SlideShare a Scribd company logo
Akut Abdomen dan Ilius pada Anak
dr. Jonsinar Silalahi, MSi. Med, Sp.B, Sp.BA
Ruang lingkup bedah anak
 Kriteria Anak-anak  < 18 tahun (WHO,
Permenkes,UU Perlindungan anak)
 Kelainan kongenital
 Semua penyakit termasuk tumor kecuali :
intra cranial (B. Saraf), orthopedi,
cardio,craniofacial (bedah plastik)
Kasus abdomen/ digestif pada anak
 Abdomen : HPS, atresia/stenosis
duodenum, malrotasi+ midgut volvulus,
atresia/stenosis intestinal, divertikel meckle,
kongenital band, intususepsi, appendicitis,
gastroschisis, omphalocel, hernia umbilical,
hernia inguinal/scrotal, Hisrchsprung
desease/ Megacolon kongenital, obstipasi dll
Akut Abdomen pada Anak
 Suatu keadaan dalam abdomen yang membutuhkan
penangan segera
 Dapat mengancam nyawa/menyebabkan kematian
atau menjadi lebih buruk apabila tidak ditangani
segera
Ilius /Obstruksi Usus
 Merupakan sydroma obstruksi usus
 Gangguan Pasase usus
Manifestasi Klinis :
Mual , muntah , kembung dan gangguan BAB, Nyeri
Berdasarkan penyebab :
 Ilius Mekanik  sumbatan /hambatan nyata pada
usus
 Fungsional Ilius / paralitik  tidak ada hambatan
nyata  ganguan / penurunan fungsi peristaltik
Berdasarkan derajat Obstruksi
 Total obstruksi  sumbatan komplit, gejala lebih
berat dan jelas
 BAB (-), Flatus (-)
 Parsial obstruksi  pasase usus terganggu sebagian
 masih bias BAB dan flatus
Berdasarkan gangguan aliran darah
 Simple ilius/ Ilius sederhana
 tanpa gangguan aliran darah
 Ilius Strangulata/ iskemik
 gangguan aliran darah
 Potensi nekrosis dan perforasi
Berdassarkan letak obstruksi
 Obstruksi letak tinggi : Pylorus, duodenum, ilium
proximal
 Obstruksi letak rendah : ilium terminal-recto-anal
Trauma abdomen
Trauma
tajam
Trauma
tumpul
TRAUMA ABDOMEN
• Terbanyak
• Organ solid
• Non operatif
Trauma
tumpul
• Gun shoot
• Luka tusuk
Trauma
tembus
• Nilai patensi airway
• Pikirkan trauma cervical  terbukti tidak
• Sumbatan (+)  bebaskan
• Airway definitif  indikasi
Airway +
C Spine control
• Assesment
• Robekan pleura (+)  chest tube
Breathing +
Ventilation
Penanganan Awal
•Nilai setelah A dan B
baik
•Tanda – tanda
hipovolemik
•Resusitasi cairan 
mengganti volume
yang hilang
Circulation
Tanda – tanda Hipovolemik
Takikardia
• nyeri
• Stress
• takut
Penurunan
tekanan
nadi
Akral
dingin
Penurunan
kesadaran
Resusitasi cairan
Jenis
cairan
• Kristaloid  hangat
• Darah
Volume
• 20 cc/KgBB
• Dapat diulang sampai 3 kali  60 cc/KgBB
• Akses intravena (2 jalur)
Darah
• Pemberian kristaloid ke – 3  tidak ada perbaikan
• PRC 10 cc/KgBB
Penilaian shock
shock
Tidak
cukupnya
pengiriman
O2 ke sel
Asidosis
• Respirasi
meningkat
• takikardi
Produksi
urine
menurun
• Anak 1,5
mL/KgBB/jam
(normal)
Hemodinamik normal
• Penurunan denyut jantung / nadi
• Kenaikan tekanan nadi (> 20 mmHg)
• Warna kulit kembali normal
• Ekstremitas hangat
• Kesadaran membaik
• Kenaikan tekanan darah sistolik
• Produksi urine kembali normal
Presentasi lambat/ lanjut trauma abdomen:
• Perdarahan kecil tapi kontinu
• Perforasi organ  peritonitis
HYPERTROPHIC
PYLORUS STENOSIS
Figure 3a. (a) Illustration of pyloric antrum in IHPS.
Hernanz-Schulman M Radiology 2003;227:319-331
©2003 by Radiological Society of North America
Diagnosis
 GK :
 Muntah Proyektil
 Gambaran peristaltik pada daerah kiri atas
 Hipokloremia
 Hipokalemia
 Alkalosis Metabolik
 75% dapat ditegakkan melalui anamnesa &
pemeriksaan fisik abdomen atas.
Pemeriksaan Fisik
 Lingkungan tenang & hangat
 Gaster terdistensi  aspirasi NGT 
mempermudah palpasi pilorus yang membesar
( the olive)
 Anak terlentang, kedua tungkai ditekuk, tangan
pemeriksa pada awalnya diletakkan di
epigastrium. Definisikan ujung hepar  susuri
ke arah kaudal  1/3 tengah umbilikus s/d
procc xyphoideus  bila pilorus membesar 
teraba “the olive”
Pemeriksaan Penunjang
 USG  alat bantu penunjang standar
 Kriteria USG :
 Ketebalan pilorus >3.5 – 4 mm.
