SlideShare a Scribd company logo
DIII FARMASI – 2014 – UNIVERSITAS PEKALONGAN
Insulin 
~ Insulin meningkatkan transportasi glukosa didalam 
darah untuk digunakan sel target. 
~ Bila ada kelebihan energi glukosa didalam darah 
tersebut akan di simpan didalam hati dan otot dalam 
bentuk glikogen yang akan selanjutnya akan diubah 
menjadi energi bila dibutuhkan 
~ Insulin juga meningkatkan penyimpanan serta sintesi 
protein dan lemak
Pada dasarnya bila tidak ada glukosa di dalam 
tubuh kebanyakan jaringan masih bisa menggunakan 
lemak dan protein menjadi energi. 
Namun Glukosa adalah satu- satunya bahan 
makanan yang dapat digunakan oleh otak, retina, 
epitel germinal gonad
DM Tipe 1 
DM Tipe 2 
DM Tipe Lain 
DM Gestasional
=> Terjadi akibat kurangnya insulin yang 
diproduksi oleh sel Beta Pankreas 
=> Diakibatkan oleh: 
1. Infeksi Virus 
2. Kelainan Autoimun 
3. Herediter  menyebabkan degenaratif sel 
beta, bahkan tanpa adanya virus atau 
penyakit autoimun.
Penderita DM tipe 2: 
Glukosa tidak dapat masuk 
ke dalam sel karena sel 
resisten terhadap insulin. 
Pada Orang normal: 
Glukosa dapat masuk 
ke dalam sel dengan 
mudah.
=> Karena terjadi peningkatan sekresi 
beberapa hormone yang mempunyai efek 
metabolic terhadap toleransi glukosa, 
{maka kehamilan adalah suatu keadaan 
diabetogenik. } 
=> Faktor resiko terjadinya diabetes mellitus 
gestasional yaitu: 
usia tua,etnik, obesitas, multiparitas, riwayat 
keluarga, dan riwayat gestasional terdahulu.
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan : 
Riwayat diabetes dalam keluarga 
Umur 
Jenis kelamin 
Faktor risiko yang dapat dikendalikan: 
Kegemukan 
Tekanan darah tinggi 
Kadar kolesterol 
Toleransi glukosa terganggu 
Kurang gerak
1) DM Tipe I 
Terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan 
insulin karena sel-sel pankreas telah dihancurkan oleh 
proses autoimun. Glukosa yang berasal dari makanan 
tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada 
dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia 
postprandial (sesudah makan). 
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, 
ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa 
yang tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut 
diekskresikan dalam urin (glukosuria). Ekskresi ini akan 
disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit yang 
berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. 
Pasien mengalami peningkatan dalam berkemih 
(poliuria) dan rasa haus (polidipsi).
2). DM Tipe II 
Resistensi insulin menyebabkan kemampuan insulin 
menurunkan kadar gula darah menjadi tumpul. Akibatnya 
pankreas harus mensekresi insulin lebih banyak untuk 
mengatasi kadar gula darah. Pada tahap awal ini, kemungkinan 
individu tersebut akan mengalami gangguan toleransi glukosa, 
tetapi belum memenuhi kriteria sebagai penyandang diabetes 
mellitus. 
Kondisi resistensi insulin akan berlanjut dan semakin 
bertambah berat, sementara pankreas tidak mampu lagi terus 
menerus meningkatkan kemampuan sekresi insulin yang cukup 
untuk mengontrol gula darah. Peningkatan produksi glukosa 
hati, penurunan pemakaian glukosa oleh otot dan lemak 
berperan atas terjadinya hiperglikemia kronik saat puasa dan 
setelah makan. Akhirnya sekresi insulin oleh beta sel pankreas 
akan menurun dan kenaikan kadar gula darah semakin 
bertambah berat.
3) DM Gestasional 
Terjadi pada wanita yang tidak menderita 
diabetes sebelum kehamilannya.Hiperglikemia 
terjadi selama kehamilan akibat sekresi 
hormone-hormon plasenta. Sesudah 
melahirkan bayi, kadar glukosa darah pada 
wanita yang menderita diabetes gestasional 
akan kembali normal.
=> POLI URIN 
Peningkatan Glukosa menyebabkan terjadinya 
diuresis Osmotik, Glukosa yang tinggi pada sistem 
filtrasi sehingga mengurangi reabsobsi cairan 
tubulus. Efek keseluruhannya adalah kehilangan 
cairan yang sangat besar dalam urin 
=> POLI FAGIA 
Penggunaan glukosa yag tidak efektif didalam sel, 
sehingga sel kekurangan makanan, sinyal lapar 
dikirimkan ke pusat lapar dan meningkatkan intake 
asupan makanan.
=> POLI DIPSI 
Akibat diuresis osmotik dalam sistem 
perkemihan, sel mengalami dehidarasi dan 
memberikan sinyal haus, ini menyebabkan 
asupan cairan meningkat. 
