Masyarakat madani pada dasarnya merupakan suatu ruang yang terletak antara negara di satu pihak dan masyarakat di pihak lain. Dalam ruang lingkup tersebut terdapat sosialisasi warga masyarakat yang bersifat sukarela dan terbangun dari sebuah jaringan hubungan di antara assosiasi tersebut, misalnya berupa perjanjian, koperasi, kalangan bisnis, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan bentuk organisasi-organisasi. Masyarakat Madani sendiri adalah tatanan masyarakat sipil yang mandiri dan demokratis, masyarkat madani lahir dari proses penyemaian demokrasi, yang hubunganya diibaratkan dengan ikan dan air. Didalam makalah ini saya akan membahas mengenai masyarakat madani yang biasa dikenal dengan istilah masyarakat sipil (civil society).
Sekolah ,sebagai tempat peserta didik belajar dan guru mengajar harus membiasakan mengangkat issue-issue penting yang terjadi dalam kehidupan yang nyata terjadi pada masyarakat, untuk dianalisa bersama sehingga peserta didik memahami keharusan bersikap kritis , tanggap terhadap situasi terkini, dan mencari cara bagaimana memecahkan permasalahan melalui contoh-contoh yang actual dan memahami bagaimana kehidupan demokrasi menginginkan adanya partisipasi warga negaranya.PKn tidak hanya harus mampu membekali pengetahuan kepada peserta didik, melainkan disertai dengan pembekalan akan kecakapan hidup.
Materi Hakikat PKn disampaikan pada perkulihanssuser69ed2d
Materi Hakikat PKn menjelaskan tentang hakikat dari kewarganegaraan agar menjadi warga yang baik dan betapa pentingnya mata kuliah ini untuk disampaikan pada perguruan tinggi
Masyarakat madani pada dasarnya merupakan suatu ruang yang terletak antara negara di satu pihak dan masyarakat di pihak lain. Dalam ruang lingkup tersebut terdapat sosialisasi warga masyarakat yang bersifat sukarela dan terbangun dari sebuah jaringan hubungan di antara assosiasi tersebut, misalnya berupa perjanjian, koperasi, kalangan bisnis, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan bentuk organisasi-organisasi. Masyarakat Madani sendiri adalah tatanan masyarakat sipil yang mandiri dan demokratis, masyarkat madani lahir dari proses penyemaian demokrasi, yang hubunganya diibaratkan dengan ikan dan air. Didalam makalah ini saya akan membahas mengenai masyarakat madani yang biasa dikenal dengan istilah masyarakat sipil (civil society).
Sekolah ,sebagai tempat peserta didik belajar dan guru mengajar harus membiasakan mengangkat issue-issue penting yang terjadi dalam kehidupan yang nyata terjadi pada masyarakat, untuk dianalisa bersama sehingga peserta didik memahami keharusan bersikap kritis , tanggap terhadap situasi terkini, dan mencari cara bagaimana memecahkan permasalahan melalui contoh-contoh yang actual dan memahami bagaimana kehidupan demokrasi menginginkan adanya partisipasi warga negaranya.PKn tidak hanya harus mampu membekali pengetahuan kepada peserta didik, melainkan disertai dengan pembekalan akan kecakapan hidup.
Materi Hakikat PKn disampaikan pada perkulihanssuser69ed2d
Materi Hakikat PKn menjelaskan tentang hakikat dari kewarganegaraan agar menjadi warga yang baik dan betapa pentingnya mata kuliah ini untuk disampaikan pada perguruan tinggi
Pertemuan 1 Pendidikan Kewarganegaraan.pptRamdani554380
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD. Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan di perguruan tinggi Pendidikan Kewiraan mulai diselenggarakan sebagai kurikulum pendidikan tahun 1973/1974. Kemudian mengalami perubahan menjadi
Pendidikan kewarganegaraan dengan mengacu kepada:
a. UU Nomor 20 Tahun 1982 tentang petahanan keamanan Republik Indonesia yang disempurnakan oleh UU Nomor3 Tahun 2002 tentang Undang-Undang Pertahanan Negara
b. UU Nomor 2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
c. Keputusan Mendiknas Nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum . Pendidikan Tinggi dan penilaian hasil Belajar Mahasiswa
d. SK Dirjen Dikti Nomor38/DIKTI/Kep.2002 jo. Nomor 43/2006 tentang rambu-rambu pelaksanaan kelompok MPK.
e. Pendidikan Kewarganegaraan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional
f. Kewarganegaraan (PPKn) UU Nomor12 Tahun 2012.