 Panjang kanalis pilorus > 14mm
 Lamki et al dalam penelitiannya dengan pasien HPS
 ketebalan pilorus >3mm curiga HPS pada infant
< 30 hari.
Figure 12. Longitudinal sonograms obtained within a few minutes of each other show
peristaltic activity and changes in pyloric anatomy in a patient with IHPS.
©2003 by Radiological Society of North America
Figure 11b.
Hernanz-Schulman M Radiology 2003;227:319-331
©2003 by Radiological Society of North America
Persiapan Perioperative
Optimal
Derajat
dehidrasi
Derajat
gangguan
elektrolit
Atasi & Koreksi
Perioperative
Bikarbonat
Hipokalemia
Hipokloremia
Dehidrasi
Malnutrisi
Penanganan
 Operasi : Elektif
1. Open/Ramstedt Piloromiotomi
2. Laparascopy
Appendicitis pada Anak
Appendicitis  adalah suatu proses
peradangan pada appendiks yang
disebabkan oleh sumbatan pada
lubang/lumen pada pangkal appendiks
yang mengakibatkan stagnasi isi
appendiks.
Etiologi/Penyebab
 Penyumbatan/penyempitan pada lubang/lumen
appendiks
 Penyebab penyumbatan karena pembesaran kelenjar
limfoid sekeliling dinding appendiks sebagai reaksi
terhadap infeksi
 Sumber infeksi : makanan, saluran cerna
(Bacteriodes, E.Coli, S. Tifosa dll ), saluran napas
ataupun dari tempat lain
 Sumbatan biji-bijian ???
Angka kejadian pada anak-anak
 Merupakan kasus emergensi yang tersering pada
anak-anak
 Mulai meningkat pada usia sekolah (4-5 tahun)
 Puncak tertinggi pada usia 12-13 tahun
 Sekitar 1/3 kasus terjadi pada usia dibawah 18
tahun
 Angka kejadian pada anak di Amerika Serikat
adalah 1 dari 1000 anak.
 Indonesia : sekitar 75.000 anak per tahun
 Semarang : 530 anak per tahun atau sekitar 45
anak per bulan
Gejala dan tanda
 Sakit perut mendadak dimulai di sekitar pusar/ ulu
hati kemudian sakit menetap di kanan bawah, atau
sakit diseluruh perut
 Mual dan muntah
 Demam
 Nyeri bertambah saat berjalan dan batuk
 Diare/sembelit
 Anak tampak kesakitan di tempat tidur dengan tungkai
ditekuk
 Nyeri tekan diperut kanan bawah atau diseluruh perut
Kasus Kronik  gejala tidak khas
 Nyeri/kolik berulang ( sekitar umbilical/epigastric)
 misdiagnosis dengan maag
 Mual/muntah
 Hilangnya nafsu makan ( kurus)
 Tidak selalu ada demam
 Leukosit normal
Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium
 USG
 Foto Rongent/Appendicogram
 CT-Scan
Penanganan Operasi
 Operasi terbuka
Simpel perforasi
Operasi tertutup/Laparascopy
Megacolon Kongenital/penyakit Hisrchsprung
 Megacolon kongenital/penyakit
Hirschsprung merupakan kelainan
bawaan dimana tidak terbentuknya sel
saraf (ganglion ) dari spingter ani
interna ke kranial sehingga
mengakibatkan gangguan buang air
besar ( kembung)
Gejala dan tanda
 Mekonium/BAB pertama kali terlambat ( lebih dari
24 jam)
 Konstipasi/sulit BAB
 Perut kembung/ membuncit
 Muntah
 Sulit makan
 Berat badan kurang
 Diare yang berbau busuk
 BAB sedikit sedikit tapi sering
 Bila dicolok anus keluar kotoran nyemprot
PRESENTASI KLINIS
• 50-90% neonatal
• distensi abdomen, muntah kehijauan,
mekonium terlambat
Obstruksi
Usus
Neonatal
• lewat masa neonatal (>>> setelah lepas ASI)
• D/ sulit  kecurigaan HD : riw mekonium
terlambat, gagal tumbuh, distensi abdomen
Konstipasi
Kronis
• Tanda : demam, distensi abdomen, diare
• 10% HD  enterokolitis
Enterokolitis
Gambaran Perut mebuncit
Pemeriksaan penunjang
Radiologi:
 Foto polos perut
 Foto kontras enema/barium
 Biopsi dari anus
Gambaran radiologi megacolon kongenital  tampak
penyempitan usus
PENANGANAN AWAL/PERSIAPAN
PREOPERATIF
 Atasi dehidrasi, sepsis, resusitasi (IV fluid dan
antibiotik), nutrisi ASI po / personde / TPN, irigasi
rektal +/-
 Obstruksi intestinal  NGT
 Enterokolitis  reusistasi cairan agresif, AB spektrum
luas, dekompresi NGT
 Stabil  operasi semielektif
Tindakan operasi satu tahap, bagian usus yang tidak
normal ditarik melalui anus dan dipotong
pertama dengan pembuatan colostomi/
lubang BAB sementara di perut
INTUSUSEPSI
Definisi
