SlideShare a Scribd company logo
TUTOR HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN SERUM
IRON (SI) DAN TOTAL IRON
BINDING CAPACITY (TIBC)
Sri Kartika Sari, dr/Wiyanda
Hidayati,dr.MS.SpPK(K)
PENDAHULUAN

BESI :
 Trace element vital yang sangat dibutuhkan

  untuk pembentukan :
   hemoglobin

   mioglobin

   berbagai enzim

 Di dalam tubuh berada dalam bentuk terikat
  dengan protein tertentu.
 Kandungan normal besi tubuh :

   Laki-laki          : 50 mg/kgBB
   Perempuan          : 35 mg/kgBB
Metabolisme besi
   Sebagian besar besi tubuh ada dalam
    hemoglobin
   Turnover besi juga didominasi oleh sintesis
    dan pemecahan hemoglobin
   Heme disintesis di sel darah merah yang
    masih berinti dalam sumsum tulang
   Heme dipecah dalam sel fagosit di spleen,
    liver dan sumsum tulang.
   Besi dikeluarkan dari heme oleh heme
    oksigenase dan digunakan kembali untuk
    sintesis heme.
Lanjutan...
   Hanya sebagian kecil besi yang dikeluarkan
    tubuh, sehingga tidak mempengaruhi
    kandungan besi tubuh dan kebutuhan tubuh.
   Feritin dan hemosiderin dibutuhkan dalam
    sintesis heme.
   Transferin suatu iron-binding protein
    dibutuhkan dalam transport besi
   Sebagian besar sel mendapatkan besi dari
    transferin      transferin akan berikatan
    dengan receptor transferin yang ada di
    permukaan sel.
Gbr. Pertukaran besi dalam
   tubuh
            1 mg                                   1 mg
                        Small intestine

Parenchymal tissue               1 mg
Muscle                Transferin           30 mg
                 5 mg                               Reticuloendothelial
Skin                  (plasma) 3 mg
Hepatocytes                                         cells (haem
600 mg                           30 mg              breakdown
                                                    Liver spleen and
                       Erythroid marrow     6 mg    bone marrow
                       Haem synthesis
                                                    (feritin and
                       150 mg
                                                    haemosiderin)
                                24 mg               500 mg

                   Circulating red cell (haem)     24 mg
                   2300 mg
Absorbsi
 Besi dalam makanan dalam bentuk :
   Ferri hidroksida, komplek ferri protein
    dan komplek heme protein.
 Absorbsi terjadi di duodenum dalam

  bentuk ferro
 Protein DMT-1 (Divalent Metal

  Transporter)
       pengangkut besi dari lumen usus
 Ferroportin     mengatur keluarnya besi
  dari sel ke plasma porta
Gbr. Proses Absorbsi besi pada permukaan
     duodenum
                      Fe²⁺         Fe³⁺

                                               Permukaan apikal
                                 Ferric
                                 reductas
                DMT-1            e
                             DCYTB

                                 ferritin




                             Hephaestin
                             (ferrooxydas
             ferroportin
                             e)

            Fe²⁺                            Permukaan basolateral
                                 Fe³⁺
Lanjutan...
 Besi dalam makanan dalam bentuk besi
  heme dan besi non heme.
 Absorbsi besi :

   meningkat dengan adanya vitamin C
    dan daging
   Dihambat oleh adanya phytate, tannins,
    serat.
Distribusi dan transportasi
   Protein yang berperan dalam transportasi dan
    penyimpanan besi :
     Transferin

     Resepter   transferin
     Feritin

   Besi disimpan dalam RES sebagai feritin dan
    hemosiderin
   Feritin    kompleks besi-protein, larut dalam
    air
   Hemosiderin       kompleks besi-protein tidak
    larut, dapat dilihat dengan pewarnaan Perl
    Prussian Blue
Gangguan Metabolisme Besi
   Anemia defisiensi besi :
     Paling sering dijumpai
     Penyebab :
      Rendahnya masukan besi
      Gangguan absorbsi
      Kehilangan besi
     Kadar besi menurun, TIBC meningkat
      dan cadangan besi rendah/-
   Anemia penyakit kronik
    Ditandai oleh :
     Pemendekan umur eritrosit
     Gangguan metabolisme besi
     Gangguan produksi eritrosit
    Kadar besi serum menurun
    Cadangan besi jaringan tinggi
    TIBC rendah
Penimbunan besi

