Teks ini berisi 3 anekdot dari berbagai bidang yaitu hukum, politik, dan pendidikan. Anekdot pertama menceritakan tentang pertanyaan mahasiswa terhadap dosen mengenai kepanjangan KUHP dan jawaban lucu dari mahasiswa lain. Anekdot kedua berisi percakapan presiden dengan ratu inggris mengenai cara mempertahankan hormat rakyat, dan percobaan presiden menanyai staffnya dengan soal serupa. Anekdot ketiga mencerit
Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan 34 Provinsi.
Menunjukan dan menjelaskan tiap provinsi dengan masing-masing keanekaragamannya seperti rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas daerah dan bahasa daerah.
Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan 34 Provinsi.
Menunjukan dan menjelaskan tiap provinsi dengan masing-masing keanekaragamannya seperti rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas daerah dan bahasa daerah.
menilai buku fiksi dan non fiksi (membandingkan buku fiksi dan non fiksi)safira intan
Â
berisi tentang penilaian dan perbandingan terhadap buku "sebelas patriot" yang merupakan buku fiksi dan buku "jadi penulis fiksi? gampang kok!" yang merupakan buku nonfiksi
menilai buku fiksi dan non fiksi (membandingkan buku fiksi dan non fiksi)safira intan
Â
berisi tentang penilaian dan perbandingan terhadap buku "sebelas patriot" yang merupakan buku fiksi dan buku "jadi penulis fiksi? gampang kok!" yang merupakan buku nonfiksi
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh , arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. TEKS ANEKDOT 3 BIDANG
A. ANEKDOT HUKUM
Kuhp
Seorang dosen Fakultas Hukum sedang memberi kuliah Hukum Pidana, saat tiba
sesi tanya-jawab si Ali bertanya pada pak dosen, apa kepanjangan daripada KUHP
pak…?. Lalu pak dosen tidak menjawab sendiri melainkan dilemparkannya pada si
Ahmad. ‘Saudara Ahmad, coba saya dibantu untuk menjawab pertanyaan saudara Ali’,
pinta pak dosen. Lalu dengan tegas si Ahmad menjawab, ‘Kasih Uang Habis Perkara
pak…!!!’, tegasnya. Mahasiswa lain tentu pada ketawa, sedang pak dosen geleng-
geleng kepala, seraya menambahkan pertanyaan pada si Ahmad, ‘saudara Ahmad,
darimana saudara tahu jawaban itu?!!’. Dasar si Ahmad, pertanyaan pak dosen
dijawabnya pula dengan tegas, ‘peribahasa Inggris mengatakan pengalaman adalah guru
yang terbaik pak…!!!.
Bikin Undang-Undang
Dodi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia berdomisili di
sebuah kota. Suatu pagi yang lengang Dodi diajak cari sarapan, mereka naik mobil,
tentu Allan yang nyopir. Di perempatan jalan, waduh…, lampu merah menyala, tapi
Allan melaju terus, maka itu Dodi menegor sepupunya itu.
Dodi : Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?!
Allan : Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin Undang-undang kok…!,
jawabnya santai..
Dodi : Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu DPR plus
Pemerintah?!
Allan : (Meminggirkan mobilnya)
Dodi : Mengapa meminggir?!
Allan : Mau menjawab pertanyaanmu!!, jawabnya ketus.
Dodi : Mengapa harus meminggir?!
Allan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang
tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya berkata): Ini jawabannya!!
Sambil menancapkan gas…
2. Dodi : Oh…!!!
B. ANEKDOT POLITIK
Kunjungan Presiden
Ada suatu waktu Presiden RI melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris,
beliau pun diterima secara resmi oleh Ratu Inggris dalam acara jamuan minum teh.
Presiden mempunyai ketertarikan terhadap kepemimpinan monarki Inggris yang sangat
dihormati rakyatnya, beliau pun bertanya pada Sri ratu :
Presiden : "Jika boleh saya bertanya kepada paduka Ratu, bagaimana caranya anda
bisa mempertahankan rasa hormat rakyat anda terhadap monarki yang
mulia ?"
Sri Ratu : "Itu mudah saja tuan Presiden, dalam mengambil keputusan, monarki
selalu dikelilingi orang-orang yang pintar untuk bisa dimintai
pendapatnya"
Karena Presiden masih terlihat kebingungan, Ratu meletakan gelas tehnya dan
berkata lagi :
Sri Ratu : "Anda masih bingung?, ini saya coba demonstrasikan"
Ratu mengambil telepon dan menelepon Downing Street untuk menghubungi
Perdana Menteri :
Sri Ratu : "Halo David, saya ingin mengajukan pertanyaan ujian untuk anda"
PM Inggris : "Keinginan yang mulia adalah perintah bagi saya, silahkan Paduka"
Sri Ratu : "Ayahmu punya anak, Ibumu punya anak. Anak itu bukan kakakmu dan
bukan pula adikmu, siapakah anak itu ?"