 “intus” (within) berada didalamnya dan
“suscipere” (to receive) menerima.
 Invaginasi atau masuknya satu bagian usus ke
dalam bagian usus lainnya.
 Swenson, tiga silinder dinding usus
Patogenesis
 Inususeptum membawa
mesenterium ke dalam
intususepien
 Peristaltik, invaginasi lebih
dalam
 Kompresi vena, kongesti,
dan statis mucus dan
darah intususeptum
 Iskemik usus
 Nekrosis dalam 72 jam
Idiopatik
 Tidak memiliki pathologic lead point.
 95% daerah ileocolic (ileocolic 85% dan
ileoileocolic 10%).
 Lead point, penebalan dinding usus oleh kelenjar
limpoid (Payer’s patches).
 Bayi dan anak-anak kelenjar limpoid ↑↑
 Infeksi virus →kelenjar limpoid hipertropi →
lumen usus Distal ileum menyempit + peristaltik
→ intususepsi.
 Tahun 1999 FDA menarik vaksin rotavirus
tetravalent.
Patologik Lead Point (PLP)
 Insiden 1,5-12% rata-rata 8%.
 Meningkat dengan bertambahnya usia, 5% tahun
pertama, 60% usia 5-14 tahun.
 Terdapat dua tipe PLP
 lesi fokal (tunggal) = Diverticulum Meckel, polip, duplikasi,
periapendisitis, lipoma
 kelainan difus saluran cerna = Henoch-Schonlein
Purpura,cystic fibrosis, Peutz-Jeghers Syndrome
 Pada kebanyakan literature, divertikulum Meckel
penyebab PLP paling umum.
Gejala
 Nyeri perut (85%)
 Muncul tiba-tiba, kolik, intermiten, berlangsung beberapa
menit
 Pada bayi sering terlihat kedua kakinya terangkat pada saat
berlangsungnya gejala. Setelah episode nyeri, bayi akan
kelihatan tenang, pucat, dan berkeringat.
 Lebih umum pada anak yang berusia di atas 2 tahun.
 Tidak didapatkannya nyeri perut tidak akan
mengesampingkan intususepsi
Gejala
 Muntah (80%)
 Dapat melampaui gejala klasik nyeri perut.
 Cenderung didapatkan pada bayi daripada anak yang
berusia lebih tua.
 Tidak adanya muntah belum dapat menyingkirkan
intususepsi dari kemungkinan diagnosis
Tanda
 Massa abdomen (65%)
 Seperti sosis (sausage-like), teraba di kanan atas
abdomen, dapat memanjang ke epigastrium sapanjang
colon transversum.
 Teraba sedikit tegang bila bayi atau anak berbaring
terlentang dan tenang di antara dua periode nyeri.
 Dikenal juga sebagai ”signe de Dance” tidak teraba usus
di kuadran kanan bawah abd.
 Bisa prolaps keluar rektum, DD prolaps rekti.
Tanda
 Perdarahan perektal (60%)
 95% pada bayi dan 65% pada anak yang berusia lebih
tua.
 ”a currant jelly appearance” yaitu BAB darah bercampur
lendir.
 merupakan alasan utama bagi orang tua setelah nyeri
perut untuk datang ke RS.
 Paling terakhir muncul dari suatu intususepsi
 Tanpa tanda ini tidak menyingkirkan kemungkinan
terjadinya intususepsi.
Foto Polos Abdomen
 Tingkat akurasinya 25-50%.
 Tanda karakteristik
intususepsi ”meniscus sign”
dan ”target sign”.
 Melihat udara bebas
intraperitoneal sebelum
dilakukan reduksi enema
Foto Polos Abdomen
Ultrasonografi (USG)
 Akurasi hampir 100%
 Karakteristik gambaran
massa seperti donat atau
target berdiameter 3-5cm
di kanan abdomen.
 Non-invasif dan bebas
radiasi.
 Operator dependent
 Efektif menilai PLP.
Ultrasonografi (USG)
 Memperkirakan reduksibilitas
intususepsi melalui enema dan
adanya nekrosis usus.
 Tanda-tandanya: penebalan
peripheral hypoechoic rim
intususepsi, cairan bebas
intraperitoneal, cairan
terperangkap dalam
intususeptum, pembesaran KGB
mesenterium dalam intususepsi,
dan yang paling penting adalah
tidak adanya aliran darah pada
intususepsi pada pemeriksaan
dengan USG Doppler.
Kontras Enema
 Gold standar untuk diagnosis
sampai dengan pertengahan
1980-an.
 Akurasinya 100%
 Prosedur diagnostik sekaligus
juga untuk terapi.
 Bersifat invasif dan
membutuhkan dosis kecil radiasi.
 Teknik ini tidak dapat
menunjukkan ada tidaknya
kelainan intraperitoneal lainnya
ataupun keberadaan PLP.
Penatalaksanaan
 Resusitasi cairan
 Pemasangan NGT
 Pemberian antibiotic
 Persiapan darah
 Permintaan pemeriksaan radiologis harus
segera dikonfirmasi sekaligus untuk keperluan
reduksi radiologis.
 Persiapan kamar operasi
Terima Kasih