 Terjadi pada penyakit yang
  disertai absorbsi besi berlebihan
  dan tranfusi
 Akibatnya : kerusakan pada

  organ tubuh.
Pemeriksaan Serum Iron
(direkomendasikan oleh ICSH)
   Prinsip :
     Besi ferro direaksikan dengan larutan
      kromogen akan membentuk komplek warna.
   Semua reagen harus memiliki analytical grade
    kandungan besi terendah.
   Persiapan :
     Tabung yang digunakan disposible plastic
      atau jika menggunakan glassware harus
      dicuci dengan detergen, direndam dalam HCl
      2 mol/L selama 12 jam dan selanjutnya dibilas
      dengan iron-free water
Lanjutan.
   Protein precipitant
     Dalam  45 ml HCl 1mol/L ditambahkan 5 ml
      larutan trichloracetic acid 6,1 mol/L, kemudian
      ditambahkan lagi dengan 200 mg ascorbic acid
      dan campur.


       5 ml TCA                   200 mg
       6,1 mol/L                  ascorbi
                                  c acid



                   45 ml HCl 1 m0l/L
Lanjutan...
   Larutan kromogen
     Larutkan 25 mg ferrozine dalam 100 ml sodium
      acetate 1,5 mol/L
     Disimpan dalam gelap sampai 4 minggu.

   Larutan standar 80 μmol/L
     Tambahkan   200 μL HCl 2 mol/L dalam 22,1 ml
      deionized water, dan campur.
     Tambahkan 100 μL lautan standar besi (1000 μg
      Fe/mL dalam 1 % HCl) dan campur.
     Stabil hingga 2 bulan pada suhu ruangan
Cara kerja
                0,5 ml                  0,5 ml                 0,5 ml
                protein                 protein                protein
                precipitan              precipitan             precipitan
                t                       t                      t
        0,5 ml serum         0,5 ml larutan          0,5 ml iron-free
                             standar                 water


                             Tunggu 5 menit

                Sentrifugasi 13.000
                g selama 4 menit
supernatan
lanjutan
             0,5 ml               0,5 ml
                                                       0,5 ml
             larutan              larutan
                                                       larutan
             kromoge              kromoge
                                                       kromoge
             n                    n
                                                       n
                       0,5 ml larutan       0,5 ml iron-free
 0,5 ml supernatan     standar +            water + protein
                       protein              presipitant
                       presipitant

                     Tunggu 10 menit


   Baca absorbans pada panjang gelombang 562 nm
Lanjutan...

   Kalkulasi :
     Serum iron (μmol/L) = A sample – A blank   x
      80
                        A standar – A blank

   Nilai rujukan : 10-30 μmol/L
   Catatan :
     Jika menggunakan plasma EDTA maka terjadi
      perubahan warna yang lambat, dan harus
      ditunggu selama 15 menit sebelum diukur
      absorbansnya.
Pemeriksaan Serum Iron (SI) di
Lab. PK RSU Dr. Soetomo
 Metode : colorimetric-ferrozine
 Prinsip :

   Ikatan antara ferri (Fe³⁺) dan transferin
    dilepaskan oleh guanidine dalam
    suasana pH 4,8. Selanjutnya asam
    askorbat akan mereduksi ion ferri (Fe³⁺)
    menjadi ferro (Fe²⁺), kemudian ferro
    akan    bereaksi     dengan     ferrozine
    membentuk kompleks berwarna
Lanjutan.....
   Reagen :
     R1 :

       Acetate buffer, pH 4,8     100 mmol/L
       Guanidine hydrochloride       5 mol/L
       Thiourea                  52,5 mmol/L
     R2 :

       Ascorbic acid
     R3 :
       Ferrozine                 41 mmol/L
     Standar

       Iron                       100 μg/dL
Cara kerja
1. Membuat larutan kerja (working reagent)
   :
  Larutkan1 sendok takar R2 dalam 50 ml R1.
   Tunggu hingga tercampur dengan baik.