Gejala lain yg sering timbul : 
Pandangan kabur, sering berganti ukuran 
kacamata 
Kesemutan 
Luka yang lama sembuh 
Penurunan berat badan yang tidak jelas 
sebabnya
Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan 
apabila ada keluhan khas DM berupa poliuria, 
polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang 
tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Keluhan lain 
yang mungkin disampaikan penderita antara lain 
badan terasa lemah, sering kesemutan, gatal-gatal, 
mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus 
vulvae pada wanita. 
Apabila ada keluhan khas, hasil pemeriksaan kadar 
glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl sudah cukup 
untuk menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan 
kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dl juga dapat 
digunakan sebagai patokan diagnosis DM. Untuk lebih 
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Untuk kelompok tanpa keluhan khas, hasil pemeriksaan 
kadar glukosa darah abnormal tinggi (hiperglikemia) satu 
kali saja tidak cukup kuat untuk menegakkan diagnosis DM. 
Diperlukan konfirmasi atau pemastian lebih lanjut dengan 
mendapatkan paling tidak satu kali lagi kadar gula darah 
sewaktu yang abnormal tinggi (>200 mg/dL) pada hari lain, 
kadar glukosa darah puasa yang abnormal tinggi (>126 
mg/dL), atau dari hasil uji toleransi glukosa oral didapatkan 
kadar glukosa darah paska pembebanan >200 mg/dL.
Penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan akhir untuk 
menurunkan morbiditas dan mortalitas DM, yang secara 
spesifik ditujukan untuk mencapai 2 target utama, yaitu: 
1. Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran 
normal 
2. Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya 
komplikasi diabetes. 
The American Diabetes Association (ADA) 
merekomendasikan beberapa parameter yang dapat 
digunakan untuk menilai keberhasilan penatalaksanaan 
diabetes.
Berikut adalah target penatalaksanaan DM
Pada dasarnya ada dua pendekatan dalam 
penatalaksanaan diabetes : 
1. pendekatan tanpa obat (Terapi tanpa obat) 
2. pendekatan dengan obat (Terapi obat). 
Dalam penatalaksanaan DM, langkah pertama yang harus 
dilakukan adalah penatalaksanaan tanpa obat berupa 
pengaturan diet dan olah raga. Apabila dengan langkah 
pertama ini tujuan penatalaksanaan belum tercapai, dapat 
dikombinasikan dengan langkah farmakologis berupa terapi 
insulin atau terapi obat hipoglikemik oral, atau kombinasi 
keduanya. 
Bersamaan dengan itu, apa pun langkah penatalaksanaan 
yang diambil, satu faktor yang tak boleh ditinggalkan 
adalah penyuluhan atau konseling pada penderita diabetes 
oleh para praktisi kesehatan, baik dokter, apoteker, ahli gizi 
maupun tenaga medis lainnya.
1. Terapi tanpa obat 
A. Pengaturan Diet 
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan 
penatalaksanaan diabetes. Diet yang 
dianjurkan adalah makanan dengan komposisi 
yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein 
dan lemak. 
Penurunan berat badan telah dibuktikan dapat 
mengurangi resistensi insulin dan 
memperbaiki respons sel-sel β terhadap 
stimulus glukosa
B. Olah Raga 
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan 
dan menjaga kadar gula darah tetap normal. 
Olahraga yang disarankan adalah yang bersifat 
CRIPE (Continuous, Rhytmical, Interval, 
Progressive, Endurance Training). 
dengan Olah raga akan memperbanyak jumlah 
dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin 
dalam tubuh dan juga meningkatkan 
penggunaan glukosa.
2. Terapi Obat 
Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat 
(pengaturan diet dan olah raga) belum berhasil 
mengendalikan kadar glukosa darah penderita, 
maka perlu dilakukan langkah berikutnya 
berupa penatalaksanaan terapi obat, baik 
dalam bentuk terapi obat hipoglikemik oral, 
terapi insulin, atau kombinasi keduanya.
A. Terapi Insulin 
Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi 
penderita DM Tipe 1. Pada DM Tipe I, sel-sel β 
Langerhans kelenjar pankreas penderita rusak, 
sehingga tidak lagi dapat memproduksi insulin. 
Sebagai penggantinya, maka penderita DM Tipe I 
harus mendapat insulin eksogen untuk membantu 
