Hampir semua orang dalam hidupnya mengalami beberapa bentuk trauma kepala. Lansia, bayi, dan mereka yang bermasalah seperti penyalahgunaan alkohol, terapi anti-koagulasi khususnya rentan untuk konsekuensi serius setelah cedera kepala.
Di Singapura, cedera kepala adalah penyebab utama kecacatan dan kematian dewasa di bawah usia 40 tahun yang mempunyai dampak penting pada pasien cedera otak, keluarga dan masyarakat.
EKG (Elektrokardiograf), tidak semua orang bisa membaca EKG. Begitu juga dokter. Banyak dokter umum yang tidak bisa lancar membaca EKG. Untuk dapat membaca EKG, perlu diketahui dahulu bagaiman grafik EKG itu terbentuk. Setidaknya, ilmu yang sangat dasar dari EKG perlu diketahui.
Beberapa catatan yang paling dasar yang mesti dipahami dahulu sebelum membaca EKG
Hampir semua orang dalam hidupnya mengalami beberapa bentuk trauma kepala. Lansia, bayi, dan mereka yang bermasalah seperti penyalahgunaan alkohol, terapi anti-koagulasi khususnya rentan untuk konsekuensi serius setelah cedera kepala.
Di Singapura, cedera kepala adalah penyebab utama kecacatan dan kematian dewasa di bawah usia 40 tahun yang mempunyai dampak penting pada pasien cedera otak, keluarga dan masyarakat.
EKG (Elektrokardiograf), tidak semua orang bisa membaca EKG. Begitu juga dokter. Banyak dokter umum yang tidak bisa lancar membaca EKG. Untuk dapat membaca EKG, perlu diketahui dahulu bagaiman grafik EKG itu terbentuk. Setidaknya, ilmu yang sangat dasar dari EKG perlu diketahui.
Beberapa catatan yang paling dasar yang mesti dipahami dahulu sebelum membaca EKG
Iskemia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen yang bersifat sementara dan reversibel.
Iskemia yang lama akan menyebabkan kematian otot atau nekrosis.
Secara klinis nekrosis miokardium dikenal dengan nama infark miokard
Keasaman at kebasaan larutan tergantung ion hidrogen yg dikandung.
Peningkatan kadar H⁺ akan menurunkan pH shg larutan jd asam
Penurunan kadar H⁺ akan meningkatkan pH shg larutan jd basa.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
2. Skrining
Asesmen
Rencana
asuhan
HPK MKI PPISKP
Registrasi
Transfer RujukLab, Rad
Risiko
malnutrisi
Asesmen
nyeri
Risiko
jatuh
Analisis data
--> Dx
Pengumpulan
data klinis
Implementasi
asuhan
Pelayanan fokus pasien: MULTI PROFESI - ASUHAN – EDUKASI
PPK
•Hak Pasien
•General
consent
•Informasi
asuhanTriage
Identifikasi Stabilisasi
Skrining pelayanan
SPO Yandok
Askep
3. • Standar APK ( AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN )
1.1.1
1. Rumah sakit melaksanakan proses triase berbasis bukti untuk
memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi.
2. Staf dilatih menggunakan kriteria ini
3. Pasien diprioritaskan atas dasar urgensi kebutuhannya.
4. Pasien emergensi diperiksa dan dibuat stabil sesuai kemampuan rumah
sakit dulu sebelum dirujuk (lihat APK.4, EP 1,2,5 dan APK.4.2, EP 3,4)
• Standar AP ( ASESMEN PASIEN ) 1.3.1.
Asesmen awal medis dan keperawatan pada pasien emergensi harus
didasarkan atas kebutuhan dan keadaannya.
Elemen Penilaian AP.1.3.1
1. Untuk pasien GD, asesmen medis berdasarkan kebutuhan dan kondisinya.
2. Untuk pasien GD, asesmen keperawatan berdasarkan kebutuhan dan kondisinya.
3. Apabila operasi dilakukan maka sedikitnya ada catatan ringkas dan diagnosis
praoperasi dicatat sebelum tindakan.
