AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)MOH ZALI
Seminar ini membahas konsumsi daging sapi di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Penelitian menunjukkan bahwa meskipun Pamekasan merupakan sentra produsen sapi potong terbesar di Jawa Timur, tingkat konsumsi daging sapi di kabupaten ini lebih tinggi dari rata-rata nasional karena masyarakatnya sangat menyukai daging sapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecukupan pasokan sapi potong dan ting
Dokumen tersebut merupakan rencana kerja pembinaan gizi masyarakat tahun 2013 yang membahas perkembangan masalah gizi di Indonesia termasuk kurang energi protein, kurang vitamin A, gangguan akibat kurang iodium, dan anemia besi serta strategi untuk menanggulanginya seperti edukasi masyarakat, pemantauan pertumbuhan balita, suplementasi gizi, dan pemulihan gizi buruk.
Dokumen tersebut membahas tentang risiko kurang energi kronis pada ibu hamil di Indonesia. Prevalensi risiko kurang energi kronis pada ibu hamil di Indonesia adalah sebesar 21,6% dan bervariasi di antara provinsi. Prevalensi lebih tinggi di daerah pedesaan dibanding perkotaan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko kurang energi kronis antara lain karakteristik keluarga, usia, pendidikan, dan status peker
Hubungan status gizi dengan ketersediaan panganArsad Rahim Ali
Dokumen tersebut membahas hubungan antara status gizi dan ketersediaan pangan. Status gizi yang baik membutuhkan asupan zat gizi yang seimbang, sedangkan ketersediaan pangan yang memadai dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebijakan ekonomi, kemiskinan, dan krisis. Jika status gizi tidak didukung oleh ketersediaan pangan yang memadai, maka dapat menyebabkan kelaparan.
Dokumen ini membahas tentang analisis ketahanan pangan di Kota Tangerang dengan meninjau berbagai aspek seperti ketersediaan, aksesibilitas, stabilitas, dan pemanfaatan pangan. Dokumen ini menganalisis tantangan-tantangan ketahanan pangan di Kota Tangerang dan strategi-strategi peningkatan ketahanan pangan yang telah dilakukan pemerintah kota.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi selama kehamilan. Kebutuhan gizi meningkat selama kehamilan untuk mendukung pertumbuhan janin. Status gizi ibu mempengaruhi bayi yang akan dilahirkan. Pertambahan berat badan yang sesuai selama kehamilan penting untuk kesehatan ibu dan janin.
AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)MOH ZALI
Seminar ini membahas konsumsi daging sapi di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Penelitian menunjukkan bahwa meskipun Pamekasan merupakan sentra produsen sapi potong terbesar di Jawa Timur, tingkat konsumsi daging sapi di kabupaten ini lebih tinggi dari rata-rata nasional karena masyarakatnya sangat menyukai daging sapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecukupan pasokan sapi potong dan ting
Dokumen tersebut merupakan rencana kerja pembinaan gizi masyarakat tahun 2013 yang membahas perkembangan masalah gizi di Indonesia termasuk kurang energi protein, kurang vitamin A, gangguan akibat kurang iodium, dan anemia besi serta strategi untuk menanggulanginya seperti edukasi masyarakat, pemantauan pertumbuhan balita, suplementasi gizi, dan pemulihan gizi buruk.
Dokumen tersebut membahas tentang risiko kurang energi kronis pada ibu hamil di Indonesia. Prevalensi risiko kurang energi kronis pada ibu hamil di Indonesia adalah sebesar 21,6% dan bervariasi di antara provinsi. Prevalensi lebih tinggi di daerah pedesaan dibanding perkotaan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko kurang energi kronis antara lain karakteristik keluarga, usia, pendidikan, dan status peker
Hubungan status gizi dengan ketersediaan panganArsad Rahim Ali
Dokumen tersebut membahas hubungan antara status gizi dan ketersediaan pangan. Status gizi yang baik membutuhkan asupan zat gizi yang seimbang, sedangkan ketersediaan pangan yang memadai dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebijakan ekonomi, kemiskinan, dan krisis. Jika status gizi tidak didukung oleh ketersediaan pangan yang memadai, maka dapat menyebabkan kelaparan.
