SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Matematika Dasar
Teori Himpunan
Relasi
Logika
Graph
kelompok : Hilyas Nugraha 12651081
Valdi Adrian Abrar 12651086
Nur Rohman 12651102
Teori Himpunan
 Himpunan adalah kumpulan dari obyek. Contoh :
kumpulan dari 4 huruf a,b,c dan d merupakan
himpunan, dimana ditulis sbb:
L = { a, b, c, d }
Untuk mengindikasikan bahwa x merupakan
anggota dari himpunan S, kita tulis x ∈ S,
sedang y bukan merupakan anggota himpunan S,
kita tulis y ∉ S
Cara Penulisan Himpunan
 Mendaftarkan semua anggotanya
Contoh:
A = {a,e,i,o,u}
B = {2,3,5,7,11,13,17,19}
 Menyatakan sifat yang dimiliki anggotanya
Contoh:
A = Himpunan vokal dalam abjad latin
B = Himpunan bilangan prima yang kurang dari 20
 Menggunakan notasi pembentuk himpunan
Contoh:
P = {x | x himpunan bilangan asli antara 7 dan 15}
(Maksudnya P = {8,9,10,11,12,13,14})
Q = { t | t biangan asli}
(Maksudnya Q = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,…}
Definisi – Definisi dari Teori
Himpunan
Himpunan Universal : seluruh elemen yang mungkin
ada U = { 1 , … , 10 }
Definisi-definisi pada Teori
Himpunan
 Himpunan bagian (subset)
Jika setiap anggota himpunan A juga merupakan
anggota dari himpunan B, maka dapat dikatakan
bahwa A merupakan ‘himpunan bagian’ dari B, maka
ditulis A ⊆ B.
 Contoh : A = {1,3,5} dan B = {0,1,2,3,4,5,6}. Maka A⊆B.
Definisi-definisi pada Teori
Himpunan
 Himpunan disjoint
Jika setiap anggota himpunan A bukan
merupakan anggota dari himpunan B, maka dapat
dikatakan bahwa A bukan merupakan ‘himpunan
bagian’ dari B
 Contoh : A = {1,2,3} dan B = {5,6}. Maka A B = ∅
Definisi-definisi pada Teori
Himpunan
 Himpunan Kosong
Merupakan himpunan yang tidak mempunyai
anggota, dilambangkan dengan “∅” atau { }
∅ = {}
S ∪ ∅ = S
S ∩ ∅ = ∅ ∅ = Universal set
S - ∅ = S
∅ - S = ∅
Definisi-definisi pada Teori
Himpunan
 Cardinalitas Himpunan
Untuk himpunan yang mempunyai nilai akhir
A = { 2, 5, 7 }
|A| = 3
(ukuran set/himpunan)
Definisi-definisi pada Teori
Himpunan
 Powersets
Powerset adalah Himpunan dalam himpunan
S = { a, b, c }
Powerset dari S = himpunan dari seluruh subsets S
Observasi:
2s ={Ø,{a},{b},{c},{a,b},{a,c},{b,c},{a,b,c}}
Operasi Himpunan
 Gabungan (Union)
Gabungan himpunan A dan B ditulis dengan A ∪
B adalah suatu himpunan yang anggotanya berada di
A atau berada di B.
Jadi A ∪ B = { x | x ∪ A atau x ∪ B }
 Contoh:
A = {1,2,3} dan B = {2,3,4,5}. Maka A ∪ B = {1,2,3,4,5}
Operasi Himpunan
 Irisan (Intersection)
Irisan himpunan A dan B ditulis dengan A B adalah
suatu himpunan yang anggotanya berada di A dan juga
berada di B.
Jadi A ∩ B = { x | x ∩ A dan x ∩ B }
Contoh:
A = {1,2,3} dan B = {2,3,4,5}. Maka A ∩ B = {2,3}
Operasi Himpunan
 Selisih (Difference)
Selisih himpunan antara himpunan A dan
himpunan B ditulisdengan A–B, dimana himpunan
yang terdapat pada himpunan A tetapi tidak terdapat
pada himpunan B.
Jadi A-B = { x | x ∈ A atau x ∉ B }
Contoh :
A = {1,2,3} dan B = {2,3,4,5}. Maka A-B = {1}
Operasi Himpunan Komplemen
Komplemen dari A ditulis dengan “A“ adalah
himpunan yang anggotanya berada dalam himpunan
semesta tetapi bukan berada di A.
Jadi A = { x | x ∈ S, x ∉ A }
U={1,2,3,...7}. Jika A = {1,2,3} maka A = {4,5,6,7}
Cartesian Product
 Perkalian antar himpunan
A = { 2, 4 } B = { 2, 3, 5 }
A X B = { (2, 2), (2, 3), (2, 5), ( 4, 2), (4, 3), (4, 5) }
| A X B |= |A|.|B| → 2 . 3 → 6
Relasi
 Relasi antar himpunan S dan T adalah himpunan dari
pasangan berurutan (s,t)
dimana:
s ∈ S (s Anggota dari S)
t ∈ T
 Himpunan dari elemen pertama di sebut “DOMAIN”
dari relasi.
 Himpunan dari elemen kedua disebut “RANGE” dari
relasi.
 • Misal S={a,b,c,d,e} dan
 T={w,x,y,z}
 • Relasi yang terjadi:
 R={(a,y),(c,w),(c,z),(d,y)}
Logika adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan
penalaran (pemikiran yang masuk akal).
Logika matematika adalah ilmu yang digunakan untuk menentukan nilai
kebenaran dari suatu pernyataan atau penarikan kesimpulan berdasarkan aturan-
aturan dasar yang berlaku.
Logika
Dalam logika Matematika dikenal istilah:
• Kalimat pernyataan
