SlideShare a Scribd company logo
Melihatulang perjalanan Pendidikan di Indonesia
1. Bangsa ini merdeka dari sebuah api keberanian untuk merebut hak dan kedaulatan mengatur
diri sendiri. Api tersebut disulut oleh gerakan nasionalisme yang merebak di Eropa, dan
kemudian memperoleh gemanya dengan arus pembebasan bangsa-bangsa bekas jajahan –
utamanya di Asia (Tenggara) dan Afrika. Akan tetapi pilihan untuk merdeka dan mewujudkan
mimpi kemajuan, bukan datang dari sebuah akal pemikiran yang dalam tentang nasib sebuah
bangsa yang dipersoalkan dari kenyataan aktual tentang banyak hal seperti : watak geografis
kepulauan maupun watak alam yang menyertainya; keragaman budaya dan bahasa yang beribu
macam lengkap dengan akar tradisi dan kepercayaan yang berbeda-beda; hubungan antara
setiap tempat, setiap kebudayaan, setiap kepercayaan, setiap nilai, dsb;hubungan dengan bangsa-
bangsa serumpun lainnya, maupun hubungan dengan bangsa-bangsa dunia lain. Karena
kekosongan pikiran tentang kenyataan yang melekat pada masyarakat kita sendiri begitu besar,
sementara arus yang bergerak dan datang dari luar selalu lebih deras dan gencar, lengkap
dengan seluruh perangkat kekuasaan yang memungkinkan mobilisasi sumber daya yang
dibutuhkan,maka pendidikan selalu mengikuti gerak arus kekuasaan yang berlaku daripada
kebutuhan untuk merumuskan diri sendiri di hadapan kenyataan aktual yang ada. Pembangunan
dan modernisasi menjadi arus baru yang meletakkan pendidikan pada arah mata angin yang
lain. Bila pada periode pra kemerdekaan pendidikan menjadikan manusia Indonesia sebagai
makhluk non-analitik, maka pada periode selanjutnya pendidikan modern menjadikan manusia
Indonesia sebagai makhluk industrial – alias buruh atau tenaga kerja murah yang dijamin
keberadaannya untuk mendatangkan investasi asing dan pertumbuhan ekonomi! Kalau di negeri
sendiri ketika makhluk tersebut berdasi dan diberi nama profesional, maka dinegeri lain
makhluk tersebut diberi label TKI! Dalam tiap skala masalah yang ada di seluruh pelosok negeri
yang kemudian berujung pada proses pemburuhan sebagaimana dijelaskan di atas, maka
pendidikan sekali lagi tidak menjelaskan apa-apa tentang kemajuan yang bisa dicapai oleh negeri
ini.
2. Pendidikan yang kemudian menjadi akar dari sistem pendidikan Nasional bermula ketika
politik “balas jasa” dijalankan pada awal abad ke-XX. Pada saat yang sama,program pendidikan
ini bertepatan dengan kebutuhan perubahan pengisian birokrat penjajahan, dari orang Belanda
ke penduduk pribumi. Kelompok priyayi adalah mereka yang mendapatkan hak istimewa untuk
duduk di bangku pendidikan tersebut,dan untuk selanjutnya masuk menjadi bagian dari
birokrasi penjajah. Sejarah awal pendidikan seperti ini memberi dua makna. Pertama adalah
bahwa pendidikan bukan lahir dari sebuah kesadaran untuk mencari kemajuan bersama.
Sebaliknya harus diterima bahwa pendidikan adalah hadiah dari pemerintah kolonial sebagai
bentuk balas jasa atas seluruh kerja keras dan pemerahan kekayaan yang telah dilakukan oleh
Belanda terhadap penduduk dan bumi Nusantara selama beberapa abad. Jadi Belanda/kulit putih
adalah penguasa dan makhluk pribumi adalah rakyat jelata yang selama sekian abad hidup
dalam sebuah hubungan kekuasaan asimetrik. Dalam hubungan tersebut, artinya kebutuhan
untuk meletakkan pendidikan sebagai sebuah dasar untuk menentukan nasib bangsa dan
menggugat kekuasaan atas nama perubahan, adalah mustahil. Kemustahilan tersebut berkait
erat dengan makna kedua, yaitu bahwa penikmatpendidikan dari politik balas jasa tersebut tidak
menjadi kelompok elit yang berpikir tentang lingkungannya dan kemajuan yang harus bisa
dicapai dari kedudukannya sebagai anggota elit masyarakat. Kelompok ini adalah kelompok
priyayi! Priyayi adalah sebuah jabatan sosial, lengkap dengan seluruh keistimewaan yang
diberikan oleh masyarakat maupun pemerintah kolonial saat itu. Menjadi priyayi adalah identik
dengan memiliki ijazah dan menjadi pegawai, yang dengan sendirinya jauh dari kemungkinan
untuk mendapatkan pengertian kelas menengah sebagaimana dalam pengertian sosiologi dan
politik dimana kelompok ini menjadi motor perubahan dan kemajuan. Dengan dua kenyataan
tersebut, sejak awal pendidikan memang mencabut kemungkinan manusia di bumi Nusantara
untuk menjadi makhluk berpikir.Pendidikan dengan watak dasar seperti inilah yang kemudian
menjadi akar sistem pendidikan Nasional yang dijalankan oleh Pemerintah.
3. Belum usai seluruh kesempatan untuk melihat ulang perburuhan yang dihasilkan oleh
pendidikan dari arus modernisasi dan globalisasi, sekali lagi kita membiarkan diri terserap pada
arus baru yang datang dari periode sejarah yang lain. Arus ini memastikan bahwa pikiran dan
akal sehat yang menjadi dasar seluruh program pendidikan dan kemajuan bergerak menjauh
dari tugas dan kewajiban Negara untuk menjaga leitmotiv dan nilai kemerdekaan – kemerdekaan
dan kedaulatan adalah hak segala bangsa! Bila sebelumnya pesertapendidikan hanya sekedar
menjadi makhluk non-analitik dan makhluk perburuhan, maka pada arus baru ini mereka
menyandang tugas dan hak lain: makhluk konsumtif.Konsumsi tersebut ditegaskan dengan
berubahnya peran lembaga pendidikan dari tugasnya menciptakan makhluk terdidik menjadi
makhluk berijazah. Maka pesta konsumsi pendidikan menjadi tonggak baru perjalanan sejarah
kemanusiaan Indonesia yang saat ini berada di depan mata. Bersekolah kemudian sama
maknanya dengan berbelanja, berbaju baru, bermobil baru, dsb. Sekolah sebagai lembaga yang
layaknya merumuskan kebenaran, kehilangan kemampuannya yang paling dasar.Guru dan
pengajar tidak lebih dari pegawai yang setiap saat harus tunduk pada kegilaan administrasi
kemajuan pendidikan untuk bersaing dengan masyarakat global yang dijustifikasi oleh sejumlah
pengukuran atas nama persainganinternasional. Kebenaran pengetahuan sebagai sebuah
jaminan upaya kemanusiaanuntuk secara terus menerus meletakkan anak tangga baru
menyusun peradaban sejarah bangsa, telah sengaja diluruhkan. Maka seluruh janji untuk
menegakkanhak dan kedaulatan untuk mengatur kekuasaan sendiri sebagaimana yang
dijanjikan, menjadi masa silam yang mungkin segera terlupakan.
4. Dengan seluruh sejarah yang kita torehkan sebagai nasib bersama dan kita jalani hingga hari
ini, masih adakah cakrawala yang pantas diimpikan untuk merumuskan sebuah jalan pendidikan
bagi keadilan dan kesejahteraan negeri ini?
Atas nama Kebangsaan, Jakarta,Kamis, Tanggal 02 Mei 2013

