Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penyakit Hirschsprung pada neonatus. Penyakit ini disebabkan oleh ketidakhadiran ganglion pada usus sehingga menyebabkan gangguan peristaltik dan obstruksi usus. Gejala yang ditimbulkan antara lain konstipasi, muntah, distensi abdomen. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan barium enema dan biopsi rektum. Penatalaksanaannya meliputi terapi konservatif, kolostomi sementara, dan
Hirschsprung disease adalah kelainan kongenital dimana terjadi ketidakhadiran pleksus saraf pada kolon. Gejala klinisnya bervariasi tergantung seberapa jauh usus yang terpengaruh, namun biasanya berupa konstipasi, distensi abdomen, dan gangguan pertumbuhan. Pengobatan utamanya adalah pembedahan untuk mengangkat bagian usus yang terpengaruh dan menghubungkan bagian yang masih normal. Perawatan pasca operasi meliputi perawatan st
Penyakit Hirschprung adalah kelainan bawaan yang disebabkan oleh ketidakadaan sel ganglion pada sebagian usus besar, menyebabkan gangguan peristaltik dan obstruksi usus. Gejalanya antara lain gagal mengeluarkan mekonium, muntah, distensi perut, dan konstipasi. Diagnosa didasarkan pada biopsi jaringan usus, sedangkan penatalaksanaannya melalui operasi.
Penyakit Hirschprung adalah kelainan bawaan yang disebabkan oleh ketidakadaan sel ganglion pada sebagian usus besar, menyebabkan gangguan peristaltik dan obstruksi usus. Gejalanya antara lain gagal mengeluarkan mekonium, distensi abdomen, dan konstipasi. Diagnosa didasarkan pada hasil biopsi, sedangkan penatalaksanaannya melalui operasi reseksi segmen usus yang terkena dan anastomosis.
Hirschsprung disease adalah kelainan kongenital dimana terjadi ketidakhadiran pleksus saraf pada kolon. Gejala klinisnya bervariasi tergantung seberapa jauh usus yang terpengaruh, namun biasanya berupa konstipasi, distensi abdomen, dan gangguan pertumbuhan. Pengobatan utamanya adalah pembedahan untuk mengangkat bagian usus yang terpengaruh dan menghubungkan bagian yang masih normal. Perawatan pasca operasi meliputi perawatan st
Penyakit Hirschprung adalah kelainan bawaan yang disebabkan oleh ketidakadaan sel ganglion pada sebagian usus besar, menyebabkan gangguan peristaltik dan obstruksi usus. Gejalanya antara lain gagal mengeluarkan mekonium, muntah, distensi perut, dan konstipasi. Diagnosa didasarkan pada biopsi jaringan usus, sedangkan penatalaksanaannya melalui operasi.
Penyakit Hirschprung adalah kelainan bawaan yang disebabkan oleh ketidakadaan sel ganglion pada sebagian usus besar, menyebabkan gangguan peristaltik dan obstruksi usus. Gejalanya antara lain gagal mengeluarkan mekonium, distensi abdomen, dan konstipasi. Diagnosa didasarkan pada hasil biopsi, sedangkan penatalaksanaannya melalui operasi reseksi segmen usus yang terkena dan anastomosis.
1. Hirschsprung merupakan kelainan bawaan pada sistem pencernaan dimana terjadi gangguan pergerakan usus akibat tidak adanya sel saraf di dinding usus tertentu.
2. Penyakit ini disebabkan oleh ketidakhadiran sel saraf ganglion pada pleksus saraf usus, menyebabkan gangguan motilitas usus.