• Kalimat bukan pernyataan
• Kalimat terbuka
Operasi logika & PERNYATAAN MAJEMUK
Pernyataan majemuk adalah pernyataan yang dibentuk dari beberapa pernyataan
tunggal yang dirangkai dengan menggunakan kata hubung dalam suatu operasi
logika. Beberapa operasi logika tersebut adalah :
a. Negasi (ingkaran/ tidak)
b. Disjungsi (atau)
c. Konjungsi (dan)
d. Implikasi (jika... maka...)
e. Biimplikasi (... jika dan hanya jika ...)
NEGASI
BIIMPLIKASI
DISJUNGSI
KONJUNGSI
IMPLIKASI
negasi
p ~p
B
S
S
B
Contoh:
p: 7 adalah bilangan prima , maka ~p: 7 bukan bilangan prima
q : 3+2 sama dengan 6 , maka ~q: 3+2 tidak sama dengan 6
Tabel kebenarannya :
Jika p merupakan sebuah pernyataan, maka ingkaran atau negasi dari p ditulis
dengan lambang ~p.
DISJUNGSI
p q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
B
B
S
qp
Disjungsi adalah gabungan dari dua pernyataan yang dirangkai dengan
menggunakan kata hubung atau.
Disjungsi pernyataan p dan pernyataan q, ditulis dengan lambang:
Disjungsi p ν q bernilai benar jika salah satu p atau q atau keduanya adalah benar;
disjungsi bernilai salah hanya jika p dan q bernilai salah. Tabel kebenaran disjungsi
sebagai berikut:
qp
dibaca p atau q
CONTOH disjungsi
p : Saya rajin belajar
q : Saya lulus UN
pvq : Saya rajin belajar atau saya lulus UN
p : 2 adalah bilangan prima
q : 2 adalah bilangan genap
pvq : 2 adalah bilangan prima atau 2 adalah bilangan genap
p : Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15
q : 15 adalah bilangan prima
pvq : Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15 atau 15 adalah bilangan prima
p : 15 adalah bilangan prima
q : Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15
pvq : 15 adalah bilangan prima atau faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15
p : 9 adalah bilangan prima
q : 9 adalah bilangan genap
pvq : 9 adalah bilangan prima atau 9 adalah bilangan genap
(benar)
(benar)
(benar)
(benar)
(salah)
(benar)
(salah)
(benar)
(benar)
(salah)
(salah)
(salah)
1.
2.
3.
4.
5.
p q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
S
Konjungsi
Konjungsi adalah pernyataan yang dibentuk dari dua pernyataan yang dirangkai
dengan kata hubung dan.
Konjungsi pernyataan p dan pernyataan q, ditulis dengan lambang:
qp Dibaca p dan q
Konjungsi bernilai benar jika p dan q keduanya adalah benar; konjungsi bernilai
salah jika salah satu p atau q (atau keduanya) adalah salah. Tabel kebenarannya
adalah:
qp
CONTOH Konjungsi
p : Pagi ini udaranya segar
q : Matahari bersinar terang
p˄q : Pagi ini udaranya segar dan matahari bersinar terang
p : 2 adalah bilangan prima
q : 2 adalah bilangan genap
p˄q : 2 adalah bilangan prima dan 2 adalah bilangan genap
p : Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15
q : 15 adalah bilangan prima
p˄q : Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15 dan 15 adalah bilangan prima
p : 15 adalah bilangan prima
q : Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15
p˄q : 15 adalah bilangan prima dan faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15
p : 9 adalah bilangan prima
q : 9 adalah bilangan genap
p˄q : 9 adalah bilangan prima dan 9 adalah bilangan genap
(benar)
(benar)
(benar)
(benar)
(salah)
(salah)
(salah)
(benar)
(salah)
(salah)
(salah)
(salah)
1.
2.
3.
4.
5.
IMPLIKASI
p q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
B
B
qp
Implikasi atau Kondisional adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari dua
pernyataan p dan pernyataan q dalam bentuk jika p maka q.
Implikasi jika p maka q ditulis dengan lambang:
qp
Dibaca jika p maka q atau
p hanya jika q
q jika p
p syarat cukup bagi q
q syarat perlu bagi p
Tabel kebenaran implikasi
adalah sebagai berikut:
CONTOH Implikasi
p : Kamu lulus ujian
q : Kamu diberi hadiah
: Jika kamu lulus ujian maka kamu diberi hadiah
p : 2 adalah bilangan genap
q : 2 + 3 adalah 5
: Jika 2 adalah bilangan genap maka 2 + 3 adalah 5
p : 2 adalah bilangan genap
q : 2 + 3 adalah 7
: Jika 2 adalah bilangan genap maka 2 + 3 adalah 7
p : 2 + 3 adalah 7
q : 2 adalah bilangan genap
: Jika 2 + 3 adalah 7 maka 2 adalah bilangan genap