                       1 sendok
                       takar R2



            50 ml R1



  Stabil selama 2 minggu pada suhu 2-8˚C dan 3
   hari pada suhu 20-25˚C.
   2.   BLANKO              STANDAR             SAMPE
                                                  L
          Akuade              Standar               Sampel
          s 60 μL             60 μL                 60 μL



Workin              Workin              Workin
g                   g                   g
reagent             reagent             reagent
200 μL              200 μL              200 μL

                               A1                  A2

   Tunggu 50 detik, kemudian baca absorbans pada
   panjang gelombang 550 (A1 dan A2)
   3.




R3 10 μL
                  R3 10 μL        R3 10 μL



                             A3              A4


     Baca absorbans setelah 325 detik, pada
     panjang gelombang 550 nm (A3, A4)
 Penghitungan :
  A4-A2 x konsentrasi standar
  A3-A1
 Nilai rujukan :

   Anak-anak        : 0,5 – 1,2 mg/L
                       ( 9,0 – 21,5 μmol/L)
   Wanita dewasa          : 0,5 – 1,7 mg/L
                       ( 9,0 – 30,4 μmol/L)
   Laki-laki dewasa       : 0,65 – 1,75 mg/L
                       ( 11,6 – 31,3 μmol/L)
Pemeriksaan TIBC
(yang direkomendasikan ICSH)
   Dalam plasma, besi terikat pada tranferin,
    dan TIBC adalah mengukur protein tersebut.
   TIBC = serum iron + UIBC
   Nilai rujukan : 47- 70 μmol/L
   Prinsip :
     Serum ditambahkan kelebihan besi (Ferri
      klorid). Besi yang tidak terikat transferin
      akan diabsorbsi oleh magnesium
      carbonate, kemudian kadar besi serum
      diukur.
reagen
 Basic magnesium carbonate
 Saturating solution (100 μmol Fe/L).

   Tambahkan 17,7 ml deionized water,
    100 μL HCl 1mol/L, 100 μL larutan
    standar.
    Saturating iron solution mengandung 5,6
    μg Fe/mL
   Campur
   Stabil dalam 2 bulan pada suhu
    ruangan.
Cara kerja

0,5 ml                                                     100 mg
                           Campur dan                      magnesiu
saturatin
                           diamkan 15                      m
g iron
                           menit pada                      carbonat
solution
                           suhu ruangan

                                                   kocok
            0,5 ml serum


                                            Diamkan selama 30
                                            menit, sekali-kali
                                            dikocok
Periksa                                      Sentrifugasi, 13.000 g
seperti           Ambil 0,5 ml supernatan    selama 4 menit
SI
Pemeriksaan Total Iron Binding
Capacity (TIBC) di Lab. PK
 Metode : Saturasi
 Prinsip :

  TIBC dievaluasi setelah saturasi
   transferin oleh larutan besi, dan
   kelebihan besi akan diabsorbsi oleh
   magnesium hydroxide carbonate.
   Setelah disentrifus, konsentrasi besi
   dalam supernatan diukur.
Lanjutan....

 Reagen :
  R1 :
    Iron saturating solution 500
   μg/dL
  R2 :
   Magnesium hydroxide carbonate
   (1 sendok=100 mg)
 Sampel :

  Serum, plasma heparin
Cara kerja

                            1 sendok
1 ml
                            takar reagen
reage
n R1
                            R2             Inkubasi 20
                                           menit, sekali-kali
                                           dikocok
        0,5 ml
        samp
        el                                  Sentrifus
                                            3000 rpm, 10
                                            menit

  Periksa supernatan seperti pada SI       Ambil supernatan
  Dengan supernatan : reagen = 1:3
   Nilai rujukan :
     Laki-laki   dewasa    : 2,6 - 3,9 mg/L
                              (46,5 – 69,8 μmol/L)
     Wanita   dewasa               : 2,1 – 3,4 mg/L
                              (37,6 – 60,9 μmol/L)
   Saturasi Transferin :