More Related Content

What's hot

Sejarah Pendidikan Multikultural
Sejarah Pendidikan MultikulturalSejarah Pendidikan Multikultural
Sejarah Pendidikan Multikultural
Abid Nurhuda
 
Negara bangsa dari sudut sejarah
Negara bangsa dari sudut sejarahNegara bangsa dari sudut sejarah
Negara bangsa dari sudut sejarahfaizah12
 
Bab 2 potret hubungan etnik
Bab 2   potret hubungan etnikBab 2   potret hubungan etnik
Bab 2 potret hubungan etnik
Khairiyah Sulaiman
 
Unit 1
Unit 1Unit 1
Pembinaan negara bangsa
Pembinaan negara bangsaPembinaan negara bangsa
Pembinaan negara bangsa
Nurfarah Aqilah
 
Hubungan Etnik Bab-2
Hubungan Etnik Bab-2Hubungan Etnik Bab-2
Hubungan Etnik Bab-2
Fadhil Ismail
 
TEORI PERPADUAN, KESEPADUAN DAN INTEGRASI NASIONAL
TEORI PERPADUAN, KESEPADUAN DAN INTEGRASI NASIONALTEORI PERPADUAN, KESEPADUAN DAN INTEGRASI NASIONAL
TEORI PERPADUAN, KESEPADUAN DAN INTEGRASI NASIONAL
Lala Aliron
 