p : 2 + 3 adalah 7
q : 2 adalah bilangan ganjil
: Jika 2 + 3 adalah 7 maka 2 adalah bilangan ganjil
(benar)
(benar)
(benar)
(benar)
(salah)
(salah)
(salah)
(benar)
(benar)
(salah)
(salah)
(benar)
1.
2.
3.
4.
5.
qp
qp
qp
qp
qp
BIIMPLIKASI
p q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
B
qp
Biimplikasi atau disebut juga Bikondisional adalah hubungan pernyataan-
pernyataan p dan q yang dituliskan sebagai berikut:
qp
dibaca :
p jika dan hanya jika q
Jika p maka q dan jika q maka p
p syarat perlu dan cukup bagi q
q syarat perlu dan cukup bagi p
Tabel kebenaran
CONTOH biImplikasi
p : Kucing termasuk karnivora
q : Kucing pemakan daging
: Kucing termasuk karnivora jika dan hanya jika kucing pemakan daging
(benar)
(benar)
(benar)
(benar)
(salah)
(salah)
(salah)
(benar)
(salah)
(salah)
(salah)
(benar)
1.
2.
3.
4.
5.
p : 2 adalah bilangan genap
q : 2 x 3 = 6
: 2 adalah bilangan genap jika dan hanya jika 2 x 3 = 6
p : 2 adalah bilangan genap
q : 2 x 3 = 5
: 2 adalah bilangan genap jika dan hanya jika 2 x 3 = 5
p : 2 adalah bilangan ganjil
q : 2 x 3 = 6
: 2 adalah bilangan ganjil jika dan hanya jika 2 x 3 = 6
p : 2 adalah bilangan ganjil
q : 2 x 3 = 5
: 2 adalah bilangan ganjil jika dan hanya jika 2 x 3 = 5
(benar)
(benar)
(benar)qp
qp
qp
qp
qp
Graph
Secara matematis, graph didefinisikan sebagai berikut:
Graph G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E) yang
dalam hal ini:
V = himpunan tidak-kosong dari simpul-simpul (vertices atau
node) = {v1,v2, ... , vn}
E = himpunan sisi (edges atau arcs) yang menghubungkan
sepasang simpul = {e1,e2, ..., en} atau dapat ditulis singkat notasi
G = (V,E)
Menyatakan bahwa V tidak boleh kosong, sedangkan E
boleh kosong. Jadi, sebuah graph dimngkinkan tidak
mempunyai sisi satu buah pun. Tetapi simpulnya harus
ada, minimal satu. Graph yang hanya mempunyai satu buat
simpul tanpa sebuah sisi pun dinamakan graf trivial.
Simpul pada graph dapat dinomori dengan huruf
seperti a, b, c, ..., dengan bilangan asli 1, 2, 3, ..., atau
gabungan keduanya. Sedangkan sisi yang menghubungkan
simpul vi dengan simpul vj dinyatakan dengan pasangan
(vi, vj) atau dengan lambang e1, e2, ... Dengan kata ain jika
e adalah sisi yang menghubungkan simpul vi dengan
vj, maka e dapat ditulis sebagai: e = (v1,vj)
Tiga buah graph (a) graph sederhana , (b) graph ganda dan
(c)graph semu
Gambar di atas memperlihatkan tiga buah graph G1,G2, dan G3. G1
adalah graph dengan himpunan simpul V dan himpunan E adalah
V = {1,2,3,4}
E = {(1,2),(1,3),(2,3),(2,4),(3,4)}
G2 adalah graph dengan himpunan simpul V dan himpunan sisi E adalah:
V = {1,2,3,4}
E = {(1,2),(2,3),(1,3),(1,3),(2,4),(3,4),(3,4)} -> Himpunan Ganda
= {e1,e2,e3,e4,e5,e6,e7}
G3 adalah graph dengan himpunan simpul V dan himpunan sisi E adalah:
V = {1,2,3,4}
E = {(1,2),(2,3),(1,3),(1,3),(2,4),(3,4),(3,4),(3,3)} -> Himpunan ganda
= {e1,e2,e3,e3,e4,e5,e6,e7,e8}
Pada G2, sisi e3 = (1,3) dan sisi e4 = (1,3) dinamakan sisi-ganda karena kedia sisi
ini menghubung dua buah simpul yang sama, yaitu simpul 1 dan simpul 3.
pada G3, sisi e8 = (3,3) dinamakan gelang atau loop karena ia berawal dan
berakhir pada simpul yang sama
Contoh Graph
 Misalkan :
V = {1,2,3,4} dan E = {e₁, e₂, e₃, e₄, e₅}
dengan ℓ didefinisikan sbb:
ℓ (e₁) = ℓ (e₅) = {1,2}
ℓ (e₂) = {4,3}
ℓ (e₃) = {1,3}
ℓ (e₄) = {2,4}
• Graph untuk G ={V,E} sbb:
Definisi-definisi dalam Graph
 Derajat dari node: derajat dari suatu node dihitung
dari jumlah busur yang terhubung dengan node itu.
Contoh derajat node 1 adalah 3.
 Grap terhubung: jika setiap pasang simpul x dan y,
terdapat lintasan dari simpul x ke simpul y.
 Panjang lintasan: banyaknya sisi yang dilalui lintasan
tsb.
Definisi-definisi dalam Graph
 Lintasan: urutan node, atau sisi yang dibentuk dari
satu simpul ke simpul yang lain (rangkaian node yang
terhubung dengan busur).
Definisi-definisi dalam Graph
 Path: lintasan dimana tidak ada node yang diulang
Definisi-definisi dalam Graph
 Sirkuit/cycle: lintasan yang memiliki node awal dan
node akhir yang sama (lintasan yang kembali ke node
awal).