agar metabolisme karbohidrat di dalam tubuhnya 
dapat berjalan normal. Walaupun sebagian besar 
penderita DM Tipe 2 tidak memerlukan terapi 
insulin, namun hampir 30% ternyata memerlukan 
terapi insulin disamping terapi hipoglikemik oral.
=>> Mekanisme Kerja Insulin 
Insulin mempunyai peran yang sangat penting 
dan luas dalam pengendalian metabolisme. Insulin 
yang disekresikan oleh sel-sel β pankreas akan 
langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena 
porta, yang kemudian akan didistribusikan ke 
seluruh tubuh melalui peredaran darah. 
Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal 
adalah membantu transpor glukosa dari darah ke 
dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan 
glukosa darah tidak dapat atau terhambat masuk 
ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan 
meningkat, dan sebaliknya sel-sel tubuh 
kekurangan bahan sumber energi sehingga tidak 
dapat memproduksi energi sebagaimana 
seharusnya.
 =>> PRINSIP TERAPI INSULIN 
 1. Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi 
insulin endogen oleh sel-sel β kelenjar pankreas tidak ada atau hampir tidak 
ada. 
 2. Penderita DM Tipe 2 tertentu kemungkinan juga membutuhkan terapi insulin 
apabila terapi lain yang diberikan tidak dapat mengendalikan kadar glukosa 
darah 
 3. Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark 
miokard akut atau stroke 
 4. DM Gestasional dan penderita DM yang hamil membutuhkan terapi insulin, 
apabila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah. 
 5. Ketoasidosis diabetik 
 6. Insulin seringkali diperlukan pada pengobatan sindroma hiperglikemia 
hiperosmolar non-ketotik. 
 7. Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan 
suplemen tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, 
secara bertahap memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar 
glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika 
terjadi peningkatan kebutuhan insulin. 
 8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat 
 9. Kontra indikasi atau alergi terhadap OHO
B. Terapi Obat Hipoglikemik Oral (OHO) 
Obat-obat hipoglikemik oral terutama ditujukan 
untuk membantu penanganan pasien DM Tipe II. 
Pemilihan obat hipoglikemik oral yang tepat 
sangat menentukan keberhasilan terapi diabetes. 
Bergantung pada tingkat keparahan penyakit dan 
kondisi pasien, farmakoterapi hipoglikemik oral 
dapat dilakukan dengan menggunakan satu jenis 
obat atau kombinasi dari dua jenis obat. Pemilihan 
dan penentuan rejimen hipoglikemik yang 
digunakan harus mempertimbangkan tingkat 
keparahan diabetes (tingkat glikemia) serta 
kondisi kesehatan pasien secara umum termasuk 
penyakit-penyakit lain dan komplikasi yang ada.
 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penggunaan 
Obat Hipoglikemik Oral : 
 1. Dosis selalu harus dimulai dengan dosis rendah 
yang kemudian dinaikkan secara bertahap. 
 2. Harus diketahui betul bagaimana cara kerja, lama 
kerja dan efek samping obat-obat tersebut. 
 3. Bila diberikan bersama obat lain, pikirkan 
kemungkinan adanya interaksi obat. 
 4. Pada kegagalan sekunder terhadap obat 
hipoglikemik oral, usahakanlah menggunakan obat 
oral golongan lain, bila gagal lagi, baru 
pertimbangkan untuk beralih pada insulin. 
 5. Hipoglikemia harus dihindari terutama pada 
penderita lanjut usia, oleh sebab itu sebaiknya obat 
hipoglikemik oral yang bekerja jangka panjang tidak 
diberikan pada penderita lanjut usia. 
 6. Usahakan agar harga obat terjangkau oleh penderita.
C. Terapi Kombinasi 
Pada keadaan tertentu diperlukan terapi 
kombinasi dari beberapa OHO atau OHO dengan 
insulin. Kombinasi yang umum adalah antara 
golongan sulfonilurea dengan biguanida. 
Sulfonilurea akan mengawali dengan merangsang 
sekresi pankreas yang memberikan kesempatan 
untuk senyawa biguanida bekerja efektif. Kedua 
golongan obat hipoglikemik oral ini memiliki efek 
terhadap sensitivitas reseptor insulin, sehingga 
kombinasi keduanya mempunyai efek saling 
menunjang. Pengalaman menunjukkan bahwa 
kombinasi kedua golongan ini dapat efektif pada 
banyak penderita diabetes yang sebelumnya tidak 
bermanfaat bila dipakai sendiri-sendiri.
Diabetes millitus   tugas kelompok mata kuliah farmakologi