Materi pokok Pendidikan Kewarganegaraan adalah tentang hubungan antara warga negara dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN).
Azra, pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang cakupannya lebih luas dari pendidikan demokrasi dan pendidikan HAM.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
PRESENTASI T TEST (GROUP 1) -07 DESEMBER 2021.pptx
Ade folder
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Pada hakekatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat
dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan
kehidupan generasi penerusnya.Selaku warga masyarakat,warga bangsa dan
negara,secara berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi hari depan
mereka yang selalu berunah dan selalu terkait dengan konteks dinamika
budaya,bangsa,negara dan hubungan international,maka pendidikan tinggi
tidak dapat mengabaikan realita kehidupan yang mengglobal yang
digambarka sebagai perubahan kehidupan yang penuh dengan paradoksal dan
ketidak keterdugaan.
Dalam kehidupan kampus di seluruh perguruan tinggi indonesia,harus
dikembangkan menjadi lingkungan ilmiah yang dinamik,berwawasan budaya
bangsa,bermoral keagamaan dan berkepribadian indonesia.Untuk pembekalan
kepada para mahasiswa di indonesia berkenaan dengan pemupukan nilai-
nilai,sikap dan kepribadian,diandalkan kepada pendidikan pancasila,Bela
Negara,Ilmu Sosial Dasar,Ilmu Budaya Dasar dan Ilmu Alamiah Dasar
sebagai latar aplikasi nilai dalma kehidupan,yang disebut Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian (MKPK).
1.2Tinjauan pustaka
Pengertian pendidikan kewarganegaraan menurut beberapa ahli :
Menurut Azra, pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang
cakupannya lebih luas dari pendidikan demokrasi dan pendidikan HAM.
Menurut Zamroni berpendapat bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah
pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga
masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas
menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah
bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga
masyarakat.
Pengertian lain didefinisikan oleh Merphin Panjaitan, bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
2. mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokratis dan
partisipatif melalui suatu pendidikan yang diagonal.
Sementara Soedijarto mengartikan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik untuk
menjadi warga negara yang secara politik dewasa dan ikut serta membangun
sistem politik yang demokratis.
3. BAB II
PERMASALAHAN
Kita seharusnya bangga hidup di Negara yang kaya akan hal , seperti
Negara kita yang kaya akan budayanya . Negara kita kaya akan nilai budi
pekertinya seperti nila moral , nilai nilai social ,dll . Banyak Negara – Negara
tetangga iri atau menginginkan budaya – budaya kita menjadi hak milik
Negara tetangga tersebut , jika kita tidak mempertahankan budaya tersebut
maka kita jangan berharap anak cucu kita akan melihat budaya – budaya asli
Indonesia . Mungkin dengan menumbuhkan rasa Nasionalisme atau rasa cinta
tanah air pada diri kita masing-masing kita akan menghargai budaya – budaya
kita sendiri dan jasa – jasa para pahlawan kita yang telah mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga akhirnya merdeka sampai saat
ini . Banyaknya masyarakat yang tidak mempunyai rasa Nasionalisme atau
rasa cinta tanah air membuat penulis terunggah untuk mendalami pentingnya
mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan agar penulis bisa menganalisa
lebih dalam lagi . Pendidikan Kewarganegaraan wajib untuk didapatkan oleh
masyarakat agar rasa nasionalisme terhadap Negara kita tetap terjaga .
Lembaga/institusi pendidikan merupakan sarana utama dalam memberi
pembelajaran bagi masyarakan .
Begitu pentingya bagi kita untuk mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan
sejak dini merupakan keharusan bagi kita untuk mempelajarinya agar kita
lebih memahami dan melaksanakan kehidupan bernegara dan berbangsa .