More Related Content

What's hot

Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Fatma Qolbi
 
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsiSiti Khotijah
 
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 04
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens  - 04Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens  - 04
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 04KuliahKita
 
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskritRelasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskrithaqiemisme
 
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01KuliahKita
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02KuliahKita
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiaansyahrial
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)zachrison htg
 
Metode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematikaMetode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematikaDidik Sadianto
 
Context Free Grammar (CFG) Bagian 2 - Materi 7 - TBO
Context Free Grammar (CFG) Bagian 2 - Materi 7 - TBOContext Free Grammar (CFG) Bagian 2 - Materi 7 - TBO
Context Free Grammar (CFG) Bagian 2 - Materi 7 - TBOahmad haidaroh
 
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusEman Mendrofa
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
 
Contoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi BinerContoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi Binersiska sri asali
 
CFG dan PARSING - P 5 - Teknik Kompilasi
CFG dan PARSING - P 5 - Teknik KompilasiCFG dan PARSING - P 5 - Teknik Kompilasi
CFG dan PARSING - P 5 - Teknik Kompilasiahmad haidaroh
 
Teori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataTeori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataBanta Cut
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBHyronimus Lado
 
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Arvina Frida Karela
 

What's hot (20)

Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
 
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
 
relasi himpunan
relasi himpunanrelasi himpunan
relasi himpunan
 
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 04
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens  - 04Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens  - 04
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 04
 
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskritRelasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
 
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)
 
Metode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematikaMetode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematika
 
Bab 6 relasi
Bab 6 relasiBab 6 relasi
Bab 6 relasi
 
Context Free Grammar (CFG) Bagian 2 - Materi 7 - TBO
Context Free Grammar (CFG) Bagian 2 - Materi 7 - TBOContext Free Grammar (CFG) Bagian 2 - Materi 7 - TBO
Context Free Grammar (CFG) Bagian 2 - Materi 7 - TBO
 
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
Contoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi BinerContoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi Biner
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
 
CFG dan PARSING - P 5 - Teknik Kompilasi
CFG dan PARSING - P 5 - Teknik KompilasiCFG dan PARSING - P 5 - Teknik Kompilasi
CFG dan PARSING - P 5 - Teknik Kompilasi
 
Teori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataTeori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomata
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPB
 
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
 

Viewers also liked

Teori bahasa dan automata2
Teori bahasa dan automata2Teori bahasa dan automata2
Teori bahasa dan automata2Nurdin Al-Azies
 
Teori bahasa formal dan Otomata
Teori bahasa formal dan OtomataTeori bahasa formal dan Otomata
Teori bahasa formal dan OtomataRisal Fahmi
 
Teori bahasa otomata pertemuan 1
Teori bahasa otomata pertemuan 1Teori bahasa otomata pertemuan 1
Teori bahasa otomata pertemuan 1nhiyabelle
 
Teori bahasa otomata pertemuan 2
Teori bahasa otomata pertemuan 2Teori bahasa otomata pertemuan 2
Teori bahasa otomata pertemuan 2nhiyabelle
 

Viewers also liked (6)