More Related Content

What's hot

Terapi farmakologi Diabete Mellitus
Terapi farmakologi Diabete MellitusTerapi farmakologi Diabete Mellitus
Terapi farmakologi Diabete MellitusTrie Marcory
 
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
Pharmaclass 4   dm-dikonversiPharmaclass 4   dm-dikonversi
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
SarjonoNew
 
Power Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula DarahPower Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula DarahFirdika Arini
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
Aulia Kauri
 
DIABETES MELITUS
DIABETES MELITUSDIABETES MELITUS
DIABETES MELITUS
Muhammad Nasrullah
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulin
dian dian
 
Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...
Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...
Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...RaQa DhuaFa
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
SyahrilSahuddin
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitus
SofiaNofianti
 
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Novita S
 
Diabetes Melitus
Diabetes MelitusDiabetes Melitus
Diabetes Melitus
Ayu Kristiningrum
 
Asuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yaniAsuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yani
Kampus-Sakinah
 
Gastisional diabetes mellitus (GDM) dengan SAP
Gastisional diabetes mellitus (GDM) dengan SAPGastisional diabetes mellitus (GDM) dengan SAP
Gastisional diabetes mellitus (GDM) dengan SAP
Indonesian Christian University of Maluku
 

What's hot (19)

Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus Tipe 1Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus Tipe 1
 
Terapi farmakologi Diabete Mellitus
Terapi farmakologi Diabete MellitusTerapi farmakologi Diabete Mellitus
Terapi farmakologi Diabete Mellitus
 
Askep dm AKPER PEMDA MUNA
Askep dm AKPER PEMDA MUNA Askep dm AKPER PEMDA MUNA
Askep dm AKPER PEMDA MUNA
 
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
Pharmaclass 4   dm-dikonversiPharmaclass 4   dm-dikonversi
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
 
Diabetes mellitus
Diabetes mellitusDiabetes mellitus
Diabetes mellitus
 
Power Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula DarahPower Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula Darah
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
 
DIABETES MELITUS
DIABETES MELITUSDIABETES MELITUS
DIABETES MELITUS
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulin
 
Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...
Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...
Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitus
 
Diabetes melitus tipe 1
Diabetes melitus tipe 1Diabetes melitus tipe 1
Diabetes melitus tipe 1
 
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Diabetes Melitus
Diabetes MelitusDiabetes Melitus
Diabetes Melitus
 
Asuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yaniAsuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yani
 
Gastisional diabetes mellitus (GDM) dengan SAP
Gastisional diabetes mellitus (GDM) dengan SAPGastisional diabetes mellitus (GDM) dengan SAP
Gastisional diabetes mellitus (GDM) dengan SAP
 

Viewers also liked

Terminology turbocharges your translation: From my archive before TaaS ;-)
Terminology turbocharges your translation: From my archive before TaaS ;-)Terminology turbocharges your translation: From my archive before TaaS ;-)
Terminology turbocharges your translation: From my archive before TaaS ;-)Tatjana Gornostaja
 
Cristina Toteanu Pielonefrita acuta
Cristina Toteanu Pielonefrita acutaCristina Toteanu Pielonefrita acuta
Cristina Toteanu Pielonefrita acuta
cristina_toteanu
 
ПНИПУ
ПНИПУПНИПУ
ПНИПУ
mekmekmek
 
Coupling Language and Knowledge via e-Service Ecosystem
Coupling Language and Knowledge via e-Service EcosystemCoupling Language and Knowledge via e-Service Ecosystem
Coupling Language and Knowledge via e-Service Ecosystem
Tatjana Gornostaja
 
