak
 
Bm th4
Bm th4Bm th4
Bm th4
 
Bm th4
Bm th4Bm th4
Bm th4
 
Budaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi globalBudaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi global
 
28097020 cerita-rakyat-iban-analisis-dari-aspek-sejarah
28097020 cerita-rakyat-iban-analisis-dari-aspek-sejarah28097020 cerita-rakyat-iban-analisis-dari-aspek-sejarah
28097020 cerita-rakyat-iban-analisis-dari-aspek-sejarah
 
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptxPOLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
 
Hubungan Etnik
Hubungan EtnikHubungan Etnik
Hubungan Etnik
 
Tana Toraja
Tana TorajaTana Toraja
Tana Toraja
 
Asal usul
Asal usulAsal usul
Asal usul
 

WARISAN BUDAYA

  • 1. TRADISI DAN POLA PERKAWINAN MASYARAKAT BAOPANA FLORES BAGIAN TIMUR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanga Setiap orang pasti mendambakan kehidupan yang bebas dari gangguan (rasa aman), bebas dari kekhawatiran (rasa tenteram), bebas dari ketidakpastian hidup, sejahtera lahir batin (rasa nyaman) serta kehangatan dalam jalinan kebersamaan, kekeluargaan dan kekerabatan yang penuh pengertian dan kasih sayang. Kondisi semacam ini memungkinkan orang senantiasa bergairah untuk dapat berdoa dan bekerja mensyukuri keagungan Yang Maha Kuasa serta berterimakasih atas rejeki yang dilimpahkan bagi mereka. Suasana seperti ini hanya ditemukan dalam masyarakat yang homogen, masyarakat yang ditemukan di lembah-lembah, di bukit-bukit, di lereng-lereng gunung, maupun di tepi pantai. Itulah masyarakat pedesaan. Berbicara mengenai masyarakat pedesaan, mempunyai kaitan erat dengan tradisi adat istiadat yang sangat kental dan sangat menonjol. Terciptanya atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagi hasil interaksi antara manusia dengan segala isi alam raya ini. Manusia yang telah dilengkapi Tuhan dengan akal dan pikirannya menjadikannya mereka khalifah di muka bumi dan diberikan kemampuan ini (Rafael Raga Maran). Dengan sumber- 1
  • 2. sumber kemampuan daya manusia tersebut nyatalah bahwa manusia menciptakan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan, dengan kata lain kebudayaan ada karena manusia penciptanya, dan manusia dapat hidup di tengah-tengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakalah manusia sebagai pendukungnya (Peter L. Berger). Manusia dapat mengembangkan kebudayaan begitu pula manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Dan kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia. Maka dari keseluruhan ini dapat disimpulkan bahwa budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. (koenjaraningrat). Bagi saya, menelusuri, mencermat, mempelajari, mencari tahu kebudayaan sendiri adalah suatu hal yang takan pernah saya lupakan, karena bagi saya segala tingkah laku perbuatan, tutur kata, awalnya saya peroleh dari kebudayaan saya sendiri. 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Kampung Baopana sss Sebuah dusun kecil nan sepi, penduduknya masih dari kalangan terbatas dengan karakter sosial budaya yang homogen. Setiap rumah memiliki pekarangan yang luas sehingga jarak antara rumah yang satu dengan yang lainnya relatif cukup renggang, tidak ada disparitas sosial yang menonjol dari warganya hidup berdampingan secara harmonis. Sebagai sebuah pemukiman, Baopana merupakan suatu Lewo (Kampung) yang tenang, damai berada di kecamatan Lebatukan di Pulau Lembata, yang dulu dikenal dengan Pulau Lomblen, salah satu deretan pulau di ujung timur pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Boleh dibilang sangat trategis berada di tengah jalur transportasi darat yang menghubungkan kota lewoleba sebagai ibukota kabupaten menuju ke ujung timur, yakni menuju ke wilayah Kedang. 3