Teori bahasa dan automata2
Teori bahasa dan automata2Teori bahasa dan automata2
Teori bahasa dan automata2
 
Teori bahasa formal dan Otomata
Teori bahasa formal dan OtomataTeori bahasa formal dan Otomata
Teori bahasa formal dan Otomata
 
2 alfabet dan string
2 alfabet dan string2 alfabet dan string
2 alfabet dan string
 
SLIDE KE:5 NFA
SLIDE KE:5 NFASLIDE KE:5 NFA
SLIDE KE:5 NFA
 
Teori bahasa otomata pertemuan 1
Teori bahasa otomata pertemuan 1Teori bahasa otomata pertemuan 1
Teori bahasa otomata pertemuan 1
 
Teori bahasa otomata pertemuan 2
Teori bahasa otomata pertemuan 2Teori bahasa otomata pertemuan 2
Teori bahasa otomata pertemuan 2
 

Similar to Teori otomata dan bahasa

kumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunan
kumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunankumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunan
kumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunansiska sri asali
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan LinearPersamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan LinearEman Mendrofa
 
powerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikapowerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikaSuryo Wedo Susilo
 
Himpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_realHimpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_realAchmad Syahyoudie
 
Pengurangan dan Pembagian Bilangan Cacah
Pengurangan dan Pembagian Bilangan CacahPengurangan dan Pembagian Bilangan Cacah
Pengurangan dan Pembagian Bilangan CacahDesy Aryanti
 
Materi Semester 2
Materi Semester 2Materi Semester 2
Materi Semester 2Surya Surya
 
Modul logika matematika
Modul logika matematikaModul logika matematika
Modul logika matematikaarif_baehaqi
 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Ajir Aja
 
Kel 1 bilangan
Kel 1 bilanganKel 1 bilangan
Kel 1 bilanganMas Becak
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
Persamaan dan Pertidaksamaan KuadratPersamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
Persamaan dan Pertidaksamaan KuadratHERYNUGROHO5
 

Similar to Teori otomata dan bahasa (20)

Teori himpunan
Teori himpunanTeori himpunan
Teori himpunan
 
kumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunan
kumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunankumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunan
kumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunan
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan LinearPersamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
 
powerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikapowerpoint logika matematika
powerpoint logika matematika
 
Pendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilanganPendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilangan
 
Himpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_realHimpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_real
 
Pengurangan dan Pembagian Bilangan Cacah
Pengurangan dan Pembagian Bilangan CacahPengurangan dan Pembagian Bilangan Cacah
Pengurangan dan Pembagian Bilangan Cacah
 
Materi Semester 2
Materi Semester 2Materi Semester 2
Materi Semester 2
 
R5 b kel 6
R5 b kel 6R5 b kel 6
R5 b kel 6
 
Modul logika matematika
Modul logika matematikaModul logika matematika
Modul logika matematika
 
Persamaan linear
Persamaan linear Persamaan linear
Persamaan linear
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
persamaan.pptx
persamaan.pptxpersamaan.pptx
persamaan.pptx
 
Kalkulus 1-Mkul
Kalkulus 1-MkulKalkulus 1-Mkul
Kalkulus 1-Mkul
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
 
83047338 modul2
83047338 modul283047338 modul2
83047338 modul2
 
Kel 1 bilangan
Kel 1 bilanganKel 1 bilangan
Kel 1 bilangan
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
Persamaan dan Pertidaksamaan KuadratPersamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
 