1. masyarakat
1. masyarakat1. masyarakat
PLURALITI
PLURALITIPLURALITI
PLURALITI
khatijah1889
 
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnikCabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnikCik BaCo
 
Hubungan saling terkait dan kebergantungan etnik
Hubungan saling terkait dan kebergantungan etnikHubungan saling terkait dan kebergantungan etnik
Hubungan saling terkait dan kebergantungan etnik
zaidinajihah05
 
MALAYSIA : KESEPADUAN DAN KEPELBAGAIAN
MALAYSIA : KESEPADUAN DAN KEPELBAGAIANMALAYSIA : KESEPADUAN DAN KEPELBAGAIAN
MALAYSIA : KESEPADUAN DAN KEPELBAGAIAN
wan izzati
 
M2 konsep asa hub.etnik
M2    konsep asa hub.etnikM2    konsep asa hub.etnik
M2 konsep asa hub.etnik
aishah solehah
 
pendekatan multikultural dalam pembelajaran
pendekatan multikultural dalam pembelajaranpendekatan multikultural dalam pembelajaran
pendekatan multikultural dalam pembelajaranAndy Wilson
 
13 perpaduan asas kestabilan & cabaran
13 perpaduan asas kestabilan & cabaran13 perpaduan asas kestabilan & cabaran
13 perpaduan asas kestabilan & cabaranZahratul Jannah
 
Bab2 Sejarah Pluraliti
Bab2 Sejarah PluralitiBab2 Sejarah Pluraliti
Bab2 Sejarah Pluraliti
kita1malaysia
 
Hubungan etnik presentation bab1
Hubungan etnik presentation bab1Hubungan etnik presentation bab1
Hubungan etnik presentation bab1
Erwina Masir
 
Soalan latihan hubungan etnik
Soalan latihan hubungan etnikSoalan latihan hubungan etnik
Soalan latihan hubungan etnikJie Ying
 
Pluralism and National Integration (Sistem Sosial Budaya Indonesia)
Pluralism and National Integration (Sistem Sosial Budaya Indonesia)Pluralism and National Integration (Sistem Sosial Budaya Indonesia)
Pluralism and National Integration (Sistem Sosial Budaya Indonesia)Raja Matridi Aeksalo
 

What's hot (20)

Sejarah Pendidikan Multikultural
Sejarah Pendidikan MultikulturalSejarah Pendidikan Multikultural
Sejarah Pendidikan Multikultural
 
Negara bangsa dari sudut sejarah
Negara bangsa dari sudut sejarahNegara bangsa dari sudut sejarah
Negara bangsa dari sudut sejarah
 
Bab 2 potret hubungan etnik
Bab 2   potret hubungan etnikBab 2   potret hubungan etnik
Bab 2 potret hubungan etnik
 
Unit 1
Unit 1Unit 1
Unit 1
 
Pembinaan negara bangsa
Pembinaan negara bangsaPembinaan negara bangsa
Pembinaan negara bangsa
 
Hubungan Etnik Bab-2
Hubungan Etnik Bab-2Hubungan Etnik Bab-2
Hubungan Etnik Bab-2
 
TEORI PERPADUAN, KESEPADUAN DAN INTEGRASI NASIONAL
TEORI PERPADUAN, KESEPADUAN DAN INTEGRASI NASIONALTEORI PERPADUAN, KESEPADUAN DAN INTEGRASI NASIONAL
TEORI PERPADUAN, KESEPADUAN DAN INTEGRASI NASIONAL
 
1. masyarakat
1. masyarakat1. masyarakat
1. masyarakat
 
PLURALITI
PLURALITIPLURALITI
PLURALITI
 
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnikCabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
 
Hubungan saling terkait dan kebergantungan etnik
Hubungan saling terkait dan kebergantungan etnikHubungan saling terkait dan kebergantungan etnik
Hubungan saling terkait dan kebergantungan etnik
 
MALAYSIA : KESEPADUAN DAN KEPELBAGAIAN
MALAYSIA : KESEPADUAN DAN KEPELBAGAIANMALAYSIA : KESEPADUAN DAN KEPELBAGAIAN
MALAYSIA : KESEPADUAN DAN KEPELBAGAIAN
 