Dokumen ini membahas tentang analisis ketahanan pangan di Kota Tangerang dengan meninjau berbagai aspek seperti ketersediaan, aksesibilitas, stabilitas, dan pemanfaatan pangan. Dokumen ini menganalisis tantangan-tantangan ketahanan pangan di Kota Tangerang dan strategi-strategi peningkatan ketahanan pangan yang telah dilakukan pemerintah kota.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi selama kehamilan. Kebutuhan gizi meningkat selama kehamilan untuk mendukung pertumbuhan janin. Status gizi ibu mempengaruhi bayi yang akan dilahirkan. Pertambahan berat badan yang sesuai selama kehamilan penting untuk kesehatan ibu dan janin.
Dokumen tersebut membahas pendekatan manajemen program gizi meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan intervensi. Secara khusus dibahas mengenai ruang lingkup masalah gizi di Indonesia seperti stunting, kurang vitamin A, dan yodium serta langkah-langkah untuk menanggulanginya melalui intervensi spesifik dan sensitif.
1. Pemerintah berkewajiban meningkatkan konsumsi pangan masyarakat dengan menetapkan target konsumsi, menyediakan pangan bergizi seimbang, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi
2. Pemerintah menetapkan kebijakan untuk perbaikan gizi melalui pengayaan gizi pangan, persyaratan komposisi gizi pangan olahan, pemenuhan gizi kelompok rentan, dan peningkatan konsumsi hasil
Dasar ilmu gizi_kesehatan_masyarakat_(tm3)renimunazir30
Dokumen tersebut membahas tentang masalah gizi di Indonesia, khususnya di NTT. Krisis ekonomi dan politik berdampak pada banyak anak yang menderita gizi buruk, terutama di Rote NTT. Program perbaikan gizi diperlukan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat miskin dan mengentaskan mereka dari lingkaran kemiskinan. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi antara lain ketersediaan pangan, pola
Rangkuman rencana strategis kementrian kesehatan tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut: dokumen tersebut membahas tentang upaya peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit menular dan tidak menular, serta perbaikan sistem jaminan kesehatan nasional.
[Ringkasan]
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mengumpulkan data kesehatan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota untuk menganalisis status kesehatan dan faktor penentunya. Laporan ini menunjukkan pencapaian indikator kesehatan seperti gizi balita, imunisasi, dan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta perubahannya dari tahun sebelumnya. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan ant
Dokumen ini membahas tentang angka kematian ibu (AKI) di Indonesia antara tahun 1991-2015. Grafik menunjukkan bahwa AKI menurun hingga tahun 2007 tetapi meningkat pada tahun 2012 sebelum menurun lagi pada tahun 2015. Penyebab utama kematian ibu adalah pendarahan dan hipertensi yang dapat dicegah dengan perawatan medis yang tepat. Kesimpulannya, program pemerintah untuk menangani AKI berhasil menurunkan angka
Laporan ini membahas upaya pemerintah Kabupaten Sleman dalam menanggulangi kemiskinan dan pengangguran serta merevitalisasi sektor pertanian pada tahun 2011. Prioritas pembangunan adalah penanggulangan kemiskinan melalui bantuan kesehatan, pendidikan, perumahan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin. Upaya penanggulangan pengangguran dilakukan dengan memperluas lapangan kerja dan pelatihan ketrampil
Dokumen tersebut membahas pendekatan manajemen program gizi meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan intervensi. Secara khusus dibahas mengenai ruang lingkup masalah gizi di Indonesia seperti stunting, kurang vitamin A, dan yodium serta langkah-langkah untuk menanggulanginya melalui intervensi spesifik dan sensitif.
1. Pemerintah berkewajiban meningkatkan konsumsi pangan masyarakat dengan menetapkan target konsumsi, menyediakan pangan bergizi seimbang, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi
2. Pemerintah menetapkan kebijakan untuk perbaikan gizi melalui pengayaan gizi pangan, persyaratan komposisi gizi pangan olahan, pemenuhan gizi kelompok rentan, dan peningkatan konsumsi hasil
Dasar ilmu gizi_kesehatan_masyarakat_(tm3)renimunazir30
Dokumen tersebut membahas tentang masalah gizi di Indonesia, khususnya di NTT. Krisis ekonomi dan politik berdampak pada banyak anak yang menderita gizi buruk, terutama di Rote NTT. Program perbaikan gizi diperlukan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat miskin dan mengentaskan mereka dari lingkaran kemiskinan. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi antara lain ketersediaan pangan, pola
Rangkuman rencana strategis kementrian kesehatan tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut: dokumen tersebut membahas tentang upaya peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit menular dan tidak menular, serta perbaikan sistem jaminan kesehatan nasional.