LANDASAN TRIAGE
4. • Standar PP.3.1 Kebijakan & prosedur
mengarahkan yan kasus emergensi
• Standar PP.3.2 – mengarahkan pemberian
yan resusitasi di seluruh unit RS
• Standar PP.3.3 – mengarahkan penanganan,
penggunaan, dan pemberian darah dan
produk darah.
• Standar PP.3.4 – mengarahkan asuhan
pasien yg menggunakan peralatan bantu
hidup dasar atau yang koma.
• dll.
5. 5
Standar AP.1.3.1 Asesmen awal medis dan keperawatan pd
pasien emergensi harus sesuai kebutuhan dan keadaannya.
Elemen Penilaian AP.1.3.1
1. Untuk pasien GD, asesmen medis berdasarkan kebutuhan dan
kondisinya.
2. Untuk pasien GD, asesmen keperawatan berdasarkan
kebutuhan dan kondisinya.
3. Apabila operasi dilakukan maka sedikitnya ada catatan ringkas
dan diagnosis praoperasi dicatat sebelum tindakan.
6. DEFINISI TRIAGE
• UPAYA MEMILAH PASIEN BERDASAR TINGKAT KEGAWATAN
• TRIASE DILAKUKAN PADA PENANGANAN KEDARURATAN SEHARI
HARI DAN PENANGANAN BENCANA
• Untuk mendapatkan :
– pasien yg benar ke
– tempat yg benar pada
– waktu yg benar dan dengan
– perawatan yg benar
7. Klasifikasi Triage
1. Traffic Director atau Non-Nurse Triage
2. Spot Check Triage atau Advanced Triage
3. Comprehensive Triage
8. Traffic Director or Non Nurse Triage
• Triage dilakukan oleh petugas pendaftaran, health
attendant atau health care assistant, petugas yang
tak berijasah
• Penilaian visual
• Pengkajian minimal terbatas pada keluhan utama
dan seberapa penyakitnya
• Tidak ada standar baku
• Tidak ada atau minimal dokumentasi
9. Spot Check Triage ( Cek Triage Cepat )
• Dilakukan oleh petugas yang berlisensi, dokter atau
perawat
• quick look, mencakup riwayat penyakit serta evaluasi
subjektif dan objektif
• Seringkali terdapat perbedaan penilaian karena variasi
pengalaman dan kemampuan
• Protokol standard yang minimal
10. Comprehensive Triage
• Triage dilakukan oleh staf dengan kemampuan dan pelatihan
yang cukup
• Kategori prioritas menggunakan empat atau lima tingkatan
• Ada protokol standar yang tertulis untuk proses triage termasuk
dimulainya tes diagnostik, penanganan terbatas, serta
reevaluasi pasien
• Dokumentasi juga dilakukan secara tepat
11. Emergency Triage Scales
• Sistem triage yang baik harus sesuai dengan kriteria:
1. Utility
– Mudah dimengerti dan digunakan oleh dokter atau perawat
emergensi
2. Validity
– Bisa mengukur kegawatan dan keberagaman keluhan
3. Reliability
– Independen dalam pengukuran, baik oleh perawat maupun dokter
4. Safety
– Keputusan triage harus sepadan dengan kriteria klinis dan respon
time
13. Komunikasi dan Informasi
kondisi yang ada
1. Suasana yang crowded
2. Waktu terbatas
3. Bahasa yang berbeda
4. Bahasa tubuh
5. Budaya beda
6. Perhatian akan kesehatan
7. Harapan dan anggapan
8. Emosi
14. Survey Primer
Kesadaran AVPU
A B C D E ....