  • 4. Sebelum tersentuh modernnisasi, letak Baopana agak terisolir baik lewat jalur darat maupun jalur laut. Walaupun jalannya sudah dibuat pada waktu zaman penjajahan Belanda, namun jalannya masih sangat sederhana dalam artian bahwa belum ada proyek pembangunan jalan. Berjarak 8 Km dari ibukota kabupaten. 2.2. Mata Penceharian Kegiatan ekonomi dan mata penceharian masyarakat Baopana sepenuhnya menyadarai hidup pada kehendak alam, umumnya mereka mengelolah lahan pertanian secara tradisional (berkebun). Hasil kebun seperti padi, jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian, biasanya hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup selama setahun. Disaat musim panen, masyarakat juga beternak seperti babi, kambing, dan ayam yang lazimnya hanya dimanfaatkan untuk keperluan sendiri seperti Pesta, urusan adat dan yang lainnya. Warga juga menanam tanaman jangka panjang seperti kemiri, kopra dan lain-lain, tapi belum banyak yang bernilai ekonomis. Biasanya masih sebatas untuk kepentingan konsumsi sendiri, dimana hasil yang mereka peroleh ini hanya untuk menghidupi keluarga, bukan bertujuan untuk mengejar keuntungan. 4
  • 5. Berada di daerah tropis yang dikelilingi laut dan selat, iklim serta cuaca di Nusa Tenggara Timur umumnya termasuk lembata khususnya terkadang kurang bersahabat, rejeki yang tidak menentu sering kali dialami oleh masyarakat yang bertani seperti di Baopana. Kondisi alam ini mngakibatkan curah hujan yang rendah dengan musim kemarau yang panjang sedangkan hama pun menjadi hantu yang menakutkan bagi para petani. Suhu udara yang tinggi mengakibatkan keadaan alam yang cederung panas hampir sepanjang tahun, sering juga diterjang topan dan badai sehingga hasil pertanian menjadi tidak menentu, resiko rawan pangan pun tidak jarng dihadapi oleh masyarakat Baopana. Walau keadaan alam dan cuaca sering kurang bersahabat tapi masyarakatnya selalu percaya bahwa alam punya hukumannya sendiri. Mereka yakin alam tidak mungkin membiakan kehidupan manusia berjalan sendiri dan merana. Kuasa alam akan memberikan rejeki dan peruntungan bagi kehidupan. Untuk itu manusia dituntut untuk selalu menjaga harmoni kehidupannya dengan alam dan lingkungan. Dalam prakteknya manusia selalu 5
  • 6. mengekspresikan sikap dan kehidupan mereka secara total terhadap kuasa Ilahi sebagai pemberi dan pengatur kehidupan. Menghadapi iklim dan kondisi yang mengitari seperti di atas secara alamiah melahirkan kearifan masyarakat Baopana guna menjawab tantangan bagi masa depan kehidupan dan generasi mereka. Masyarakat lalu belajar dari alam dan memunculkan kreatifitas dan improfisasi untuk mencari jalan keluar bagi kehidupan yang lebih baik. Selalu ada sikap yang diambil agar tetap survive dari keadaan alam yang demikian. Di pihak lain, sebagian warga juga encari alternatif kerja dan berpeluang memperoleh rejeki lain di luar wilayah daerah sendiri. Untuk menjawb tuntutan hidup yang lebih baik, sejak tempo dulu masyarakat Baopana dikenal dengan pergi merantau mencari pengalaman dan bekerja di tempat lain yang lebih menjajikan. Dari merantau tersebut tidak heran sejak beberapa dekade lalu, di daerah saya ini menjadi salah satu lumbung tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri, terutama ke negara Malaysia. Hasil kerja berupa uang dibawah pulang ke kampung untuk membangun rumah, atau membiayai pendidikan anggota keluarga seperti anak, adik yang sedang bersekolah ataupun yang sedang berkuliah. 2.3. Sekilas Sejarah Lamaholot Salah satu sumber sejarah yang amat penting (ADM) sejarah pemerintahan raja-raja timor tahun 1994 adalah cerita rakyat yang dituturkan 6