More Related Content

Similar to TOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptx

Kelainan pada usus halus
Kelainan pada usus halusKelainan pada usus halus
Kelainan pada usus halusNova Ci Necis
 
KEPERAWATAN ANAK TENTANG PENYAKIT HIRSCHPRUNG
KEPERAWATAN ANAK TENTANG PENYAKIT HIRSCHPRUNGKEPERAWATAN ANAK TENTANG PENYAKIT HIRSCHPRUNG
KEPERAWATAN ANAK TENTANG PENYAKIT HIRSCHPRUNG
Winda Qowiyatus
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
Septian Muna Barakati
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
Warnet Raha
 
Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
fikri asyura
 
Kongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinalKongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinal
Herry Utama
 
Revisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRevisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsai
Richard Leonardo
 
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docxKolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
MohammadRezzaRizaldi
 
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptxasuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
dionziel
 
abses hati presentasi untuk bidang kedokteran
abses hati presentasi untuk bidang kedokteranabses hati presentasi untuk bidang kedokteran
abses hati presentasi untuk bidang kedokteran
migel5
 
Asuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan HirschprungAsuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan Hirschprung
Nida Sitorus
 
4.1 Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
4.1  Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt4.1  Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
4.1 Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
RizkyAndrianiBakara2
 
Hirschsprung-1.pptx
Hirschsprung-1.pptxHirschsprung-1.pptx
Hirschsprung-1.pptx
MelinaDefitaSari
 
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSAANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
wellinasebayang
 
Ilmu bedah kolon
Ilmu bedah kolonIlmu bedah kolon
Ilmu bedah kolon
Iva Maria
 
Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2
Iva Maria
 

Similar to TOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptx (20)

Kelainan pada usus halus
Kelainan pada usus halusKelainan pada usus halus
Kelainan pada usus halus
 