Toteanu Cristina Transplantul cardiac
Toteanu Cristina Transplantul cardiacToteanu Cristina Transplantul cardiac
Toteanu Cristina Transplantul cardiac
cristina_toteanu
 
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012Perbedaan persamaan cpob 2006-2012
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012
Anna Lisstya
 
Cristina_Toteanu By-pass-ul aorto-coronarian
Cristina_Toteanu By-pass-ul aorto-coronarianCristina_Toteanu By-pass-ul aorto-coronarian
Cristina_Toteanu By-pass-ul aorto-coronarian
cristina_toteanu
 
Language meets Knowledge in Digital Content Management
Language meets Knowledge in Digital Content ManagementLanguage meets Knowledge in Digital Content Management
Language meets Knowledge in Digital Content Management
Tatjana Gornostaja
 
Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfar
Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfarPpt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfar
Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfar
Anna Lisstya
 
Makalah farmakologi- digoksin- analistiana farmasi -2014
Makalah farmakologi-  digoksin- analistiana farmasi -2014Makalah farmakologi-  digoksin- analistiana farmasi -2014
Makalah farmakologi- digoksin- analistiana farmasi -2014
Anna Lisstya
 
asam karboksilat dan turunannya - kimia organik - D3farmasi
asam karboksilat dan turunannya - kimia organik -  D3farmasi asam karboksilat dan turunannya - kimia organik -  D3farmasi
asam karboksilat dan turunannya - kimia organik - D3farmasi
Anna Lisstya
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Anna Lisstya
 

Viewers also liked (14)

Terminology turbocharges your translation: From my archive before TaaS ;-)
Terminology turbocharges your translation: From my archive before TaaS ;-)Terminology turbocharges your translation: From my archive before TaaS ;-)
Terminology turbocharges your translation: From my archive before TaaS ;-)
 
Cristina Toteanu Pielonefrita acuta
Cristina Toteanu Pielonefrita acutaCristina Toteanu Pielonefrita acuta
Cristina Toteanu Pielonefrita acuta
 
ПНИПУ
ПНИПУПНИПУ
ПНИПУ
 
Coupling Language and Knowledge via e-Service Ecosystem
Coupling Language and Knowledge via e-Service EcosystemCoupling Language and Knowledge via e-Service Ecosystem
Coupling Language and Knowledge via e-Service Ecosystem
 
Case utah
Case utahCase utah
Case utah
 
dompdf_out (2)
dompdf_out (2)dompdf_out (2)
dompdf_out (2)
 
Toteanu Cristina Transplantul cardiac
Toteanu Cristina Transplantul cardiacToteanu Cristina Transplantul cardiac
Toteanu Cristina Transplantul cardiac
 
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012Perbedaan persamaan cpob 2006-2012
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012
 
Cristina_Toteanu By-pass-ul aorto-coronarian
Cristina_Toteanu By-pass-ul aorto-coronarianCristina_Toteanu By-pass-ul aorto-coronarian
Cristina_Toteanu By-pass-ul aorto-coronarian
 
Language meets Knowledge in Digital Content Management
Language meets Knowledge in Digital Content ManagementLanguage meets Knowledge in Digital Content Management
Language meets Knowledge in Digital Content Management
 
Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfar
Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfarPpt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfar
Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfar
 
Makalah farmakologi- digoksin- analistiana farmasi -2014
Makalah farmakologi-  digoksin- analistiana farmasi -2014Makalah farmakologi-  digoksin- analistiana farmasi -2014
Makalah farmakologi- digoksin- analistiana farmasi -2014
 
asam karboksilat dan turunannya - kimia organik - D3farmasi
asam karboksilat dan turunannya - kimia organik -  D3farmasi asam karboksilat dan turunannya - kimia organik -  D3farmasi
asam karboksilat dan turunannya - kimia organik - D3farmasi
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 

Similar to Diabetes millitus tugas kelompok mata kuliah farmakologi

DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxDOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
SriRiaranti
 
Materi penyuluhan
Materi penyuluhanMateri penyuluhan
Materi penyuluhan
Siti Khalilah
 
Diabetes Militus
Diabetes MilitusDiabetes Militus
Diabetes Militus
Fransiska Oktafiani
 
Lp dm
Lp dmLp dm
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinOperator Warnet Vast Raha
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
Menanti Senja
 
farmakoterapi penyakit DM.pptx
farmakoterapi penyakit DM.pptxfarmakoterapi penyakit DM.pptx
farmakoterapi penyakit DM.pptx
NurulHidayatiListyan
 