[Ringkasan]
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mengumpulkan data kesehatan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota untuk menganalisis status kesehatan dan faktor penentunya. Laporan ini menunjukkan pencapaian indikator kesehatan seperti gizi balita, imunisasi, dan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta perubahannya dari tahun sebelumnya. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan ant
Dokumen ini membahas tentang angka kematian ibu (AKI) di Indonesia antara tahun 1991-2015. Grafik menunjukkan bahwa AKI menurun hingga tahun 2007 tetapi meningkat pada tahun 2012 sebelum menurun lagi pada tahun 2015. Penyebab utama kematian ibu adalah pendarahan dan hipertensi yang dapat dicegah dengan perawatan medis yang tepat. Kesimpulannya, program pemerintah untuk menangani AKI berhasil menurunkan angka
Laporan ini membahas upaya pemerintah Kabupaten Sleman dalam menanggulangi kemiskinan dan pengangguran serta merevitalisasi sektor pertanian pada tahun 2011. Prioritas pembangunan adalah penanggulangan kemiskinan melalui bantuan kesehatan, pendidikan, perumahan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin. Upaya penanggulangan pengangguran dilakukan dengan memperluas lapangan kerja dan pelatihan ketrampil
Dokumen ini membahas rencana aksi nasional pangan dan gizi Indonesia. Ia menjelaskan pentingnya pangan dan gizi untuk pembangunan, dan menganalisis situasi pangan dan gizi di Indonesia dengan menggunakan pendekatan lima pilar: gizi masyarakat, akses pangan, mutu dan keamanan pangan, perilaku hidup bersih dan sehat, serta kelembagaan pangan dan gizi. Dokumen ini juga menyoroti penurunan angka kekur
Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan panganHerry Mulyadie
Dokumen tersebut membahas tentang peranan penyuluhan pertanian dalam ketahanan pangan dan era globalisasi. Penyuluhan bertujuan untuk membantu petani mengambil keputusan sendiri dengan menambah pilihan mereka dan menolong mereka memahami konsekuensi dari setiap pilihan. Penyuluhan juga bertujuan untuk membangun sumber daya manusia di bidang pertanian.
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesiaDarwin Kadarisman
Dokumen tersebut membahas empat isu strategis pengembangan ketahanan pangan Indonesia yaitu tingginya konsumsi beras, meningkatnya impor bahan pangan terutama gandum, menurunnya konsumsi pangan non-beras, dan rendahnya konsumsi protein hewani. Kementerian Pertanian telah menetapkan empat target untuk mengatasi masalah tersebut yaitu pencapaian swasembada, peningkatan nilai tambah, diversifikasi pangan, dan kesejahteraan
Dokumen tersebut membahas tentang konsep ketahanan pangan di Indonesia. Secara garis besar, ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi di mana terpenuhinya kebutuhan pangan rumah tangga dalam hal jumlah, mutu, keamanan, ketersediaan, dan aksesibilitas. Untuk mencapai ketahanan pangan, diperlukan upaya meningkatkan produksi, distribusi, dan konsumsi pangan secara berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penguatan ketahanan pangan daerah untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Beberapa poin penting yang diangkat adalah perlunya pendekatan khusus daerah dalam menjamin ketahanan pangan mengingat kondisi setiap daerah berbeda, serta peran pemerintah daerah dalam mewujudkan ketahanan pangan daerah.
1) Dokumen tersebut membahas tentang status gizi ibu hamil di Desa Sendang Mulyo dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti asupan makanan yang tidak seimbang dan kurangnya asupan zat besi serta pelayanan kesehatan yang kurang memadai.
Gizi buruk dipengaruhi oleh faktor sosial budaya seperti kepercayaan dan pantangan makanan yang mencegah pemanfaatan sumber daya gizi yang tersedia. Makanan juga memiliki peran sosial sebagai simbol ikatan sosial dan identitas kelompok. Antropologi gizi mempelajari hubungan antara budaya makan dengan status gizi masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang peran diversifikasi pangan dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan swasembada beras Indonesia. Diversifikasi pangan bertujuan mengurangi konsumsi beras dan menggantikannya dengan karbohidrat lainnya sehingga dapat menurunkan permintaan dan penyediaan beras serta menurunkan tekanan untuk memenuhi kebutuhan beras, sekaligus mendukung upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional."