KEPERAWATAN ANAK TENTANG PENYAKIT HIRSCHPRUNG
KEPERAWATAN ANAK TENTANG PENYAKIT HIRSCHPRUNGKEPERAWATAN ANAK TENTANG PENYAKIT HIRSCHPRUNG
KEPERAWATAN ANAK TENTANG PENYAKIT HIRSCHPRUNG
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
Makalah hisprong (2)
Makalah hisprong (2)Makalah hisprong (2)
Makalah hisprong (2)
 
Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
KKD etika.pptx
KKD etika.pptxKKD etika.pptx
KKD etika.pptx
 
Kongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinalKongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinal
 
Revisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRevisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsai
 
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docxKolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
 
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptxasuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
 
abses hati presentasi untuk bidang kedokteran
abses hati presentasi untuk bidang kedokteranabses hati presentasi untuk bidang kedokteran
abses hati presentasi untuk bidang kedokteran
 
Asuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan HirschprungAsuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan Hirschprung
 
4.1 Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
4.1  Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt4.1  Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
4.1 Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
 
Hirschsprung-1.pptx
Hirschsprung-1.pptxHirschsprung-1.pptx
Hirschsprung-1.pptx
 
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSAANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
 
Ilmu bedah kolon
Ilmu bedah kolonIlmu bedah kolon
Ilmu bedah kolon
 
Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2
 

Recently uploaded

TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Winda Qowiyatus
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
nadyahermawan
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
AshriNurIstiqomah1
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
hanifatunfajria
 

Recently uploaded (20)

TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 

TOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptx

  • 1. Akut Abdomen dan Ilius pada Anak dr. Jonsinar Silalahi, MSi. Med, Sp.B, Sp.BA
  • 2. Ruang lingkup bedah anak  Kriteria Anak-anak  < 18 tahun (WHO, Permenkes,UU Perlindungan anak)  Kelainan kongenital  Semua penyakit termasuk tumor kecuali : intra cranial (B. Saraf), orthopedi, cardio,craniofacial (bedah plastik)
  • 3. Kasus abdomen/ digestif pada anak  Abdomen : HPS, atresia/stenosis duodenum, malrotasi+ midgut volvulus, atresia/stenosis intestinal, divertikel meckle, kongenital band, intususepsi, appendicitis, gastroschisis, omphalocel, hernia umbilical, hernia inguinal/scrotal, Hisrchsprung desease/ Megacolon kongenital, obstipasi dll
  • 4. Akut Abdomen pada Anak  Suatu keadaan dalam abdomen yang membutuhkan penangan segera  Dapat mengancam nyawa/menyebabkan kematian atau menjadi lebih buruk apabila tidak ditangani segera
  • 5. Ilius /Obstruksi Usus  Merupakan sydroma obstruksi usus  Gangguan Pasase usus Manifestasi Klinis : Mual , muntah , kembung dan gangguan BAB, Nyeri
  • 6. Berdasarkan penyebab :  Ilius Mekanik  sumbatan /hambatan nyata pada usus  Fungsional Ilius / paralitik  tidak ada hambatan nyata  ganguan / penurunan fungsi peristaltik
  • 7. Berdasarkan derajat Obstruksi  Total obstruksi  sumbatan komplit, gejala lebih berat dan jelas  BAB (-), Flatus (-)  Parsial obstruksi  pasase usus terganggu sebagian  masih bias BAB dan flatus
  • 8. Berdasarkan gangguan aliran darah  Simple ilius/ Ilius sederhana  tanpa gangguan aliran darah  Ilius Strangulata/ iskemik  gangguan aliran darah  Potensi nekrosis dan perforasi
  • 9. Berdassarkan letak obstruksi  Obstruksi letak tinggi : Pylorus, duodenum, ilium proximal  Obstruksi letak rendah : ilium terminal-recto-anal
  • 11. TRAUMA ABDOMEN • Terbanyak • Organ solid • Non operatif Trauma tumpul • Gun shoot • Luka tusuk Trauma tembus
  • 12. • Nilai patensi airway • Pikirkan trauma cervical  terbukti tidak • Sumbatan (+)  bebaskan • Airway definitif  indikasi Airway + C Spine control • Assesment • Robekan pleura (+)  chest tube Breathing + Ventilation Penanganan Awal
  • 13. •Nilai setelah A dan B baik •Tanda – tanda hipovolemik •Resusitasi cairan  mengganti volume yang hilang Circulation
  • 14. Tanda – tanda Hipovolemik Takikardia • nyeri • Stress • takut Penurunan tekanan nadi Akral dingin Penurunan kesadaran
  • 15. Resusitasi cairan Jenis cairan • Kristaloid  hangat • Darah Volume • 20 cc/KgBB • Dapat diulang sampai 3 kali  60 cc/KgBB • Akses intravena (2 jalur) Darah • Pemberian kristaloid ke – 3  tidak ada perbaikan • PRC 10 cc/KgBB
  • 16. Penilaian shock shock Tidak cukupnya pengiriman O2 ke sel Asidosis • Respirasi meningkat • takikardi Produksi urine menurun • Anak 1,5 mL/KgBB/jam (normal)
  • 17. Hemodinamik normal • Penurunan denyut jantung / nadi • Kenaikan tekanan nadi (> 20 mmHg) • Warna kulit kembali normal • Ekstremitas hangat • Kesadaran membaik • Kenaikan tekanan darah sistolik • Produksi urine kembali normal
  • 18. Presentasi lambat/ lanjut trauma abdomen: • Perdarahan kecil tapi kontinu • Perforasi organ  peritonitis
  • 19.
  • 21. Figure 3a. (a) Illustration of pyloric antrum in IHPS. Hernanz-Schulman M Radiology 2003;227:319-331 ©2003 by Radiological Society of North America
  • 22. Diagnosis  GK :  Muntah Proyektil  Gambaran peristaltik pada daerah kiri atas  Hipokloremia  Hipokalemia  Alkalosis Metabolik  75% dapat ditegakkan melalui anamnesa & pemeriksaan fisik abdomen atas.
  • 23. Pemeriksaan Fisik  Lingkungan tenang & hangat  Gaster terdistensi  aspirasi NGT  mempermudah palpasi pilorus yang membesar ( the olive)  Anak terlentang, kedua tungkai ditekuk, tangan pemeriksa pada awalnya diletakkan di epigastrium. Definisikan ujung hepar  susuri ke arah kaudal  1/3 tengah umbilikus s/d procc xyphoideus  bila pilorus membesar  teraba “the olive”
  • 24. Pemeriksaan Penunjang  USG  alat bantu penunjang standar  Kriteria USG :  Ketebalan pilorus >3.5 – 4 mm.  Panjang kanalis pilorus > 14mm  Lamki et al dalam penelitiannya dengan pasien HPS  ketebalan pilorus >3mm curiga HPS pada infant < 30 hari.