Teori otomata dan bahasa

  • 1. Matematika Dasar Teori Himpunan Relasi Logika Graph kelompok : Hilyas Nugraha 12651081 Valdi Adrian Abrar 12651086 Nur Rohman 12651102
  • 2. Teori Himpunan  Himpunan adalah kumpulan dari obyek. Contoh : kumpulan dari 4 huruf a,b,c dan d merupakan himpunan, dimana ditulis sbb: L = { a, b, c, d } Untuk mengindikasikan bahwa x merupakan anggota dari himpunan S, kita tulis x ∈ S, sedang y bukan merupakan anggota himpunan S, kita tulis y ∉ S
  • 3. Cara Penulisan Himpunan  Mendaftarkan semua anggotanya Contoh: A = {a,e,i,o,u} B = {2,3,5,7,11,13,17,19}  Menyatakan sifat yang dimiliki anggotanya Contoh: A = Himpunan vokal dalam abjad latin B = Himpunan bilangan prima yang kurang dari 20  Menggunakan notasi pembentuk himpunan Contoh: P = {x | x himpunan bilangan asli antara 7 dan 15} (Maksudnya P = {8,9,10,11,12,13,14}) Q = { t | t biangan asli} (Maksudnya Q = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,…}
  • 4. Definisi – Definisi dari Teori Himpunan Himpunan Universal : seluruh elemen yang mungkin ada U = { 1 , … , 10 }
  • 5. Definisi-definisi pada Teori Himpunan  Himpunan bagian (subset) Jika setiap anggota himpunan A juga merupakan anggota dari himpunan B, maka dapat dikatakan bahwa A merupakan ‘himpunan bagian’ dari B, maka ditulis A ⊆ B.  Contoh : A = {1,3,5} dan B = {0,1,2,3,4,5,6}. Maka A⊆B.
  • 6. Definisi-definisi pada Teori Himpunan  Himpunan disjoint Jika setiap anggota himpunan A bukan merupakan anggota dari himpunan B, maka dapat dikatakan bahwa A bukan merupakan ‘himpunan bagian’ dari B  Contoh : A = {1,2,3} dan B = {5,6}. Maka A B = ∅
  • 7. Definisi-definisi pada Teori Himpunan  Himpunan Kosong Merupakan himpunan yang tidak mempunyai anggota, dilambangkan dengan “∅” atau { } ∅ = {} S ∪ ∅ = S S ∩ ∅ = ∅ ∅ = Universal set S - ∅ = S ∅ - S = ∅
  • 8. Definisi-definisi pada Teori Himpunan  Cardinalitas Himpunan Untuk himpunan yang mempunyai nilai akhir A = { 2, 5, 7 } |A| = 3 (ukuran set/himpunan)
  • 9. Definisi-definisi pada Teori Himpunan  Powersets Powerset adalah Himpunan dalam himpunan S = { a, b, c } Powerset dari S = himpunan dari seluruh subsets S Observasi: 2s ={Ø,{a},{b},{c},{a,b},{a,c},{b,c},{a,b,c}}
  • 10. Operasi Himpunan  Gabungan (Union) Gabungan himpunan A dan B ditulis dengan A ∪ B adalah suatu himpunan yang anggotanya berada di A atau berada di B. Jadi A ∪ B = { x | x ∪ A atau x ∪ B }  Contoh: A = {1,2,3} dan B = {2,3,4,5}. Maka A ∪ B = {1,2,3,4,5}
  • 11. Operasi Himpunan  Irisan (Intersection) Irisan himpunan A dan B ditulis dengan A B adalah suatu himpunan yang anggotanya berada di A dan juga berada di B. Jadi A ∩ B = { x | x ∩ A dan x ∩ B } Contoh: A = {1,2,3} dan B = {2,3,4,5}. Maka A ∩ B = {2,3}
  • 12. Operasi Himpunan  Selisih (Difference) Selisih himpunan antara himpunan A dan himpunan B ditulisdengan A–B, dimana himpunan yang terdapat pada himpunan A tetapi tidak terdapat pada himpunan B. Jadi A-B = { x | x ∈ A atau x ∉ B } Contoh : A = {1,2,3} dan B = {2,3,4,5}. Maka A-B = {1}
  • 13. Operasi Himpunan Komplemen Komplemen dari A ditulis dengan “A“ adalah himpunan yang anggotanya berada dalam himpunan semesta tetapi bukan berada di A. Jadi A = { x | x ∈ S, x ∉ A } U={1,2,3,...7}. Jika A = {1,2,3} maka A = {4,5,6,7}
  • 14. Cartesian Product  Perkalian antar himpunan A = { 2, 4 } B = { 2, 3, 5 } A X B = { (2, 2), (2, 3), (2, 5), ( 4, 2), (4, 3), (4, 5) } | A X B |= |A|.|B| → 2 . 3 → 6
  • 15. Relasi  Relasi antar himpunan S dan T adalah himpunan dari pasangan berurutan (s,t) dimana: s ∈ S (s Anggota dari S) t ∈ T  Himpunan dari elemen pertama di sebut “DOMAIN” dari relasi.  Himpunan dari elemen kedua disebut “RANGE” dari relasi.
  • 16.  • Misal S={a,b,c,d,e} dan  T={w,x,y,z}  • Relasi yang terjadi:  R={(a,y),(c,w),(c,z),(d,y)}
  • 17. Logika adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran (pemikiran yang masuk akal). Logika matematika adalah ilmu yang digunakan untuk menentukan nilai kebenaran dari suatu pernyataan atau penarikan kesimpulan berdasarkan aturan- aturan dasar yang berlaku. Logika Dalam logika Matematika dikenal istilah: • Kalimat pernyataan • Kalimat bukan pernyataan • Kalimat terbuka