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Panduan untuk memilih mata pelajaran pilihan yang akan dilaksanakan di jenjang SMK, yang mana sebagian besar sudah melakasanakan kurikulum merdeka. mata pelajaran pilihan bisa dipilih dari konsentrasi yang ada di sekolah, atau bisa juga memilih matqa pelajaran diluar konsentrasi keahlian yang dimiliki, dengan catatan sarana dan prasarana tersedia untuk melaksanakan pembelajaran.
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
Tugas clara tondang
1. PEMETAAN KETAHANAN PANGAN
REGIONAL DI JAWA TIMUR
Oleh:
CLARAYANTI TONDANG
NIM. 01.01.19.038
DOSEN : Makruf Wicaksono, SST,MP
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
2019
2. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan UU RI Nomor 7 Tahun 1996
tentang pangan berbunyi “ketahanan pangan
adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah
tangga yang tercermin dari ketersedianya pangan
yang cukup baik jumlah maupun
mutunya,aman,merata dan terjangkau’’.
3. Menurut data dari BPS di Indonesia saat ini
masih ada lebih dari 37,1 juta penduduk miskin,
akan tetapi jika dimasukkan masyarakat kurang
mampus sebanyak 76,4 juta jiwa. Hal ini
menunjukkan adanya hambatan akses terhadap
pangan dan masih banyak kesenjangan distribusi
pangan maupun ketimpangan komsumsi pangan
menurut kelompok sosial ekonomi dan wilayah.
Beberapa program kemiskinan yang dilakukan
pemerintah antara lain : Program Impers Daerah,
Tertinggal (IDT),Program Pembangunan Keluarga
Sejahtera ( PKS) Program Ketahanan Pangan dan
lain lain.
4. Masalah kerawanan pangan di Indonesia
diperparah dengan tingginya jumlah penduduk
miskin di indonesia,padahal kelompok ini
adalah yang sangat rentan terhadap kerawanan
pangan. Hal ini diperparah dengan tingginya
ketergantungan konsumsi masyarakat
indonesia serta populasi masyarakat yg
semakin meningkat.
5. B. TUJUAN PENELITIAN
1.Memetakan ketahanan pangan tingkat
desa (KPDS) di kabupaten sentra industri, sentra
pertanian dan sentra perikanan.
2.Menghitung indek ketersediaan, indek akses
pangan dan mata pencaharian serta indek
kesehatan dan gizi di kabupaten sentra industri,
sentra pertanian dankabupatensentra perikanan.
6. C. Metode Penelitian
1.Penentuan lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah Propinsi Jawa
Timur, dengan pertimbangan bahwa Jawa
Timur merupakan salah satu lumbung beras di
tingkat nasional, sehingga diharapkan Jawa
Timur memiliki desa yang berada pada
kondisi tahan pangan.
7. 2. Metode Penentuan Contoh
Penentuan desa dilakukan dengan
menggunakan metode Multistage Sampling.
Secara sengaja (purposive) menentukan
kabupatencontoh sebagai sentra industri,
pertanian dan sentra perikanan.
8. 3. Metode Analisis Data
Analisis data yang pertama dilakukan adalah
analisis faktor untuk mencari indikator
ketahanan pangan tingkat desa. Analisis ini
menggunakan pendekatan statistik yaitu analisis
faktor dengan PCA (Principle Component
Analysis). Untuk mengidentifikasi ketahanan
pangan regional ini mendasarkan pada indikator :
1.Akses Ketersediaan Pangan
2.Akses Pangandan Mata Pencaharian
3.Akses Kesehatan dan Gizi
9. 3.1 Aspek Ketersediaan Pangan
Aspek ini melihat kemampuan suatu daerah
untuk menghasilkan pangannya sendiri. Potensi
sumberdaya yang dimiliki setiap daerah berbeda-
beda. Ada yang menjadi sentra pangan sementara
daerah yang lain menjadi sentra tanaman
hortikultura, perkebunan dan lain-lain. Perbedaan
potensi produksi pertanian ini tentunya sangat terkait
dengan kondisi iklim dan cuaca serta kondisi tanah
yang sangat spesifik pada masing masing daerah.
10. 3.2 Aspek Akses Pangan dan Mata
Pencaharian
Suatu kegiatan ekonomi yang tinggi
cenderungakan diikuti oleh peluang kerja yang tinggi
pula, ini berarti pula bahwa kesempatan kerja dan
peluang untuk mendapatkan pendapatan yang lebih
baik. Dengan pendapatan yang lebih baik maka akan
terdapat daya beli yang lebih baik di masyarakat.