     SI (μg/dL)
                     X 100 %
     TIBC (μg/dL
   Nilai normal : 20-45 %
Hal yang perlu diperhatikan

 Menghentikan terapi oral Fe
  sedikitnya 12 jam sebelum
  sampling.
 Hindari terjadinya hemolisis
Interpretasi SI dan TIBC
   SI :
     Normal fluktuasi lebar dan memperlihatkan
      variasi diurnal
     Tidak terpengaruh sampai cadangan besi
      habis.
     Pada anemia kronik, penurunan SI diikuti
      dengan peningkatan cadangan besi
   TIBC :
     Penurunan TIBC dan saturasi TIBC lebih
      besar pada defisiensi besi karena penyakit
      sistemik dibanding pada defisiensi besi.
Pemeriksa meningkat             menurun
an
SI        kelebihan besi        defisiensi besi
           penyakit hati
           chronic alkoholism infeksi/inflamasi
           anemia hipoplastik
           hemolisis/ineffecti anemia penyakit
           ve erythropoiesis kronik
TIBC       defisiensi besi      kelebihan besi
           kehamilan            infeksi/inflamasi
           kontrasepsi oral     anemia penyakit
                                kronik
TERIMA
KASIH

More Related Content

What's hot

Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Rolly Scavengers
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
fikri asyura
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Arini Utami
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
hersu12345
 
Hemostasis uii
Hemostasis uiiHemostasis uii
Hemostasis uii
Muhammad Nugroho
 
LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)
Dyah Asih Setiatin
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
PatriciaGitaNaully
 
Pemeriksaan retraksi bekuan
Pemeriksaan retraksi bekuanPemeriksaan retraksi bekuan
Pemeriksaan retraksi bekuan
Dian Jenova
 
Leukosit
LeukositLeukosit
Leukosit
fikri asyura
 
Blood gas analyzer
Blood gas analyzerBlood gas analyzer
Blood gas analyzer
ratih ayu sulistyoningsih
 
Enzim pada Organ Hati
Enzim pada Organ HatiEnzim pada Organ Hati
Enzim pada Organ Hati
dimar aji
 
Amilase dan gama gt
Amilase dan gama gtAmilase dan gama gt
Amilase dan gama gt
Arini Utami
 
Eritropoiesis
EritropoiesisEritropoiesis

What's hot (20)

Px gol.darah (4)
Px gol.darah (4)Px gol.darah (4)
Px gol.darah (4)
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
Ti16
Ti16Ti16
Ti16
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 
Bun
BunBun
Bun
 
Hemostasis uii
Hemostasis uiiHemostasis uii
Hemostasis uii
 
LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
 
Feses
FesesFeses
Feses
 
Pemeriksaan retraksi bekuan
Pemeriksaan retraksi bekuanPemeriksaan retraksi bekuan
Pemeriksaan retraksi bekuan
 
Leukosit
LeukositLeukosit
Leukosit
 
Elektrolit
ElektrolitElektrolit
Elektrolit
 
Kamar hitung trambosit
Kamar hitung trambositKamar hitung trambosit
Kamar hitung trambosit
 
Blood gas analyzer
Blood gas analyzerBlood gas analyzer
Blood gas analyzer
 
Enzim pada Organ Hati
Enzim pada Organ HatiEnzim pada Organ Hati
Enzim pada Organ Hati
 
Amilase dan gama gt
Amilase dan gama gtAmilase dan gama gt
Amilase dan gama gt
 
Penanganan sputum
Penanganan sputumPenanganan sputum
Penanganan sputum
 
Eritropoiesis
EritropoiesisEritropoiesis
Eritropoiesis
 

More from andreei

Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18andreei
 
Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17andreei
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16andreei
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15andreei
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14andreei
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13andreei
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12andreei
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11andreei
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11andreei
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10andreei
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8andreei
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7andreei
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6andreei
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5andreei
 

More from andreei (20)

Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18
 
Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru9
Tibaru9Tibaru9
Tibaru9
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10
 
Tibaru8
Tibaru8Tibaru8
Tibaru8
 
Tibaru7
Tibaru7Tibaru7
Tibaru7
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5
 