Tekanan darah
Nadi (kualitas)
Respirasi (kualitas)
Suhu
Saturasi oksigen
Skor nyeri
15. • Pikirkan akibat terburuk dari keluhan
• Buktikan dengan LLF pada ABC & DE
• Buat diagnosa kerja
• Tatalaksana pasien dengan segera dan
simultan
• Tentukan leader yang tepat
20. Skoring fisiologis :
- parameter fisiologis
- berubah-ubah
- konvensi : admittance
Skoring anatomis :
- Umumnya tidak berubah
- Berubah bila cara diagnostik
lebih lanjut
24. WPSS (The WHO classification-based
Prognostic Scoring System)
25. Level sistem triage
2 level 3 level 4 level 5 level
Emergensi Emergensi Mengancam jiwa Resusitasi / kritis
Non emergensi Urgensi Emergensi Emergensi
Non urgensi Urgensi Urgensi
Non urgensi Non urgensi
Poliklinik / Poli
Umum
26. Sistem triage dunia
• Australasian Triage Scale (ATS)
• Manchester Triage Scale (MTS)
• Canadian Triage and Acuity Scale (CTAS)
• Emergency Severity Index (ESI)
38. Metode Triase
• METTAG (Triage Tagging System)
• Sistem triase penuntun lapangan START
(Simple Triage and Rapid Transportation)
39. Prioritas Penanganan pasien (METTAG)
Prioritas tertinggi (merah)
Pasien gawat darurat yg terancam jiwa atau anggota badannya (akan mjd
cacat) jika tdk mendapatkan pertolongan secepatnya. ex : Gagal nafas,
Syok/perdarahan hebat, luka bakar berat, cedera kepala atau maksilo-fasial
Prioritas tinggi (kuning)
Pasien dg cedera yg dipastikan tdk akan mengalami ancaman jiwa dlm
waktu dekat ex : luka bakar ringan, cedera abdomen tanpa syok, cedera
dada tanpa gg respirasi, fraktur mayor tanpa syok.
40. METTAG
• Prioritas sedang (hijau)
pasien dg cedera minor yg tdk
membutuhkan stabilisasi segera.
• ex : Fraktur dan dislokasi ekstremitas,
cedera jaringan lunak, cedera maksilofasial
tanpa gangguan jalan nafas, gawat darurat
psikologis
41. • Prioritas terakhir (hitam)
pasien mati atau cedera fatal yg jelas
dan
tdk mungkin diresusitasi
• D.O.A (Death On Arrival),
• D.N.R (Do Not Resusitation)
43. TRIAGE PRE-HOSPITAL
Teknik untuk menentukan
siapa yang harus diselamatkan terlebih dahulu
dari sekian banyak korban
Tergantung pada kondisi klinis korban dan fasilitas
yang ada
44. Simple Triage and Rapid Treatment
( START )
• Untuk korban dalam jumlah banyak
• Triase + tindakan singkat untuk diagnostik maupun resusitasi
• Triage Officer bisa lebih dari satu
• Kategori korban pada START :
– Hijau : “ walking wounded “
– Merah : gangguan airway berat dan syok
– Kuning : “ delay “
– Hitam : Meninggal
– Ada prioritas pada kelompok merah
47. Triase dilakukan berdasar observasi :
• Pernafasan(respiratory)
• Sirkulasi (perfusion)
• Status mental(mental state)
48. Metode START
• Sistem ini dilakukan oleh penolong dalam waktu
30 detik atau kurang utk memastikan kelompok
korban seperti yg memerlukan transport segera
atau tidak atau mungkin diselamatkan atau mati.
• Mencakup pemeriksaan Respirasi, sirkulasi dan
mental status.
• Sistem METTAG atau pengkodean dengan warna
tagging system yg sejenis bisa digunakan sbg
bagian dari penuntun lapangan START
49. START……symple triage and rapid treatment
• Sistem ini digunakan pada keadaan dimana SDM
yg ada kurang sampai datangnya bantuan
tambahan.
• Triase akan lbh baik jk penolong memiliki triage
tag, jk tdk ada dpt digunakan marker, spidol atau
lipstick yg ditulis di dahi korban
• D – Deceased
• I - Immediate
• DEL - Delayed
• M - Minor
50.
51. Tertinggi/segera (merah atau I)
ventilasi ada stlh pembukaan jalan nafas
atau pernafasan > 30x/mnt
Capilary Refill lbh dr 2 dtk
Tdk mampu mlkan perintah sederhana
Tinggi/tunda (kuning atau DEL)
biasa disebut “walking Wounded”
START system
Minor/Hijau
52. Prosedur
• Pernafasan
1. Semua pasien diperiksa rata2 ventilasi dan
adekuatnya
2. Jk px tdk bernafas, periksa apakah ada
benda asing yg menyebabkan obstruksi
3. Reposisi kepala pasien
4. Jk prosedur di atas tdk membantu, inisiasi
nafas (nafas -), tandai TAG hitam
5. Jk pernafasan > 30x/mnt, TAG merah
6. Jk pernafasan < 30x/mnt, jgn tandai
teruskan pemeriksaan perfusi (sirkulasi
darah)
53. • Perfusi
1.Cara termudah pemeriksaan perfusi adalh
pengisian kapiler
2. Jk >2 dtk TAG merah
3. Jk <2 dtk jng ditandai dilanjutkan pem.
Mental status.