  • 25. Figure 12. Longitudinal sonograms obtained within a few minutes of each other show peristaltic activity and changes in pyloric anatomy in a patient with IHPS. ©2003 by Radiological Society of North America
  • 26. Figure 11b. Hernanz-Schulman M Radiology 2003;227:319-331 ©2003 by Radiological Society of North America
  • 29. Penanganan  Operasi : Elektif 1. Open/Ramstedt Piloromiotomi 2. Laparascopy
  • 31. Appendicitis  adalah suatu proses peradangan pada appendiks yang disebabkan oleh sumbatan pada lubang/lumen pada pangkal appendiks yang mengakibatkan stagnasi isi appendiks.
  • 32. Etiologi/Penyebab  Penyumbatan/penyempitan pada lubang/lumen appendiks  Penyebab penyumbatan karena pembesaran kelenjar limfoid sekeliling dinding appendiks sebagai reaksi terhadap infeksi  Sumber infeksi : makanan, saluran cerna (Bacteriodes, E.Coli, S. Tifosa dll ), saluran napas ataupun dari tempat lain  Sumbatan biji-bijian ???
  • 33. Angka kejadian pada anak-anak  Merupakan kasus emergensi yang tersering pada anak-anak  Mulai meningkat pada usia sekolah (4-5 tahun)  Puncak tertinggi pada usia 12-13 tahun  Sekitar 1/3 kasus terjadi pada usia dibawah 18 tahun  Angka kejadian pada anak di Amerika Serikat adalah 1 dari 1000 anak.  Indonesia : sekitar 75.000 anak per tahun  Semarang : 530 anak per tahun atau sekitar 45 anak per bulan
  • 34.
  • 35. Gejala dan tanda  Sakit perut mendadak dimulai di sekitar pusar/ ulu hati kemudian sakit menetap di kanan bawah, atau sakit diseluruh perut  Mual dan muntah  Demam  Nyeri bertambah saat berjalan dan batuk  Diare/sembelit  Anak tampak kesakitan di tempat tidur dengan tungkai ditekuk  Nyeri tekan diperut kanan bawah atau diseluruh perut
  • 36. Kasus Kronik  gejala tidak khas  Nyeri/kolik berulang ( sekitar umbilical/epigastric)  misdiagnosis dengan maag  Mual/muntah  Hilangnya nafsu makan ( kurus)  Tidak selalu ada demam  Leukosit normal
  • 37. Pemeriksaan penunjang  Laboratorium  USG  Foto Rongent/Appendicogram  CT-Scan
  • 38. Penanganan Operasi  Operasi terbuka Simpel perforasi
  • 39.
  • 41.
  • 42.
  • 44.  Megacolon kongenital/penyakit Hirschsprung merupakan kelainan bawaan dimana tidak terbentuknya sel saraf (ganglion ) dari spingter ani interna ke kranial sehingga mengakibatkan gangguan buang air besar ( kembung)
  • 45. Gejala dan tanda  Mekonium/BAB pertama kali terlambat ( lebih dari 24 jam)  Konstipasi/sulit BAB  Perut kembung/ membuncit  Muntah  Sulit makan  Berat badan kurang  Diare yang berbau busuk  BAB sedikit sedikit tapi sering  Bila dicolok anus keluar kotoran nyemprot
  • 46. PRESENTASI KLINIS • 50-90% neonatal • distensi abdomen, muntah kehijauan, mekonium terlambat Obstruksi Usus Neonatal • lewat masa neonatal (>>> setelah lepas ASI) • D/ sulit  kecurigaan HD : riw mekonium terlambat, gagal tumbuh, distensi abdomen Konstipasi Kronis • Tanda : demam, distensi abdomen, diare • 10% HD  enterokolitis Enterokolitis
  • 48. Pemeriksaan penunjang Radiologi:  Foto polos perut  Foto kontras enema/barium  Biopsi dari anus
  • 49. Gambaran radiologi megacolon kongenital  tampak penyempitan usus
  • 50. PENANGANAN AWAL/PERSIAPAN PREOPERATIF  Atasi dehidrasi, sepsis, resusitasi (IV fluid dan antibiotik), nutrisi ASI po / personde / TPN, irigasi rektal +/-  Obstruksi intestinal  NGT  Enterokolitis  reusistasi cairan agresif, AB spektrum luas, dekompresi NGT  Stabil  operasi semielektif
  • 51. Tindakan operasi satu tahap, bagian usus yang tidak normal ditarik melalui anus dan dipotong
  • 52. pertama dengan pembuatan colostomi/ lubang BAB sementara di perut
  • 54. Definisi  “intus” (within) berada didalamnya dan “suscipere” (to receive) menerima.  Invaginasi atau masuknya satu bagian usus ke dalam bagian usus lainnya.  Swenson, tiga silinder dinding usus
  • 55. Patogenesis  Inususeptum membawa mesenterium ke dalam intususepien  Peristaltik, invaginasi lebih dalam  Kompresi vena, kongesti, dan statis mucus dan darah intususeptum  Iskemik usus  Nekrosis dalam 72 jam
  • 56. Idiopatik  Tidak memiliki pathologic lead point.  95% daerah ileocolic (ileocolic 85% dan ileoileocolic 10%).  Lead point, penebalan dinding usus oleh kelenjar limpoid (Payer’s patches).  Bayi dan anak-anak kelenjar limpoid ↑↑  Infeksi virus →kelenjar limpoid hipertropi → lumen usus Distal ileum menyempit + peristaltik → intususepsi.  Tahun 1999 FDA menarik vaksin rotavirus tetravalent.