Identifikasi Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
• Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan
• Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan
• Pengertian dan Pemahaman Tentang Bangsa dan Negara
BAB III
PEMBAHASAN
Pendidikan kewarganegaraan sebenarnya dilakukan dan
dikembangkan di seluruh dunia, meskipun dengan berbagai istilah atau nama.
Mata kuliah tersebut sering disebut sebagai civic education, Citizenship
Education, dan bahkan ada yang menyebutnya sebagai democrcy education.
4. Tetapi pada umumnya pendapat para pakar tersebut mempunyai maksud dan
tujuan yang sama.
Beberapa pandangan para pakar tentang pendidikan kewarganegaraan adalah
sebagai berikut1[2]:
1. Henry Randall Waite dalam penerbitan majalah The Citizendan Civics,
pada tahun 1886, merumuskan pengertian Civics dengan The sciens of
citizenship, the relation of man, the individual, to man in organized
collections, the individual in his relation to the state. Dari definisi tersebut,
Civics dirumuskan dengan Ilmu Kewarganegaraan yang membicarakan
hubungan manusia dengan manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang
terorganisasi (organisasi sosial, ekonomi, politik) dan antara individu-
individu dengan negara.
2. Stanley E. Dimond berpendapat bahwa civics adalah citizenship
mempunyai dua makna dalam aktivitas sekolah. Yang pertama,
kewarganegaraan termasuk kedudukan yang berkaitan dengan hukum yang
sah. Yang kedua, aktivitas politik dan pemilihan dengan suara terbanyak,
organisasi pemerintahan, badan pemerintahan, hukum, dan tanggung jawab
3. Edmonson (1958) mengemukakan bahwa civics adalah kajian yang
berkaitan dengan pemerintahan dan yang menyangkut hak dan kewajiban
warga negara.
4. Menurut Merphin Panjaitan, Pendidikan Kewarganegaraan adalah
pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi
warga negara yang demokrasi dan partisipatif melalui suatu pendidikan yang
dialogial. Sementara Soedijarto mengartikanPendidikan Kewarganegaraan
sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik
untuk menjadi warga negara yang secara politik dewasa dan ikut serta
membangun sistem politik yang demokratis
5. Menurut Muhammad Numan Soemantri, ditandai oleh ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Civic Education adalah kegiatan yang meliputi seluruh program
sekolah;
5. b. Civic Education meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang
dapat menumbuhkan hidup dan prilaku yang lebih baik dalam masyarakat
demokrasi;
c. dalam Civic Education termasuk pula hal-hal yang menyangkut
pengalaman, kepentingan masyarakat, pribadi dan syarat- syarat objektif
untuk hidup bernegara
6. Menurut Azyumardi Azra, pendidikan kewarganegaraan, civics
education dikembangkan menjadi pendidikan kewargaan yang secara
substantif tidak saja mendidik generasi muda menjadi warga negara yang
cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, tetapi juga membangun kesiapan warga negara
menjadi warga dunia, global society.
7. Soedijarto mengartikan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik untuk
menjadi warga negara yang secara politik dewasa dan ikut serta membangun
sistem politik yang demokratis.
Dari definisi tersebut, semakin mempertegas pengertian civic education
(Pendidikan Kewarganegaraan) karena bahannya meliputi pengaruh positif
dari pendidikan di sekolah, pendidikan di rumah, dan pendidikan di luar
sekolah. Unsur-unsur ini harus dipertimbangkan dalam menyusun program
Civic Education yang diharapkan akan menolong para peserta didik
(mahasiswa) untuk:
a. Mengetahui, memahami dan mengapresiasi cita-cita nasional.
b. Dapat membuat keputusan-keputusan yang cerdas dan bertanggung
jawab dalam berbagai macam masalah seperti masalah pribadi, masyarakat
dan negara.
6. BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan kewarganegaraan diselenggarakan untuk membekali para
mahasiswa selaku calon pemimpin di masa depan dengan kesadaran bela
Negara serta kemampuan berfikir secara komprehensif intergral dalam
rangaka ketahanan nasional kesadaran melakukan kelangsungan hidup bangsa
dan Negara
DAFTAR PUSAKA : http://pitriajuliani.wordpress.com/2013/05/02/makalah-tentang-
pendidikan-kewarganegaraan/