12
1212
12
 
12
1212
12
 
11
1111
11
 

Th2

  • 1. TUTOR HEMATOLOGI PEMERIKSAAN SERUM IRON (SI) DAN TOTAL IRON BINDING CAPACITY (TIBC) Sri Kartika Sari, dr/Wiyanda Hidayati,dr.MS.SpPK(K)
  • 2. PENDAHULUAN BESI :  Trace element vital yang sangat dibutuhkan untuk pembentukan :  hemoglobin  mioglobin  berbagai enzim  Di dalam tubuh berada dalam bentuk terikat dengan protein tertentu.  Kandungan normal besi tubuh :  Laki-laki : 50 mg/kgBB  Perempuan : 35 mg/kgBB
  • 3. Metabolisme besi  Sebagian besar besi tubuh ada dalam hemoglobin  Turnover besi juga didominasi oleh sintesis dan pemecahan hemoglobin  Heme disintesis di sel darah merah yang masih berinti dalam sumsum tulang  Heme dipecah dalam sel fagosit di spleen, liver dan sumsum tulang.  Besi dikeluarkan dari heme oleh heme oksigenase dan digunakan kembali untuk sintesis heme.
  • 4. Lanjutan...  Hanya sebagian kecil besi yang dikeluarkan tubuh, sehingga tidak mempengaruhi kandungan besi tubuh dan kebutuhan tubuh.  Feritin dan hemosiderin dibutuhkan dalam sintesis heme.  Transferin suatu iron-binding protein dibutuhkan dalam transport besi  Sebagian besar sel mendapatkan besi dari transferin transferin akan berikatan dengan receptor transferin yang ada di permukaan sel.
  • 5. Gbr. Pertukaran besi dalam tubuh 1 mg 1 mg Small intestine Parenchymal tissue 1 mg Muscle Transferin 30 mg 5 mg Reticuloendothelial Skin (plasma) 3 mg Hepatocytes cells (haem 600 mg 30 mg breakdown Liver spleen and Erythroid marrow 6 mg bone marrow Haem synthesis (feritin and 150 mg haemosiderin) 24 mg 500 mg Circulating red cell (haem) 24 mg 2300 mg
  • 6. Absorbsi  Besi dalam makanan dalam bentuk :  Ferri hidroksida, komplek ferri protein dan komplek heme protein.  Absorbsi terjadi di duodenum dalam bentuk ferro  Protein DMT-1 (Divalent Metal Transporter) pengangkut besi dari lumen usus  Ferroportin mengatur keluarnya besi dari sel ke plasma porta
  • 7. Gbr. Proses Absorbsi besi pada permukaan duodenum Fe²⁺ Fe³⁺ Permukaan apikal Ferric reductas DMT-1 e DCYTB ferritin Hephaestin (ferrooxydas ferroportin e) Fe²⁺ Permukaan basolateral Fe³⁺
  • 8. Lanjutan...  Besi dalam makanan dalam bentuk besi heme dan besi non heme.  Absorbsi besi :  meningkat dengan adanya vitamin C dan daging  Dihambat oleh adanya phytate, tannins, serat.
  • 9. Distribusi dan transportasi  Protein yang berperan dalam transportasi dan penyimpanan besi :  Transferin  Resepter transferin  Feritin  Besi disimpan dalam RES sebagai feritin dan hemosiderin  Feritin kompleks besi-protein, larut dalam air  Hemosiderin kompleks besi-protein tidak larut, dapat dilihat dengan pewarnaan Perl Prussian Blue
  • 10. Gangguan Metabolisme Besi  Anemia defisiensi besi :  Paling sering dijumpai  Penyebab : Rendahnya masukan besi Gangguan absorbsi Kehilangan besi  Kadar besi menurun, TIBC meningkat dan cadangan besi rendah/-
  • 11. Anemia penyakit kronik Ditandai oleh : Pemendekan umur eritrosit Gangguan metabolisme besi Gangguan produksi eritrosit Kadar besi serum menurun Cadangan besi jaringan tinggi TIBC rendah