3. Gejala utama penyakit Hirschsprung adalah konstipasi, pembesaran perut, dan keluarnya fe
Dokumen tersebut membahas beberapa kondisi bawaan pada neonatus seperti labioskisis, atresia esofagus, atresia ani, Hirschprung, obstruksi billiaris, dan omfalokel. Secara garis besar dibahas mengenai definisi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya untuk masing-masing kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang Hirschsprung Disease yang merupakan penyakit gangguan sistem saraf entrik usus akibat kegagalan migrasi sel saraf parasimpatis. Penyakit ini ditandai dengan ketidakhadiran sel ganglion pada bagian distal usus dan perlu dilakukan pembedahan untuk menghilangkan bagian usus yang tidak berganglion.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan untuk penyakit Hirschsprung. Penyakit ini disebabkan oleh ketidaknormalan saraf pada usus besar yang menyebabkan konstipasi. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan pendukung. Penatalaksanaannya meliputi pembedahan, konservatif, atau tindakan sementara. Asuhan keperawatan berfokus pada mencegah komplikasi seperti konstip
Malformasi anorektal merupakan kelainan bawaan dimana terjadi kegagalan perkembangan anus atau rektum secara normal pada janin. Terjadi akibat kegagalan pertumbuhan septum urorektal sehingga kloaka tidak terbagi dengan sempurna menjadi sinus urogenital dan rektum. Penatalaksanaannya meliputi kolostomi sementara, dilatasi anus, dan operasi posterosagital anorectoplasty. Prognosis pasien cenderung baik dengan pendekatan
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Hirschsprung, yaitu kelainan pada sistem saraf usus besar yang menyebabkan gangguan pergerakan usus. Dokumen menjelaskan gejala, klasifikasi, faktor risiko, komplikasi, diagnosis, dan penatalaksanaan penyakit Hirschsprung pada bayi dan anak, termasuk prosedur bedah untuk menangani kelainannya.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Hirschsprung pada bayi, yang ditandai dengan keterlambatan pengeluaran mekonium lebih dari 24 jam setelah lahir dan distensi abdomen. Penyakit ini disebabkan ketidakhadiran sel-sel ganglion pada rektum dan kolon, menyebabkan gangguan peristaltik dan evakuasi usus. Pemeriksaan diagnostik meliputi biospsi rektum dan pemeriksaan enema barium. Komplikasinya dapat berupa
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Hirschsprung pada anak, yang disebabkan oleh ketidakcukupan syaraf pada usus besar bagian bawah sehingga menyebabkan obstruksi. Dibahas pula gejala, diagnosis, klasifikasi, faktor risiko, komplikasi, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan pada penyakit tersebut. Kelompok 3 membahas topik ini dengan dosen pembimbing Ibu Henik Istikhomah.
1. Hirschsprung merupakan kelainan bawaan pada sistem pencernaan dimana terjadi gangguan pergerakan usus akibat tidak adanya sel saraf di dinding usus tertentu.
2. Penyakit ini disebabkan oleh ketidakhadiran sel saraf ganglion pada pleksus saraf usus, menyebabkan gangguan motilitas usus.
3. Gejala utama penyakit Hirschsprung adalah konstipasi, pembesaran perut, dan keluarnya fe
Dokumen tersebut membahas beberapa kondisi bawaan pada neonatus seperti labioskisis, atresia esofagus, atresia ani, Hirschprung, obstruksi billiaris, dan omfalokel. Secara garis besar dibahas mengenai definisi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya untuk masing-masing kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang Hirschsprung Disease yang merupakan penyakit gangguan sistem saraf entrik usus akibat kegagalan migrasi sel saraf parasimpatis. Penyakit ini ditandai dengan ketidakhadiran sel ganglion pada bagian distal usus dan perlu dilakukan pembedahan untuk menghilangkan bagian usus yang tidak berganglion.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan untuk penyakit Hirschsprung. Penyakit ini disebabkan oleh ketidaknormalan saraf pada usus besar yang menyebabkan konstipasi. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan pendukung. Penatalaksanaannya meliputi pembedahan, konservatif, atau tindakan sementara. Asuhan keperawatan berfokus pada mencegah komplikasi seperti konstip
Malformasi anorektal merupakan kelainan bawaan dimana terjadi kegagalan perkembangan anus atau rektum secara normal pada janin. Terjadi akibat kegagalan pertumbuhan septum urorektal sehingga kloaka tidak terbagi dengan sempurna menjadi sinus urogenital dan rektum. Penatalaksanaannya meliputi kolostomi sementara, dilatasi anus, dan operasi posterosagital anorectoplasty. Prognosis pasien cenderung baik dengan pendekatan
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Hirschsprung, yaitu kelainan pada sistem saraf usus besar yang menyebabkan gangguan pergerakan usus. Dokumen menjelaskan gejala, klasifikasi, faktor risiko, komplikasi, diagnosis, dan penatalaksanaan penyakit Hirschsprung pada bayi dan anak, termasuk prosedur bedah untuk menangani kelainannya.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Hirschsprung pada bayi, yang ditandai dengan keterlambatan pengeluaran mekonium lebih dari 24 jam setelah lahir dan distensi abdomen. Penyakit ini disebabkan ketidakhadiran sel-sel ganglion pada rektum dan kolon, menyebabkan gangguan peristaltik dan evakuasi usus. Pemeriksaan diagnostik meliputi biospsi rektum dan pemeriksaan enema barium. Komplikasinya dapat berupa
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Hirschsprung pada anak, yang disebabkan oleh ketidakcukupan syaraf pada usus besar bagian bawah sehingga menyebabkan obstruksi. Dibahas pula gejala, diagnosis, klasifikasi, faktor risiko, komplikasi, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan pada penyakit tersebut. Kelompok 3 membahas topik ini dengan dosen pembimbing Ibu Henik Istikhomah.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
2. DEFINISI
Penyakit Hirschsprung
adalah penyakit kelainan
bawaan penyebab gangguan
pasase usus tersering pada
neonatus, kebanyakan terjadi
pada bayi aterm dengan berat
lahir ≥ 3 kg, lebih banyak
pada laki-laki dari pada
perempuan.