  • 18. Operasi logika & PERNYATAAN MAJEMUK Pernyataan majemuk adalah pernyataan yang dibentuk dari beberapa pernyataan tunggal yang dirangkai dengan menggunakan kata hubung dalam suatu operasi logika. Beberapa operasi logika tersebut adalah : a. Negasi (ingkaran/ tidak) b. Disjungsi (atau) c. Konjungsi (dan) d. Implikasi (jika... maka...) e. Biimplikasi (... jika dan hanya jika ...) NEGASI BIIMPLIKASI DISJUNGSI KONJUNGSI IMPLIKASI
  • 19. negasi p ~p B S S B Contoh: p: 7 adalah bilangan prima , maka ~p: 7 bukan bilangan prima q : 3+2 sama dengan 6 , maka ~q: 3+2 tidak sama dengan 6 Tabel kebenarannya : Jika p merupakan sebuah pernyataan, maka ingkaran atau negasi dari p ditulis dengan lambang ~p.
  • 20. DISJUNGSI p q B B S S B S B S B B B S qp Disjungsi adalah gabungan dari dua pernyataan yang dirangkai dengan menggunakan kata hubung atau. Disjungsi pernyataan p dan pernyataan q, ditulis dengan lambang: Disjungsi p ν q bernilai benar jika salah satu p atau q atau keduanya adalah benar; disjungsi bernilai salah hanya jika p dan q bernilai salah. Tabel kebenaran disjungsi sebagai berikut: qp dibaca p atau q
  • 21. CONTOH disjungsi p : Saya rajin belajar q : Saya lulus UN pvq : Saya rajin belajar atau saya lulus UN p : 2 adalah bilangan prima q : 2 adalah bilangan genap pvq : 2 adalah bilangan prima atau 2 adalah bilangan genap p : Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15 q : 15 adalah bilangan prima pvq : Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15 atau 15 adalah bilangan prima p : 15 adalah bilangan prima q : Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15 pvq : 15 adalah bilangan prima atau faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15 p : 9 adalah bilangan prima q : 9 adalah bilangan genap pvq : 9 adalah bilangan prima atau 9 adalah bilangan genap (benar) (benar) (benar) (benar) (salah) (benar) (salah) (benar) (benar) (salah) (salah) (salah) 1. 2. 3. 4. 5.
  • 22. p q B B S S B S B S B S S S Konjungsi Konjungsi adalah pernyataan yang dibentuk dari dua pernyataan yang dirangkai dengan kata hubung dan. Konjungsi pernyataan p dan pernyataan q, ditulis dengan lambang: qp Dibaca p dan q Konjungsi bernilai benar jika p dan q keduanya adalah benar; konjungsi bernilai salah jika salah satu p atau q (atau keduanya) adalah salah. Tabel kebenarannya adalah: qp
  • 23. CONTOH Konjungsi p : Pagi ini udaranya segar q : Matahari bersinar terang p˄q : Pagi ini udaranya segar dan matahari bersinar terang p : 2 adalah bilangan prima q : 2 adalah bilangan genap p˄q : 2 adalah bilangan prima dan 2 adalah bilangan genap p : Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15 q : 15 adalah bilangan prima p˄q : Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15 dan 15 adalah bilangan prima p : 15 adalah bilangan prima q : Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15 p˄q : 15 adalah bilangan prima dan faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15 p : 9 adalah bilangan prima q : 9 adalah bilangan genap p˄q : 9 adalah bilangan prima dan 9 adalah bilangan genap (benar) (benar) (benar) (benar) (salah) (salah) (salah) (benar) (salah) (salah) (salah) (salah) 1. 2. 3. 4. 5.
  • 24. IMPLIKASI p q B B S S B S B S B S B B qp Implikasi atau Kondisional adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari dua pernyataan p dan pernyataan q dalam bentuk jika p maka q. Implikasi jika p maka q ditulis dengan lambang: qp Dibaca jika p maka q atau p hanya jika q q jika p p syarat cukup bagi q q syarat perlu bagi p Tabel kebenaran implikasi adalah sebagai berikut:
  • 25. CONTOH Implikasi p : Kamu lulus ujian q : Kamu diberi hadiah : Jika kamu lulus ujian maka kamu diberi hadiah p : 2 adalah bilangan genap q : 2 + 3 adalah 5 : Jika 2 adalah bilangan genap maka 2 + 3 adalah 5 p : 2 adalah bilangan genap q : 2 + 3 adalah 7 : Jika 2 adalah bilangan genap maka 2 + 3 adalah 7 p : 2 + 3 adalah 7 q : 2 adalah bilangan genap : Jika 2 + 3 adalah 7 maka 2 adalah bilangan genap p : 2 + 3 adalah 7 q : 2 adalah bilangan ganjil : Jika 2 + 3 adalah 7 maka 2 adalah bilangan ganjil (benar) (benar) (benar) (benar) (salah) (salah) (salah) (benar) (benar) (salah) (salah) (benar) 1. 2. 3. 4. 5. qp qp qp qp qp