PM Inggris : "Anak itu adalah saya yang mulia"
Sri Ratu : "Bagus !, pintar kamu"
Ratu meletakan telepon dan memandang Presiden melihat reaksinya, Presiden
RI mengerti dan terlihat mangut-mangut. Sepulangnya ke tanah air, Presiden langsung
mencoba cara Ratu mengetes kepintaran orang-orang yang dia mintai pendapat.
Beliaupun dengan segera mengumpulkan para staff khusus dan staff ahli di
kediamannya, bertanyalah Presiden :
Presiden : "Ayahmu punya anak, ibumu punya anak. Anak itu bukan Kakakmu dan
bukan pula adikmu, siapakah anak itu ?"
3. Ruangan pun bergemuruh oleh celotehan para staff presiden, setelah sekian lama
berunding tak dicapai kesepakatan jawaban. Salah seorang staff ahli memberanikan diri
berkata :
Staff Ahli : "Pak Presiden, bolehkah kami meminta waktu tambahan untuk
merundingkan jawabannya ?"
Presiden : "Silahkan, saya tinggal tidur dulu. Besok pagi kalian harus mendapatkan
jawaban yang bisa memuaskan saya, selamat malam !"
Karena takut ini merupakan pertanyaan jebakan dan jawabannya salah, seorang
staff Presiden memutuskan untuk menelepon orang kepercayaan Presiden yaitu Menteri
Sekretaris Negara, setelah di jelaskan pertanyaan Presiden oleh Staff, Mensesneg
dengan nada marah karena tidurnya terganggu menjawab dengan ketus :
Mensesneg : "Kalian ini bener-bener kumpulan orang gobl0g !, jika anak itu bukan
kakak aku dan bukan pula adiku, anak itu jelas adalah aku !!"
Brak !!, teleponpun dibanting mensesneg. Para Staff terlihat sangat puas
mendapat jawaban. Bangun dari tidur Presiden mendatangi kumpulan staff-nya, dan
bertanya :
Presiden : "Bagaimana, dilihat dari muka kalian tampaknya sudah punya
jawabannya ?"
Salah seorang staff Presiden : "Sudah pak, anak itu adalah pak Mensesneg !"
Mendapat jawaban seperti itu tanpa berkata apapun Presiden ngeloyor lagi
kekamar tidur, sambil berharap ini semua cuman mimpi buruk.
Profesi Anak Ibu Penjual Kue
Bapak Presiden hendak membeli kue dan bertanya pada ibu tua penjual kue di
dekat jalan.
Bpk : "Sudah berapa lama jualan kue?"
Ibu : "Sudah hampir 30 tahun."
Bpk : "Terus anak ibu mana, kenapa tidak ada yang bantu?"
Ibu : "Anak saya ada 4, yang ke-1 di KPK, ke-2 di POLDA, ke-3 di Kejaksaan dan
yang ke-4 di DPR, jadi mereka sibuk sekali pak..."
Bapak Presiden kemudian menggeleng-gelengkan kepala karena kagum... Lalu,
berbicara kesemua hadirin yang menyertai beliau, "Meskipun hanya jualan kue, ibu ini
4. bisa menjadikan anaknya sukses dan jujur tidak korupsi... karena kalau mereka korupsi,
pasti kehidupan Ibu ini sudah sejahtera dan tinggal dirumah mewah..."
Bpk : "Apa jabatan anak di POLDA, KPK, KEJAKSAAN dan DPR?"
Ibu : "Sama... jualan kue juga..."
Bapak presiden pun tercengang akan jawaban yang di berikan ibu penjual kue.
Situasi kembali normal dan bapak presiden kembali membawa kue ke kantornya.
C. ANEKDOT PENDIDIKAN
Susahnya Jadi Guru di SMA Minus
Kalau tidak salah, kemarin hari guru. Minggu lalu, saya juga dapat kesempatan
memberikan materi pelatihan jurnalistik di sebuah sekolah swasta di kawasan Surabaya
Utara. Sekolah swasta yang tergolong minus. Baik minus uang, karena murid-muridnya
kelas tengah-bawah, pun minus otak.
Minus otak ini yang susah. Karena itu, antusiasme mengikuti pelajaran hampir
tidak ada. Ketika sang guru ngomong di depan, mereka bicara sendiri. Dipancing
guyonan, lawakan kecil, juga kayaknya gak mempan. Diputarkan film pendek ya
dilihat, tapi kurang membantu menambah pengertian anak-anak itu.
Pembicara senior, yang paling ahli melawak, pun rupanya gak ngefek. Padahal,
biasanya acara serupa di tempat lain sangat meriah. Anak-anak begitu antusias, banyak
bertanya, angkat tangan memotong pembicaraan yang dianggap kurang jelas, dan
sebagainya.