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
AllyaNurKhalifah1
 
Askep dm
Askep dmAskep dm
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes MellitusKonsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Aceh Cyber Team (Act-Crew)
 
Dm gestasional
Dm gestasionalDm gestasional
Dm gestasional
Tikaa II
 
Dm gestasional
Dm gestasionalDm gestasional
Dm gestasional
Tikaa II
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militusanggo888
 
Fitoterapi Diabetes
Fitoterapi DiabetesFitoterapi Diabetes
Fitoterapi Diabetes
rania afifa
 
PPT DM.pptx
PPT DM.pptxPPT DM.pptx
PPT DM.pptx
huhohumetal
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
Septian Muna Barakati
 

Similar to Diabetes millitus tugas kelompok mata kuliah farmakologi (20)

DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxDOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
 
Materi penyuluhan
Materi penyuluhanMateri penyuluhan
Materi penyuluhan
 
Diabetes Militus
Diabetes MilitusDiabetes Militus
Diabetes Militus
 
Lp dm
Lp dmLp dm
Lp dm
 
Dm AKPER PEMKAB MUNA
Dm AKPER PEMKAB MUNA Dm AKPER PEMKAB MUNA
Dm AKPER PEMKAB MUNA
 
Santi askep dm
Santi askep dmSanti askep dm
Santi askep dm
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
 
farmakoterapi penyakit DM.pptx
farmakoterapi penyakit DM.pptxfarmakoterapi penyakit DM.pptx
farmakoterapi penyakit DM.pptx
 
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
 
Askep dm
Askep dmAskep dm
Askep dm
 
Ppt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetesPpt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetes
 
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes MellitusKonsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
 
Dm gestasional
Dm gestasionalDm gestasional
Dm gestasional
 
Dm gestasional
Dm gestasionalDm gestasional
Dm gestasional
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militus
 
Fitoterapi Diabetes
Fitoterapi DiabetesFitoterapi Diabetes
Fitoterapi Diabetes
 
PPT DM.pptx
PPT DM.pptxPPT DM.pptx
PPT DM.pptx
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 

Recently uploaded

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 

Recently uploaded (20)