  • 12. Penimbunan besi  Terjadi pada penyakit yang disertai absorbsi besi berlebihan dan tranfusi  Akibatnya : kerusakan pada organ tubuh.
  • 13. Pemeriksaan Serum Iron (direkomendasikan oleh ICSH)  Prinsip :  Besi ferro direaksikan dengan larutan kromogen akan membentuk komplek warna.  Semua reagen harus memiliki analytical grade kandungan besi terendah.  Persiapan :  Tabung yang digunakan disposible plastic atau jika menggunakan glassware harus dicuci dengan detergen, direndam dalam HCl 2 mol/L selama 12 jam dan selanjutnya dibilas dengan iron-free water
  • 14. Lanjutan.  Protein precipitant  Dalam 45 ml HCl 1mol/L ditambahkan 5 ml larutan trichloracetic acid 6,1 mol/L, kemudian ditambahkan lagi dengan 200 mg ascorbic acid dan campur. 5 ml TCA 200 mg 6,1 mol/L ascorbi c acid 45 ml HCl 1 m0l/L
  • 15. Lanjutan...  Larutan kromogen  Larutkan 25 mg ferrozine dalam 100 ml sodium acetate 1,5 mol/L  Disimpan dalam gelap sampai 4 minggu.  Larutan standar 80 μmol/L  Tambahkan 200 μL HCl 2 mol/L dalam 22,1 ml deionized water, dan campur.  Tambahkan 100 μL lautan standar besi (1000 μg Fe/mL dalam 1 % HCl) dan campur.  Stabil hingga 2 bulan pada suhu ruangan
  • 16. Cara kerja 0,5 ml 0,5 ml 0,5 ml protein protein protein precipitan precipitan precipitan t t t 0,5 ml serum 0,5 ml larutan 0,5 ml iron-free standar water Tunggu 5 menit Sentrifugasi 13.000 g selama 4 menit supernatan
  • 17. lanjutan 0,5 ml 0,5 ml 0,5 ml larutan larutan larutan kromoge kromoge kromoge n n n 0,5 ml larutan 0,5 ml iron-free 0,5 ml supernatan standar + water + protein protein presipitant presipitant Tunggu 10 menit Baca absorbans pada panjang gelombang 562 nm
  • 18. Lanjutan...  Kalkulasi :  Serum iron (μmol/L) = A sample – A blank x 80 A standar – A blank  Nilai rujukan : 10-30 μmol/L  Catatan :  Jika menggunakan plasma EDTA maka terjadi perubahan warna yang lambat, dan harus ditunggu selama 15 menit sebelum diukur absorbansnya.
  • 19. Pemeriksaan Serum Iron (SI) di Lab. PK RSU Dr. Soetomo  Metode : colorimetric-ferrozine  Prinsip :  Ikatan antara ferri (Fe³⁺) dan transferin dilepaskan oleh guanidine dalam suasana pH 4,8. Selanjutnya asam askorbat akan mereduksi ion ferri (Fe³⁺) menjadi ferro (Fe²⁺), kemudian ferro akan bereaksi dengan ferrozine membentuk kompleks berwarna
  • 20. Lanjutan.....  Reagen :  R1 :  Acetate buffer, pH 4,8 100 mmol/L  Guanidine hydrochloride 5 mol/L  Thiourea 52,5 mmol/L  R2 :  Ascorbic acid  R3 :  Ferrozine 41 mmol/L  Standar  Iron 100 μg/dL
  • 21. Cara kerja 1. Membuat larutan kerja (working reagent) :  Larutkan1 sendok takar R2 dalam 50 ml R1. Tunggu hingga tercampur dengan baik. 1 sendok takar R2 50 ml R1  Stabil selama 2 minggu pada suhu 2-8˚C dan 3 hari pada suhu 20-25˚C.
  • 22. 2. BLANKO STANDAR SAMPE L Akuade Standar Sampel s 60 μL 60 μL 60 μL Workin Workin Workin g g g reagent reagent reagent 200 μL 200 μL 200 μL A1 A2 Tunggu 50 detik, kemudian baca absorbans pada panjang gelombang 550 (A1 dan A2)