M2 konsep asa hub.etnik
M2    konsep asa hub.etnikM2    konsep asa hub.etnik
M2 konsep asa hub.etnik
 
pendekatan multikultural dalam pembelajaran
pendekatan multikultural dalam pembelajaranpendekatan multikultural dalam pembelajaran
pendekatan multikultural dalam pembelajaran
 
13 perpaduan asas kestabilan & cabaran
13 perpaduan asas kestabilan & cabaran13 perpaduan asas kestabilan & cabaran
13 perpaduan asas kestabilan & cabaran
 
Bab2 Sejarah Pluraliti
Bab2 Sejarah PluralitiBab2 Sejarah Pluraliti
Bab2 Sejarah Pluraliti
 
Berkas administrasi
Berkas administrasiBerkas administrasi
Berkas administrasi
 
Hubungan etnik presentation bab1
Hubungan etnik presentation bab1Hubungan etnik presentation bab1
Hubungan etnik presentation bab1
 
Soalan latihan hubungan etnik
Soalan latihan hubungan etnikSoalan latihan hubungan etnik
Soalan latihan hubungan etnik
 
Pluralism and National Integration (Sistem Sosial Budaya Indonesia)
Pluralism and National Integration (Sistem Sosial Budaya Indonesia)Pluralism and National Integration (Sistem Sosial Budaya Indonesia)
Pluralism and National Integration (Sistem Sosial Budaya Indonesia)
 

Similar to Titik Tolak Manifesto Pendidikan - 02 Mei 2013

RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptx
RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptxRANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptx
RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptx
HengkyFernando7
 
Landasan historis perkembangan pendidikan dunia
Landasan historis perkembangan pendidikan duniaLandasan historis perkembangan pendidikan dunia
Landasan historis perkembangan pendidikan dunia
abdulloh muthi
 
Makalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniMakalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniFauzan 'Math
 
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2
ciyengaprilorenza
 
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
Makalah pancasila pada zaman reformasi
Makalah pancasila pada zaman reformasiMakalah pancasila pada zaman reformasi
Makalah pancasila pada zaman reformasi
Fany Mardiyanti
 
Makalah civic baron
Makalah civic baronMakalah civic baron
Makalah civic baron
Afriantob
 
Patriotisme semakin terhakis
Patriotisme semakin terhakisPatriotisme semakin terhakis
Patriotisme semakin terhakisJamilah Abd Halim
 
Tugas akhir pancasila
Tugas akhir pancasilaTugas akhir pancasila
Tugas akhir pancasila
ibnukhaldun682
 
Nilai, Kegunaan dan Fungsi Sejarah
Nilai, Kegunaan dan Fungsi SejarahNilai, Kegunaan dan Fungsi Sejarah
Nilai, Kegunaan dan Fungsi Sejarah
Linda Falasifah
 
Pengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikulturalPengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikultural
Salma Van Licht
 
Kel 1234.docx
Kel 1234.docxKel 1234.docx
Kel 1234.docx
ZivaAlifia
 
AKU dan Bangsaku
AKU dan BangsakuAKU dan Bangsaku
AKU dan Bangsaku
Jean Tambunan
 
UTS, Siti Nur Khasanah, Akuntansi (1).pdf
UTS, Siti Nur Khasanah, Akuntansi (1).pdfUTS, Siti Nur Khasanah, Akuntansi (1).pdf
UTS, Siti Nur Khasanah, Akuntansi (1).pdf
snur73946
 
Bab v kewajiban dan hak hasil
Bab v kewajiban dan hak hasilBab v kewajiban dan hak hasil
Bab v kewajiban dan hak hasil
Edi Ison
 
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
adminpancasilamanaje1
 

Similar to Titik Tolak Manifesto Pendidikan - 02 Mei 2013 (20)

RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptx
RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptxRANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptx
RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptx
 
Landasan historis perkembangan pendidikan dunia
Landasan historis perkembangan pendidikan duniaLandasan historis perkembangan pendidikan dunia
Landasan historis perkembangan pendidikan dunia
 
Makalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniMakalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat Madani
 
pkn
pknpkn
pkn
 
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2
 
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
 
Makalah desi
Makalah desiMakalah desi
Makalah desi
 
Makalah pancasila pada zaman reformasi
Makalah pancasila pada zaman reformasiMakalah pancasila pada zaman reformasi
Makalah pancasila pada zaman reformasi
 
Makalah civic baron
Makalah civic baronMakalah civic baron
Makalah civic baron
 
Patriotisme semakin terhakis
Patriotisme semakin terhakisPatriotisme semakin terhakis
Patriotisme semakin terhakis
 