  • 7. turun temurun dari tradisi lisan, menurut arti katanya cerita rakyat adalah cerita biasa yang dapat didengarkan oleh semua orang di setiap tempat dan pada setiap waktu. Certra rakyat yang mengandung sejarah yaitu upacara-upacara adat dengan menggunakan bahasa tua dengan kiasan. Dalam tradisi lamaholot, tradisi ini terlihat jelas antara lain pada upacara (Painapan) upacara resmi antara suku pemberi gadis (opuale) dan suku penerima gadis (anamaking), upacara pembuatan rumah adat Suku (Korke), upacara buka kebun baru (Ekarajang atau Moitelone), dan lain-lain. Syair adat yang berniali sejarah ini menurut bahasa lamaholot tengah disebut (koda-kniri) dan orang yang mengucapkan disebut koda-alapen atau anakoda. Karena lisan dan bersifat subjektif selalu ada kecenderungan untuk lebih mengagungkan keluarga dan suku sendiri seperti yang terdapat pada masyarakat umumnya. 2.4. Asal Usul Suku Baopana Sekilas sejarah leluhur awal dari suku yang diuraikan di sini sumbernya masih sangat terbatas dan tercecer, bisa saja ada keterkaitan dengan sejarah dan keturunan di daerah lainnya yang lebih utuh. Karena itu dengan segala rasa hormat mungkin saja di sana sini ada yang alpa atau keliru dalam penyebutan tetapi menjadi bagia dari latar belakang kehidupan saya. Pemaparan ini hanya mewakili sejarah tutur (ceritra rakyat) yang hidup dan berada di Baopana, tempat saya lahir dan dibesarkan. Walaupun begitu kiranya bisa menjadi bahan 7
  • 8. komperesif untuk menelusuri jejak tali temali kekerabatan dengan masyarakat di kampung atau di daerah lain. Dalam bahasa setempat (Bahasa Lamaholot) Baopana sesungguhnya berasal dari dua kata yaitu “Bao” yang berarti terapung dan “Pana” yang berarti berjalan, sehingga dari makan leksiak “Baopana “ berarti terapung dan berjalan terus atau biasa diartikan bahwa merupakan sebuah kampung yang melewati masa-masa perkembangan. Di Baopana terdapat tujuh suku yang mendiami kampung ini. Suku- suku tersebut antara lain suku Ruing Lelawerang, suku Ruing Lelalein, Suku Asan Tereng, Suku Lengari, Suku Raang, Suku Lasar, dan suku Lengari Latu’an. Dari ketujuh suku ini masing-masing suku mempunyai peran yang berbeda • Suku Ruing Lelawerang Sebagai Kepala Kampug yang memegang mandat tertinggi dimana semua keputusan berada pada suku tersebut • Suku Raang Sebagai suku yang memberikan penawaran racun atau obat dalam pemulihan penyembuhan • Suku Lengari Latu’an Sebagai penasihat atau sebagai orang yang bijak dalam menangani masalah, baik itu masalah dalam kampung maupun masalah di luar kampong : 8
  • 9. o Suku Ruing Lelalein Sebagai suku pembaca alam, pembawa kabar baik itu kabar baik maupun kabar buruk o Suku Asan Tereng Sebagai suku yang handal dalam menyusun strategi peperangan o Suku Lasar Sebagai suku yang terdepan saat melakukan peperangan, karena handal saat berperang o Suku Lengari ketujuh suku tersebut sampai saat ini masih tetap utuh, tetap ada dengan rumah adatnya sendir. Secara umum cerita rakyat ini mengisahkan bahwa leluhur orang- orang lembata datang dari larantuka (Lewonama) lalu ke solor dan menetap di adonara sebelum hijrah ke Lembata. Sebelum di Larantuka, para leluhur awal sesungguhnya diketahui berasal dari Maluku. Sejumlah alasan seperti peperangan dan bencana akhirnya mereka berlayar ke selatan dan singgah serta berdiam di suatu tempat yang bernama Laran di Pulau Timor. Di tempat ini mereka menghasilkan keturunan dua orang bersaudara, yang satu perempuan dan yang satu laki-laki. Yang laki-laki bernama Pati Golo Arakian, anak dari leluhur bernama Maromak Oan yang konon sangat sakti. Konon Pati Golo Arakian dibawah oleh burung garuda ke tanah jawa.karena kehebatanya 9