  • 26. BIIMPLIKASI p q B B S S B S B S B S S B qp Biimplikasi atau disebut juga Bikondisional adalah hubungan pernyataan- pernyataan p dan q yang dituliskan sebagai berikut: qp dibaca : p jika dan hanya jika q Jika p maka q dan jika q maka p p syarat perlu dan cukup bagi q q syarat perlu dan cukup bagi p Tabel kebenaran
  • 27. CONTOH biImplikasi p : Kucing termasuk karnivora q : Kucing pemakan daging : Kucing termasuk karnivora jika dan hanya jika kucing pemakan daging (benar) (benar) (benar) (benar) (salah) (salah) (salah) (benar) (salah) (salah) (salah) (benar) 1. 2. 3. 4. 5. p : 2 adalah bilangan genap q : 2 x 3 = 6 : 2 adalah bilangan genap jika dan hanya jika 2 x 3 = 6 p : 2 adalah bilangan genap q : 2 x 3 = 5 : 2 adalah bilangan genap jika dan hanya jika 2 x 3 = 5 p : 2 adalah bilangan ganjil q : 2 x 3 = 6 : 2 adalah bilangan ganjil jika dan hanya jika 2 x 3 = 6 p : 2 adalah bilangan ganjil q : 2 x 3 = 5 : 2 adalah bilangan ganjil jika dan hanya jika 2 x 3 = 5 (benar) (benar) (benar)qp qp qp qp qp
  • 28. Graph Secara matematis, graph didefinisikan sebagai berikut: Graph G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E) yang dalam hal ini: V = himpunan tidak-kosong dari simpul-simpul (vertices atau node) = {v1,v2, ... , vn} E = himpunan sisi (edges atau arcs) yang menghubungkan sepasang simpul = {e1,e2, ..., en} atau dapat ditulis singkat notasi G = (V,E) Menyatakan bahwa V tidak boleh kosong, sedangkan E boleh kosong. Jadi, sebuah graph dimngkinkan tidak mempunyai sisi satu buah pun. Tetapi simpulnya harus ada, minimal satu. Graph yang hanya mempunyai satu buat simpul tanpa sebuah sisi pun dinamakan graf trivial.
  • 29. Simpul pada graph dapat dinomori dengan huruf seperti a, b, c, ..., dengan bilangan asli 1, 2, 3, ..., atau gabungan keduanya. Sedangkan sisi yang menghubungkan simpul vi dengan simpul vj dinyatakan dengan pasangan (vi, vj) atau dengan lambang e1, e2, ... Dengan kata ain jika e adalah sisi yang menghubungkan simpul vi dengan vj, maka e dapat ditulis sebagai: e = (v1,vj) Tiga buah graph (a) graph sederhana , (b) graph ganda dan (c)graph semu
  • 30. Gambar di atas memperlihatkan tiga buah graph G1,G2, dan G3. G1 adalah graph dengan himpunan simpul V dan himpunan E adalah V = {1,2,3,4} E = {(1,2),(1,3),(2,3),(2,4),(3,4)} G2 adalah graph dengan himpunan simpul V dan himpunan sisi E adalah: V = {1,2,3,4} E = {(1,2),(2,3),(1,3),(1,3),(2,4),(3,4),(3,4)} -> Himpunan Ganda = {e1,e2,e3,e4,e5,e6,e7} G3 adalah graph dengan himpunan simpul V dan himpunan sisi E adalah: V = {1,2,3,4} E = {(1,2),(2,3),(1,3),(1,3),(2,4),(3,4),(3,4),(3,3)} -> Himpunan ganda = {e1,e2,e3,e3,e4,e5,e6,e7,e8} Pada G2, sisi e3 = (1,3) dan sisi e4 = (1,3) dinamakan sisi-ganda karena kedia sisi ini menghubung dua buah simpul yang sama, yaitu simpul 1 dan simpul 3. pada G3, sisi e8 = (3,3) dinamakan gelang atau loop karena ia berawal dan berakhir pada simpul yang sama
  • 31.
  • 32. Contoh Graph  Misalkan : V = {1,2,3,4} dan E = {e₁, e₂, e₃, e₄, e₅} dengan ℓ didefinisikan sbb: ℓ (e₁) = ℓ (e₅) = {1,2} ℓ (e₂) = {4,3} ℓ (e₃) = {1,3} ℓ (e₄) = {2,4}
  • 33. • Graph untuk G ={V,E} sbb:
  • 34. Definisi-definisi dalam Graph  Derajat dari node: derajat dari suatu node dihitung dari jumlah busur yang terhubung dengan node itu. Contoh derajat node 1 adalah 3.  Grap terhubung: jika setiap pasang simpul x dan y, terdapat lintasan dari simpul x ke simpul y.  Panjang lintasan: banyaknya sisi yang dilalui lintasan tsb.
  • 35. Definisi-definisi dalam Graph  Lintasan: urutan node, atau sisi yang dibentuk dari satu simpul ke simpul yang lain (rangkaian node yang terhubung dengan busur).
  • 36. Definisi-definisi dalam Graph  Path: lintasan dimana tidak ada node yang diulang
  • 37. Definisi-definisi dalam Graph  Sirkuit/cycle: lintasan yang memiliki node awal dan node akhir yang sama (lintasan yang kembali ke node awal).