4. Jk pem pengisian kapiler tdk ditemukan,
palpasi arteri radialis jk (-) biasanya tek
sistolik <80 mmHg.
54. • Mental Status
digunakan utk pasien respirasi dan perfusi
adekuat. Utk menilai, penolong meminta
korban utk mengikuti perintah sederhana
spt membuka/menutup mata
1. Jk pasien tdk dpt mengikuti perintah, TAG
merah
2. Jk pasien dpt mengikuti perintah, TAG
kuning
56. Minor (HIJAU)
• Pisahkan korban
saat mulai triage.
(“Walking
wounded”)
• Ajak para korban ke
area khusus
• Pertimbangkan
untuk mengajak
korban “hijau’ untuk
membantu anda.
57. Immediate
(MERAH)
• Nafas muncul hanya
setelah airway dibuka
• RR> 30/menit
• Capillary Refill > 2
detik
• Tidak mampu
mengikuti perintah
sederhana
60. Triage Tag
Triage tag diselesaikan selama transportasi menuju
rmh sakit.
Perhatikan :
1. Waktu sampai di tempat kejadian
2. Tanggal kejadian
3. Nama (jk sadar dan koheren)
4. Alamat
5. Informasi penting lain
6. Identifikasi penolong
7. Identifikasi trauma pasien (dg gambar)
61. Triage Tag
8. Vital sign dan waktu pemeriksaan
9. Catat penggunaan obat IV dan obat lain (ALS)
10. Tempatkan tanda (tag) pd baju atau tubuh
yg mudah terlihat.
Pemeriksaan 3,4,5 dpt ditunda atau dilengkapi
pada saat menunggu
transportasi
62. TRIASE ( TRIAGE ) :
Mengkelompokkan korban berdasar
beratnya cidera
KORBAN
Luka
ringan
Luka
sedang
Luka
berat
Mening
-gal
Triage
Officer
Rawat
Jalan
Obser
vasi
Tindak
-an
Km
Mayat
63. KORBAN
Luka
Lecet
CKR
-# femur
tertutup
- # terbuka
-Ruptur
hepar
-Tension
Pnthorax
-CKB
GCS = 3
Mening
-gal
Triage
Officer
Rawat
Jalan
Obser
vasi
Tindakan
Km
Mayat
20
10
15
5
50
64. KORBAN
Luka
Lecet
CKR
-# femur
tertutup
- # terbuka
-Ruptur
hepar
-Tension
Pnthorax
Mening
-gal
Triage
Officer
Rawat
Jalan
Obser
vasi
Tindakan
Km
Mayat
- CKB
GCS = 3
Operasi
Operasi
Operasi
1000 0rang !!
- CKB
GCS = 3 R.Khusus
66. KORBAN
Luka
Lecet
CKR
-# femur
tertutup
- # terbuka
-Ruptur
hepar
-Tension
Pnthorax
Mening
-gal
Triage
Officer
Dipulangkan
/ Pindahkan
Ruang rwt
Yang layak
Tindakan
Km
Mayat
Operasi-2
Operasi-3
Operasi-1
1000 0rang
- CKB
GCS = 3
Ruang
khusus
67. Jan van de Boer, Jacquo van Remmen, 2002 : “ Hospital Disaster Procedure “
in “ Order in Chaos “
Victims
Stable
Stable –
Unstable
Unsta
ble
Unstable
Hopeles
No hosp.
support
Support
wt 4 – 6 h
Immediate
Life supp.
+
Triage
Officer
“ Ward
Emergency
Room
Casualty
Room
Mortuary
74. Tanggung jawab etik
Setiap pasien memiliki hak yang sama untuk
mendapatkan pelayanan dalam proses triage
Keputusan triage
kehidupan pasien tergantung pada keputusan
triage yang kita buat