11. 3.3 Aspek Kesehatan dan Gizi
Penyerapan pangan sebenarnya indikator
dampak dari ketersediaan maupun akses pangan.
Akses pangan dan ketersedia-an yang baik akan
memberikan peluang bagi penyerapan pangan secara
lebih baik. Dalam menyusun indikator ini maka
aspek-aspek yang diperhatikan antara lain:
1.Fasilitas dari Layanan Kesehatan
2.Sanitasi dan Ketersediaan air
3.Pengetahuan ibu RT
4.Outcome nutrisi dan kesehatan.
12. 4. Hasil Dan Pembahasan
4.1 Pemetaan Tingkat Ketahanan Pangan Desa
Kabupaten Sidoardjo merupakan kabupaten yang
sangat rawan pangan hal ini dapat dilihat dari angka
ketahanan pangan desa sebesar 2,406, sedangkan Kabupaten
Jember dan Banyuwangi angka ketahanan pangan yaitu 0,456
dan 0,421 berarti lebih kecil dari Kabupaten Sidoardjo.
Selanjutnya indeks ketersediaan kabupaten Sidoardjo
menunjukkan nilai sebesar 6,47, sedangkan kabupaten contoh
lainnya kabupaten Jember 0,303 dan kabupaten Banyuwangi
sebesar 0,246 hal ini memperlihatkan bahwa kabupaten
Sidoardjo dari indek ketersediaan berada pada kategori rawan
pangan.
13. 4.2. Indeks Ketersediaan Pangan
Ketersediaan pangan di Kabupaten Sidoardjo angka
indek ketahanan pangan sebesar 6,471 % dari jumlah desa
contoh sebanyak 112,Berdasarkan angka indek ketersediaan
kabupaten Sidoardjo termasuk kategori rawan pangan, artinya
kebutuhan pangan masyarakat tidak dapat dipenuhi apabila
mengandalkan produksi pangan dari daerah tersebut. Hal ini
disebabkan produksi pangan yang dihasilkan untuk tanaman
padi produktivitas 5,3 ton/hektar, produktivitas jagung 1,67
ton/ha, tanaman ubi kayu dan ubi jalar tidak dihasilkan dari
daerah tersebut yang dapat dijadikan penunjang ketahanan
pangan bagi masyarakat.
14. 4.3 Akses kesehatan dan gizi
Akses kesehatan dan gizi, maka kabupaten
Sidoardjo mempunyai angka indek yang paling kecil
yaitu 0,091 berarti kabupaten Sidoardjo termasuk
kategori sangat tahan pangan,dibandingkan
kabupaten Jember 0,105 dan kabupaten Banyuwangi
0,287 akan tetapi ke 2 kabupaten tersebut juga
termasuk kreteria tahan pangan.
15. 4.4. Faktor Akses Pangan dan Mata Pencaharian
Pangan kabupaten Sidoardjo memiliki indek
terkecil yaitu 0,387 berarti termasuk kreteria tahan
pangan, dibandingkan kabupaten Jember dimana
indek akses pangan sebesar 0,961dan kabupaten
Banyuwangi sebesar 0,731.
16. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini antara
lain:
1.Faktor yang berperan sebagai penyebab ketahanan
pangan tingkat desa adalah Faktor Ketersediaan
Pangan, Faktor Akses Pangan dan Mata Pencaharian,
serta Faktor Kesehatan dan Gizi
2. Berdasarkan indek ketersediaan pangan,
kabupaten yang rawan pangan yaitu kabupaten
Sidoardjo, dari indek akses pangan dan mata
pencaharian kabupaten Jember, sedangkan dari
indek akses kesehatan dan gizi kabupaten yang
rawan pangan Kabupaten Banyuwangi.
17. SARAN
Saran yang dapat diberikan pada
penelitian ini:
1.Pendekatan yang perlu diusulkan untuk mengatasi masalah
ketahanan pangan adalah kebijakan pada tingkat yang lebih
mikro yaitu ketahanan pangan tingkat desa dan tingkat rumah
tangga dengan mengacu pada kebijakan yang mendasarkan
pada faktor ketersediaan, faktor akses pangan dan mata
pencaharian serta faktor kesehatan dan
gizi.
2.Perlunya pendekatan sampai pada ketahanan pangan rumah
tangga untuk dapat mengetahui keseluruhan faktor yang
mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga dan individu.
Oleh karena itu kebijakan ketahanan pangan nasional
mendasarkan juga pada ketahanan pangan rumah tangga dan
individu.