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 

Diabetes millitus tugas kelompok mata kuliah farmakologi

  • 1. DIII FARMASI – 2014 – UNIVERSITAS PEKALONGAN
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5. Insulin ~ Insulin meningkatkan transportasi glukosa didalam darah untuk digunakan sel target. ~ Bila ada kelebihan energi glukosa didalam darah tersebut akan di simpan didalam hati dan otot dalam bentuk glikogen yang akan selanjutnya akan diubah menjadi energi bila dibutuhkan ~ Insulin juga meningkatkan penyimpanan serta sintesi protein dan lemak
  • 6.
  • 7. Pada dasarnya bila tidak ada glukosa di dalam tubuh kebanyakan jaringan masih bisa menggunakan lemak dan protein menjadi energi. Namun Glukosa adalah satu- satunya bahan makanan yang dapat digunakan oleh otak, retina, epitel germinal gonad
  • 8. DM Tipe 1 DM Tipe 2 DM Tipe Lain DM Gestasional
  • 9. => Terjadi akibat kurangnya insulin yang diproduksi oleh sel Beta Pankreas => Diakibatkan oleh: 1. Infeksi Virus 2. Kelainan Autoimun 3. Herediter  menyebabkan degenaratif sel beta, bahkan tanpa adanya virus atau penyakit autoimun.
  • 10. Penderita DM tipe 2: Glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel karena sel resisten terhadap insulin. Pada Orang normal: Glukosa dapat masuk ke dalam sel dengan mudah.
  • 11.
  • 12. => Karena terjadi peningkatan sekresi beberapa hormone yang mempunyai efek metabolic terhadap toleransi glukosa, {maka kehamilan adalah suatu keadaan diabetogenik. } => Faktor resiko terjadinya diabetes mellitus gestasional yaitu: usia tua,etnik, obesitas, multiparitas, riwayat keluarga, dan riwayat gestasional terdahulu.
  • 13. Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan : Riwayat diabetes dalam keluarga Umur Jenis kelamin Faktor risiko yang dapat dikendalikan: Kegemukan Tekanan darah tinggi Kadar kolesterol Toleransi glukosa terganggu Kurang gerak
  • 14. 1) DM Tipe I Terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria). Ekskresi ini akan disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Pasien mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsi).
  • 15. 2). DM Tipe II Resistensi insulin menyebabkan kemampuan insulin menurunkan kadar gula darah menjadi tumpul. Akibatnya pankreas harus mensekresi insulin lebih banyak untuk mengatasi kadar gula darah. Pada tahap awal ini, kemungkinan individu tersebut akan mengalami gangguan toleransi glukosa, tetapi belum memenuhi kriteria sebagai penyandang diabetes mellitus. Kondisi resistensi insulin akan berlanjut dan semakin bertambah berat, sementara pankreas tidak mampu lagi terus menerus meningkatkan kemampuan sekresi insulin yang cukup untuk mengontrol gula darah. Peningkatan produksi glukosa hati, penurunan pemakaian glukosa oleh otot dan lemak berperan atas terjadinya hiperglikemia kronik saat puasa dan setelah makan. Akhirnya sekresi insulin oleh beta sel pankreas akan menurun dan kenaikan kadar gula darah semakin bertambah berat.
  • 16. 3) DM Gestasional Terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya.Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormone-hormon plasenta. Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah pada wanita yang menderita diabetes gestasional akan kembali normal.
  • 17. => POLI URIN Peningkatan Glukosa menyebabkan terjadinya diuresis Osmotik, Glukosa yang tinggi pada sistem filtrasi sehingga mengurangi reabsobsi cairan tubulus. Efek keseluruhannya adalah kehilangan cairan yang sangat besar dalam urin => POLI FAGIA Penggunaan glukosa yag tidak efektif didalam sel, sehingga sel kekurangan makanan, sinyal lapar dikirimkan ke pusat lapar dan meningkatkan intake asupan makanan.
  • 18. => POLI DIPSI Akibat diuresis osmotik dalam sistem perkemihan, sel mengalami dehidarasi dan memberikan sinyal haus, ini menyebabkan asupan cairan meningkat. Gejala lain yg sering timbul : Pandangan kabur, sering berganti ukuran kacamata Kesemutan Luka yang lama sembuh Penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya
  • 19. Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan apabila ada keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Keluhan lain yang mungkin disampaikan penderita antara lain badan terasa lemah, sering kesemutan, gatal-gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulvae pada wanita. Apabila ada keluhan khas, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dl juga dapat digunakan sebagai patokan diagnosis DM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
  • 20. Untuk kelompok tanpa keluhan khas, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah abnormal tinggi (hiperglikemia) satu kali saja tidak cukup kuat untuk menegakkan diagnosis DM. Diperlukan konfirmasi atau pemastian lebih lanjut dengan mendapatkan paling tidak satu kali lagi kadar gula darah sewaktu yang abnormal tinggi (>200 mg/dL) pada hari lain, kadar glukosa darah puasa yang abnormal tinggi (>126 mg/dL), atau dari hasil uji toleransi glukosa oral didapatkan kadar glukosa darah paska pembebanan >200 mg/dL.
  • 21. Penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas DM, yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai 2 target utama, yaitu: 1. Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal 2. Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes. The American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
  • 22. Berikut adalah target penatalaksanaan DM