"Waduh, Cak, kayaknya kita berhadapan dengan para siswa SMA yang kualitasnya
sangat parah," kata saya kepada pembicara pertama. "Kayaknya jurus kita sudah habis
untuk menghidupkan acara."
"Sing sabar ae, Cak! Jadi guru itu memang gak gampang," kata teman saya seraya
tertawa kecil. Juancuk tenan!
Dari pengalaman ini, makin sadarlah saya bahwa para pelajar SMA di Surabaya
dan sekitarnya ternyata punya kadar kecerdasan yang berbeda-beda. Bahkan sangat
jomplang. Ada pelajar yang juara olimpiade internasional, jagoan matematika, fisika,
kimia, pelajaran apa saja lancar. Tapi, sebaliknya, banyak pelajar di SMA-SMA tertentu
yang membutuhkan penanganan khusus.
5. Sudah sering saya masuk keluar SMA/SMK untuk memberi semacam
pembekalan atau wawasan singkat tentang jurnalistik. Tapi baru kali ini saya merasakan
betapa susahnya mengajari anak-anak muda itu. Teman-teman saya pun merasakan hal
yang sama. Padahal, guru-guru setempat mengatakan bahwa peserta pelatihan ini murid-
murid pilihan.
Bulan lalu saya juga mengisi di SMA Al-Islam, Krian, Sidoarjo. Wuih, cerdas
bukan main anak-anak muda itu. Sangat nyambung, interaktif, rajin bertanya, kritis,
bahkan sudah seperti mahasiswa saja. Saking antusiasnya, para pemateri
memperpanjang acara karena memang asyik. Tidak rugi kita bicara di depan anak-anak
seperti itu meskipun tidak dibayar sepeser pun.
Saya kemudian membayangkan betapa susahnya para guru di sekolah-sekolah
yang muridnya seperti SMA di Surabaya Utara itu. Sudah minus bayaran, karena SPP
yang masuk sedikit, yayasan tidak kuat, dia harus menghadapi anak-anak yang
kayaknya tidak berniat sekolah. Tidak punya antusiasme mengikuti pelajaran.
Syukurlah, guru-guru itu masih punya idealisme untuk mengabdi di sekolah papan
bawah itu.
Sebaliknya, betapa beruntungnya guru-guru yang mengajar di sekolah-sekolah
yang muridnya tergolong bibit unggul. Sebut saja SMA-SMA Negeri kompleks
Surabaya, SMA Sint Louis, SMA Santa Maria, SMA Muhammadiyah Pucang, SMA-
SMA Petra, atau katakanlah SMA Al-Islam Krian. Guru-guru di sekolah yang
pelajarnya memang punya bakat kecerdasan dari sananya justru membuat guru-gurunya
antusias mengajar dan terus menambah ilmunya.
Atau, jangan-jangan para guru SMA punya resep khusus untuk membuat pintar
anak-anak didiknya di sekolah minus meski (maaf) IQ-nya payah? Cobalah sekali-sekali
ada program pertukaran guru antarsekolah di Surabaya. Guru-guru di SMA favorit
kayak SMA kompleks, Sinlui, Santa Maria, Muhammadiyah Pucang... disuruh mengajar
di SMA-SMA minus (seperti di Surabaya Utara itu). Dan, sebaliknya guru-guru SMA
minus mengajar di sekolah-sekolah favorit.
6. Lulus SMA Jaga Konter
Untuk kesekian kalinya saya tertegun membaca pengumuman di depan pintu
saat nggowes pagi. Kali ini di depan Wisma Melodia, kursus musik dan pusat penjualan
alat-alat musik di Surabaya.
Rupanya dia tengah mencari karyawan baru untuk jaga konter (admin). Syarat
utama: lulusan SMA+. Jadi, bukan sekadar SMA thok tapi ada plusnya. Ijazah paling
rendah SMA.
Sarjana S1 tentu lebih baik. S2 pasti tidak mau kerja jaga konter, hitung uangnya
orang selama 8-9 jam sehari. Menghadapi pembeli yang karakternya macam-macam.
Saya juga biasa ngobrol dengan beberapa OB alias office boy di Surabaya. Semuanya
pasti lulusan SMA. Bahkan nilai-nilai mereka bagus. "Ya, terpaksa kerja gini dulu
sambil lihat peluang lain," kata si A.
"Siapa sih yang punya cita-cita jadi OB," si B menambahkan.
