Makalah ini membahas tentang hiperemesis gravidarum yang merupakan kondisi mual dan muntah berlebihan pada ibu hamil yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Penyebabnya belum pasti tetapi diduga karena faktor hormon dan psikologis. Gejala utamanya adalah dehidrasi yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gagal ginjal dan encephalopathy. Penatalaksanaannya meliputi rehidrasi cairan infus, diet ringan,
SAP (satuan acara penyeluhan)
GDM(Gestasional Diabetes Melitus) adalah intoleransi karbohidrat ringan(toleransi glukosa terganggu) maupun berat (Diabetes Melitus),
SAP (satuan acara penyeluhan)
GDM(Gestasional Diabetes Melitus) adalah intoleransi karbohidrat ringan(toleransi glukosa terganggu) maupun berat (Diabetes Melitus),
PENATALAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMIS GRAVIDARUM.pptxRahmaYk2
penjelasan tentang ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum , tentang bahaya dan resiko, penanganan awal pada ibu hamil hyperemesis gravidarum, penatalaksanaan terhadap asuhan kebidanan
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi memburuk, karena terjadi dehidrasi (Esti, 2009).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai usia kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit (Maidun, 2009).
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir.Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.
Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan dengan obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok kami, semoga apa yang kami tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang berguba bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya dan khalayak ramai pada umunya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi obesitas?
2. Apa saja tipe-tipe obesitas?
3. Apa gejala-gejala timbulnya obesitas?
4. Apa penyebab timbulnya obesitas?
5. Bagaimana cara pengukuran obesitas?
6. Bagaimana mekanisme terjadinya Obesitas?
7. Penyakit apa saja yang timbul akibat obesitas?
8. Bagaimana pencegahan obesitas ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui definisi obesitas
2. Untuk mengetahui tipe-tipe obesitas
3. Untuk mengetahui gejala-gejala timbulnya obesitas
4. Untuk mengetahui penyebab timbulnya obesitas
5. Untuk mengetahui cara pengukuran obesitas
6. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya Obesitas
7. Untuk mengetahui penyakit yang timbul akibat obesitas
8. Untuk mengetahui pencegahan obesitas
Tgas pak nasssssssssssssssssss AKBID PARAMATA RAHA
1. Tugas Mata Kuliah : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Nama Dosen : Nasruddin, SKM., M. Si
MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DI SUSUN OLEH :
SITTI ASRIANI
2011. 1B. 0096
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA
KABUPATEN MUNA
RAHA
2014
2. KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah
Ilmu Kesehatan Masyarakat. Adapun makalah ini mengenai “Hiperemesis
Gravidarum”
Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung
dan memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada
Dosen Maa Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat yaitu Nasruddin, SKM., M. Si.
3. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan karena faktor keterbatasan pengetahuan dari penyusun,
maka kami dengan senang hati menerima kritikan serta saran-saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Dan harapan kami sebagai penyusun adalah semoga hasil dari penyusunan
makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswi
D-III Akademi Kebidanan Paramata.
Akhir kata, melalui kesempatan ini kami,penyusun makalah mengucapkan
banyak terima kasih.
Raha, Juni 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar
dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi
hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang
lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan
40-60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi
lebih berat. Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar
4. hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum.
Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem
saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita
dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari
menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang
disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis
menentukan berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)
B. Tujuan Penulisan
Tujuan umum :
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang hiperemesis
gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan sehingga mengganggu
aktifitas sehari-hari.
Tujuan khusus :
1. Untuk mengetahui pengertian hiperemesis gravidarum
2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum
3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum
4. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum
5. Untuk mengetahui klasifikasi hiperemesis gravidarum
6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum
8. Untuk mengetahui prognosis hiperemesis gravidarum
9. Untuk mengetahui komplikasi hiperemesis gravidarum
C. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa
Diharapkan mahasisiwi kebidanan untuk mengerti dan memahami
tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan
dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum.
2. Masyarakat
5. Diharapkan masyarakat mengerti dan memahami tentang hiperemesis
gravidarum sehingga menambah wawasan.
3. Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan mengerti dan memahami tentang
hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan
penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya
menjadi buruk,karena terjadi dehidrasi (Mochtar,1998)
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah
lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan
sehari-hari (Arief.B, 2009)
6. Hiperemesis gravidarum adalah mual-muntah berlebihan sehingga
menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan membahayakan
hidupnya. (Manuaba, 2001)
B. ETIOLOGI
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa
faktor predisposisi yang ditemukan :
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda
hal ini menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan,
karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin
dibentuk berlebihan
2. Faktor organik,karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari
pihak ibu tehadap perubahan ini. Alergi juga disebut sebagai salah satu
faktor organik karena sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap
anak.
3. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini
walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum
belum diketahui dengan pasti,takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik
mental yang dapat memperberat mual dan muntah. Tidak jarang dengan
memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi
frekwensi muntah klien
C. PATOFISIOLOGI
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak
sempurna, terjadilah ketosis. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan
cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan
plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian pula klorida air
kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah
ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke
jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan
7. Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal,
bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati.
D. DIAGNOSA
1. Anamnesa : Amenore, tanda kehamilan
muda,muntah terus menerus
2. Pemeriksaan fisik : KU = lemah
a. Kesadaran= apatis sampai koma
b. Nadi >100 x/menit
c. Tekanan darah menurun
d. Suhu meningkat
3. Pemeriksaan penunjang : Kadar Na dan Cl turun
E. KLASIFIKASI
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam
3 (tiga) tingkatan yaitu :
1. Tingkat I
a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :
1) Dehidrasi : turgor kulit turun
2) Nafsu makan berkurang
3) Berat badan turun
4) Mata cekung dan lidah kering
b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi
regurgitasi ke esophagus
c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun
d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
e. Tampak lemah dan lemas
2. Tingkat II
a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
1) Turgor kulit makin turun
2) Lidah kering dan kotor
3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b. Kardiovaskuler
8. 1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
2) Nadi kecil karena volume darah turun
3) Suhu badan meningkat
4) Tekanan darah turun
c. Liver
Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus
d. Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang
menyebabkan :
1) Oliguria
2) Anuria
3) Terdapat timbunan benda keton aseton.Aseton dapat tercium dalam
hawa pernafasan
e. Kadang-kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan
pecahnya mukosa lambung pada sindrom Mallory weiss.
3. Tingkat III
a. Keadaan umum lebih parah
b. Muntah berhenti
c. Sindrom mallory weiss
d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau
koma
e. Terdapat ensefalopati werniche :
1) Nistagmus
2) Diplopia
3) Gangguan mental
f. Kardiovaskuler
Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat
g. Gastrointestinal
1) Ikterus semakin berat
2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang
makin tajam
9. h. Ginjal
Oliguria semakin parah dan menjadi anuria
F. PENCEGAHAN
Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi hiperemesis
adalah :
1. Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi
2. Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering)
3. Hindari makanan berminyak dan berbau
4. Defekasi teratur
G. PENATALAKSANAAN
1. Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Luminal. Vitamin yang
dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan
antiemetik sepertiAvopreg,Avomin. Anti histamin ini juga dianjurkan
seperti Dramamin, Avomin. Antasida
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan
peredaran udara yang baik.. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-
gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta
menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
4. Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per
hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin
10. B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan
pula asam amino secara intra vena.
5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan
memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan
merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian
perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu
pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh
menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
6. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak
diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini
kurang dalam semua zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya
diberikan selama beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah
dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis
ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan
bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali
Kalsium.
H. PROGNOSIS
Dengan penanganan yang baik, prognosis sangat memuaskan. Namun, pada
tingkat yang berat dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.
I. KOMPLIKASI
11. Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum alntara lain:
a. Komplikasi ringan:
Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari kekurangan gizi,
alkalosis, hipokalemia, kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik,
tetani, dan gagguan psikologis.
b. Komplikasi yang mengancam kehidupan:
Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat,
encephalophaty wernicke’s, mielinolisis pusat pontine, retinal
haemorage, kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara spontan,
keterlambatan pertumbuhan didalam kandungan, dan kematian janin.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian makalah ini dapat ditarik kesimpulan:
1. Pengertian
12. Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan
muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu
kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009)
2. Diagnosa
a. Anamnesa : Amenore, tanda kehamilan
muda,muntah terus menerus
b. Pemeriksaan fisik : KU = lemah
Kesadaran= apatis sampai koma
Nadi >100 x/menit
Tekanan darah menurun
Suhu meningkat
c. Pemeriksaan penunjang : Kadar Na dan Cl turun
3. Penatalaksanaan
Obat-obatan, Isolasi, Terapi psikologik, Cairan parenteral, Penghentian
kehamilan, Diet.
B. SARAN
Diharapkan mahasisiwi kebidanan untuk mengerti dan memahami tentang
hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan
penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer,Arif dkk : Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta,2001
Mochtar,Rustam:Sinopsis Obstetri.Jakarta,1998