  • 10. ole raja di jawa pati golo arakian di angkat jadi hulubalang raja.dia lalu di tugaskan kembali ke timur untuk mencari kayu cendana dan rempa rempa dan tetap menetap di flores sampai sekarang. 2.5. upacara upacara adat • Kebiasaan makan malam suku. Salah satu kebiasaan yang mentradsi adalah acara makan malam suku, di baopana. Kebiasaan ini di laksanakan hapir setiap malam usai semua warga kembali dari kebunya masing masing,di ikuti semua lelaki dewasa dalam suku. Mereka datag membawa makanan sendiri dari ruma merka masing masing di sertai tuak.Semua lalu berkumpul di rumah adat suku,dan makan apa saja sesuai selera.dari makanan yang ada di lanjutkan dengan minum tuak dan bersendagurau bersama. Ada yang menarik dari acara makan bersama ini lazimya mereka secara terbuka menyampaikan permasalahan masing – masingl lalu mediskusikan dengan warga suku laiya,dan mencari solusi 10
  • 11. brsama. sering hadir pula pihak lain seperti pemuka desa dan toko masarakat,merka di undang secara berkala oleh masing masing suku utuk menghadiri momen-momen tersebut.pada kesempatan ini para pemuka masarakat dapat memberi solusi terhadap permasalahan yang di alami setap warga suku, lewat kebiasaan ini setiap persoalan yang terjadi di tenga masarakat gamapng di lokalisir dan dapat dipahami bersama lebih cpat dapat diatasi dan bisa menemukan solusi yang terbaik. 2.6 Gemohin Atau Moit Selain makan malam suku, ada model kebersamaan warga yang berfungsi sebagai sarana pemersatu dan bernilai ekonomis. Model kebersamaan itu diperaktekan dalam bentuk kerja sama untuk saling membantu dan saling menguntungkan antara sesama warga. Pola kekerabatan yang saling membantu ini, oleh masyarakat berbudaya lamaholot disebut Gemohin. Atau di bebrapa tempat seperti d lembata disebut Moit. Istilahnya saja berbeda tetapi hakekatnya sama. 11
  • 12. Peraktek ini sangat nyata dalam kebiasaan seperti membangun rumah adat, kerja kebun, acara kematian dan lain-lain. 2.7 Upacara Penyambutan Tamu Ada lagi kebiasaan unik dari masyarkat baopana adalah bila ada tamu besar yang datang atau berkunjung ke daerah tersebut maka mereka melakukan tradisi seremonial dalam hal penjemputan tamu tersebut. Kebiasaan penjemputan tamu ini biasa dilakukan di Laran wutun (ujung jalan) sebagi suatu tanda bahwa tamu tersebut pantas untuk memimpin suatu masyarakat luas 2.8 Pola Perkawinan • Pola Patrilineal Sistem kekerabatan dalm budaya lamaholot mengandung pola patrilineal atau mengikuti garis keturunan bapak. Pewarisan tradisi ini ditandai dengan 12
  • 13. penggunaan nama suku bagi setiap anak dalm keluarga sesuai suku bapak. Peran suku sangat dominan dalam urusan adat dan tradisi khususnya ritual- ritual dalam siklus utama dalam kehidupan seprti kelahiran, perkawinan, dan kematian. Keterikatan warga pada sukunya terlihat antara lain penggunaan nama bagi setiap anak yang lahir selain nama pelindung (sesuai agama) selau menyertai nama leluhur dan nama suku. Misalnya saya sendiri : Hendrikus Bala Ruaing, menggunakan 3 jenis nama walupun terdengarnya agak aneh tapi karena sudah pemberian orang tua dan leluhur sebagai pewaris darah keturunan sya juga berusaha mempertahankan nama semacam ini. Suku juga menjadi identitas yang melekat bagi setiap anak keturunan sehingga setiap warga dari daerh ini akan dapat dikenal, berasal dari kampung mana, dan suku atau warga yang mana bahkan kemanapun pergi dan dimanpun setiap anak dari daerah kepulauan ini berada. 13