Karena itu, para OB ini biasanya tidak tahan lama. Bertahan enam bulan saja
sudah bagus. Ketika datang ke sebuah kantor top di kota pahlawan, saya pangling
karena OB-nya baru semua. Beberapa kenalan saya sudah tak ada lagi. Gerakan wajib
belajar yang digulirkan sejak Orde Baru sudah menghasilkan buahnya berupa ijazah-
ijazah sekolah lanjutan sampai sarjana. Di Jawa Timur, khususnya Surabaya, Malang,
Sidoarjo, Gresik, tak ada lagi anak usia di bawah 20 yang putus sekolah. Apalagi tidak
sekolah.
Sebab pemerintah kota menjamin semua warganya bersekolah sampai SMA atau
SMK. Beda banget dengan di NTT yang tidak punya program seperti ini. Di NTT,
khususnya Flores Timur, Lembata, Adonara, Solor, Alor, Pantar, pendidikan massal
yang tinggi belum begitu dipentingkan. Wajib belajar SD memang sudah berhasil tapi
sebagian murid tidak lulus. Dus, tidak punya ijazah. Buat apa ijazah macam-macam
kalau sudah ada lowongan pekerjaan yang menunggu di Malaysia Timur? Orang Flores
Timur sudah akrab dengan Sabah, Tawau, Sandakan, Kuching.. jauh sebelum Malaysia
merdeka. "Dulu saya ikut babat alas di Sabah. Sekarang Sabah sangat modern, padahal
awal 70an masih hutan kayak desa biasa," kata Ama Kalu, orang Lembata yang tinggal
di Malang. Dia punya kebiasaan yang aneh, yaitu rajin terapi urine setiap hari. Terapi
air ajaib ini, katanya, membuat dia awet muda, lebih kuat, tidak botak, sehat kembali.
7. Saya suka dengar cerita tentang Malaysia Timur dan komunitas Flores di sana.
Saking banyaknya, orang NTT ini punya semacam kampung dan mengembangkan
budaya sendiri kayak di kampung halaman. Seperti mengadakan kontas gabungan atau
doa rosario keliling setiap bulan Mei dan Oktober.
Nah, karena tak punya ijazah SD, apalagi SMA, anak-anak muda Flores Timur
tidak berani merantau di Jawa. Karena pekerjaan apa pun di Jawa membutuhkan ijazah
SMA+. Mungkin hanya tukang kebun atau pembantu rumah tangga saja yang boleh di
bawah SMA. Yang pasti, seorang pembantu muda di Ngagel yang saya kenal berijazah
SMA.
Saya juga belum sempat survei apakah pekerja-pekerja seks di Dolly atau
Sememi juga minimal SMA. Yang jelas, sebuah media terkenal baru saja memuat berita
bahwa sebagian besar pelacur itu lulusan SMA. "Yang kurang sekolah itu ya di Jarak
itu," kata teman saya yang pernah melakukan survei di kawasan lampu merah itu.
Omong-omong soal SMA, saya selalu terkesan dengan para alumni SMA Sin Chung
dan Chung Chung di Surabaya dan SMA Ma Chung di Malang. Mereka sangat sering
mengadakan temu kangen, bakti sosial, nyanyi Tionghoa, dan sebagainya. Saya pun
baru saja ikut acara blusukan Chung Chung alias CHHS di Surabaya.
Luar biasa para alumni sekolah-sekolah Tionghoa yang ditutup Orde Baru pada
1966-67 itu! Hampir semuanya jadi big boss di kotanya masing-masing. Ada yang
punya lima pabrik, 6 perusahaan, bahkan puluhan perusahaan. Padahal, sebagian alumni
ini tidak punya ijazah SMA karena sekolahnya ditutup ketika mereka baru kelas satu
atau dua.
"Bagaimana bisa sekolah, wong sekolah saya tutup. Sementara waktu itu suasananya
sangat mencekam, khususnya warga Tionghoa seperti saya," kata pengusaha bermarga
Fu kepada saya.
Gara-gara tak punya ijazah SMA inilah dia dijegal teman satu partai ketika
menjadi caleg beberapa tahun lalu. Gagal nyaleg, Mr Fu malah makin kaya saja.
Showroom-nya makin besar, tiga rumah di sebelahnya dia beli untuk perluasan
showroom motor. Sebaliknya, si politikus yang dulu menjegal dia masuk penjara gara-
gara korupsi APBD. Keluar penjara ya miskin lagi.
Kok bisa ya lulusan SMA, bahkan protolan SMA, tempo doeloe bisa sebegitu
hebatnya di Indonesia? Bisa jadi bos-bos besar dengan ratusan hingga ribuan karyawan?
8. Bos-bos inilah yang kemudian menjadi penyandang dana atau pendiri universitas bagus
di berbagai kota. Contoh : alumni SMA Ma Chung bikin Universitas Ma Chung di
Malang.
Kok lulusan SMA sekarang, bahkan perguruan tinggi, hanya dicari untuk jaga
konter, admin, tukang terima telepon, OB, atau PRT? Iki jenenge wolak walike jaman!
Nuwun.