  • 57. Patologik Lead Point (PLP)  Insiden 1,5-12% rata-rata 8%.  Meningkat dengan bertambahnya usia, 5% tahun pertama, 60% usia 5-14 tahun.  Terdapat dua tipe PLP  lesi fokal (tunggal) = Diverticulum Meckel, polip, duplikasi, periapendisitis, lipoma  kelainan difus saluran cerna = Henoch-Schonlein Purpura,cystic fibrosis, Peutz-Jeghers Syndrome  Pada kebanyakan literature, divertikulum Meckel penyebab PLP paling umum.
  • 58. Gejala  Nyeri perut (85%)  Muncul tiba-tiba, kolik, intermiten, berlangsung beberapa menit  Pada bayi sering terlihat kedua kakinya terangkat pada saat berlangsungnya gejala. Setelah episode nyeri, bayi akan kelihatan tenang, pucat, dan berkeringat.  Lebih umum pada anak yang berusia di atas 2 tahun.  Tidak didapatkannya nyeri perut tidak akan mengesampingkan intususepsi
  • 59. Gejala  Muntah (80%)  Dapat melampaui gejala klasik nyeri perut.  Cenderung didapatkan pada bayi daripada anak yang berusia lebih tua.  Tidak adanya muntah belum dapat menyingkirkan intususepsi dari kemungkinan diagnosis
  • 60. Tanda  Massa abdomen (65%)  Seperti sosis (sausage-like), teraba di kanan atas abdomen, dapat memanjang ke epigastrium sapanjang colon transversum.  Teraba sedikit tegang bila bayi atau anak berbaring terlentang dan tenang di antara dua periode nyeri.  Dikenal juga sebagai ”signe de Dance” tidak teraba usus di kuadran kanan bawah abd.  Bisa prolaps keluar rektum, DD prolaps rekti.
  • 61. Tanda  Perdarahan perektal (60%)  95% pada bayi dan 65% pada anak yang berusia lebih tua.  ”a currant jelly appearance” yaitu BAB darah bercampur lendir.  merupakan alasan utama bagi orang tua setelah nyeri perut untuk datang ke RS.  Paling terakhir muncul dari suatu intususepsi  Tanpa tanda ini tidak menyingkirkan kemungkinan terjadinya intususepsi.
  • 62. Foto Polos Abdomen  Tingkat akurasinya 25-50%.  Tanda karakteristik intususepsi ”meniscus sign” dan ”target sign”.  Melihat udara bebas intraperitoneal sebelum dilakukan reduksi enema
  • 64. Ultrasonografi (USG)  Akurasi hampir 100%  Karakteristik gambaran massa seperti donat atau target berdiameter 3-5cm di kanan abdomen.  Non-invasif dan bebas radiasi.  Operator dependent  Efektif menilai PLP.
  • 65. Ultrasonografi (USG)  Memperkirakan reduksibilitas intususepsi melalui enema dan adanya nekrosis usus.  Tanda-tandanya: penebalan peripheral hypoechoic rim intususepsi, cairan bebas intraperitoneal, cairan terperangkap dalam intususeptum, pembesaran KGB mesenterium dalam intususepsi, dan yang paling penting adalah tidak adanya aliran darah pada intususepsi pada pemeriksaan dengan USG Doppler.
  • 66. Kontras Enema  Gold standar untuk diagnosis sampai dengan pertengahan 1980-an.  Akurasinya 100%  Prosedur diagnostik sekaligus juga untuk terapi.  Bersifat invasif dan membutuhkan dosis kecil radiasi.  Teknik ini tidak dapat menunjukkan ada tidaknya kelainan intraperitoneal lainnya ataupun keberadaan PLP.
  • 67. Penatalaksanaan  Resusitasi cairan  Pemasangan NGT  Pemberian antibiotic  Persiapan darah  Permintaan pemeriksaan radiologis harus segera dikonfirmasi sekaligus untuk keperluan reduksi radiologis.  Persiapan kamar operasi
  • 68.
  • 69.
  • 70.

Editor's Notes

  1. Figure 12. Longitudinal sonograms obtained within a few minutes of each other show peristaltic activity and changes in pyloric anatomy in a patient with IHPS. Note the shorter canal in image on left and subsequent elongation coincident with peristaltic activity in image on right. There is failure of relaxation of the pyloric channel, and persistent obliteration of the lumen. Also note that on the left image, the gastric contents and pyloric mucosa have similar echogenicity, falsely suggestive of unimpeded passage of gastric contents through the canal. A = antrum, D = duodenal cap, arrows = outer muscular layer.
  2. Figure 11b. Sonograms in a patient with IHPS. (a) Longitudinal sonogram shows anterior thickened muscle (cursors). Double layer of crowded and redundant mucosa fills the channel and protrudes into fluid-filled antrum (arrow). D = fluid-filled duodenal cap. (b) Cross-sectional sonogram shows circumferential muscular thickening (cursors) surrounding the central channel and filled with mucosa (M).