  • 14. Dalam pola-pola kehidupan berdasarkan suku, sistem perkawinan juga bersifat “eksogami” (sesama warga suku tidak diperkenankan menjadi suami isteri dan di anggap tabu) meskipun sudah melewati sekian banyak generasi di anggap warga sesama suku secara genelogis berasal dari satu nenek monyang yang sama. Para tetua adat akan mengawasi garis keturunan secara cermat sesuai dengan ketentuan adat. Jika melanggar dikenakan sanksi yang keras dan tegas seperti dikucilkan dari anggota suku atau diyakini tidak akan menghasilkan keturunan, atau anaknya cacat karena ada hubungan darah dekat. Dalam perkawinan antara suku, berlaku aturan belis atau mahar kawin yang harus diberikan suku laki-laki kepada pihak perempuan, mahar kawin ini ditetapkan menurt tiga tingkatan: o Lodan (Emas) o Ketipe (sarung tenun sutra) o Bala (gading gaja) Banyak dan ukuran belis disesuiakan dengan status sosial dari kedua bela pihak. Sedangkan dari pihak perempuan berlaku sistem “Ohe” (membalas budi) berupa sarung tenun adat, kain pakaian dan perlengkapan rumah tangga lainnya. 14
  • 15. 2.9 Tarian-Tarian Adat • Hedung Tana (hamang / Dolo) Bisa di artikan dalam bahasa indonesia yaitu hedung atau hamang adalah, suatu tarian bertandak dimana tarian ini dilakukan dengan saling berjabatan tangan dan menari sambil menyanyi berbalas-balas pantun. Menyanyi dengan berbalas pantun mempunyai arti tersendiri, biasanya kaum laki-laki yang dominan dalam berpantun, logisnya pantun-pantun ini mempunyai arah kehidupan atu menceritakan keakraban antara sesama, menceritakan keadaan alam, dan lain sebagainya. 15
  • 16. tari bertandak ini sendir juga melambangkan tari persaudaraan dimana mereka saling mengenal satu sama lain, memahami adat dari suku masing- masing. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapt dirangkum dari keseluruhan makalah ini adalh Masyarakat Lamaholot termasuk di desa Baopana secara tradisi memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi setiap warga, memiliki suku umumnya brasal dari satu garis keturunan di dalam kehidupan ”warga atau 16
  • 17. lewo”. Fungsi dan peran suku menjadi penentu derajat hidup masyarakat. Selain urusan adat dan tradisi, suku juga berperan sebagai pemerintahan tradisional. Suku juga memiliki fungsi dan peran sebagai institut pemerintahan tradisional. Setiap suku dipimpin oleh kepala suku. Kehidupan masyarakat tertata oleh peran yang dimainkan oleh sukunya masing-masing. Karena itu dalam praktek kemasyarakatan, suku berperan sebagai institut yang dapat mengendalikan perilaku dan sikap hidup warga umumnya. Warga memilki loyalitas yang tinggi terhadap suku dan atau kepada suku-sukunya. Karena itu banyak urusan-urusan di tingkat kampung justru berjalan efektif dengan memperdayakan peran dan fungsi suku dalam proses pembangunan. Tradisi semacam ini memang sangat sederhana dan mungkin banyak pihak menganggap sepele, tetapi nilai-nilai yang terpantul dari tradisi ini seperti musyawarah, dan kerjasama adalah hal yang universal. Sejauh penilaian saya nilai-nilai ini sangat bermakna bagi karakter pribadi saya . B. Saran Bagi para pembaca umumnya, memaami budaya adalah suatu hal bagi generasi dalam menjalani hidup., karena budaya merupakan dasar dimana seseorang dapat tahu tentang perilaku sifat, tindakan dalam masyarakat. 17
  • 18. Budaya mempunyai keterikatan dalam pembentukan karakter seseoang, karena dari pada itu Jangan Pernah Sekali-Kali Melupakan Kebudayaan... 18