Tugas akhir pancasila
Tugas akhir pancasilaTugas akhir pancasila
Tugas akhir pancasila
 
Nilai, Kegunaan dan Fungsi Sejarah
Nilai, Kegunaan dan Fungsi SejarahNilai, Kegunaan dan Fungsi Sejarah
Nilai, Kegunaan dan Fungsi Sejarah
 
Pengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikulturalPengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikultural
 
Nama pidato
Nama pidatoNama pidato
Nama pidato
 
Kel 1234.docx
Kel 1234.docxKel 1234.docx
Kel 1234.docx
 
AKU dan Bangsaku
AKU dan BangsakuAKU dan Bangsaku
AKU dan Bangsaku
 
UTS, Siti Nur Khasanah, Akuntansi (1).pdf
UTS, Siti Nur Khasanah, Akuntansi (1).pdfUTS, Siti Nur Khasanah, Akuntansi (1).pdf
UTS, Siti Nur Khasanah, Akuntansi (1).pdf
 
Bab v kewajiban dan hak hasil
Bab v kewajiban dan hak hasilBab v kewajiban dan hak hasil
Bab v kewajiban dan hak hasil
 
Ade folder
Ade folderAde folder
Ade folder
 
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
 

Recently uploaded

Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 

Recently uploaded (20)

Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 

Titik Tolak Manifesto Pendidikan - 02 Mei 2013

  • 1. Melihatulang perjalanan Pendidikan di Indonesia 1. Bangsa ini merdeka dari sebuah api keberanian untuk merebut hak dan kedaulatan mengatur diri sendiri. Api tersebut disulut oleh gerakan nasionalisme yang merebak di Eropa, dan kemudian memperoleh gemanya dengan arus pembebasan bangsa-bangsa bekas jajahan – utamanya di Asia (Tenggara) dan Afrika. Akan tetapi pilihan untuk merdeka dan mewujudkan mimpi kemajuan, bukan datang dari sebuah akal pemikiran yang dalam tentang nasib sebuah bangsa yang dipersoalkan dari kenyataan aktual tentang banyak hal seperti : watak geografis kepulauan maupun watak alam yang menyertainya; keragaman budaya dan bahasa yang beribu macam lengkap dengan akar tradisi dan kepercayaan yang berbeda-beda; hubungan antara setiap tempat, setiap kebudayaan, setiap kepercayaan, setiap nilai, dsb;hubungan dengan bangsa- bangsa serumpun lainnya, maupun hubungan dengan bangsa-bangsa dunia lain. Karena kekosongan pikiran tentang kenyataan yang melekat pada masyarakat kita sendiri begitu besar, sementara arus yang bergerak dan datang dari luar selalu lebih deras dan gencar, lengkap dengan seluruh perangkat kekuasaan yang memungkinkan mobilisasi sumber daya yang dibutuhkan,maka pendidikan selalu mengikuti gerak arus kekuasaan yang berlaku daripada kebutuhan untuk merumuskan diri sendiri di hadapan kenyataan aktual yang ada. Pembangunan dan modernisasi menjadi arus baru yang meletakkan pendidikan pada arah mata angin yang lain. Bila pada periode pra kemerdekaan pendidikan menjadikan manusia Indonesia sebagai makhluk non-analitik, maka pada periode selanjutnya pendidikan modern menjadikan manusia Indonesia sebagai makhluk industrial – alias buruh atau tenaga kerja murah yang dijamin keberadaannya untuk mendatangkan investasi asing dan pertumbuhan ekonomi! Kalau di negeri sendiri ketika makhluk tersebut berdasi dan diberi nama profesional, maka dinegeri lain makhluk tersebut diberi label TKI! Dalam tiap skala masalah yang ada di seluruh pelosok negeri yang kemudian berujung pada proses pemburuhan sebagaimana dijelaskan di atas, maka pendidikan sekali lagi tidak menjelaskan apa-apa tentang kemajuan yang bisa dicapai oleh negeri ini. 2. Pendidikan yang kemudian menjadi akar dari sistem pendidikan Nasional bermula ketika politik “balas jasa” dijalankan pada awal abad ke-XX. Pada saat yang sama,program pendidikan ini bertepatan dengan kebutuhan perubahan pengisian birokrat penjajahan, dari orang Belanda ke penduduk pribumi. Kelompok priyayi adalah mereka yang mendapatkan hak istimewa untuk duduk di bangku pendidikan tersebut,dan untuk selanjutnya masuk menjadi bagian dari birokrasi penjajah. Sejarah awal pendidikan seperti ini memberi dua makna. Pertama adalah bahwa pendidikan bukan lahir dari sebuah kesadaran untuk mencari kemajuan bersama. Sebaliknya harus diterima bahwa pendidikan adalah hadiah dari pemerintah kolonial sebagai bentuk balas jasa atas seluruh kerja keras dan pemerahan kekayaan yang telah dilakukan oleh Belanda terhadap penduduk dan bumi Nusantara selama beberapa abad. Jadi Belanda/kulit putih adalah penguasa dan makhluk pribumi adalah rakyat jelata yang selama sekian abad hidup dalam sebuah hubungan kekuasaan asimetrik. Dalam hubungan tersebut, artinya kebutuhan
  • 2. untuk meletakkan pendidikan sebagai sebuah dasar untuk menentukan nasib bangsa dan menggugat kekuasaan atas nama perubahan, adalah mustahil. Kemustahilan tersebut berkait erat dengan makna kedua, yaitu bahwa penikmatpendidikan dari politik balas jasa tersebut tidak menjadi kelompok elit yang berpikir tentang lingkungannya dan kemajuan yang harus bisa dicapai dari kedudukannya sebagai anggota elit masyarakat. Kelompok ini adalah kelompok priyayi! Priyayi adalah sebuah jabatan sosial, lengkap dengan seluruh keistimewaan yang diberikan oleh masyarakat maupun pemerintah kolonial saat itu. Menjadi priyayi adalah identik dengan memiliki ijazah dan menjadi pegawai, yang dengan sendirinya jauh dari kemungkinan untuk mendapatkan pengertian kelas menengah sebagaimana dalam pengertian sosiologi dan politik dimana kelompok ini menjadi motor perubahan dan kemajuan. Dengan dua kenyataan tersebut, sejak awal pendidikan memang mencabut kemungkinan manusia di bumi Nusantara untuk menjadi makhluk berpikir.Pendidikan dengan watak dasar seperti inilah yang kemudian menjadi akar sistem pendidikan Nasional yang dijalankan oleh Pemerintah. 3. Belum usai seluruh kesempatan untuk melihat ulang perburuhan yang dihasilkan oleh pendidikan dari arus modernisasi dan globalisasi, sekali lagi kita membiarkan diri terserap pada arus baru yang datang dari periode sejarah yang lain. Arus ini memastikan bahwa pikiran dan akal sehat yang menjadi dasar seluruh program pendidikan dan kemajuan bergerak menjauh dari tugas dan kewajiban Negara untuk menjaga leitmotiv dan nilai kemerdekaan – kemerdekaan dan kedaulatan adalah hak segala bangsa! Bila sebelumnya pesertapendidikan hanya sekedar menjadi makhluk non-analitik dan makhluk perburuhan, maka pada arus baru ini mereka menyandang tugas dan hak lain: makhluk konsumtif.Konsumsi tersebut ditegaskan dengan berubahnya peran lembaga pendidikan dari tugasnya menciptakan makhluk terdidik menjadi makhluk berijazah. Maka pesta konsumsi pendidikan menjadi tonggak baru perjalanan sejarah kemanusiaan Indonesia yang saat ini berada di depan mata. Bersekolah kemudian sama maknanya dengan berbelanja, berbaju baru, bermobil baru, dsb. Sekolah sebagai lembaga yang layaknya merumuskan kebenaran, kehilangan kemampuannya yang paling dasar.Guru dan pengajar tidak lebih dari pegawai yang setiap saat harus tunduk pada kegilaan administrasi kemajuan pendidikan untuk bersaing dengan masyarakat global yang dijustifikasi oleh sejumlah pengukuran atas nama persainganinternasional. Kebenaran pengetahuan sebagai sebuah jaminan upaya kemanusiaanuntuk secara terus menerus meletakkan anak tangga baru menyusun peradaban sejarah bangsa, telah sengaja diluruhkan. Maka seluruh janji untuk menegakkanhak dan kedaulatan untuk mengatur kekuasaan sendiri sebagaimana yang dijanjikan, menjadi masa silam yang mungkin segera terlupakan. 4. Dengan seluruh sejarah yang kita torehkan sebagai nasib bersama dan kita jalani hingga hari ini, masih adakah cakrawala yang pantas diimpikan untuk merumuskan sebuah jalan pendidikan bagi keadilan dan kesejahteraan negeri ini? Atas nama Kebangsaan, Jakarta,Kamis, Tanggal 02 Mei 2013