  • 23. Pada dasarnya ada dua pendekatan dalam penatalaksanaan diabetes : 1. pendekatan tanpa obat (Terapi tanpa obat) 2. pendekatan dengan obat (Terapi obat). Dalam penatalaksanaan DM, langkah pertama yang harus dilakukan adalah penatalaksanaan tanpa obat berupa pengaturan diet dan olah raga. Apabila dengan langkah pertama ini tujuan penatalaksanaan belum tercapai, dapat dikombinasikan dengan langkah farmakologis berupa terapi insulin atau terapi obat hipoglikemik oral, atau kombinasi keduanya. Bersamaan dengan itu, apa pun langkah penatalaksanaan yang diambil, satu faktor yang tak boleh ditinggalkan adalah penyuluhan atau konseling pada penderita diabetes oleh para praktisi kesehatan, baik dokter, apoteker, ahli gizi maupun tenaga medis lainnya.
  • 24. 1. Terapi tanpa obat A. Pengaturan Diet Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak. Penurunan berat badan telah dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respons sel-sel β terhadap stimulus glukosa
  • 25. B. Olah Raga Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal. Olahraga yang disarankan adalah yang bersifat CRIPE (Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance Training). dengan Olah raga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.
  • 26. 2. Terapi Obat Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olah raga) belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu dilakukan langkah berikutnya berupa penatalaksanaan terapi obat, baik dalam bentuk terapi obat hipoglikemik oral, terapi insulin, atau kombinasi keduanya.
  • 27. A. Terapi Insulin Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita DM Tipe 1. Pada DM Tipe I, sel-sel β Langerhans kelenjar pankreas penderita rusak, sehingga tidak lagi dapat memproduksi insulin. Sebagai penggantinya, maka penderita DM Tipe I harus mendapat insulin eksogen untuk membantu agar metabolisme karbohidrat di dalam tubuhnya dapat berjalan normal. Walaupun sebagian besar penderita DM Tipe 2 tidak memerlukan terapi insulin, namun hampir 30% ternyata memerlukan terapi insulin disamping terapi hipoglikemik oral.
  • 28. =>> Mekanisme Kerja Insulin Insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas dalam pengendalian metabolisme. Insulin yang disekresikan oleh sel-sel β pankreas akan langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena porta, yang kemudian akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat, dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi sehingga tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya.
  • 29.  =>> PRINSIP TERAPI INSULIN  1. Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin endogen oleh sel-sel β kelenjar pankreas tidak ada atau hampir tidak ada.  2. Penderita DM Tipe 2 tertentu kemungkinan juga membutuhkan terapi insulin apabila terapi lain yang diberikan tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah  3. Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut atau stroke  4. DM Gestasional dan penderita DM yang hamil membutuhkan terapi insulin, apabila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.  5. Ketoasidosis diabetik  6. Insulin seringkali diperlukan pada pengobatan sindroma hiperglikemia hiperosmolar non-ketotik.  7. Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin.  8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat  9. Kontra indikasi atau alergi terhadap OHO
  • 30.
  • 31. B. Terapi Obat Hipoglikemik Oral (OHO) Obat-obat hipoglikemik oral terutama ditujukan untuk membantu penanganan pasien DM Tipe II. Pemilihan obat hipoglikemik oral yang tepat sangat menentukan keberhasilan terapi diabetes. Bergantung pada tingkat keparahan penyakit dan kondisi pasien, farmakoterapi hipoglikemik oral dapat dilakukan dengan menggunakan satu jenis obat atau kombinasi dari dua jenis obat. Pemilihan dan penentuan rejimen hipoglikemik yang digunakan harus mempertimbangkan tingkat keparahan diabetes (tingkat glikemia) serta kondisi kesehatan pasien secara umum termasuk penyakit-penyakit lain dan komplikasi yang ada.
  • 32.
  • 33.  Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penggunaan Obat Hipoglikemik Oral :  1. Dosis selalu harus dimulai dengan dosis rendah yang kemudian dinaikkan secara bertahap.  2. Harus diketahui betul bagaimana cara kerja, lama kerja dan efek samping obat-obat tersebut.  3. Bila diberikan bersama obat lain, pikirkan kemungkinan adanya interaksi obat.  4. Pada kegagalan sekunder terhadap obat hipoglikemik oral, usahakanlah menggunakan obat oral golongan lain, bila gagal lagi, baru pertimbangkan untuk beralih pada insulin.  5. Hipoglikemia harus dihindari terutama pada penderita lanjut usia, oleh sebab itu sebaiknya obat hipoglikemik oral yang bekerja jangka panjang tidak diberikan pada penderita lanjut usia.  6. Usahakan agar harga obat terjangkau oleh penderita.
  • 34. C. Terapi Kombinasi Pada keadaan tertentu diperlukan terapi kombinasi dari beberapa OHO atau OHO dengan insulin. Kombinasi yang umum adalah antara golongan sulfonilurea dengan biguanida. Sulfonilurea akan mengawali dengan merangsang sekresi pankreas yang memberikan kesempatan untuk senyawa biguanida bekerja efektif. Kedua golongan obat hipoglikemik oral ini memiliki efek terhadap sensitivitas reseptor insulin, sehingga kombinasi keduanya mempunyai efek saling menunjang. Pengalaman menunjukkan bahwa kombinasi kedua golongan ini dapat efektif pada banyak penderita diabetes yang sebelumnya tidak bermanfaat bila dipakai sendiri-sendiri.