  • 23. 3. R3 10 μL R3 10 μL R3 10 μL A3 A4 Baca absorbans setelah 325 detik, pada panjang gelombang 550 nm (A3, A4)
  • 24.  Penghitungan : A4-A2 x konsentrasi standar A3-A1  Nilai rujukan :  Anak-anak : 0,5 – 1,2 mg/L ( 9,0 – 21,5 μmol/L)  Wanita dewasa : 0,5 – 1,7 mg/L ( 9,0 – 30,4 μmol/L)  Laki-laki dewasa : 0,65 – 1,75 mg/L ( 11,6 – 31,3 μmol/L)
  • 25. Pemeriksaan TIBC (yang direkomendasikan ICSH)  Dalam plasma, besi terikat pada tranferin, dan TIBC adalah mengukur protein tersebut.  TIBC = serum iron + UIBC  Nilai rujukan : 47- 70 μmol/L  Prinsip :  Serum ditambahkan kelebihan besi (Ferri klorid). Besi yang tidak terikat transferin akan diabsorbsi oleh magnesium carbonate, kemudian kadar besi serum diukur.
  • 26. reagen  Basic magnesium carbonate  Saturating solution (100 μmol Fe/L).  Tambahkan 17,7 ml deionized water, 100 μL HCl 1mol/L, 100 μL larutan standar. Saturating iron solution mengandung 5,6 μg Fe/mL  Campur  Stabil dalam 2 bulan pada suhu ruangan.
  • 27. Cara kerja 0,5 ml 100 mg Campur dan magnesiu saturatin diamkan 15 m g iron menit pada carbonat solution suhu ruangan kocok 0,5 ml serum Diamkan selama 30 menit, sekali-kali dikocok Periksa Sentrifugasi, 13.000 g seperti Ambil 0,5 ml supernatan selama 4 menit SI
  • 28. Pemeriksaan Total Iron Binding Capacity (TIBC) di Lab. PK  Metode : Saturasi  Prinsip : TIBC dievaluasi setelah saturasi transferin oleh larutan besi, dan kelebihan besi akan diabsorbsi oleh magnesium hydroxide carbonate. Setelah disentrifus, konsentrasi besi dalam supernatan diukur.
  • 29. Lanjutan....  Reagen : R1 : Iron saturating solution 500 μg/dL R2 : Magnesium hydroxide carbonate (1 sendok=100 mg)  Sampel : Serum, plasma heparin
  • 30. Cara kerja 1 sendok 1 ml takar reagen reage n R1 R2 Inkubasi 20 menit, sekali-kali dikocok 0,5 ml samp el Sentrifus 3000 rpm, 10 menit Periksa supernatan seperti pada SI Ambil supernatan Dengan supernatan : reagen = 1:3
  • 31. Nilai rujukan :  Laki-laki dewasa : 2,6 - 3,9 mg/L (46,5 – 69,8 μmol/L)  Wanita dewasa : 2,1 – 3,4 mg/L (37,6 – 60,9 μmol/L)  Saturasi Transferin : SI (μg/dL) X 100 % TIBC (μg/dL  Nilai normal : 20-45 %
  • 32. Hal yang perlu diperhatikan  Menghentikan terapi oral Fe sedikitnya 12 jam sebelum sampling.  Hindari terjadinya hemolisis
  • 33. Interpretasi SI dan TIBC  SI :  Normal fluktuasi lebar dan memperlihatkan variasi diurnal  Tidak terpengaruh sampai cadangan besi habis.  Pada anemia kronik, penurunan SI diikuti dengan peningkatan cadangan besi  TIBC :  Penurunan TIBC dan saturasi TIBC lebih besar pada defisiensi besi karena penyakit sistemik dibanding pada defisiensi besi.
  • 34. Pemeriksa meningkat menurun an SI kelebihan besi defisiensi besi penyakit hati chronic alkoholism infeksi/inflamasi anemia hipoplastik hemolisis/ineffecti anemia penyakit ve erythropoiesis kronik TIBC defisiensi besi kelebihan besi kehamilan infeksi/inflamasi kontrasepsi oral anemia penyakit kronik