Penyakit Hirschsprung
merupakan penyakit
obstruksi usus fungsional
akibat aganglionosis Meissner
dan Aurbach dalam lapisan
dinding usus.
3. Klasifikasi
Short aganglionic segment (S-HSCR): Segmen aganglionosis
mulai dari anus sampai sigmoid; merupakan 70-80% dari kasus
penyakit hirschprung dan lebih sering ditemukan pada anak laki
laki dibanding anak perempuan.
Long aganglionic segment (L-HSCR): Segmen aganglionosis
dapat terjadi melebihi sigmoid; merupakan 10% dari kasus
penyakit hirschprung.
Total colon aganglionosis (TCA): Segmen aganglionosis dapat
terjadi pada seluruh colon; merupakan 5% dari kasus penyakit
hirschprung
4. Etiologi
Penyebab yang sebenarnya tidak
diketahui, tetapi hirschprung
diduga terjadi karena:
Faktor genetik &
lingkungan, sering terjadi
pada anak dengan down
syndrom
Kegagalan sel neural pada
massa embrio dalam
dinding usus, gagal
eksistensi pada sub
mukosa dinding plexus.
5. Patofisiologi
Absensi ganglion
Meissner dan Aurbach
pada mukosa usus
mengakibatkan usus
selalu dalam keadaan
spastis dan gerak
peristaltik pada daerah
tersebut tidak
mempunyai daya dorong
sehingga usus
bersangkutan tidak ikut
dalam proses evakuasi
feses atau pun udara.
Enteric nervous system: is embedded in the
lining of the gastrointestinal system
6. Manifestasi klinis
Obstruksi total saat lahir dengan muntah, distensi abdomen dan
ketiadaan evakuasi mekonium
Keterlambatan evakuasi mekonium diikuti obstruksi periodik yang
membaik secara spontan maupun dengan enema
Bayi sering mengalami konstipasi, muntah, dan dehidrasi
Gejala ringan berupa konstipasi selama beberapa minggu atau
bulan yang diikuti dengan obstruksi usus akut
Konstipasi ringan, enterokolitis dengan diare, distensi abdomen,
dan demam
Diare berbau busuk dapat menjadi satu-satunya gejala.
8. Diagnosa banding
Keterlambatan evakuasi mekonium terjadi pula pada:
sindrom sumbatan mekonium
neonatal small left colon syndrome
Hipotiroid
Insufisiensi adrenal
Ileus paralitik akibat sepsis
9. PENATALAKSANAAN
Konservatif. Pada neonatus dengan
obstruksi usus dilakukan terapi
konservatif melalui pemasangan sonde
lambung serta pipa rektal untuk
mengeluarkan mekonium dan udara.
Tindakan bedah sementara. Kolostomi
dilakukan pada pasien neonatus, pasien
anak dan dewasa yang terlambat
didiagnosis, dan pasien dengan
enterokolitis berat dan keadaan umum
buruk. Kolostomi dibuat di kolon
berganglion normal yang paling distal.
Tindakan bedah definitif. Dilakukan
dengan mereksesi bagian usus yang
aganglionik, dan membuat anastomosis.
Prosedurnya adalah Duhamel, Swenson,
Soave, dan Rehbein.
10. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi adalah:
enterokolitis nekrotikan
pneumatosis usus
abses perikolon
perforasi
septikemia
komplikasi pascabedah: kebocoran anastomosis, stenosis, dan
enterokolitis.
12. PENGKAJIAN
Identitas pasien
Keluhan utama saat ini
Riwayat penyakit
Diagnosa medis
Riwayat kelahiran (ante natal, intra
natal, post natal)
Pemeriksaan fisik (head to toe)
Pengkajian persistem:
o Sistem Pernafasan
o Sistem Kardiovaskuler
o Sistem Neurologis
o Sistem Gastrointestinal
o Sistem Perkemihan
o Sistem Integumen
o Nutrisi
o Psikososial
Data Penunjang
Program terapi